• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilniah berarti kegiatan penelitian itu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilniah berarti kegiatan penelitian itu"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

38 3.1 Metode yang Digunakan

Menurut Sugiyono (2016:2) bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilniah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada cir-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakam dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2017:21) mengenai metode deskriptif ini diungkapkan bahwa “Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan dalam membuat ksesimpulan yang lebih luas”. Sedangkan penelitian verifikatif menurut sugiyono (2018:22) adalah:”Metode Verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih”.

(2)

Selanjutnya mengenai pendekatan kuantitatif, sugiyono (2010:8) juga mengemukakan bahwa:

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data yang bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Metode deskriptif verifikatif ini digunakan untuk menguji lebih dalam mengenai pengaruh motivasi dan lingkungan kerja dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasionalisasi variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(3)

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Motivasi Kerja

adalah suatu dorongan dari dalam diri manusia untuk melakukan tindakan atau perilaku.

DIMENSI INDIKATOR SATUAN UKURAN SKALA UKUR

Faktor asas pengakuan kerja Pemberian reward atau penghargaan kepada karyawan Tingkat penghargaan yang diterima karyawan Ordinal Apresiasi yang diberikan institusi kepada karyawan

Tingkat apresiasi yang diberikan kepada karyawan Ordinal Faktor asas pengikutsertakan Mengajak karyawan dalam berdiskusi terkait ide dan gagasan

Tingkat keikutsertaan karyawan (bawahan) dalam mengembangkan ide dan gagasan

Ordinal Faktor asas wewenang yang didelegasikan Pendelegasian pekerjaan dari atasan kepada bawahan Tingkat wewenang yang didelegasikan atasan kepada bawahan

Ordinal Faktor asas pemenuhan kebutuhan Pemenuhan kebutuhan karyawan baik fisik maupun non fisik dalam menunjang kerja karyawan Tingkat pemenuhan kebutuhan dari karyawan Ordinal Faktor asas komunikasi Menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, strategi serta kendala yang dihadapi

Tingkat komunikasi yang berjalan antara atasan dengan bawahan dalam mencapai tujuan.

(4)

Penerangan Cahaya Penggunaan lampu penerang di ruangan kerja Tingkat penerangan cahaya Ordinal Penggunaan lampu cadangan jika terjadi gangguan Tingkat penggunaan lampu cadangan jika terjadi gangguan

Ordinal

Suhu Udara Suhu udara yang cukup dan segar

Tingkat suhu udara diruangan kerja

Ordinal Suara Bising Suara bising dari

dalam kantor

Tingkat kebisingan yang terjadi dari dalam

Ordinal Keamanan

Bekerja

Suara bising dari luar kantor

Tingkat kebisingan yang terjadi dari luar kantor Ordinal Hubungan antar Pegawai Hubungan yang baik antar karyawan Tingkat keharmonisan hubungan antar pegawai Ordinal Kinerja

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

DIMENSI INDIKATOR SATUAN UKURAN SKALA UKUR

Kualitas kerja

Kemampuan kerja Tingkat kemampuan dalam bekerja

Ordinal Cara kerja

karyawan

Tingkat cara kerja karyawan Ordinal Kuantitas hasil kerja Target menyelesaikan pekerjaan Tingkat kesesuaian target pekerjaan Ordinal Kecepatan menyelesaikan pekerjaan Tingkat kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan Ordinal

Ketepatan Waktu Ketepatan waktu kerja

Tingkat Ketepatan waktu kerja

Ordinal Efektivitas Efisiensi dan

efektivitas kerja

Tingkat Efisiensi dan efektivitas kerja Ordinal Kemandirian Komitmen karyawan Tingkat komitmen karyawan Ordinal Hasil kerja Tingkat hasil kerja Ordinal

(5)

Keseluruhan data dalam kuisioner adalah dalam bentuk ordinal. Tentunya dalam perhitungan selanjutnya, perlu dilakukan peningkatan skala ukur menjadi interval dengan menggunakan MS Excell.

3.3 Sumber dan Cara Penentuan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitain ini adalah data primer dan data sekunder.

Adapun sember data dalam penelitain ini adalah:

1) Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan penyebaran kuisioner serta wawancara dengan pihak-pihak yang relevan.

2) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan membaca/mempelajari buku-buku atau literatur lainnya baik diperoleh dari perpustakaan atau dari internet.

Tabel 3.2

Jenis dan Sumber Data

Jenis Data Sumber Data Bentuk Data

Sekunder BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bandung Suci

Profil dan data manajemen. Perpustakaan Buku, artikel, jurnal dan

lainnya.

Internet E-jurnal, artikel online, dan lainnya.

Primer Kepala Kantor Hasil Wawancara

Kepala Bidang Hasil Wawancara

(6)

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2012:115) :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan pengertian di atas, populasi dalam penelitian ini adalah karyawan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Bandung Suci.

Maka dari hasil populasi tersebut telah ditentukan sampel yang akan berperan sebagai responden dari penelitian ini berjumlah 48 orang atau semua populasi menjadi responden. Menurut Roscoe dalam Sugiyono (2018:74) menyebutkan persyaratan minimal untuk sampel adalah 30 responden, namun semakin besar sampel akan memberikan hasil lebih akurat.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka (Library Research). Studi pustaka merupakan cara mengumpulkan data melalui media kepustakaan berupa buku-buku, jurnal-jurnal, dan literatur lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sumber data primer yang diambil dalam penelitian ini adalah dengan cara:

a. Pedoman wawancara secara langsung dengan para responden yaitu karyawan BPJS Ketenagakerjaan Bandung Suci.

(7)

b. Pedoman kuesioner yaitu suatu cara pengumpulan data, dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yaitu karyawan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Bandung Suci.

c. Observasi yaitu suatu cara pengumpulan data dengan meninjau langsung kepada objek yang diteliti yaitu BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Bandung Suci.

3.6 Instrumen Penelitian

Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe Skala Likert. Skala Likert menurut Sugiyono (2013:107) adalah skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden jawaban harus menggambarkan, mendukung pernyataan atau tidak mendukung pernyataan seperti yang tertera pada Tabel 3.2 di bawah ini.

Tabel 3.3 Skala Likert

Alternatif jawaban Skala nilai

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2013:107)

(8)

Nilai-nilai alternatif jawaban kemudian diproses dan diolah untuk digunakan sebagai alat ukur variabel yang diteliti dengan menggunakan perhitungan statistik. Setelah itu kemudian dicari nilai rata-rata dari setiap jawaban responden dengan membuat rentang interval dengan klasifikasi skor terendah 1 dan skor tertinggi 5, dengan banyaknya kelas adalah 5. Untuk menentukan rentang interval dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

I = 100 / Jumlah Skor (Likert)

Maka = 100 / 5 = 20 Hasil (I) = 20

(Ini adalah intervalnya jarak dari terendah 0 % hingga tertinggi 100%)

Berikut kriteria interpretasi skornya berdasarkan interval: Tabel 3.4

Interpretasi skor berdasarkan interval

Angka 0% – 19,99% Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali) Angka 20% – 39,99% Tidak setuju / Kurang baik

Angka 40% – 59,99% Cukup / Netral

Angka 60% – 79,99% Setuju/Baik/suka

Angka 80% – 100% Sangat (setuju/Baik/Suka)

(9)

Skor Rata-rata = Total skor / Y x 100

Setelah diketahui skor rata-rata, maka hasil tersebut dimasukan kedalam garis kontinum dengan kecenderungan jawaban responden akan didasarkan pada nilai rata – rata skor yang selanjutnya akan dikategorikan pada rentang skor.

a. Uji Validitas Kuisioner

Uji Validitas menurut Sugiyono (2013:348) adalah sebuah hasil penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Validitas dapat diartikan juga sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur.

Suatu alat ukur disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen untuk mendapatkan data dicobakan pada sampel dari populasi. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dan skor total.

Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Jadi berdasarkan analisis instrumen tersebut dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut memiliki validitas yang baik.

(10)

Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkolerasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah setiap skor butir, dengan menggunakan rumus korelasi Pearson product moment sebagai berikut :

Keterangan :

r = Koefisien korelasi n = Banyaknya responden

X = Skor total pertanyaan responden variabel X Y = Skor total pertanyaan responden variabel Y ∑ X = Jumlah skor dalam variabel X

∑ Y = Jumlah skor dalam variabel Y

∑ X2 = Jumlah kuadrat msing-masing variabel X ∑Y2 = Jumlah kuadrat masing-masing variabel Y

Nilai korelasi ini dibandingkan dengan nilai r kritis, nilai r kritis yang diambil biasanya antara 0,3-0,4, nilai korelasi product moment person dibandingkan dengan nilai r kritis, jika nilai koefisien korelasi skor item dengan skor total lebih besar dari 0,3 maka item tersebut dapat dinyatakan valid Sugiyono (2013:177).

Menurut Kaplan dan Saccuzo,(2010) keputusan mengenai validitas item pertanyaan dalam kuesioner, yaitu :

1. Jika r positif serta r > 0,30 maka item pertanyaan tersebut valid.

(11)

b. Uji Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian keprilakuan mempunyai keandalan sebagai alat ukur, diantaranya diukur melalui konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah (Sugiyono ; 2015 : 215).

Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur, reabilitas mencakup tiga aspek penting, yaitu: alat ukur yang digunakan harus stabil, dapat diandalkan, dan dapat diramalkan. Menurut Rochaety (2007:56) koefisien reabilitas yang baik berkisar antara 0,7 dianggap baik untuk digunakan. Pengujian instrumen reabilitas bertujuan untuk menunjukan hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih.

Untuk uji reabilitas peneliti menggunakan metode koefisien Alfa Cronbach’s. Koefisien Alfa Cronbach’s merupakan koefisen reabilitas yang paling sering digunakan karena alasan koefisien ini menggambarkan variasi dari item-item baik itu format benar/salah maupun format lain seperti skala Likert. Adapun rumus dasar Alfa Cronbach’s untuk perhitungan manual menurut Sugiyono (2013:365) adalah sebagai berikut:

Adapun rumus Alpha sebagai berikut : r11 =               

² ² 1 1 at ab k k Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen

(12)

k = banyaknya butir pertanyaan ∑ 𝑎𝑏2 = jumlah varians butir

At2 = varian total

1. Jika r alpha positif dan r alpha > 0,7, maka butir atau variabel tersebut reliable.

2. Jika r alpha positif dan r alpha < 0,7, maka butir atau variabel tersebut tidak reliable.

3. Jika r alpha > 0,7 tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak reliable.

3.7 Rencana Analisis dan Uji Hipotesis

3.7.1. Rencana Uji Deskriptif

Untuk menjawab tujuan nomor satu dalam penelitian ini yang merupakan deskripsi dari variabel variabel yang teliti maka digunakan analisis distribusi frekuensi (perhitungan skor dan range interval). Hasil dari kuesioner yang telah disebarkan akan direkapitulasi dengan bantuan softwere excel. Setelah itu masing masing jumlah jawaban responden pada setiap nilai di item pernyataan dijumlahkan dan dimasukkan ke dalam tabel untuk menghitung jumlah skor dan persentase dari masing masing item pernyataan. Untuk tanggapan atau jawaban dari responden atas pernyataan di kuesioner, setiap itemnya mempunyai skor tertentu. Skor tersebut mempunyai rentang dari 1 (satu) sampai dengan 5 (lima). Skor tersebut mempunyai kegunaan dalam menghitung nilai skor terendah dan tertinggi yang akan digunakan pada rentang klasifikasi skor untuk setiap variabel.

(13)

Dalam menghitung persentase untuk setiap item pernyataan didapatkan dengan cara membagi jumlah skor setiap item pernyataan dengan jumlah skor maksimal dari setiap item pernyataan. Item maksimal untuk setiap item pernyataan didapatkan dengan cara mengkalikan jumlah responden yaitu sebanyak 48 (empat puluh delapan) responden dengan nilai maksimal yaitu lima sehingga didapatkan nilai maksimalnya adalah 240. Selanjutnya, nilai maksimal menjadi pembagi jumlah skor sehingga didapatkan persentase untuk setiap item pernyataan.

Rata-rata skor merupakan nilai rata-rata skor yang didapatkan dengan dengan cara merata-ratakan jumlah skor dari semua item pernyataan. Sementara itu, rata-rata persentase didapatkan dengan merata-ratakan nilai persentase seluruh seluruh item pernyataan. Rata-rata persentase akan digunakan untuk mengukur rata-rata persentase untuk setiap variabel tersebut. Untuk membuat rentang klasifikasi skor dari setiap variabel maka bisa digunakan rumus sebagai berikut:

Rentang = Skor Maksimal – Skor Minimal Jumlah Kategori

Dalam penelitian ini, jumlah kategori yang digunakan adalah 5 (lima) sesuai dengan kategori yang digunakan dalam setiap item pertanyaan dalam kuesioner. Kelima kategori tersebut diharapkan mampu menggambarkan setiap variabel yang diteliti dalam penelitian itu.

Untuk setiap item pernyataan, nilai skor terendah adalah 48 dan yang tertinggi adalah sebesar 240. Skor terendah didapat dari perkalian jumlah pernyataan (1 butir

(14)

pernyataan) dengan skor jawaban terendah (yaitu = 1), kemudian dikalikan dengan total responden (48 orang). Maka akan menghasilkan skor terendah sebesar: 1 x 1 x 48= 124. Untuk skor tertinggi per item pernyataan didapat dari perkalian jumlah pernyataan ( 1 butir pernyataan) dengan skor jawaban tertinggi (yaitu=5), kemudian dikalikan dengan total responden (48 orang). Maka akan menghasilkan skor tertinggi sebesar: 1x 5x 48= 240.

Dengan diperolehnya skor minimal dan maksimal tersebut, maka rentang dari setiap item pernyataan tersebut bisa dicari dengan menggunakan rumus diatas. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:

Rentang = Skor Maksimal – Skor Minimal Jumlah Kategori

Rentang = 240 - 48 5 = 38,4

Dengan diperolehnya rentang tersebut maka tanggapan responden per-item pernyataannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

(15)

Table 3.5

Rentang Klasifikasi Skor Item Pernyataan Rentang Skor Kategori

48,00 - 86,4 Sangat Tidak Baik / Memadai / Sangat Besar 86,4 - 124,8 Tidak Baik / Memadai / Sangat Besar

124,8 - 163,2 Cukup Baik / Memadai / Sangat Besar 163,2 - 201,6 Baik / Memadai / Sangat Besar

201,6 - 240 Sangat Baik / Memadai / Sangat Besar Sumber: Hasil Olah Bobot Skor Kuesioner 2019

3.7.2. Rancangan Uji Hipotesis

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Transformasi Data

Pada teknik analisis jalur memerlukan syarat data yang mempunyai tingkat pengukuran sekurang-kurangnya interval, jadi untuk keperluan tersebut data ordinal yang diperoleh dari kuesioner terlebih dahulu di konversi menjadi data interval menggunakan methods of successive interval (MSI) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Perhatikan setiap item pernyataan

b. Untuk setiap item, hitung frekuensi jawaban (f), berapa responden yang mendapat skor 1,2,3,4, atau 5.

(16)

c. Tentukan proporsi (p) dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden. d. Hitung proporsi kumulatif

e. Cari nilai Z untuk setiap proposi kumulatif yang diperoleh dengan menggunakan table normal.

f. Tentukan nilai skala (scale value) untuk setiap nilai Z dengan rumus:

(Density at lower limit)-(Density at upperlimit) Scale Value =

(Area below upperlimit) –(Area below lower limit)

g. Menyiapkan pasangan dara dari variabel independen dan variabel dependen dari semua sampel penelitian untuk pengujian hipotesis

h. Menyiapkan pasangan data dari variabel independen dan variabel dependen dari semua sampel penelitian untuk pengujian hipotesis

2. Uji Pengaruh

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis jalur. Alasan menggunakan analisis jalur adalah untuk mengetahui besarnya variabel motivasi dan lingkungan kerja dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

Data yang telah diperoleh dari hasil kuesioner, selanjutnya dimasukkan ke dalam program excel. Setelah itu, data tersebut dimasukkan kedalam program SPSS untuk ditabulasikan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis

(17)

jalur. Menurut juanim (2014 : 23) untuk efektifitas penggunaan analisis jalur, dalam penelitian ini memenuhi persyaratan asumsi sebagai berikut

a. Hubungan antar variabel dalam model adalah linear dan adaptif

b. Seluruh error (residual) diasumsikan tidak berkorelasi dengan yang lainnya. c. Variabelnya diasumsi dapat diukur secara langsung.

d. Model hanya berbentuk rekrusive

e. Variabel variabel diukur oleh skala interval.

Data yang telah diperoleh dari hasil kuesioner, selanjutnya dimasukkan ke dalam program excel. Setelah itu, data tersebut dimasukkan ke dalam program SPSS untuk ditabulasikan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis jalur. Berikut ini adalah gambar struktur hubungan diantara variabel:

Struktur Hubungan Variabel Keterangan :

X1 : Motivasi

X2 : Lingkungan Kerja Y : Kinerja

Analisis jalur dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program LISREL dengan bantuan program-program computer lainnya seperti program Excell

(18)

dan SPSS. Adapun langkah-langkah manual yang dilakukan dalam analisis jalur adalah sebagai berikut (Sitepu ; 2015:26):

Berdasarkan data hasil konversi dihitung koefisien korelasi sederhana antar variabel bebas dengan rumus :

I= 1,2,3,4,5

a. Hitung invers dari matriks korelasi antar sesama variabel bebas b. Hitung koefisien jalur dengan rumus:

Keterangan:

PYXI : Merupakan koefesien jalur dari variabel X1 terhadap variabel Y RYXI : Korelasi antara variabel Y dengan variabel Xi

CRij : Unsur elemen pada baris ke I dan kolom ke j dari matriks invers korelasi

c. Hitung pengaruh secara keseluruhan variabel X1 terhadap Y dengan menggunakan rumus:

(19)

d. Hitung koefisien jalur variabel lainnya diluar variabel X1 terhadap Y dengan menggunakan rumus:

Setelah koefisien jalur dihitung selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis untuk membuktikan apakah variabel independen yang sedang diteliti berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dalam rancangan uji hipotesis ini terdapat beberapa hal yang akan diuji. Menurut juanim (2014 :63-66), beberapa hal yang harus diuji dan dianalisis tersebut adalah sebagai berikut:

3.7.3. Pengujian Secara Parsial

Uji t (test significance individual parameter) digunakan untuk menguji pangaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Adapun langkah-langkah dalam uji t ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat hipotesis, yaitu :

H0 : Variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel terikat

Ha : Variabel bebas secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikat 2. Menetapkan besarnya nilai a (level of significance) yaitu 0,05

(20)

a. Jika nilai hitung menurut hasil perhitungan lebih kecil daripada nilai table (hitung<Ttabel), maka H0 diterima dan Ha ditolak

b. Jika nilai hitung menurut hasil perhitungan lebih besar daripada nilai tabel (hitung>Ttabel), maka H0 ditolak dan Ha diterima

3.5.4 Pengujian Secara Simultan

Uji f digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan.

Adapun langkah-langkah dalam uji f ini adalah sebagai berikut: a. Membuat hipotesis, yaitu:

H0 : Variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel terikat

Ha : Variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat

b. Menetapkan besarnya nilai a (level of significance) yaitu 0,05 c. Mengambil keputusan dengan ketentuan:

- Jika nilai fhitung menurut hasil perhitungan lebih kecil daripada nilai ftable (fhitung<ftabel), maka H0 diterima dan Ha ditolak

- Jika nilai fhitung menurut hasil perhitungan lebih besar daripada nilai ftabel (fitung>ftabel), maka H0 ditolak dan Ha diterima

Pedoman bagi interpretasi koefisien determinasi (tingkat pengaruh) menurut sugiyono (2014 : 249), yaitu:

(21)

Tabel 3.6

Interpretasi Koefisien Determinasi Nilai Koefisien Determinasi Tingkat Keeratan

82% - 100% Pengaruh sangat tinggi/ kuat

49% - 81% Pengaruh tinggi

17% - 48% Pengaruh kurang kuat

5% - 16% Pengaruh rendah tapi pasti

0% - 4% Pengaruh rendah / lemah sekali

Statistik uji diatas mengikuti distribusi t dengan derajat bebas n-k-1 dan kriteria uji yang digunakan adalah “tolak H0 jika thitung> ttabel pada tingkat kepercayaan 1- dan derajat bebas (n-k-1).

Untuk mempermudah penilaian dari jawaban responden, penulis menggunakan skala likert sebagai metode pengukuran, dimana setiap pernyataan mengandung 5 (lima) alternatif jawaban dan memiliki skor sesuai dengan ketentuan pada Tabel 3.2 Skala Likert, selanjutnya dicari rata – rata dari setiap jawaban responden. Untuk memudahkan penilaian dari rata – rata tersebut maka digunakan interval untuk menentukan panjang kelas intreval dengan menggunakan rumus menurut Natawiria dan Ridwan (2010 : 24 – 25) yaitu sebagai berikut :

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 (𝑃) = 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑅) 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 (𝐾) dimana :

(22)

Jumlah Kelas (K) = 5

Berdasarkan rumus diatas, maka Panjang Kelas Interval (P) adalah : 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 (𝑃) = 5−1

5 = 0,8

Maka, interval kriteria penilaian rata – rata adalah sebagai berikut : Tabel 3.7 Interpretasi Skor

No Nilai Rata Rata Interpretasi 1 1,00 – 1,79 Sangat Rendah 2 1,80 – 2,59 Rendah 3 2,60 – 3,39 Cukup Tinggi 4 3,40 – 4,19 Tinggi 5 4,20 – 5,00 Sangat Tinggi

Sumber : Cooper dan Emory (2011)

3.8. Rancangan Implikasi Manajerial

Rancangan implikasi manajerial bermula dari fenomena yang terjadi kemudian dilakukan identifikasi permasalahan atau gap yang diduga menjadi factor-faktor penyebab permasalahan, dilakukan perumusan dan klasifikasi masalah yang memunculkan beberapa alternatif pemecahan yang perlu diteliti dan dianalisis sebagai factor-faktor penting yang dapat mempengaruhi serta pemilihan alternatif pemecahan

(23)

masalah yang diimplementasikan dalam bentuk rencana aksi atau program-progran yang secara keseluruhan dapat digambarkan dalam alur sebagai berikut :

Gambar 3.2.

Alur Rancangan Pemecahan Masalah

Penelitian akan difokuskan kepada studi literatur dan survey yang berkaitan dengan motivasi, lingkungan kerja dan kinerja perusahaan. Dengan penelitian yang mendalam terhadap aspek-aspek tersebut, maka menghasilkan kajian yang dapat memberikan rekomendasi untuk peningkatan kinerja perusahaaan pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bandung Suci.

1. Rumusan Tujuan

Penelitian akan difokuskan kepada studi literatur dan survey yang berkaitan dengan motivasi, lingkungan kerja dan kinerja perusahaan. Dengan penelitian yang mendalam terhadap aspek-aspek tersebut, maka menghasilkan kajian yang

(24)

dapat memberikan rekomendasi untuk peningkatan kinerja perusahaan pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bandung Suci.

2. Pemetaan Strategi

Dalam upaya untuk pemecahan masalah dalam penelitian ini, maka diperlukan pemetaan strategi yang bermula dari fenomena yang terjadi. Selanjutnya, dilakukan identifikasi permasalahan dan mencari factor factor yang diduga menjadi penyebab timbulnya permasalahan.

3. Operasionalisasi Strategi

Setelah melakukan uji hipotesis, maka diketahui aspek-aspek penyebab menurunnya kinerja perusahaan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bandung Suci. Sehingga dapat dilakukan pemilihan alternatif strategi pemecahan masalah dan pengembangan dalam bentuk program kerja untuk meningkatkan minat dalam bentuk operasionalisasi strategi. Berdasarkan pemetaan strategi yang dibuat, akan terlihat seberapa jauh kemungkinan alternative-alternatif strategi ditentukan berdasarkan hasil penelitian mengenai motivasi dan lingkungan kerja.

4. Rencana Tindakan

Berdasarkan rumusan tujuan dan pemetaan strategi, maka dibuat operasionalisasi strategi dan rencana sebagai bentuk implementasi.

Untuk meningkatkan kinerja perusahaan pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bandung Suci, dapat dilakukan beberapa upaya yaitu:

(25)

a. Menganalisis motivasi kerja karyawan dan lingkungan dari BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bandung Suci sehingga dapat diketahui factor internal dan eksternal yang paling berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

b. Perlu diketahui informasi yang akurat dan terkini dari perusahaan tersebut, melakukan evaluasi dan pengendalian serta memperbaiki secara terus menerus. 5. Rencana Evaluasi dan Pengendalian

Tahapan evaluasi dan pengendalian ini merupakan tahapan akhir dari pemecahan masalah dengan tujuan untuk menilai sejauh mana implementasi saran menjadi tindakan. Apakah saran tersebut sudah tepat dilaksanakan dan memperlihatkan hasil berupa indikator yang dapat diukur sebagai alat verifikasi bahwa saran tersebut sudah dilaksanakan sesuai dengan tujuan pemecahan masalah yang ditetapkan.

Kemudian apabila berdasarkan hasil evaluasi tersebut diperoleh informasi adanya hal hal yang kurang sesuai dalam tahapan implementasi maka dilakukan pengkajian pada setiap tahapan sehingga diperoleh informasi dan data yang lengkap untuk melakukan upaya penyempurnaan dengan menekan dampak negatif seminimal mungkin.

Gambar

Tabel 3.3   Skala Likert

Referensi

Dokumen terkait

Menurut sugiyono (2012) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti

“Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu

Pendekatan kuantitatif dapat diartikan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

Metode Kuantitatif adalah Metode Penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau