• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II FAKTOR-FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI TERJADINYA TINDAK PIDANA PENCURIAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II FAKTOR-FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI TERJADINYA TINDAK PIDANA PENCURIAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

kepolisian Polsek Padang Bolak serta penerapan hukum pidanan terhadap para pelaku tindak pidana pencurian ternak kerbau dan penanganan kasus tersebut oleh kepolisian dengan menggunakan ketentuan Hukum Pidana di wilayah hukum Polsek Padang Bolak. BAB V : PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran dari keseluruhan pembahasan yang penulis uraikan dalam pembahasan-pembahasan terlebih dahulu serta masukan yang berupa saran dari penulis terhadap kasus pencurian ternak kerbau yang terjadi di Kabupaten Padang Lawas Utara serta upaya penanggulangan sebagai antisipasi masyarakat dalam mencegah terulangnya pencurian kerbau.

BAB II

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI TERJADINYA TINDAK PIDANA PENCURIAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN

PADANG LAWAS UTARA

Status sosial seseorang di dalam masyarakat banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Selama di dalam masyarakat itu ada sesuatu yang dihargai maka selama itu pula ada pelapisan-pelapisan di dalamnya dan pelapisan-pelapisan itulah yang menentukan status sosial seseorang.

(2)

memiliki sebab dan akibat, begitu pula kejahatan, setiap kejahatan memiliki motif atau alasan untuk melakukan tindakan kejahatan dan setiap alasan tersebut pasti berbeda-beda satu sama lainnya. Perbedaan ini terjadi karena setiap orang memiliki kepentingan yang berbeda-beda pula.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pencurian ternak kerbau di Kabupaten Padang Lawas Utara antara lain:

A. Faktor Ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu hal yang penting di dalam kehidupan manusia, maka keadaan ekonomi dari pelaku tindak pidana pencurianlah yang kerap kali muncul melatarbelakangi seseorang melakukan tindak pidana pencurian. Para pelaku sering kali tidak mempunyai pekerjaan yang tetap, atau bahkan tidak punya pekerjaan. Karena desakan ekonomi yang menghimpit, yaitu harus memenuhi kebutuhan keluarga, membeli sandang maupun pangan, atau ada sanak keluarganya yang sedang sakit, maka sesorang dapat berbuat nekat dengan melakukan tindak pidana pencurian.

Rasa cinta seseorang terhadap keluarganya yang menyebakan ia sering lupa diri dan akan melakukan apa saja demi kebahagiaan keluarganya. Terlebih lagi apabila faktor pendorong tersebut diliputi rasa gelisah, kekhawatiran, dan lain sebagainya, disebabkan orang tua (pada umumnya ibu yang sudah janda), atau isteri atau anak maupun anak-anaknya, dalam keadaan sakit keras. Memerlukan obat, sedangkan uang sulit di dapat. Oleh karena itu, maka seorang pelaku dapat termotivasi untuk melakukan pencurian.

(3)

kehidupan manusia, hal ini dikarenakan manusia memiliki kebutuhan (sandang, pangan, papan) yang harus dipenuhi setiap hari. Pemenuhan kebutuhan inilah yang membutuhkan biaya, jika kebutuhan sehari-hari sangat banyak, maka biaya yang dibutuhkan juga semakin banyak. Alasan tersebut sering dipergunakan para pelaku kejahatan karena alasan tersebut dapat meringankan hukuman yang dijatuhkan padanya.

Terjadinya kejahatan pencurian ternak ini dikarenakan oleh faktor ekonomi dari pelaku yang masih tergolong rendah sedangkan kebutuhannya yang mendesak untuk dipenuhi. Tekanan atau desakan seperti itulah yang menyebabkan pelaku melakukan pencurian yang merupakan jalan pintas untuk memenuhi kebutuhannya. Ketidakseimbangan inilah yang menjadi faktor bagi setiap orang mencari alternative pekerjaan agar mendapatkan uang yang lebih banyak lagi sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup.

Faktor ekonomi adalah faktor yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, hal ini di karenakan manusia memiliki kebutuhan (sandang, pangan, papan) yang harus dipenuhi setiap hari. Dengan meningkatnya kebutuhan hidup, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat ditempuh dengan berbagi hal, baik itu dengan cara yang baik atau dengan cara yag jahat. Maka faktor ekonomi merupakan salah satu faktor yang paling dominan sehingga orang dapat melakukan kejahatan, karena disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang kian hari kian meningkat.

Adapun tingkat ekonomi pelaku pencurian ternak dapat dijelaskan melalui tabel berikut:

(4)

Tabel 1

Pelaku Pencurian Ternak

Kepolisian Resor Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2009-2013

Sumber : Kepolisian Resor Kabupaten Padang Lawas Utara

AIPDA M.Hutabarat, Juru Periksa Reskrim Padang Bolak (wawancara 06 Januari 2014) mengemukakan bahwa :

Salah satu faktor pendorong seseorang melakukan kejahatan pencurian adalah keadaan ekonomi yang rendah. Dilain pihak kebutuhan hidup yang semakin mendesak tetapi pelaku tidak dapat memenuhinya. Terlebih lagi pelaku yang sudah berkeluarga yang memiliki tanggungan sedangkan penghasilan untuk memenuhinya tidak cukup. Ditambah lagi dengan keadaan lingkungan dari pelaku yang konsumtif merupakan faktor pendorong pelaku melakukan pencurian.26 Selanjutnya Juman, pelaku kejahatan pencurian ternak (wawancara 8 Januari 2014), mengemukakan bahwa : 27

“Saya mencuri karena keadaan yang memaksa. Pekerjaan sebagai petani tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga saya. Selain itu biaya sekolah anak saya harus segera dibayar.”

26 Hasil wawancara dengan AIPDA M.Hutabarat,AIPTU Suratman, tanggal 06 Januari 2014

27 Hasil wawancara dengan Pelaku Curnak Juman 34 tahun, Sahrul, 47 tahun tanggal 08 Januari 2014

No Tahun Pelaku Pekerjaan

Tidak

Bekerja Petani Pedagang Buruh Lainnya

1 2009 2 1 - - 1

2 2012 4 2 2 -

(5)

Sahrul, pelaku kejahatan pencurian ternak (wawancara 8 Januari 2014), mengemukakan bahwa :

Saya mencuri ternak karena sangat mudah untuk memasarkanya di pasar dan harganya juga cukup mahal, saya merasa bersalah, hal tersebut saya lakukan karena tekanan kebutuhan rumah tangga”

Faktor ekonomi adalah faktor yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, hal ini di karenakan manusia memiliki kebutuhan (sandang, pangan, papan) yang harus dipenuhi setiap hari. Dengan meningkatnya kebutuhan hidup, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat ditempuh dengan berbagi hal, baik itu dengan cara yang baik atau dengan cara yag jahat. Maka faktor ekonomi merupakan salah satu faktor yang paling dominan sehingga orang dapat melakukan kejahatan, karena disebabkan oleah kebutuhan ekonomi yang kian hari kian meningkat

B. Faktor Pendidikan

Faktor yang lain adalah pendidikan. Tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi tindakan seseorang, seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dalam bertindak, bertutur kata, bertingka laku, cenderung berfikir dengan menggunakan kerangka fikir yang baik dan sistematis sehingga segala perbuatannya cenderung untuk dapat dipertanggungjawabkan lain halnya dengan orang yan memiliki tingkat pendidikan yang rendah dalam melakukan tindakan terkadang berfikiran sempit.

Selain itu seseorang yang memiliki strata pendidikan yang tinggi dalam mencari pekerjaan cenderung mudah dibandingkan dengan orang yang memiliki

(6)

strata pendidikan yang rendah, karenanya banyak orang yang memiliki pendidikan yang rendah tidak memiliki pekerjaaan/pengangguran. Karena tidak memiliki pekerjaan itu maka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dia akan melakukan pekerjaan apa saja asalkan ia dpat memenuhi kebutuhan hidupnya tak perduli apakah itu melanggar hukum atau tidak.

Begitu juga dengan kejahatan pencurian ternak di Kabupaten Padang Lawas Utara terdapat beberapa pelaku yang ternyata tingkat pendidikannya rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2

Tingkat Pendidikan Pelaku Pencurian Ternak Kerbau Di Kabupaten Padang Lawas Utara

Tahun 2009-2013 No Tahun Pelaku Tingkat Pendidikan Keteranga n Tidak Bersekolah SD SMP SMA dll 1 2009 2 3 1 - - - -2 2012 4 1 2 - 1 - -3 2013 8 - 2 - 1 -5 Pelaku berstatus DPO

(7)

AIPDA M.Hutabarat, Juru Periksa Reskrim Padang Bolak (wawncara 06 Januari 2014) mengemukakan bahwa : 28

“Pendidikan sebagai salah satu faktor penyebab atau yang melatarbelakangi terjadinya kejahatan, karena pendidikan adalah sarana yang paling efektif dalam mendidik dan mengarahkan seseorang untuk merubah cara berfikir sehingga dapat memikirkan tentang perbuatannya, akibat kerugian serta konsekuensi yang ditimbulkan jika dia melakukan perbuatan tersebut.”

Hubungan antara pelaku pencurian ternak kerbau dengan faktor pendidikan, adalah karena apabila masyarakat kurang mendapat pendidikan khususnya pendidikan agama dan pendidikan hukum, maka masyarakat tidak tahu apa yang dia lakukan, kerugian yang diderita oleh orang lain (korban) akibat perbuatannya serta konsekuensi dari perbuatannya, sehingga dibutuhkan pendidikan dan pemahaman agar mereka mengetahui apa yang dilakukannya itu, kerugian yang diderita oleh orang lain (korban) akibat perbuatannya serta konsekuensi dari perbuatannya karena perbuatan tersebut bertentangan dengan norma-norma baik itu norma agama, maupun norma-norma sosial baik itu norma hukum sehingga apabila dilakukan maka pelakunya akan dikenakan sanksi pidana. Tapi tidak tertutup kemungkinan seseorang yang melakukan kejahatan tersebut adalah orang-orang yang mempunyai ilmu yang tinggi dan mengecap dunia pendidikan yang tinggi pula.

Memang jika berbicara tentang pendidikan dikaitkan dengan kejahatan mungkin banyak permasalahan yang akan muncul, oleh karena itu penulis batasi 28 Hasil wawancara dengan AIPDA M.Hutabarat,AIPTU Suratman, tanggal 06 Januari

(8)

seperti pendidikan yang kurang berhasil adalah dari pelaku yang relatif pendidikan rendah, maka akan mempengaruhi pekerjaan pelaku karena kurangnya keterampilan yang dimiliki sehingga pelaku pencurian ternak kerbau yang terjadi di Kabupaten Padang Lawas Utara umumnya adalah buruh yang pekerjaannya tidak tetap. Hal itu disebabkan karena pendidikan yang rendah, sehingga kurangnya kreatifitas dan berhubungan dengan kurangnya peluang lapangan kerja. Sehubungan dengan pendidikan yang minim itu maka pola pikir mereka mudah terpengaruh karena kadang-kadang mereka bisa mengekspresikan tingkah laku yang tidak baik lewat perbuatan yang merugikan masyarakat.

Jadi melalui bekal pendidikan yang diperoleh dengan baik dapat merupakan proses pembentukan nilai-nilai atau perilaku mereka. Memang jika faktor pendidikan dikaitkan dengan latar belakang kejahatan yang dilakukan itu rata-rata yang berpendidikan rendah yang banyak melakukan kejahatan pencuria ternak kerbau.

C. Faktor Geologis

Lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Padang Lawas Utara. Di Sumatera Utara terdapat suku Batak, Mandailing, Angkola Dan Karo. Suku Angkola adalah salah satu dari empat suku yang terdapat di Sumatera Utara.

Padang Lawas Utara atau yang dikenal dengan Padang Bolak, istilah “Padang Bolak” di artikan dalam bahasa Indonesia yaitu “Padang yang Luas” dimana daerah Paluta mempunyai potensi alam yang cukup baik. Kabupaten Padang Lawas Utara yang beribukota di Gunung Tua secara geografis terletak di bagian utara Provinsi Sumatera Utara yaitu antara 1°13'50" - 2°2'32" Lintang Utara dan 99°20'44" - 100°19'10 Bujur Timur, dengan luas wilayah tercatat 3 918,05 Km²

(9)

kemudian letak di atas Permukaan Laut 0 – 1 915 M .

Dengan Luas wilayah tersebut, kondisi alam dan lingkungan serta curah hujan di kabupaten Padang Lawas Utara sangat mendukung peredaran populasi kerbau, hal ini dapat dilihat dari jumlah populasi kerbau di Kabupaten Padang Lawas Utara.Berdasarkan hasil data Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Padang Lawas Utatara Jumlah populasi kerbau yaitu 9 459 ekor pada tahun 2010, 10468 ekor pada tahun 2011 dan 10041 ekor pada tahun 2012.29

Jumlah populasi kerbau pada tahun 2012 menurun, penurunan populasi kerbau pada tahun 2012 disebabkan beberapa faktor, diantaranya faktor seringnya terjadi pencurian kerbau di berbagai daerah di berdasarkan data Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Padang Lawas Utara jumlah populasi kerbau menerut kecamatan dan luas wilayah dapat dilihat pada tabel berikut:30

Tabel 3

Jumlah Populasi Kerbau Menurut Kecamatan dan Luas Wilayah di Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2012

No Kecamatan JumlahKebau (KM2)Luas Presentase terhadap Luas Kab

1 Batang Onang 523 286,69 7,32

2 Padang Bolak Julu 781 243,33 6,21

3 Portibi 1528 142,35 3,63 4 Padang Bolak 2276 792,14 20,22 5 Simangambat 219 1 036,68 26,46 6 Halongonan 1 668 569,26 14,53 7 Dolok 168 492,45 12,57 8 Dolok Sigompulon 140 272,17 6,95 9 Hulu Sihapas 120 82,98 2,12

( Sumber Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Padang Lawas Utara)

(10)

Dilihat dari tabel di atas, dapat dilihat penyebaran kerbau yang paling banyak terletak di Kecamatan Padang Bolak, hal ini sangat berpengaruh dengan faktor yang melatar belakangi terjadinya tindak pidana pencurian ternak dimana hal tersebut menjadi faktor pendorong para pelaku curnak melalukan aksi pencurian kerbau di daerah yang paling banyak populasi kerbaunya. Hal tersebut diperkuat dengan beberapa kasus yang terjadi di Kabupaten Padang Lawas Utara lebih mendominasi di Kecamatan Padang Bolak. Dari 9 kasus Pencurian Kerbau di wilayah hukum Polsek Padang Bolak 5 diantaranya terjadi di Kecamatan Padang Bolak.

Dilihat dari segi geologis letak dan lokasi populasi kerbau menjadi lokasi yang strategis bagi pelaku untuk manjalankan aksinya, disampin itu Letak lokasi pencurian terhak kerbau yang terjdi di Kecamatan Padang Bolak lebih dekat dengan jalan Lintas Sumatera sehingga hal tersebut memudahkan pelaku untuk manjalankan aksinya dan membawa kerbau curian keluar dari Kabupaten Padang Lawas Utara untuk di jual di daerah lain dengan harga yang lebih mahal.

Monitan Tarigan, pelaku pencurian ternak (wawancara 08 Januari 2014), mengemukakan bahwa : 31

“Dalam Kasus pencurian yang saya lakukan, saya dan sahrul adalah sopir yang membawa kerbau tersebut dibawa ke binjai untuk di jual, sedangkan yang lainnya setahu saya sebagai eksekuror dilapangan, atas perbuatan yang saya lalukan dkk, saya merasa bersalah dan melanggar hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan menyesali perbuatan saya”

31 Hasil wawancara dengan Pelaku Curnak Monitan Tarigan 37 tahun tanggal 08 Januari 2014

(11)

Dengan demikian faktor geologis merupakan yang dominan yang melatarbelakangi terjadinya tindak pidanan pencurian kerbau di Kabupaten Padang Lawas Utara

D.Faktor Penegak Hukum

Terjadinya tindak pidana pencurian kerbau di Kabupaten padang Lawas Utara mempuyai beberapa faktor yang melatarbelakanginya, hal tersebut tidak lepas dari salah stu faktor peyebab terjadinya pencurian ternak kerbau yaitu faktor penegak hukum. Dalam hal ini aparat penegak hukum memiliki peranan penting dalam pencegahan pencurian kerbau yang terjadi di wilayah hukumnya, tetapi fakta dilapangan membuktikan behwa kinerja aparat pengak hukum masih jauh dari hapan masyarakat yang seharusnya menjadi tugas pokok para penegak hukum.

Aparat penegak hukum yang cenderung tidak begitu konsentrasi dengan masalah pencurian ternak, menyebabkan para pelaku semakin meraja lela dalam malakukan aksinya. Lambatnya proses penanganan terhadap warga yang melapor menjadikan masyarakat enggan untuk melapor pada aparat kepolisian Resor Padang Bolak.

(12)

Lama, Desa Mangaledang, Desa Torluk Muara Dolok dan Desa Janji Matogu untuk mendapatkan informasi dari warga mengenai kinerja aparat kepolisian Polsek Padang Bolak dalam menangani kasus pencurian ternak kerbau di Kabupaten Padang Lawas Utara dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4

Pendapat Warga dari beberapa Desa di Kecamatan Portibi Mengenai Kinerja Aparat Polsek Padang Bolak dalam menangani Kasus

(13)

Sumber: Hasil Survei Lapangan pada studi kasus yang dilaksanakan pada tanggal 12,13 dan 14 Februari 2014

Berdasarkan tebel diatas dapat dilihat bahwa masayarakat berpendapat kinerja aparat kepolisian Polsek Padang Bolak dalam menangani kasus pencurian kerbau di Kabupaten Padang lawas Utara masih jauh dari harapan masyarakat atas kinerja aparat kepolisian dalam menangani kasus tersebut. Dari 15 warga yang terdiri atas 5 desa yang menjadi objek studi kasus yang di survei langsung oleh penulis dapat dilihat 6 warga berpendapat bahwa kinerja aparat kepolisian Polsek Padang Bolak telah dilakukan dengan baik sedangkan 9 warga lainnya N

o Nama Asal Desa

Kinerja Aparat Kepolisian Baik KurangBaik

1 Tongku Napalombang  −

2 Palaungan Rtg Napalombang  −

3 Aziz Perwira Siregar Napalombang − 

4 Hadamean Siregar Mangaledang Lama − 

5 Rizal Hasan Hsb Mangaledang Lama − 

6 Wildan Syukri Srg Mangaledang Lama  −

7 Bahari Nst Torluk Muara Dolok − 

8 Ruslan Harahap Torluk Muara Dolok − 

9 Gammi Siregar Torluk Muara Dolok − 

10 Asrul Janji Matogu  −

11 Khairul Harahap Janji Matogu  −

12 Himsar Siregar Janji Matogu − 

13 Soangkupon Mangaledang − 

14 Taufik Isnan Pohan Mangaledang  −

(14)

mengemukakan bahwa kinerja aparat kepolisian Polsek Padang Bolak masih jauh dari harapan warga dikarnakan aparat masih lambat dalam menangani kasus pencurian ternak kerbau yang sudah terjadi beberapa kali diwilayah mereka

Dari perbandingan pendapat warga mengenai kinerja aparat kepolisian dalam menangani kasus pencurian ternak kerbau penulis berpendapat bahwa penanganan kasus pencurian ternak kerbau di Kabupaten Padang Lawas Utara masih kurang maksimal, dimana aparat tidak begitu kosentrasi dalam hal penanganan pencurian kerbau. Hal ini masih jauh dari apa yang menjadi tugas pokok dari Polsek Padang Bolak yaitu melayani masyrakat dalam penanganan apabila warga melapor adanya kehilangan ternak milik mereka. Akibatnya warga enggan melapor pada aparat kepolisian Polsek Padang Bolak apabila terjadi hilangnya ternak kerbau milik warga dengan alasan aparat kepolisian lambat dalam penanganan dan sering tidak dilayani.

Hal tersebut dipertegas dengan Keterangan Warga Padang Bolak bahwa seringnya terjadi hilangnya ternak kerbau milik warga. Fahrin Siregar, 47 tahun, Warga Gunung Tua Kecamatan Portibi (wawancara 08 Januari 2014) mengemukakan bahwa:32

Sudah sering terjadi pencurian kerbau tertama di Kecamatan Padang Bolak,Portibi dan Padang Bolak Julu, warga sering mengembarakan kerbau di tempat pengembaraannya, hilangnya kerbau

32 Hasil wawancara dengan Fahrin Siregar, 47 tahun Warga Gunung Tua Kecamatan Portibi tanggal 08 Januari 2014

(15)

milik warga lebih sering terjadi pada malam hari, warga mangetahui ternak kerbaunya hilang pada pagi harinya, warga yang sudah sering melaporkan ke aparat kepolisian Resor Padang Bolak akan tetapi para aparat Kepolisian tidak begitu merespon dan cenderung lamban menangani kasus pencurian kerbau, sehingga masyarakat yang kehilangan hewan ternak kerbau miliknya tidak mau melaporkan kepadan aparat kepolisian dan cenderung melakukan tindakan sendiri dengan mencari sendiri hewan ternak kerbau miliknya yang hilang.

Setelah terungkapnya pelaku pencurian kerbau tersebut masyarakat berbondong bondong ke Polsek Padang Bolak untuk melapor sekaligus inngi menghakimi sendri pelaku pencurian kerbau yang tertangkap”

Dari Keterangan warga setempat dapat di artikan bahwa faktor Penegakan Hukum di Kabupaten Padang Lawas Utara masih jauh dari harapan masyarakat yang pada hakikatnya tugas pokok dari aparat kepolisian membantu dan melayani masyarakat dalam penanganan kasus pencurian kerbau akan tetapi fakta di lapangan masih jauh dari apa yang menjdi tugas pokok para penegak hukum di Kabupaten Padang Lawas Utara. Faktor Penegakan Hukum menjadi salah satu hal-hal yang melatarbelakangi maraknya terjadi pencurian ternak di Kabupaten Padang Lawas Utara.

Seharusnya para penegak hukum senantiasa siaga serta melakukan patroli ke daerah-daerah peternakan, serta daerah-daerah rawan pencurian ternak.Akan tetapi kurang maksimalnya tindakan pihak Kepolisian dalam upaya pencegahan

Referensi

Dokumen terkait

sebagai pengarah sedangkan penanggung jawab oleh kepala sub bagian IT Pengadilan Agama Kabupaten Malang, elemen planning sudah terealisasi dengan baik yaitu

Dalam perencanaan, praktikan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan berkoordinasi dengan guru pamong dan guru kelas meliputi, mata pelajaran yang

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa hasil skrining fitokimia senyawa metabolit sekunder pada ekstrak etanol buah delima ( Punica granatum L.) mengandung

KESATU : Membentuk Dewan Pembina dan Pengurus Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Bantul Periode Tahun 2016 Sampai Dengan Tahun 2020, dengan susunan dan

Pada hari ini, Kamis tanggal tujuh bulan Juni tahun dua ribu dua belas, pada pukul 14.30 WIB yang merupakan batas akhir waktu penyampaian dokumen penawaran

Demikian Pengumuman Penyedia Barang/Jasa Pekerjaan ini disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam penyelenggaraan Pekerjaan Sewa Peralatan Praktek Las Tahun

Nilai hedonik yang dirasakan oleh pelanggan Carrefour akan muncul di saat pelanggan merasakan kesenangan saat berbelanja ketika melihat diskon harga ( price discount )

3HQLQJNDWDQGRVLVODWHNVNDUHWDODP PHPSHQJDUXKL WLQJNDW NHNHUDVDQ DVSDO \DQJGLLQGLNDVLNDQGHQJDQSHQXUXQDQQLODL SHQHWUDVL 7DEHO 'HQJDQ NDGDU SDUWLNHO NDUHW \DQJ VHPDNLQ EDQ\DN