• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) Delayota Experiment Team (D Expert) 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) Delayota Experiment Team (D Expert) 2013"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)

Delayota Experiment Team (D’Expert)

2013

(2)

Observasi Wawancara Kuesioner Eksperimen Dokumentasi Tes

(3)

Relevan dengan bagian-bagian berikut:

– rumusan masalah – variabel penelitian – hipotesis penelitian

Masih dalam jangkauan peneliti, baik dari segi

biaya, waktu, maupun cara.

(4)
(5)

Cara mengumpulkan data

melalui pengamatan

inderawi, dengan

melakuan pencatatan

terhadap gejala-gejala

yang terjadi pada objek

penelitian secara

langsung di tempat

penelitian.

(6)

Pelaku/ partisipan

Kegiatan

Tujuan

Perasaan

Ruang/tempat

Waktu

Benda/alat

Peristiwa

(7)

Berdasarkan keterlibatan peneliti:

Pengamatan biasa (tidak langsung)

Pengamatan terkendali

Pengamatan terlibat (langsung)

Berdasarkan struktur pengamatan:

Pengamatan berstruktur

(8)

• Membuat catatan anekdot (anecdotal record), yaitu catatan informal yang digunakan pada waktu

melakukan observasi.

• Membuat daftar cek (checklist), yaitu daftar yang berisi catatan setiap faktor secara sistematis.

• Membuat skala penilaian (rating scale), yaitu skala yang digunakan untuk menetapkan penilaian secara bertingkat terhadap objek yang diamati.

• Mencatat dengan menggunakan alat (mechanical device), misalnya kamera, handycam, dan alat

(9)

Kelebihan Kelemahan

 Peneliti dapat memperoleh data dari subjek, baik yang dapat berkomunikasi secara langsung maupun tidak.

 Dengan metode pengamatan, peneliti (pengamat) dapat mengambil jarak terhadap subjek, sehingga tidak harus berinteraksi dengan subjek.

 Terdapat kemungkinan mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya pada waktu kejadian tersebut berlangsung

 Diperlukan waktu lama untuk mempe-roleh hasil dari suatu kejadian. Mungkin dibutuhkan lebih dari satu pengamatan untuk memperoleh data lengkap.

 Pengamatan terhadap suatu fenomena yang telah lama terjadi tidak dapat dilakukan secara langsung. Sikap yang hendak diamati mungkin telah berubah seiring berjalannya waktu.

 Peneliti sulit memperoleh data bila jumlah objek yang harus diamati cukup banyak.

(10)
(11)

Wawancara adalah pengumpulan data yang

dilakukan melalui komunikasi secara langsung

(lisan).

Wawancara dapat dilakukan kepada:

– Responden: individu yang diambil sebagai sampel, mewakili populasi atau mewakili objek penelitian.

– Informan: individu yang mengetahui tentang suatu objek dan diminta memberikan informasi kepada peneliti.

(12)

• Keterangan yang bersifat memastikan fakta.

• Keterangan yang memperkuat kepercayaan tentang keadaan fakta.

• Keterangan tentang perasaan.

• Keterangan tentang standar etika.

• Keterangan tentang standar kegiatan.

(13)

Menurut pelaksanaannya:

– Wawancara sambil lalu

– Wawancara tidak berencana – Wawancara berencana

Menurut tujuannya:

– Wawancara survey

– Wawancara diagnostik – Wawancara informatif

(14)
(15)

Pewawancara memastikan orang-orang yang

hendak diwawancara, baik sebagai responden

maupun sebagai informan.

– Nama, alamat, kontak, dan pekerjaan orang yang hendak diwawancara.

Pewawancara membuat janji pelaksanaan

wawancara dengan orang-orang yang hendak

diwawancara.

– Jangan selalu mengasumsikan “sekali datang langsung wawancara langsung selesai”.

(16)

• Pewawancara harus jujur, tidak boleh memanipulasi jawaban responden atau memberi jawaban tanpa wawancara.

• Pewawancara harus menyesuaikan diri dengan

lingkungan, adat istiadat, situasi, dan kondisi di tempat wawancara.

• Pewawancara harus dapat menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi keterbukaan responden.

• Pewawancara harus bersikap wajar dan sanggup

menarik perhatian responden terus menerus sampai wawancara selesai.

(17)

• Usahakan wawancara hanya melibatkan pewawancara dan responden/informan.

• Pewawancara menerangkan kegunaan, tujuan wawancara, alasan responden terpilih untuk wawancara, identitas

pewawancara, dan sifat wawancara yang dilakukan.

• Pewawancara menggunakan pertanyaan sekonkret mungkin dan menghindari pertanyaan yang panjang atau ambigu.

• Pewawancara boleh menyebutkan semua alternatif jawaban yang mungkin, atau sebaliknya tidak menyebut alternatif

jawaban sama sekali.

• Jika wawancara berkaitan dengan penilaian terhadap orang ketiga atau pihak lain, pewawancara sebaiknya menanyakan sifat positif dan sifat negatif dari pihak tersebut.

(18)

• Jangan membiarkan responden menunggu terlalu lama saat pencatatan dilakukan.

• Tuliskan seluruh komentar responden dengan lengkap, meskipun untuk pertanyaan yang bersifat tertutup.

• Hendaknya tulisan jelas dan mudah terbaca.

• Pahami maksud komentar responden sebelum dicatat. Bila ada keraguan, sebaiknya langsung ditanyakan pada responden.

• Pastikan seluruh pertanyaan telah dijawab sebelum mengakhiri wawancara.

(19)

Kelebihan Kelemahan

 Daya jawab lebih tinggi, karena respon-den yang tidak sempat menulis sendiri dapat menjawab pertanyaan; demikian pula pertanyaan yang sulit juga dapat dijelaskan langsung oleh peneliti sehing-ga dapat dijawab.

 Jawaban yang diperoleh lebih asli, pene-liti juga dapat memperhatikan sikap-sikap responden saat pertanyaan diajukan.

 Satu wawancara dapat memerlukan wak-tu yang cukup lama, sehingga penelitian berlangsung lebih lama.

 Responden yang berbeda dapat ditanyai dengan pertanyaan yang berbeda, se-hingga jawaban yang diperoleh pun tidak sama dengan responden sebelumnya.

 Sulit dilakukan dalam kondisi rahasia, terutama apabila pertanyaan direkam.

(20)
(21)

Angket atau sering

disebut kuesioner

(

questionnaire

)

adalah suatu daftar

berisi pertanyaan

yang harus dijawab

secara tertulis oleh

responden

(22)

Angket diisi sendiri oleh peneliti melalui

wawancara tatap muka dengan responden. -->

cara terbaik, validitas tinggi.

Angket diisi sendiri oleh sekelompok responden

dengan panduan peneliti. -->

validitas cukup

tinggi.

Angket dibagikan, baik secara langsung, melalui

pos, maupun melalui media cetak tertentu, untuk

diisi sendiri oleh responden dan dikembalikan

pada peneliti.

resiko angket hilang, tidak terisi

lengkap, atau tidak dikembalikan.

(23)

PERTANYAAN TERTUTUP

– Sudah disediakan jawaban, responden hanya boleh memilih jawaban yang tersedia (tidak diperkenankan memberi jawaban lain).

– Contoh:

Dari seluruh isi silabus DSC Biologi, mana yang menurut anda paling sulit?

( ) Biologi Sel Molekuler ( ) Struktur Tumbuhan ( ) Genetika & Evolusi ( ) Struktur Hewan

(24)

PERTANYAAN TERBUKA

– Jawaban tidak ditentukan sehingga responden bebas menuliskan jawaban.

– Contoh:

Apa motivasi anda mengikuti DSC Biologi ?

_________________________________________

PERTANYAAN SEMI TERBUKA

– Jawaban sudah ditentukan, namun responden masih boleh memberikan jawaban lain.

– Contoh:

Sebaiknya pembinaan DSC dimulai pada: ( ) Semester I, setelah Hakarya Eka Pakci

( ) Semester II, seperti yang berlangsung saat ini ( ) lainnya, sebutkan ________________________

(25)

PERTANYAAN KOMBINASI TERBUKA DAN

TERTUTUP

– Didahului dengan pertanyaan tertutup, kemudian disusul pertanyaan terbuka.

– Bentuk ini sebenarnya kurang baik digunakan, kare-na peneliti akan mengalami kesulitan dalam melaku-kan analisis data.

– Contoh:

Perlukah diadakan pembinaan intensif (menginap) bagi seluruh peserta DSC ?

( ) Perlu ( ) Tidak Perlu Alasan anda:

(26)

PERTANYAAN BERSKALA

– Pertanyaan yang jawabannya berupa tingkatan-ting-katan skala, pada umumnya digunakan untuk

mengukur sikap/pendapat responden.

– Ada beberapa macam skala yang dapat digunakan:

– Metode Interval Tampak Setara (Method of Equal-Appearing Interval ) atau skala Thurstone.

– Metode Rating yang Dijumlahkan (Method of Summated Ratings) atau skala Likert.

– Metode Skala Jarak Sosial (Method of Social Distance) atau skala Bogardus

– Metode Skala Kumulatif atau Skala Guttman – Conjoint

(27)

• Berupa sekumpulan pernyataan yang secara

keseluruhan menggambarkan sikap (attitude) yang hendak diukur. Masing-masing pernyataan diberi dua alternatif jawaban. Contoh:

(28)

• Setiap pertanyaan terdiri dari beberapa pernyataan, masing-masing dengan lima pilihan jawaban. Skala yang dihasilkan berupa data ordinal. Contoh:

(29)

• Merupakan skala kumulatif: bila responden menyetu-jui pernyataan yang lebih “berat” maka ia dianggap juga menyetujui pernyataan yang kurang berat.

(30)

• Digunakan untuk mengukur jarak sosial, yakni derajat keintiman dan kekariban sebagai ciri hubungan

(31)

• Responden diminta memberikan peringkat pada masing-masing pernyataan yang diberikan. Contoh:

(32)

• Responden diminta menilai suatu objek atau konsep dalam suatu skala bipolar (skala yang berlawanan di kedua ujungnya) dengan tujuh buah titik. Contoh:

(33)
(34)

Eksperimen adalah satu

atau lebih pengujian

untuk mengetahui

pengaruh perubahan

masukan (

input

) atau

perubahan faktor

perlakuan (

treatment

)

terhadap luaran (

output

)

yang dihasilkan dalam

(35)

Rancangan Pra-Eksperimen (Eksperimental palsu)

– sebaiknya dihindari, kecuali dalam kasus-kasus faktor eksperimen tidak dapat dikendalikan.

Rancangan Eksperimen Murni

– merupakan rancangan dengan validitas yang tertinggi karena terdapat pengendalian (control by design) dan pengacakan atau randomisasi.

Rancangan Eksperimen Semu (Eksperimental

quasi)

– Validitas lebih dari pra-eksperimen, namun kurang dari eksperimen murni karena tidak ada randomisasi.

(36)

• Faktor:

– variabel yang pengaruhnya hendak diketahui.

• Level/tingkat:

– macam-macam nilai yang terdapat dalam satu faktor.

• Perlakuan: (notasi umum adalah Tx)

– sekumpulan kondisi eksperimen yang akan digunakan dalam percobaan. Bentuk perlakuan dipengaruhi oleh banyaknya faktor maupun level yang ada pada masing-masing faktor.

• Unit eksperimen:

– unit yang dikenai perlakuan dalam sebuah percobaan.

• Observasi: (notasi umum adalah Obs)

(37)

Studi kasus

perlakuan-tunggal (

one-shot case

study

)

– Peneliti melakukan suatu perlakuan

kemudian mengamati hasil perlakuan. Tidak dapat ditunjukkan bah-wa terjadi perubahan kondisi akibat

perlakuan tersebut.

(38)

Desain pretest-postest (

one

group pretest-postest

)

•Peneliti melakukan

pengamatan, perlakuan, lalu pengamatan ulang. Tidak dapat ditunjukkan perubahan hasil pengamatan (bila ada) terjadi akibat perlakuan.

Desain pembanding postes

(

static group comparison

)

•Peneliti mengamati dua objek, satu diberi perlakuan dan

lainnya tidak. Tidak dapat

ditunjukkan apakah kedua grup memiliki sifat yang sama

sebelum perlakuan.

Group 1 Obs Tx Obs

Group 1 Tx Obs Group 2 - Obs

(39)

Eksperimental Klasik

(

pretest-postest

randomized control

group design

)

– Secara acak, peneliti membentuk satu

kelompok sebagai kontrol dan satu kelompok lain diberi perlakuan.

Dilakukan pengamatan sebelum perlakuan

maupun sesudah

perlakuan pada kedua kelompok.

R

Group 1 Obs Tx Obs Group 2 Obs - Obs

(40)

• Eksperimental sederhana (postest randomized

control group design)

– Sama dengan

eksperimental klasik,

namun pengamatan hanya dilakukan setelah

perlakuan.

Solomon four group design

– Secara acak, peneliti memilih dua kelompok sebagai kontrol dan dua lainnya diberi perlakuan. Salah satu dari

masing-masing kelompok dilakukan

pretest. Setelah perlakuan, semua kelompok diobservasi. R Group 1 Tx Obs Group 2 - Obs R

Group 1 Obs Tx Obs Group 2 Obs - Obs Group 3 - Tx Obs Group 4 - - Obs

(41)

• Desain Efek Waktu (time effect group design)

– Secara acak, peneliti memilih dua kelompok sebagai kontrol dan dua lainnya diberi perlakuan. Dilakukan pretest untuk semua kelompok pada waktu yang sama, namun

posttest dilakukan pada waktu yang berlainan.

R

Group 1 Obs Tx Obs Group 2 Obs - Obs

Group 3 Obs Tx - Obs Group 4 Obs - - Obs

(42)

• Rancangan Faktorial:

– Peneliti membuat kombinasi dari masing-masing level (tingkat) dari masing-masing faktor, sehingga terbentuk kombinasi perlakuan. Secara acak, unit eksperimen dipilih untuk masing-masing kombinasi perlakuan.

1 2 ... m

1 2 3 ... n Contoh rancangan percobaan faktorial m x n.

Dalam kasus ini m adalah banyak level faktor pertama, dan n banyak level faktor kedua; m

tidak harus sama dengan n.

Bila terdapat tiga faktor yang diamati, desain ini dapat dikembangkan menjadi percobaan faktorial m x n x p, dengan p adalah banyak level faktor ketiga.

(43)

• Rancangan Tersarang (Nested Design):

– Digunakan saat salah satu faktor (faktor A) dapat

dibedakan menjadi beberapa level faktor lain (faktor B), namun level-level faktor B tidak sama untuk

masing-masing level faktor A.

1 2 ... m faktor A 1 2 ... n 1 2 ... m 1 2 ... m 1 2 ... m Faktor B

(44)

• Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design):

– Digunakan saat salah satu faktor (faktor A) lebih penting, lebih diketahui, atau sulit diterapkan untuk unit

eksperimen yang kecil.

– Rancangan ini biasa digunakan dalam bidang pertanian.

Petak utama (main plot) dibagi secara acak berdasarkan jumlah level faktor A dan pengulangan yang dikehendaki.

Masing-masing petak utama dibagi lagi secara acak

berdasarkan jumlah level faktor B.

(45)

Pretest-postest

nonrandomized control

group design

– Peneliti membentuk satu kelompok sebagai kontrol dan satu kelompok lain diberi perlakuan.

Dilakukan pengamatan sebelum perlakuan

maupun sesudah

perlakuan pada kedua kelompok.

Group 1 Obs Tx Obs Group 2 Obs - Obs

(46)

• Rancangan Berurutan Waktu (Time Series Design): – Pengamatan dilakukan berulang-ulang selama jangka

waktu tertentu, baik sebelum maupun sesudah perlakuan.

Group 1 Obs Obs Obs Obs Tx Obs Obs Obs Obs • Rancangan Berurutan Waktu dengan Kontrol

(Controlled Time Series Design):

– Merupakan pengembangan dari rancangan berurutan waktu, yakni dengan menambahkan kontrol.

Group 1 Obs Obs Obs Obs Tx Obs Obs Obs Obs Group 2 Obs Obs Obs Obs - Obs Obs Obs Obs

(47)

• Berbagai analisis statistik untuk data eksperimental, misalnya uji student-t, analisis variansi (ANAVA), dan sebagainya memerlukan asumsi distribusi/sebaran independen.

• Pengacakan dilakukan sedemikian rupa agar hasil pengamatan maupun galat (error) percobaan

berdistribusi secara independen.

• Pengacakan dapat dilakukan dengan bantuan tabel angka acak maupun undian (lihat slide tentang populasi dan

sampel penelitian).

• Hal lain yang harus diperhatikan adalah kemungkinan adanya faktor lain, yang tidak hendak diamati, namun kemungkinan besar dapat mempengaruhi hasil amatan.

(48)

DESAIN ACAK LENGKAP

– Cara pengacakan ini digunakan bila seluruh unit percobaan bersifat homogen; tidak ada faktor lain yang mungkin menyebabkan perbedaan hasil antar unit.

DESAIN ACAK KELOMPOK

– Digunakan bila terdapat satu faktor lain yang

mungkin menyebabkan perbedaan hasil antar unit.

DESAIN BUJURSANGKAR ACAK

– Digunakan bila terdapat dua faktor lain yang

(49)
(50)

Tes

adalah serentetan

pertanyaan atau latihan

atau alat lain yang

digunakan untuk

mengukur keterampilan,

pengetahuan,

intelegensi, kemampuan,

atau bakat yang dimiliki

oleh seseorang maupun

suatu kelompok

(51)

• Tes kepribadian (personality test): mengungkap kepribadian, kreativitas, konsep diri, kemampuan khusus, dan sebagainya.

• Tes bakat (aptitude test): mengukur atau mengetahui bakat yang dimiliki seseorang.

• Tes inteligensi (intelligence test): mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan memberikan berbagai tugaskepada orang tersebut.

• Tes minat (measures of interest): menggali minat seseorang terhadap suatu permasalahan atau kejadian tertentu.

• Tes prestasi (achievement test): mengukur pencapaian seseorang setelah menjalani suatu rangkaian proses pembelajaran.

(52)
(53)

• Dokumentasi berkaitan erat dengan dokumen, yakni bahan-bahan tertulis. Dokumentasi adalah

pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan analisis terhadap benda tertulis.

• Dokumentasi tidak sama dengan studi pustaka, karena pada dokumentasi peneliti harus memberikan tafsiran dan analisis terhadap dokumen tersebut.

(54)

Surat

– Surat Pribadi

– Surat Dinas

– Surat Niaga (perdagangan)

Dokumen pemerintah, yang meliputi

– produk hukum (Rijksblaad, Staatsblad, undang-undang, keputusan pemerintah, peraturan

pemerintah, dan sebagainya)

– catatan-catatan pemerintah, misalnya

memorandum, notulen sidang, proses verbal, missive, militair journal, dan sebagainya.

(55)

Media massa cetak:

– jurnal – koran – tabloid – majalah – kalawarti

Catatan/buku harian/agenda

Memoirs

Buku

(56)

SELAMAT MENELITI

Referensi

Dokumen terkait

Sektor industri pengolahan memiliki keterkaitan ke depan relatif kuat dengan sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; listrik, gas, dan air bersih;

Musik temong-temong adalah salah satu kesenian tradisional masyarakat binuang kampung dalam yang masih dapat kita dengar dan kita tonton bersama dalam acara

Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan Juli 2005, telah berperan secara signifikan dalam percepatan pencapaian program wajar 9

Hasil pengujian dalam basis data kedipan menunjukkan sistem yang diajukan dapat mendeteksi durasi kedipan mata dengan tingkat keakuratan 99,4% dan 1% false

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang diperoleh penulis dari penelitian yaitu mengenai ketentuan asuransi atas benda sebagai objek jaminan fidusia

Arikunto (2008:2) Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa inggris Classroom Action Research, yang berarti

Pada umumnya tari topeng atau Wayang T openg di Jawa membawakan cerita Panji yang  popular dengan sebutan :Siklus Panji, yaitu peristiwa yang menceritakan pengembaraan.. Raden

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan aktivitas yang menyehatkan serta mampu meningkatkan daya tahan fisik, kemampuan mental berpikir, motivasi,