• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR Supervisi Akademik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR Supervisi Akademik"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MODUL

PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR

KELOMPOK KOMPETENSI A

SUPERVISI AKADEMIK

Penanggung Jawab

Dra. Garti Sri Utami, M.Ed.

Penyusun

1. Dra. Ni Wayan Suwithi, M.M.;  081281547225;suwithi@gmail.com 2. Drs. Yadi Rochyadi, M.Sc.;  08128494759; rochyadi@yahoo.com

3. Dadang Yunus Lutfiansyah, M.Pd;  081220053684; dadangyunus@upi.edu 4. Drs. Nur Komarudin, M.M.Pd;  081320145961;nur.komarudin@yahoo.co.id

Penelaah

Isnawati Abas, S.Pd,M.Pd, M.A;  081297457272;isnaabas@yahoo.co.uk Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Copyright @ 2016

Edisi ke-1: Agustus 2016

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

(3)
(4)
(5)

iii

DAFTAR ISI

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

PETA KEDUDUKAN MODUL ... viii

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Target Kompetensi ... 1

C. Tujuan Pembelajaran ... 2

D. Peta Kompetensi ... 2

E. Ruang Lingkup dan Pengorganisasian Pembelajaran ... 3

F. Cara Penggunaan Modul ... 4

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 PERENCANAAN SUPERVISI AKADEMIK ... 6

A. Tujuan Pembelajaran ... 6

B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 6

C. Uraian Materi ... 6

1. Pengertian Supervisi Akademik ... 6

2. Prinsip-prinsip Supervisi Akademik ... 7

3. Manfaat Perencanaan Program Supervisi Akademik ... 8

4. Perencanaan Supervisi Akademik ... 8

D. Aktivitas Pembelajaran ... 9

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 19

F. Rangkuman ... 21

G. Umpan Balik ... 21

H. Refleksi dan Tindak Lanjut ... 21

I. Kunci Jawaban... 22

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK ... 23

A. Tujuan Pembelajaran ... 23

B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 23

C. Uraian Materi ... 24

1. Pendekatan, Model dan Teknik Supervisi Akademik ... 24

2. Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran ... 30

D. Aktivitas Pembelajaran ... 34

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 44

F. Rangkuman ... 45

G. Umpan Balik ... 46

H. Refleksi dan Tindak Lanjut ... 46

(6)

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 TINDAK LANJUT SUPERVISI AKADEMIK ... 48

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran ... 48

B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 48

C. Uraian Materi ... 48

1. Pembinaan ... 48

2. Teknik Peningkatan Kualitas Pembelajaran ... 49

3. Pemantapan Instrumen Supervisi ... 49

4. Teknologi dan Informasi dalam Perspektif Pendidikan ... 49

5. Urgensi Teknologi dan Informasi ... 50

6. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 50

D. Aktivitas Pembelajaran ... 51

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 55

F. Rangkuman ... 57

G. Umpan Balik ... 57

H. Refleksi dan Tindak Lanjut ... 58

I. Kunci Jawaban... 59 EVALUASI ... 60 PENUTUP ... 68 DAFTAR ISTILAH ... 70 DAFTAR PUSTAKA ... 73 LAMPIRAN ... 75

(7)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Kedudukan Modul ... viii

Gambar 2. Peta Kompetensi Modul Supervisi Akademik ... 3

Gambar 3. Langkah-langkah Menyusun RPA/RPBK... 9

Gambar 4. Karakteristik Guru ... 26

Gambar 5.Tahapan Pelaksanaan Supervisi Klinik ... 27

Gambar 6. Teknik Supervisi Akademik ... 28

Gambar 7. Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning ... 32

Gambar 8. Tahapan Project Based Learning (PjBL) ... 33

Gambar 9. Tahapan Discovery Learning ... 34

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kegiatan Pembelajaran dan Alokasi Waktu ... 4

Tabel 2. Strategi Pembelajaran ... 4

Tabel 3. Pendekatan Supervisi Akademik ... 24

(9)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Format Aspek yang Diamati ... 75

Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Observasi ... 78

Lampiran 3. Format Hasil Observasi ... 79

Lampiran 4. Format Jadwal Supervisi Kunjungan Kelas ... 80

Lampiran 5. Format Rekapitulasi Hasil Supervisi ... 81

Lampiran 6. Format Instrumen Perencanaan Kegiatan Pembelajaran ... 82

Lampiran 7. Format Instrumen Supervisi Kunjungan Kelas ... 83

Lampiran 8. Format Lembar Observasi Peserta Didik ... 85

Lampiran 9. Format Instrumen Kunjungan Kelas ... 86

(10)

PETA KEDUDUKAN MODUL

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MODUL I Pengembangan Profesi MODUL H

Penilaian Kinerja Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikan

Sekolah MODUL G

Penilaian dan Pemantauan Pembelajaran

MODUL F

Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan SNP

MODUL D

Laporan Hasil Pengawasan

MODUL C

Program Pengawasan Supervisi Manajerial

MODUL B

Konsep Supervisi Manajerial

EVALUASI

PENDIDIKAN

MODUL J Pedoman Pengawasan

SUPERVISI

MANAJERIAL

SUPERVISI AKADEMIK Modul A Supervisi Akademik MODUL E

Pelaksanaan Supervisi Manajerial

D I M E N S I K O M P E T E N S I

Dalam Modul Pengawas Sekolah Pembelajar terdapat 10 modul dari modul A sampai dengan J. Saat ini saudara sedang membahas dan mempelajari MODUL A

(11)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Modul Pengawas Sekolah Pembelajar Supervisi Akademik ini adalah modul yang dipersiapkan untuk membantu meningkatkan kompetensi pengawas sekolah dalam melaksanakan salah satu tugasnya, yaitu pengawasan akademik. Modul ini akan membantu Saudara untuk mempelajari a) perencanaan supervisi akademik; b) pelaksanaan supervisi akademik; dan c) tindak lanjut supervisi akademik.

Supervisi akademik adalah salah satu tugas utama yang harus dilaksanakan seorang pengawas sekolah untuk membina guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar.

Pengawas sekolah harus memiliki komitmen bersama untuk membina, membimbing dan mendampingi kepala sekolah, kemudian menggerakkan guru dan peserta didik agar mampu berpikir kritis, berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah serta menciptakan pembelajaran aktif dan efektif. Dengan melaksanakan supervisi akademik secara terprogram dan berkesinambungan, akan tercapai layanan proses pembelajaran bermutu. Pembelajaran yang dipimpin oleh guru yang berkualitas akan meningkatkan prestasi peserta didik. Pengawas sekolah dan kepala sekolah sebagai pembina harus menjadwalkan kegiatan supervisi akademik terhadap semua guru.

Modul Pengawas Sekolah Pembelajar Supervisi Akademik akan memandu Saudara sebagai Pengawas Sekolah Pembelajar untuk mengembangkan kompetensi Saudara dalam melaksanakan tugas supervisi akademik.

Pada sesi tatap muka Saudara akan melakukan kegiatan pembelajaran melalui belajar bersama dengan sesama pengawas sekolah yang dipandu oleh fasilitator atau narasumber pada moda tatap muka.

B. Target Kompetensi

Target kompetensi yang ingin dicapai melalui pembelajaran Modul Pengawas Sekolah Pembelajar ini adalah:

1. menyusun rencana pengawasan akademik (RPA), Rencana Pengawasan Bimbingan Konseling ( RPBK).

2. memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

3. memahami konsep, prinsip, teori, teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

4. membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.

(12)

5. membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

6. membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

7. membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

8. membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

9. memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari Modul Pengawas Sekolah Pembelajar ini, Saudara diharapkan mampu:

1. menyusun Rencana Pengawasan Akademik (RPA)/Rencana Pengawasan Bimbingan Konseling (RPBK).

2. melaksanakan supervisi akademik. 3. menganalisis hasil supervisi akademik.

4 . m e m b im b in g k e p a la s e k o la h d a n guru dalam rangka peningkatan profesionalisme

D. Peta Kompetensi

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Pengawas Sekolah

Dimensi Kompetensi

3. Kompetensi Supervisi Akademik

3.1 Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan

perkembangan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI atau perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis/ di sekolah menengah kejuruan. 3.2 Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan

perkembangan proses pembelajaran/ bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI atau perkembangan tiap mata pelajaran

(13)

3 3.3 Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di TK/RA

atau mata pelajaran di SD/MI berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.

3.4 Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI atau perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis/ di sekolah menengah kejuruan.

3.5 Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/M atau perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis/ di sekolah menengah kejuruan.

3.6 Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa pada tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI atau perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis/ di sekolah menengah kejuruan.

3.7 Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan

menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI atau perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis/ di sekolah menengah kejuruan.

3.8 Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasiuntuk pembelajaran/ bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran SD/MI atau perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis/ di sekolah menengah kejuruan.

Gambar 2. Peta Kompetensi Modul Supervisi Akademik

E. Ruang Lingkup dan Pengorganisasian Pembelajaran

1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dan pengorganisasian pembelajaran yang ada dalam modul ini meliputi; perencanaan program supervisi akademik, pelaksanaan supervisi akademik, dan tindak lanjut supervisi akademik terhadap guru. Masing-masing topik dibahas secara berurutan pada bab 1, bab 2, dan bab 3.

Melalui modul Pengawas Sekolah Pembelajar ini, Saudara akan melakukan kegiatan pembelajaran supervisi akademik yang diawali dengan mempelajari pengantar supervisi akademik melalui beberapa kegiatan antara lain: curah pendapat, diskusi, studi kasus, bermain peran, dan simulasi, kemudian diakhiri dengan tes.

(14)

2. Pengorganisasian Pembelajaran

a. Kegiatan Pembelajaran dan Alokasi Waktu

Kegiatan pembelajaran dan alokasi waktu terinci seperti tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Kegiatan Pembelajaran dan Alokasi Waktu

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

1. Perencanaan Supervisi Akademik 10 JP

2. Pelaksanaan Supervisi Akademik 12 JP

3. Tindak Lanjut Supervisi Akademik 8 JP

Total 30 JP

b. Strategi Pembelajaran

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran digunakan beberapa strategi pembelajaran, seperti yang tertera pada Tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2. Strategi Pembelajaran

No Strategi 1 Analisis 2 Bermain Peran 3 Berpikir Reflektif 4 Bimbingan 5 Curah Pendapat 6 Diskusi 7 Diskusi Kelompok 8 Kerja Berpasangan 9 Praktik 10 Presentasi 11 Simulasi 12 Studi Kasus

F. Cara Penggunaan Modul

Modul Pengawas Sekolah Pembelajar ini dirancang dengan moda tatap muka dengan pola 30 JP. Langkah-langkah yang harus dilakukan pengawas sekolah pembelajar dalam mempelajari modul ini adalah sebagai berikut:

1. Lakukan pengecekan terhadap kelengkapan modul ini, seperti kelengkapan halaman, kejelasan hasil cetakan, serta kondisi modul secara keseluruhan.

2. Bacalah struktur dan petunjuk penggunaan modul ini serta bagian pendahuluan yang meliputi: target kompetensi, tujuan pembelajaran, peta kompetensi, ruang lingkup, sebelum masuk pada pembahasan materi pokok.

3. Pelajarilah setiap kegiatan pembelajaran sampai tuntas,

4. Pelajari semua isi modul mulai dari materi pembelajaran, aktivitas pembelajaran, latihan soal dalam modul ini dengan seksama.

(15)

5 6. Ikuti semua instruksi yang terdapat aktivitas pembelajaran yang meliputi kegiatan dan

pengisian lembar kerja (LK) di setiap kegiatan pembelajaran.

7. LK yang terdapat pada modul hanya sebagai contoh, Saudara dapat mengerjakannya di tempat lain baik dalam bentuk soft file maupun hard copy.

8. Lakukanlah berbagai latihan sesuai dengan petunjuk yang disajikan pada masing-masing kegiatan pembelajaran. Demikian pula dengan kegiatan evaluasi dan tindak lanjutnya.

9. Disarankan tidak melihat kunci jawaban terlebih dahulu agar evaluasi yang dilakukan dapat mengukur tingkat penguasaan peserta terhadap materi yang disajikan.

10. Pelajarilah keseluruhan materi modul ini secara intensif. Modul ini dirancang sebagai bahan belajar mandiri persiapan uji kompetensi.

(16)

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

PERENCANAAN SUPERVISI AKADEMIK

(WAKTU 10 JP)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai mempelajari Kegiatan Pembelajaran 1 ini Saudara diharapkan mampu: 1. menganalisis jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan dalam penyusunan Rencana

Pengawasan Akademik (RPA)/Rencana Pengawasan Bimbingan Konseling (RPBK).

2. menyusun rumusan tujuan supervisi akademik.

3. menganalisis kesesuaian antara komponen dan isi pada RPA/RPBK.

4. membandingkan konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan tiap mata pelajaran.

5. menerapkan/menggunakan konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan

kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran; 6. membandingkan konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan

perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

B. Indikator Pencapaian Tujuan

1. Menyusun Rencana Pengawasan Akademik (RPA)/Rencana Pengawasan Bimbingan Konseling (RPBK).

2. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

3. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

C. Uraian Materi

1. Pengertian Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al. 2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya: apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?; apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan peserta didik di dalam kelas?; aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas-aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan peserta didik?; apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan

(17)

7 Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja, bukan berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus diteruskan dengan tindak lanjut berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

Hal ini hendaknya jangan diasumsikan secara sempit, bahwa hanya ada satu cara terbaik yang bisa diaplikasikan dalam semua kegiatan pengembangan perilaku guru. Tidak ada satu pun perilaku supervisi akademik yang baik dan cocok bagi semua guru (Glickman, 1981 dalam Pusbangtendik, 2007).

2. Prinsip-prinsip Supervisi Akademik

Berikut adalah beberapa prinsip yang harus diperhatikan dan direalisasikan oleh pengawas sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik, yaitu sebagai berikut.

a. supervisi akademik harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya pengawas sekolah harus memiliki sifat-sifat, seperti sikap membantu, memahami, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor (Dodd, 1972).

b. supervisi akademik harus dilakukan secara berkesinambungan. Apabila guru telah berhasil mengembangkan dirinya tidaklah berarti selesailah tugas pengawas sekolah, melainkan harus tetap dibina secara berkesinambungan. Hal ini logis, mengingat problema proses pembelajaran selalu muncul dan berkembang.

c. supervisi akademik harus demokratis. Pengawas sekolah tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademiknya. Titik tekan supervisi akademik yang demokratis adalah aktif dan kooperatif.

d. supervisi akademik harus konstruktif. Supervisi akademik bukan untuk mencari-cari kesalahan guru. Supervisi akademik akan mengembangkan pertumbuhan dan kreativitas guru dalam memahami dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan pembelajaran.

e. supervisi akademik harus obyektif. Objektivitas dalam penyusunan program berarti bahwa program supervisi akademik itu harus disusun berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan profesional guru. Begitu pula dalam mengevaluasi keberhasilan program supervisi akademik. Di sinilah letak pentingnya instrumen pengukuran yang memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi untuk mengukur kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran.

f. perencanaan program supervisi akademik bertujuan untuk menyusun dokumen perencanaan pelaksanaan dan perencanaan pemantauan dalam rangka membantu kepala sekolah dan guru dalam mengembangkan kemampuan mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Singkatnya, prinsip-prinsip supervisi akademik meliputi: a. praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah;

b. sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan tujuan pembelajaran;

(18)

c. objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen; d. realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya;

e. antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi;

f. konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran;

g. kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran;

h. kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran;

i. demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik;

j. aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi;

k. humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor;

l. berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh Kepala sekolah);

m. terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.

3. Manfaat Perencanaan Program Supervisi Akademik

Manfaat perencanaan supervisi akademik adalah sebagai rambu-rambu dan pedoman dalam melaksanakan supervisi akademik.

Supervisi akademik merupakan salah satu fungsi mendasar (essential function) dalam keseluruhan program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk., 1981; dan Glickman, et al. 2007). Hasil supervisi akademik berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.

4. Perencanaan Supervisi Akademik

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenegpan) dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya pasal 7 poin (a) menyatakan bahwa pengawas sekolah sebelum melaksanakan supervisi mempunyai kewajiban menyusun program pengawasan. Salah satu Hal terpenting dari program pengawasan adanya rencana pengawasan yang disusun berdasarkan hasil evaluasi dan analisis pelaksanaan pengawasan tahun sebelumnya. Rencana pengawasan tersebut disusun oleh pengawas sekolah tergantung dari jenis pengawasnya. Untuk pengawas mata pelajaran ditulis dalam bentuk rencana pengawasan akademik (RPA), adapun untuk pengawas bimbingan dan konseling ditulis dalam bentuk rencana pengawasan bimbingan dan konseling (RPBK).

RPA dan RPBK pada dasarnya memuat komponen-komponen yang terdiri dari: a. aspek/masalah

b. tujuan c. indikator d. waktu

(19)

9 g. skenario kegiatan

h. sumber daya

i. penilaian dan instrumen j. rencana tindak lanjut

Pada praktiknya penyusunan RPA/RPBK dapat disusun dalam bentuk naratif atau bentuk matrik. Contoh bentuk naratif maupun bentuk matrik dapat dipelajari pada lembar kerja yang akan saudara isi sesuai dengan petunjuk yang diberikan pada kegiatan belajar ini.

Langkah-langkah penyusunan RPA/RPBK ditunjukkan seperti pada Gambar 2 di bawah ini. Urutan langkah mulai dari titik mulai (start) dengan pola putaran jarum jam dan berakhir pada desain pembelajaran.

Gambar 3. Langkah-langkah Menyusun RPA/RPBK

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan 1.1 Curah Pendapat tentang Konsep, Prinsip dan Teori Supervisi Akademik (45 menit)

Setelah Saudara mempelajari konsep, prinsip dan manfaat dari KP 1 perencanaan supervisi akademik, lakukan langkah-langkah berikut:

a. Bentuk kelompok terdiri dari 2-4 orang

b. Kemudian tunjuk salah seorang anggota kelompok untuk menjadi pemandu pada kegiatan curah pendapat dengan tugas:

1) memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk mengemukakan pandangan/pendapat tentang konsep,prinsip, dan teori supervisi akademik

2) menuliskan semua pandangan/pendapat setiap orang dalam kelompok. 3) mengidentifikasi jawaban yang berdekatan maknanya

4) menentukan pilihan pernyataan yang paling mendekati.

(20)

c. Rumuskan hasil curah pendapat dan tuliskan dalam LK 1.1

LK 1.1 Hasil Curah Pendapat Tentang Konsep dan Prinsip Supervisi Akademik

No Pandangan / Pendapat 1 2 3 4 5

Kegiatan 1.2 Berpikir Reflektif Tentang Instrumen Supervisi Akademik (45 menit)

Dalam kegiatan supervisi akademik, perangkat yang diperlukan antara lain: 1) instrumen penilaian RPP, 2) instrumen penilaian bahan ajar, 3) instrumen observasi kelas dan 4) instrumen lain yang relevan sebagai contoh instrumen pra observasi atau instrumen pasca observasi kelas dan lain sebagainya.

Berikut adalah salah satu contoh instrumen observasi kelas.

Saudara secara berkelompok diminta untuk mengamati contoh instrumen tersebut.

LK 1.2 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas

Lembar Observasi/Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas (SD/MI)

FORMAT OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DENGAN

PENDEKATAN SAINTIFIK (PEER TEACHING)

Nama Guru

: ………..………

Asal Sekolah

: ………..………

Tema/ST/PB

: ………..………

Aspek Yang Diamati

CATATAN Ya a A TIDA K Ya tidak Tdk Catatan Kegiatan Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi

1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan memberi salam 2

Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya.

3 Mengajukan pertanyaan menantang.

(21)

11 Aspek Yang Diamati

CATATAN Ya a A TIDA K Ya tidak Tdk Catatan Kegiatan Pendahuluan

1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik.

2

Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi.

Kegiatan Inti

Penguasaan Materi Pelajaran

1 Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran

2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain

yang relevan,perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata.

3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat.

4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari sederhana ke rumit)

konkrit ke abstrak)

Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. 2 Melaksanakan pembelajaran secara runtut. 3 Menguasai kelas.

4 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.

5 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect). 6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi

waktu

yang direncanakan.

Penerapan Pendekatan Saintifik

1 Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati. 2 Memancing peserta didik untukbertanya.

3 Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana. 4 Memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar

(proses berpikir yang logis dan sistematis). 5 Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba. 6 Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis. 7 Menyajikan kegiatan peserta didik untukberkomunikasi.

Penerapan Pembelajaran TematikTerpadu 1 Menyajikan pembelajaran sesuai tema.

2

Menyajikan pembelajaran dengan memadukan berbagai muatan pelajaran dalam satu PBM meliputi ; Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika,Seni Budaya dan Prakarya, serta Penjasorkes.

3 Menyajikan pembelajaran yang memuat komponen karakteristik terpadu.

4 Menyajikan pembelajaran yang bernuansa aktifdan menyenangkan.

(22)

Aspek Yang Diamati CATATAN Ya a A TIDA K Ya tidak Tdk Catatan Kegiatan Pendahuluan

Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran

1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran.

2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran.

3 Menghasilkan pesan yang menarik.

4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran.

5 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran.

Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran

1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar. 2 Merespon positif partisipasi peserta didik.

3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik.

4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif. 5 Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta

didik dalam belajar.

Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran

1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar. 2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

Setelah melakukan pengamatan contoh lembar observasi pengamatan praktik pembelajaran tersebut, Saudara diminta:

1. Mengisi tabel LK 1.2 sesuai dengan bidang/jenjang pengawasan Saudara!

2. Saudara diminta mendiskusikan format lembar observasi terkait dengan komponen, sistematika, dan substansi lembar observasi tersebut secara berkelompok. Terkait dengan pelaksanaan Kurikulum 2013, Saudara dapat menggunakan referensi Peraturan Meneteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses dan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.

3. Saudara diminta untuk melakukan klarifikasi model instrumen yang baru sesuai jenjang dan bidang pengawasan Saudara, merujuk pada peraturan yang berlaku!

Kegiatan 1.3 Menganalisis Contoh Rencana Pengawasan Akademik (RPA)/RPBK (90 menit)

Sebagai pengawas sekolah baik pengawas mata pelajaran maupun pengawas bimbingan dan konseling, ketika akan melaksanakan pengawasan akademik selain

(23)

13 Saudara diminta untuk mengamati contoh RPA berikut:

Contoh RPA

MODEL FORMAT RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK (RPA) (Kasus Klini

k)

A. Aspek/Masalah : Guru belum mampu menerapkan pendekatan saintifik model Problem Based Learning (PBL

B. Tujuan : Memberikan bimbingan dan arahan agar guru dapat menerapkan pendekatan saintifik model PBL

C. Indikator : Mampu menerapkan pendekatan saintifik model PBL D. Waktu Pelaksanaan

Pembinaan : Disesuaikan

E. Setting : SMK*)

F. Strategi/Metode Kerja/ : IHT, Refleksi Teknik Supervisi

G. Skenario Kegiatan :

No. Pertemuan Kegiatan Alokasi Waktu

1. Awal a. Menyampaikan kepada guru tentang pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik model Problem Based Learning (PBL)

b. Memeriksa RPP guru, meminta kepada guru untuk memokuskan pada model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran

c. Menyepakati agenda/skenario pembinaan

20”

2. Inti a. Pengawas sekolah melakukan diskusi dengan guru tentang model-model pembelajaran.

b. Pengawas Sekolah melakukan diskusi dengan guru tentang pelaksanaan PBL.

c. Pengawas merefleksi implementasi PBL.

d. Guru berkelompok melaksanakan diskusi tentang penerapan PBL sesuai dengan Kurikulum 2013 e. Dari hasil diskusi masing masing guru dapat

membuat RPP yang menggunakan pendekatan saintifik model PBL

150’

3. Akhir a. Penguatan dan pemberian motivasi kepada guru-guru untuk melaksanakannya.

b. Menyepakati agenda berikutnya untuk melihat tindak lanjut supervisi

10”

H. Sumber daya yang

Diperlukan : SKL, KI dan KD Mata Pelajaran, LCD dan Komputer I. Penilaian dan

Instrumen : Produk hasil revisi RPP yang menggunakan pendekatan saintifik model PBL

J. Rencana Tindak

Lanjut : Implementasi RPP pendekatan saintifik model PBL selama satu bulan dilakukan pemantauan

(24)

…………, ………2016

Mengetahui:

Kepala Dinas Pendidikan /Korwas

Pengawas

………

………

LK 1.3 Analisis Rencana Pengawasan Akademik (RPA)/RPBK

Setelah melakukan pengamatan contoh RPA tersebut dan berdasarkan hasil pelaksanaan tugas pengawasan akademik di sekolah binaan, Saudara diminta mengisi tabel LK 1.3 sesuai dengan bidang/jenjang pengawasan Saudara dan permasalahan yang dihadapi oleh guru binaan.

MODEL FORMAT RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK (RPA)(Kasus……...….. )

KE:…….

A. Aspek/Masalah : ………

B. Tujuan : ………

C. Indikator : ………

D. Waktu Pelaksanaan Pembinaan : ……… E. Setting (Struktur Program Kegiatan): ………... F. Strategi/Metode Kerja/Teknik : ………

G. Skenario : ………

No. Pertemuan Kegiatan Alokasi Waktu

1. 2. 3.

H. Sumber daya yang diperlukan : ... I. Penilaian dan Instrumen : ... J. Rencana Tindak Lanjut : ... …………, ………2016 Mengetahui:

Kepala Dinas Pendidikan /Korwas Pengawas

(25)

15

Kegiatan 1.4 Praktik Menyusun Rencana Pengawasan Akademik (RPA) atau Rencana Pengawasan Bimbingan Konseling (RPBK) (90 menit)

a. Penyusunan Rencana Pengawasan Akademik, tugas ini ditujukan kepada Saudara yang bertugas sebagai pengawas pada semua jenjang satuan pendidikan.

b. Penyusunan Rencana Pengawasan Bimbingan Konseling (RPBK) hanya ditujukan bagi Saudara Pengawas Bimbingan dan Konseling.

Langkah-langkah menyusun rencana RPA/RPBK adalah sebagai berikut:

1. Baca materi pada Kegiatan Pembelajaran 1 Perencanaan Supervisi Akademik 2. Identifikasi, analisis, dan evaluasi serta tindak lanjuti hasil pengawasan tahun

sebelumnya, Saudara dapat menggunakan LK 1.4.1 atau format lain yang Saudara kembangkan sendiri untuk menuliskan hasilnya.

LK 1.4.1 Identifikasi, Analisis dan Evaluasi serta Tindak Lanjut Hasil Pembinaan Guru Tahun Sebelumnya

Nama Pengawas :

NIP :

Pangkat/Golongan :

Jabatan :

Jumlah Sekolah Binaan :

No Kegiatan Sasaran Target Pencapaian (%) Tindak lanjut

Penyusunan Rencana Pengawasan Akademik/Rencana Pengawasan Bimbingan dan Konseling (RPA/RPBK)

Terdapat sepuluh aspek dalam menyusun rencana pengawasan, yaitu:

1. Aspek pembinaan, berisi rencana materi pokok kegiatan pengawasan yang akan dilaksanakan mencakup pembinaan guru dan kepala sekolah, pemantauan delapan Standar Nasional Pendidikan, penilaian kinerja guru dan kepala sekolah

2. Tujuan dirumuskan secara jelas (tidak menimbulkan penafsiran ganda),

3. Indikator keberhasilan, ditulis secara jelas dan terukur sesuai dengan tujuan kegiatan pengawasan

(26)

5. Tempat/sekolah/sasaran berisi nama dan jenjang sekolah serta jumlah guru dan kepala sekolah sasaran.

6. Strategi/metode/teknik dipilih berdasarkan kebutuhan pelaksanaan kegiatan pengawasan yang sesuai

7. Skenario pembinaan, ditulis secara runtut langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan pengawasan yang sesuai dengan strategi/metode/teknik pengawasan yang digunakan.

8. Sumber daya, berisikan alat dan bahan kegiatan yang relevan (LCD, permen, juklak, juknis, pedoman)

9. Penilaian dan instrumen diisi dengan jenis penilaian dan instrumen relevan yang digunakan

10. Rencana tindak lanjut berisi tindakan rasional dan operasional, misalnya melalui konsultasi dan diskusi.

(27)

17

LK 1.4.2 Rencana Pengawasan Akademik

RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK

NAMA SEKOLAH : NAMA PENGAWAS : ALAMAT : SEMESTER : JUMLAH GURU : ALAMAT INSTANSI :

No Aspek/Masalah dan Tujuan Indikator Keberhasilan Waktu Tempat Skenario & Strategi Sumber

Daya Penilaian

1 2 3 4 5 6 7 8

Rekomendasi dan Tindak lanjut:

………...………

………...

..………

(28)

Kegiatan 1.5 Praktik Penyusunan Instrumen Supervisi Akademik (90 menit)

Saudara akan dipandu untuk menyusun, mengadaptasi dan mengembangkan instrumen sesuai kebutuhan RPA dan atau RPBK pelaksanaan supervisi terhadap kepala sekolah dan guru yang Saudara bina.

Berikut adalah salah satu contoh Instrumen Administrasi Perencanaan Pembelajaran yang harus Saudara cermati.

Format Administrasi Perencanaan Pembelajaran (Berdasarkan Standar Proses).

Administrasi Perencanaan Pembelajaran

Nama Sekolah/Madrasah : ... Nama Guru : ... Pangkat/Golongan :... Mata Pelajaran : ... Jumlah Jam Tatap Muka : ... Semester/Kelas : ………... No Komponen Administrasi Pembelajaran Kondisi Skor Keterangan Ketercapaian Ada Tidak 4 3 2 1

1 Program Tahunan 4= Sangat baik

3= baik 2= cukup 1= kurang 2 Program Semester 3 Silabus 4 RPP 5 Kalender Pendidikan 6 Jadwal Pelajaran 7 Agenda Harian 8 Daftar Nilai 9 KKM 10 Absensi Peserta Didik

11 Buku Pedoman Guru 12 Buku Teks Pelajaran

Keterangan : Nilai Akhir = Skor Perolehan x 100% Skor Maksimal (40) Ketercapaian: 86% - 100% = Baik Sekali

70% - 85% = Baik 55% - 69% = Cukup Dibawah 55% = Kurang

TINDAK LANJUT

(29)

19 Setelah Saudara mencermati contoh format instrumen administrasi perencanaan pembelajaran tersebut, buatlah/adaptasi/ kembangkan salah satu format supervisi akademik untuk melaksanakan pemantauan pelaksanaan pembelajaran sesuai kurikulum yang berlaku.

Kegiatan 1.6 Presentasi Tagihan Tugas Mandiri (45 menit ) Presentasi Tugas Mandiri

Pada kegiatan ini, Saudara diminta melakukan presentasi hasil penyusunan perencanaan pengawasan akademik, yaitu mengidentifikasi masalah pembelajaran, menentukan tujuan, membuat jadwal, memilih teknik, dan memilih instrumen supervisi akademik pada kegiatan. Presentasi ini akan digabung dengan presentasi topik lainnnya. Bahan presentasi dibuat dalam bentuk power point.

Berbagi Pengalaman tentang Pengawasan

Setelah melakukan presentasi, selanjutnya Saudara dapat melakukan sharing dengan sesama pengawas sekolah dengan materi modul yang sama untuk memperoleh masukan dan penguatan pemahaman Saudara. Berdasarkan hasil kegiatan 1.6, tentunya Saudara memperolah masukan-masukan dari hasil diskusi dan sharing dengan teman pengawas sekolah. Gunakan hasil diskusi dan sharing tersebut untuk menyusun rencana tindak lanjut setelah Saudara mengikuti pelatihan tatap muka Pengawas Sekolah Pembelajar.

Saudara telah melakukan semua rangkaian kegiatan untuk mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan dari kegiatan pembelajaran ini. Di akhir kegiatan Saudara harus menjawab pertanyaan penilaian diri yang terdapat pada bagian penilaian.

E. Latihan/Kasus/Tugas

Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf A, B, C, atau D

1. Sebagai pengawas sekolah pada setiap awal tahun ajaran tugas utama yang harus dilakukan sebelum menyusun RPA /RPBK adalah:

A. Merumuskan tujuan pembelajaran

B. Menganalisis jenis kegiatan yang akan dilakukan C. Memetakan jenis kegiatan RPA

D. Menentukan jumlah guru yang akan dibina sesuai jenjang Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah Guru yang disupervisi

... ...

(30)

2. Dalam menyusun rumusan tujuan supervisi akademik, seorang pengawas sekolah harus berpedoman pada …..

A. Tugas rutin dan tugas insidentil B. Program pengawasan tahunan C. Program pengawasan semester D. Indikator keberhasilan program

3. Mana kriteria pencapaian tujuan supervisi akademik yang paling tepat untuk mengukur pencapaian tujuan guru mengajar....

A. Guru mampu mengelola kelas, melaksanakan pembelajaran yang efektif, memelihara fasilitas belajar, menilai hasil belajar, berkolaborasi dengan guru, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif

B. Guru mampu merencanakan, melaksanakan, menilai hasil pembelajaran, dan memanfaatkan hasil penilaian.

C. Guru memiliki kompetensi profesional dan akademik, melakukan program remedial dan pengayaan, mengembangkan interaksi pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian

D. Guru mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, bekerja sama dengan guru lain, serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif

4. Pengawas sekolah dalam merencanakan aktivitas supervisi akademik, terlebih dahulu mereviu catatan umpan balik hasil supervisi sebelumnya dalam pembelajaran. Hasil reviu menunjukkan bahwa terdapat beberapa guru yang dibina dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik hanya menggunakan instrumen penilaian yang tertulis pada buku pelajaran sehingga banyak peserta didik yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal, maka kriteria pencapaian tujuan supervisi akademik yang dirumuskan oleh pengawas sekolah adalah guru mampu….

A. meningkatkan hasil belajar peserta didik sehingga melampaui kriteria ketuntasan minimal

B. merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar

C. melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan

D. mengembangkan instrumen penilaian yang sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi dasar

5. Pengawas sekolah dalam melaksanakan pengamatan proses belajar mengajar hingga diperoleh data yang diperlukan, dalam rangka pembinaan yang bertujuan mengatasi kesulitan guru di dalam kelas. Pelaksanaan supervisi yang paling tepat yang harus dilakukan pengawas sekolah adalah ….

A.

kunjungan kelas

B.

observasi kelas

C.

pertemuan individual

(31)

21

F. Rangkuman

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Esensi supervisi akademik sama sekali bukan menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, meskipun demikian supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran.

Langkah-langkah Menyusun RPA dan RPBK

1. Menganalisis hasil evaluasi pelaksanaan program pengawasan tahun sebelumnya; 2. Menentukan kegiatan mana yang telah dilaksanakan dan seberapa jauh

ketercapaiannya;

3. Mengidentifikasi kegiatan mana yang belum dilaksanakan;

4. Temukan beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki bagi peningkatan kualitas; 5. Buatlah kesimpulan sebagai rekomendasi untuk menyusun program tahun

berikutnya;

6. Mendesain RPA/RPBK

G. Umpan Balik

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban kegiatan pembelajaran 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Saudara yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap kegiatan pembelajaran 1.

Arti tingkat persentase penguasaan yang Saudara capai: 90 – 100 = sangat baik

80 – 89 = baik 70 – 79 = cukup 60 – 69 = kurang

 60 = sangat kurang

Apabila Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Saudara dapat meneruskan dengan modul berikutnya. Bagus! Tetapi apabila tingkat penguasaan Saudara masih di bawah 80%, Saudara harus mengulangi kegiatan pembelajaran 1, terutama bagian yang belum Saudara kuasai.

H. Refleksi dan Tindak Lanjut

No Tujuan Pembelajaran Tercapai Belum

Tercapai Keterangan 1 Menganalisis jenis-jenis kegiatan yang akan

dilakukan dalam penyusunan Rencana Pengawasan Akademik (RPA)/Rencana Pengawasan Bimbingan Konseling (RPBK)

Tingkat Penguasaan = Jumlah Jawaban Benar X Jumlah Soal

(32)

2 Menyusun rumusan tujuan supervisi akademik

3 Menganalisis kesesuaian antara komponen dan isi pada RPA/RPBK

4 Membandingkan konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan tiap mata pelajaran

5 Menerapkan/menggunakan konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran

6 Membandingkan konsep, prinsip, teori/ teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/ bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran

Tindak lanjut:

Kegiatan yang membuat saya belajar lebih efektif

….

Kegiatan yang membuat saya tidak efektif belajar dan saran perbaikan

I. Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Latihan Soal Kegiatan Pembelajaran 1 1. B

2 A 3 D 4 A 5 D

(33)

23

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK

(WAKTU 12 JP)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah melaksanakan Kegiatan Pembelajaran 2, Saudara diharapkan mampu:

1. memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

2. memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

3. membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.

4. membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi peserta didik melalui tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

5. membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

6. membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/ atau di lapangan) untuk tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

7. membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

B. Indikator Pencapaian Tujuan

1. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran berdasarkan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.

2. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

3. Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

4. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium,dan/atau di lapangan) untuk tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

5. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.

(34)

C. Uraian Materi

1. Pendekatan, Model dan Teknik Supervisi Akademik

a. Pendekatan Supervisi

Berdasarkan cara bagaimana pengawas sekolah bersama guru melakukan perbaikan dan siapa yang lebih dominan di antara keduanya, maka dibedakan tiga macam pendekatan, yaitu direktif, kolaboratif dan non-direktif.

1) Pendekatan Direktif: Tanggung jawab lebih banyak pada pengawas sekolah. 2) Pendekatan Kolaboratif: Tanggung Jawab terbagi relatif sama antara

supervisor dan guru

3) Pendekatan Non-Direktif: Tanggung jawab lebih banyak pada guru

Karakteristik dari tiga macam pendekatan supervisi akademik tersebut, tertuang dalam tabel 3 berikut (Glickman,1981)

Tabel 3. Pendekatan Supervisi Akademik Pendekatan Supervisi Tanggung jawab Supervisor (Pengawas Sekolah/Kepala Sekolah) Tanggung jawab yang disupervisi Metode Supervisi

Non Direktif Rendah Sedang Self Assesment

Kolaboratif Sedang Sedang Mutual Contrac

Direktif Tinggi Rendah Delineated

standars Ketepatan penggunaan pendekatan dalam melaksanakan supervisi akademik sangat tergantung pada kemampuan pengawas mengenal karakteristik perilaku guru. Beberapa perilaku yang menjadi karakteristik dalam pendekatan supervisi akademik, dapat dilihat seperti dalam Tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4. Karakteristik Perilaku Pendekatan Supervisi Akademik

Prilaku Direktif Kolaboratif Non-Direktif

Clarifying (Mengklarifikasi) V V V

Presenting (Pemaparan) V V V

Directing (Mengarahkan) V - -

Demonstrating (Memperagakan) V - -

Setting the Standards (Menetapkan

Standar-standar) V -

- Reinforcing (Memberi Penguatan) V

Listening (Mendengarkan) - V V

Problem Solving (Pemecahan Masalah) - V V

(35)

25 Keterkaitan supervisi dengan karakteristik guru dilakukan dengan menggunakan variabel pengembangan, yaitu: tingkat kompetensi/berpikir abstrak dengan tingkat komitmen guru dalam melaksanakan tugas. Melalui penggunaan variabel pengembangan itu pengawas sekolah dapat mengadakan klasifikasi guru-guru yang ada. Pengukuran dapat dilaksanakan dengan menggunakan sebuah paradigma/model dengan menggambarkan persilangan dua garis, yaitu garis tingkat kompetensi/berpikir abstrak secara vertikal, yang bergerak dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi, dan Dari garis komitmen yang secara horisontal bergerak dari tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Atas dasar itu maka dapat dikategorikan empat sisi (kuadran) dan empat prototipe guru:

(a) Kuadran I (Guru Professional)

Guru yang profesional memiliki tingkat kompetensi/abstraksi yang tinggi dan tingkat komitmen yang tinggi. Ia benar-benar profesional melalui peningkatan kemampuan yang terus menerus. Orang yang profesional selalu punya kemampuan untuk mengembangkan dirinya terus menerus.

Ia tidak hanya mampu mencetuskan ide-ide, aktivitas maupun sarana penunjang tetapi ia juga terlihat secara aktif dalam melaksanakan suatu rencana sampai selesai. Ia adalah seorang pemikir dan sekaligus pelaksana. (b) Kuadran II (Guru Analytical Observer)

Guru Analytical Observer memiliki tingkat kompetensi/abstaksi tinggi tetapi tingkat komitmen rendah. Ia pandai, sangat menyukai suka mengkritik, mempunyai kemampuan bicara yang tinggi, selalu mencetuskan ide-ide yang besar tentang apa yang bisa dikerjakan di kelas atau secara keseluruhan di sekolah. Ia bisa mengajukan ide atau rencana-rencana besar secara gamblang dan memikirkan langkah-langkah pelaksanaannya demi tercapainya program itu. Ide-idenya tak pernah/jarang terwujud.

Ia tahu apa yang harus ia kerjakan tetapi tidak bersedia mengorbankan waktu, energi dan perhatian khusus untuk melaksanakannya.

(c) Kuadran III (Guru Drop-Out)

Guru Drop-Out mempunyai tingkat kompetensi/abstraksi dan tingkat komitmen yang rendah. Ia termasuk guru yang kurang bermutu. Guru seperti ini memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu: hanya melakukan tugas rutin tanpa tanggung jawab, perhatiannya hanya sekedar untuk mempertahankan pekerjaannya, memiliki sedikit sekali inovasi untuk memikirkan perubahan apa yang perlu dibuat dan puas dengan melakukan tugas rutin yang dilakukan dari hari kehari.

(d) Kuadran IV (Guru Unfocused Worker)

Guru Unfocused Worker memiliki tingkat kompetensi/abstraksi yang rendah, tetapi tingkat komitmennya tinggi. Ia terlalu sibuk, sangat energetik, anthusias dan penuh kemauan. Ia berkeinginan untuk menjadi guru yang lebih baik dan membuat situasi kelas lebih menarik sesuai dengan keadaan peserta didiknya. Ia bekerja sangat keras dan biasanya meninggalkan sekolah penuh dengan pekerjaan yang akan dibuat di rumah. Sayangnya tujuan-tujuan yang baik tersebut terhalang oleh kurangnya kemampuan guru untuk menyelesaikan persoalan dan jarang sekali melaksanakan segala sesuatu secara realistis.

(36)

Kompetensi/ Abstraksi

Guru

Profesional

Guru

Unfocused

Worker

Guru Dorp

Out

Guru

Analytic

observer

Kategori guru sesuai dengan karakteristiknya ditunjukan pada gambar dibawah ini.

Kategori Guru

Komitmen Gambar 4. Karakteristik Guru

b. Model Supervisi

Berdasarkan bagaimana cara memahami atau memastikan masalah, darimana datanya diperoleh dan dengan cara apa memperbaikinya, maka dibedakan tiga model supervisi akademik, yaitu model saintifik, model artistik dan model klinik. Berikut adalah penjelasan mengenai ketiga model supervisi akademik tersebut. 1) Model Supervisi Saintifik

Menurut Sahertian (2008)model supervisi ilmiah adalah sebuah model supervisi yang digunakan oleh supervisor untuk menjaring data atau informasi dan menilai kinerja kepala sekolah dan guru dengan cara menyebarkan angket.

Supervisi yang bersifat ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (a) Dilaksanakan secara berencana dan berkelanjutan.

(b) Sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu (c) Menggunakan instrumen pengumpulan data

(d) Dapat menjaring data yang obyektif. 2) Model Supervisi Artistik

Model supervisi artistik menuntut seorang supervisor dalam melaksanakan tugasnya harus berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki sikap arif. Seperti diungkapkan oleh Jasmani dan Mustofa (2013; 31) model supervisi artistik mendasarkan diri pada bekerja untuk orang lain (working for the other), bekerja dengan orang lain (working with the other), dan bekerja melalui orang lain (working through the other). Oleh karena itu, pelaksanaan

(37)

27 (a) Memerlukan perhatian agar lebih banyak mendengarkan dari pada

berbicara.

(b) Memerlukan tingkat pengetahuan yang cukup.

(c) Mengutamakan sumbangan yang unik dari guru-guru dalam rangka mengembangkan pendidikan bagi generasi muda

(d) Menuntut untuk memberi perhatian lebih banyak terhadap proses kehidupan kelas.

(e) Memerlukan suatu kemampuan berkomunikasi yang baik dalam cara mengungkapkan apa yang dimiliki terhadap orang lain yang dapat membuat orang lain menangkap dengan jelas ciri ekspresi yang diungkapkan itu.

(f) Memerlukan kemampuan untuk menafsirkan makna dari peristiwa yang diungkapkan.

3) Model Supervisi Klinik

Menurut Acheson dan Gall (1987), supervisi klinik adalah sebuah model alternatif dari supervisi yang lebih interaktif, demokratis, dan berpusat pada kebutuhan guru. Supervisi klinik ini pada dasarnya merupakan pembinaan performansi guru mengelola proses belajar mengajar (Cogan, 1973).

Karakteristik supervisi klinik yaitu:

(a) Adanya kerjasama yang saling mempercayai dan menghargai, (b) Berbagi kepakaran atas dasar kemitraan, dan

(c) Suatu anggapan bahwa guru bukan penerima pasif, tetapi partner aktif yang berperan serta dalam keberhasilan supervisi.

Tahap-tahap Supervisi Klinik

Supervisi klinik terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap pertemuan awal (Pre-Observational Conference), tahap observasi pembelajaran (Observation) dan tahap pertemuan akhir/ balikan (post-observational Conference), lebih jelasnya, ketiga tahapan tersebut dapat dilihat seperti nampak pada gambar berikut.

(38)

c. Teknik Supervisi Akademik

Berdasarkan jenis kegiatannya teknik supervisi akademik dapat dibedapak atas 2 jenis yakni; teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok, baik di dalam ataupun di luar kelas.

Pelaksanaan kedua teknik supervisi tersebut lebih jelas dapat dilihat pada gambar 5 berikut.

Gambar 6. Teknik Supervisi Akademik 1) Teknik Supervisi Individual

Teknik supervisi individual adalah supervisi yang diberikan kepada guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan. Pengawas sekolah hanya berhadapan dengan seorang guru yang dipandang memiliki persoalan tertentu.

Teknik-teknik supervisi individual di antaranya meliputi kunjungan kelas, kunjungan observasi, pertemuan individual, dan kunjungan antar-kelas. a) Kunjungan Kelas (Classroom Visitation)

Pengawas sekolah datang ke kelas untuk mengobservasi guru mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya perlu diperbaiki.

Tahap-tahap kunjungan kelas terdiri atas empat tahap, yaitu:

(1) tahap persiapan. Pada tahap ini, pengawas sekolah merencanakan waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas, (2) tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, pengawas

sekolah mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung, (3) tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, pengawas sekolah bersama

guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi, dan tahap tindak lanjut.

(39)

29 b) Kunjungan Observasi (Observation Visits)

Pada kegiatan supervisi dalam bentuk kunjungan kelas/observasi guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru-guru lain yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain. Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah:

(1) Usaha-usaha dan aktivitas guru-peserta didik dalam proses pembelajaran,

(2) Cara menggunakan media pengajaran, (3) Variasi metode,

(4) Ketepatan penggunaan media dengan materi, (5) Ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan

(6) Reaksi mental para peserta didik dalam proses belajar mengajar. c) Pertemuan Individual

Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara pengawas sekolah dan guru.

Tujuannya adalah:

(1) Mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik, (2) Meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran, dan (3) Memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan diri guru. Hal yang dilakukan pengawas sekolah dalam pertemuan individu: (1) Berusaha mengembangkan segi-segi positif guru,

(2) Memotivasi guru mengatasi kesulitan-kesulitannya, (3) Memberikan pengarahan, dan

(4) Menyepakati berbagai solusi permasalahan dan menindak-lanjutinya. d) Kunjungan Antar Kelas

Kunjungan antar kelas adalah seorang guru berkunjung ke kelas yang lain (guru lainnya) di sekolah yang sama. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran. Cara-cara melaksanakan kunjungan antar kelas adalah sebagai berikut:

(1) Jadwal kunjungan harus direncanakan.

(2) Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi. (3) Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi. (4) Sediakan segala fasilitas yang diperlukan.

(5) Pengawas sekolah hendaknya mengikuti acara ini dengan pengamatan yang cermat.

(6) Lakukan tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai, misalnya dalam bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu.

(7) Segera aplikasikan ke kelas guru bersangkutan, dengan menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi.

(8) Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.

(40)

2) Teknik Supervisi Kelompok

Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama.

Pelaksanaan teknik supervisi kelompok dapat dilakukan dengan cara pertemuan atau rapat, diskusi kelompok, dan mengadakan pelatihan-pelatihan/workshop atau kegiatan lain yang rerevan..

a) Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting): Seorang pengawas sekolah menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun. Termasuk mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru. Dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi. Rapat tersebut antara lain melibatkan Kelompok Kerja Guru (KKG), dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran/Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGMP/MGBK).

b) Mengadakan diskusi kelompok (group discussions): Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Di dalam setiap diskusi, pengawas sekolah memberikan pengarahan, bimbingan, nasehat-nasehat dan saran-saran yang diperlukan.

c) Mengadakan pelatihan (inservice-training): Teknik ini dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan, misalnya pelatihan untuk guru mata pelajaran tertentu. Mengingat bahwa pelatihan pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas pengawas sekolah adalah mengelola dan membimbing implementasi program tindak lanjut (follow-up) dari hasil pelatihan.

2. Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan antara peserta didik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik yang digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan. Pada pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013 digunakan pendekatan saintifik (scientific approach) dalam pembelajaran dan model-model pembelajaran seperti: problem -based learning, project-based learning dan inquiry/discovery learning.

a. Pendekatan Saintifik

1) Pengertian Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah pendekatan berbasis proses keilmuan dilaksanakan dengan menggunakan modus pembelajaran langsung atau tidak langsung sebagai landasan dalam menerapkan berbagai strategi dan model pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan

(41)

31 Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring (nurturant effect). Capaiannya Kompetensi Inti 1) dan Kompetensi Inti (KI-2).

2) Karakteristik Pendekatan Saintifik

a) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

b) Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

c) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berlatih berfikir tingkat tinggi / higher order thinking skills (hots), berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

d) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.

e) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.

f) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

g) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

3) Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan merupakan pengorganisasian pengalaman belajar dengan urutan logis meliputi proses pembelajaran. Urutan tersebut mencakup: a) mengamati (observing), b) menanya (questioning), c) mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting), d) menalar/mengasosiasi (associating); dan e) mengomunikasikan (communicating).

b. Model-Model Pembelajaran

Pada implementasi Kurikulum 2013 dikenal 3 macam model pembelajaran utama, yaitu:

1) Pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning/PBL)

PBL adalah lingkungan pembelajaran dimana permasalahan mendorong terjadinya pembelajaran. Ada beberapa cara mengimplementasikan PBL dalam pembelajaran, namun demikian hal yang terpenting adalah adanya masalah yang harus dipecahkan dengan menggunakan metode ilmiah.

Gambar dibawah ini menjelaskan lima tahapan dan perilaku guru dalam menggunakan PBL (Arend, 1997),

(42)

Gambar 7. Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning 2) Pembelajaran Berbasis Project (Project-Based Learning/PjBL)

Project Based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam suatu kegiatan (proyek) yang menghasilkan suatu produk. Keterlibatan peserta didik mulai dari merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaan. PjBL menekankan pada proses pembelajaran jangka panjang, peserta didik terlibat secara langsung dengan berbagai isu dan persoalan kehidupan sehari-hari, belajar bagaimana memahami dan menyelesaikan persoalan nyata, bersifat interdisipliner, dan melibatkan peserta didik sebagai pelaku mulai dari merancang, melaksanakan dan melaporkan hasil kegiatan Gambar dibawah ini menjelaskan tahapan pembelajaran yang menggunakan PjBL. Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi, Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan

STRATEGI PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING

Orientasi kepada Masalah Pengorganisasian Belajar Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Membimbing Penyelidikan Individu dan Kelompok

(43)

33 Gambar 8. Tahapan Project Based Learning (PjBL)

3) Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

Pembelajaran penemuan (Discovery Learning) adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran dimana peserta didik menemukan sendiri konsep ilmu yang dipelajari melalui kegiatan belajar yang bervariasi. Dalam mengaplikasikan model Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan dan mengarahkan peserta didik untuk belajar secara aktif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Gambar dibawah ini menjelaskan tahapan pembelajaran yang menggunakan Discovery Learning.

Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi, Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan STRATEGI PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

Penentuan Pertanyaan Mendasar Menyusun Perencanaan Proyek Menyusun Perencanaan Proyek Monitoring Menguji Hasil Evaluasi Pengalaman

(44)

Gambar 9. Tahapan Discovery Learning

Berdasarkan penjelasan diatas, dpat dikatakan bahwa model pembelajaran dengan menggunakan PBL, PjBL, dan Discovery Learning adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student Centred Learning) dan bukan berpusat pada guru (Teacher Centered Learning).

D. Aktivitas Pembelajaran

Saudara akan melaksanakan serangkaian kegiatan yang memberikan pengalaman belajar untuk memahami dasar-dasar pelaksanaan supervisi akademik yang baik sesuai standar yang berlaku.

Kegiatan 2.1 Berpikir Reflektif Tentang Pemahaman Konsep, Prinsip, Teori Dasar, Karakteristik, dan Kecenderungan Perkembangan Tiap Bidang Pengembangan dan Proses Pembelajaran Tiap Atau Mata Pelajaran (45 menit)

Secara individu kerjakanlah LK 2.1 di bawah ini dan tuliskan jawaban Saudara pada kolom yang disediakan. Kemudian bentuk kelompok dan diskusikan jawaban individu yang sudah di kerjakan.

LK.2.1. Mengenai Teori Dasar dan Karakteristik Supervisi Akademik

Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi, Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY/INQUIRY Menciptakan Situasi (Stimulation) Pembahasan Tugas dan

Identifikasi Malasah (Stimulation)

Observasi

Pengumpulan Data

Pengolahan Data dan Analisis

Gambar

Gambar 2. Peta Kompetensi Modul Supervisi Akademik
Tabel 1. Kegiatan Pembelajaran dan Alokasi Waktu
Gambar 3. Langkah-langkah Menyusun RPA/RPBK
Tabel 3. Pendekatan Supervisi Akademik  Pendekatan  Supervisi  Tanggung jawab  Supervisor (Pengawas Sekolah/Kepala  Sekolah)  Tanggung jawab  yang disupervisi  Metode  Supervisi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan infusa daun sambung nyawa memiliki efek diuretik terhadap tikus putih jantan galur wistar dengan volume urin terbanyak ditunjukan pada dosis

Pada tahap penelitian, penulis melakukan penelitian dan menganalisis perbandingan Metode ASM, Metode Revisi ASM, dan Metode Improved Exponential Approach untuk dapat menentukan

PENGARUH TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR) TERHADAP CORPORATE REPUTATION DAN DAMPAKNYA PADA BRAND EQUITY.. Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kemiskinan merupakan akibat dari terjadinya ketimpangan atau ketidaksama rataan dalam pendistribusian pendapatan masyarakat

Pada penelitian ini dibatasi hanya pada kajian Pemanfaatan Teknologi Informasi pada daerah otonomi baru, kinerja pelayanan publik, dan Pengaruh Pemanfaatan

Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. 9

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi bahan pengikat CMC-Na terhadap sifat fisik tablet esktrak etanolik seledri yang dibuat dengan metode