Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
Delayota Experiment Team (D’Expert)
2013
Observasi Wawancara Kuesioner Eksperimen Dokumentasi Tes
•
Relevan dengan bagian-bagian berikut:
– rumusan masalah – variabel penelitian – hipotesis penelitian
•
Masih dalam jangkauan peneliti, baik dari segi
biaya, waktu, maupun cara.
•
Cara mengumpulkan data
melalui pengamatan
inderawi, dengan
melakuan pencatatan
terhadap gejala-gejala
yang terjadi pada objek
penelitian secara
langsung di tempat
penelitian.
•
Pelaku/ partisipan
•
Kegiatan
•
Tujuan
•
Perasaan
•
Ruang/tempat
•
Waktu
•
Benda/alat
•
Peristiwa
•
Berdasarkan keterlibatan peneliti:
–
Pengamatan biasa (tidak langsung)
–
Pengamatan terkendali
–
Pengamatan terlibat (langsung)
•
Berdasarkan struktur pengamatan:
–
Pengamatan berstruktur
• Membuat catatan anekdot (anecdotal record), yaitu catatan informal yang digunakan pada waktu
melakukan observasi.
• Membuat daftar cek (checklist), yaitu daftar yang berisi catatan setiap faktor secara sistematis.
• Membuat skala penilaian (rating scale), yaitu skala yang digunakan untuk menetapkan penilaian secara bertingkat terhadap objek yang diamati.
• Mencatat dengan menggunakan alat (mechanical device), misalnya kamera, handycam, dan alat
Kelebihan Kelemahan
Peneliti dapat memperoleh data dari subjek, baik yang dapat berkomunikasi secara langsung maupun tidak.
Dengan metode pengamatan, peneliti (pengamat) dapat mengambil jarak terhadap subjek, sehingga tidak harus berinteraksi dengan subjek.
Terdapat kemungkinan mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya pada waktu kejadian tersebut berlangsung
Diperlukan waktu lama untuk mempe-roleh hasil dari suatu kejadian. Mungkin dibutuhkan lebih dari satu pengamatan untuk memperoleh data lengkap.
Pengamatan terhadap suatu fenomena yang telah lama terjadi tidak dapat dilakukan secara langsung. Sikap yang hendak diamati mungkin telah berubah seiring berjalannya waktu.
Peneliti sulit memperoleh data bila jumlah objek yang harus diamati cukup banyak.
•
Wawancara adalah pengumpulan data yang
dilakukan melalui komunikasi secara langsung
(lisan).
•
Wawancara dapat dilakukan kepada:
– Responden: individu yang diambil sebagai sampel, mewakili populasi atau mewakili objek penelitian.
– Informan: individu yang mengetahui tentang suatu objek dan diminta memberikan informasi kepada peneliti.
• Keterangan yang bersifat memastikan fakta.
• Keterangan yang memperkuat kepercayaan tentang keadaan fakta.
• Keterangan tentang perasaan.
• Keterangan tentang standar etika.
• Keterangan tentang standar kegiatan.
•
Menurut pelaksanaannya:
– Wawancara sambil lalu
– Wawancara tidak berencana – Wawancara berencana
•
Menurut tujuannya:
– Wawancara survey
– Wawancara diagnostik – Wawancara informatif
•
Pewawancara memastikan orang-orang yang
hendak diwawancara, baik sebagai responden
maupun sebagai informan.
– Nama, alamat, kontak, dan pekerjaan orang yang hendak diwawancara.
•
Pewawancara membuat janji pelaksanaan
wawancara dengan orang-orang yang hendak
diwawancara.
– Jangan selalu mengasumsikan “sekali datang langsung wawancara langsung selesai”.
• Pewawancara harus jujur, tidak boleh memanipulasi jawaban responden atau memberi jawaban tanpa wawancara.
• Pewawancara harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan, adat istiadat, situasi, dan kondisi di tempat wawancara.
• Pewawancara harus dapat menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi keterbukaan responden.
• Pewawancara harus bersikap wajar dan sanggup
menarik perhatian responden terus menerus sampai wawancara selesai.
• Usahakan wawancara hanya melibatkan pewawancara dan responden/informan.
• Pewawancara menerangkan kegunaan, tujuan wawancara, alasan responden terpilih untuk wawancara, identitas
pewawancara, dan sifat wawancara yang dilakukan.
• Pewawancara menggunakan pertanyaan sekonkret mungkin dan menghindari pertanyaan yang panjang atau ambigu.
• Pewawancara boleh menyebutkan semua alternatif jawaban yang mungkin, atau sebaliknya tidak menyebut alternatif
jawaban sama sekali.
• Jika wawancara berkaitan dengan penilaian terhadap orang ketiga atau pihak lain, pewawancara sebaiknya menanyakan sifat positif dan sifat negatif dari pihak tersebut.
• Jangan membiarkan responden menunggu terlalu lama saat pencatatan dilakukan.
• Tuliskan seluruh komentar responden dengan lengkap, meskipun untuk pertanyaan yang bersifat tertutup.
• Hendaknya tulisan jelas dan mudah terbaca.
• Pahami maksud komentar responden sebelum dicatat. Bila ada keraguan, sebaiknya langsung ditanyakan pada responden.
• Pastikan seluruh pertanyaan telah dijawab sebelum mengakhiri wawancara.
Kelebihan Kelemahan
Daya jawab lebih tinggi, karena respon-den yang tidak sempat menulis sendiri dapat menjawab pertanyaan; demikian pula pertanyaan yang sulit juga dapat dijelaskan langsung oleh peneliti sehing-ga dapat dijawab.
Jawaban yang diperoleh lebih asli, pene-liti juga dapat memperhatikan sikap-sikap responden saat pertanyaan diajukan.
Satu wawancara dapat memerlukan wak-tu yang cukup lama, sehingga penelitian berlangsung lebih lama.
Responden yang berbeda dapat ditanyai dengan pertanyaan yang berbeda, se-hingga jawaban yang diperoleh pun tidak sama dengan responden sebelumnya.
Sulit dilakukan dalam kondisi rahasia, terutama apabila pertanyaan direkam.
•
Angket atau sering
disebut kuesioner
(
questionnaire
)
adalah suatu daftar
berisi pertanyaan
yang harus dijawab
secara tertulis oleh
responden
•
Angket diisi sendiri oleh peneliti melalui
wawancara tatap muka dengan responden. -->
cara terbaik, validitas tinggi.
•
Angket diisi sendiri oleh sekelompok responden
dengan panduan peneliti. -->
validitas cukup
tinggi.
•
Angket dibagikan, baik secara langsung, melalui
pos, maupun melalui media cetak tertentu, untuk
diisi sendiri oleh responden dan dikembalikan
pada peneliti.
resiko angket hilang, tidak terisi
lengkap, atau tidak dikembalikan.
•
PERTANYAAN TERTUTUP
– Sudah disediakan jawaban, responden hanya boleh memilih jawaban yang tersedia (tidak diperkenankan memberi jawaban lain).
– Contoh:
Dari seluruh isi silabus DSC Biologi, mana yang menurut anda paling sulit?
( ) Biologi Sel Molekuler ( ) Struktur Tumbuhan ( ) Genetika & Evolusi ( ) Struktur Hewan
•
PERTANYAAN TERBUKA
– Jawaban tidak ditentukan sehingga responden bebas menuliskan jawaban.
– Contoh:
Apa motivasi anda mengikuti DSC Biologi ?
_________________________________________
•
PERTANYAAN SEMI TERBUKA
– Jawaban sudah ditentukan, namun responden masih boleh memberikan jawaban lain.
– Contoh:
Sebaiknya pembinaan DSC dimulai pada: ( ) Semester I, setelah Hakarya Eka Pakci
( ) Semester II, seperti yang berlangsung saat ini ( ) lainnya, sebutkan ________________________
•
PERTANYAAN KOMBINASI TERBUKA DAN
TERTUTUP
– Didahului dengan pertanyaan tertutup, kemudian disusul pertanyaan terbuka.
– Bentuk ini sebenarnya kurang baik digunakan, kare-na peneliti akan mengalami kesulitan dalam melaku-kan analisis data.
– Contoh:
Perlukah diadakan pembinaan intensif (menginap) bagi seluruh peserta DSC ?
( ) Perlu ( ) Tidak Perlu Alasan anda:
•
PERTANYAAN BERSKALA
– Pertanyaan yang jawabannya berupa tingkatan-ting-katan skala, pada umumnya digunakan untuk
mengukur sikap/pendapat responden.
– Ada beberapa macam skala yang dapat digunakan:
– Metode Interval Tampak Setara (Method of Equal-Appearing Interval ) atau skala Thurstone.
– Metode Rating yang Dijumlahkan (Method of Summated Ratings) atau skala Likert.
– Metode Skala Jarak Sosial (Method of Social Distance) atau skala Bogardus
– Metode Skala Kumulatif atau Skala Guttman – Conjoint
• Berupa sekumpulan pernyataan yang secara
keseluruhan menggambarkan sikap (attitude) yang hendak diukur. Masing-masing pernyataan diberi dua alternatif jawaban. Contoh:
• Setiap pertanyaan terdiri dari beberapa pernyataan, masing-masing dengan lima pilihan jawaban. Skala yang dihasilkan berupa data ordinal. Contoh:
• Merupakan skala kumulatif: bila responden menyetu-jui pernyataan yang lebih “berat” maka ia dianggap juga menyetujui pernyataan yang kurang berat.
• Digunakan untuk mengukur jarak sosial, yakni derajat keintiman dan kekariban sebagai ciri hubungan
• Responden diminta memberikan peringkat pada masing-masing pernyataan yang diberikan. Contoh:
• Responden diminta menilai suatu objek atau konsep dalam suatu skala bipolar (skala yang berlawanan di kedua ujungnya) dengan tujuh buah titik. Contoh:
•
Eksperimen adalah satu
atau lebih pengujian
untuk mengetahui
pengaruh perubahan
masukan (
input
) atau
perubahan faktor
perlakuan (
treatment
)
terhadap luaran (
output
)
yang dihasilkan dalam
•
Rancangan Pra-Eksperimen (Eksperimental palsu)
– sebaiknya dihindari, kecuali dalam kasus-kasus faktor eksperimen tidak dapat dikendalikan.
•
Rancangan Eksperimen Murni
– merupakan rancangan dengan validitas yang tertinggi karena terdapat pengendalian (control by design) dan pengacakan atau randomisasi.
•
Rancangan Eksperimen Semu (Eksperimental
quasi)
– Validitas lebih dari pra-eksperimen, namun kurang dari eksperimen murni karena tidak ada randomisasi.
• Faktor:
– variabel yang pengaruhnya hendak diketahui.
• Level/tingkat:
– macam-macam nilai yang terdapat dalam satu faktor.
• Perlakuan: (notasi umum adalah Tx)
– sekumpulan kondisi eksperimen yang akan digunakan dalam percobaan. Bentuk perlakuan dipengaruhi oleh banyaknya faktor maupun level yang ada pada masing-masing faktor.
• Unit eksperimen:
– unit yang dikenai perlakuan dalam sebuah percobaan.
• Observasi: (notasi umum adalah Obs)
•
Studi kasus
perlakuan-tunggal (
one-shot case
study
)
– Peneliti melakukan suatu perlakuan
kemudian mengamati hasil perlakuan. Tidak dapat ditunjukkan bah-wa terjadi perubahan kondisi akibat
perlakuan tersebut.
•
Desain pretest-postest (
one
group pretest-postest
)
•Peneliti melakukan
pengamatan, perlakuan, lalu pengamatan ulang. Tidak dapat ditunjukkan perubahan hasil pengamatan (bila ada) terjadi akibat perlakuan.
•
Desain pembanding postes
(
static group comparison
)
•Peneliti mengamati dua objek, satu diberi perlakuan dan
lainnya tidak. Tidak dapat
ditunjukkan apakah kedua grup memiliki sifat yang sama
sebelum perlakuan.
Group 1 Obs Tx Obs
Group 1 Tx Obs Group 2 - Obs
•
Eksperimental Klasik
(
pretest-postest
randomized control
group design
)
– Secara acak, peneliti membentuk satu
kelompok sebagai kontrol dan satu kelompok lain diberi perlakuan.
Dilakukan pengamatan sebelum perlakuan
maupun sesudah
perlakuan pada kedua kelompok.
R
Group 1 Obs Tx Obs Group 2 Obs - Obs
• Eksperimental sederhana (postest randomized
control group design)
– Sama dengan
eksperimental klasik,
namun pengamatan hanya dilakukan setelah
perlakuan.
• Solomon four group design
– Secara acak, peneliti memilih dua kelompok sebagai kontrol dan dua lainnya diberi perlakuan. Salah satu dari
masing-masing kelompok dilakukan
pretest. Setelah perlakuan, semua kelompok diobservasi. R Group 1 Tx Obs Group 2 - Obs R
Group 1 Obs Tx Obs Group 2 Obs - Obs Group 3 - Tx Obs Group 4 - - Obs
• Desain Efek Waktu (time effect group design)
– Secara acak, peneliti memilih dua kelompok sebagai kontrol dan dua lainnya diberi perlakuan. Dilakukan pretest untuk semua kelompok pada waktu yang sama, namun
posttest dilakukan pada waktu yang berlainan.
R
Group 1 Obs Tx Obs Group 2 Obs - Obs
Group 3 Obs Tx - Obs Group 4 Obs - - Obs
• Rancangan Faktorial:
– Peneliti membuat kombinasi dari masing-masing level (tingkat) dari masing-masing faktor, sehingga terbentuk kombinasi perlakuan. Secara acak, unit eksperimen dipilih untuk masing-masing kombinasi perlakuan.
1 2 ... m
1 2 3 ... n Contoh rancangan percobaan faktorial m x n.
Dalam kasus ini m adalah banyak level faktor pertama, dan n banyak level faktor kedua; m
tidak harus sama dengan n.
Bila terdapat tiga faktor yang diamati, desain ini dapat dikembangkan menjadi percobaan faktorial m x n x p, dengan p adalah banyak level faktor ketiga.
• Rancangan Tersarang (Nested Design):
– Digunakan saat salah satu faktor (faktor A) dapat
dibedakan menjadi beberapa level faktor lain (faktor B), namun level-level faktor B tidak sama untuk
masing-masing level faktor A.
1 2 ... m faktor A 1 2 ... n 1 2 ... m 1 2 ... m 1 2 ... m Faktor B
• Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design):
– Digunakan saat salah satu faktor (faktor A) lebih penting, lebih diketahui, atau sulit diterapkan untuk unit
eksperimen yang kecil.
– Rancangan ini biasa digunakan dalam bidang pertanian.
Petak utama (main plot) dibagi secara acak berdasarkan jumlah level faktor A dan pengulangan yang dikehendaki.
Masing-masing petak utama dibagi lagi secara acak
berdasarkan jumlah level faktor B.
•
Pretest-postest
nonrandomized control
group design
– Peneliti membentuk satu kelompok sebagai kontrol dan satu kelompok lain diberi perlakuan.
Dilakukan pengamatan sebelum perlakuan
maupun sesudah
perlakuan pada kedua kelompok.
Group 1 Obs Tx Obs Group 2 Obs - Obs
• Rancangan Berurutan Waktu (Time Series Design): – Pengamatan dilakukan berulang-ulang selama jangka
waktu tertentu, baik sebelum maupun sesudah perlakuan.
Group 1 Obs Obs Obs Obs Tx Obs Obs Obs Obs • Rancangan Berurutan Waktu dengan Kontrol
(Controlled Time Series Design):
– Merupakan pengembangan dari rancangan berurutan waktu, yakni dengan menambahkan kontrol.
Group 1 Obs Obs Obs Obs Tx Obs Obs Obs Obs Group 2 Obs Obs Obs Obs - Obs Obs Obs Obs
• Berbagai analisis statistik untuk data eksperimental, misalnya uji student-t, analisis variansi (ANAVA), dan sebagainya memerlukan asumsi distribusi/sebaran independen.
• Pengacakan dilakukan sedemikian rupa agar hasil pengamatan maupun galat (error) percobaan
berdistribusi secara independen.
• Pengacakan dapat dilakukan dengan bantuan tabel angka acak maupun undian (lihat slide tentang populasi dan
sampel penelitian).
• Hal lain yang harus diperhatikan adalah kemungkinan adanya faktor lain, yang tidak hendak diamati, namun kemungkinan besar dapat mempengaruhi hasil amatan.
•
DESAIN ACAK LENGKAP
– Cara pengacakan ini digunakan bila seluruh unit percobaan bersifat homogen; tidak ada faktor lain yang mungkin menyebabkan perbedaan hasil antar unit.
•
DESAIN ACAK KELOMPOK
– Digunakan bila terdapat satu faktor lain yang
mungkin menyebabkan perbedaan hasil antar unit.
•
DESAIN BUJURSANGKAR ACAK
– Digunakan bila terdapat dua faktor lain yang
•
Tes
adalah serentetan
pertanyaan atau latihan
atau alat lain yang
digunakan untuk
mengukur keterampilan,
pengetahuan,
intelegensi, kemampuan,
atau bakat yang dimiliki
oleh seseorang maupun
suatu kelompok
• Tes kepribadian (personality test): mengungkap kepribadian, kreativitas, konsep diri, kemampuan khusus, dan sebagainya.
• Tes bakat (aptitude test): mengukur atau mengetahui bakat yang dimiliki seseorang.
• Tes inteligensi (intelligence test): mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan memberikan berbagai tugaskepada orang tersebut.
• Tes minat (measures of interest): menggali minat seseorang terhadap suatu permasalahan atau kejadian tertentu.
• Tes prestasi (achievement test): mengukur pencapaian seseorang setelah menjalani suatu rangkaian proses pembelajaran.
• Dokumentasi berkaitan erat dengan dokumen, yakni bahan-bahan tertulis. Dokumentasi adalah
pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan analisis terhadap benda tertulis.
• Dokumentasi tidak sama dengan studi pustaka, karena pada dokumentasi peneliti harus memberikan tafsiran dan analisis terhadap dokumen tersebut.
•
Surat
– Surat Pribadi
– Surat Dinas
– Surat Niaga (perdagangan)
•
Dokumen pemerintah, yang meliputi
– produk hukum (Rijksblaad, Staatsblad, undang-undang, keputusan pemerintah, peraturan
pemerintah, dan sebagainya)
– catatan-catatan pemerintah, misalnya
memorandum, notulen sidang, proses verbal, missive, militair journal, dan sebagainya.