3.1.
Strategi
Kajian
Tujuan dilaksanakannya penelitian dalam rangka Kajian Pengembangan
Masyamkat ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah dalam suatu
program, organisasi, atau komunitas. Kajian ini difokuskan pada analisis
pemberdayaan kelompok tani, diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakaf serta bagaimana menciptakan strategi agar
kelompok tani lebih memaksiialkan program
ini.
Strategi kajian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan
kualitatif. Sedangkan data kuautitatif ditampilkan sebagai upaya memperkuat data
kualitatitif yang diperoleh. Dengan studi kasus dimungkinkan untuk diperoleh
informasi secara mendalam, sehiigga dapat menjelaskan peristiwalgejala sosial
yang tejadi di masa sekarang, atau masih dalam rentang pengalamdingatan
warga masyarakat yang dikaji. Dengan studi kasus pula peneliti tidak dapat
memanipulasi peristiwalgejala yang dikajinya dan dapat memaparkannya secara
objektif. Yin (2002) mengatakan, "Studi kasus lebii dikehendaki untuk melacak
peristiwa-peristiwa kontemporer (masa
kini),
bila peristiwa-peristiwa yang
bersangkutan tak dapat dimanipulasi." Studi kasus pada penelitian ini dilakukan
terhadap kelompok tani Saluyu yang saat
ini
sedang melaksanakan program SL-
PTT
beserta para stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan program.
3.2. Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pangadegan Kecamatan Rancakalong
Kabupaten Sumedang. Lokasi ini dipiii karena desa tersebut mempakan lokasi
tempat tinggal peneliti. Lokasi pelaksanaan Praktek Lapangan
I
yang telah
dilaksanakan pada tanggal 23 Januari sampai dengan
29
Pebruari 2008 yang
menghasilkan pemetaan sosial. Pelaksanaan Praktek Lapangan
11
pada tanggal
19
Mei sampai dengan 14 Juni 2008 yang menghasilkan evaluasi program
pengembangan masyarakaf terutama yang berkaitan dengan program-program
pemberdayaan kelompok tani. Hasil praktikum PL
I
dan
PL
11,dijadikan bahan
untuk kajian Pemberdayaan Kelompok Tani di Desa Pangadegan Kecamatan
Rancakalaong Kabupaten Sumedang.
Kajian pengembangan masyarakat dilakukan dalam serangkaian kegiatan
yang terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama diiakukan pada saat Praktek Lapangan
I
(Pemetaan Sosial), tahap kedua dilakukan pada saat Praktek Lapangan
I1
(Evaluasi Program Pengembangan Masyarakat,
dan
tahap ketiga berupa kegiatan
Kajian Pengembangan Masyarakat. Jadwal kegiatan pelaksanaan Kajian
Pengembangan Masyarakat dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.3. Cara Penentuan Responden dan Informan
Responden dipilih dari pihak yang berkaitan erat dengan program SL-YlT
dan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Penentuan responden dan informan
adalah yang memenuhi kriteria dan dihampkan mewakili populasi, dilakukan
dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Kriteria Responden
Responden dalam kajian ini adalah anggota kelompok tani Saluyu yang
terdii dari 25 petani yang mengikuti program Sekolah Lapang Pengelolaan
Tanaman Terpadu ( S L - m .
2. Kriteria Informan
Infonnan dalam kajian ini
berasal
dari berbagai kalangan, antara lain:
a. Aparat Desa Pangadegan, yaitu kepala desa dan perangkat desa lainnya yang
mengetahui keberadaan kegiatan program SLPTT di wilayahnya.
b. Pengurus kelompok tani Saluyu.
c. Balai Penyuluh Pertanian (BPP) sebagai penyelenggara pendamping program
SL-PIT.
d. Tokoh masyarakaf untuk mengetahui secara mendalam tentang kelompok tani
Saluyu dan apakah program SL-FIT ini memberikan kontribusi bagi
masyarakat khususnya petani.
3.4.
Teknik Pengumpulan Data
Data primer bersumber dari informan baik formal maupun informal.
Informan formal seperti Kepala Desa Pengedegan dan perangkatnya, Ketua
Lembaga Pemberdayaan Masayarakat (LPM), Ketua Badan Perwakilan Desa
(BPD), Instansi terkait seperti BPP Badan Penyuluh Pertanian, aparat kecamatan
serta pengurus kelompok tani Saluyu. Sedangkan informan yang bempa informal
adalah tokoh masyarakat, anggota kelompok tani Saluyu dan masyarakat
setempat.
Teknii pengumpulan data yang digunakan dalam kajian pengembangan
masyarakat
ini
menggunakan metode:
1. Wawancara Mendalam
(WM)
Wawancara diiakukan kepada beberapa informan untuk mencari informasi
tentang situasi
clan
kondisi Kelompok tani sampai data yang dibutuhkan sesuai
dengan tujuan penelitian, dengan cara temu muka antara peneliti dan informan
yang pemah mendapatkan program-program pemberdayaan terhadap
kelompok tani. Informan terdiri
dari
Ketua Kelompok Tani, Aparat Desa,
Instansi yang terkait dengan kelompok tani (BPP), tokoh masyarakat serta
petani yang tergabung dalam kelompok
tani.
lnforman berjumlah 5 orang.
Wawancara tatap muka dilakukan sebanyak dua kali. Untuk memudahkan
pengkaji ddam menggunakan teknik ini, maka terlebih dahulu disusun
pedoman wawancara yang dapat dilihat pada Lampiran 7.
2.