OUTCOMES
Setelah menyelesaikan Modul ini, di harapkan Peserta akan
mempunyai pemahaman tentang:
1. Pengenalan & Pemahaman Barang Berbahaya (Dangerous Goods) 2. Peraturan Nasional & International mengatur Barang Berbahaya
3. IMDG Code dan MSDS
4. Tanggungjawab Shipper dalam Pengapalan Barang Berbahaya
5. Penanganan Barang Berbahaya di Dalam Gudang
Apakah itu Dangerous Goods
atau Barang Berbahaya
Dangerous Goods dapat di definisikan
sebagai:
“ Suatu barang atau substansi yang dapat
menimbulkan
suatu
resiko
kepada
kesehatan, keselamatan jiwa, kerusakan
lingkungan dan properti ”.
Apakah itu Dangerous Goods
atau Barang Berbahaya
Jenis dari Dangerous Goods Cargo dapat
terdiri atas;
- Berbentuk Cair (Liquid)
- Berbentuk Padat (Solid)
- Berbentuk Gas (Gasses)
Filosofi Barang Berbahaya (Dangerous Goods)
Prinsip dalam penanganan DG adalah:
Mematuhi ketentuan yang di atur oleh IMDG (International
Maritime Dangerous Goods)
DG adalah muatan yang dapat terbakar atau meledak dan
perlu mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak.
Definitions and terminology relating to
Hazardous Cargoes
Dangerous goods – means substances, materials and articles covered by the
IMDG Code
International Maritime Dangerous Goods Code – a mandatory code for the carriage of dangerous goods at sea as adopted by the Maritime Safety
Committee (MSC) of the International Maritime Organization (IMO). Effective from 1 January 2004 this code is applicable to all ships to which the Safety of Life at Sea (SOLAS) convention applies (Resolution MSC. 122(75))
Flammable liquid – is a liquid having a flash point lower than 37.8°C. A combustible liquid is a liquid having a flash point of 37.8°C or above, e.g. gasoline is a flammable liquid, whereas kerosene is a combustible liquid
Flash point – is that lowest temperature at which a liquid gives off sufficient
vapour to form a flammable mixture with air near the surface of the liquid, or within the apparatus used. Flash point represents the change point from safe to risk.
Harmful substances – are those substances that are identified as marine pollutants in the IMDG Code
Mengenali “Bahan Berbahaya”
Mengurangi Resiko
Istilah bahan berbahaya adalah nama umum dan menurut hukum bahan kimia didefinisikan sebagai
• Bahan berbahaya atau formulasi menurut Chemicals Law.
• Bahan, formulasi dan produk dapat membentuk atau melepaskan bahan atau formulasi berbahaya selama proses pengangkutan,
• Bahan, formulasi dan produk bersifat mudah meledak Berikut adalah beberapa definisi yang dapat digunakan:
• Bahan/zat adalah unsur atau senyawa kimia – bagaimana terjadinya di alam atau diproduksi dengan cara sintesis (misalnya asbes, bromin, etanol, timbal, dll)
• Formulasi adalah paduan, campuran atau larutan dari dua bahan atau lebih (misalnya cat, larutan formaldehid dll)
• Produk adalah bahan/zat atau formulasi yang diperoleh atau terbentuk selama proses produksi. Sifat-sifat ini lebih menentukan fungsi produk daripada komposisi kimianya.
Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih yang ditandai dengan simbol-simbol bahaya.
Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan
simbol bahaya, yang terbagi dalam
• Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia) • Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
• Kombinasi dari keduanya.
Mengenali Sifat dari “Barang Berbahaya”
Inflammable substances (bahan mudah terbakar)
Bahan mudah terbakar terdiri dari sub-kelompok bahan peledak, bahan pengoksidasi, bahan amat sangat mudah terbakar (extremely flammable substances), dan bahan sangat mudah terbakar (highly flammable substances). Bahan dapat terbakar (flammable substances) juga termasuk kategori bahan mudah terbakar (inflammable substances) tetapi penggunaan simbol bahaya tidak diperlukan untuk bahan-bahan tersebut
Explosives (bersifat mudah meledak)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol.
Oxidizing (pengoksidasi)
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal
mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik. Contoh bahan tersebut adalah kalium klorat dan kalium permanganat juga asam nitrat pekat.
Very Toxic (Sangat Beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘very toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene
dan atripin.
Bahan Berbahaya yang Merusak Jaringan
(tissue destroying substances)
Meliputi sub-grup bahan korosif (corrosive substances) dan bahan iritan (irritant substances)
Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa (pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl dan H2SO4 maupun basa seperti larutan NaOH (>2%).
Irritant (Menyebabkan Iritasi)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorida dan asam
PERATURAN INTERNASIONAL - IMO
“International Maritime Organization”
• CLASSIFICATION
• PACKING, MARKING, LABELLING
• STOWAGE, STORAGE, COMPATIBILITIES
• TRAINING, DOCUMENTATION, DEALING ACCIDENT
IMDG
International Maritime
Dangerous Goods
• ANNEX III-Regulation Prevention Pollution by Harmful Substances Carried by Sea in Packaged form
MARPOL
IMO Convention of
Maritime Pollution
• EmsGroup and Title Number
• Special Emergency Equipment To Be Carried
• Emergency Procedures
PERATURAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
“Undang Undang , Peraturan Pemerintah &
Keputusan Menteri ”
• PELAYARAN
UU
No.17/2008
• ANGKUTAN DI
PERAIRAN
PP
No.20/2010
• PERLINDUNGAN
MARITIM
PP
No.21/2010
•
PEDOMAN PENANGANAN BAHAN /
BARANG BERBAHAYA DALAM KEGIATAN
PELAYARAN DI INDONESIA
KM
No.17/2000
•
PERUBAHAN ATAS KM NO 17/2010
TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BAHAN
/ BARANG BERBAHAYA DALAM KEGIATAN
PELAYARAN DI INDONESIA
KM
No.02/2010
•
ANGKUTAN di PERAIRAN (Lembaran Negara
PP
PERATURAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
“Undang Undang , Peraturan Pemerintah &
MARPOL - Maritime Pollution
•
Annex III – Regulation Prevention Pollution by
Harmful Substances Carried by Sea in
Packaged Form
Reg.2 : Packing
Reg.3: Marking & Labeling
Reg.4: Documentation
Reg 5: Stowage
MARPOL - Maritime Pollution
Reg No
Penjelasan
NO. 2 Packing
Harus mencegah bahaya terhadap lingkungan maritim Harus sesuai dengan jenis barangnya
NO. 3 Marking &
Labelling
Packing harus di tandai dengan Nama Teknis yang mengindikasi “ Marine Pollutant” dan di cantumkan UN Number.
Harus menjamin Marking nya tahan dan tidak hilang bila barang tsb tenggelam di laut
No. 4 Document
Mencantumkan Nama Teknis untuk setiap barang Shipper harus mengisi IMO DG Form
Setiap kapal yang membawa DG harus mempunyai Special List, Stowage Plan & Manifest
PERATURAN
PEMERINTAH
MENGATUR TENTANG
UU NO.17
TAHUN 2008
PELAYARAN
PASAL NO. 45 S/D PASAL 48
PP NO. 20
TAHUN 2010
ANGKUTAN DI PERAIRAN
PASAL NO. 178 ayat (1)
PP NO.21
TAHUN 2010
PERLINDUNGAN MARITIM
PASAL NO.4 ayat (g)
PERATURAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
“Undang Undang , Peraturan Pemerintah &
Struktur IMDG Code
The IMDG Code is adalah suatu peng-kode-an yang digunakan
untuk membawa muatan berbahaya dan terdiri
atas 4 Volume
dan 1 lampiran tambahan
IMDG Code Volume 1
Berisi pendahuluan umum dan mencakup standar terhadap:
1. Klasifikasi Barang
2. Pengemasan Barang
3. Dokumentasi yang diperlukan dalam pengiriman/pengapalan.
4.Label dan tanda tanda yang diperlukan.
5. Standarisasi mengenai bahan peledak diatas kapal
penumpang.
Diatur lebih rinci mengenai standarisasi untuk BB Class 1–9.
The IMDG Code is adalah suatu peng-kode-an yang digunakan
untuk membawa muatan berbahaya dan terdiri
atas 4 Volume
dan 1 lampiran tambahan
IMDG Code Volume 1
Berisi pendahuluan umum dan mencakup standar terhadap:
1. Klasifikasi Barang
2. Pengemasan Barang
3. Dokumentasi yang diperlukan dalam pengiriman/pengapalan.
4.Label dan tanda tanda yang diperlukan.
5.Standarisasi
mengenai
bahan
peledak
diatas
kapal
penumpang. Diatur lebih rinci mengenai standarisasi untuk BB
Class 1–9.
IMDG Code Volume 2
Berisi instruksi secara detil mengenai pengemasan, pelabelan
dan pemuatan (stowed) bahan peledak (termasuk spesfikasi
yang khusus) bersamaan dengan zat yang terdapat
dalam
„Class 1‟ bahan peledak, „Class 2‟ gases and „Class 3‟ cairan
mudah terbakar.
IMDG Code Volume 3
Volume in mencakup „Class 4‟ flammable solids dan „Class 5‟
oxidizing agents dan organic peroxides. Setiap zat dan bahan
berbahaya ini mempunyai instruksi khusus pada pengemasan
dan pemuatan (stowing), dan juga informasi yang relevan untuk
setiap Class.
IMDG Code Volume 4
Volume ini mengcakup Classes 6 (poisons), 7 (radioactive
substances),
8 (corrosives) dan 9 (miscellaneous). Juga
informasi lengkap untuk setiap Class termasuk juga pemisahan
(segregation), tingkat keracunan (toxicity level) dan skala
radioactive , dan persyaratan pengemasan untuk zat
karat
(corrosives) dan bahan berbahaya lainnya (miscellaneous
substances)
IMDG Code Supplement
Lampiran ini berisi
“emergency procedures (EmS) “ dan
schedules untuk setiap komiditi , ditambah persyaratan detil
untuk
perlengapan
khusus
menangani
tumpahan
dan
kebakaran. MFAG memberikan informasi terhadap tanda tanda
(symptoms) dan raksi tubuh yang terpapar insiden , juga cara
penanganan muatan BB curah padat.
Pengaturan Klasifikasi
Barang Berbahaya
• Diatur secara internasional oleh IMO di dalam IMDG code.
• Tujuan Klasifikasi adalah menghindari bahaya yang timbul akibat sifat dari muatan DG tersebut.
• DG di kelompokkan dalam beberapa kelas dan setiap kelas mempunyai label (marking) tersendiri.
• Dikelompokan dalam 9 class yang menggambar resiko yang ada.
• Class 1,2,4,5,6 dibagi lagi dalam “division” dikarenakan variasi bahayanya dalam class ini.
• Class di tunjukkan dalam “satu digit “ Misal class. 7
• Class yang dalam “2 digit” berarti digit 1 adalah class dan digit ke 2 adalah variation nya. Misalnya class 5.1
• Beberapa DG bisa memiliki kriteria yang yang lebih dari satu “class” atau “division”
• Dalam kondisi ini, DG ini mempunyai kedua dua resiko bahaya, baik resiko primary (class) dan resiko subsidiary (division)
CLASS DESCRIPTION
Class 1 Explosive Bahan Peledak Class 1.1 Substances and articles which
have a mass explosion hazards
Zat dan barang yang mempunyai sifat ledakan hebat
Class 1.2 Substances and articles which have a projection hazard but no mass explosion hazard
Zat dan bahan yang mempunyai sifat bahaya peledakan namun bukan ledakan hebat
Class 1.3 Substances and articles which have a fire hazard and either a minor blast hazard or a minor projection hazard, but no a mass explosion hazard
Zat dan bahan yang dapat
menimbulkan bahaya kebakaran atau ledakan kecil atau
keduanya, namun bukan menimbulkan ledakan hebat Class 1.4 Substances and articles which
present no significant hazard
Zat dan bahan yang tidak begitu membahayakan.
Class 1.5 Very sensitive substances Zat yang sangat peka
Klasifikasi Barang Berbahaya
Sesuai Dengan IMDG Code
CLASS DESCRIPTION
Class 2 Gasses; compressed, liquefied or dissolved under pressure
Gas;di padatkan, dicairkan atau dilarutkan dibawah tekanan Class 3 Flammable liquid Cairan mudah terbakar
Class 3.1 Low flashpoint of liquids Cairan dengan titik bakar rendah Class 3.2 Intermediate flashpoint of
liquids
Cairan dengan titik bakar sedang Class 3.3 High flashpoint of liquids Cairan dengan titik bakar tinggi Class 4.1 Flammable solids Bahan padat mudah terbakar Class 4.2 Flammable solids, or
substance, liable to
spontaneous combustion
Bahan padat, mudah terbakar, atau zat yang mudah
mengeluarkan uap panas
Class 4.3 Flammable solids, or Bahan padat mudah terbakar,
Klasifikasi Barang Berbahaya
Sesuai Dengan IMDG Code
CLASS DESCRIPTION
Class 5.1 Oxidizing substances Zat oksidasi
Class 5.2 Organic Peroxides Zat yang dapat beroksidasi Class 6.1 Poisonous (toxic) substance Zat beracun
Class 6.2 Infectious substances Zat yang menimbulkan gangguan atau iritasi Class 7 Radio active substance Zat radioaktif
Class 8 Corrosives Bahan yang menimbulkan karat Class 9 Miscellaneous dangerous
substances
Bahan lainnya yang berbahaya
Klasifikasi Barang Berbahaya
Sesuai Dengan IMDG Code
Package Requirements for Dangerous Goods
Semua DG yang akan diangkut harus memenuhi spesifikasi yang direkomendasikan oleh IMDG Code. Pengemasan harus:
1. Terbuat dengan baik dan dalam kondisi yang bagus. 2. Diberi segel (sealed) untuk mencegah kebocoran.
3. Jenis kemasan harus terbuat dari material yang tidak terpengaruh oleh bahan/zat di dalam kemasan. Bila diperlukan diberikan pelapis dalam (inner
coating) yang mencegah resiko pada penanganan maupun saat dalam kapal. Bila menggunakan absorbent material
Gas cylinders for gases under pressure must be adequately constructed and tested, maintained and correctly filled. When pressure may develop in a package by the emission of gas from the contents due to a rise in temperature, such a package may be fitted with a vent, provided that the gas emitted will not cause danger in any form to the surround.
Marking of Dangerous Goods
(Ref. IMDG Code
)
Packages of „dangerous goods‟ must be transported in accordance with the provisions of the IMDG Code. Packages containing a harmful substance should be durably marked with the correct technical name (trade names alone should not be used). They should be marked to indicate that they are a marine pollutant and identified by additional means like by use of the relevant UN number.
Markings on packages containing harmful substances must be of such a
durable nature as to withstand three (3) months immersion in sea water. They must be adequate to minimize the hazard to the marine environment having due regard to their specific contents.
Empty packages which have previously been used for the transport of harmful substances shall themselves be treated as harmful substances, unless adequate precautions have been taken to ensure that they contain no residues that are of a harmful nature to the marine environment.
Purpose of Marking and Labeling
Tujuan
markah
pada
kemasan
dengan
menulis
“shipping name “ dan UN Number yang benar, adalah
supaya bahan/zat tersebut segera dapat di identifikasi
saat pengangkutannya .
Identifikasi ini khususnya sangat penting dalam
menentukan jenis tindakan darurat yang harus diambil
apabila terjadi tumpahan (spillage) atau kecelakaan.
Stowage of Class 1: EXPLOSIVES
Kategori Bahan PELEDAK untuk pemuatan mengikuti salah satu
metode berikut:
1.
Stowage Category I
– goods not requiring a magazine
stowage.
2. Stowage Category II, Type
„A‟ – a fixed magazine structure. This
magazine should be close boarded on the inner sides and floor.
Although cargo battens are sufficient on the
ship‟s sides and
bulkheads if they are not more than 150 mm apart.
3. Stowage Category II, Type
„B‟ – fixed magazine structure.
Similar to
„Type A‟ but close boarding of sides and floor is not a
requirement.
4. Stowage Category II, Type
„C‟ – a fixed magazine structure
similar to
„Type B‟, but restrictions are placed on the permitted
distance from the
ship‟s side.
Stowage of Class 1: EXPLOSIVES
5. Stowage Category II
– approved portable units.
6. Stowage Category II
– freight containers.
7. Stowage Category III (pyrotechnics)
– similar stowage to
Category I, except that goods should not be overstowed with
other cargo.
8. Stowage Category IV
– the goods requiring this stowage
should
be
placed
as
far
as
possible
away
from
living
accommodation and should not be overstowed. Deck stowage is
preferred.
M S D S
MSDS adalah singkatan dari Material Safety Data Sheet , ada juga yang menyebut dengan Chemical Data Sheet atau Hazardous Data Sheet.
Ini memuat semua informasi mengenai sifat-sifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengunaan zat kimia, pertolongan apabila terjadi kecelakaan, penanganan zat yang berbahaya.
Data dari MSDS sangat penting dalam penyimpanan, penanganan, pemakaian, pembuangan zat kimia. Data MSDS merupakan protokol standar keamanan dan keselamatan kerja.
STRUKTUR MSDS
SECTION 1 :CHEMICAL PRODUCT & COMPANY IDENTIFICATION SECTION 2 : HAZARD IDENTIFICATION
SECTION 3 : COMPOSITION / INFORMATION ON INGREDIENTS SECTION 4 : FIRST AIDS MEASURES
SECTION 5: FIRE FIGHTING MEASURES
SECTION 6 : ACIDENTAL RELEASE MEASURES SECTION 7 : HANDLING & STORAGE
SECTION 9 :PHYSICAL & CHEMICAL PROPERTIES
SECTION 10 : CHEMICAL STABILITY & REACTIVITY INFORMATION SECTION 11 : TOXICOLOGICAL INFORMATION
SECTION 12 : ECOLOGICAL INFORMATION SECTION 13: DISPOSAL CONSIDERATION
SECTION 14 : TRANSPORTATION INFORMATION SECTION 15 : REGULATORY INFOMATION
SECTION 16 : OTHER INFORMATION
•
Jadi MSDS adalah suatu dokumen yang
mengidentifikasi suatu zat dan semua unsur
unsur utamanya.
•
Dokumen ini menyediakan Penerima dengan
semua informasi yang diperlukan untuk dapat
menangani barang tersebut dengan cara yang
aman.
•
Contoh MSDS
Persyaratan Pengangkutan
(Condition of Carriage)
Sebagaimana
tercantum
pada
halaman
belakang dari B/L
Mengacu kepada Hague atau
Hague-Visby-Rules dengan beberapa variasinya
Persyaratan Pengangkutan
(Condition of Carriage)
Dangerous Goods and Contraband
Muatan yang mudah terbakar , radioaktif, atau
kemungkinan bahaya peledakan atau berbahaya
yang akan dimuat diatas kapal harus diberitahu
pengangkut secara tertulis mengenai kelas,
sifat, nama, label dan klasifikasinya. Selain itu
juga diberitahu cara menyimpan barang
tersebut.
Persyaratan Pengangkutan
(Condition of Carriage)
Dangerous Goods and Contraband
Harus dinyatakan dengan jelas alamat penerima, label
serta peringatan harus ditempel diluar badan peti
kemas dan memenuhi ketentuan yang diatur.
Bila
terjadi
diluar
ketentuan
maka
bukan
tanggungjawab pengangkut meskipun uang tambang
sudah dibayarkan dan dapat ditinggal dipelabuhan atau
dibuang
1. Pengirim barang berkewajiban memberitahukan
secara rinci (Disclose) kepada Pemilik Kapal/
Pengangkut (Lihat The Merchant Shipping Act 1894 )
2. Bahkan untuk jenis barang tertentu ada kewajiban
untuk mencantumkan tanda-tanda (Marking) khusus
pada pembungkusnya
3. Dan pelanggaran terhadap kewajiban itu bisa
dikenakan hukuman. Sebagai contoh, baik Merchant
Shipping Act 1894 maupun The Hague Rules 1924
memberikan
kewenangan
kepada
Nakhoda,
Pengangkut atau Agennya untuk menurunkan dan
memusnahkan barang itu, tanpa Pengirim barang
bisa menuntutnya .
Ketentuan Pengiriman
Barang Berbahaya
Shipping Procedure for the Loading and Transport of
Hazardous Goods
Semua DG yang diangkut lewat laut , harus melalui prosedur sebagai berikut: 1. Shipper harus mempunyai „Export Licences‟ untuk barang yang dimaksud.
2. Shipper bertanggungjawab untuk Penandaan (marking) dan Pelabelan (labeling) semua barang yang dikapalkan sesuai dengan IMDG Code.
3. Agent harus mempersiapkan :
– Jumlah kemasan dan beratnya – Nilai (value) dari barang
– Peryaratan khusus dalam penanganan barang 4. B/L harus diperlihatkan dan tidak ada catatan/endorsmen .
6. Muatan harus terdaftar di manifes dan ditandai di stowage plan.
7. Perwira kapal memeriksa UN number, perinician komoditas, pelabelan pada kemasan dan kondisi kemasan.
8. Nakhoda berhak menerima atau menolak muatan kapal sebelum dimuat. Saat muatan DG termuat dikapal adalah wajib mengikuti persyaratan yang ditentukan
Documentation for Shipping Dangerous Goods
1. Semua dokumen terkait dengan BB (Barang Berbahaya) HARUS menggunakan “Technical Name” , tidak bisa menggunakan “merek dagang”.
2. Setiap dokumen yang di siapkan oleh Shipper harus termasuk atau dilampirkan sertifikat bertandatangan atau pernyataan yang menunjukkan bahwa muatan BB tersebut dalam kondisi siap dikapalkan dan sudah dikemas, ditandai dan diberikan label dll yang benar dan sesuai.
3. Apabila hal diatas tidak terpenuhi maka DG cargo tersebut di tolak untuk di muat keatas kapal.
5. Setiap kapal yang mengangkut DG harus mempunyai spesial list atau manifets yang menjelaskan secara detil DG diatas kapal termasuk stowage plan nya.
Dokumen ini harus diterima terminal sebelum kapal tiba.
6. Dalam hal pencemar maritim (marine pollutants), didalam dokumen harus mencantumkan bahwa shipment yang diangkut adalah “marine pollutant” dan dalam kondisi yang memenuhi standar untuk dimuat ke kapal
Prime Functions
Documentation of G
Adalah menyediakan Informasi Dasar terkait bahan berbahaya (hazardous substance) dan setiap produk, material atau bahan yang akan dikapalkan HARUS memberikan informasi sebagai berikut:
1. Nama pengapalan (The proper shipping name) 2. Klasifikasi dan divisi dari BB tersebut.
3. Nomer UN
4. Untuk „Class 7‟, radioactive materials saja,Nomer schedulenya Class 7 6. Setiap bekas pengemasan yang kosong atau kemasan yang
mengandung residu DG HARUS di tandai / marking dengan tulisan “empty uncleaned atau residue-last contained” sebelum atau sesudah tulisan shipping name dari zat / bahan berbahaya tersebut.
7. Sampah DG diangkut untuk dibuang (kecuali sampah radioactive), shipping name yang sesuai harus ditambah kata “sampah/residu” (waste).
8. Jumlah dan jenis pengemasan bersamaan jumlah total DG dengan penjelasnya. 9. Minimum flash point bila 61°C atau lebih kecil (°C closed cup test), atau bahaya lainnnya yang tidak dicantumkan dalam penjelasan DG.
10. Untuk Class 4.1 self-reacting substance atau Class 5.2 organic peroxide, jika ada di cantumkan control dan emergency temperatures.
Informasi tambahan lainnya yang diperlukan unutk DG dengan “special classes” antara lain:
- Class 1; gases, infectious substances, radioactive materials, certain substances
- Class 4.1 which may be exempt from display of an explosive subsidiary label, and certain organic substances that are also exempt from displaying the explosive subsidiary label.
Pergudangan
Yaitu tempat menyimpan barang yang akan dimuat
atau setelah dibongkar dari kapal.
Gudang menurut wilayah Bea Cukai:
1) Gudang Lini I (transit shed atau deep-sea godown)
2) Gudang Lini II
3) Gudang Lini Verlengstuk; berada di lini II utk barang yang
belum selesai kewajiban bea masuk.
4) Gudang Enterport; gudang impor milik perusahaan
/pelabuhan yang dalam pengawasan bea cukai.
Pergudangan
Gudang menurut Jenis Muatan:
1) Gudang Umum; untuk menyimpan muatan general
cargo.
2) Gudang Khusus; yaitu untuk muatan khusus yang
ditentukan oleh Bea Cukai, muatan yang tidak bertuan
dimasukkan kedalam gudang khusus.
3) Gudang Muatan Berbahaya; tempat menampung
sementara muatan berbahaya, dapat tertutup maupun
terbuka tergantung jenis & sifat muatan tersebut.
Aktivitas di dalam Gudang :
1) Administrasi
2) Penerimaan Barang
3) Penyimpanan Barang
4) Pengepakan Barang
5) Pengeluaran Barang
Penanganan Muatan Berbahaya
Hal yang HARUS diperhatikan adalah:
1) Personel yang menangani BB di gudang
harus
sudah
mendapat pelatihan mengenai barang yang akan
ditangani.
2) Setiap Barang Berbahaya yang akan masuk gudang
harus
mempunyai MSDS dan Dokumentasi lengkap.
3) Semua persyaratan dari IMDG untuk BB yang akan
masuk ke gudang harus terpenuhi.
4) Menggunakan APD dan tersedia peralatan untuk
keadaan darurat sesuai dengan jenis BB yang
Penanganan Muatan Berbahaya
Tindakan dalam penanganan BB antara lain:
1) Tidak boleh dibanting atau menggunakan ganco.
2) Bila menggunakan forklift jangan terkena sodok.
3) Kemasan yang rusak atau bocor harus di tolak.
4) Kemasan drum tidak boleh di gelindingkan.
5) Untuk BB yang sensitif perlu diberi dunnage di antara
drum ( spt; chlorite, bromate, nitrocellulose)
6) Kemasan yang ada sistem ventilasi harus di susun
tegak.
Penanganan Muatan Berbahaya
Tindakan Pemisahan BB :
1) BB yang saling bereaksi tidak boleh di simpan
berdekatan, (spt ; klass 8 bisa terjadi reaksi antara acid
dan alkali)
2) Bahan makanan tidak boleh di campur dengan BB
3) BB yang bereaksi dengan air tidak boleh di timbun
dengan barang yang mengandung air.
Segregation and stowage requirements for
dangerous cargo - IMDG code guideline
Handling dangerous cargo requires special care due to the inherent hazardous nature of the cargo and applicable carriage regulations.
(Segregation Chart)
1. The general provisions for segregation between the various classes of dangerous goods are shown in "Segregation table" (IMDG Code Chapter 7.2.1.16).
In addition to the general provisions, there may be a need to segregate a particular substance, material or article from other goods which could contribute to its
hazard. Particular provisions for segregation are indicated in the Dangerous Goods List and, in the case of conflicting provisions, always take precedence over the general provisions.
Example of Segregation :
a) In the Dangerous Goods List entry for ACETYLENE, DISSOLVED, class 2.1, UN 1001, the following particular segregation requirement is specified:
“separated from” chlorine
b) In the Dangerous Goods List entry for BARIUM CYANIDE, CLASS 6.1, UN 1565, THE FOLLOWING PARTICULAR SEGREGATION IS SPECIFIED:
2. Where the Code indicates a single secondary hazard (one subsidiary risk label), the segregation provisions applicable to that hazard should take precedence where they are more stringent than those of the primary hazard.
( IMDG Code Chapter 7.2.1.6.1 )
3. Except for class 1, the segregation provisions for substances, materials or articles having more than two hazards (2 or more subsidiary risk labels) are given in the Dangerous Goods List.
For example:
In the Dangerous Goods List entry for BROMINE CHLORIDE, class 2.3 UN 2901, subsidiary risk 5.1 and 8, the following particular segregation is specified:
“segregation as for class 5.1 but “separated from “class 7” * (IMDG Code Chapter 7.2.1.6.2 )
Segregation and stowage requirements for
dangerous cargo - IMDG code guideline
4. Whenever dangerous goods are stowed together, whether or not in a cargo transport unit, the segregation of such dangerous goods from others should always be in accordance with the most stringent provisions for any of the dangerous goods concerned.
(IMDG Code Chapter 7.2.1.9 )
5. No segregation need be applied between dangerous goods of different classes which comprise the same substance but vary only in their water content, such as sodium sulphide in classes 4.2 and 8, or for class 7 if the difference is due to
quantity only.
(IMDG Code Chapter 7.2.1.13)
Segregation and stowage requirements for
dangerous cargo - IMDG code guideline
6. Notwithstanding IMDG Code Chapter 7.2.1.6.1, 7.2.1.6.2 and 7.2.1.13, substances of the same class may be stowed together without regard to segregation required by
secondary hazards (subsidiary risk label(s)), provided the substances do not react dangerously with each other and cause:
.1 combustion and/or evolution of considerable heat; .2 evolution of flammable, toxic or asphyxiant gases; .3 the formation of corrosive substances; or
.4 the formation of unstable substances. (IMDG Code Chapter 7.2.1.11)
Remark: As a general rule to carry these substances in same cargo transport unit, this regulation should not be applied priority over Chapter 7.2.1.6.1, 7.2.1.6.2 and 7.2.1.13 without surveyor’s clarified assess that there is not the above danger due to mixing these substances.
7. Dangerous goods which have to be segregated from each other should not be carried in the same cargo transport unit. However, dangerous goods which should be segregated “away from” each other may be carried in the same cargo transport unit with the
approval of the competent authority. In such cases an equivalent standard of safety must be maintained.
Segregation and stowage requirements for
dangerous cargo - IMDG code guideline
8. For the purpose of segregation, dangerous goods having certain similar chemical properties have been grouped together in segregation groups as listed in 7.2.1.7.2. The entries allocated to these segregation groups are listed in IMDG Code chapter 3.1.4.4. Where in the Dangerous Goods List entry in column 16 (stowage and
segregation) a particular segregation requirement refers to a group of substances, such as "acids", the particular segregation requirement applies to the goods
allocated to the respective segregation group. (IMDG Code Chapter 7.2.1.7.1.)
*Segregation groups referred to in the Dangerous Goods List* (IMDG Code Chapter 7.2.1.7.2.) .1 acids .2 ammonium compounds .3 bromates .4 chlorates .5 chlorites .6 cyanides
.7 heavy metals and their salts
.10 liquid halogenated hydrocarbons .11 mercury and mercury compounds .12 nitrites
.13 perchlorates .14 permanganates .15 powdered metals .16 peroxides
Segregation and stowage requirements for
dangerous cargo - IMDG code guideline
9. It is recognized that not all substances falling within a segregation group are listed in this Code by name. These substances are shipped under N.O.S. entries. Although these N.O.S. entries are not listed themselves in the above groups, the shipper shall decide whether allocation under the segregation group is
appropriate. Mixtures, solutions or preparations containing substances falling within a segregation group and shipped under an N.O.S. entry are also
considered to fall within that segregation group. (IMDG Code Chapter 7.2.1.7.3.)
10. The segregation groups in this Code do not cover substances which fall outside the classification criteria of this Code. It is recognised that some non-hazardous substances have similar chemical properties as substances listed in the segregation groups. A shipper or the person responsible for packing the goods into a cargo transport unit who does have knowledge of the chemical properties of such non-dangerous goods may decide to implement the
segregation requirements of a related segregation group on a voluntary basis. (IMDG Code Chapter 7.2.1.7.4.)
Segregation and stowage requirements for
dangerous cargo - IMDG code guideline
Procedures and guidelines for stowage and
segregation of dangerous cargo
1) Every dangerous cargo shipment shall be made in line with IMO policy and be accompanied by required documentation. DG cargo with restricted/prohibited UN numbers shall not be accepted for shipment unless under special
circumstance express permission is obtained from the company.
2) All DG containers must be checked for proper label/placard as required by the IMDG code. A stock of spare labels/placards must be kept on board.
3) DG containers must be checked for condition prior loading and leaking or damaged containers posing a hazard, shall be rejected.
4) It must be ensured that all DG containers are loaded in the planned stow
position. Any discrepancies shall be brought to the notice of the Terminal planner / Central planner and / or local agent as required.
Procedures and guidelines for stowage and
segregation of dangerous cargo
5) The requisite day/night signals for vessels carrying / loading / discharging dangerous cargo shall be displayed.
6) When handling/carrying dangerous cargo on board smoking shall strictly not be allowed other than in designated smoking areas. Signs/placards shall be
appropriately displayed at gangway and on deck.
7) Location and properties of dangerous cargo shall be considered when carrying out any special work on board such as hot work etc.
8) Other precautions shall be taken when handling dangerous cargo shipments as warranted by good seamanship, SOLAS, MARPOL, IMDG code, local and national regulations.
9) Further guidance for handling D.G cargo is contained in IMDG Code vol 1, 2 & supplement.
Pelayanan Petikemas Barang Berbahaya
(Dangerous Goods)
Pemberitahuan Data Petikemas BB (Dangerous
Container Manifest) oleh Pelayaran kepada Terminal.
Di Dalam DG List termasuk UN Number dan MSDS.
Diberi Tanda / Label sesuai dengan IMDG Code di
setiap sisi petikemas.
Petikemas BB dengan lebih dari 1 (satu) label harus
berpedoman dengan kelas yang tertinggi tingkat
bahayanya.
Pelayanan Petikemas Barang Berbahaya
(Dangerous Goods)
Pemberlakuan batas waktu penimbunan
petikemas BB ekspor/impor .
Petikemas BB Ekspor sbb:
1. Kelas 1, 7, 2.1, 6.1 : TL langsung dimuat.
2. Kelas 2.3, 5.1, 5.2 : Maksimal 24 jam
3. Kelas 2.2, 3, 4, 5, 6.2: Maksimal 72 jam
4. Kelas 8, 9 : Maksimal 96 jam
Pelayanan Petikemas Barang Berbahaya
(Dangerous Goods)
Pemberlakuan batas waktu penimbunan
petikemas BB ekspor/impor .
Petikemas BB Impor sbb:
1. Kelas 1, 7, 2.1, 6.1 : TL langsung bongkar dan
keluar terminal.
2. Kelas 2.3, 5.1, 5.2 : Maksimal 24 jam
3. Kelas 2.2, 3, 4, 5, 6.2: Maksimal 72 jam
4. Kelas 8, 9 : Maksimal 72 jam
Daftar Pustaka & Literatur
• Cargo Work for Maritime Operation, David J House
• Shipping, Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut,
Capt RP Suyono
• The Nautical Institute on Command, A practical guide, Capt. EE Scott
• Multimodal Transport, Capt Istopo
• Seamanship Techniques, David J House
• IBC Code 2007 Edition, IMO
• MARPOL 73/78 Consolidated Edition
• IMDG Code & Supplement
• UU No 17/2008
• PP No.20/2010
TERIMAKASIH
Konvensi Hague dan Hague-Visby-Rules
Dibuat di Den Haag pada tahun 1921
Dikenal dgn Konvensi Hague Rules 1924 setelah pertemuan
beberapa negara di Brussel pada tahun 1924.
Pada tahun 1968 di adakan perubahan yang kemudian
dikenal Hague-Visby-Rules
Isi konvensi : Mengatur tentang Hak dan Kewajiban” antara
Pemilik Barang dan Pemilik Kapal
Di dalam B/L disebut dengan “Contracting States” yaitu
negara yang menerima konvensi ini.
Indonesia mengacu kepada Hague-Visby-Rules dan hukum RI
dalam penerapannya.
Contoh; Stowage Category & Source
Information Stowage
UU No. 17/2008
Pasal 45
• Ayat (2) Barang berbahaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 berbentuk:
a. bahan cair;
b. bahan padat; dan c. bahan gas.
• Ayat (3) Barang berbahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diklasifikasikan sebagai berikut:
a. bahan atau barang peledak (explosives);
b. gas yang dimampatkan, dicairkan, atau dilarutkan dengan tekanan (compressed gases, liquified or dissolved under pressure);
c. cairan mudah menyala atau terbakar (flammable liquids);
d. bahan atau barang padat mudah menyala atau terbakar (flammable solids);
e. bahan atau barang pengoksidasi (oxidizing substances);
f. bahan atau barang beracun dan mudah menular (toxic and infectious substances);
g. bahan atau barang radioaktif (radioactive material);
h. bahan atau barang perusak (corrosive substances); dan
i. berbagai bahan atau zat berbahaya lainnya (miscellaneous dangerous substances).
UU No. 17/2008
Pasal 46
Pengangkutan barang berbahaya dan barang khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 wajib memenuhi persyaratan:
a. pengemasan, penumpukan, dan penyimpanan di pelabuhan, penanganan bongkar muat, serta penumpukan dan penyimpanan selama berada di kapal;
b. keselamatan sesuai dengan peraturan dan standar, baik nasional maupun internasional bagi kapal khusus pengangkut barang berbahaya; dan
Pasal 47
Pemilik, operator, dan/atau agen perusahaan angkutan laut yang mengangkut barang berbahaya dan barang khusus wajib menyampaikan pemberitahuan kepada Syahbandar sebelum kapal pengangkut barang khusus dan/atau barang berbahaya tiba di pelabuhan
UU No. 17/2008
Pasal 48
Badan Usaha Pelabuhan dan Unit Penyelenggara Pelabuhan wajib menyediakan tempat
penyimpanan atau penumpukan barang berbahaya dan barang khusus untuk menjamin
keselamatan dan kelancaran arus lalu lintas barang di pelabuhan serta bertanggung jawab
terhadap penyusunan sistem dan prosedur penanganan barang berbahaya dan barang khusus di pelabuhan
Pasal 49
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkutan
barang khusus dan barang berbahaya diatur dengan Peraturan Pemerintah
PP No. 20/2010
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010
TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN
Pasal 178
(1) Pada saat menyerahkan barang untuk diangkut, pemilik atau pengirim barang harus:
a. memberitahu pengangkut mengenai ciri-ciri umum barang yang akan diangkut dan cara penanganannya apabila pengangkut menghendaki demikian; dan
b. memberi tanda atau label secara memadai terhadap barang khusus serta barang berbahaya dan beracun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
PP No. 21/2010
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010
TENTANG PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM
Pasal.4
g. tersedianya sistem pengemasan, penandaan (pelabelan), pendokumentasian yang baik, dan penempatan muatan sesuai dengan tata cara dan prosedur untuk kapal pengangkut bahan berbahaya dalam bentuk kemasan;
Numbers and symbols relate to the following terms as defined in this section:
1 1 - "Away from"
2 2 - "Separated from"
3 3 - "Separated by a complete compartment or hold from"
4 4 - "Separated longitudinally by an intervening complete compartment or hold from"
X X - The segregation, if any, is shown in individual schedules
* - See subsection 6.2 of the introduction to class 1 for segregation within class 1.
**- Including self-reactive and related substances and desensitized explosives.
The table on the next page shows the general requirements for segregation between the various classes of dangerous goods.
Since the properties of substances or articles within each class may vary greatly, the individual schedules should always be consulted for particular requirements for segregation as these take precedence over the general requirements! Segregation should also take account of a single subsidiary risk table
Class 1.1 1.2 1.5 1.3 1.6 1.4 2.1 2.2 2.3 3 4.1 4.2 4.3 5.1 5.2 6.1 6.2 7 8 9 Explosives 1.1,1.2,1.5 * * * 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 X Explosives 1.3, 1.6 * * * 4 2 2 4 3 3 4 4 4 2 4 2 2 X Explosives 1.4 * * * 2 1 1 2 2 2 2 2 2 X 4 2 2 X Flammable gases 2.1 4 4 2 X X X 2 1 2 X 2 2 X 4 2 1 X Non-toxic, non-flammable gases 2.2 2 2 1 X X X 1 X 1 X X 1 X 2 1 X X Toxic gases 2.3 2 2 1 X X X 2 X 2 X X 2 X 2 1 X X Flammable liquids 3 4 4 2 2 1 2 X X 2 1 2 2 X 3 2 X X Flammable solids**) 4.1 4 3 2 1 X X X X 1 X 1 2 X 3 2 1 X Substances liable to spontaneous combustion 4.2 4 3 2 2 1 2 2 1 X 1 2 2 1 3 2 1 X Substances which, in contact with water, emit flammable gases 4.3 4 4 2 X X X 1 X 1 X 2 2 X 2 2 1 X Oxidizing substances (agents) 5.1 4 4 2 2 X X 2 1 2 2 X 2 1 3 1 2 X Organic peroxides 5.2 4 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 X 1 3 2 2 X Toxic substances 6.1 2 2 X X X X X X 1 X 1 1 X 1 X X X Infectious substances 6.2 4 4 4 4 2 2 3 3 3 2 3 3 1 X 3 3 X Radioactive materials 7 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 X 3 X 2 X Corrosives 8 4 2 2 1 X X X 1 1 1 2 2 X 3 2 X X Miscellaneous dangerous
substances and articles 9 X X X X X X X X X X X X X X X X X