• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diakonia Transformatif dalam Pengentasan Kemiskinan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Diakonia Transformatif dalam Pengentasan Kemiskinan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

i

“Diakonia Transformatif dalam Pengentasan Kemiskinan”

Upaya Mentransformasi Pelayanan Gereja terhadap orang miskin dalam konteks GKI Martin Luther Di Tanah Papua.

T E S I S

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

Oleh: Meyvie Wairata NIM: 752015013

PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

MOTO

Sesuatu Akan Menjadi Kebangaan, Jika Sesuatu Itu

Dikerjakan, Dan Bukan Hanya Dipikirkan.

Sebuah Cita-Cita Akan Menjadi Kesuksesan,

Jika Kita Awali Dengan Bekerja Untuk Mencapainya,

Dan Bukan Hanya Menjadi Impian.

Sebab Pada Akhirnya Proses Tidak Akan Menghianati

Hasil.

(6)

iii

LEMBARAN PERSEMBAHAN

Dari dasar hati yang tulus dan dalam...

Dari dua tangan yang lemah dan terbatas...

Dengan keringat dan cucuran air mata perjuangan... Dengan penyertaan dan anugerah yang tak terputus Diberikan yang Kuasa...

Ku persembahkan tulisan ini :

Bukan dengan kebanggan setinggi gunung, Atau gelak tawa seluas jagat...tapi

Dengan kerendahan hati sedalam laut... Bagi mereka :

Yang tak putus-putusnya memanjatkan doa dan pinta... Yang memperjuangkan kuliahku...

Yang selalu bercucurkan keringat memenuhi kebutuhan dengan setia...

Yang tertawa menutupi kedukaannya...

Yang selalu tabah dalam terjangan badai kehidupan Yang selalu ada dalam tali kasih yang kokoh...

Yaitu..

Alamrhum Papa tersayang dan mama tersayang... Serta saudara-saudaraku tersayang :

Kk Stenly Novian Wairata, kk Swenly Wairata, kk Shelter Wairata, bersama kakak Iparku tersayang Vanessa Aronggear dan Dewi Swastini, dan keponakan ku tercinta Qenan Stevan Wairata, Alice

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan anugerah Tuhan, maka penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan baik. Tesis ini dibuat demi memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar magister sains pada program studi Magister Sosiologi Agama, Fakultas Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana di Salatiga.

Berbagai proses yang penulis lalui selama penulisan Tesis ini tidak terlepas dari banyak bantuan berupa material dan moril telah penulis terima dari banyak pihak. Untuk itu melalui penulisan ini, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada:

1. Pdt. Yusak B. Setyawan, Ph.D, selaku pembimbing utama yang telah meluangkan waktu dalam memberikan gagasan-gagasan yang kritis dalam proses penyelesaian Tesis ini. Kiranya Tuhan selalu memberkati Bapak dan keluarga.

2. Dr. Pdt. Rama Tulus Pilakoannu, sebagai pembimbing dua yang selalu membimbing dan tak pernah jenuh melihat dan mengingatkan penulis di saat-saat penulisan hingga tahap penyelesaian penulisan tesis ini. Kiranya Tuhan selalu memberikan berkat yang tak henti-hentinya kepada Bapak dan keluarga agar dapat menjadi berkat bagi banyak orang dimanapun berada.

3. Pegawai administrasi di Fakultas Teologi Ibu Liana yang selalu membantu penulis dalam proses pengurusan administrasi dari awal studi sampai pada terealisasinya Tesis ini. Tuhan selalu Memberkati dalam tugas dan tanggung jawab Ibu.

(8)

v

4. Bapa Pdt. Hosea Taudufu selaku mentor dalam proses vikaris, yang telah meluangkan waktu dan memberikan informasi akurat kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan Tesis ini, Tuhan selalu memberikan berkatnya.

5. Ibu Pdt. Cleopatrisia Ruhullesin, yang selalu menjadi ibu bahkan orang tua selama di salatiga, yang sudah memberikan perhatian bagi penulis selama proses study.

6. Bapa Berti Wairata bersama istri yang selalu memeberikan perhatian bahkan bantuan bagi penulis selama proses perkuliahan di salatiga.

7. Ayahku (Almrh) dan Ibuku tercinta, keluarga besar Wairata-Siwabessy, yang berada di Jayapura. Terima kasih atas semua pengorbanan dan doa yang selama ini diberikan kepada penulis. Tuhan Memberkati kitong semua.

8. Jemaat Hermon Hollohim yang sudah banyak memberikan pengalaman organisasi kemasyarakatan dan juga sebagai wadah untuk penulis belajar dan melayani, Tuhan selalu menjaga dan melindungi BPHM agar menjadi berkat bagi banyak orang terutama bagi SDM masyarakat Papua.

9. Teman-teman seperjuangan di MSA angkatan 2015, Andhyni Kurnia Malo, terima kasih atas suka duka, canda tawa bersama dari awal perkuliahan sampai akhirnya berada pada gelar M.Si, Natalia Genoveva Remiasa, Denvy Silooy, riski manafe, bapa Naftali djoru, bapa Suyono Thoktil, Valian, ulet, udith, terima kasih atas kebersamaan yang dibina bersama, untuk itu mari kita tetap menjaganya. Terima kasih untuk semua kebersamaan ini. Tuhan menyertai teman-teman dimanapun bertada.

10. Teman terkasih, ocha fanghoy, charles imbiri, kk Astriyer Nahumury, kk Elias Thesia, kk adri sahertian, ad amanda siwabessy, kk ryo Terima kasih atas dukungan dan motivasi dari basodara semua.

(9)

vi

11. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya, penulis ucapkan banyak terima kasih. Tuhan Memberkati Selalu.

Salatiga, 31 July 2017

(10)

vii

Abstrak

Masalah kemiskinan di Indonesia merupakan masalah yang penting dan mendesak untuk diperangi, karena kemiskinan mengakibatkan manusia bukan hanya mengalami kekurangan secara materi tetapi mengakibatkan manusia kehilangan martabatnya. Itu sebabnya tesis ini pertama-tama mengangkat masalah kemiskinan yang cukup memprihatinkan dalam konteks Indonesia secara umum tentu dengan segala permasalahannya. Di dalam konteks kemiskinan di Indonesia maka Gereja tidak dapat tinggal diam.

Kemiskinan memiliki dua dimensi yaitu dimensi secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif kemiskinan adalah keadaan di mana manusia serba kekurangan atau tidak berharta benda ditandai dengan kekurangan material, ketiadaan jaminan sosial dan ekonomi, kelemahan dan ketidak mampuan. Sedangkan kemiskinan kualitatif yaitu keadaan di mana kemiskinan membuat hidup manusia tidak lagi bermartabat atau tidak layak disebut manusia. Mereka dikucilkan atau disingkirkan dan dipinggirkan dalam kehidupan pergaulan masyarakat. Kemiskinan adalah keadaan serba kekurangan dalam segala hal: kekurangan pangan, sandang, lapangan pekerjaan, nilai-nilai hidup, kebahagian dan kegembiraan, kepenuhan hidup, cita-cita dan impian, tekad dan kemauan, kemungkinan dan kesempatan, kekurangan keadilan, kebebasan dan perdamaian. Kemiskinan adalah sesuatu yang harus diperangi, karena Allah sendiri membela dan membebaskan orang yang lemah dan tertindas, bahkan Allah di dalam Yesus Kristus memiliki misi atau programatik hidup mengutamakan atau membebaskan orang miskin, bahkan Yesus mengidentikan diriNya dengan orang miskin. Tujuan misi Yesus tidak lain agar manusia dikembalikan kepada hakekatnya sebagai ciptaan yang memiliki martabat dan harga diri. Tindakan konkrit gereja dalam memihak orang miskin adalah melakukan pelayanan diakonia.

Upaya strategis GKI Martin Luther menghadapi realitas kemiskinan di kelurahan Hinekombe dengan tujuan pemberdayaan orang miskin, sehingga mereka memiliki martabatnya sebagai manusia. Untuk memberdayakan orang miskin maka GKI Martin Luther perlu membangun persekutuann yang bermutu yaitu persekutuan yang menjalankan tugas fungsionalnya dengan keterbukaan dan keterarahan kepada Allah, keterbukaan dan keterarahan kepada sesama, dan keterbukaan dan keterarahan kepada dunia sekitar gereja yaitu kemiskinan. Semua didasarkan pada panggilan GKI Martin Luther yang meneladani

(11)

viii

Yesus sebagai hamba bagi semua orang. Itu sebabnya dalam konteks kemiskinan GKI Martin Luther menjadi gereja hamba yang memihak kepada orang miskin dan melakukan pelayanan nyata berupa pelayanan diakonia.

Tindakan startegis yang memberdayakan hanya dapat terjadi hanya dengan upaya diakonia transformatif yaitu diakonia yang membantu orang miskin membangun kehidupannya sendiri. Pelayanan diakonia transformatif dapat dilakukan dengan pintu masuk diakonia karitatif dan diakonia reformatif. Pemberdayaan orang miskin hanya dapat terjadi bila orang miskin dapat mengambil keputusan bagi masa depannya. Pemberdayaan itu hanya dapat berlangsung dalam sebuah wadah organisasi, yaitu komunitas basis primer. Komunitas basis primer ini tidak dapat berjalan sendiri tetapi membutuhkan kerjasama dengan komunitas basis sekunder, baik yang bersifat kumunitas basis Kristiani maupun komunitas basis manusiawi, dirinya sendiri. Demikian juga GKI Martin Luther dalam melayani pelayanan diakonia transformatif tidak mungkin dapat dilakukan GKI Martin Luther sendirian tetapi membangun kerjasama dengan semua pihak.

GKI Martin Luther perlu menyadari diri bahwa penderitaan orang miskin tidak dapat diatasi dengan cepat, tetapi memerlukan waktu yang lama, tahap demi tahap. Penderitaan orang miskin juga tidak pernah dapat diatasi secara tuntas. Ini tidak berarti GKI Martin Luther menjadi pesimis, tetapi dituntut ketekunan, usaha yang terus menerus yang menuntut kesabaran. Dengan kesadaran inilah maka perjuangan orang miskin adalah perjuangan tanpa kekerasan, sebab perjuangan tanpa kekerasan dilandasi oleh kesadaran bahwa kehidupan manusia itu berharga dan bermartabat.

(12)

ix

Daftar Isi

Motto ... ii Persembahan ...iii Kata Pengantar...iv abstrak...vii Daftar Isi...ix Bab 1 Pendahuluan ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Metode Penelitian ... 8 1.3 Sistimatika Penulisan ... 9

Bab 2 Diakonia Transformatif Gereja Dalam Konteks Kemiskinan ... 10

2.1 Pendahuluan ... 10

2.2 Hakekat Diakonia ... 11

2.3 Bentuk-Bentuk Diakonia Gereja ... 13

2.3.1 Diakonia Karitatif ... 14

2.3.2 Diakonia Reformatif ... 16

2.3.3 Diakonia Transformatif ... 18

2.4 Hakekat Gereja dalam Pelayanan Diakonia ... 20

2.5 Hakekat Diakonia Transformatif ... 26

(13)

x

2.7 Penutup ... 35

Bab 3 Pelayanan Diakonia GKI Martin Luther Sentani di Tengah Konteks Kemiskinan ... 37

3.1 Pendahuluan ... 37

3.2 Profil dan data ... 38

3.2.1 Kemiskinan di Kelurahan Hinekombe ... 38

3.2.2 Keadaan Penduduk Kelurahan Hinekombe ... 39

3.3 Data Empiris GKI Martin Luther Sentani ... 43

3.3.1 Sejarah Singkat GKI Martin Luther ... 44

3.3.2 Pola Kepemimpinan GKI Martin Luther ... 45

3.3.3 Keanggotaan GKI Martin Luther ... 46

3.4 Konsep Pelayanan Diakonia di GKI Martin Luther Sentani ... 49

3.5 Praktek Pelayanan Diakonia GKI Martin Luther ... 54

3.6 Sikap Warga Jemaat di Tengah Konteks Kemiskinan ... 61

3.7 Penutup ... 63

Bab 4 Tinjauan Kritis dari Perspektif Diakonia Transformatif terhadap Pelayanan GKI Martin Luther Sentani ... 65

4.1 Pendahuluan ... 65

4.2 Tinjauan Kritis berdasarkan Hakekat Gereja dalam Konteks Kemiskinan ... 65

4.2.1 Menjadi Gereja Yang Fungsional ... 67

4.2.2 Gereja Adalah Bagian Masyarakat ... 68

(14)

xi

4.3 Tinjauan Kritis berdasarkan Pelayanan GKI Martin Luther dalam Konteks

Kemiskinan ... 72

4.4 Tinjauan Kritis berdasarkan Pelayanan Diakonia GKI Martin Luther ... 75

4.4.1 Diakonia Karitatif ... 76 4.4.2 Diakonia Reformatif ... 78 4.4.3 Diakonia Transformatif ... 83 Bab 5 Penutup ... 91 5.1 Kesimpulan ... 91 5.2 Rekomendasi ... 96 Daftar Pustaka ... 99

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatkan kesadaran politik bagi penyandang disabilitas melalui sebuah sosialisasi bahwa partisipasi penyandang disabilitas dalam politik sangat penting karena hak yang

Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segenap karunia dan rahmatNya hingga penulis dapat menyelasaikan skripsi dengan judul ”Perbedaan Tekanan

Hal ini dikarenakan korban kejahatan cyber lebih bersifat luas (global) sehingga jumlahnya lebih besar, juga dampak yang ditimbulkan. Kondisi seperti ini tidak dapat

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut, (1) untuk mendeskripsikan jenis jajan pasar yang masih terjual di pasar-pasar tradisional Kabupaten Bantul, dan (2)

Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu lain yang sejenis yang ditetapkan sebagai satuan Contoh : panjang meja = 6 x panjang pensil (panjang = besaran ; pensil =

[r]

US$8o.ooo.ooo kepada Perseroan. Perseroan sebagai pemegang MCB BSI dari waktu ke waktu dapat mengajukan permintaan kepada BSI untuk melakukan konversi atas MCB

Ada juga beberapa petani yag mulai sadar akan kerudakan tanah lahan miliknya sehingga mulai mengurangi penggunaan pupuk kimia,disamping itu penyebab petani