UPT PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT 2009
Rinda Cahyana, ST
Buku pegangan Pendidikan dan Pelatihan Bidang Keahlian Administratur Jaringan Balai Latihan Kerja Mahasiswa Unit Sistem Informasi
MODUL PRAKTIKUM
Panduan Instalasi Jaringan Komputer Dan Server,
Serta Pengelolaan Service dan Peripheral
Yang Digunakan Melalui Jaringan Komputer
MODUL 1 PENGKABELAN DAN PENGALAMATAN PROTOKOL INTERNET
TUJUAN KOMPETENSI 1. Dapat mengakhiri kabel UTP Cat 5e dengan konektor RJ‐14, dengan susunan warna kabel standar T568A atau T568B, baik untuk Straight‐through maupun Crossover. 2. Dapat menghubungkan switch dengan switch, dan switch dengan komputer. PERANGKAT PRAKTIKUM 1. Kabel UTP Cat 5e secukupnya 2. Konketor RJ‐45 secukupnya 3. 2 buah Switch 4. 2 buah computer bersistem operasi Microsoft Windows XP KEGIATAN PRAKTIKUM A. Terminasi Kabel UTP Categori 5e Berikut ini adalah skema warna untuk standar T568A dan T568B : Posisi kabel pada RJ45 untuk straight‐through adalah sebagai berikut :
Crossover
Crossover biasa digunakan untuk menghubungkan komputer dengan
komputer langsung tanpa melalui switch, atau switch ke switch yang tidak memiliki upcase modular plug. Skema warna A adalah T568A dan B adalah T568B, atau sebaliknya. Dalam praktikum ini, anda akan membangun jaringan komputer dengan layout sebagaimana tampak di samping. Keterangan : S : Straight‐through C : Crossover Berikut ini adalah komponen yang diperlukan untuk membangun jaringan sesuai dengan layout tersebut:
Untuk membangun jaringan seperti itu, anda memerlukan 3 kabel, di mana 2 kabel straight dan 1 kabel crossover. Langkah terminasi kabel UTP categori 5e dengan konektor RJ45 adalah sebagai berikut: Kupas kabel Setelah kabel diurutkan berdasarkan standar warna yang diinginkan, masukan kabel ke konektor RJ45 hingga nampak sampai pada ujung konektor RJ45 Gunakan crimping tool untuk memasangkan kabel ke RJ45
Lakukan hal serupa pada ujung lainnya dengan memperhatikan, apakah kabel akan dijadikan Straight‐through atau Crossover. Berdasarkan gambar sebelumnya, pasangan warna T568A dengan T568A atau T568B dengan T568B akan menjadikan kabel sebagai
Straight‐through. Sementara pasangan T568A dengan T568B akan menyebabkan kabel
sebagai Crossover. B. Pengalamatan Internet Protocol (Ip) Berikut ini adalah kelas dari jaringan IP versi 4: Sementara alamat private dari kelas A, B, dan C yang tidak digunakan oleh internet dan secara khusus disediakan untuk jaringan internal / intranet adalah sebagai berikut:
Setelah menghubungkan dua komputer melalui dua switch, selanjutnya setiap komputer harus diberi alamat IP. Berikut ini adalah langkah memberi alamat protokol internet pada komputer bersistem operasi Microsoft Windows XP:
Buka Control Panel | Network Connection
Pilih network adapter yang akan diisi alamat IP nya, kemudian pada menu mengabangnya pilih properties.
Buka properties dari Internet Protocol (TCP/IP)
Isi alamat IP private seperti pada layout sebelumnya, yakni untuk komputer pertama 192.168.1.2 dan untuk komputer kedua 192.168.1.3 dengan subnet mask 255.255.255.0.
TUGAS PRAKTIKUM
1. Jelaskan, bolehkah menggunakan kombinasi warna selain standar T568A atau T568B? 2. Jelaskan bagaimana agar switch dengan switch dapat dihubungkan dengan
menggunakan kabel Straight‐through? 3. Jelaskan apakah alamat private itu dan apakah alamat tersebut disediakan oleh Internet Service Provider? 4. Jelaskan, adakah indikator yang disediakan oleh Sistem Operasi Microsoft Windows yang menunjukan bahwa jaringan sudah terhubung atau belum?
MODUL 2 PEMINDAIAN DAN PENGAWASAN JARINGAN KOMPUTER TUJUAN KOMPETENSI 1. Dapat menggunakan perangkat untuk memindai dan mengawasi jaringan komputer. 2. Dapat menerapkan perangkat tersebut dalam aktivitas pengelolaan jaringan komputer. PERANGKAT PRAKTIKUM 1. 2 buah Switch 2. 2 buah computer bersistem operasi Microsoft Windows XP 3. Perangkat lunak Colasoft Ping Tool, Colasoft MAC Scanner, Ping Info View, dan MultiPingGrapher. KEGIATAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini berhubungan dengan praktikum modul 1. Jadi sebelum melakukan praktikum ke‐2, pastikan komputer dalam kondisi terhubung dan memiliki alamat IP seperti arahan modul 1.
A. Pengujian Keterhubungan Komputer Pada Jaringan
Ping adalah alat untuk menguji apakah suatu alamat IP dapat diakses atau tidak. Ping berguna untuk mendiagnosa jaringan atau masalah router. Colasoft Ping Tool adalah salah satu alat tersebut. Sebelum menggunakannya, pastikan komputer sudah terhubung ke jaringan sesuai dengan layout jaringan pada modul 1, dan firewall network adapter tidak diaktifkan. Tanda tidak aktifnya firewall adalah dengan hilangnya kunci pada icon network adapter tersebut.
Kunci sebagai tanda firewall aktif
Kunci sebagai tanda firewall tidak aktif
Selanjutnya tuliskan alamat IP yang akan di‐Ping pada Colasoft Ping Tool, kemudan tekan tombol Enter. Apabila komputer anda memiliki alamat IP 192.168.1.2, maka alamat IP yang akan di‐Ping adalah 192.168.1.3, atau selain alamat komputer anda. Setelah itu perhatikan apa yang terjadi setelah Ping dilakukan. Berikut ini adalah contoh hasil ping ke alamat 192168.10.1 dengan menggunakan Colasoft Ping Tool:
Jika terhubung dengan baik, maka Packets Sent dengan Packets Received nya sama.
B. Memindai Alamat IP Dalam Jaringan
Colasoft MAC Scanner digunakan untuk melihat IP yang telah digunakan dalam jaringan berikut alamat mesin nya. Cobalah anda pindai Tentukan Local Subnet sesuai dengan alamat IP komputer anda, yakni 192.168.1.0. Kemudian klik tombol Start untuk memulai pemindaian. Berikut ini adalah hasil pemindaian subnet 192.168.2.0/24:
Alamat IP yang akan di ping
C. Pengawasan Jaringan Berbasis Teks Anda dapat mengawasi koneksi alamat IP tertentu dengan menggunakan PingInfoView. Berikut ini contoh cara penulisan daftar alamat IP: Jadi format setiap itemnya adalah <IP Address><Spasi><Nama Host> Cobalah menggunakan alat ini untuk memonitor alamat 192.168.1.2 dan 192.168.1.3, jalankan perangkat lunak ini pada salah satu komputer.
D. Pengawasan Jaringan Berbasis Grafik
Jika ingin mengawasi kurang dari 11 alamat IP dalam bentuk grafik dan melihat naik‐turunnya waktu atau tingkat keberhasilan penerimaan paket melalui jaringan, anda dapat mengunakan MultiPing Grapher. Berikut ini langkah konfigurasinya:
Sebelum menjalankannya anda perlu meload file teks dengan isi file seperti ini: 192.168.1.2;PC1;1
Setiap baris terdiri dari 3 data yang dipisahkan oleh titik koma (;). Data pertama adalah alamat yang kan di ping, yang kedua adalah nama Host nya, dan yang ketiga adalah threshold yakni waktu yang anda perkirakan diperlukan untuk mencapai host.
Kemudian pilih menu : File | Open host file
Klik tombol [Start]. Hasilnya akan seperti berikut ini:
E. Mengawasi Kemunculan Alamat Baru
Anda dapat menggunakan AutoScan Network untuk mengawasi kemunculan alamat IP baru di jaringan anda. Berikut ini langkah konfigurasinya:
Beri nama jaringannya, misalnya Local network kemudian klik [Forward]
Pilih jaringannya kemudian klik [Forward]
Pilih network adapternya Kemudian akan tampak seperti gambar di bawah ini: Jika ingin menampilkan konfirmasi apabila ada alamat IP baru, klik tombol Intruder Alert.
TUGAS PRAKTIKUM
1. Firewall dapat mencegah hacker atau malicious software (seperti worm) memasuki computer melalui jaringan computer. Mematikan fungsi firewall berart membuka pintu bagi ancaman tersebut. Apakah ada cara lain agar IP dapat diakses dengan tanpa harus mematikan firewall? Jelaskan !
2. Ganti subnet mask kedua computer yang sebelumnya 255.255.255.0 menjadi 255.255.255.252. Kemudian lakukan ping dari salah satu computer ke computer lainnya. Apakah computer dapat diakses ? Jika tidak dapat diakses, jelaskan alasannya? 3. Jika anda adalah staf Network Operations Center yang bertanggung jawab atas jaringan komputer, tuliskan rencana penerapan perangkat pengawasan jaringan yang akan anda lakukan dan jelaskan tujuan dari setiap rencana tersebut!
MODUL 3 BERBAGI SUMBER DAYA MELALUI JARINGAN TUJUAN KOMPETENSI 1. Dapat mengelola pengguna computer. 2. Dapat mengelola sumber daya computer agar dapat dibagi melalui jaringan secara aman. PERANGKAT PRAKTIKUM 1. 1 buah Switch 2. 2 buah komputer bersistem operasi Microsoft Windows XP dengan 1 ethernet card 3. 1 buah printer. KEGIATAN PRAKTIKUM Dalam praktium ini alamat IP yang akan digunakan adalah IP kelas private A, dengan alamat IP masing‐masing 10.0.2.3/24 dan 10.0.2.4/24. Sebuah printer dihubungkan dengan komputer 10.0.2.4 seperti tampak pada gambar berikut ini.
A. Mengelola Pengguna
User Account merupakan komponen penting untuk pengamanan atau pembatasan akses
terhadap sistem dan sumber daya di dalamnya. Untuk mengelola User Account tersebut bukalah
Setelah jendela User Account terbuka, pilih Create a new account.
Kemudian tuliskan nama user dan klik Next.
Langkah berikutnya adalah menentukan jenis akun, apakah sebagai Computer administrator yang memiliki akses luas terhadap sistem atau Limited yang memiliki akses terbatas terhadap sistem. Setelah itu klik Create Account.
Penampilan nama pengguna ini kurang begitu aman, sebaiknya nama pengguna yang diakomodasi oleh system disembunyikan. Caranya, kembali ke Control Panel | User Accounts, kemudian pilih “Change the way users log on or off” kemudian hilangkan tanda cek pada “Use
the Welcome screen”.
Buatlah user account dengan nama dan password yang sama baik di computer dengan alamat IP 10.0.2.3/24 ataupun 10.0.2.4/24. Hal ini dilakukan agar konfirmasi pengakses computer via jaringan tidak perlu terjadi. Konfirmasi biasanya muncul apabila ada sumber daya yang dibagi dan pada computer yang membagi tersebut tidak terdapat nama user dan password yang Log On di computer yang akan mengakses sumber daya tersebut.
B. Berbagi Printer
Untuk penghematan dalam investasi teknolog informasi, satu ruangan kantor biasanya menggunakan printer yang digunakan secara bersama‐sama melalui jaringan computer. Namun ada kalanya orang yang tidak dikehendaki mengelola printer dan melakukan pencetakan melalui jaringan. Berikut ini adalah langkah membagi printer secara aman dengan membatasi pengguna yang akan menggunakan atau mengelola printer tersebut. Praktikum berbagi printer dan folder dilakukan pada computer dengan alamat IP 10.0.2.4/24. Setelah printer terpasang dan driver printer diinstal, ikon printer tersebut muncul pada jendela Printers and Faxes. Jendela tersebut ditemukan pada menu Control Panel | Printer and Faxes.
Setelah itu klik tombol kanan mouse saat kursor berada di atas ikon printer tersebut sehingga muncul menu mengambang, kemudian pilih Sharing. Atau anda pilih Share this printing pada menu Printer Tasks seperti tampak pada gambar berikut.
Setelah halaman label Sharing pada dialog Properties terbuka, pilih Share this printer, kemudian tulis namanya (Share name). Akhiri dengan meng‐klik OK.
Agar tidak semua pengguna computer dalam jaringan dapat mengelola dan mencetak melalui printer tersebut, diperlukan pembatasan pengguna atas printer tersebut. Langkah pertama yang dilakukan sebelum mengamankan adalah menampilkan pilihan pengamanan sumber daya. Pilih menu Tools | Folder Options. Setelah halaman label View pada dialog Folder Options terbuka, hilangkan tanda cek pada “Use simple file sharing (Recommended)”, kemudian klik OK.
Setelah itu buka lagi properties Printer Buka halaman label Security. Agar tidak setiap orang dapat menggunakan printer tersebut melalui jaringan, pilih nama pengguna Everyone kemudian hilangkan semua tanda cek pada Allow dari Permissions for Everyone seperti gambar berikut ini, dan klik OK.
Untuk menambahkan user yang akan menggunakan printer melalui jaringan, klik tombol Add sehingga muncul Dialog Select Users or Group. Untuk memudahkan dalam pemilihan user, klik tombol Advanced.
Pilihlah user atau grup yang dikehendaki, lalu klik OK. Hasilnya akan seperti gambar beriku t ini. Lanjutkan dengan meng‐klik tombol OK. Setelah user yang dipilih muncul pada halaman label Security, tentukan hak akses (Permision) nya dengan memberi tanda cek pada kotak cek baris Allow atau Deny.
Jika user “rinda cahyana” diberi hak akses hanya Print saja, maka hanya computer yang Log In dengan user “rinda cahyana” yang dapat mencetak printer melalui jaringan. Dan kalau hak aksesnya hanya Print saja, maka user tidak dapat mengelola Printer dan Dokumen. C. Berbagi Folder Untuk membagi folder, caranya hampir sama dengan membagi printer. Misalnya folder htdocs yang berada di dalam folder Reactor (web server) akan dibagi. Pilihlah Sharing and Security dari menu mengambang seperti tampak pada gambar berikut ini.
Pilih Share this folder, dan tentukan namanya. Untuk menentukan user mana saja yang boleh mengakses folder ini, klik tombol Permissions. Jika tidak ingin setiap orang dapat membuka folder ini, user Everyone harus dihapus dengan cara memilihnya terlebih dahulu dan meng‐klik tombo Remove.
Cara menambahkan user ke dalam Share Permissions sama dengan kasus pembagian Printer yang lalu. Hanya saja, hak akses atau ijinnya (permission) berbeda. Pilih hak akses untuk pengguna yang anda tambahkan sesuai dengan kebutuhan anda atau kebijakan unit sumber daya informasi.
D. Memetakan Sumber Daya Jaringan Yang Dibagi
Praktikum pemetaan sumber daya jaringan yang dibagi dilakukan pada computer 10.0.2.3/24. Bukalah Windows Explorer kemuidan tulis alamat \\10.0.2.2 seperti gambar berikut ini.
Jika nama pengguna computer 10.0.2.3 belum didaftarkan di computer 10.0.2.4, maka akan muncul dialog konfirmasi pengguna Connect to <alamat IP> seperti gambar berikut. Jika sudah didaftarkan, akan langsung masuk ke sumber daya computer 10.0.2.4/24 yang diagi melalui jaringan. Memetakan Printer
Untuk memetakan printer pada computer 10.0.2.3, klik menu Connect seperti tampak pada gambar berikut:
Klik Yes pada dialog konfrmasi yang muncul.
Setelah berhasil, maka di jendela Printers and Faxes akan muncul ikon printer seperti ini:
Memetakan Folder Klik menu Map Network Drive seperti gambar berikut ini: Kemudan tentukan Drive untuk folder \\10.0.2.4\htdocs. Jika drive ini ingin selalu ada setiap anda Log In ke dalam computer 10.0.2.3, beri tanda cek pada “Reconnect at logon”. Kemudian klik Finish.
Hasil akhirnya adalah muncul drive Z seperti gambar berikut ini.
E. Nama Komputer dan Grup Kerja
Untuk memudahkan identifikasi komputer berdasarkan lokasi atau kelompok kerja, Microsoft Windows menyediakan fasilitas untuk memberi nama dan kelompok kerja (Workgroup) sesuai dengan kebutuhan. Pada gambar sebelumnya terlihat pada My Network Places | Entire
Network | Microsoft Windows Network, komputer Syauqi‐pc dan 10.0.2.4 berada dalam
Misalnya komputer akan diberi nama local‐pc dan berada di workgroup STTG. Pemberian nama komputer dapat di lakukan di Control Panel | System. Setelah dialog System properties terbuka klik tombol Change. Kemudian isilah Computer name dengan “local‐pc”, dan pilih Member of nya Workgroup yang diisi “STTG”. Kemudian klik OK dan kemudian klik OK. Setelah itu anda diminta untuk menjalankan ulang (restart) komputer.
TUGAS PRAKTIKUM
1. Lakukan hal yang sama pada komputer kedua, dengan nama “Syauqi‐pc” dan workgrup “STTG”. Hasilnya akan muncul kedua nama komputer tersebut dalam workgroup yang sama (STTG) seperti tampak pada gambar berikut ini.
2. Untuk setiap hak akses (permission) baik pada printer ataupun folder, sebutkan akibatnya jika diberi tanda cek Allow atau Deny nya!
3. Buatlah kebijakan untuk diterapkan di organisasi Perguruan Tinggi, terkait penggunaan komputer dan ijin atas penggunaan atau pengelolaan printer dan folder, untuk tujuan pengamanan data dan penghematan investasi Teknologi Informasi.
MODUL 4
MEMBANGUN PERANGKAT LUNAK PING
TUJUAN KOMPETENSI
1. Dapat membuat perangkat lunak sederhana untuk pengawasan jaringan yang dapat dijalankan di lingkungan Microsoft Windows XP. 2. Dapat mengembangkan perangkat lunak untuk berbagai tujuan pengawasan jaringan PERANGKAT PRAKTIKUM Komputer bersistem operasi Microsoft Windows dan Borland Delphi KEGIATAN PRAKTIKUM A. Membangun Ping Tool
Dalam praktikum ini, anda akan membuat alat Ping sederhana dengan menggunakan Borland Delphi. Setelah membuka Borland Delphi, biasanya anda langsung mendapatkan sebuah komponen Form. Atau anda dapat memulainya dari awal dengan memilih menu:
File|New|Application.
Kemudian petakan tiga buah komponen di atas permukaan komponen Form, yakni: Label, Edit, Button, dan Listbox yang tersedia pada grup komponen Standard.
Atur nilai property komponen pada Object Inspector sehingga diperoleh kondisi akhir antarmuka seperti tampak dibawah ini: Properti untuk komponen Form1 Kondisi akhir antarmuka yang diharapkan Berikut ini beberapa nilai property untuk setiap komponen yang perlu dirubah untuk mendapatkan hasil akhir seperti gambit di atas:
KOMPONEN PROPERTI NILAI
Form1 BorderStyle bsDialog
Caption My Ping Tool
Position poScreenCenter
Label1 Caption IP Address
Edit1 Text
Button1 Caption Ping
Sebelum dilanjutkan, simpanlah file unit dan project‐nya ke lokasi folder yang dapat anda ingat dengan memilih menu File|Save All atau dengan menekan secara bersamaan tombol
Shift+Ctrl+S. Untuk nama file project misalnya: MyPingTool. Nama project akan menjadi nama
aplikasi dan file yang dibuka apabila anda ingin memperbaharui program di kemudian hari. Sementara Unit1 disimpan dengan nama Uni1.
Selanjutnya anda harus membuat sebuat file unit dengan nama Ping. Pilihlah menu:
Selanjutnya tuliskan modul ping dalam file unit Ping sebagai berikut: unit Unit2; interface uses Windows, SysUtils, Classes; type TSunB = packed record s_b1, s_b2, s_b3, s_b4: byte; end; TSunW = packed record s_w1, s_w2: word; end; PIPAddr = ^TIPAddr; TIPAddr = record case integer of 0: (S_un_b: TSunB); 1: (S_un_w: TSunW); 2: (S_addr: longword); end; IPAddr = TIPAddr; function IcmpCreateFile : THandle; stdcall; external 'icmp.dll'; function IcmpCloseHandle (icmpHandle : THandle) : boolean; stdcall; external 'icmp.dll' function IcmpSendEcho (IcmpHandle : THandle; DestinationAddress : IPAddr; RequestData : Pointer; RequestSize : Smallint; RequestOptions : pointer; ReplyBuffer : Pointer; ReplySize : DWORD; Timeout : DWORD) : DWORD; stdcall; external 'icmp.dll'; function Ping(InetAddress : string) : boolean; implementation uses WinSock; function Fetch(var AInput: string; const ADelim: string = ' '; const ADelete: Boolean = true) : string; var iPos: Integer; begin if ADelim = #0 then begin // AnsiPos does not work with #0 iPos := Pos(ADelim, AInput); end else begin iPos := Pos(ADelim, AInput); end; if iPos = 0 then begin Result := AInput; if ADelete then begin AInput := ''; end; end else begin result := Copy(AInput, 1, iPos ‐ 1);
if ADelete then begin Delete(AInput, 1, iPos + Length(ADelim) ‐ 1); end; end; end; procedure TranslateStringToTInAddr(AIP: string; var AInAddr); var phe: PHostEnt; pac: PChar; GInitData: TWSAData; begin WSAStartup($101, GInitData); try phe := GetHostByName(PChar(AIP)); if Assigned(phe) then begin pac := phe^.h_addr_list^; if Assigned(pac) then begin with TIPAddr(AInAddr).S_un_b do begin s_b1 := Byte(pac[0]); s_b2 := Byte(pac[1]); s_b3 := Byte(pac[2]); s_b4 := Byte(pac[3]); end; end else begin raise Exception.Create('Error getting IP from HostName'); end; end else begin raise Exception.Create('Error getting HostName'); end; except FillChar(AInAddr, SizeOf(AInAddr), #0); end; WSACleanup; end; function Ping(InetAddress : string) : boolean; var Handle : THandle; InAddr : IPAddr; DW : DWORD; rep : array[1..128] of byte; begin result := false; Handle := IcmpCreateFile; if Handle = INVALID_HANDLE_VALUE then Exit; TranslateStringToTInAddr(InetAddress, InAddr); DW := IcmpSendEcho(Handle, InAddr, nil, 0, nil, @rep, 128, 0); Result := (DW <> 0); IcmpCloseHandle(Handle); end; end.
Agar fungsi Ping dapat diakses di Unit1, ada dua langkah yang harus dilakukan:
1. Di dalam Unit2, function Ping(InetAddress : string) : boolean; dituliskan di atas
implementation sebagaimana terlihat dalam unit2 tersebut.
2. Di dalam Unit1, uses Unit2; dituliskan di bawah implementation.
Skenario yang diharapkan dari alat ini adalah bahwa proses ping ke alamat IP yang tertera pada Edit1 dilakukan begitu Button1 di klik. Prosedur kejadian Button1Click adalah prosedur di mana intruksi yang dituliskan di dalam badan programnya (antara begin dan end) akan dieksekusi begitu Button1 di klik. Oleh karena itu, function Ping harus dituliskan di dalam prosedur kejadian ini. Untuk membuka prosedur kejadian tersebut anda tinggal melakukan klik dua kali pada komponen Button1, sehingga terlihat sebuah prosedur seperti ini: procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject); begin end; Tuliskan intruksi lengkapnya sebagai berikut: procedure Delay(dwMilliseconds: Longint); var iStart, iStop: DWORD; begin iStart := GetTickCount; repeat iStop := GetTickCount; Application.ProcessMessages; until (iStop ‐ iStart) >= dwMilliseconds; end; procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject); begin if Button1.Caption='Ping' then begin ListBox1.Clear; Button1.Caption:='Stop' end else Button1.Caption:='Ping'; repeat if ping(edit1.Text)=true then Listbox1.Items.Add(Edit1.Text+' Sukses') else begin Listbox1.Items.Add(Edit1.Text+' Gagal'); beep; end; Delay(1000); until Button1.Caption='Ping'; end;
Jika dijalankan dengan menekan tombol F9, akan diperoleh hasil seperti ini: Untuk menghentikan ping, klik tombol Stop, atau jika tidak berhasil kembali ke Bolrand Delphi, kemudian tekan bersamaan Ctrl+F9 sehingga muncul dialog Information berikut ini: Klik tombol OK untuk menghentingan program. Intruksi Beep, akan menyebakan munculnya suara tatkala alamat IP tidak dapat dihubungi yang ditandai dengan nilai false dari function Ping. Sementara Delay(1000) adalah intruksi untuk berhenti 1000 ms, sebelum melanjutkan intruksi berikutnya.
B. Membangun MultiPing Tool
Aplikasi MultiPing Tool yang akan dibangun fungsinya sama dengan PingInfoView yakni untuk mengawasi keterhubungan computer atau piranti jaringan dengan memanggil alamat IP nya secara periodic. MultiPing Tool yang akan dibangun akan memeriksa keterhubungan setiap satu menit sekali (60000 ms).
Mulai pekerjaan anda dengan menyediakan aplikasi baru dengan memilih menu:
File|New|Application. Setelah itu letakan komponen: StringGrid (ditemukan pada grup
komponen Additional), Timer (ditemukan pada grup komponen System), dan Gauge (ditemukan pada grup komponen Sample) di atas permukaan Form. Aturlah nilai property setiap komponen seperti berikut ini:
KOMPONEN PROPERTI NILAI
Form1 BorderStyle bsSingle
Caption My Multi Ping
Position poScreenCenter
StringGrid1 Align alClient
ColCount 5 DefaultColWidth 100 DefaultRowHeight 18 FixedCol 1 FixedRow 1 RowCount 2
Gauge1 Align alBottom
Height 16
MaxValue 60
Timer1 Enabled False
Interval 1000
Kurang lebih tampilannya akan seperti ini:
Sebelum dilanjutkan, simpan file unit nya dengan nama UMP, sementara project‐nya dengan nama MyMultiPing. Kemudian buatlah teks file di lokasi folder yang sama dengan isi berupa daftar alamat IP, misalnya:
192.168.1.1 192.168.1.2 192.168.1.3 192.168.0.1 Setelah itu simpan dengan nama ips.txt. Karena program ini akan menggunakan unit Ping (unit2.pas), tuliskan pada unit UMP di bawah implementation, uses Unit2; dengan memastikan unit2.pas berlokasi pada direktori yang sama. Setelah itu tuliskan kode program berikut ini di antara {$R *.dfm} dan end. procedure Delay(dwMilliseconds: Longint); var iStart, iStop: DWORD; begin iStart := GetTickCount; repeat iStop := GetTickCount; Application.ProcessMessages; until (iStop ‐ iStart) >= dwMilliseconds; end; procedure TForm1.FormCreate(Sender: TObject); var i:integer; begin if FileExists('ips.txt')=false then begin ShowMessage('File daftar alamat IP tidak ditemukan'); Application.Terminate; end; memo1.Lines.LoadFromFile('ips.txt'); StringGrid1.Cells[0,0]:='IP ADDRESS'; StringGrid1.Cells[1,0]:='CONNECTED'; StringGrid1.Cells[2,0]:='SUCCEED COUNT'; StringGrid1.Cells[3,0]:='FAILED COUNT'; StringGrid1.Cells[4,0]:='% FAILED'; StringGrid1.RowCount:=memo1.Lines.Count+1; for i:=1 to memo1.Lines.Count do begin StringGrid1.Cells[0,i]:=memo1.Lines.Strings[i‐1]; StringGrid1.Cells[1,i]:='‐'; StringGrid1.Cells[2,i]:='0'; StringGrid1.Cells[3,i]:='0'; StringGrid1.Cells[4,i]:='0'; end; ping_time:=0; Timer1.Enabled:=true; end; procedure TForm1.Timer1Timer(Sender: TObject); var i:word; begin inc(ping_time); gauge1.Progress:=ping_time; if ping_time=60 then begin for i:=1 to memo1.Lines.Count do begin if Ping(StringGrid1.Cells[0,i])=true then begin
StringGrid1.Cells[1,i]:='CONNECTED'; StringGrid1.Cells[2,i]:=IntToStr(StrToInt(StringGrid1.Cells[2,i])+1); end else begin StringGrid1.Cells[1,i]:='‐'; StringGrid1.Cells[3,i]:=IntToStr(StrToInt(StringGrid1.Cells[3,i])+1); end; StringGrid1.Cells[4,i]:=IntToStr(100*Round(StrToInt(StringGrid1.Cells[3,i])/(StrToInt(StringGrid1.Cells[2,i])+StrToInt(Str ingGrid1.Cells[3,i])))); end; ping_time:=0; end; end; Intruksi dalam badan program Prosedur FormCreate akan dieksekusi begitu aplikasi dijalankan. Sementara intruksi dalam badan program Procedure Timer1Timer akan dieksekusi setiap satuan intervalnya. Kalau intervalnya 60000, maka akan dieksekusi setiap satu menit sekali. Komponen Gauge akan menginformasikan secara grafis, waktu interval tersebut dari 0 hingga 60 detik. Karena nilai Properti MaxValue dari komponen Gauge diisi 60, maka begitu waktu mencapai 60, Gauge akan dicat penuh. Waktu tersebut disimpan dalam variable ping_time. Setelah mencapai 60, maka ping_time akan diset menjadi 0 lagi. TUGAS PRAKTIKUM 1. Gambarkan alur proses dalam badan program Button1Click Ping Tool dan Timer1Timer MultiPing dengan menggunakan Flowchart, kemudian jelaskan alus proses tersebut! 2. Sebagaimana kegiatan dengan Colasoft Ping Tool pada praktikum sebelumnya, gunakan
perangkat lunak yang anda buat ini untuk melakukan Ping ke alamat 192.168.1.2 atau 192.168.1.3. Apa persamaan dan perbedaan perangkat lunak yang anda buat ini dengan Colasoft Ping Tool?
3. Kembangkanlah perangkat lunak Ping Tool sehingga hampir menyerupai Colasoft Ping Tool atau MultiPing Tool sehingga hampir menyerupai PingInfoView.
MODUL 5 ROUTER WINDOWS SERVER 2003 DAN TRACEROUTE TUJUAN KOMPETENSI 1. Dapat menghubungkan computer pada suatu subnet dengan computer pada subnet lain yang berbeda dengan menggunakan Microsoft Windows Server 2003 sebagai router. 2. Dapat mengidentifikasi router yang dilalui sebelum sampai di alamat IP yang dituju
menggunakan perangkat lunak Traceroute. PERANGKAT PRAKTIKUM 1. 1 buah Switch 2. 1 buah Komputer bersistem operasi Windows Server 2003 dengan 2 ethernet card. 3. 1 buah komputer bersistem operasi Microsoft Windows XP dengan 1 ethernet card 4. Perangkat lunak PingPlotter Tool. KEGIATAN PRAKTIKUM A. KONFIGURASI ROUTER PADA WINDOWS SERVER
Sebelum melakukan kegiatan praktikum buatlah jaringan computer dengan layout seperti tampak pada gambar di bawah ini. Kemudian pastikan di Laboratorum terdapat line internet melaluii kabel UTP. Hubungkanlah kabel tersebut dengan salah satu Ethernet card yang terpasang pada computer Windows Server.
Berikut ini adalah langkah konfigurasi router pada Windows 2003 Server:
Buka Internet Protocol (TCP/IP) Properties dari setiap network adapter yang tersedia di
Control Panel | Network Connection.
Network adapter ke‐1 yang terhubung ke internet diberi nama Wide Area Network. Alamat IP nya diberikan oleh DHCP server. Oleh karenanya pada Internet Protocol (TCP/IP) Properties pilih Obtain an IP address automatically dan Obtain DNS server
address automatically. Network adapter ke‐2 tehubung ke LAN diberi nama Local Area Network, dengan alamat IP 192.168.1.1, subnet mask 255.255.255.0, dan yang lain jangan diisi. Pilih : Start | All Programs | Administrative Tools | Routing and Remote Access Setelah itu pilih Configure and Enable Routing and Remote Access.
Pilih Networ address translation (NAT), untuk mentranslasikan alamat internet / WAN ke
LAN
Pilih adapter yang terhubung ke internet
Hasil akhirnya akan seperti ini:
B. Menelusuri Rute Menuju Alamat IP Pada Subnet Yang Berbeda
Anda dapat menguji keterubungan jaringan LAN dengan WAN menggunakan perangkat lunak PingPloter dengan terlebih dahulu menuliskan alamat yang di trace (Address to Trace).
Melalui perangkat lunak tersebut anda dapat mengikuti setiap hop dan melihat perjalanan dari computer yang menjalankan PingPlotter melalui router ke alamat yang di trace. Pada gambar terlihat, alamat computer yang menjalankan PingPlotter adalah 192.168.2.1, router‐nya 192.168.10.1, dan alamat yang di trace adalah www.nessoft.com
Cobalah anda gunakan peralatan ini pada computer 192.168.1.2 untuk menelusuri alamat IP komputer di alamat WAN, yakni 192.168.0.2/24. TUGAS PRAKTIKUM 1. Lakukan eksplorasi pengetahuan tentang fungsi NAT pada router? 2. Apa pentingnya perangkat lunak Traceroute bagi pekerjaan jaringan computer? 3. Apa yang terjadi jika pada computer klien, alamatIP Gateway dan atau DNS tidak diisi? 4. Apakah computer klien dapat terhubung ke internet, apabila alamat IP DNS tidak diisi?
MODUL 6 DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP) PADA WINDOWS SERVER 2003 TUJUAN KOMPETENSI 1. Dapat mengkonfigurasi Windows Server 2003 sebagai DHCP server. 2. Dapat mengkonfigurasi Windows XP agar mendapatkan alamat IP dari DHCP server. PERANGKAT PRAKTIKUM 1. 1 buah Switch 2. 1 buah Komputer bersistem operasi Windows Server 2003 dengan 2 ethernet card. 3. 1 buah komputer bersistem operasi Microsoft Windows XP dengan 1 ethernet card KEGIATAN PRAKTIKUM DHCP adalah layanan yang memberikan alamat IP secara dinamik ke PC dalam jaringan tatkala pertama kali PC terhubung ke jaringan. Kegiatan praktikum masih menggunakan layout jaringan pada praktikum ke‐4, namun alamat IP dari computer klien tidak ditentukan secara manual tetapi dipilih pilih Obtain an IP address automatically dan Obtain DNS server address
automatically.
INTERNET
IP : Assign by DHCP
s
Router Windows Server
IP WAN : Assign by DHCP
IP LAN : 192.168.0.1/24
s
s
Berikut ini adalah langkah konfigurasi layanan DHCP pada Windows 2003 Server:
Instal terlebih dahulu layanan DHCP‐nya. Panggil Windows Component Wizard melalui Add or Remove Progams pada Control Panel, pilih Networking Services, klik [Detail].
Beri tanda cek pada Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), kemudian klik [OK] lalu [Next]
Panggil DHCP pada menu Administrative Tools, kemudian pada menu mengambang pilih
New Scope.
Beri nama scope‐nya.
Isi rentang IP yang akan diberikan kepada PC client, pastikan IP nya sama dengan IP LAN Windows 2003 Server. Jika anda ingin agar IP tertentu dalam rentang yang ditentukan sebelumnya tidak diberikan kepada PC client, maka isi alamat IP pada bagian Add Exclusions.
Tentukan masa berlaku alamat IP
Kemudian pilih konfigurasi DHCP
Kemudian tambahkan alamat IP gateway sama dengan alamat IP LAN Windows 2003 Server. Tambahkan alamat IP DNS nya
Jika memiliki WINS server, tuliskan alamat IP nya
Kemudian pada bagian selanjutnya pilih aktifkan DHCP nya.
Setelah DHCP diaktifkan, computer klien akan mendapatkan alamat IP dari computer server. Kemudian dari computer klien, traceroute ke google.com. Jika tidak sampai ke google.com, namun di computer Windows Server google.com dapat di traceroute atau diakses, maka terjadi kesalahan pada konfigurasi DHCP pada Windows Server 2003. Evaluasi kembali tahapan yang telah anda lalui. Namun jika pada traceroute ke google tida berhasil dilakukan pada windows Server, masalahnya pada jalur atau perangkat internet yang terhubung ke Windows Server 2003. Anda harus menghubungi administrator jaringan untuk memperbaiki masalah ini. TUGAS PRAKTIKUM 1. Apa perbedaan, keuntungan, dan kekurangan antara pemberian alamat IP dengan DHCP dan secara manual? 2. Apa sebabnya IP gateway yang ditentukan pada konfigurasi DHCP server dalam kegiatan praktikum ini sama dengan alamat IP Ethernet card Local Area Network? 3. Bolehkah IP gateway yang dimaksud TUGAS PRAKTIKUM nomor 2 tidak sama dengan IP Ethernet card Local Area Network, dan apa akibatnya jika tidak sama?
MODUL 7
ROUTER LINUX ‐ ROUTEROS
TUJUAN KOMPETENSI
Dapat menghubungkan computer pada suatu subnet dengan computer pada subnet lain yang berbeda dengan menggunakan Mikrotik RouterOS versi 2.9 sebagai router. PERANGKAT PRAKTIKUM 1. 2 buah Switch 2. 1 buah Komputer bersistem operasi Windows Server 2003 dengan 2 ethernet card. 3. 1 buah Komputer bersistem operasi Mikrotik RouterOS dengan 2 ethernet card. 4. 3 buah komputer bersistem operasi Microsoft Windows XP dengan 1 ethernet card 5. Perangkat Lunak WinBox KEGIATAN PRAKTIKUM Praktikum ini melanjutkan praktikum sebelumnya. Dalam praktikum ini, ditetapkan subnet ke‐1 (sebelah kanan) yang layoutnya seperti pada praktikum sebelumnya disebut Public, dan ip subnet ke‐2 (sebelah kiri) yang harus dibangun dalam praktikum ini disebut Local. Bangunlah jaringan sehingga menjadi seperti layout di bawah ini: A. Menginstal Mikrotik RouterOS Sebelum memulai instalasi RouterOS pada computer, pastikan hal‐hal berikut ini: 1. 2 buah Ethernet card sudah terpasang pada computer 2. Prioritas pertama boot pada program setup BIOS adalah CD‐ROM Drive. 3. CD installer RouterOS Mikrotik terpasang pada CD ROM 4. Pastikan tidak ada data penting pada Hard Disk Drive (HDD).
Setelah masuk ke dalam program setup RouterOS, pilih beberapa layanan seperti berikut ini, kemudian tekan tombol “i” untuk memulai instalasi:
Selanjutnya ada konfirmasi untuk mempertahankan konfigurasi RouterOS yang sudah ada di HDD sebagai berikut: Do you want to keep old configuration?. Tekan tombol “n” untuk tidak menyimpan konfigurasi.
TUGAS PRAKTIKUM berikutnya yang muncul adalah “Waring : all data on the disk will be erased!
Continue?” Tekan tombol “y” untuk menghapus seluruh isi data pada disk. Selanjutnya program
setup akan mempartisi dan menginstal RouterOS.
Setelah muncul konfirmasi “Software Installed.” Keluarkan CD installer kemudian tekan Enter. Masuk / Login dengan nama admin dan password dikosongkan, kemudian tekan Enter. Tidak perlu melihat lisensi software.
B. Mengkonfigurasi IP Melalui RouterOS Console
Pertama periksa terlebih dahulu apakah antarmuka jaringan sudah teristal dua dengan masuk ke interface, kemudian tampilkan interface dengan perintah print.
Setelah itu ganti nama interface tersebut , dimana ether1 menjadi Local dan ether2 menjadi Public.
Jika sudah terinstal dua interface, kemudian masuk ke ip address untuk menentukan alamat IP kedua interface tersebut.
Berikan perintah add, kemuidan tuliskan alamat IP dan interfacenya, kemudian tampilkan hasilnya dengan perintah print. Langkahnya adalah sebagai berikut:
Kemudian keluar dari ip address dan cek keterhubungan dengan computer 10.0.2.2 dengan perintah ping, lalu akhiri proses ping dengan ctrl+c.
Jika belum terhubung, coba pindahkan kabelnya dari computer RouterOS ke Ethernet card satunya lagi. Jika belum terhubung, kabel atau Ethernet card bermasalah. Anda juga dapat melakukan ping ke RouterOS melalui DOS console dari sisi client, misalnya dari computer dengan ip 10.0.2.2. C. Mengkonfigurasi NAT Melalui Intenet Explorer Melalui web browser pada computer client yang terdapat dalam subnet atau jaringan local, kita dapat mengkonfigurasi RouterOS. Panggil RouterOS melalui alamat http://10.0.2.1, kemudian Login dengan nama pengguna “admin” dan password dikosongkan.
Agar subnet Local dapat berkomunikasi dengan computer di alamat Public, Network Address
Translation (NAT) harus diaktifkan dengan public interface / antar muka yang berada di subnet
public adalah Public. Untuk mengaktifkannya, pilih Firewall, lalu aktifkan NAT dan pilih Public sebagai Public Interface.
Kemudian pilih menu Routes dan tambah Route. Tentukan IP tujuan (destination) dari computer di subnet Local adalah sembarang (0.0.0.0/0) melalui gateway IP Public RouterOS (192.168.0.2). Hasilnya adalah sebagai berikut:
Setelah itu, IP gateway pada computer di subnet Local dengan alamat IP 10.0.2.2 ditentukan 10.0.2.1 (alamat RouterOS).
Coba ping dari computer tersebut ke alamat 192.168.0.3 / subnet Publik. Jika paket yang dikirim dengan ping tersebut berhasil diterima, maka subnet Local berhasil terhubung dengan subnet Public. Sebaliknya, apakah computer di subnet Publik bisa berhubung dengan computer Lokal?
D. Mengkonfigurasi RouterOS Melalui WinBox
Menentukan Password Pengguna
Jalankan WinBox pada komputer dengan IP 10.0.2.3. Kemudian isi alamat RouterOS pada Connect To: seperti gambar berikut ini, dengan Login “admin” dan password dikosongkan.
Setelah menekan tombol Enter atau mengklik tombol Connect pada WinBox, anda akan masuk ke dalam lingkungan GUI RouterOS.
Untuk memproteksi RouterOS dengan password, pilih menu Users. Kemudian setelah dialog
User Lists muncul, klik dua kali pada user dengan nama “admin” sehingga muncul dialog User <admin>. Kemudian klik tombol Password, dan isilah dengan kata kunci yang sama New
Password dan Confirm Password. Setelah itu klik tombol OK, lalu klik tombol OK pada dialog
Setelah itu coba masuk kembali ke RouterOS, baik melalui console, Web Browser, atau WinBox. Sekarang ini, untuk masuk ke RouterOS anda harus mengisi password yang telah anda tentukan pada tahap sebelumnya di WinBox.
Menentukan DNS
Untuk menguji apakah RouterOS sudah dapat mengakses internet atau belum, pada WinBox pilih menu Manual. Apabila manual RouterOS tampil berarti RouterOS sudah dapat mengakses internet. Namun apabila tampilannya seperti gambar berikut ini, maka RouterOS belum dapat mengakses internet.
Anda harus menentukan IP DNS pada RouterOS agar dapat mengakses internet. Tapi sebelum itu anda harus memastikan bahwa computer Router Windows Server 2003 dapat mengakses internet. Jika tidak bisa, berarti ada masalah pada konfigurasi Router Windows Server 2003 au pada jalur internetnya.
Setelah memastikan bahwa Router Windows Server 2003 dapat mengakses internet, pada WinBox pilih menu IP | DNS. Pada dialog DNS, klik tombol Settings sehingga keluar dialog DNS
Setting.
Kemudian tulislah IP Router Windows Server 2003 atau DNS yang diperoleh IP WAN Windows Server 2003, atau IP DNS Server yang disediakan (Internet Service Provider) ISP atau yang tersedia di internet sebagai Primary DNS, dan klik OK. Cobalah buka menu Manual pada WinBox. Jika dapat diakses, maka internet sudah dapat diakses dengan DNS pada RouterOS. Agar computer klien di subnet Local dapat mengakses internet, isilah alamat preferred DNS
server nya sama dengan Primary DNS RouterOS. Setelah itu pada computer tersebut, coba akses
google.com melalui Web Browser.
Apabila ingin alamat preferred DNS Server nya adalah RouterOS, pada DNS Setting WinBox aktifkan Allow Remote Requests dengan member cek pada kotak ceknya seperti gambar berikut
Setelah itu, anda dapat menentukan alamat preferred DNS Server pada computer di subnet Local alamat IP RouterOS (10.0.2.1).
TUGAS PRAKTIKUM
1. Lakukan ekplorasi pengetahuan tentang Mikrotik RouterOS
2. Sebutkan kelebihan dan kekurangan antara Sistem Operasi Microsoft Windows Server 2003 dan Mikrotik RouterOS.
MODUL 8 DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP) PADA LINUX (ROUTEROS) TUJUAN KOMPETENSI 1. Dapat mengkonfigurasi RouterOS sebagai client DHCP dan DHCP server. 2. Dapat mengkonfigurasi Windows XP agar mendapatkan alamat IP dari DHCP server RouterOS. PERANGKAT PRAKTIKUM 1. 2 buah Switch 2. 1 buah Komputer bersistem operasi Windows Server 2003 dengan 2 ethernet card. 3. 1 buah Komputer bersistem operasi Mikrotik RouterOS dengan 2 ethernet card. 4. 3 buah komputer bersistem operasi Microsoft Windows XP dengan 1 ethernet card 5. Perangkat lunak WinBox KEGIATAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini masih menggunakan layout jaringan computer yang sama dengan kegiatan praktikum 6. Sebelumnya pastikan bahwa Windows Server 2003 telah difungsikan sebagai DHCP server yang memberi alamat subnet 192.168.0.0/24 ke computer klien, sebagaimana yang telah dilakukan pada modul ke‐6.
A. Menjadikan RouterOS Sebagai Client DHCP Router Windows Server 2003
Interface RouterOS yang berhubungan dengan Router Windows Server 2003 adalah Public. Oleh karena itu, alamat IP Publik harus diberikan oleh DHCP server Windows Server 2003. Menanjutkan kegiatan praktikum sebelumnya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghapus alamat IP Publik RouterOS. Pada WinBox,pilih menu IP | addresses sehingga muncul dialog Address List, kemudian hapus alamat pada interface Public (192.168.0.2/24).
Setelah itu pilih menu IP | DHCP Client sehingga muncul dialog HDCP Client. Kemudian klik tombol +, sehingga muncul dialog New DHCP Client. Tentukan interface yang akan menjadi client DHCP‐nya Public seperti gambar berikut ini, kemudian klik OK.
Jika tidak ada hambatan komunikasi antara RouterOS dengan Windows Server 2003, maka RouterOS akan mendapatkan IP dari DHCP Server Windows Server 2003, seperti misalnya (192.168.0.100/24) seperti gambar berikut ini
Dan pada daftar alamat IP tampak seperti berikut ini:
Dimana “D” sebagai tanda bahwa IP adalah Dynamic, atau diperoleh dari DHCP server. Pada Router, menjadi seperti ini:
B. Menjadikan RouterOS Sebagai DHCP Server
Untuk menjadikan RouterOS sebagai DHCP Server, langkah pertama yang dilakukan adalah memilih menu IP | DHCP Server pada WinBox. Kemudian klik tombol Setup. Tentukan Local sebagai interface DHCP server, kemudian klik Next. IP yang akan diberikan sama dengan subnet IP Local dari RouterOS, yakni 10.0.2.0/24, kemudian klik Next. Kemudian gateway computer klien DHCP adalah alamat IP RouterOS, yakni 10.0.2.1.
Rentang IP yang diberikan misalnya dari 10.0.2.2 sampai dengan 10.0.2.254 DNS Servernya adalah Router Windows Server 2003 atau anda dapat menentukan alamat IP DNS yang lainnya. Tentukan masa berlaku alamat DHCP, misalnya 3 hari (day) Hasilnya adalah sebagai berikut:
Kemudian pada computer klien di subnet Local, ganti alamat IP nya menjadi otomatis Setelah itu cobalah melakukan traceroute ke alamat 192.168.0.1 dengan PingPlotter. Berikut ini hasil tracerouter melalui console Command Prompt dengan perintah tracert 1i92.168.0.1.
Artinya untuk sampai ke computer dengan IP 192.168.0.1 (Windows Server 2003), terlebih dahulu melewati gatway 10.0.2.1 (RouterOS). TUGAS PRAKTIKUM Lakukan eksplorasi pengetahuan tentang DHCP !
MODUL 9 FILE TRANSFER PROTOCOL (FTP) SERVER TUJUAN KOMPETENSI 1. Dapat mengkonfigurasi Windows XP sebagai FTP Server. 2. Dapat mengakses folder pada FTP server menggunakan perangkat lunak FTP Client. PERANGKAT PRAKTIKUM 1. 2 buah Switch 2. 1 buah Komputer bersistem operasi Windows Server 2003 dengan 2 ethernet card. 3. 1 buah Komputer bersistem operasi Mikrotik RouterOS dengan 2 ethernet card. 4. 3 buah komputer bersistem operasi Microsoft Windows XP dengan 1 ethernet card 5. Perangkat lunak FileZilla Server dan Client KEGIATAN PRAKTIKUM Sekalipun Windows Server 2003 dapat dikonfigurasi sebagai FTP server, namun pada praktikum ini anda akan menjadikan Windows XP sebagai FTP server dengan menggunakan perangkat lunak FileZilla Server.
Layout jaringan computer yang digunakan dalam praktikum ini masih seperti praktikum ke‐7. Namun semua computer di subnet Local alamat IP‐nya diberikan secara dinamik.
A. Mengkonfigurasi FTP Server
Setelah FileZilla Server diinstal pada computer dengan alamat IP 192.168.0.3, jalankanlah aplikasi program FileZilla Server tersebut. Agar FTP Server selalu dijalankan setiap kali masuk ke Windows, beri tanda cek pada “Always connect to this server” pada dialog Connect to Server, kemudian klik OK.
Untuk membuka akses ke direktori melalui port 21, direktori tersebut harus didaftarkan atas nama pengguna / user tertentu. Untuk mendaftarkan user dan menentukan direktorinya, pilih menu Edit |User. Setelah dialog Users terbuka, klik tombol Add pada grup User, sehingga dialog
Masih pada dialog Users, isilah password pada grup Account settings. Direktori untuk user ini ditentukan pada halaman (page) Shared folders. Klik tombol Add pada grup Shared folder sehingga muncul dialog untuk menentukan folder yang akan dipilih.
Misalnya folder yang dipilih adalah Labkom yang ada di drive D, kemudian klik OK.
Anda dapat menentukan hak akses user tersebut terhadap folder / direktori dan file yang ada di dalamnya dengan memberi tanda cek atau menghilangkan tanda cek tersebut dari kotak cek seperti gambar berikut ini.
Jika ingin menambahkan folder lainnya,klik Add pada grup Shared folder, kemudian pilih foldernya, misalnya software
Tanda “H” menunjukan bahwa folder merupakan home directory. Agar direktori Software berada di dalam home directory, maka folder Software tersebut harus diberikan folder aliasnya. Klik dua kali pada kolom Aliases dari direktori Software. Kemudian tuliskan alamat home directory (D:\Labkom) yang kemudian diikuti oleh nama aliasnya (/Software) seperti gambar berikut: Hasilnya jadi seperti gambar berikut ini: Setelah itu klik OK B. Mengakses Direktori FTP Menggunakan Perangkat Lunak FTP Client
Setelah menginstal FileZilla Client, jalankan aplikasi progam tersebut dari computer di subnet Local. Kemudian Isi Host dengan alamat IP dari FTP Server, yakni 192.168.0.3. Username‐nya adalah user yang terdaftar di FileZilla Server, yakni “laboran”, dengan password sama dengan yang diberikan di FileZilla server untuk user tersebut. Isi port sesuai dengan definisi port yang diberikan di FileZilla Server. Jika belum diubah, port nya 21 atau tidak perlu diisi. Setelah itu klik
Daftar direktori sebelah kiri adalah direktori pada computer anda, sementara direktori kanan adalah direktori FTP Server yang didefinisikan untuk user “laboran”. TUGAS PRAKTIKUM 1. Lakukan ekplorasi pengetahuan tentang FTP Server. 2. Apa yang terjadi jika alias tidak diberikan pada folder Software ? 3. Jelaskan apa yang akan terjadi jika pengaturan hak akses terhadap file dan direktorinya seperti gambar di bawah ini!
MODUL 10 PENGENDALIAN BANDWIDTH DENGAN ROTEROS TUJUAN KOMPETENSI Dapat membatasi bandwidth setiap computer di subnet Local PERANGKAT PRAKTIKUM 1. 2 buah Switch 2. 1 buah Komputer bersistem operasi Windows Server 2003 dengan 2 ethernet card. 3. 1 buah Komputer bersistem operasi Mikrotik RouterOS dengan 2 ethernet card. 4. 3 buah komputer bersistem operasi Microsoft Windows XP dengan 1 ethernet card 5. Perangkat lunak WinBox KEGIATAN PRAKTIKUM Sebelumnya, beri alamat statik pada dua computer subnet Local, masing‐masing 10.0.2.2/24 dan 10.0.2.3/24 seperti gambar berikut. A. Pembatasan Bandwidth
Jalankan Winbox pada salah satu computer di subnet Local. Setelah masuk ke RouterOS, pilih menu Queues. Setelah dialog Queue List terbuka, pilih halaman Simple Queues. Kemudian klik tombol tambah (+) sehingga dialog New Simple Queue terbuka.
Pada dialog New Simple Queue buka halaman label General, kemudian isi seperti gambar berikut:
Setelah itu buka halaman label Advanced dan isi seperti gambar berikut:
Buka halaman label Total, kemudian pilih “ethernet‐default” untuk Total Queue Type nya seperti gambar berikut, setelah itu klik OK.
Queue tersebut digunakan untuk membatasi bandwidth subnet 10.0.2.0/24 agar upload‐nya tidak melebihi 128kbit/s dan download‐nya tidak lebih dari 512kbit/s. Queue ini digunakan agar bandwidth yang dikonsumsi computer di subnet ini tidak melebihi batas yang diberikan oleh administrator jaringan / Network Operations Center (NOC) / ISP. Misalnya untuk computer dengan IP 10.0.2.2/24 dibatasi upload dan download nya 32k/64k. Queue ini menginduk kepada Queue Global, sehingga Parent diisi dengan “Global” Pengaturan pada halaman label Total sama dengan Queue Global.
Buat queue untuk computer kedua dengan langkah yang sama dengan queue PC‐1. Pastikan nama queue berbeda dengan queue yang sudah ada dan menginduk kepada queue Global. Akhirnya diperoleh daftar queue seperti ini:
B. Menguji Hasil Pembatasan
Anda akan menguji hasil pembatasan dengan menggunakan FileZilla Client di computer 10.0.2.3 untuk mendownload dan mengupload File berukuran lebih dari 1 MB.
Terlihat pada FileZilla client kecepatan transfernya 7.8KB/s, dan ikon pc‐2 berubah menjadi merah yang menandakan sudah hampir mencapai batas bandwidth.
Kemudian Downloadnya dinaikan menjadi 256kbit/s, maka terjadi peningkatan pada kecepatan transfer file nya.
Saat downloadnya diubah menjadi 512k, kemampuan transfer bisa mendekati 512kbit/s sehingga queue Global yang membatasi bandwidth pc‐1 dan pc‐2 ikut berubah warna ikonnya menjadi merah.
Dan apabila queue nya tidak diaktifkan Kecepatan transfer mencapai 4.6 MB/s TUGAS PRAKTIKUM 1. Apa perbedaan antara KB/s (KBps) dengan kb/s (kbps)? 2. Perhatikan pengujian pertama pada saat pembatasan upload dan download pc‐2 adalah 32k/64k. Saat kecepatan transfer 7.8KB/s tercatat pada mikrotik Downloadnya 60.1kbps sehingga warna ikon pc‐2 berubah menjadi merah sebagai tanda bahwa Download mendekati batas, yakni 64kbit/s. Apakah 7.8KB/s sama dengan atau mendekati 60.1kbps?
3. Lakukan konversi Download pc‐2 pada Mikrotik yang tercatat dalam pengujian dalam praktikum dari kbps ke KBps, dan konversikan download yang tercatat pada FileZilla client dari KBps ke kbps!
4. Lakukan eksplorasi pengetahuan tentang bandwidth dan pengelolaannya, serta keuntungannya bagi organisasi atau perusahaan.
MODUL 11 WEB SERVER DAN CONTENT MANAGEMENT SYSTEM (CMS) TUJUAN KOMPETENSI 1. Dapat mengkonfigurasi Windows XP sebagai web server. 2. Dapat menginstalasi Content Management System (CMS) pada web server. PERANGKAT PRAKTIKUM 1. 2 buah Switch 2. 1 buah Komputer bersistem operasi Windows Server 2003 dengan 2 ethernet card. 3. 1 buah Komputer bersistem operasi Mikrotik RouterOS dengan 2 ethernet card. 4. 4 buah komputer bersistem operasi Microsoft Windows XP dengan 1 ethernet card 5. Perangkat lunak Reactor 1.4 dan Joomla 1.5 KEGIATAN PRAKTIKUM Berikut ini adalah layout jaringan yang akan dibangun pada praktikum sekarang yang merupakan pengembangan dari layout jaringan pada praktikum sebelumnya. Komputer di subnet Public dengan alamat IP 192.168.0.4 akan dijadikan Web Server. A. Membangun Web Server
Web Server yang digunakan adalah perangkat lunak Reactor 1.4. Instal terlebih dahulu perangkat lunak tersebut dalam computer dengan alamat IP 192.168.0.4. Setelah selesai diinstal, jalankan aplikasi program tersebut sehingga muncul dialog seperti berikut ini.
Agar Web Server dijalankan sebagai layanan Windows XP, pada dialog tersebut klik Services kemudian setelah muncul dialog baru klik tombol Install Service.
Setelah itu klik tombol Start Service sehingga akhirnya Reactor dijalankan sebagai layanan Windows XP.
Untukmenguji apakah Web Server sudah berfungsi atau tidak, akses alamat http://localhost dengan Web Browser pada computer tersebut. Jika tampil seperti gambar berikut ini, maka Web Server sudah berfungsi.
Anda pun dapat memanggilnya dari computer pada subnet Local dengan alamat http://192.168.0.4
B. Mengelola Content Management System (CMS)
Reactor secara default menyediakan CMS PHP‐Nuke sebagaimana tampil pada browser anda. Namun pada praktikum ini anda akan menambahkan directory bernama “labkom” yang akan diisi oleh Joomla 1.5. Langkah pertama yang dilakukan adalah membuka alamat dimana file sumber PHP‐Nuke berada, yakni di folder \Reactor\Core\htdocs. Lokasi folder Reactor mungkin berbeda‐beda sesuai dengan yang anda pilih pada saat pemilihan direktori pada proses instalasi Reactor sebelumnya. Secara default lokasinya di My Documens. Setelah itu buat direktori baru pada folder htdocs dengan nama “labkom”. Kemudian ekstrak Joomla ke lokasi tersebut di \Reactor\Core\htdocs\labkom, sehingga menjadi seperti ini:
Sebelum Joomla diinstal, harus dibuat pengguna dan database bagi Joomla. Klik phpMyAdmin sehingga muncul pada Web Browser. Membuat Database User Baru Untuk membuat user baru, pilih Privileges
Kemudian pilih Add a New User
Tuliskan data user seperti dibawah ini dengan password terserah anda. Global privileges‐nya dipilih semua (Check All). Kemudian klik tombol Go.
Apabila sukses maka hasilnya akan seperti ini:
Membuat Database Baru
Tahapan berikutnya adalah membuat database untuk Joomla. Klik TabSheet Database seperti gambar berikut ini. Kemudian pada Create new database, isilah nama database‐nya “labkom”, dan klik tol Create. Akhirnya anda sudah memiliki database untuk Joomla setelah ada konfirmasi berikut ini:
Menginstal Joomla
Anda dapat menginstal Joomla pada computer Web Server dengan Web Browser di alamat http://localhost/labkom/ atau pada computer mana saja yang dapat mengakses alamat http://192.168.0.4/labkom.
Selanjutnya klik tombol Next, Next, dan Next hingga sampai di halaman Database
Configuration. Username, password, dan Database Name nya sama dengan yang dibuat pada
PHPMyAdmin sebelumnya.
Jangan lakukan apa‐pun pada bagian FTP Configuration dengan mengklik Next, dan akhirnya sampai pada halaman Main Configuration. Tuliskan nama Situsnya (Site Name) dan alamat Email anda. Kemudian tuliskan admin password untuk masuk ke panel Administrasi CMS setelah instalasi selesai. Tuliskan password yang sama pada Confirm Admin Password. Anda tidak perlu menginstal data contoh (Install Sample Data). Setelah itu klik Next. Akan muncul konfirmasi bahwa anda tidak menginstal data contoh, lanjutkan saja. Setelah itu instalasi pun selesai Sebelum memilih pergi ke Site atau Admin, anda harus menghapus atau mengganti nama folder instalasi‐nya terlebih dahulu.