• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPT Presentasi Kasus GEA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PPT Presentasi Kasus GEA"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Gastroenteritis Akut

Gastroenteritis Akut

Din

Dini Zahr

i Zahrin

ina

a Ma

Maw

warn

arnii

1610211046

1610211046

KOAS INTERNA RSUD AMBARAWA KOAS INTERNA RSUD AMBARAWA

Diajukan kepada:

Diajukan kepada:

Dr

Dr. B. Susant. B. Susantoo PerPermadimadi

PRESENTASI KASUS

PRESENTASI KASUS

(2)
(3)

PENDAHULUAN

(4)

Gastr

Gastr

oenter

oenter

itis didefin

itis didefin

isikan se

isikan se

bag

bag

ai

ai

inflam

inflam

asi dari

asi dari

membran mukosa saluran pencer

membran mukosa saluran pencer

naan yaitu di lambung

naan yaitu di lambung

, usus halus

, usus halus

da

da

n

n

at

at

au

au

us

us

us

us

be

be

sa

sa

r

r

.

.

Ga

Ga

st

st

r

r

oe

oe

nt

nt

er

er

it

it

is

is

di

di

ta

ta

nd

nd

ai

ai

de

de

ng

ng

an

an

g

g

ej

ej

al

al

a

a

utamany

utamany

a yaitu diare

a yaitu diare

, muntah,

, muntah,

mual dan

mual dan

kadang disertai

kadang disertai

demam

demam

da

da

n

n

n

n

y

y

er

er

i

i

ab

ab

do

do

me

me

n.

n.

P

P

en

en

y

y

ak

ak

it

it

g

g

as

as

tr

tr

oe

oe

nt

nt

er

er

it

it

is

is

ak

ak

ut

ut

ma

ma

si

si

h

h

me

me

rupa

rupa

ka

ka

n

n

ma

ma

sal

sal

ah

ah

k

k

es

es

eh

eh

at

at

an

an

ma

ma

sy

sy

ar

ar

ak

ak

at

at

di

di

ne

ne

g

g

ar

ar

a

a

be

be

rk

rk

em

em

ba

ba

ng

ng

se

se

pe

pe

rti

rti

di

di

In

In

do

do

ne

ne

sia

sia

, k

, k

ar

ar

ena

ena

mo

mo

rb

rb

id

id

it

it

as

as

da

da

n

n

mo

mo

rta

rta

li

li

ta

ta

s-n

s-n

y

y

a

a

y

y

an

an

g ma

g ma

si

si

h

h

tinggi.

(5)

LAPORAN KASUS

(6)

Nama

Nama

TTnn.. D

D

Jenis

Jenis kelkelaminamin

Laki-laki

Laki-laki

Usia

Usia

1

11 t

1 ta

ahu

hunn 10

10 b

bul

ulan

an

Status

Status MenikahMenikah

Alamat

Alamat

Bandu

Bandunga

ngan,

n, Ambar

Ambaraw

awa

a

R

Ruang Rawauang Rawatt

Melati

Melati

Tanggal Masuk

Tanggal Masuk

1 Se

1 Septe

ptembe

mberr 20

2017

17

IDENTI

(7)

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis kepada pasien

tanggal 1 September 2017 pukul 6.00

ANAMNESIS

BAB cair

Keluhan Utama

Mual, muntah, perut

terasa nyeri, lemas

Keluhan Tambahan

(8)

1 hari SMRS

pasien BAB encer 6 kali sehari. BAB encer seperti air,

berwarna coklat kekuningan, tidak ada darah, tidak

ada lendir, tidak berbau busuk atau asam, volume

setiap BAB kira-kira 1 gelas air mineral, anus terasa

sedikit perih.

Pasien juga mengeluhkan mual dan mutah sebanyak

3 kali, muntahan berisi makanan, tidak ada darah.

Nyeri perut dirasakan di tengah atas dan tengah

pusar perut, rasa nyeri seperti mulas tidak seperti

dililit atau kram, nyeri tidak dirasakan menjalar.

(9)

Riwayat Penyakit Sekarang

BAK pasien diakui lebih sedikit dan jarang, walaupun pasien

merasa sering minum karena pasien merasa haus. Warna air seni

kuning pekat hampir seperti teh. Pasien mengeluh badannya

merasa lemas dan tidak nafsu makan karena mual. Keluhan nyeri

saat BAK, demam, nyeri kepala, nyeri pinggang disangkal.

Pasien meminum obat antidiare yang dibeli di warung sebanyak

3 kali 2 tablet namun keluhan BAB encer tidak membaik.

Pasien sebelumnya belum pernah mengalami keluhan

BAB encer seperti ini.

(10)

Riwayat penyakit DM, hipertensi, penyakit

jantung, alergi disangkal

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ada anggota keluarga yang

mengalami keluhan serupa pasien atau

mengalami keluhan gangguan pencernaan

lainnya. Tidak ada anggota keluarga yang

sedang sakit.

(11)

Riwayat Sosial Ekonomi Lingkunan

Pasien tinggal bersama istri dan dua orang anak laki-laki

berusia 3 tahun dan 1 tahun..

Pasien bekerja sebagai karyawan swasta

Pasien mengakui jarang memperhatikan higienitas

(12)

Keadaan Umum Compos mentis, tampak sakit ringan Tanda-Tanda Vital

Frekuensi nadi 88 x/menit, reguler, isi cukup, kuat angkat Tekanan darah 102/73

Frekuensi nafas 20 x/menit, regular Suhu tubuh 36,2 °C

Saturasi 98 % tanpa O2

(13)

Status Lokalis

Kepala Bentuk kepala normocephal, rambut hitam, terdistribusi merata, tidak mudah dicabut. Terdapat luka terbuka di regio temporal kiri dengan ukuran 3,5 cm x 2 cm

Leher Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening pada leher.

Wajah Raut muka pasien baik dan tidak terdapat kelainan facies

Mata Edema palpebra -/-, alis mata hitam dan tersebar merata, konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor Ø 3mm/3mm, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+,

mata cekung +/+

Telinga ADS: Bentuk telinga normal, serumen (+), membran timpani sulit dinilai, nyeri tekan dan tarik

-/-Hidung Bentuk hidung normal. Tidak tampak deviasi. Tidak tampak adanya sekret. Tidak tampak nafas cuping hidung.

(14)

Mulut Mukosa bibir kering, berwarna merah muda, sianosis(-)

Jantung

Pulmo Inspeksi : Normochest, gerak dada simetris, retraksi suprasternal dan supraclavicula (-)

Palpasi : Taktil fremitus kanan dan kiri sama Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi: Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),wheezing (-/-)

Cor Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

Perkusi : Batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi Jantung I tunggal, murmur (-), gallop (-).

Abdomen Inspeksi : Datar, supel.

Auskultasi : Bising usus (+), normal (2-6 x menit)

Palpasi : Dinding perut supel, turgor kulit sedikit menurun (+), hepatosplenomegali (-), nyeri tekan (+), nyeri ketok CVA (-/-)

(15)

Kulit Kuning langsat, sianosis (-), ikterik (-), turgor sedikit lambat

Ekstremitas Simetris, sianosis (-/-), akral hangat (+/+), pembesaran kelenjar getah bening inguinal (-),

(16)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Hematologi

Darah perifer lengkap

Hb 14,1 13,2 – 17,3 gr/dl Ht 39,6 40 - 52% Eritrosit 4,67 4,4 – 5,9 juta/µL MCV 84,7 82 – 96 fL MCH 30,1 27 – 32 pg MCHC 35,8 32 – 37 gr/dL Trombosit 155.000 150.000 – 400.0000/µL Leukosit 8.100 3.800 – 10.600/µL Hitung Jenis Basofil 0,2 1-3 % Eosinofil 0,0 0-1% Neutrofil 90,6 50-70% Limfosit 6,1 25-40% Monosit 3,4 2-8 % Kimia Klinik Kreatinin 0 95 0 62 – 1,1 mg/dL

(17)

Jenis

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Urinalisa Urin Lengkap

Warna Kuning Kuning

Kejernihan Jernih Jernih

Protein negatif negatif

Glukosa negatif negatif

pH 5 5-9

Bilirubin negatif negatif

Berat Jenis 1.030 1.000 – 1.030

Keton negatif negatif

Leukosit negatif negatif

Eritrosit negatif negatif

(18)

Sedimen

Leukosit 5,4 < 6,8 uL

Eritrosit negatif <6,4 uL

Silinder negatif

Sel epitel +1 +1. Sel epitel gepeng

Kristal negatif negatif

Bakteri negatif negatif

Yeast negatif negatif

Epitel tubulus negatif negatif

Silinder tubulus negatif negatif

Mucus negatif negatif

Sperma 0,0 negatif

(19)

Jenis

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Analisa Tinja Makroskopik

Warna Kuning kecoklatan Kuning

Konsistensi Cair Lembek

Lendir negatif negatif

Darah negatif negatif

Pus negatif negatif

Mikroskopik

Leukosit 4-7/LBP negatif

Eritrosit negatif negatif

Telur Cacing negatif negatif

Amoeba negatif negatif

(20)

DIAGNOSIS KERJA

(21)

Edukasi ke keluarga pasien mengenai penyakit pasien

dan anjuran rawat inap

Edukasi mengenai pengobatan yang diberikan

Edukasi diet pasien rendah lemak dan serat dan diet

lunak

Meningkatkan kebersihan pasien dan lingkungan

Non Medikamentosa

IVFD Ringer Laktat 20 tpm makro

Siprofloksasin injeksi 2,5 vial/12 jam

Ranitidin injeksi 1 ampul/12 jam

Ondansentron injeksi 1 ampul/12 jam

Medikamentosa

(22)

Tanggal Follow Up Terapi 02/09/17 S : BAB masih cair, sebanyak 4 kali, warna coklat kekuningan,

lendir (-), darah (-), bau tidak busuk atau asam, jumlah sekitar setengah lebih gelas aqua. Mual (+) muntah 1 kali. Nafsu makan masih belum baik. BAK masih jarang, warna kuning terang

O :

KU : Compos mentis, tampak sakit ringan Nadi :98x/mnt

RR : 18x/mnt Suhu : 370C

Saturasi : 98% tanpa O2

Mata :Anemis (-/-), Ikterik(-/-),cekung (+/+)

THT : Liang telinga lapang, Serumen (-/-), membran timpani sulit dinilai, napas cuping hidung (-/-), faring hiperemis (-/-), T1-T1 tenang.

Mulut : Mukosa bibir lembab, sianosis (-/-) Leher : Pembesaran KGB (-)

Thorak: Simetris, retraksi (-)

- Cor: BJ I tunggal , BJ II reguler, murmur (-), gallop (-). - Paru: Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-)

dan wheezing (-/-)

Abdomen: Datar, supel bising usus (+) meningkat, nyeri tekan (+)

Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik,

Hasil lab darah rutin, urin rutin, dan feses rutin terlampir

A:

 Gastroenteritis Akut

P :

 IVFD Ringer Laktat 20 tpm makro  Siprofloksasin 500mg/12 jam  Ranitidin iv 1 ampul/12 jam  Ondansentron iv 1 ampul/12 jam  Diet lunak rendah lemak dan serat  Small and frequent feeding

(23)

3/09/17 S : BAB 3 kali agak lembek seperti bubur. warna coklat, lendir (-), darah (-), bau tidak busuk atau asam, jumlah sekitar setengah gelas aqua. Mual (+) muntah (-) mulai makan sedikit-sedikit namun sering. BAK biasa, warna bening O :

KU : Compos mentis, tampak sakit ringan Nadi :85x/mnt

R R : 20x/mnt Suhu : 36,9 0C

Saturasi : 98% tanpa O2

Mata :Anemis (-/-), Ikterik(-/-),cekung (-/-)

THT : Liang telinga lapang, Serumen (-/-), membran timpani sulit dinilai, napas cuping hidung (-/-), faring hiperemis (-/-), T1-T1 tenang.

Mulut : Mukosa bibir lembab, sianosis (-/-) Leher : Pembesaran KGB (-)

Thorak: Simetris, retraksi (-)

- Cor: BJ I tunggal , BJ II reguler, murmur (-), gallop (-). - Paru: Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-) dan

wheezing (-/-)

Abdomen: Datar, supel bising usus (+) meningkat, nyeri tekan berkurang (+)

Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik, A:

 Gastroenteritis Akut

P :

 IVFD Ringer Laktat 20 tpm makro  Siprofloksasin 500mg/12 jam  Ranitidin iv 1 ampul/12 jam  Ondansentron iv 1 ampul/12 jam  Diet lunak rendah lemak dan serat  Small and frequent feeding

(24)

3/09/17 S : BAB 3 kali agak lembek seperti bubur. warna coklat, lendir (-), darah (-), bau tidak busuk atau asam, jumlah sekitar setengah gelas aqua. Mual (+) muntah (-) mulai makan sedikit-sedikit namun sering. BAK biasa, warna bening

O :

KU : Compos mentis, tampak sakit ringan

Nadi :85x/mnt

RR : 2 0x /m nt Suhu : 36,9 0C Saturasi : 98% tanpa O2

Mata :Anemis (-/-), Ikterik(-/-),cekung (-/-)

THT : Liang telinga lapang, Serumen (-/-), membran timpani sulit dinilai, napas cuping hidung ), faring hiperemis (-/-), T1-T1 tenang.

Mulut : Mukosa bibir lembab, sianosis (-/-) Leher : Pembesaran KGB (-)

Thorak: Simetris, retraksi (-)

- Cor: BJ I tunggal , BJ II reguler, murmur (-),

gallop (-).

- Paru: Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi

(-/-) dan wheezing (-(-/-)

Abdomen: Datar, supel bising usus (+) meningkat, nyeri tekan berkurang (+)

Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik,

A:

• Gastroenteritis Akut

P :

 IVFD Ringer Laktat 20 tpm

makro

 Siprofloksasin 500mg/12 jam

 Ranitidin iv 1 ampul/12 jam

 Ondansentron iv 1 ampul/12

jam

 Diet lunak rendah lemak dan

serat

(25)

4/09/17 S : BAB sudah cukup padat. Frekuensi BAB 2 kali. Mual sudah berkurang. Muntah (-) Nafsu makan membaik. BAK lancar dan volume banyak

O :

KU : Compos mentis, tampak sakit ringan Nadi :79x/mnt

RR : 20x/mnt Suhu : 36,8 0C

Saturasi : 98% tanpa O2 Kepala : Ubun-ubun cekung (-)

Mata :Anemis (-/-), Ikterik(-/-),cekung (-/-)

THT : Liang telinga lapang, Serumen (-/-), membran timpani sulit dinilai, napas cuping hidung (-/-), faring hiperemis (-/-), T1-T1 tenang.

Mulut : Mukosa bibir lembab, sianosis (-/-) Leher : Pembesaran KGB (-)

Thorak: Simetris, retraksi (-)

- Cor: BJ I tunggal , BJ II reguler, murmur ), gallop

(-).

- Paru: Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-)

dan wheezing (-/-)

Abdomen: bising usus (+) normal, nyeri tekan berkurang (+) Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik,

A:

 Gastroenteritis Akut

P :

 IVFD Ringer Laktat 20 tpm makro  Siprofloksasin 500mg/12 jam  Ranitidin iv 1 ampul/12 jam  Ondansentron iv 1 ampul/12 jam  Diet lunak rendah lemak dan serat  Small and frequent feeding  Acc Rawat Jalan

(26)
(27)

Definisi

Gastroenteritis didefinisikan sebagai inflamasi dari

membran mukosa saluran pencernaan yaitu di lambung,

usus halus dan atau ussu besar.

Gastroenteritis ditandai dengan gejala utamanya yaitu

diare, muntah, mual dan kadang disertai demam

(28)

Epidemiologi

Penyakit gastroenteritis akut masih merupakan masalah

kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di

Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih

tinggi.

Berdasarkan laporan surveilans terpadu penyakit bersumber

data KLB (STP KLB) tahun 2010, diare menempat urutan ke-6

setelah DBD, chikungunya. keracunan makanan, difteri, dan

(29)

Etiologi

1. Infeksi

Bakteri    Aeromonas  Bacillus cereus  Campylobacter jejuni  Clostridium defficile  Eschericia coli  Plesiomonas shigeloides    Salmonella    Shigella  Staphylococcus aureus  Vibrio cholera  Vibrio parahaemolyticus  Yersinia enterocollitica Virus  Astrovirus  Calcivirus  Enteric adenovirus  Coronavirus  Rotavirus  Norwalk virus

 Herpes simpleks virus  cytomegalovirus Parasit  Balantidium coli  Blastocystis homonis  Cryptosporodium parvum  Entamoeba histolytica  Giardia lambia  Isospora belli  Strongyloides stercoralis  Trichuris trichiura

(30)

Non Infeksi

1. Malabsorpsi atau maldigesti

2. Alergi: susu sapi, makanan tertentu

3. Intoksikasi makanan: makanan beracun atau mengandung

logam berat, makanan mengandung bakteri/toksin :

Clostridoium

(31)

Diare Akut

Diare akut adalah diare yang berlangsung

kurang dari 14 hari.

Diare

Kronik

Diare kronik adalah diare yang berlangsung

lebih dari 14 hari dengan etiologi non-infeksi

Diare

Persisten

Diare persisten adalah diare yang berlangsung

lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi.

(32)

Diare osmotik atau

gangguan absorpsi

substansi intraluminal

yang tidak dapat

diabsorpsi dan

menginduksi sekresi

cairan.

Diare Sekretorik

Diare sekretorik

mempunyai

karakteristik adanya

peningkatan

kehilangan banyak

air dan elektrolit

dari saluran

pencernaan

(33)

Gejala Klinik Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera

Masa Tunas 17-72 jam 24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 47-72 jam

Panas + ++ ++ - ++

-Mual-Muntah Sering Jarang Sering + -

-Nyeri Perut Tenesmus Tenesmus

kramp

Tenesmus kolik - Tenesmus kramp

Sering kramp

Nyeri Kepala - + + - -

-Lamanya Sakit 5-7 hari >7 hari 3-7 hari 2-3 hari variasi 3 hari

Sifat Tinja

Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak

Frekuensi 5-10x/hari >10x/hari Sering Sering Sering Terus

Menerus

Konsistensi Cair Lembek

Sering

Lembek Cair Lembek Cair

Darah - Kadang - +

-Bau langu Buauk + - Amiskhas

Warna Kuning Hijau Merah Hijau Kehijauan Tak Bewarna Merah Hijau Seperti air

cucian beras

Leukosit - + + - +

(34)

Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan

konsistensi tinja, lendir dan/ darah dalam tinja, dan baunya.

Gejala penyerta lain seperti muntah (volume dan frekuensi),

kembung, nyeri perut, kejang, dan demam.

Buang air kecil terakhir, volume, warna, apakah terdapat riwayat

berkemih dalam 6

 – 

8 jam terakhir.

Jumlah cairan yang masuk selama diare, pasien tampak gelisah

atau terdapat penurunan kesadaran, peningkatan/penurunan

rasa haus

Sumber dan jenis makanan dan minuman yang konsumsi sebelum

dan selama diare.

Anggota keluarga lain penderita di lingkungan sekitar yang

mengalami diare.

Tindakan dan pengobatan apa yang telah diberikan selama

pasien mengalami diare.

Anamnesis

(35)

Gejala Minimal (BB turun <3%) Ringan Sedang (BB turun 3-9%) Berat (BB turun >9%)

Status mental Baik sadar penuh Normal lemas atau gelisah

Apatis letargi

Rasa haus Minum normal Sangat haus Tdk bisa minum Denyut jantung Normal Normal sampai turun Takikardi

RR Normal N / cepat Cepat dan dalam Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung mukosa Basah Kering Pecah-pecah

Turgor Baik <2 dtk >2 dtk CRT Baik <2 dtk >2 dtk Ekstremitas Hangat Dingin Dingin, sianisos Output urin N/turun Turun Sangat minimal

(36)

Tinja yang mengandung darah atau mucus bisa

disebabkan infeksi bakteri yang menghasilkan sitotoksin,

bakteri enteronvasif yang menyebabkan peradangan

mukosa

Pemeriksaan Makroskopik

Pemeriksaan mikroskopik dilakukan untuk mencari adanya

lekosit dapat memberikan informasi tentang penyebab

diare, letak anatomis serta adanya proses peradangan

mukosa

(37)

1. Rehidrasi

2. Nutrisi

3. Simtomatik

4. Terapi Definitif

(38)

Rumus:

a. Dehidrasi minimal (<3%BB)

kebutuhan cairan = 103% x 30-40 cc/kgBB

b. Dehidrasi ringan-sedang (<3-9% BB)

kebutuhan cairan = 109% x 30-40 cc/kgBB

c. Dehidrasi berat (>9% BB)

kebutuhan cairan= 112% x 30-40 cc/kgBB

(39)

Pemberian makanan harus langsung dimulai 4 jam setelah

rehidrasi. Makanan diberikan dalam bentuk

small dan frequent

feeding

dibagi menjadi 6 kali makan sehari. Diet terdiri dari

menu tinggi kalori dan mikronutrien seperti nasi, gandum,

daging, buah, sayur-sayuran. Hindari : susu sapi, kafein,

alkohol, buah-buahan kaleng karena dapat memicu diare

(40)

a. Antimotilitas

Agen pilihan adalah loperamid 4 mg dosis awal

dilanjutkan 2 mg tiap diare, maksimal 16 mg/24 jam. Tidak

boleh diberikan pada diare berdarah atau dicurigai diare

inflamasi (demam atau nyeri perut hebat)

b. Antisekretorik

Bismuth salisilat aman digunakan pada anak namun tidak

ditunjukkan bermanfaat pada pasien dewasa

(41)

c. Antispasmodik

Antispasmodik tidak boleh digunakan pada ileus paralitik

Hyoscien n butilbromid 10 mg

Ekstrak belladonna 5-10 mg

Papaverin 30-60 mg, 3 x sehari

Mebeverin 35-100 mg, 3 x sehari

d. Pengeras Feses

Atalpugit 2 tab @360 mg tiap diare

Smektit 9 g/24 jam

(42)

Indikasi pemberian antibiotik: 1)

Traveller’s

diarrhea, 2) Diare

sekretorik

community acquired,

3) analisis feses menunjukkan

tanda inflamasi 4) Sindrom disentri, 5) usia lanjut,

6)imunokompromais, 7) sepsis, 8) penggunaan prosthesis

Lini pertama

Kuinolon (siprofloksasin 2x500) selama 5-7 hari

Lini kedua

Kotrimazole 2x160 / 800 mg selama 5-7 hari

Bila curiga infeksi parasit

(43)

Zinc termasuk mironutrien yang mutlak dibutuhkan untuk

memelihara kehidupan yang optimal. Dasar pemikiran

penggunaan zinc dalam pengobatan diare akut didasarkan

pada efeknya terhadap fungsi imun atau terhadap struktur dan

fungsi saluran cerna dan terhadap proses perbaikan epitel

(44)
(45)

Pasien BAB encer 6 kali sehari. BAB encer seperti air, berwarna coklat kekuningan, tidak ada darah, tidak ada lendir, tidak berbau busuk atau asam, volume setiap BAB kira-kira 1 gelas air mineral

Volume tinja pasien cukup banyak tiap

sekali BAB, hal ini beresiko menimbulkan

dehidrasi pada pasien dengan keluarnya

cairan tubuh lewat tinja yang cair

tersebut.

perubahan konsistensi feses dan frekuensi

BAB dengan perubahan konsistensi

tersebut yang lebih dari 3 kali

menandakan pasien mengalami gejala

diare akut yang onsetnya < 14 hari.

3

tidak ada lendir atau darah pada tinja

yang merupakan gambaran pada

(46)

mual dan mutah

sebanyak 3 kali,

muntahan berisi

makanan, tidak ada

darah.

Mual yang dialami pasien

dikarenakan adanya proses

peradangan pada saluran

pencernaan dan muntah yang

dialami pasien yang berisi makanan

dapat memperparah dehidrasi yang

dialami pasien.

Muntah biasanya dapat merupakan

gejala diare non inflamatori atau

sebagai gejala penyerta akibat

proses infeksi mikroorganisme di

saluran cerna bagian atas seperti

enterik virus, giardia dan bakteri

yang memproduksi enterotoksin.

9

(47)

• Nyeri perut yang terasa

mulas

• Status hidrasi pasien

Frekuensi pasien BAK diakui lebih jarang dan frekuensinya lebih sedikit, walaupun pasien banyak minum karena merasa haus

• adanya peningkatan motilitas saluran

cerna yang juga ikut berkontribusi menyebabkan perubahan konsistensi feses pasien

• melemahkan kemungkinan adanya

gastroenteritis jenis inflamasi yang disebabkan oleh bakteri yang invasif, hal ini juga didukung oleh tidak ditemukannya darah dan lendir pada feses.10

(48)

• beli sendiri yaitu obat

antidiare tidak

memberikan perbaikan klinis

• faktor resiko terjadinya

peradaangan pada saluran cerna yang dialami pasien. jarang memperhatikan

higienitas makanan yang dibelinya saat bekerja atau diluar rumah

• memelurkan terapi definitif terhadap

(49)

• Status hidrasi pasien

menunjukkan tidak terjadi kehilangan cairan yang cukup

bermakna yang dapat menurunkan kesadaran pasien.

keadaan umum pasien tampak dalam keadaan sakit ringan dengan

kesadaran kompos mentis

• Tabel 7

pemeriksaan tanda vital ditemukan denyut nadi mata sedikit cekung dan mukosa bibir yang kering. Turgor kulit

hanya sedikit lambat Akral hangat, CRT <2dtk

(50)

Gejala Minimal (BB turun <3%) Ringan Sedang (BB turun 3-9%) Berat (BB turun >9%)

Status mental Baik sadar penuh Normal lemas atau gelisah

Apatis letargi

Rasa haus Minum normal Sangat haus Tdk bisa minum Denyut jantung Normal Normal sampai turun Takikardi

RR Normal N / cepat Cepat dan dalam Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung mukosa Basah Kering Pecah-pecah

Turgor Baik <2 dtk >2 dtk CRT Baik <2 dtk >2 dtk Ekstremitas Hangat Dingin Dingin, sianisos Output urin N/turun Turun Sangat minimal

(51)

• pemeriksaan darah

rutin, didapatkan adanya peningkatan neutrofil pada hitung jenis atau diff count.

• Tidak terjadi kompilikasi GGA

• Untuk mendeteksi gangguan

elektrolit atau electroyte imbalance

tidak ditemukan adanya peningkatan kreatinin

seharusnya dilakukan pemeriksaan elektrolit darah yaitu Natrium, Kalium dan Clorida

• Neutrofil yang termasuk kedalam

kelompok leukosit granulosit khas mengalami peningkatan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri.

(52)

• urinalisa tidak

menunjukkan adanya kelainan apapun.

• Lekosit dalam tinja diproduksi

sebagai respon terhadap bakteri yang menyerang mukosa kolon. Lekosit yang positif pada pemeriksaan tinja menunjukkan adanya kuman invasif atau kuman yang

memproduksi sitotoksin seperti

Shigella, Salmonella, C. jejuni, EIEC, C. difficile, Y.

enterocolitica, V.

parahaemolyticus dan

kemungkinan Aeromonas atau P. shigelloides. 2

Pemeriksaan feses secara makroskopis ditemukan

• perubahan warna tinja

kuning kecoklatan

• konsistensi cair tanpa

darah, lendir, dan pus. Secara mikroskopis

• leukosit pada feses

yang normalnya tidak ditemukkan leukosit.

• Tidak ada kelainan saluran

(53)

Gastroenteritis Bakterial Akut

Pemeriksaan Penunjang Anamnesis Pemeriksaan Fisik

(54)

Indikasi Rawat

• Dehidrasi sedang-berat • Vomitus persisten

• Diare progresif dan makin

berat dalam 48 jam

• Lansia dan geriatri • Imunokompromais • Disertai komplikasi

Rawat Inap

• Ringer Laktat yang mengandung

elektrolit untuk mengganti elektrolit yang terbuang lewat diare dan vomitus.

Rehidrasi Ringer Lactat 20 tpm

(55)

Terapi definitif pada pasien ini diberikan antibiotik golongan kuinolon yaitu siprofloksasin

Golongan kuinolon yaitu siprofloksasin yang merupakan lini pertama GEA.1

Pemberian antibiotik ini untuk

mengeradikasi etiologi penyebab yaitu bakteri.

Pemberian ranitidin yang

merupakan antagonis H2 proteksi mukosa saluran cerna terutama lambung dengan menghambat pelepasan HCl atau asam lambung untuk

mengistirahatkan saluran cerna yang sedang mengalami peradangan

ondansentron mengurangi keluhan mual sehingga menurunkan frekuensi muntah pula.

(56)
(57)

Telah dilaporkan kasus atas pasien Tn. P usia 47 tahun yang datang dengan keluhan utama BAB cair sebanyak 6

kali sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit Keluhan lain yang dikeluhkan adanya mual muntah, perut terasa nyeri

dan lemas. Pasien juga mengeluhkan mual dan mutah sebanyak 3 kali, muntahan berisi makanan, tidak ada darah. Nyeri perut dirasakan di tengah atas dan tengah

pusar perut, rasa nyeri seperti mulas tidak seperti dililit. BAK pasien diakui lebih sedikit dan jarang, walaupun pasien merasa sering minum karena pasien merasa haus.

(58)

Didapatkan keadaan umum pasien tampak dalam keadaan sakit ringan dengan kesadaran kompos mentis. Kemudian dari pemeriksaan tanda vital ditemukan denyut

nadi pasien yang masih dalam batas normal. Mata tampak sedikit cekung dan mukosa bibir kering. Turgor

dan capillary refill time dalam batas normal. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat dinilai status hidrasi pasien yang berdampak pada pemilihan terapi cairan. Dari hasil pemeriksaan darah rutin, didapatkan adanya peningkatan neutrofil pada hitung jenis atau diff

count. Dan dari pemeriksaan feses ditemukkan adanya leukosit. Semua pemeriksaan ini dijadikan dasar diagnosis

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat bukti bahwa probiotik bermanfaat dalam pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit saluran cerna, termasuk diare infeksi, diare karena antibiotik, travellers diarrhea

Efek samping: gangguan saluran cerna mual, muntah, nyeri ulul hati, diare atau konstipasi Indikasi: untuk meredakan nyeri, merawatan demam, peradangan dan rasa sakit.. Efek

Penelitian ini dilakukan dengan mengukur parameter tanda dan gejala klinis (mual, muntah, anoreksia, nyeri otot, nyeri perut, ptekie, epistaksis, perdarahan saluran

Selain infeksi saluran pernafasan akut, anak-anak juga menderita sakit seperti diare, muntah, menolak makan, dan infeksi kulit (Sikolia, 2002). b) Bukan pneumonia: jika anak

Pada pasien, demam terjadi akibat infeksi virus dan bakteri, hal ini diketahui berdasarkan gejala pada saat suhu tidak juga turun dan gejala saluran nafas masih

Simpulan : Bayi yang mengalami infeksi dengue lebih banyak mengalami efusi pleura gejala penyerta diare dari pada anak.. Serta jumlah trombositnya lebih

Terdapat bukti bahwa probiotik bermanfaat dalam pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit saluran cerna, termasuk diare infeksi, diare karena antibiotik, travellers diarrhea

Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi