• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Jalur Interpretasi Wisata Warisan Sejarah Budaya di Pusat Kota Denpasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perencanaan Jalur Interpretasi Wisata Warisan Sejarah Budaya di Pusat Kota Denpasar"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Perencanaan Jalur Interpretasi Wisata Warisan Sejarah

Budaya di Pusat Kota Denpasar

ARIE SETIANA PUTRA A.A GEDE SUGIARTA *) LURY SEVITA YUSIANA

Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232 Bali

*) Email: aagdsugiarta@yahoo.co.id ABSTRACT

Planning of Historical-Cultural Heritage Tourism Interpretation Trail in Downtown Denpasar

Region of downtown Denpasar or Denpasar city's is an area of historical-cultural heritage which still exists today. The purpose of this research is to identify and analyze the tourism resources of historical-cultural heritage in downtown Denpasar and plan tourism interpretion trail of historical-cultural heritage in downtown Denpasar. Planning method in this research use the planning stages by Gold (1980) namely preparation, inventory data, analysis, synthesis, concept and planning. Methods of data collection used in this research are observation, interviews and questionnaires, and literature. Sites of historical-cultural heritage in downtown Denpasar there are twelve (12) sites are Monument and Square of Puputan Badung, Catur Muka Sculpture, Office of the Governor house, Mayor's Office of Denpasar City, Jagatnatha Temple, Bali Museum, Inna Bali Hotel, Palace of Satria, Bird Market of Satria, Kumbasari Market and Badung Market, Chinatown of Gajah Mada, and Palace of Pemecutan. Analysis of three aspects, potensial area is Monument and Square of Puputan Badung, and considerable potential are Inna Bali Hotel, Catur Muka Sculpture, Bali Museum, Jagatnatha Temple, Palace of Satria, Palace of Pemecutan, Kumbasari Market and Badung Market, Bird Market of Satria, Mayor's Office of Denpasar City, Office of the Governor house, and Chinatown of Gajah Mada. Potential area being the main attraction and considerable potential as a tourist attraction supporter. tourism interpretion trail of historical-cultural heritage in downtown Denpasar consists of three (3) themes, namely interpretations trail of first alternative, interpretations trail of second alternative interpretations trail of third alternative.

Keyword: planning, tourism interpretion trail, historical-cultural heritage

1. Pendahuluan

1.2 Latar Belakang

(2)

karena letaknya di sebelah utara pasar (den = utara) maka taman ini disebut Taman Denpasar. Pola ini merupakan implementasi dari konsep tata ruang tradisional Bali yaitu Catus Patha, yang memiliki potensi untuk dilestarikan sebagai salah satu identitas budaya arsitektur kota di Bali dimana di sekitarnya adalah Puri (kediaman raja), pura, pasar dan alun-alun (Meganada, 1994).

Kota Denpasar memiliki banyak peninggalan sejarah budaya (heritage). Salah satu kawasan yang masih terdapat bagunan-bangunan/situs-situs bersejarah adalah Kawasan Pusat Kota Denpasar (Zona Z dan Zona O). Kawasan tersebut diantaranya Patung Catur Muka, Patung & Alun-Alun Puputan Badung, Rumah Dinas Gubernur, Kantor Walikota, Pura Jagatnatha, Museum Bali, Inna Bali Hotel, Puri Satria, Museum Bali, Inna Bali Hotel, Puri Satria, Pasar Burung Satria, Pasar Kumbasari & Pasar Badung, Pecinan Gajah Mada dan Puri Pemecutan

Adanya kegiatan wisata dapat melestarikan kawasan heritage atau warisan sejarah budaya suatu kota. Terpeliharanya warisan sejarah budaya dan lingkungannya, prosesi kehidupan masa lalu dan masa mendatang akan terpelihara dan berkelanjutan. Upaya preservasi atau pelestarian kawasan heritage di Pusat Kota Denpasar dapat menambah daya tarik wisata kota serta meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat. Untuk itu diperlukan perencanaan jalur interpretasi wisata warisan sejarah budaya untuk memudahkan kegiatan wisatawan dalam memperoleh pengetahuan sejarah budaya singkat melalui perjalanan wisatanya

1.2 Tujuan

1. Mengidentifikasi dan menganalisis sumber daya wisata warisan sejarah budaya di Pusat Kota Denpasar

2. Merencanakan jalur interpretasi wisata warisan sejarah budaya di Pusat Kota Denpasar

2. Bahan dan Metode

2.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Kota Denpasar yaitu Kawasan Pusaka “Zona Z” (Jalan Thamrin, Jalan Gajah Mada dan Jalan Veteran) dan “Zona O” (sekitar Alun-Alun Puputan Badung). Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - Agustus 2012, melalui tiga tahapan yaitu penilaian, pengolahan data dan perencanaan.

2.2 Bahan dan Alat

Bahan dan alat penelitian ini meliputi; kuisioner/daftar pertanyaan, peta, laptop,

kamera digital, dan software/perangkat lunak (Ms Office, Autocad, Corel Draw)

2.3 Batasan Studi

Lokasi penelitian dibatasi hanya pada area Pusat Kota Denpasar (Zona Z dan Zona O). Penelitian ini dilaksanakan sampai tahap perencanaan yang hasilnya berupa tulisan dan gambar. Rencana yang dihasilkan berupa rencana jalur intepretasi warisan sejarah budaya di Pusat Kota Denpasar.

(3)

2.4 Metode Penelitian

Metode perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan tahapan

perencanaan menurut Gold (1980) yaitu persiapan, inventarisasi data, analisis,

sintesis, konsep dan perencanaan.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi yaitu pengamatan langsung di lapang.

2. Wawancara dan kuisioner, wawancara yaitu mengadakan tanya jawab langsung

dengan pengelola (pegawai/narasumber) yang mengetahui sejarah dan perkembangan situs-situs tersebut. Kuisioner yaitu memberikan daftar pertanyaan atau angket kepada responden (masyarakat sekitar) terkait perkembangan situs-situs. Jenis kuisioner yang digunakan yaitu kuisioner tertutup. Jumlah responden masing-masing situs adalah 5 orang, pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling yaitu pengambilan sampel secara kebetulan. Penelitian ini dinilai dari tiga aspek yaitu aspek pelestarian, aspek wisata, dan aspek akseptibilitas (kesediaan) masyarakat.

3. Studi pustaka yaitu untuk mendapatkan informasi dan data sekunder sebagai

penunjang yang tidak didapatkan dari observasi lapang melalui

kepustakaan/dokumen yang dapat diperoleh dari perpustakaan, instansi pemerintah, buku, jurnal, makalah dan media elektronik (internet).

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Denpasar Kota Pusaka

Kota Denpasar dengan kesejarahan yang dimilikinya dari waktu ke waktu

merupakan rangkaian pusaka/warisan (heritage) yang menjadi daya tarik bagi

wisatawan. Penetapan zona Kawasan Pusat Kota Denpasar sebagai zona kawasan pusaka yang disebut “Zona Z” yang melingkupi wilayah Jalan Thamrin, Jalan Gajah Mada, dan Jalan Veteran dan “Zona O” melingkupi sekitaran Alun-Alun Puputan Badung ini membuktikan betapa kuatnya komitmen Pemerintah Kota Denpasar untuk membangun kotanya dengan konsep Kota Pusaka yang seiring dengan visi pembangunan Pemerintah Kota Denpasar (Salain, 2011). Sepanjang zona ini

simpul-simpul pusaka Kota Denpasar terbentang, baik Pusaka sejarah budaya (tangible dan

intangible) tangible/beruwujud seperti puri, pura, patung/monumen, hotel, museum, budaya masyarakat Kota Denpasar yang unik (Yasa, 2011).

(4)

3.2 Analisis dan Sintesis Keterangan : : Tinggi (17 ≤ n ≤ 21) : Sedang (12 ≤ n ≤ 16) : Rendah (7 ≤ n ≤ 11)

Gambar 1. Penilaian Aspek Pelestarian

Keterangan :

: Tinggi (43 ≤ n ≤ 54) : Sedang (31 ≤ n ≤ 42) : Rendah (18 ≤ n ≤ 30)

Gambar 2. Penilaian Aspek Wisata

16 20 16 14 18 15 17 15 12 15 14 15 0 5 10 15 20 25

NI

L

AI

OBJEK

49 49 37 37 48 46 43 41 38 41 42 36 0 20 40 60

NI

L

AI

OBJEK

(5)

Keterangan :

: Tinggi (59 ≤ n ≤ 75) : Sedang (42 ≤ n ≤ 58) : Rendah (25 ≤ n ≤ 41)

Gambar 3. Penilaian Akseptibilitas Masyarakat Keterangan : : Potensial : Cukup Potensial : Kurang Potensial

Gambar 4. Penilaian Gabungan (overlay)

Hasil dari analisis situs-situs warisan sejarah di Pusat Kota Denpasar menghasilkan satu (1) Situs berada pada kawasan Potensial yaitu Patung dan Alun-Alun Puputan Badung, sedangkan sebelas (11) situs lainnya berada pada kawasan cukup potensial yaitu Inna Bali Hotel, Patung Catur Muka, Museum Bali, Pura Jagatnatha, Puri Pemecutan, Puri Satria, Rumah Dinas Gubernur (Jaya Sabha), Pasar Burung Satria, Pasar Kumbasari dan Pasar Badung, Kantor Walikota, dan Pecinan Gajah Mada. 65 71 43 42 57 58 72 49 71 57 68 56 0 20 40 60 80

NI

L

AI

OBJEK

0 20 40 60 80 100 120 140 160

NI

L

AI

OBJEK

(6)

3.2 Konsep Dasar

Konsep dasar dalam perencanaan ini yaitu melestarikan kawasan warisan sejarah budaya di Pusat Kota Denpasar dengan melibatkan peran serta masyarakat sekitar dalam bentuk ekowisata. Hal ini sejalan dengan terwujudnya Denpasar sebagai kota pusaka yang ditujukan untuk pelestarian budaya dan peningkatan kesejahteraan rakyat. (Mardika, dkk 2010).

3.3 Tata Ruang

Tata ruang bertujuan untuk menata dan mengalokasikan fungsi-fungsi yang akan dikembangkan dalam situs, yaitu pemanfaatan sebagai kawasan wisata sejarah budaya dan pelestarian kawasan sehingga dalam penerapannya, fungsi-fungsi tersebut tidak saling mengganggu. skema ruang ini dapat dilihat pada Gambar 13.

Masa Kerajaan

Masa Kolonial

Masa Kemerdekaan

Ruang Inti

Ruang Pelayanan

Gambar 5 Skema Ruang

Pembagian ruang didasarkan pada tema dan tujuan pengembangan ruang berikut ini:

a. Ruang inti

Ruang inti merupakan ruang wisata sejarah dan budaya yang mengakomodasi seluruh aktivitas wisata. Selain itu ruang ini merupakan ruang wisata sejarah dan budaya yang sudah siap di jadikan sebagai obyek wisata karena faktor pengelolaan dan daya dukung masyarakat. Objek-objek peninggalan serta semua kehidupan yang ada di dalam ruang ini intensitas penggunaan relatif tinggi.

(7)

O bjek W isata U tam a

Objek Wisata Pendukung “Masa Kerajaan” Objek Wisata Pendukung

“Masa Kolonial” Objek Wisata Pendukung

“Masa Kmerdekaan” A B C A B C A B C

Gambar 6 Skema Ruang Inti

b. Ruang pelayanan

Ruang pelayanan merupakan ruang yang berfungsi sebagai pintu masuk kawasan wisata dan pusat kegiatan untuk melayani semua kebutuhan pengunjung wisata, baik berupa barang dan jasa. Pada ruang pelayanan, wisatawan dapat memperoleh berbagai informasi yang berkaitan dengan kawasan wisata warisan sejarah budaya, yaitu sehubungan dengan kegiatan-kegiatan wisata, jadwal-jadwal pertunjukan atraksi wisata, dan sebagainya. Aktivitas lainnya yaitu beristirahat, makan-minum, jalan-jalan, membeli cenderamata, dan menginap. Fasilitas yang terdapat di ruang pelayanan yaitu pusat informasi, kantor pengelola, restoran, penginapan, kios cenderamata, tempat istirahat, dan toilet.

3.4 Tata Sirkulasi

Tata sirkulasi ini didasarkan pada kondisi lapang dan tata ruang di Pusat Kota Denpasar. Tata Sirkulasi menggunakan jalur sirkulasi pejalan kaki (pedestrian line) karena obyek-obyek yang berdekatan satu dengan yang lainnya. Sirkulasi menghubungkan obyek-obyek berdasarkan pengelompokkan obyek.

1,2m - 1,6m 6m - 8m 0,5m - 0,7m A A’ Jalur Pedestrian Jalur Hijau Jalan Raya A - A’

Tome Server Standard

3m - 4m 0,1m0,7m1,2m - 1,5m

0,2m

Gambar 7 Denah Penataan Jalur Gambar 8 Gambar Potongan A-A’

3.5 Tata Fasilitas

Tata Fasilitas adalah peyediaan dan pengaturan letak fasilitas yang mendukung kegiatan wisata secara umum. Penyediaan fasilitas bertujuan untuk menunjang aktivitas wisata di kawasan perencanaan, terutama dalam menginterpretasikan nilai

(8)

dapat meningkatkan interpretasi sejarah dan budaya yaitu sarana interpretasi berupa papan interpretasi, pusat informasi, media audio visual, buklet dan pemandu wisata (guide).

3.6 Perencanaaan Jalur Interpretasi

Perencanaan jalur interpretasi didasarkan pada tata ruang dan tata sirkulasi,yang menggambarkan perjalanan wisata warisan sejarah dan budaya sesuai tema yang ditentukan. Tujuan dari rencana interpretasi adalah agar wisatawan mendapatkan

pesan (message) berupa pengalaman dan pemahaman tentang perjalanan sejarah

budaya di Pusat Kota, untuk memenuhi tujuan tersebut maka di buatlah rencana jalur interpretasi yang terdiri dari tiga jalur interpretasi alternatif yaitu:

a. Jalur interpretasi aternatif satu (Representasi Masa Kerajaan di Pusat Kota

Denpasar)

b. Jalur interpretasi alternatif dua (Representasi Masa Kolonial di Pusat Kota

Denpasar)

c. Jalur interpretasi alternatif tiga (Representasi Masa Kemerdekaan di Pusat Kota

Denpasar)

1

LEGENDA

Jalur Interpretasi

Jalur Interpretasi Alternatif Satu ( Masa Kerajaan) Patung & Alun-Alun Puputan Badung Puri Satria

Rumah Dinas Gubernur (Jaya Sabha)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR PERTAMANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA

2012

JUDUL STUDI

PERENCANAAN JALUR INTERPRETASI WISATA WARISAN SEJARAH BUDAYA DI PUSAT KOTA DENPASAR

JUDUL GAMBAR

JALUR INTERPRETASI ALTERNATIF SATU (MASA KERAJAAN)

DI GAMBAR OLEH

ARIE SETIANA PUTRA 0705505005

DISETUJUI OLEH

A.A GEDE SUGIARTA, SP M.Si LURY SEVITA YUSIANA, SP M.Si NOMOR GAMBAR: 17 0 610 m SKALA ORIENTASI U Pura Jagatnatha 1. 2. 3. 4. Entrance

Pasar Burung Satria 5.

Patung Catur Muka 6.

Pasar Kumbasari & Pasar Badung 7. Puri Pemecutan 8. Ja lan Th am

rin Jalan Gajah Mada

J ala n Ve te ran Jalan Surapati 2 3 4 5 6 7 8

(9)

1

LEGENDA

Jalur Interpretasi

Jalur Interpretasi Alternatif Dua ( Masa Kolonial) Patung & Alun-Alun Puputan Badung Puri Satria

Inna Bali Hotel

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR PERTAMANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA

2012

JUDUL STUDI

PERENCANAAN JALUR INTERPRETASI WISATA WARISAN SEJARAH BUDAYA DI PUSAT KOTA DENPASAR

JUDUL GAMBAR

JALUR INTERPRETASI ALTERNATIF DUA ( MASA KOLONIAL )

DI GAMBAR OLEH

ARIE SETIANA PUTRA 0705505005

DISETUJUI OLEH

A.A GEDE SUGIARTA, SP M.Si LURY SEVITA YUSIANA, SP M.Si NOMOR GAMBAR: 18 0 610 m SKALA ORIENTASI U Museum Bali 1. 2. 3. 4. Entrance

Pecinan Gajah Mada 5.

Pasar Kumbasari & Pasar Badung 6. Jala n Th am rin Jalan Gajah Mada Jala n Ve te ran Jalan Surapati 2 3 4 5 6

Gambar 10 Rencana Jalur Interpretasi Alternatif Dua (Masa Kolonial)

1

LEGENDA

Jalur Interpretasi

Jalur Interpretasi Alternatif Tiga (Masa Kemerdekaan)

Patung & Alun-Alun Puputan Badung Rumah Dinas Gubernur (Jaya Sabha) Pura Jagatnathal

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR PERTAMANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA

2012

JUDUL STUDI

PERENCANAAN JALUR INTERPRETASI WISATA WARISAN SEJARAH BUDAYA DI PUSAT KOTA DENPASAR

JUDUL GAMBAR

JALUR INTERPRETASI ALTERNATIF TIGA ( MASA KEMERDEKAAN )

DI GAMBAR OLEH

ARIE SETIANA PUTRA 0705505005

DISETUJUI OLEH

A.A GEDE SUGIARTA, SP M.Si LURY SEVITA YUSIANA, SP M.Si NOMOR GAMBAR: 19 0 610 m SKALA ORIENTASI U Museum Bali 1. 2. 3. 4. Entrance

Patung Catur Muka 5.

Kantor Walikota Pasar Kumbasari & Pasar Badung 6.

7.

Jala n T ham

rin Jalan Gajah Mada

Jala n Vet eran Jalan Surapati 2 3 4 5 6 7

Gambar 11 Rencana Jalur Interpretasi Alternatif Tiga (Masa Kemerdekaan)

4. Kesimpulan

4.1 Simpulan

Situs-situs warisan sejarah budaya di Pusat Kota Denpasar (Zona Z dan Zona O) terdapat dua belas (12) situs yaitu; Patung & Alun-Alun Puputan Badung, Patung Catur Muka, Pura Jagatnatha, Museum Bali, Rumah Dinas Gubernur, Kantor Walikota, Inna Bali Hotel, Puri Satria, Pasar Burung Satria, Pasar Kumbasari & Pasar Badung, Pecinan Gajah Mada, dan Puri Pemecutan. Analisis tiga aspek (aspek pelestarian, aspek wisata, aspek akseptibilitas masyarakat), menghasilkan dua zona kawasan yaitu kawasan potensial (nilai tinggi) yaitu Patung & Alun-Alun Puputan

(10)

Catur Muka, Museum Bali, Pura Jagatnatha, Puri Satria, Puri Pemecutan, Pasar Kumbasari & Pasar Badung, Pasar Burung Satria, Rumah Dinas Gubernur (Jaya Sabha), Kantor Walikota, dan Pecinan Gajah Mada. kawasan potensial menjadi objek wisata utama dan kawasan cukup potensial sebagai lokasi objek wisata pendukung. Jalur interpretasi wisata warisan sejarah dan budaya di Pusat Kota Denpasar terdiri dari tiga (3) tema yaitu jalur interpretasi alternatif satu (masa kerajaan), Jalur Interpretasi alternatif dua (masa kolonial), jalur interprtasi alternatif tiga (masa kemerdekaan).

4.2 Saran

1. Rencana Jalur Interpretasi Wisata Warisan Sejarah Budaya Di Pusat Kota Denpasar Ini dapat dilanjutkan dengan rancangan detail.

2. Rencana Jalur Interpretasi Wisata Warisan Sejarah Budaya di Pusat Kota Denpasar “Zona Z” (Jalan Thamrin, Jalan Gajah Mada, dan Jalan Veteran) dan “Zona O” (sekitar Alun-Alun Puputan Badung) ini dapat dilanjutkan dengan rencana jalur interpretasi wisata warisan sejarah budaya lainnya yang akan dikembangkan oleh Pemerintah Kota Denpasar. Kawasan “Zona Z” (kawasan warisan sejarah budaya) berikutnya yang akan dikembangkan yaitu kawasan Jalan Surapati - Jalan Hayam Wuruk, Jalan Nusa Indah, Jalan W.R Supratman, dan kawasan Jalan Dr. Sutomo, Jalan Kumbakarna dan Jalan Kartini, hal ini bertujuan agar seluruh kawasan warisan sejarah budaya yang terdapat di Pusat Kota Denpasar dapat terintegrasi satu dengan yang lainnya dan menciptakan kawasan warisan sejarah budaya yang utuh dan berkelanjutan di Pusat Kota Denpasar 3. Perlu adanya peningkatan pelestarian kawasan pusaka Kota Denpasar oleh

pengelola objek wisata dan pemerintah daerah dalam melaksanakan peraturan mengenai situs-situs warisan sejarah budaya yang telah diatur dalam Undang-Undang Cagar Budaya Nomor 11 tahun 2010 dan Perda Kota Denpasar No.27 tahun 2011 tentang RTRW Kota Denpasar.

Daftar Pustaka

Gold, SM. 1980. Recreation Planning and Design. Mc Graw-Hill Book Co.,Inc., New York. 322p

Mardika, I Nyoman. 2007. Warisan Budaya (Cultural Heritage) di Kota Denpasar Perspektif Historis. Denpasar: Laporan Penelitian Pusat Kajian Pariwisata dan Budaya FS Unwar bekerjasama dengan Bappeda Pemerintah Kota Denpasar. Meganada, I.W. 1994.Arsitektur Pura Di Bali.Pesta Kesenian Bali

Salain, P.R. 2011. Representasi Arsitektur Kota Denpasar Sebagai Kota Pusaka. Denpasar. BAPPEDA Kota Denpasar

Yasa,M. 2011. Simpul-Simpul Ekonomi Penunjang Pelestarian Pusaka Kota

Gambar

Gambar 2. Penilaian Aspek Wisata
Gambar 3. Penilaian Akseptibilitas Masyarakat                     Keterangan :                        : Potensial                         : Cukup Potensial                           : Kurang Potensial
Gambar 5 Skema Ruang
Gambar 6 Skema Ruang Inti  b.  Ruang pelayanan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dan temuan yang dipaparkan, sehingga bisa menjawab fokus penelitian, penelitian ini menyimpulkan bahwa keberadaan wayang kulit

MONETARY POLICY SHOCKS AND ISLAMIC BANKS’ DEPOSITS IN INDONESIAN DUAL BANKING SYSTEM AFTER THE FINANCIAL CRISIS:.. Ahmad Affandi, M.Ec Senior Researcher and Lecturer Department

Konsep kebaruan ini berbeda bagi kebanyakan orang karena sifat nya relative (apa yang dianggap baru oleh seseorang atau pada suatu konteks dapat

struktur, tugas dan fungsi pemerintah daerah yang menangani Bidang Cipta Karya... Pada pemerintah Kabupaten Bekasi terdapat beberapa SKPD

yang akan berbelanja pada saat menjelang lebaran telah diantisipasi / seperti. keamanan / kebersihan /

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Type Student Teams Achievement D ivision (Stad) Terhadap Minat Belajar Siswa.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Merancang upaya yang harus dilakukan pihak penyedia RTH-Kota berdasarkan keinginan penduduk (partisipan FGD). Upaya tersebut merupakan jawaban dari pertanyaan: apa

Struktur mikro pada suatu baja paduan tergantung pada beberapa variabel seperti unsur paduan, konsentrasi unsur paduan, dan proses perlakuan panas (temperatur pemanasan,