• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buletin Maya Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buletin Maya Indonesia"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Kebanyakan orang telah mengalami di saat-saat tertentu dalam hidup mereka sebuah interval waktu kedamaian internal yang mendalam, suatu saat ketika segalanya terlihat “berjalan lancar dan berjalan sesuai dengan apa adanya” Sebuah perasaan kebebasan internal dan kejernihan yang jelas juga berasosiasi dengan pengalaman ini. Kesadaran mengalir dengan bebas. Ekspresi puitis Takuan tentang keadaan ini sangatlah indah. Keinginan untuk mendengar lagi “suara dari tanpa suara” (sound of no sound) mungkin akan membawa seseorang kembali ke meditasi dan seperti juga penderitaan yang akan dapat mendorong mereka kembali ke meditasi. Sebuah ingatan akan keheningan yang jernih dan kedamaian yang berhubungan dengannya, akan terus membuat mereka berlatih kembali, pada saat kesulitan-kesulitan s e c a r a ta k t e r h i n d a r k a n b e r m u n c u l a n d i d a l a m m e d i ta s i .

Proses berpikir adalah salah satu dari kesulitan utama yang kita temui pada saat belajar meditasi. Berulang kali kita terbangun dari melayangnya pikiran yang membawa kita jauh dari kekinian (here and now). Waktu untuk meditasi kelihatan tersia-siakan. Bahkan ingatan-ingatan yang tidak begitu jelas seperti “bayang-bayang suara-suara atau gambaran-gambaran” akan juga terlupakan dengan cepat. Akan sangat menggoda untuk mencoba mengenyahkan secara total bentuk-bentuk pikiran ini dari praktik meditasi. Mendaras, ritual, visualisasi, senam yoga atau membangkitkan welas asih dapat bermanfaat besar, tetapi semua itu memiliki efek mengalihkan perhatian dari observasi pikiran. Ini akan membawa impresi bahwa tiada pemikiran; selain pendarasan, doa, dan sejenisnya yang sedang berlangsung [dalam Pergilah, oh... para bhikkhu, menyebarlah demi manfaat orang banyak, demi kebahagiaan

orang banyak, demi cinta kasih pada dunia ini, demi kesejahteraan dan kebahagiaan para dewa dan manusia. Hendaklah kalian tidak pergi berduaan ke tempat yang sama.

Ajarkanlah Dhamma yang indah pada awalnya, indah pada tengahnya dan indah pada akhirnya...

Buletin Maya Indonesia

(2)

Dharma

Kedai

pikiran kita]. Meditasi perhatian penuh berbeda dengan praktik latihan lainnya karena di kebanyakan waktu, ia mengurai apa yang ada dalam kesadaran/pikiran ketimbang berusaha menghadirkan/menambahkan sesuatu yang baru lagi di sana.

Banyak guru-guru meditasi Vipassanna kontemporer menggunakan teknik-teknik untuk mengalihkan perhatian dari bentuk-bentuk pikiran. Ini termasuk berusaha mencoba mencatat pemikiran pada saat dia muncul, secara mental mengatakan “berpikir, berpikir” untuk memberi label padanya. Pemikiran-pemikiran biasanya “takut muncul ke panggung” dan “dibekukan” pada saat dibombardir oleh pelabelan yang tanpa henti.

Teknik lain adalah mengarahkan perhatian kepada tubuh, atau napas sebagai cara pengalihan dari keterlibatan kita dalam bentuk-bentuk pikiran. Kebanyakan kita telah menjalani hidup mengandalkan terlalu banyak pada “kepala” kita (mengandalkan otak-logika) sehingga menjadi suatu pemberian yang sangat indah untuk kita menjadi mampu sepenuhnya menyadari akan jelasnya sensasi internal dan stimuli dari dunia eksternal [sebelum menganalisisnya dengan logika] ketika mereka memberi impak kepada indera-indera kita.

Apakah yang disebutkan dalam naskah-naskah buddhis awal tentang proses berpikir dan meditasi? Kebanyakan naskah-naskah ini membuat perbedaan yang jelas di antara dua jenis pemikiran. Mereka menggunakan istilah yang berbeda untuk keduanya. Jenis proses berpikir yang pertama disebut sebagai vitakka-vicâra. Kelihatannya seperti sebuah kejutan ketika menemukan bahwa vitakka (refleksi, pemikiran teraplikasi dan penelitian) dan vicâra (diskriminasi dan investigasi), [1] dianggap sebagai skill meditasi vipassanna yang esensial. Yang lebih penting lagi adalah bahwa refleksi dan diskriminasi tidak dianggap sebagai bagian yang terpisahkan dari praktik mengembangkan konsentrasi hening dan blisful (samâdhi).

Dan, Bhikkhu, apakah konsentrasi benar itu (samma-samâdhi)?

Ini adalah ketika seorang Bhikkhu – terundurkan dari kesenangan sensual, dari kualitas mental yang tidak bijak – masuk dan tinggal di dalam jhâna pertama: kebahagian dan kegiuran dari pengunduran diri, disertai dengan pemikiran yang terarahkan (vitakka) dan investigasi (vicâra) – Sutta Magga-vibhanga (Sebuah analisis dari Jalan), diterjemahkan oleh Bhikkhu Thanissaro –

Ini adalah sebuah penjelasan akan tahapan pertama dari meditasi konsentrasi yang dapat ditemukan hanya dengan sedikit variasi di dalam banyak Sutta awal yang berhubungan dengan meditasi. Tahapan-tahapan penyerapan (absorpsi) yang melampaui Jhâna pertama tidaklah mengandung proses berpikir ini, tetapi tahapan pertama dari konsentrasi

benar hampir pasti juga melingkupi proses berpikir ini. Konsentrasi benar adalah salah satu proses di dalam jalan mulia beruas delapan yang diajarkan Buddha sebagai cara untuk mencapai pembebasan dari penderitaan. Dua bagian dari empat bagian yang direkomendasikan di dalam meditasi kesadaran penuh (Empat Dasar Perhatian Penuh/ four stations of mindfulness) juga berhubungan dengan proses berpikir. Di bawah ini adalah rangkuman dari praktik yang diberikan Buddha sebagai sebuah tinjauan ulang akan ajarannya selama bulan-bulan terakhir kehidupannya.

Dan bagaimana seorang Bhikkhu hidup dapat menemukan pulau perlindungan untuk dirinya, …tanpa memiliki apa-apa lagi untuk berlindung? Di sini, Ananda, seorang Bhikkhu tinggal berlindung mengkontemplasikan tubuh ini sebagai tubuh, dengan rajin, sepenuhnya sadar dan meninggalkan semua kebisingan dan kegalauan dunia. Demikian juga dengan perasaan, pikiran dan obyek-obyek pikiran [2]

Tubuh hanyalah sebagai permulaan dan sungguh sayang bahwa banyak meditator Vipassanna hanya berhenti di sini. Daftar dari daerah pengalaman lain yang diinvestigasi di dalam meditasi diberikan di dalam Sutta Satipatthâna yang sering dipelajari. Perasaan ini termasuk keseluruhan daerah pengalaman sensual, non-sensual, nyaman, menyakitkan dan juga perasaan netral. Kontemplasi pikiran di dalam Sutta berarti kondisi mental: hadirnya atau lenyapnya distraksi, kontraksi, rasa bebas dan lainnya. Saya ragu bahwa daftar ini bermaksud untuk mencakup semua, tetapi cenderung untuk mengilustrasikan hal-hal utama yang harus dicermati. Dan akhirnya Sutta memberikan penjelasan tentang daerah yang luas yang disebut sebagai kontemplasi dari obyek-obyek pikiran. Di sini dipaparkan hal-hal yang berhubungan dengan resep Buddha untuk mencapai pembebasan dari penderitaan: Lima Rintangan, Tujuh Faktor Pencerahan, Jalan Mulia Beruas Delapan dan seterusnya. Meditator diarahkan untuk mengetahui/mengalami (pajânâti)hal-hal ini sedetil-detilnya.

Bentuk lain proses berpikir yang sering disebut dalam naskah awal buddhis disebut sebagai papañca. Di sini ide yang mendasarinya adalah proliferasi (pembiakan proses berpikir yang tak terkontrol). Selalu ada semacam hasrat/niat, sebagaimana halusnya, yang mendorong papañca dan membuatnya menjadi berkembang. Papañca adalah proses berpikir yang disebut sebagai pikiran “monyet”. Pikiran ini “ribut dan galau” akan keduniawian. Ini proses pikiran yang obsesif. Ini adalah jalinan tali dari asosiasi/pembandingan yang berjalan terus menerus tanpa henti. Ini adalah proses formasi konsep-konsep dan fantasi yang membawa pikiran jauh dari kenyataan pengalaman yang ril.

Sangat mudah untuk terjatuh ke dalam kebiasaan memberikan kategori ke semua bentuk pikiran sebagai Papañca ketimbang menemukan cara untuk bekerja dengan

(3)

Syair

Syair

proses berpikir dan belajar untuk menilai/merasa kapan investigasi obyek pikiran ini bisa bermanfaat. Kepercayaan bahwa pikiran yang investigatif adalah “di luar jalur” akan membawa kita untuk mengandalkan terlalu banyak kepada observasi pasif: hanya mengamati parade proses mental yang berlalu-lalang. Keputusan akan obyek observasi dan juga kepercayaan akan apa meditasi itu juga tentu saja merupakan proses berpikir.

Sebagai sebuah tugas pertama untuk menjadi ahli dan nyaman di dalam menggunakan proses berpikir dalam meditasi, cobalah untuk melakukan refleksi dan investigasi. Ini akan membutuhkan anda untuk melihat ke belakang akan apa yang telah terjadi, tidak hanya bertumpu pada momen kekinian secara terus menerus. Jika anda memiliki kesulitan mengingat apa yang terjadi, anda mungkin bisa menggunakan label yang mendasar seperti catatan-catatan. Satu ada dua kata saja sudah dapat memperbaiki ingatan kita.

Karena mencatat atau memberi label dapat berinterferensi dengan mengalirnya meditasi, gunakanlah apa yang benar-benar anda butuhkan untuk mengingat. Pada tahap ini jangan terlalu memusingkan akurasi kata-kata. Di kemudian hari pada saat kita meneliti runtutan kejadian dalam meditasi, akurasi kata-kata akan menjadi lebih penting. Gunakanlah kata-kata yang memiliki arti langsung untuk anda, bukan istilah-istilah teoritis. Beberapa orang memahami dengan menggunakan gambar ketimbang kata-kata. Kebanyakan, sejauh mana kita dapat secara sadar membedakan pengalaman-pengalaman kita dan emosi-emosi kita berhubungan langsung dengan kemampuan untuk menemukan kata-kata yang tepat.

Jika anda telah menggunakan investigasi sejenis ini ke dalam latihan anda, lakukanlah dengan kesadaran yang lebih penuh. Anda akan berada dalam posisi untuk mengevaluasi apakah meditasi duduk anda telah diperkaya dan lebih produktif. Perhatikan pada saat vitakka-vicâra terperosot menjadi papañca, seperti yang biasanya cenderung terjadi. Jangan menyalahkan anda jika anda jatuh ke dalam papañca, hanya sekedar dengan lembut membawanya kepada momen kekinian.

Naskah asli dapat diakses di:

http://www.meditationproject.org/thinking_thinking.html

Ia yang selalu menghormati dan menghargai orang yang lebih tua, kelak akan memperoleh empat hal, yaitu: umur panjang, kecantikan, kebahagiaan dan kekuatan.

Walaupun seseorang hidup seratus tahun, tetapi memiliki kelakuan buruk dan tak terkendali, sesungguhnya lebih baik adalah kehidupan sehari dari orang yang memiliki sila dan tekun bersamadhi.

Walaupun seseorang hidup seratus tahun, tetapi tidak bijaksana dan tak terkendali, sesungguhnya lebih baik adalah kehidupan sehari dari orang yang bijaksana dan tekun bersamadhi.

Walaupun seseorang hidup seratus tahun, tetapi malas dan tidak bersemangat, maka sesungguhnya lebih baik kehidupan sehari dari orang yang berjuang dengan penuh semangat.

Walaupun seseorang hidup seratus tahun, tetapi tidak apat melihat timbul tenggelamnya segala sesuatu yang berkondisi, sesungguhnya lebih baik kehidupan sehari dari orang yang dapat melihat timbul tenggelamnya segala sesuatu yang berkondisi.

Walaupun seseorang hidup seratus tahun, tetapi tidak dapat melihat Keadaan Tanpa Kematian (Nibbana), sesungguhnya lebih baik kehidupan sehari dari orang yang dapat melihat Keadaan Tanpa Kematian.

Walaupun seseorang hidup seratus tahun, tetapi tidak dapat melihat Kebenaran Luhur, sesungguhnya lebih baik kehidupan sehari dari orang yang dapat melihat Kebenaran Luhur.

(4)

Pembicaraan tentang meditasi adalah tidak sama dengan mempraktekkan meditasi. Kadang-kadang kita membutuhkan beberapa petunjuk dalam melakukan

meditasi, karena kita tidak selalu mengetahui bagaimana cara untuk bermeditasi. Oleh karena itu, pada malam hari ini saya akan mengajarkan kalian cara untuk bermeditasi. Duduklah dengan tenang dan dengarkan instruksi-instruksi berikut dengan baik. Sebelum memulai latihan meditasi yang akan saya ajarkan ini, kita akan melaksanakan Metta Bhavana (Pengembangan Cinta-Kasih Universal), dan setelah itu kita aka berlatih Anapanasati Bhavana atau Pengembangan Kesadaran pada nafas. Pada latihan

Anapanasati tersebut, kita bukannaya mencona utnuk masuk pada keadaan yang tanpa sadara ataupun mencapai jhana-jhana, tetapi kita akan berlatih Satipatthana Bhavana (Pengembangan Kesadaran); dan sebagai langkah pertamanya adalah melatih Anapanasati (perhaan pada Pernafasan). SATI artinya Perhatian Murni atau Penyadaran Jeli atau Kesadaran (mindfulness), PATTHANA artinya dasar. Jadi Satipatthana artinya Dasar dari Kesadaran.

Apakah Dasar dari Kesadaran itu?

Dasar dari Kesadaran adalah Badan jasmani kita, Perasaan, pencerapan/pengalaman, bentuk-bentuk pikiran, dan kesadaran kita sendiri. Singkatnya, kita menyadari Pancakkhanda kita atau nama-rupa. Tujuan dari latihan ini adalah untuk belajar dapat melihat benda-benda sebagaimana mereka adanya.

Meditasi bukanlah semacam cara untuk melarikan diri dari kenyataan menuju fantasi atau khayalan. Sang Buddha mengajurkan kita untuk berlatih dan melihat benda-benda sebagaimana mereka sebenarnnya, atau dalam Bahasa Pali disebut Yathabutanana Dassana. Untuk dapat melihat benda-benda sebagaimanamereka adannya. Dibutuhkan adannya pikiranyang jernih, pikiran yang tenang, dan pikiran yang bebas dari konsep-konsep, ide-ide, atau prasangka-prasangka. Bila dalam pikiran kita muncul ide-ide atau konsep-konsep atau angan-angan, maka kita harus menyadari bahwa kita sedang berpikir, bahwa kita sedang berfantasi, atau kita sedang melihat gambar dalam batin kita. Gambaran-gambaran batin tersebut memang betul adalah gambaran batin, tetapi mereka bukanlah sesuatu yang riil/nyata.

Juga misalnya bila kita mengalami perasaan nyaman, tidak nyaman, atau

Selingan

(5)

lalu duduklah dengan tegak, tetapi tidak kaku. Letakkan tangan kiri dibawah tangan kanan, dan telapak tangan mengahadap keatas. Pejamkan mata, tetapi biarkan ia tetap rileks.

Pertama-tama, marilah kita kembangkan Metta atau perasaan Cinta-kasih Universal kepada semua makhluk, d i m u l a d a r i d i r i k i r a s e n d i r i . M a s i n g - m a s i n g kembangkan Metta dengan memikirkan dan mengharapkan:

S e m o g a s a y a t e r b e b a s d a r i k e m a r a h a n d a n ketakutan...(diam sejenak)

Semoga saya terbebas dari keserakahan, kebencian, dan kegelapan....(diam sejenak)

Semoga saya terbebas dari pertentangan dan penderitaan..(diam sejenak)

Semoga saya sejahtera, damai dan bahagia...(diam sejenak)

Semoga saya selamat dan bahagia...(diam sejenak)

Semoga semua makhluk, yang dekat maupun yang jauh, terbebas dari pertentangan dan penderitaan...(diam sejenak)

Semoga semua makhluk, manusia, binatang, yang tampak maupun yang tidak tampak, hidup sejahtera, damai dan bahagia. ...(diam sejenak)

Semoga semua mkhluk, di semua jurusan, di atas, di bawah, di sekeliling kita, yang dekat maupun jauh, selalu selamat dan bahagia. ...(diam sejenak)

Sekarang marilah kita alihkan perhatian kita, pertama-tama ke jasmani kita, yang duduk disini, dengan merasakan b a g a i m a n a j a s m a n i y a n g m e n y e n t u h l a n t a i dan merasakan keseluruhan jasmani dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah (ujung jari kaki).

Juga kita sadar akan suara-suara yang ada disekitar kita, demikian juga keheningan yang ada di sekitar kita maupun di dalam diri kita. ...(diam sejenak)

Kemudian pergunakan Sati (Perhatian Murni) anda, pusatkan Perhatian anda, mula-mula naik dari bawah menuju ke atas badan, ke arah hidung (lubang hidung). Coba rasakan nafas anda; tariklah dua sampai tiga kali nafas panjag untuk merasakan udara yang m e n y e n t u h l u b a n g h i d u n g . . . . ( d i a m s e j e n a k )

Setelah menarik nafas panjang tadi dan anda dapat merasakan sentuhan udara di lubang hidung tersebut, sekarang bernafaslah seperti biasa (normal). Pusatkan perhatian anda pada lubang hidung, rasakan nafas masuk dan nafas keluar yagn selalu menyentuh titik tersebut. netral, mereka itu memang benar perasaan, tetapi hanya

perasaan bukan aku, diriku atau milikku. Kalau muncul rasa nyaman, catat itu dalam batin:

perasaan.. perasaan... perasaan, kemudian kita jangan melekat kepada perasaan nyaman tersebut. Demikian juga bila anda mengalami rasa tidak nyaman misalnya sakit, maka cobalah untuk melihatnya sebagai: perasaan.. Perasaan... Perasaan, dan jangan membenci kepada perasaan sakit tersebut. Jadi kita jangan mencoba untuk menekan perasaan itu, juga jangan melekat kepada perasaan itu, tetapi amatilah perasaaan tersebut saat ia muncul, saat ia bertahan sejenak, dan saat ia lenyap. Dengan demikian kita akan melihat ketidak-kekalan dari perasaan.

Kejadian seperti pada perasaan tersebut, juga berlaku untuk segala sesuatu yang kita lihat, kita dengar, kita cium, kita kecap, kita sentuh, dan kita pikirkan. Semua itu hanya muncul, bertahan sejenak, lalu lenyap.

Jadi tujuan utama dari latihan ini adalah untuk belajar hidup dengan penuh kesadaran, sadar dari waktu ke waktu. Tidak hanyut oleh kejadian-kejadian yang telah lampau dengan melekati atau menyesalinya, ataupun hanyut oleh angan-angan ke masa yang akan datang dengan pengharapan dan rasa cemas; tetapi kita sadar dari waktu ke waktu, apa yang sebenarnya terjadi disini sekarang.

Dengan demikian kita dapat mengetahui banyak hal -keseluruhan Dhamma-, yang sesungguhnya terkandung di dalam jasmani dan batun atau Pancakkhanda kita masing-masing. Kita tidak harus membaca banyak buku untuk menemukan apa sesungguhnya hidup dan kehidupan i t u , t e t a p i k i t a d a p a t m e m b a c a ' b u k u ' k i t a sendiri dengan mengamati pikiran, perasaan dan jasmani kita. Pengetahuan yang kita peroleh lewat meditasi ini disebut kebijaksaan (wisdom) atau Pengetahuan pandangan terang (Vipassana Nana), atau Pengetahuan yang dalam (Insight knowledge) atau Kebijaksaan yang tinggi (Insight wisdom).

Kebijaksanaan atau pengetahuan yang tinggi tersebut atau penglihatan terhadap benda-benda sebagaimana mereka adannya itu dapat membantu kita untuk terbebas dari bebas keserakahan, kebencian, dan kebodohan/pandangan keliru, dan kemudian dapat membuat kita menjadi bahagia, damai, bebas dari beban-beban karma lampau kita. Dan hal tersebut bahkan dapat menolong kita untuk merealisasi Kebenaran Tertinggi (Unconditon Truth) dan Kedamaian Tertinggi (Highest Peace), yang mengatasi semua pengertian biasa yang ada didunia ini.

Jadi sekarang silakan kalian mengambil posisis duduk yang enak, dimana kalian dapat merasa seimbang/mantap,

Selingan

(6)

Sekarang, sebelum kita mengakhiri latihan meditasi ini, marilah sekali lagi kita kembangkan Cinta-kasih Universal (Metta) kepada semua makhluk dengan mempraktekkan Metta Bhavana menurut cara anda masing-masing untuk beberapa menit.

Semoga semua makhluk sejahtera, damai dan bahagia...(diam sejenak)

Semoga semua makhluk selamat dan bahagia...(diam sejenak)

Sekarang, sebelum anda membuka mata anda, sadarilahj suara-suara ataupun keheningan yang ada disekitar anda d a n d i d a l a m d i r i a n d a . K e m u d i a n r a s a k a n jasmani anda yang sedang duduk di sini sekarang. Sambil menikmati kedamaian dan kebahagiaan, perlahan-lahan bukalah mata anda dan rileks-lah. (Latihan selesai)

Dikutip dari Mutiara Dhamma IV

(Sumber: khotbah Ven. Olande Ananda Thera di Denpasar tanggal 24 Nov 1991)

Kita jangan memaksakan nafas kita. Juga kita jangan mengikuti jalannya nafas yang masuk dan keluar, tetapi pusatkan perhatian anda hanya pada satu titik di lubang hidung anda. Kemudian cobalah lihat perasaan kita ketika permulaan, pertengahan dan akhir dari masing-masing nafas yang masuk dan keluar. ...(diam sejenak)

Dengan tenang, teruskanlah latihan ini untuk beberapa menit...(diam selama sekitar 10 menit)

Kadang-kadang pikiran anda tidak bisa tetap tnggal pada objek (nafas), tetapi mulai mengembara ke masa lampau atau ke masa yang akan datang. Jangan cemaskan hal itu, itu adalah wajar, alamiah, dan merupakan kondisi dari pikiran. Cobalah untuk menyadari secepat mungkin pikiran anda yang mengembara itu. Jangan melekat kepada bentuk-bentuk pikiran yang muncul, juga jangan mengutuk atau marah kepada bentuk-bentuk pikiran tersebut. Yang perlu anda lalukan hanyalah mencatatnya dalam batin: berpikir... berpikir... berpikir..., kemudian biarkan pikiran tersebut lewat/lalu.

Lalu coba kembalikan perhatian anda kepada obyek semula, yaitu anapati (nafas): nafas masuk dan nafas keluar...(diam sejenak)

Kadang-kadang anda mungkin akan mendengar suara-suara tertentu di sekitar anda. Cukup anda sadari: mendengar... mendengar.. mendengar. Apabila anda mendengar suarau-suara, jangalah sampai pikiran anda terbawa atau hanyut oleh suara tersebut. ...(diam sejenak)

Kadang-kadang anda akan merasakan sakit pada jasmani anda dan tidak dapat berkonsentrasi pada nafas - karena sakit di badan lebih kuat daripada obyek nafas nada -, cobalah untuk tidak mengubah posisi anda dengan seketika, tetapi pakailah perasaan sakit tersebut sebagai obyek yang jelas dari Perhatian anda. Jika anda tidak dapat merasakan nafas, tetapi merasakan sakit tersebut, bergembiralah karena anda sedang mendapatkan obyek yang jelas, dan menyadari bahwa perasaan itu yang dominasi sekarang. Biarikan ia terasa dalam kesadaran anda. Janganlah mencoba untuk melawannya atau menekannya, atau marah padannya - karena ia tidak menyenangkan-, tetapi cukup anda catat dalam batin: merasa sakit.. merasa sakit.. merasa sakit.

Kemudian ingatkan diri anda bawah nafas anda masih tetap berlangsung di sana (di lubang hidung), kemudian kembali arahkan pikiran anda ke lubang hidung. ...(diam sejenak)

Nafas yang tadi telah berlalu, nafas yang berikut belum hadir, tetapi anda dapat merasakan nafas yang sekarang. Setiap saat nafas yang berbeda akan masuk dan keluar.

Selingan

Selingan

Petunjuk berlangganan :

a. Dapat mengirim email kosong ke :

Dharma_mangala-subscribe@yahoogroups.com b. Atau dapat langsung join melalui web :

http://groups.yahoo.com/group/Dharma_mangala c. Atau di perpustakaan on line yang menyediakan

banyak ebook menarik: http://www.DhammaCitta.org

Surat-menyurat, kritik atau saran, dapat ditujukan ke alamat redaksi : dharmamangala@yahoo.com.

Redaksi menerima sumbangan naskah atau cerita yang berhubungan dengan ajaran Sang Buddha Gotama. Redaksi akan menyeleksi naskah, mengedit tanpa merubah maksud dan tujuan naskah tersebut. Semua artikel dapat diperbanyak tanpa ijin, namun harus mencantumkan sumbernya.

(7)

Demikianlah telah saya dengar pada suatu ketika, Buddha berdiam di Rajagrha di Puncak Burung Rajawali bersama dengan pesamuhan besar yang terdiri dari 1250 bhikkhu.

Pada suatu ketika, Bhagava berkata kepada para bhikkhu, semua mengetahui Kaundinya dan yang lainnya, "Pilihlah seorang yang akan bersama dan melayaniku."

Kemudian Kaundinya berdiri dari tempat duduknya, melipat jubahnya di atas bahunya, beranjali kepada Buddha, dan bersujud, berkata, "Bhagava saya akan menemanimu dan membawa jubah dan pattaMu!"

Buddha berkata, "Kaundinya, engkau sendiri telah tua dan membutuhkan orang lain yang melayanimu. Engkau tidak bisa menemani dan melayaniku. Kaundinya engkau tetaplah pada tempatmu."

Kemudian Kasyapa, Sariputra, Maha Maudgalyayana, dan semua 500 muridnya secara sukarela melayani Buddha, tapi Bhagava tidak menerima mereka. Ketika Yang Mulia Aniruddha sedang mencari orang yang akan menemani Buddha, bathin Aniruddha menghampiri semua orang seperti cahaya matahari yang menyinari tembok timur suatu istana dan menyebar ke tembok barat, ternyata yang tertuju adalah A n a n d a y a n g B u d d h a i n g i n k a n u n t u k m e n e m a n i N y a .

Oleh karena itu Sariputra, Maha Maudgalyayana, dan yang lainnya pergi ke Ananda, duduk disebelahnya, dan memberitahu dia berita gembira itu, "Yang Mulia Ananda, engkaulah yang akan menemani dan melayani Buddha. Bhagava menginginkan hal ini. Merupakan berkah yang benar-benar besar jika engkau melayani Buddha." Ananda menjawab, "Bhikkhu Sariputra, bukanlah keinginan saya untuk tinggal dekat dengan Buddha dan melayaniNya, mengapa harus saya?

Karena tugas melayani Buddha tidaklah mudah. Sungguh sulit untuk

Buddhis

(8)

Buddhis

Cerita

kepada Brahma dan Indra, kepada matahari dan bulan, kepada bintang-bintang, kepada para dewa di gunung dan air dan hutan, dan akhirnya, setelah 12 tahun, istri pertamanya mengandung. Sebagai seorang wanita yang bijaksana, dia mengetahui bahwa bayi dalam kandungannya adalah seorang anak laki-laki dan memberitahu brahmin dan ia pun berbahagia dan menghormati istrinya. Ketika bulan-bulan dilewati, seorang anak laki-laki lahir dengan rambut yang hitam dan kulit emas, tampan dan menarik, dan semua organnya sempurna. Pada upacara keagamaan seorang peramal dipanggil untuk mengamati anak itu dan menamakannya 'Amal Besar.' Tahun berganti tahun, orang tua anak laki-laki itu membahagiakan anaknya dengan membangun tempat tinggal bermusim semi, panas, gugur, dan dingin. Dia dewasa dalam kebijaksanaan dan menjadi sempurna dalam 18 ilmu.

Pada suatu kejadian, anak itu berkata kepada orang tuanya, 'Saya berharap dapat pergi keluar dan melihat dunia.' Orang tuanya menyetujui keinginannya dan membersihkan jalan, memasang umbul-umbul dan bendera, dan menaburkan bunga dan wewangian di sepanjang jalan. Kemudian mereka menaikkan dia di atas seekor gajah yang dihiasi tujuh permata, dan dia keluar kota dengan rombongan yang terdiri dari ratusan ribu orang yang membawa simbal, genderang, dan musik. Ketika orang-orang melihatnya dari sisi-sisi jalan dan atap rumah, mereka berseru, 'Ah, hal ini menarik dan mengagumkan bagai dewa Indra!'

"Seiring dengan berjalannya prosesi, beberapa orang miskin yang berpakaian compang-camping dan membawa mangkuk rusak mendekat dan memohon sedekah. Ketika Amal Besar bertanya kepada mereka tentang penyebab dari penderitaan mereka, beberapa dari mereka berkata bahwa mereka tidak memiliki orang tua maupun saudara, sementara yang lainnya berkata bahwa mereka sakit-sakitan sudah lama, dan sementara yang lain berkata bahwa mereka telah diserang oleh perampok yang mencuri semua yang mereka miliki. Ketika anak itu melihat kondisi mereka yang menyedihkan, dia menangis dan meneruskan perjalanan.

Segera mereka datang ke beberapa tukang daging yang sedang memotong dan menguliti binatang. Ketika ditanya mengapa mereka melakukan perbuatan buruk itu, mereka berkata bahwa mereka telah diwarisi pekerjaan ini oleh orang tua mereka dan ini merupakan jalan satu-satunya untuk bertahan hidup. Dengan sedih, Amal Besar melanjutkan perjalanan dan datang ke beberapa petani yang sedang membajak. Dia melihat cacing keluar dari tanah yang dibajak dan burung-burung dan ular-ular mengejar dan memakan mereka. Ketika dia bertanya kepada para petani mengapa mereka melakukan hal ini, mereka berkata bahwa dengan mengolah tanah dan menanam bibit mereka berharap untuk mendapatkan panen tetap berada dalam kesabaran, sesulit ketika berdiri di atas

bara api, inilah alasan saya tidak mampu melayani Buddha.”

Kemudian Yang Mulia Maha Maudgalyayana berkata kepada Ananda, "Ananda, keinginan Buddha adalah engkau menemaninya seperti sinar matahari yang masuk melalui pecahan dinding istana sebelah timur dan menyinari dinding sebelah barat. Hanya engkau seorang dari semua murid-muridNya yang dikendaki Buddha untuk menemaniNya. Jika engkau melakukan hal ini, manfaat yang akan engkau peroleh sungguh besar."

Ananda berkata, "Bhikkhu Maha Maudgalyayana, jika saya harus melayani dan menemani Bhagava ada tiga syarat. Pertama, saya tidak akan pernah diizinkan mengenakan jubah yang Bhagava kenakan. Kedua, saya tidak akan memakan sesuappun makanan Buddha. Ketiga, saya akan memohon Buddha mengajarkan Dharma ketika saya tidak ada. Jika Bhagava memenuhi tiga keinginan ini, saya akan menemani dan melayaniNya."

Kemudian bhikkhu Sariputra dan Maha Maudgalyayana menyetujui apa yang dikatakan Ananda, pergi menghadap Buddha dan memberitahuNya.

Buddha menyetujuinya, dan berkata, "Ini, Maha Maudgalyayana, adalah Dharma Ananda yang menakjubkan. Ananda bijaksana dan memahami waktu yang tepat. Mengetahui waktu tepat berarti mengerti kapan tepat untuk empat kelas murid untuk datang dan mengujungi Buddha, kapan waktu yang tepat bagi para penganut non-Buddhis untuk mendekati Buddha atau tidak, untuk mengetahui kapan penganut non-Buddhis harus mendebatkan ajaran Buddha, dan untuk mengetahui Buddha harus puas akan jenis makanan yang mana. Mengetahui hal ini, Maha Maudgalyayana, ini adalah Dharma yang menakjubkan dari Ananda."

Kemudian baik Sariputra maupun Maha Maudgalyayana memuji fakta bahwa Ananda yang akan melayani Bhagava, Buddha telah memberitahu bahwa Ananda bijaksana dan mengetahui waktu. Bhikkhu-bhikkhu yang lain, bagaimanapun, memiliki keragu-raguan dan berkata kepada Buddha, "Bhagava, atas alasan apa, atas penyebab apa, sehingga Ananda mengetahui waktu dan kejadian?"

Buddha berkata, "Sariputra, berkalpa-kalpa tak terhitung yang lalu, terdapat seorang kaisar di Jambudvipa yang memerintah lebih dari 84.000 raja-raja kecil. Pada saat itu, di kota Varuna, terdapat seorang brahmin yang bernama Nyagrodha yang mempelajari ilmu pengobatan, matematika, dan astronomi, yang dijadikan raja guru dan dihormati raja. Kekayaan brahmin ini dapat dibandingkan dengan kekayaan Vaisravana, dewa dari kekayaan, tetapi karena dia tidak memiliki anak laki-laki dia sedih dan secara terus menerus memohonnya. Dia berdoa dan membuat persembahan

(9)

Buddhis

Cerita

yang baik sehingga mereka dapat menyokong hidup mereka dan membayar pajak raja.

"Dengan sedih, Amal Besar melanjutkan perjalanan dan menghampiri seorang penangkap burung yang telah menjaring banyak burung. Burung-burung itu terkapar di tanah, sambil mengepak-ngepakan sayapnya, dan memelas. Ketika penangkap burung ditanya mengapa dia melakukan hal jahat ini terhadap makhluk hidup, dia menjawab bahwa ini adalah pekerjaan kastanya yang hidup dengan membunuh dan memakan burung.

"Dengan berat hati, Amal Besar melanjutkan perjalanan dan menghampiri seorang nelayan yang sedang menangkap ikan dan melemparkannya ke tepi sungai, sehingga mereka mengelepak dengan sedih. Ketika dia bertanya kepadanya mengapa dia melakukan hal ini terhadap ikan-ikan, nelayan itu berkata bahwa mereka akan dimakan dan hal ini merupakan jalan satu-satunya yang dia miliki untuk hidup. Amal Besar berpikir, 'Hal ini terjadi karena mereka miskin; mereka tidak memiliki jalan lain untuk bertahan hidup kecuali membunuh. Saat mereka meninggal, mereka akan lahir di tiga alam rendah dan pergi dari alam gelap menuju ke alam gelap lagi. Bagaimana mereka bisa terbebaskan?"

"Setelah kembali ke istana, dia berpikir siang malam tentang penderitaan orang-orang tadi.

Kemudian dia menghampiri ayahnya dan berkata, 'Ayah, saya mempunyai sebuah permintaan dan saya mohon engkau mengabulkannya.'

Ayahnya menjawab, 'Anakku, saya akan mengabulkan apapun yang engkau inginkan.'

Anak itu berkata, 'Akhir-akhir ini, ketika saya pergi keluar, saya melihat banyak orang yang karena mereka tanpa makanan atau pakaian, miskin dan menderita dan melakukan berbagai macam kejahatan dengan membunuh dan berbohong. Saya terus menerus berpikir untuk memberikan hadiah kepada mereka dan saya mohon kepadamu untuk memberikan kekayaan terbesarmu. Bersama mereka saya akan membebaskan penderitaan mereka.'

Ayahnya menjawab, 'Anakku, ini hanya untukmu saya mengumpulkan semua permata dan hartaku. Tentu saja saya tidak akan menolak hal ini? Buatlah hadiah apapun yang engkau mau.'

"Amal Besar kemudian membuat sebuah pengumuman kepada semu orang, 'Datanglah! Ada pemberian hadiah.'"

Kemudian semua bhikkhu, brahmin pengemis, orang kelaparan, orang sakit berkumpul dan memenuhi bagian luar kota. Mereka datang dari jarak ratusan yojana, 500,

1000, 5000, bahkan 10.000 yojana, dan mereka berkumpul seperti awan yang besar. Mereka yang menginginkan pakaian diberi pakaian, yang menginginkan makanan diberi makanan, yang mengingikan perhiasan, emas, perak, lapis-lazuli, kuda, kereta, taman, tempat tinggal, atau hewan akan diberikan.

"Pemberian ini berlanjut untuk waktu yang lama dan saat sepertiga harta itu telah habis, penjaga harta berkata kepada brahmin, 'Anakmu telah memberikan sepertiga dari hartamu. Tinggal dua pertiga yang tersisa. Apabila semuanya d i b e r i k a n , a pa y a n g a k a n e n g k a u l a k u k a n ? '

Brahmin itu berkata, 'Tetapi saya mencintai anakku. Bagaimana saya bisa menolak permintaanya? Apa yang terjadi jika harta ini habis?'

Kemudian, ketika dua pertiga harta itu habis, penjaga itu berkata lagi kepada brahmin, 'Yang Mulia, pemberian dana anakmu hanya tersisa sepertiga dari hartamu. Apa yang harus saya lakukan?'

Brahmin menjawab, 'Saya sendiri tidak dapat mencegah anakku untuk memberikan hadiah. Jika engkau mengetahui apa yang harus dilakukan, lakukanlah.'

Kemudian penjaga itu mengunci pintu harta dan pergi mengurusi urusannya. Ketika para pengemis datang dan mengetahui bahwa pintu itu terkunci, mereka mencari penjaga itu, akan tetapi saat mereka menemukannya, ia menolak untuk memberikan harta itu.

Amal besar kemudian berpikir, 'Ini pasti perintah ayah saya. Tidak baik untuk menghabiskan semua harta ayahku dan saya akan mencari orang yang ingin membantu sesama.'

Kemudian dia mulai bertanya kepada orang-orang tentang apa yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan kemakmuran abadi. Beberapa dari mereka berkata bahwa seseorang dapat kaya dengan beternak. Yang lainnya menganjurkan bertani. Sedangkan yang lainnya menganjurkan untuk berdagang dengan negeri lain. Beberapa berkata bahwa akan lebih baik jika pergi ke laut untuk mencari perhiasan dan cintamani. (Bersambung)

Sumber : Sutra of the Wise and the Foolish [mdomdzangs blun] atau Ocean of Narratives [uliger-un dalai]

Penerbit : Library of Tibetan Works & Archieves

Alih Bahasa Mongolia

ke Inggris : Stanley Frye Alih Bahasa Inggris

ke Indonesia : Heni [Mahasiswa UI] Editor : Junaidi, Kadam Choeling

Referensi

Dokumen terkait

7 PT Bank Sumut, Ibid.. prinsip syariah sesuai dengan izin prinsip BI No.6/2 PRIP/PRZ/Mdn tanggal 28 April 2004 dan izin pembukaan kantor Cabang Syariah Medan dan

Keragaman antar galur pada 10 galur inbrida jagung ketan berdasarkan parameter yang diamati diketahui memiliki keragaman genetik dan fenotipe yang rendah kecuali

Menurut Ditjen Penataan Ruang (2005) dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui upaya konservasi dan pengelolaan sumberdaya alam, maka prinsip

Turbin Crossflow terdiri dari nosel yang mempunyai penampang berbentuk persegi panjang dengan lengkungan pada bagian penutup atasnya yang berfungsi mengarahkan aliran ke sudu pada

Indeks Nilai Penting tertinggi di Desa Bumi Lapero tingkat semai adalah Bruguiera gymnorrhyza yaitu 82,28, tingkat pancang atau tiang Rhizophora stylosa yaitu 114,07, tingkat

Pada penelitian yang dilakukan oleh Alf Crossman dan Bassem Abou-Zaki (2003) menunjukkan bahwa kepuasan kerja tidak mempengaruhi kinerja karyawan dibuktikan dengan nilai

Akad yang digunakan pada simpanan maslahah adalah akad wadi’ah yad dhamanah yaitu akad penitipan barang atau uang (umumnya berbentuk uang) kepada koperasi, pengelola

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan penyejajaran Gen 16S rRNA menggunakan program NCBI, didapatkan hasil akhir yang menunjukkan bahwa sekuens DNA