• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA

PELAJARAN MATEMATIKA KELAS I SEKOLAH DASAR

DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

REALISTIK INDONESIA (PMRI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Yunita Cahyarini NIM: 131134165

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA

PELAJARAN MATEMATIKA KELAS I SEKOLAH DASAR

DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

REALISTIK INDONESIA (PMRI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Yunita Cahyarini NIM: 131134165

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Ida Sang Hyang Widi Wasa atas asung kerta wara nugrah-Nya yang telah dilimpahkan selama proses penyusunan.

2. Ayah tercinta Suparman dan ibu tersayang Tutut Kartinah yang tiada henti memberikan support dan mendoakan sampai saat ini.

3. Kakak Hendri Cahyana yang selalu memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi.

4. Mbah Putri Harjo Sumarto yang selalu memberi dukungan dan mendoakan demi terlancarnya skripsi ini.

(6)

v

MOTTO

“ Hidup adalah sebuah perjuang yang harus kita menangkan, tantangan yang harus kita hadapi, anugrah Tuhan yang harus kita syukuri.”

-Merry Riana-

Janganlah hidup seperti air yang mengalir tetapi lawanlah, karena belum

(7)
(8)
(9)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS I SEKOLAH DASAR DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA

(PMRI)

Yunita Cahyarini Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang dalam masalah penelitian ini adalah adanya keterbatasan buku pegangan yang sesuai dengan tingkat pekembangan anak sekolah dasar kelas I pada mata pelajaran matematika khususnya materi penjumlahan dan pengurangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas 1 sekolah dasar serta mendeskripsikan kualitas buku guru dan buku siswa dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

Penelitian pengembangan buku guru dan buku siswa ini menggunakan metode penelitian pengembangan (R&D) memodifikasi tahap dan prosedur pengembangan penelitian Sugiyono dan Borg and Gall menjadi 5 tahap yaitu: (1) potensi masalah (2) desain produk (3) validasi produk (4) instrumen ujicoba (5) ujicoba terbatas. Pengembangan buku guru dan buku siswa dengan menggunakan pendekatan PMRI yang memuat lima karakteristik yaitu penggunaan konteks, penggunaan model, kontruksi siswa, interaktivitas,dan keterkaitan.

Hasil dari penelitian dan pengembangan buku guru dan buku siswa dilihat dari aspek tujuan dan pendekatan, cover, isi, bahasa, dan gambar yang telah dinilai oleh 2 validator dengan rentang skor 1-5. Skor rata-rata yang diperoleh dari kedua validator yaitu 3, 93 untuk buku guru dan 3, 86 untuk buku siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengembangan buku guru dan buku siswa kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indnonesia (PMRI) sudah baik. Hasil penggunaan buku guru dan buku siswa berdampak terhadap prestasi belajar peserta didik ditunjukkan dengan peningkatan nilai sebesar 54%.

Kata Kunci : Penelitian dan pengembangan, Pendekatan PMRI, Matematika, Penjumlahan dan Pengurangan, Buku Guru, dan Buku Siswa

(10)

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT

OF TEACHER’S BOOK AND STUDENT’S

BOOK FOR FIRST GRADE ELEMENTARY SCHOOL MATH

SUBJECTS BASED ON INDONESIAN REALISTIC

MATHEMATIC EDUCATION (PMRI)

subjects especially on material addition and subtraction. This research aimed to Describe the process of preparing teacher’s book and student’s book on mathematical subjects of first grade and Describe the quality of teacher’s book and student’s book with the concept of PMRI.

The research development of teacher’s book and student’s book using research methods development to modify the stage and procedures development research Sugiyono and Borg and Gall into 5 stage above are (1) problem potential, (2) product design, (3) product validation, (4) test instrument, (5) limited trial. The development of teacher’s book and student’s book using PMRI approach containing the five characteristics are use of the context, use of models, construction students, interactivity, and intertwining.

The result of this research is the form of book teachers and student book from the aspects of goals and approaches, cover, contents, language and images that have been assessed by 2 validators with a score range of 1-5. The average score obtained from both validators that are 3,93 for teacher’s book and 3,86 for student’s book. The result show that development of teacher’s book and student’s book with PMRI is good. The result of the use books affect the learning achievements of students demonstrated by the increased value of 54%.

(11)

x KATA PENGANTAR

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan puji dan syukur kepada Ida

Sang Hyang Widi Wasa atas asung kerta wara Nugraha-Nya berupa kesehatan,

kelancaran dan akal budi sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan

baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan program S1 PGSD

Universitas Sanata Dharma dan prasyaratan mendapatkan gelar sarjana

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini daapat selesai dengan baik karena

adanya bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, dengan kerendahan hati peneliti mengucapkan terimakasih kepada

semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih

ini peneliti sampaikan kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Kaprodi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakaprodi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar.

4. Drs. Paulus Wahana M.Hum. selaku dosen pembimbing I dan Andri

Anugrahana, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia

memberikan bimbingan, petunjuk, dan arahan selama proses penelitian

(12)

xi 5. Ibu M. Sri Wartini selaku kepala sekolah SD kanisius Sengkan yang telah

memberikan ijin tempat untuk melakukan penelitian.

6. Ibu Tuti selaku wali kelas IC SD Kanisius Sengkan yang telah membantu

selama proses penelitian berlangsung.

7. Siswa kelas IC SD Kanisius Sengkan yang telah membantu dalam proses

penelitian.

8. Bapak dan ibu guru serta karyawan SD Kanisius Sengkan yang telah

memberikan bantuan sehingga proses penelelitian ini berlangsung dengan

lancar.

9. Orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan semangat,

motivasi, bimbingan, arahan, dan doa yang tidak pernah putus kepada

peneliti.

10.Sahabat Devina Anky , Nurhayati dan teman sepayung PMRI.

11.Sahabat Bidadari menawan, Rika Putri Hanjati dan Gracia Melsiana

Aldini.

12.Sahabat tricil, Rifa Nur Krisnasari, Nur Rafika, dan Eza Cahya Prawita.

13.Sahabat Istri Idaman yang selalu memberi kecerian dalam segala kegiatan.

14.Teman sekaligus kakak Gangga Gupita Ganeswara yang senantiasa

memberikan dukungan dan doa kepada peneliti.

15.Mas Wawan dan Bli Agus yang selalu membantu dalam penyusunan buku

guru maupun buku siswa.

16.Teman-teman FAST IPA 2 2013 yang selalu memberikan semangat dan

(13)

xii 17.Teman-teman PGSD angkatan 2013 yang selalu memberikan semangat

dukungan, dan kerjasama selama berproses dalam kegiatan perkuliahan.

18.Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah

memberikan doa, semangat, dukungan, dan bantuan kepada peneliti.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu dengan kerendahan hati peneliti akan merasa sangat terbantu oleh

segala kritik dan saran yang membangun untuk membantu perbaikan skripsi yang

telah peneliti kerjakan. Terimakasih.

Penulis

(14)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

(15)

xiv

1.3 Batasan Masalah ... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 7

1.7 Spesifikasi Produk ... 8

1.8 Definisi Operasional... 12

BAB 2 LANDASAN TEORI ... 14

2.1 Kajian Teori ... 14

2.1.1 Pembelajaran ... 14

2.1.2 Matematika ... 15

2.1.2.1 Penjumlahan dan Pengurangan ... 17

2.1.3 Pembelajaran Matematika ... 18

2.1.4 Karakteristik Siswa SD ... 19

2.1.5 Pendekatan PMRI ... 20

2.1.5.1 Sejarah PMRI ... 21

2.1.5.2 Pengertian PMRI ... 23

2.1.5.3 Karakteristik PMRI ... 23

2.1.6 Buku Ajar ... 26

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

2.2.1 Penelitian Pengembangan ... 27

2.2.2 Penelitian Pendekatan PMRI ... 28

(16)

xv

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 32

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Jenis penelitian ... 34

3.2 Setting Penelitian ... 35

3.2.1 Subjek Penelitian ... 35

3.2.2 Objek Penelitian ... 36

3.2.3 Lokasi Penelitian ... 36

3.2.4 Waktu Penelitian ... 36

3.3 Prosedur Pengembangan ... 37

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Tes ... 47

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Non Tes ... 48

3.4.2.1 Kuesioner ... 48

3.4.2.2 Wawancara ... 49

3.5 Instrumen Penelitian... 50

3.5.1 Soal Tes ... 50

3.5.2. Lembar Kuesioner ... 51

3.5.3 Pedoman Wawancara ... 54

3.6 Teknik Analisis Data ... 54

3.6.1 Tes ... 55

3.6.1.1 Validitas dan Reliabilitas ... 55

(17)

xvi

2. Reliabilitas ... 56

3.6.1.2 Soal Tes ... 57

3.6.2 Non Tes ... 58

3.6.2.1 Kuesioner ... 58

3.7 Jadwal Penelitian ... 62

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64

4.1 Hasil Penelitian ... 64

4.1.1 Proses dan Kualitas Pengembangan Produk ... 64

4.1.1.1 Proses Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dengan Pendekatan PMRI ... 64

1. Situasi Pembelajaran Matematika di Kelas ... 64

2. Prosedur Pengembangan Produk... 67

A. Sampul Buku ... 70

B. Isi Buku ... 72

C. Daftar Referensi... 79

4.1.1.2 Kualitas Buku Guru dan Buku Siswa Kelas I Sekolah Dasar dengan Pendekatan PMRI ... 79

1. Validitas Produk ... 79

A. Validitas Produk Buku Guru ... 81

B. Validitas Produk Buku Siswa ... 83

C. Revisi Produk ... 85

2. Dampak Produk ... 94

(18)

xvii

B. Hasil Ujicoba ... 96

4.2 Pembahasan ... 98

BAB 5 PENUTUP ... 103

5.1 Kesimpulan ... 103

5.2 Keterbatasn Penelitian ... 104

5.3 Saran ... 105

DAFTAR REFERENSI ... 106

(19)

xviii DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest ... 51

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuisioner Validasi Buku Guru ... 52

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuisioner Validasi Buku Siswa... 53

Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara ... 54

Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 57

Tabel 3.6 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Skala Lima ... 60

Tabel 3.7 Kriteria Skala Lima ... 62

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Wawancara Guru di Empat Sekolah Dasar yang Berada di Wilayah Sleman Timur ... 65

Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Keseluruhan Produk Buku Guru ... 80

Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Keseluruhan Produk Buku Siswa ... 80

Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Keseluruhan Produk Buku Guru ... 82

Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Keseluruhan Produk Buku Siswa ... 84

Tabel 4.6 Rekapitulasi Komentas Buku Guru ... 85

Tabel 4.7 Rekapitulasi Komentar Produk Buku Siswa ... 89

Tabel 4.8 Rekapitulasi Validitas Soal ... 95

Tabel 4.9 Reliabilitas Soal ... 96

(20)

xix DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1 Korelasi Product Moment ... 55

Rumus 3.2 Alpha Croncbach ... 56

Rumus 3.3 Nilai pretest dan posttest ... 58

Rumus 3.4 Rata-rata Nilai pretest dan posttest ... 68

Rumus 3.5 Selisih Nilai pretest dan posttest ... 58

Rumus 3.6 Perhitungan nilai setiap aspek ... 58

Rumus 3.7 Nilai dari setiap ahli ... 59

(21)

xx DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Buku Siswa ... 9

Gambar 1.2 Buku Guru ... 9

Gambar 1.3 Latihan Soal... 10

Gambar 1.4 Latihan Kelompok ... 10

Gambar 1.5 Latihan Individu ... 11

Gambar 1.6 Langkah-langkah Pembelajaran dan Karakteristik PMRI ... 11

Gambar 3.1 Langkah-langkah Pengembangan Model Sugiyono ... 37

Gambar 3.2 Langkah-langkah Pengembangan Model Borg and Gall ... 41

Gambar 3.3 Prosedur Pengembangan dengan Modifikasi ... 43

Gambar 4.1 Sampul Awal Buku Guru ... 71

Gambar 4.2 Sampul Awal Buku Siswa ... 72

Gambar 4.3 Kegiatan 1 (Penggunaan konteks, kontruksi siswa, dan interaktivitas) ... 74

Gambar 4.4 Kegiatan 2 (Penggunaan Konteks) ... 75

Gambar 4.5 Kegiatan 3 (Penggunaan Model dan Intertwining) ... 75

Gambar 4.6 Kegiatan 4 (Pemahaman abstrak) ... 76

Gambar 4.7 Kegiatan 5 (Penggunaan Konteks dan Interaktivitas) ... 77

Gambar 4.8 Kegiatan 6 (Penggunaan Model dan Intertwining) ... 78

Gambar 4.9 Kegiatan 7 (Pemahaman abstrak) ... 79

Gambar 4.10 revisi cover buku guru ... 86

(22)

xxi Gambar 4.12 revisi penggunaan kalimat tanya kegiatan 1 halaman 2 ... 87

Gambar 4.13 revisi penggunaan kalimat tanya kegiatan 2 halaman 4 ... 87

Gambar 4.14 revisi penggunaan kalimat tanya kegiatan 2 halaman 5 ... 87

Gambar 4.15 revisi penggunaan kalimat tanya kegiatan 5 ... 88

Gambar 4.16 revisi cover buku siswa ... 90

Gambar 4.17 revisi penulisan daftar isi... 90

Gambar 4.18 revisi konsistensi penulisan huruf kecil ... 91

Gambar 4.19 revisi penggunaan kalimat tanya kegiatan 1 halaman 2 ... 91

Gambar 4.20 revisi penggunaan kalimat tanya kegiatan 1 halaman 3 ... 92

Gambar 4.21 revisi penggunaan kalimat tanya kegiatan 1 halaman 6 ... 92

Gambar 4.22 revisi penggunaan kalimat tanya kegiatan 5 ... 92

Gambar 4.23 revisi aspek gambar kegiatan 3 halaman 11 ... 93

Gambar 4.24 revisi aspek gambar kegiatan 3 halaman 12 ... 93

(23)

xxii DAFTAR BAGAN

(24)

xxiii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 110

Lampiran 2 Surat Telah Melaksanakan Penelitian ... 111

Lampiran 3 Surat validator... 112

Lampiran 4 Hasil Validasi Buku Guru oleh Ahli 1... 113

Lampiran 5 Hasil Validasi Buku Guru oleh Ahli 2... 117

Lampiran 6 Hasil Validasi Buku Siswa oleh Ahli 1 ... 121

Lampiran 7 Hasil Validasi Buku Siswa oleh Ahli 2 ... 125

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 129

Lampiran 9 Validitas ... 135

Lampiran 10 Reliabilitas ... 139

(25)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab 1 ini dijelaskan tentang enam bagian, yaitu (1) latar belakang

masalah; (2) identifikasi masalah; (3) batasan masalah; (4) rumusan masalah; (5)

tujuan penelitian; (6) manfaat penelitian; (7) spesifikasi produk; dan (8) definisi

operasional. Uraian dari masing-masing bab pendahuluan adalah sebagai berikut:

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peran strategis sebagai sarana human resources

dan human investment. Maksudnya, pendidikan selain bertujuan menumbuh

kembangkan kehidupan yang lebih baik, juga telah mewarnai dan menjadi

landasan moral dan etik dalam proses pemberdayaan jati diri bangsa menurut

Hasan (dalam Prastowo, 2014: 21). Undang- undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2001 mendefinisikan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Ahmadi,

2014: 38).

Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia (SDM) dalam menjamin keberlangsungan pembangunan

suatu bangsa (Susanto, 2013: 1). Peningkatan kualitas SDM jauh lebih mendesak

untuk segera direalisasikan terutama dalam menghadapi era persaingan global.

(26)

2 datang demi tercapainya kualitas SDM yang mumpuni. Bidang studi matematika

merupakan salah satu komponen pendidikan dasar dalam bidang-bidang

pengajaran. Menurut Susanto, (2013:184) bidang studi matematika ini diperlukan

untuk proses perhitungan dan proses berpikir yang sangat dibutuhkan orang dalam

menyelesaikan berbagai masalah.

Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib

yang diajarakan di sekolah dasar. Susanto (2013: 185) mengemukakan bahwa

matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam

peneyelesaian masalah sehari – hari dalam dunia kerja, serta memberikan

dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendapat lain

diungkapkan oleh Soedjadi, (2000: 11) bahwa matematika adalah pengetahuan

tentang bilangan dan kalkulasi. Pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi

memasuki semua cabang matematika, bahkan tidak jarang merupakan titik tolak

suatu pengembangan struktur dalam matematika. Penyajian matematika dalam

buku sekolah khususnya sekolah dasar tidak selalu diawali dengan teorema

ataupun definisi, hal tersebut disesuaikan dengan perkembangan intelektual

peserta didik. Menurut Wahana, (2016: 115) matematika adalah bahasa numerik

yang melambangkan serangkaian hitungan dari pernyataan yang ingin kita

sampaikan.

Dengan belajar matematika siswa dapat berhitung, seperti menghitung

luas, isi dan berat. Siswa juga dapat melakukan pengukuran, dapat

(27)

3 persoalan-persoalan dalam bidang-bidang studi lain. Selain itu menurut

Ruseffendi (1990: 13) pelajar memerlukan matematika untuk memenuhi

kebutuhan praktis dan pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari, agar

mampu mengikuti pelajaran matematika lebih lanjut, untuk membantu memahami

bidang studi lain dan agar dapat berpikir logis, kritis, praktis, beserta sikap positif

dan berjiwa kreatif.

Belajar matematika harus memiliki pemahaman yang benar dan lengkap

sesuai dengan tahapan, melalui cara yang menyenangkan dengan menjalankan

prinsip pembelajaran matematika (Fatimah, 2009: 8). Menurut Pitadjeng (2015: 5)

orang yang belajar akan merasa senang jika memahami apa yang dipelajarinya.

Belajar matematika akan efektif jika dilakukan dalam suasana yang

menyenangkan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka guru harus

mengupayakan situasi dan kondisi yang menyenangkan, strategi belajar yang

menyenangkan, maupun memberi materi matematika yang menyenangkan (tidak

terlalu sulit bagi siswa tetapi menantang). Menurut Ruseffendi (dalam Pitadjeng,

2015: 6) untuk dapat mengajarkan konsep matematika pada anak dengan baik dan

dimengerti, maka materi hendaknya diberikan pada anak yang sudah siap

intelektualnya untuk menerima materi tersebut. Untuk itu guru harus memahami

perkembangan anak didik dalam belajar matematika, memahami teori belajar dan

mengajar matematika, memahami materi matematika yang menyenangkan untuk

dipelajari maupun trik-trik yang menjadikan anak didik senang dan tidak bosan

(28)

4 Berdasarkan sumber yang peneliti dapat dari hasil wawancara dengan guru

dan siswa pada hari Kamis tanggal 28 Juli 2016 di empat sekolah dasar yang

berada di wilayah Sleman Timur, diperoleh informasi bahwa siswa kelas I

mengalami kesulitan dalam mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan

pengurangan. Dari hasil wawancara dengan guru, pembelajaran di kelas kurang

bersifat konkret. Guru masih menerangkan di depan kelas tanpa menggunakan

media dan hanya terpaku pada buku paket saja. Padahal tahap operasional konkret

perkembangan anak masih bersifat konkret sehingga harus menggunakan media

yang ada di lingkungan sehari –hari dan dekat dengan siswa.

Guru masih kesulitan dalam mempersiapakan media sehingga hanya

memakai media yang seadanya bahkan terkadang tidak menggunakan media sama

sekali. “Buku yang saya miliki juga masih kekurangan, hanya memakai buku dari

yayasan dan hanya memiliki buku paket dari penerbit lain saja mbak” menurut

wawancara dengan salah satu guru. Oleh karena itu guru memerlukan buku yang

dapat membantu proses pembelajaran. Menurut guru, materi penjumlahan dan

pengurangan masih dianggap sulit dipahami oleh siswa. Siswa kebingungan akan

soal penjumlahan dan pengurangan lebih dari 10 jari. Apabila lebih dari 10 jari,

siswa menggunakan jari kaki dalam menghitungnya. Siswa masih belum bisa

membayangkan apabila ada penjumlahan yang lebih dari 10.

Berdasarkan hasil wawancara, siswa menyukai pembelajaran yang aktif

sehingga siswa tidak terpaku pada buku paket. Materi penjumlahan dan

pengurangan masih dianggap sulit oleh siswa apabila lebih dari 10 jari. Buku yang

(29)

5 Buku tambahan yang lain adalah buku pengayaan. Keterbatasan buku yang

dimiliki oleh siswa, menyebabkan pembelajaran hanya mengikuti buku dan

kurang ada sumber buku lain. Maka dibutuhkan buku yang dapat menunjang

keberhasilan guru dan sesuai dengan karateristik siswa dalam pembelajaran

matematika, yaitu mendekatkan siswa dengan realitas kehidupan sehari-hari.

Buku dengan pendekatan PMRI dapat menjadi solusi dari permasalah

tersebut. PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) atau istilah asingnya

RME (Realistik Mathematic Education) merupakan pendekatan yang

mengedepankan aktivitas siswa di dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

Tujuan PMRI adalah agar siswa mampu membangun pengetahuannya sendiri

dalam memecahkan soal matematika yang sedang dihadapi. Dalam pembelajaran

ini guru bertindak sebagai fasilitator untuk siswa. Freudhental (Hariyati,

Indaryanti, & Zulkardi, 2008: 3) mengatakan bahwa, “Matematika harus dikaitkan

dengan realita dan matematika merupakan aktivitas manusia”. Pernyataan tersebut

memiliki arti bahwa matematika harus dekat dengan kehidupan sehari-hari yang

dialami oleh siswa. PMRI merupakan salah satu alternatif pendekatan

pembelajaran yang diupayakan di Indonesia untuk meningkatkan kemapuan

memecahkan persoalan matematika yang sedang dihadapi.

Penelitian pengembangan ini merupakan salah satu upaya untuk

melakukan inovasi dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk membantu

guru dan siswa dalam bentuk buku ajar agar mudah memahami suatu materi

(30)

6 pendidikan yang berguna untuk mengembangkan buku guru dan buku siswa dan

melakukan serangkaian uji coba untuk mengatasi kualitasnya.

1.2 Identifikasi Masalah

1.2.1 Pembelajaran di dalam kelas kurang tercapai karena tidak adanya buku

panduan untuk guru yang menerangkan langkah- langkah pembelajaran.

1.2.2 Pembelajaran di dalam kelas kurang tercapai karena kurangnya ketersediaan

buku untuk siswa.

1.2.3 Pembelajaran di kelas belum tercapai karena kurang menghadapkan siswa

dengan realitas kehidupan dengan segala masalah matematika yang ada.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada pengembangan

buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas I sekolah dasar

dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

1.4 Rumusan Masalah

1.4.1 Bagaimana penyusunan buku guru dan buku siswa pada mata pelajaran

matematika kelas 1 dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia (PMRI)?

1.4.2 Bagaimana kualitas buku guru dan buku siswa pada mata pelajaran

matematika kelas 1 dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

(31)

7 1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Mendeskripsikan proses penyusunan buku guru dan buku siswa siswa pada

mata pelajaran matematika kelas 1 dengan pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

1.5.2 Mendeskripsikan kualitas buku guru dan buku siswa pada mata pelajaran

matematika kelas 1 dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia (PMRI).

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut:

1.6.1 Bagi Siswa

Pengalaman pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI memberikan

pengalaman baru siswa dalam belajar dan membantu siswa dalam

meningkatkan kemampuan berpikir untuk melakukan pemecahan persoalan

matematika materi penjumlahan dan pengurangan.

1.6.2 Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guru dalam

bahan ajar dengan pendekatan PMRI sebagai upaya meningkatkan hasil

belajar siswa dalam materi penjumlahan dan pengurangan.

1.6.3 Bagi Sekolah

Sebagai sumbangan masukan dan sumbangan pemikiran untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan

(32)

8 1.6.4 Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman berharga dan wawasan kepada peneliti mengenai

upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan pendekatan PMRI.

1.6.5 Bagi Pembaca

Memberikan informasi dan sumber belajar matematika melalui

pengembangan buku guru dan buku siswa dengan pendekatan PMRI.

1.7 Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk pada penelitian ini adalah:

1.7.1 Produk dalam penelitian adalah buku, yang terdiri dari buku guru dan buku

siswa.

Produk yang akan dikembangakn dalam penelitian ini adalah buku guru

dan buku siswa dengan pendekatan PMRI. Buku panduan guru disusun untuk

memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Selain itu buku ini sebagai

petunjuk penggunaan buku siswa dan sebagai acuan dalam pembelajaran dengan

PMRI pada materi penjumlahan dan pengurangan dengan pendekatan PMRI.

Cara penggunaan buku guru sama dengan menggunakan buku siswa,

namun pada buku guru terdapat penjelasan yang lebih detail yang perlu

diperhatikan oleh guru seperti kotak-kotak yang berisikan catatan. Catatan –

catatan tersebut meliputi karakteristik dari PMRI yaitu penggunaan konteks

(berkaitan dengan masalah pada dunia nyata namun bisa dalam bentuk permainan,

penggunaan alat peraga, atau situasi lain), penggunaan model (berfungsi sebagai

jembatan dari pengetahuan dan matematika tingkat kongkrit menuju abstrak),

(33)

9 hasil pembelajaran), interaktivitas (aktivitas siswa), dan keterkaitan antar topik

atau intertwining (adanya keterkaitan materi).

Sedangkan buku siswa merupakan buku yang dipegang oleh siswa yang

digunakan untuk mempermudah memahami pelajaran matematika khusunya

materi penjumlahan dan pengurangan dengan pendekatan PMRI. Cara

menggunakan buku siswa adalah membaca dengan teliti, mengikuti

langkah-langkah yang berada pada buku siswa. Pada buku siswa terdapat kegiatan individu

dan kegiatan kelompok. Setiap kegiatan akan berisi alat-alat yang dibutuhkan.

Selain itu, terdapat langkah-langkah untuk memulai kegiatan. Buku ini juga berisi

latihan-latihan yang dapat dikerjakan siswa untuk mengetahui kemampuan siswa.

Siswa diminta untuk mengerjakan semua kegiatan dan mematuhi perintah guru.

1.7.2 Ukuran buku meliputi panjang: 29 cm, lebar: 20 cm, dan memiliki

ketebalan: 3 mm. Buku guru dan buku siswa memiliki panjang, lebar dan

ketebalan yang sama.

Gambar 1.1 Buku Siswa Gambar 1.2 Buku Guru

29 cm

20 cm 20 cm

(34)

10 1.7.3 Komponen buku siswa meliputi latihan- latihan soal yang terdiri gambar –

gambar konkret, latihan soal individu dan latihan soal kelompok, dalam

buku siswa terdapat alat dan bahan yang mudah dicari dan dekat dengan

siswa.

Gambar 1.3 Latihan soal

(35)

11

Gambar 1.5 Latihan individu

1.7.4 Komponen buku guru meliputi penjelasan kegiatan siswa. Selain itu pada

buku guru terdapat penjelasan tentang karateristik PMRI.

(36)

12 1.8 Definisi Operasional

Definisi operasional pada buku ini adalah:

1.8.1 Pembelajaran

Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk membantu dan

mendukung proses pembelajaran peserta didik dalam kegiatan belajar

mengajar.

1.8.2 Matematika

Matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang mempelajari tentang

hitungan dan bilangan. Manfaat dari mempelajari pelajaran matematika

adalah untuk mecahkan masalah matematisasi yang ada di kehidupan sehari-

hari.

1.8.3 Penjumlahan

Penjumlahan adalah proses menjumlahakan dua bilangan atau lebih

sehingga

menemukan jumlah total dari bilangan tersebut.

1.8.4 Pengurangan adalah

Pengurangan adalah proses mengurangi atau mengurangkan bilangan yang

ada dengan bilangan pengurangnya, sehingga menemukan total dari

pengurangan tersebut.

1.8.6 Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika adalah adalah proses yang dilakukan untuk

membantu peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah yang berkaitan

(37)

13 1.8.4 Karakteristik Siswa SD

Karateristik siswa SD pada usia 6 atau 7 tahun sampai 12 tahun atau 13

tahun berada pada tahap operasional konkret, dimana anak masih terikat

dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera.

1.8.5 PMRI

PMRI adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan benda nyata dan

konkret yang ada disekitar siswa sehingga dapat memecahkan masalah baik

itu secara nyata (real) atau dapat dibayangkan (imagineable).

1.8.6 Buku Ajar

Buku ajar adalah buku teks yang digunakan untuk pembelajaran dalam

suatu mata pelajaran tertentu.

(38)

14 BAB 2

LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori

Kajian teori akan membahas enam bagian yang berkaitan dengan

penelitian yaitu pembelajaran, matematika (penjumlahan dan pengurangan),

pembelajaran matematika, karakteristik siswa SD, pendekatan PMRI dan buku

ajar (buku guru dan buku siswa).

2.1.1 Pembelajaran

Pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar dan mengajar. Dengan

kata lain, pembelajaran adalah penyederhanaan dari kata belajar dan mengajar

(BM), proses belajar mengajar (PMB), atau kegiatan belajar mengajar (KBM).

Menurut Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003,

pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Susanto, 2013: 19).

Menurut Wingkel (dalam Siregar & Nara, 2011: 12) pembelajaran adalah

seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa,

dengan memperhitungkan kejadian – kejadian intern yang berlangsung dialami

siswa. Sedangkan menurut Dimyati (dalam Susanto, 2013: 187) pembelajaran

adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber

belajar. Dengan demikian pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk

(39)

15 belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran terdapat berbagai mata pelajaran

salah satunya adalah matematika.

2.1.2 Matematika

Kata matematika berasal dari bahasa Latin, yaitu manthanein atau

mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajarai”, sedang dalam bahasa

Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti (Depdiknas) (dalam

Susanto, 2013: 184). Matematika adalah bahasa numerik yang melambangkan

serangkaian hitungan dari pernyatan yang ingin kita sampaikan. Matematika

mengembangakn bahasa numerik dengan menggunakan lambang angka yang

memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif (Wahana,

2016: 115-116). Ruseffendi (dalam Heruman, 2013: 1) juga mengemukakan

bahwa matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima

pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan, struktur yang

terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma atau postulat,

dan akhirnya ke dalil.

Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib

yang ada di sekolah dasar. Materi yang terdapat pada pelajaran matematika di

sekolah dasar berisi konsep-konsep dasar hitung. Jadi tujuan akhir pembelajaran

matematika khususnya sekolah dasar yakni supaya siswa terampil dalam

menggunakan berbagai macam konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Soedjadi, (2000: 11) matematika adalah pengetahuan tentang bilangan

dan kalkulasi. Pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasinya memasuki semua

(40)

16 pengembangan struktur dalam matematika. Penyajian matematika dalam buku

sekolah khususnya sekolah dasar tidak selalu diawali dengan teorema ataupun

definisi, hal tersebut disesuaikan dengan perkembangan intelektual peserta didik.

Matematika sekolah dasar di Indonesia ini adalah matematika baru atau

matematika modern yang sumbernya adalah matematika modern yang

dipergunakan dibeberapa negara Afrika bagian timur yang berpengantar bahasa

Inggris. Sumber itu adalah “Entebbe Mathematics Series” (Ruseffendi, 1990:10).

Ciri-ciri dari pengajaran matematika di sekolah dasar antara lain memuat banyak

topik baru, menggunakan himpunan sebagai dasar untuk menerangkan bilangan,

himpunan diajarlam sebagai pengetahuan, geometri, bahasanya cukup akurat dan

ketat, pendejatannya induktif, dan menggunakan metode spiral. Menurut

Ruseffendi (1990: 9) Matematika diajarkan disekolah karena berguna untuk

kepentingan matematika itu sendiri dan memecahkan persoalan dalam

masyarakat. Dengan diajarkannya matematika kepada siswa, matematika bisa

diawetkan dan dikembangkan. Itulah yang dimaksud dengan gunanya matematika

diajarkan di sekolah dalam rangka mengembangkan dan mengawetkan

matematika itu sendiri, mengawetkan disini yang dimaksud adalah memelihara

sehingga tidak punah. Dengan belajar matematika siswa dapat berhitung, seperti

menghitung luas, isi dan berat. Siswa juga dapat melakukan pengukuran, dapat

mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data. Siswa juga dapat menyelesaikan

persoalan-persoalan dalam bidang-bidang studi lain.

Skemp (dalam Runtukahu dan Kandaou, 2014: 32) mengungkapkan

(41)

17 berbeda-beda. Fungsi dari simbol matematika ialah: a) berkomunikasi, b)

merekam pengetahuan, c) membuat klasifikasi ganda secara langsung, d) fungsi

menjelaskan, e) fungsi membuat kegiatan reflektif, f) menunjukkan struktur, g)

membuat manipulasi secara rutin, h) mengingat kembali informasi dan pengertian,

h) membuat kegiatan mental lebih aktif. Selain itu menurut Ruseffendi (1990: 13)

pelajar memerlukan matematika untuk memenuhi kebutuhan praktis dan

pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari, agar mampu mengikuti

pelajaran matematika lebih lanjut, untuk membantu memahami bidang studi lain,

dan agar dapat berpikir logis, kritis, praktis, beserta sikap positif dan berjiwa

kreatif. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah salah

satu disiplin ilmu yang mempelajari tentang hitungan dan bilangan. Manfaat dari

mempelajari pelajaran matematika adalah untuk mecahkan masalah matematisasi

yang ada di kehidupan sehari- hari. Dalam materi matematika yang dipelajari

adalah hitungan salah satunya adalah materi penjumlahan dan pengurangan.

2.1.2.1 Penjumlahan dan Pengurangan

Salah satu materi yang terdapat dalam mata pelajaran matematika di sekolah dasar adalah penjumlahan dan pengurangan. Pencetus simbol “+” dan “-”

pertama kali adalah Johann Widman (Nugraha, 2015: 15). Penjumlahan adalah

menambahkan dua bilangan atau lebih, sedangkan pengurangan adalah

mengambil sebagian atau seluruhnya (Nugraha, 2015: 19). Materi penjumlahan

dan pengurangan untuk kelas I sekolah dasar masih dalam bentuk penjumlahan

dan pengurangan sampai 20. Dengan demikian penjumlahan adalah proses

(42)

18 bilangan tersebut, sedangkan pengurangan adalah proses mengurangi atau

mengurangkan bilangan yang ada dengan bilangan pengurangnya, sehingga

menemukan total dari pengurangan tersebut. Materi penjumlahan dan

pengurangan dapat tersampaikan dengan baik apabila pembelajaran matematika

dapat berjalan dengan efektif.

2.1.3 Pembelajaran Matematika

Belajar matematika harus memiliki pemahaman yang benar dan lengkap

sesuai dengan tahapan, melalui cara yang menyenangkan dengan menjalankan

prinsip pembelajaran matematika (Fatimah, 2009: 8). Oleh karena itu, anak- anak

dalam belajar matematika harus memiliki pemahaman yang benar dan lengkap

sesuai dengan tahapan, melalui cara yang menyenangkan dengan menjalankan

prinsip pembelajaran matematika. Menurut (Susanto, 2013: 186-187)

pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun

oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan

mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasa yang

baik terhadap materi matematika. Sedangkan menurut Fatimah (2009: 2)

pembelajaran matematika adalah membentuk logika berpikir bukan sekedar

pandai berhitung. Menurut Ruseffendi (1990: 13) pelajar memerlukan matematika

untuk memenuhi kebutuhan praktis dan pemecahan masalah dalam kehidupan

sehari-hari, agar mampu mengikuti pelajaran matematika lebih lanjut, untuk

membantu memahami bidang studi lain, dan agar dapat berpikir logis, kritis,

(43)

19 Tujuan pembelajaran matematika akan berhasil dan efektif apabila baik

guru maupun siswa bersama- sama menjadi pelaku dari pembelajaran matematika.

Menurut Wragg (dalam Susanto, 2013: 188) pembelajaran yang efektif adalah

pembelajaran yang memudahkan siswa untuk mempelajari sesuatu yang

bermanfaat, seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi

dengan sesama, atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan. Dengan demikian

pembelajaran matematika adalah proses yang dilakukan untuk membantu peserta

didik dalam menyelesaikan suatu masalah yang berkaitan dengan matematisasi

yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika dapat

tersampaikan dengan optimal dan efektif, apabila guru menyesuaikan karakter

siswa sehingga cara yang digunakan tepat sasaran.

2.1.4 Karakteristik Siswa SD

Heruman (2008: 1) mengatakan Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya

berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 tahun atau 13 tahun. Menurut Piaget,

mereka berada pada fase operasional konkret. Siswa SD masih terikat dengan

objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indra. Proses pembelajaran pada

fase konkret dapat melalui tahapan konkret, semi konkret, dan selanjutnya abstrak

(Heruman, 2008: 1-2). Piaget (dalam Susanto, 2013: 77) mengungkapkan bahwa

perkembangan kognitif dibagi ke dalam empat tahap, yaitu: tahap sensori motor,

tahap pra operasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal.

Tahap sensori motor (0-2 tahun) pada tahap ini belum memasuki usia sekolah

dasar. Tahap pra operasional (2-7 tahun) anak sudah mampu mengekspresikan

(44)

20 anak sudah mampu memahami aspek-aspek kumulatif materi seperti volume dan

jumlah; mempunyai kemampuan memahami cara mengkombinasikan beberapa

golongan benda yang bervariasi tingkatannya. Tahap operasional formal (11-15

tahun) peserta didik sudah memiliki kemampuan mengoordinasikan dua ragam

kemampuan kognitif baik secara stimultan (serentak) maupun berurutan. Pendapat

lain dikemukakan oleh Susanto (2013: 70) anak yang berada di sekolah dasar

masih tergolong anak usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek

tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Siswa

sekolah dasar merupakan masa transisi dari sekolah taman kanak-kanak (TK) ke

sekolah dasar.

Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa karateristik siswa

SD pada usia 6 atau 7 tahun sampai 12 tahun atau 13 tahun berada pada tahap

operasional konkret, dimana anak masih terikat dengan objek konkret yang dapat

ditangkap oleh panca indera. Salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai

dengan tahap operasional konkret adalah pendekatan PMRI.

2.1.5 Pendekatan PMRI

Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu cara yang digunakan oleh

guru untuk menyampaikan suatu pembelajaran. Menurut Komalasri (2010: 54)

pendekatan diartikan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses

pembelajaran, yang merujuk pada pandanga tentang terjadinya suatu proses yang

sifatnya masih umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan

melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Pendekatan

(45)

21 Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Uraian dari masing-masing kajian teori

mengenai sejarah PMRI, Pengertian PMRI, dan karakteristik PMRI.

2.1.5.1 Sejarah PMRI

Pembaharuan dalam berbagai bidang pendidikan untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang sesuai selalu dilakukan oleh suatu institusi pendidikan. Salah

satu pembaharuan tersebut dilakukan oleh pendidikan matematika. Suryanto

(2010: 37) mengemukakan bahwa pada tahun 1970-an, universitas Utrecht, yang

memiliki lembaga penelitian tentang pendidikan matematika, melakukan upaya

pembaharuan pendidikan matematika yang dipelopori oleh Hans Freudental.

Lembaga tersebut diberi nama dengan Freudental Institute, dan karya

pembaharuannya diberi nama dengan “Realistic Mathematics Education (RME)”

yang bertumpu pada realitas dalam kehidupan sehari-hari.

Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi sebelum PMRI benar-benar

diakui di Indonesia, seperti ketidakpercayaan guru terhadap perubahan hasil

belajar siswa apabila menggunakan pendekatan PMRI, orang tua yang

mengeluhkan perubahan pembelajaran, atasan yang hanya beranggapan bahwa

yang penting siswa lulus dengan skor yang baik, dan sikap guru yang tidak

mempercayai pemegang otoritas (Marpaung, 2008: 7). Tantangan tersebut

sekarang telah terjawab. Kemajuan dan perubahan dalam bidang matematika

sudah mulai terlihat, seperti siswa menjadi senang belajar matematika dengan

suasanya belajar yang tidak membuat tegang dan menakutkan, siswa memiliki

rasa percaya diri yang lebih tinggi, kerjasama antar siswa dengan siswa atau siswa

(46)

22 tersendiri pada saat melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk

membuat pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.

Freudhental (Hariyati, Indaryanti, & Zulkardi, 2008: 3) mengatakan

bahwa, “Matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan

aktivitas manusia.” Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa matematika harus

dekat dengan kehidupan sehari-hari yang dialami oleh siswa, karena matematika

merupakan aktivitas yang dilakukan oleh manusia.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mengadaptasi Realistic

Mathematics Education (RME) dengan nama “Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia (PMRI)”. Jadi, dapat dikatakan bahwa Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia (PMRI) adalah pendidikan matematika sebagai hasil adaptasi dari

Realistic Mathematics Education (RME) yang telah disesuaikan dengan kondisi

budaya, geografi, dan kehidupan masyarakat Indonesia. Suryanto (2010: 13)

mengatakan bahwa “PMRI terbentuk dari usaha sekelompok kecil (kelompok

awal) pendidik matematika di Indonesia yang peduli terhadap masalah-masalah

dalam pendidikan di Indonesia.” Sekelompok kecil pendidik tersebut berasal dari

berbagai perguruan tinggi, yaitu ITB, UPI, Unesa, UNY, dan USD. Berbagai

persiapan dilakukan oleh sekelompok kecil tersebut untuk melakukan perpindahan

ke arah PMRI. PMRI mulai dikenalkan dan diuji cobakan di Indonesia pada tahun

2000 pada akhirnya tahun 2011 PMRI lahir sebagai suatu gerakan peduli

matematika yang mengusahakan peningkatan kualitas pendidikan matematika di

(47)

23 2.1.5.2 Pengertian PMRI

Suryanto, dkk (2010: 37) mengungkapakan Pendidikan matematika

realalistik Indonesia (PMRI) adalah pendidikan matematika sebagai hasil adaptasi

dari realistic mathematics education yang telah diselaraskan dengan kondisi

budaya, geografi, dan kehidupan masyarakat Indonesia. Suryanto (2010: 14) juga

menambahkan pengertian realistik dalam Pendidikan Matematika Realistik bukan

hanya karena bahan pelajaran terkait dengan dunia real/nyata tetapi karena

tekanannya pada permasalaah yang bagi siswa terasa real/nyata. Hal ini berarti

bahwa permasalahan tidak hanya dari dunia real siswa tetapi dapat berasal dari

bayangan siswa, sehingga dapat memikirkan masalah tersebut. Seperti halnya

yang diungkapan oleh Wijaya (2012: 20) bahwa suatu masalah realistik tidak

harus selalu berupa masalah yang ada di dunia nyata (real world) dan bisa

ditemukan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Suatu masalah disebut realistik jika

masalah tersebut dapat dibayangkan (imagineable) atau nyata (real) dalam pikiran

siswa.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan PMRI adalah pendekatan

pembelajaran yang menggunakan benda nyata dan konkret yang ada disekitar

siswa sehingga dapat memecahkan masalah baik itu secara nyata (real) atau dapat

dibayangkan (imagineable)

2.1.5.3 Karakteristik PMRI

Pendidikan Matematika Realistik mempunyai lima dasar aplikatif, yang

sekaligus merupakan karakteristik Pendidikan Matematika Realistik. Kelima

(48)

24 matematisasi progresif, pemanfaatan hasil kontruksi siswa, interaktivitas, dan

keterkaitan. Treffers (dalam Wijaya, 2012) merumuskan lima karakteristik

pendidikan matematika realistik, yaitu:

1. Penggunaan Konteks

Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal

pembelajaran matematika. Konteks tidak harus berupa permasalahan di

dunia nyata namun bias dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga,

atau situasi lain selama hal tersebut bermakna dan bias dibayangkan dalam

pikiran siswa. Melalui penggunaan konteks siswa dapat dilibatkan secara

aktif untuk melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan. hasil eksplorasi

ini tidak menemukan hasil akhir dari permasalahn, tetapi untuk

mengembangkan berbagai strategi penyelesaian masalah yang bias

digunakan. Manfaat lainnya adalah untuk meningkatkan motivasi dan

ketertarikan siswa dalam belajar matematika (Kaiser dalam De Lange,

1987).

2. Penggunaan model untuk matematisasi progresif.

Penggunaan model berfungsi sebagai jembatan (bridge) dari pengetahuan

dan matematika tingkat konkrit menuju pengetahuan matematika tingkat

formal. Model tidak merujuk pada alat peraga, tetapi merupakan alat

“vertikal” dalam matematika yang tidak bias dilepaskan dari proses

matematisasi (yaitu matematisasi horizontal dan vertikal). Model tersebuut

ada dua yaitu model of dan model for.

(49)

25 Mengacu pada pendapat Freudenthal bahwa matematika tidak diberikan

kepada siswa sebagai suatu produk yang siap pakai tetapi sebagai suatu

konsep yang dibangun oleh siswa maka dalam Pendidikan Matematika

Realistik siwa ditempatkan sebagai subjek. Siswa memiliki kebebasan

untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah sehingga diharapkan

akan diperoleh strategi yang bervariasi dan digunakan sebagai landasan

pengembangan konsep matematika. Pemanfaatan hasil kontruksi siswa

juga dapat membantu siswa memahami konsep matematika saja tetapi

sekaligus mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa.

4. Interaktivitas

Proses belajar seseorang bukan hanya suatu proses individu melainkan

juga secara bersamaan merupakan suatu proses sosial. Jika siswa saling

mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka, maka belajar akan

menjadi lebih singkat dan bermakna. Selain itu, kemampuan afektif dan

kognitif siswa akan lebih berkembang secara simultan.

5. Keterkaitan

Konsep-konsep dalam matematika tidak bersifat parsial, namun banyak

konsep matematika yang memiliki keterkaitan. Maka konsep matematika

tersebut tidak dikenalkan secara terpisah atau terisolasi satu sama lain.

Pendidikan matematika realistik menempatkan keterkaitan dalam proses

matematika. Melalui keterkaitan ini, satu pembelajaran matematika

diharapkan bisa mengenalkan dan membangun lebih dari satu konsep

(50)

26 Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik

Pendidikan Matematika Realistik (PMRI) adalah penggunaan konteks,

penggunaan model untuk matematisasi progresif, pemanfaatan hasil kontruksi

siswa, interaktivitas, dan keterkaitan antar topik. Untuk memaksimalkan

pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan PMRI maka

peneliti membuat buku ajar yang terdiri dari buku guru dan buku siswa.

2.1.6 Buku Ajar

Buku ajar adalah buku teks yang digunakan sebagai rujukan standar pada

mata pelajaran tertentu (Akbar, 2013:33). Menurut Kurniasih dan Sani (2014 :60)

mengungkapkan bahwa buku ajar yang ditulis oleh seorang penulis atau guru

tentulah harus berisikan buah pikirannya. Akan tetapi buku tersebut haruslah

diturunkan dari KD yang tertuang dalam kurikulum, sehingga buku akan memberi

makna sebagai bahan ajar bagi peserta didik yang mempelajarinya.

Berbeda dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 2 tahun 2008

(dalam Kurniasih dan Sani, 2014: 66) mengungkapkan bahwa buku teks adalah

buku acuan wajib untuk digunakan dalam satuan pendidikan dasar dan menengah

atau perguruan tinggi yang memuat ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian,

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan

kemampuas estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang

disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Menurut akbar (2013:33)

ciri-ciri buku ajar adalah:

1. Sumber materi ajar

(51)

27 4. Disertai petunjuk pembelajaran

Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa buku ajar adalah

buku teks yang digunakan untuk pembelajaran dalam suatu mata pelajaran

tertentu. Buku ajar memiliki empat cirri-ciri yaitu, sebagai sumber mata pelajaran

lain, dapat menjadi referensi buku untuk mata pelajaran tertentu, disususn secara

sistematis dan sederhana, dan disertai petunjuk pembelajaran. Dalam penelitian

ini peneliti mengembangkan buku guru dan buku siswa. Buku guru adalah buku

yang digunakan guru sebagai petunjuk penggunaan buku siswa dan sebagai acuan.

Sedangkan buku siswa adalah buku yang digunakan siswa sebagai acuan dalam

pembelajaran.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian dan pengembangan ini

yaitu penelitian pengembangan dan penelitian tentang pendekatan PMRI

2.2.1 Penelitian Pengembangan

Penelitian tentang pengembangan dilakukan oleh Dara (2011), dan Riris

(2016). Berikut adalah uraian dari penelian pengembangan:

Dara (2011) melakukan penelitian tentang pengembangan buku ajar

bahasa Indonesia SMA di Yogyakarta kelas XI semester 2 program IPS

berdasarkan pendekatan student centered learning (scl). Dalam penelitian ini

menghasilkan produk berupa buku ajar bahasa Indonesia SMA di Yogyakarta

kelas XI semester 2 program IPS. Penelitian ini dilakukan karena berdasarkan

analisis kebutuhan, guru dan siswa membutuhkan buku ajar agar pembelajaran

bahasa Indonesia berhasil. Hasil dari penelitian ini adalah buku ajar yang

(52)

28 Riris (2016) melalukan penelitian tentang pengembangan buku lift the flap

ensiklopedia anak tentang 18 pakaian adat di Indonesia bagian barat. Penelitian ini

merupakan penelitian dan pengembangan yang berawal dari potensi dan masalah

terkait pakaian adat di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan pengembangan

ensiklopedia anak yang dikembangkan dilihat dari beberapa aspek yaitu

kenyamanan, kelengkapan komponen, konsistensi susunan, kesesuaian bahasa,

dan aspek isi. Skor rata-rata dari keempat validator yaitu 3,44 yang termasuk

dalam klasifikasi sangat baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengembangan

ensiklopedia anak tentang 18 pakaian adat di Indonesia bagian barat sudah layak

digunakan untuk anak-anak.

2.2.2 Penelitian Pendekatan PMRI

Penelitian tentang pendekatan PMRI dilakukan oleh Ummy (2015), Veny

(2016), dan Antonius (2016). Berikut adalah uraian dari penelian pendektan

PMRI:

Ummy (2015) melakukan penelitian tentang pengembangan perangkat

pembelajaran materi luas bangun datar yang mencakup konteks dengan

menggunakan pendekatan PMRI kelas IV SD. Penelitian ini dilakukan karena

adanya kesulitan siswa terhadap materi luas bangun datar. Hasil dari penelitian ini

adalah perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat memberikan

pemahaman mengenai materi bangun datar kepada siswa. Hal ini dikarenakan

kegiatan belajar yang mengaktifkan siswa dengan berangkat dari masalah realistik

yang dekat dengan keseharian siswa sehingga siswa dapat menerima pengetahuan

(53)

29 Veny (2016) melakukan penelitian tentang peningkatan minat dan prestasi

belajar menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika untuk

siswa kelas II SD N Plaosan 2. Penelitian ini dilakukan karena rendahnya minat

dan prestasi belajar siswa kelas II SDN Plaosan 2 pada ulangan harian materi

pengukuran waktu, panjang, dan berat mata pelajaran matematika. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan pendektan PMRI dalam proses

pembelajaran dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan

alat ukur panjang tidak baku dan baku yang digunakan pada siswa kelas II SD N

Plaosan 2.

Antonius (2016) melakukan penelitian tentang peningkatan keaktifan dan

prestasi belajar pada mata pelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI

pada siswa kelas V SD N Plaosan 2. Penelitian ini dilaksanakan karena siswa

cenderung pasif dan kurang berprestasi aktif dalam pembelajaran sedangkan segi

prestasi siswa yang lulus KKM pada mate pelajaran matematika hanya 4 anak dari

15 siswa. Hasil dari penelitian ini adalah pendekatan PMRI dapat meningkatkan

keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD N Plaosan 2 pada mata pelajaran

Matematika.

Fungsi dari manfaat penelitian yang relevan ini adalah untuk mengetahui

keilmuan yang sudah diletakkan oleh orang lain, sehingga penelitian yang akan

dilakukan benar-benar baru dan belum diteliti oleh orang lain. Keistimewaan

penelitian yang saya kembangkan dengan penelitian relevan yang lain adalah saya

mengembangkan buku pembelajaran yaitu buku guru dan buku siswa mata

(54)

30 literature map bahwa penelitian yang saya lakukan belum pernah dilakukan

sebelumnya oleh peneliti yang terdahulu.

Berikut adalah literature map pada penelitian yang relevan:

Bagan 2.1 Literature Map Semester 2 Program IPS.

Riris (2016) Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa Kelas I Materi Penjumlahan dan Pengurangan dengan Pendekatan PMRI

Ummy (2015) Antonius (2016) Peningkatan Keaktifan

dan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI Pada Siswa Kelas V SD N Plaosan 2

(55)

31 2.3 Kerangka Berpikir

Matematika adalah salah satu bidang studi yang mempelajari tentang

hitungan yang berfungsi dapat memecahkan permasalahan matematisasi dalam

kehidupan sehari-hari. Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap

menakutkan bagi siswa karena menganggap matematika sulit untuk dipahami.

Anak yang menganggap matematika menakutkan cenderung tidak menyukai

pembelajaran matematika dan dapat dipastikan nilai matematika menurun. Oleh

karena itu perlu adanya pembelajaran matematika yang tidak menakutkan bagi

siswa. Oleh karena itu para guru harus dapat menghilangkan rasa takut anak untuk

belajar matematika.

Pembelajaran matematika adalah proses interaksi antara guru dan siswa

yang melibatkan pengembangan pola berfikir dan mengolah logika pada suatu

lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru dengan berbagai pendekatan

agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara optimal dan

siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien. Sebagai

penunjang pemahaman siswa maka diperlukan suatu pendekatan pembelajaran

yang relevan dengan tahap perkembangannya.

Untuk mendukung proses pembelajaran yang sesuai dengan perubahan

tersebut dan sesuai dengan tujuan pendidikan matematika, diperlukan suatu

pengembangan materi pelajaran matematika yang difokuskan pada aplikasi dalam

kehidupan sehari-hari (kontekstual) dan disesuaikan dengan tingkat kognitif

siswa, serta penggunaan metode evaluasi yang terintegrasi pada proses

(56)

32 mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk

menguasai konsep matematika. Dalam PMRI, pembelajaran diawali dengan

masalah kontekstual (inti) dari konsep yang sesuai dari situasi nyata kemudian

mulai ketahap semi konkret dan diakhiri dengan konsep abstrak.

Pendekatan yang dapat didigunakan adalah Pendidikan Matematika

Realistik Indonesia (PMRI). PMRI merupakan suatu pendekatan yang

menggunakan benda nyata dan konkret yang ada di kehidupan sehari-hari siswa.

PMRI dipilih karena pada masa ini anak- anak sekolah dasar sedang memasuki

tahapan operasional konkret. Anak – anak akan mudah memahami sesuatu apabila

menggunakan contoh- contoh yang nyata. Jika pengembangan buku guru dan

buku siswa mata pelajaran matematika kelas I dengan pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia (PMRI) maka akan meningkatkan prestasi belajar

siswa.

2.4 Pertanyaan Penelitian

1. Berkaitan dengan proses pengembangan buku guru dan buku siswa:

a. Bagaimana situasi di lapangan pada empat SD di Wilayah Sleman

Timur terkait pembelajaran matematika di kelas I?

b. Bagaimana prosedur penyusunan buku guru dan buku siswa kelas I

sekolah dasar dengan Pendekatan PMRI?

2. Berkaitan dengan kualitas buku guru dan buku siswa:

a. Bagaimana kualitas buku guru dan buku siswa untuk kelas I sekolah

(57)

33 b. Bagaimana dampak penggunaan buku guru dan buku siswa kelas I

sekolah dasar dengan pendekatan PMRI terhadap prestasi belajar

(58)

34 BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada Bab III ini akan dibahas (1) jenis penelitian; (2) setting penelitian; (3)

prosedur pengembangan; (4) teknik pengumpulan data, (5) instrumen penelitian;

(6) teknik analisis data; dan (7) jadwal penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan

pengembangan atau Research and Development (R&D). Research and

Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

produk tertentu dan menguji keefiktifan produk tertentu (Sugiyono, 2010: 407).

Research and Development (R&D) juga dapat diartikan sebagai suatu proses atau

langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat dipertanggungjawabkan

(Sukmadinata, 2011: 164). Metode penelitian kombinasi merupakan metode

penelitian yang menggabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif

(Sugiyono, 2012: 397). Penelitian dan pengembangan berfungsi untuk

memvalidasi dan mengembangkan produk (Sugiyono, 2015:28). Mengembangkan

produk dalam arti yang luas dapat berupa memperbarui produk yang telah ada

(sehingga menjadi lebih praktis, efektif, dan efisien) atau menciptakan produk

baru (yang sebelumnya belum pernah ada).

Berdasarkan pengertian dari ahli dapat disimpulkan bahwa penelitian dan

pengembangan adalah metode penelitian untuk menghasilkan produk tertentu atau

(59)

35 penelitian yang praktis dalam mengembangkan atau menghasilkan suatu produk.

Jenis penelitian ini dipilih oleh peneliti karena untuk mengembangkan buku guru

dan buku siswa kelas I sekolah dasar mata pelajaran matematika materi

penjumlahan dan pengurangan sampai 20 dengan pendekatan PMRI. Penelitian ini

dibatasi sampai pada uji coba terbatas di lapangan. Uji coba terbatas memiliki

tujuan untuk mengetahui pemakaian buku guru dan buku siswa di lapangan.

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian pengembangan buku guru dan buku siswa dengan

pendekatan PMRI akan menguraikan tentang objek penelitian, subjek penelitian,

waktu penelitian, dan lokasi penelitian.

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian dan pengembangan ini merupakan seseorang yang

terlibat dalam pengembangan objek penelitian. Subjek penelitian terdiri dari pakar

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) yaitu dosen ahli PMRI dan

guru yang mengetahui tentang PMRI, empat guru kelas I yang diambil dari empat

sekolah dasar yang berada di wilayah Sleman Timur, empat siswa dari

masing-masing sekolah. Subjek untuk ujicoba terbatas berjumlah 5 anak yang merupakan

siswa kelas IC semester I dari SD Kanisius Sengkan tahun ajaran 2016/2017 dan

telah dipilih oleh guru karena nilai matematika di bawah Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM). Secara keseluruhan, siswa kelas IC SD Kanisius Sengkan

berjumlah 31 anak yang terdiri atas 15 siswa laki- laki dan 16 siswa perempuan.

Hal yang membedakan produk peneliti dengan produk lainnya adalah lima siswa

(60)

36 berhasil. Jadi, pembelajaran harus dilakukan bersama seluruh siswa kelas IC

termasuk lima anak yang telah dipilih.

3.2.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah buku guru dan buku siswa mata pelajaran

matematika materi penjumlahan dan pengurangan dengan pendekatan PMRI.

Buku tersebut dilengkapi dengan petunjuk penggunaan buku, latihan soal,

peguasaan konsep secara konkret-semi konkret- abstrak dengan karakteristik

PMRI. Buku ini dirancang untuk membantu siswa belajar penjumlahan dan

pengurangan secara kontekstual.

3.2.3 Lokasi Penelitian

Peneliti melaksanakan wawancara untuk analisis kebutuhan di empat

sekolah dasar yang berada di wilayah Sleman Timur yaitu SD Kanisius Sengkan,

SD Kanisius Demangan Baru, SD Kanisius Experimental Mangunan, dan SD

Negeri Deresan. Dari empat SD tersebut salah satu SD sebagai tempat uji coba

terbatas Pemilihan SD tempat ujicoba terbatas disesuaikan dengan kebutuhan

yang paling mendesak, yang sekaligus tempat pelaksanaan Praktek Pengalaman

Lapangan (PPL) peneliti yaitu SD Kanisius Sengkan yang beralamatkan di Jalan

Kaliurang Km. 7 Depok, Sleman, Yogyakarta. Hal itu dikarenakan peneliti akan

mengetahui lebih dalam kebutuhan siswa dan guru di sekolah.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016

sampai dengan bulan Desember 2016. Secara keseluruhan, penelitian ini

Gambar

Gambar 1.1 Buku Siswa
Gambar 1.3 Latihan soal
Gambar 1.5 Latihan individu
Gambar 3.1 Langkah-langkah pengembangan model Sugiyono
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi dan struktur komunitas makrozoobentos serta kondisi faktor fisika-kimia air di Sungai Batang Hari Kabupaten Solok

[r]

Dari penelitian ini disimpulkan bahwa kondisi tenaga kerja tidak lagi sebagai pegawai negara melainkan sebagai pegawai perusahaan yang tidak bertanggung jawab

Dalam hal ini penulis mencoba mengungkap keindahan-keindahan yang terdapat dalam Syair Ikan Terubuk berdasarkan konsep keindahan dalam karya sastra Melayu Klasik seperti yang

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagiaan dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi. PADANG

Pihak KFC Padang dapat berfokus pada faktor yang berpengaruh secara significant terhadap loyalitas merek yaitu brand name, harga, promosi dan service quality.. Pihak KFC

[r]

[r]