• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KELAPA UD WOOTAY COCONUT DI KECAMATAN TEON NILA SERUA KABUPATEN MALUKU TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KELAPA UD WOOTAY COCONUT DI KECAMATAN TEON NILA SERUA KABUPATEN MALUKU TENGAH"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KELAPA

UD WOOTAY COCONUT DI KECAMATAN TEON NILA

SERUA KABUPATEN MALUKU TENGAH

THE DEVELOPMENT STRATEGY AGRO-INDUSTRY COCONUT OF UD WOOTAY COCONUT IN TEON NILA SERUA DISTRICT

CENTRAL MALUKU REGENCY

Welfreid B Paley, Esther Kembauw, Maisie T. F. Tuhumury

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura Jln. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka, Ambon, 97233

E-mail : welfrriedpaley@gmail.com ekembauw@yahoo.co.id mtftuhumury@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan agroindustri pengolahan kelapa di UD Wootay Coconut. Pengambilan sampel responden dilakukan dengan metode purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki UD Wootay Coconut adalah ketersediaan modal, adanya variasi produk dan harga, hubungan baik dengan pelanggan, kemasan produk menarik, dan manajemen yang baik. Faktor kelemahan yang dimiliki adalah ketidakterampilan tenaga kerja dan ketidakrapihan pembukuan. Faktor peluang yakni peluang lapangan kerja dan amannya kondisi lingkungan produksi. Faktor ancaman yakni fluktuasi permintaan produk. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa alternatif strategis pengembangan yang dapat diterapkan yakni penguatan hubungan distributor dan pelanggan, peningkatan kemampuan manajemen, peningkatkan kemampuan tenaga kerja, penciptaan kesinergisan antara pelaku usaha dan pemerintah, peningkatan kualitas produk yang dihasilkan, dan peningkatan jaringan pemasaran.

Kata kunci: Agroindustri; kelapa; pengembangan; strategi

Abstract

The research aimed to find out the strategy for developing coconut processing agroindustry at UD Wootay Coconut. Sampling of respondents was carried out using the purposive sampling method. The analysis tool used was SWOT Analysis.The results indicated that the strength factors of UD Wootay Coconut were the availability of capital, the existence of variations in products and prices, good relations with customers, attractive product packaging and good manajement. The weakness factors were unskilled labours and unneat bookkeeping. The opportunity factors were employment opportunity and safe production environment conditions. The threat factor is product demand fluctuation. This research also formulated several strategic development alternatives, which can be applied such as strengthening distributor and customer relationships, improving management capabilities, improving the ability of labours, creating synergy between businesses and the government, improving the quality of products produced, and improing marketing networks.

(2)

AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan 22

Pendahuluan

Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini dapat diukur dari pangsa sektor pertanian dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, pengentasan kemiskinan, perolehan devisa melalui ekspor non migas, penciptaan ketahanan pangan nasional dan penciptaan kondisi yang kondusif bagi pembangunan sektor lain. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia dengan luas tanaman kelapa sekitar 3,85 juta ha dan produksi sekitar 16,498 miliar butir kelapa (3,3 juta ton setara kopra). Namun, hal ini tidak lantas menjadikan Indonesia sebagai negara pengekspor produk agroindustri kelapa terbesar di dunia, karena menurut Coconut Statistical Yearbook APCC (2009), total luas lahan kelapa yang dimiliki Indonesia hanya mampu menghasilkan ekspor senilai US$ 578,972 juta sehingga Indonesia bukan negara pengekspor kelapa terbesar di dunia (Puspa, 2011).

Kelapa adalah tanaman tropis dan mendapatkan julukan sebagai pohon kehidupan. Tanaman ini dikenal sebagai pohon kehidupan atau the tree of life juga pohon serbaguna karena hampir semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan mulai dari akar sampai pada ujungnya (daun), dari produk non-kuliner maupun kuliner/makanan, dan juga produk industri sampai produk obat-obatan. Meskipun potensinya begitu besar secara nasional dan global, namun kelapa belum menjadi komoditas unggulan.

Maluku Tengah merupakan daerah yang memiliki potensi kelapa cukup besar di Provinsi Maluku, diantaranya di Kecamatan Teon Nila Serua (TNS). Kecamatan Teon Nila Serua merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah dengan sektor pertanian yang sangat tinggi perkembangannya, terutama di sub sektor tanaman perkebunan yakni kelapa. Hal ini terlihat dari 16 desa yang berada di kecamatan tersebut seluruhnya memiliki luas areal kelapa yang sangat besar dan produksi kelapa yang cukup banyak. Hal ini terbukti

(3)

produksi kelapa di tahun 2017 sebesar 700 ton/tahun (BPS Kecamatan Teon Nila Serua, 2017).

Salah satu agroindustri kelapa yang cukup berkembang di Kecamatan Teon Nila Serua adalah UD Wootay Coconut, yang mengolah bahan baku kelapa menjadi produk-produk herbal dan makanan. Produksi kelapa yang cukup tinggi menjadi salah satu peluang untuk pengembangan agroindustri olahan kelapa. Keberadaan agroindustri di tengah-tengah masyarakat Wootay tentu tidak hanya menguntungkan bagi pengusahanya tetapi juga bagi masyarakat itu sendiri. Kebutuhan akan tenaga kerja akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.

Agroindustri sebagai subsitem pertanian mempunyai potensi sebagai pendorong pertumbuhan kawasan ekonomi, karena memiliki peluang pasar yang lebih luas dan nilai tambah (value added) yang besar (Kembauw E, dkk, 2015). Pengembangan agroindustri harus ditingkatkan dan diarahkan untuk mengatasi permasalahan pengangguran melalui penyerapan tenaga kerja terutama disektor pertanian dan pengentasan kemiskinan, sehingga agroindustri yang perlu dikembangkan pada saat ini adalah agroindustri skala kecil dan rumah tangga yang dibantu dengan agroindustri skala besar sebagai bentuk kerjasama (Pengembangan agroindustri kelapa di pandang sangat penting untuk dapat direalisasikan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan petani dari komoditas kelapa dan dapat menjadi motor penggerak (prime mover) bagi perekonomian masyarakat wotay.

Upaya pengembangan agroindustri secara tidak langsung membantu meningkatkan perekonomian petani dengan peran sebagai penyuplai bahan baku. Dimana Agroindustri dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, salah satunya industri pertanian yang kegiatannya terkait dengan sektor pertanian (Lawalata dan Imimpia, 2020). Pengembangan agroindustri harus ditingkatkan dan diarahkan untuk mengatasi permasalahan pengangguran melalui penyerapan tenaga kerja, terutama disektor pertanian dan pengentasan kemiskinan. Sehingga Sebelumnya masyarakat Wotay hanya berprofesi sebagai petani kelapa tradisional dengan pendapatan yang minim

(4)

AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan 24

sehingga kehadiran agroindustri merupakan salah satu solusi terhadap kebutuhan lapangan kerja masyarakat Wotay.

Berdasarkan uraian penjelasan di atas maka, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor eksternal dan faktor internal yang dapat mempengaruhi UD Wootay Coconut dan strategi-strategi dalam pengembangan agroindustri pengolahan kelapa pada UD Wootay Coconut,

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Wootay Kecamatan Teon Nila Serua, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Desa Wotay menjadi lokasi penelitian karena merupakan tempat penghasil produk kelapa dan merupakan produk unggulan Kecamatan Teon Nila Serua.

Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus di UD Wotay Coconut. Sampel dalam penelitian ini dipilih secara sengaja

(purposive sampling). Menurut Sugiyono (2016), penentu sampel secara sengaja bertujuan untuk memperoleh data penelitian yang sesuai dan akurat, dimana responden yang dipilih merupakan responden yang informatif, sehingga memberikan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Adapun data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden di daerah penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu, sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap yang diperoleh dari lembaga atau instansi dan dinas yang terkait dengan penelitian ini serta literatur yang ada hubungannya dengan penelitian ini (Subagyo, 1997 dalam Sinaga, 2010).

Analisis data untuk menyelesaikan masalah penelitian digunakan metode analisis SWOT dengan melihat faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam mengembangkan usaha agroindustri serta merumuskan strategi pengembangan Industri Kelapa di Kecamatan Teon Nila

(5)

Serua. Suatu usaha dapat berjalan lancar hendaknya memperhatikan faktor-faktor pendukung maupun faktor-faktor penghambat jalannya suatu usaha, baik faktor internal maupun eksternal (Girsang, 2013 dalam Diaz, 2013). Menurut Rangkuti (2001) dalam Yuliningsih (2013).

Hasil dan Pembahasan

Identifikasi Faktor Internal Agroindustri UD Wootay Coconut

Faktor internal terdiri dari 13 faktor strategis yang meliputi 8 faktor kekuatan yaitu ketersediaan modal, adanya variasi produk dan harga, ketersediaan bahan baku, hubungan baik dengan distributor dan pelanggan, kemasan produk menarik, produk unggulan dari wilayah lain, produk tidak berbahan pengawet, manajemen sangat baik. Sedangkan 5 faktor lainya yang merupakan kelemahan adalah pencatatan keuangan belum rapi, produk tidak tahan lama, kemampuan tenaga kerja belum trampil, tenaga kerja masih belum disiplin dalam bekerja, Pengalaman usaha. Hasil identifikasi faktor internal seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) pada UD Wootay Coconut

Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor

Kekuatan

1. Ketersediaan modal

2. Adanya variasi produk dan harga 3. Ketersediaan bahan baku

4. Hubungan baik dengan distributor dan pelanggan 5. Kemasan produk menarik

6. Produk unggulan dari wilayah lain 7. Produk tidak berbahan pengawet 8. Manajemen sangat baik

Sub total 0,0909 0,0909 0,0606 0,0909 0.0606 0.0606 0.0606 0,0909 0,51516 4 3 3 4 3 3 3 4 0,3636 0,2727 0,1818 0,3636 0,1818 0,1818 0,1818 0,3636 2,0909 Kelemahan

1. Pencatatan keuangan belum rapi 2. Produk tidak tahan lama

3. Kemampuan tenaga kerja belum trampil

4. Tenaga kerja masih belum disiplin dalam bekerja 5. Pengalaman usaha 0,0909 0,060 0,0909 0,0909 0,0606 1 2 1 2 2 0,0909 0,1212 0,0909 0,1212 0,1212 Total 1,00 2,6970

Nilai kumulatif/total matriks IFE pada pengembangan UD Wootay Coconut menurut tabel 1 adalah 2,6970. Menurut David (2009) nilai tersebut

(6)

AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan 26

mengidentifikasi bahwa agroindustri pengolahan kelapa terpadu memiliki potensi internal yang kuat (lebih dari 2,5), sehingga dapat dikatakan pelaku usaha sudah mampu memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan dalam pengembangan agroindustri pengolahan kelapa di UD Wootay Coconut.

Identifikasi Faktor Internal Eksternal Agroindustri UD Wootay Coconut

Faktor Ekternal terdiri dari 8 faktor strategis yang meliputi 5 faktor peluang yaitu Membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal, kondisi lingkungan produksi aman dan strategis, subsidi dana dan peralatan dari pemerintah, tidak dipengaruhi cuaca dan iklim, kualitas produk pesaing lebih rendah. Sedangkan 3 faktor lainya yang merupakan ancaman adalah Permintaan produk fluktuasi, program pemerintah belum kontinu, belum adanya sinergi antara pemerintah kabupaten dan kecamatan. Hasil identifikasi faktor internal seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) pada UD Wootay Coconut

Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor

Peluang

1. Membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal

2. Kondisi lingkungan produksi aman dan strategis

3. Subsidi dana dan peralatan dari pemerintah 4. Tidak dipengaruhi cuaca dan iklim 5. Kualitas produk pesaing lebih rendah Sub total 0,1500 0,1000 0,1500 0,1000 0,1500 0,5652 3 3 3 3 4 0,4500 0,3000 0,4500 0,3000 0,6000 2,1000 Ancaman

1. Permintaan produk fluktuasi 2. Program pemerintah belum kontinu 3. Belum adanya sinergi antara pemerintah

kabupaten dan kecamatan

0,1500 0,1000 0,1000 2 2 2 0,3000 0,2000 0,2000 Total 1,00 2,8000

Nilai kumulatif/total matriks EFE pada agroindustri pengolahan kelapa berdasarkan tabel 2 adalah 2,8000. Menurut David (2009) nilai tersebut mengidentifikasi bahwa agroindustri pengolahan kelapa memiliki posisi ekternal yang cuku kuat (lebih dari 2,5). Hal ini tersebut menunjukan bahwa pelaku usaha pengolahan kelapa dapat merespon secara baik peluang dan ancaman yang ada

(7)

Alternatif Strategi Pengembangan Agroindustri UD Wootay Coconut

Alternatif strategi pengembangan agroindustri pengolahan kelapa pada UD Wootay Coconut dirumuskan menggunakan analisis matriks SWOT. Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagimana peluang dan ancaman dari faktor eksternal yang dihadapi oleh suatu usaha dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Menurut David (2009), analisis SWOT digambarkan ke dalam matriks SWOT dengan empat kemungkinan alternative strategi, yaitu strategi kekuatan-peluang (S-O), strategi kelemahan-peluang (W-O), strategi kekuatan-ancaman (S-T), dan strategi kelemahan-ancaman (W-T). Penentuan alternatif strategi lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Alternatif Strategi Matriks SWOT dalam Pengembangan pada UD Wootay Coconut

Strengths (S) 1. Ketersediaan modal

2. Adanya variasi produk dan harga

3. Ketersediaan bahan baku 4. Hubungan baik dengan

distributor dan pelanggan 5. Kemasan produk menarik 6. Produk unggulan dari wilayah

lain

7. Produk tidak berbahan pengawet

8. Manajemen sangat baik

Weakness (W)

1. Pencatatan keuangan belum rapi

2. Produk tidak tahan lama 3. Kemampuan tenaga kerja

belum trampil

4. Tenaga kerja masih belum disiplin dalam bekerja 5. Pengalaman usaha

Opportunities (O)

1. Membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal 2. Kondisi lingkungan

produksi aman dan strategis 3. Subsidi dana dan peralatan

dari pemerintah 4. Tidak dipengaruhi cuaca

dan iklim

5. Kualitas produk pesaing lebih rendah

Strategi S-O

1. Memperkuat hubungan dengan

distributor dan pelanggan untuk meningkatkan pasar dan produksi (S2,S3, S8, O1,O2) 2. Meningkatkan kemampuan manajemen untuk meningkatkan (S1,S3, S6,S7,O1, O3,O5) Strategi W-O 1. Memperkuat kemampuan

tenaga kerja untuk menjaga keberlangsungan proses produksi

(W2,W3,W4W5,O5)

Threats (T)

1. Permintaan produk fluktuasi 2. Program pemerintah belum

kontinu

3. Belum adanya sinergi antara pemerintah kabupaten dan kecamatan

4. Teknologi Konvensional

Strategi S-T

1. Menciptakan kesinergisan

antara pelaku usaha dan

pemerintah (S1, S8, T2, T3,T4)

2. Meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan

(S2,S5,S6,S7,T1,T4)

Strategi W-T

1. Mengadakan upaya pelatihan tenaga kerja dan pengenalan teknologi baru dari pemerintah

(W3,W4,W5,T2,T3,T4) 2. Meningkatkan jaringan

pemasaran (W1,W2,T1)

(8)

AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan 28

Berdasarkan tabel matriks SWOT, alternatif strategi yang diperoleh dan dapat diterapkan pada agroindustri pengolahan kelapa adalah sebagai berikut: 1. Strategi S-O, yaitu strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang

a. Memperkuat hubungan distributor dan pelanggan untuk meningkatkan pasar dan produksi

Distributor dan pelanggan merupakan mitra yang sangat penting bagi pemasaran produk kelapa, oleh karena itu hubungan yang terjalin antara pelaku usaha, distributor dan pelanggan harus tetap dijaga dan diperkuat lagi misalnya dengan memberikan bonus atau berupa potongan harga dan yang paling utama adalah menjaga kualitas serta pelayanan yang baik agar distributor dan pelanggan tidak berpindah ke tempat lain.

b. Meningkatkan kemampuan manajemen

Kemampuan manajemen merupakan salah satu keahlian yang harus dimiliki oleh para pelaku usaha, karena sangat mempengaruhi keberlangsungan pengembangan agroindustri. Kemampuan manajemen yang baik, pelaku usaha dapat mengelola usahanya dengan baik secara adminitrasi maupun secara teknis. Selain itu, peningkatan kemampuan manajemen dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi produk. Produk yang sangat berkualitas dan baik akan lebih memperkuat keyakinan konsumen terhadap produk yang akan dibeli atau dikonsumsi, apalagi kalau dilengkapi dengan surat ijin usaha ataupun sertifikasi. 2. Strategi W-O, yaitu strategi yang meminimalkan kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

a. Meningkatkan kemampuan tenaga kerja untuk menjaga keberlangsungan proses produksi

Salah satu faktor penting dan tidak dapat dilepaskan dalam suatu usaha adalah sumber daya manusia atau tenaga kerja. Tenaga kerja yang bekerja pada UD Wootay Coconut sangat rendah kualitas kemampuannya, sehingga menghambat proses keberlangsungan produksi produk kelapa. Hal ini perlu diperhatikan dalam upaya pengembangan agroindustri kelapa pada UD Wootay Coconut dengan dibutuhkan pelatihan-pelatihan atau pemberdayaan kepada

(9)

tenaga kerja secara intensif dan memotivasi dalam bekerja seperti memberikan bonus dan lain-lain, sehingga tidak secara langsung kemampuan tenaga kerja akan meningkat.

3. Strategi S-T, yaitu strategi yang digunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

a. Menciptakan kesinergisan antara pelaku usaha dan pemerintah

Sinergistas antara pelaku usaha, pemerintah kabupaten dan pemerintah kecamatan tidak dipungkiri merupakan faktor yang cukup penting dalam pengembangan suatu usaha, karena program-program yang akan dijalankan menjadi lebih tepat sasaran. Hubungan yang baik juga akan mempermudah akses fasilitas dan permodalan. Begitu pula antara pemerintah kabupaten, kecamatan, dan pemerintah setempat, perlu ada komunikasi yang lebih efektif dalam rangka pengolahan dan pengembangan agroindustri pengolahan kelapa pada UD Wootay Coconut.

b. Meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan

Kualitas produk merupakan salah satu pertimbangan yang dipakai oleh konsumen dalam mengkonsumsi atau membeli suatu produk. Oleh karena itu, untuk tetap menjaga loyalitas konsumen maupun distributor terhadap produk, kualitas produk menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Upaya peningkatan kualitas produk dapat dilakukan dengan menyeleksi bahan baku yang terbaik untuk digunakan serta menetapkan strandar mutuh dalam proses produksi hingga kemasan produk.

4. Strategi W-T, yaitu strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

a. Mengadakan upaya pelatihan tenaga kerja dan pengenalan teknologi baru dari pemerintah

Pemerintah setempat dan instansi terkait yakni dinas pemerintah dan dinas perindustrian yang terlibat dalam pengembangan agroindustri pengolahan kelapa pada UD Wootay Coconut melalui pemberdayaan sumber daya manusia. Pemberdayaan sumber daya manusia yang dimaksud disini adalah mengadakan pelatihan-pelatihan dan pengenalan teknologi baru dalam pengolahan kelapa yang

(10)

AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan 30

diharapkan dapat mendorong dan meningkatkan kemampuan tenaga kerja serta dapat mengurangi biaya produksi dalam pemanfaatan teknologi. Mewujudkan hal ini, sangat diperlukan bantuan dari dinas terkait sebagai penggerak dan penentu kebijakan pengembangan agroindustri kelapa.

b. Meningkatkan jaringan pemasaran

Jaringan pemasaran dapat diperkuat menjaga hubungan dan loyalitas dari distributor dan pelanggan serta meningkatkan kualitas produk, sehingga diharapkan dapat membawa jaringan pemasaran baru bagi pelaku usaha. Loyalitas dan kepuasan distributor dan pelanggan akan membawa manfaat tersendiri bagi pelaku usaha. Biasanya, jika sesorang puas akan pelayanan ataupun kualitas produk yang dibelinya, dia akan menceritakan kepada orang-orang di sekitarnya. Hal ini juga akan berlaku dalam usaha pengolahan kelapa ini, jika kualitas produk terus dijaga dan diharapkan akan menimbulkan kepuasan yang membelinya, maka akan membawa jaringan pemasaran baru bagi usaha. Upaya peningkatan jaringan pemasaran pada UD Wootay Coconut perlu lebih memperhatikan kualitas produk yang akan dipasarkan, membuat kemasan yang lebih menarik, pelayanan yang lebih baik, dan harga produk yang terjangkau disetiap kalangan, sehingga cenderung pelanggan akan tertarik dan puas setelah membeli produk yang ditawarkan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat disimpulkan bahwa hasil analisis identifikasi faktor internal dan eksternal pengembangan UD Wootay Coconut terdapat beberapa alternatif strategis pengembangan UD Wootay Coconut yakni 1) memperkuat hubungan distributor dan pelanggan untuk meningkatkan pasar dan produksi, 2) meningkatkan kemampuan manajemen untuk meningkatkan kualitas dan kuatitas produk, 3) meningkatkan kemampuan tenaga kerja untuk menjaga keberlangsungan proses produksi, 4) meningkatkan kemampuan marketing dan mengupayakan produk yang lebih berkualitas, 5) menciptakan kesinergisan antara pelaku usaha dan pemerintah, 6) meningkatkan

(11)

kualitas produk yang dihasilkan, 7) mengadakan upaya pelatihan tenaga kerja dan pengenalan teknologi baru dari pemerintah, 8) meningkatkan jaringan pemasaran.

Daftar Pustaka

Adha P. W, 2013. Strategi Pengembangan Agroindustri Kelapa Sebagai Upaya Percepatan Ekonomi Masyarakat Di Kabupaten Katapang. Journal Industria. Vol 13 (1);13-26.

BPS, Badan Pusat Statistik. 2017. Maluku Tengah Dalam Angka. BPS Maluku. David, F. R. 2009. Manajemen Strategis. Jakarta:Penerbit Salemba Empat.

Diasz A., Girsang W., Tuhumury M.T.F, 2013. “Studi Kelayakan Usaha Penyulingan Minyak Pala dan Strategi Pengembanganya (Studi Kasus pada UD Bintang Timur Desa Hukurila Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon)”. Jurnal Agrilan. Vol 1(4): 2302-5352.

Junardi, 2012. “Strategi Pengembangan Agroindustri Serat Sabut Kelapa Berkaret (SEBUTRET) (Studi kasus di kabupaten Sambas” Tesis. Sekolah Pascasarjana, Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Junardi, S., Yandra A., 2017. Strategi pengembangan agroindustriserat sabut kelapa berkaret (sebutret) (studi kasus di kabupaten sambas). Jurnal Social Economic of Agriculture, 6(1): -

Lawalata, M. Imimpia, R. 2020. “Analisis nilai tambah dan pemasaran produk Agroindustri Kelapa (cocos nucifera l.) Pada Perusahaan Wootay Coconut”. Jurnal Agrica. 13 (1) :66-80

Rangkuti, F. 2009. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sidabutar, N.J. 2016. Strategi Pengembangan Agroindustri Bawang Merah di Kabupaten Samosir. Journal Agriland.

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif da R&d. Alfabeta, Bandung.

Yuliningsih, 2013. “Strategi pengembangan agroindustri pengolahan mete di Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri”. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Gambar

Tabel 1. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) pada UD Wootay Coconut
Tabel 2. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) pada UD Wootay Coconut
Tabel 3. Alternatif Strategi Matriks SWOT dalam Pengembangan pada UD   Wootay Coconut

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang akan diperoleh adalah layak atau tidaknya usahatani tebu rakyat di Desa Paccing, Kecamatan Patimpeng, Kabupaten Bone dari segi finansial.. Dalam

Banten merupakan provinsi dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi tertinggi selama tahun 2011-2014 sedangkan provinsi Jawa Tengah mengalami pertumbuhan yang cenderung

Dalam suatu organisasi atau perusahaan analisis modal kerja adalah salah satu faktor penting dan salah satu faktor yang diperlukan perusahaan karena analisis

Peningkatan Daya Saing Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara. Pemerintah Kecamatan

Guna untuk memperdalam peneliti menyelesaikan skripsi yang berjudul metode linguistic Al – Alusi dalam menafsirkan ayat – ayat surat Ali Imran.

• Heuristik adalah teknik yang dirancang untuk memecahkan persoalan dengan mengabaikan apakah solusi dapat terbukti benar

Berdasarkan urian diatas dapat disimpulkan bahawa, iklim sangat berpengaruh terhadap risiko produksi usahatani bawang merah, dimana menanam bawang merah pada

KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakuakn penelitian dnegan judul Tingkat pengetahuan ibu balita tentang penyakit ISPA di Desa Balapulang Wetan Kecamatan Balapulang