PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD DENGAN
PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK
INDONESIA (PMRI)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Titis Darmasari
NIM: 131134203
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga peneliti diberikan kelancaran selama proses penyusunan hingga
terselesaikannya skripsi ini.
2. Bapak Bambang Suryono dan Ibu Kiptiyah beserta adik Dwi Woro
Suryangik yang tidak pernah berhenti memberikan doa dan dukungan.
3. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. dan Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku
dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Mas Achmad Darmawan yang terlihat cuek namun peneliti yakin selalu
memberikan dukungan walaupun tidak pernah diperlihatkan.
5. Sahabat-sahabat terdekat yang selalu memberikan keceriaan selama proses
v
MOTTO
“ Apabila Anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka Anda telah
berbuat baik terhadap diri sendiri”.
(Benyamin Franklin)
“Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan/diperbuatnya”.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 03 Februari 2017
Peneliti,
vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma.
Nama : Titis Darmasari
Nomor Mahasiswa : 131134203
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
“PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)” berserta perangkat yang diperlukan, (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin
dari saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 03 Februari 2017
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD DENGAN
PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK
INDONESIA (PMRI)
Titis Darmasari Universitas Sanata Dharma
2017
Latar belakang masalah penelitian ini adalah siswa mengalami kesulitan terkait materi keliling dan luas, selain itu guru juga mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi tersebut karena buku ajar yang sudah ada kurang memadai. Oleh karena itu peneliti mengembangkan buku ajar berupa buku guru dan buku siswa terkait materi keliling dan luas untuk kelas IV SD dengan pendekatan PMRI. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan proses pengembangan dan mendeskripsikan kualitas produk yang dikembangkan.
Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R & D) yang menggunakan 7 langkah menurut Sugiyono. Adapun langkah-langkah pengembangan penelitian ini adalah (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi produk. Uji coba produk dilaksanakan pada 5 siswa kelas IV SD N Deresan.
Hasil penelitian menunjukkan situasi pembelajaran Matematika membutuhkan buku, menunjukkan proses pengembangan produk dan menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan dengan kualitas sangat baik dan layak digunakan. Hasil ini diperoleh berdasarkan validasi dua pakar ahli yaitu
buku guru memperoleh skor rerata 4,23 dengan kategori “Sangat Baik” dan buku siswa memperoleh skor rerata 4,22 dengan kategori “Sangat Baik”. Produk juga memberikan dampak terhadap prestasi siswa.
ix ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF TEACHER'S BOOK AND
STUDENT’S BOOK OF MATHEMATICS COURSE GRADE IV
ELEMENTARY SCHOOL WITH INDONESIAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION APPROACH (PMRI)
Titis Darmasari
Universitas Sanata Dharma
2017
Background of the problems researchers is student difficulty associated materials circumference and area, teachers are also experiencing difficulties in delivering these materials because the existing textbooks are less supportive. Therefore, researchers develop the teacher’s book and student’s book grade 4th with circumference and area material with Indonesian realistic mathematics education approach (PMRI). The purpose of this study is to explain the process of developing and describing the quality of the products developed.
This study uses research and development (R & D), which uses 7 steps
The results showed the situation of learning math need a books, showed the process of product development, that the product was developed with very good quality and fit for use. These results were obtained by two expert validation expert are teacher’s book got average score of 4,23 with a “very good” category and student’s book got average score 4,22 with a “very good” category. The product also provides the value of students.
x KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengembangan
Buku Guru dan Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SD dengan
Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Penyusunan
skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbgai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyangti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kepala Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Kepala Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Drs. Paulus Wahana, M. Hum. dan Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku
dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang telah bersedia
memberikan waktu dan tenaga serta pikiran untuk memberikan bimbingan
dan masukan selama proses penelitian dan penulisan skripsi hingga selesai.
5. Nur Udin S.Pd. selaku kepala sekolah SD Negeri Deresan yang telah
xi 6. Yusrina Nahdiya, S.Pd. selaku guru kelas IV A yang bersedia memberikan
jam pelajaran kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di kelas.
7. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri Deresan selaku subjek penelitian.
8. Keluarga besar tercinta yang senantiasa memberikan doa beserta
dukungannya.
9. Mas Achmad Darmawan yang terlihat cuek namun peneliti yakin selalu
memberikan dukungan walaupun tidak pernah diperlihatkan.
10. Sahabat-sahabat terdekat yang selalu mendukung dan memberikan keceriaan.
11. Teman-teman penelitian payung yang telah bekerjasama selama ini dalam
proses penyusun skripsi ini.
12. Teman-teman PGSD angkatan 2013 atas semangat, dukungan, doa dan
kebersamaannya selama berproses dan berdinamika selama perkuliahan.
13. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi pembaca dan Universitas Sanata Dharma. Peneliti minta
maaf apabila dalam penyajian terdapat beberapa kesalahan baik dalam sistematika
penyajian, isi, dan sebagainya.
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSTUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 6
1.3 Batasan Masalah... 6
1.4 Rumusan Masalah ... 6
1.5 Tujuan Penelitian ... 7
xiii
1.7 Definisi Operasional... 8
1.8 Spesifikasi Produk ... 9
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.1.1 Matematika ... 10
2.1.2 Pembelajaran ... 12
2.1.3 Pembelajaran Matematika ... 13
2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Matematika ... 13
2.1.3.2 Pembelajaran Matematika di SD ... 14
2.1.3.3 Keliling Bangun Datar ... 15
2.1.3.4 Luas Bangun Datar ... 16
2.1.4 Karakteristik Siswa SD ... 16
2.1.5 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ... 18
2.1.5.1 Pengertian PMRI ... 18
2.1.5.2 Karakteristik PMRI ... 18
2.1.6 Buku Ajar ... 20
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ... 21
2.3 Kerangka Berpikir ... 25
2.4 Pertanyaan Penelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN... 27
3.1 Jenis Penelitian ... 27
3.2 Seting Penelitian ... 29
3.2.1 Objek Penlelitian ... 29
xiv
3.2.3 Waktu Penelitian ... 29
3.3 Prosedur Pengembangan ... 29
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.4.1 Tes. ... 33
3.4.2 Non Tes ... 33
3.4.2.1 Kuesioner ... 33
3.4.2.2 Wawancara ... 35
3.5 Instrumen Penelitian... 36
3.5.1 Lembar Soal Tes ... 36
3.5.2 Lembar Kuesioner ... 37
3.5.3 Pedoman Wawancara ... 40
3.6 Validitas dan Reliabilitas ... 40
3.7 Teknik Analisis Data ... 42
3.7.1 Data Kualitatif ... 42
3.7.2 Data Kuantitatif ... 42
3.7.2.1 Tes Uji Coba Terbatas ... 43
3.7.2.2 Kuesioner ... 44
3.8 Jadwal Penelitian ... 47
BAB IV PEMBAHASAN ... 48
4.1 Hasil Penelitian ... 48
4.1.1 Rumusan Masalah Penelitian ... 48
4.1.1.1 Proses Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa ... 48
4.1.1.2 Kualitas Buku Guru dan Buku Siswa... 49
xv
4.1.2.1 Situasi Pembelajaran Matematika di Kelas ... 50
4.1.2.2 Prosedur Pengembangan Produk ... 52
4.1.2.3 Kualitas Produk ... 60
4.1.2.4 Dampak Produk ... 71
4.2 Pembahasan ... 74
BAB V PENUTUP ... 81
5.1 Kesimpulan ... 81
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 83
5.3 Saran ... 83
DAFTAR REFERENSI ... 84
xvi DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Acuan Skor Kuesioner Validasi Produk ... 35
Tabel 3.2 Kisi-kisi soal Pre test dan Post test ... 37
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Buku Guru... 38
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Buku Siswa ... 39
Tabel 3.5 Kisi-kisi Wawancara Guru ... 40
Tabel 3.6 Kisi-kisi Wawancara Siswa ... 40
Tabel 3.7 Konversi Skala Lima ... 44
Tabel 3.8 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif ... 46
Tabel 4.1 Hasil Wawancara Guru ... 50
Tabel 4.2 Hasil Wawancara Siswa ... 51
Tabel 4.3 Instrumen Wawancara Guru ... 52
Tabel 4.4 Instrumen Wawancara Siswa ... 52
Tabel 4.5 Hasil Validasi Ahli Buku Guru ... 61
Tabel 4.6 Hasil Validasi Ahli Buku Siswa... 61
Tabel 4.7 Komentar Ahli I dan II Buku Guru ... 62
Tabel 4.8 Komentar Ahli I dan II Buku Siswa... 63
Tabel 4.9 Hasil Validitas Soal ... 70
Tabel 4.10 Hasil Reliabilitas Soal ... 72
xvii DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Literature Map ... 24
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D ... 28
Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan yang Digunakan Peneliti ... 30
Gambar 3.3 Rumus Validitas ... 41
Gambar 3.4 Rumus Reliabilitas ... 41
Gambar 3.5 Rumus Nilai Pre test dan Post test ... 43
Gambar 3.6 Rata-rata Nilai Akhir ... 43
Gambar 3.7 Presentasi Kenaikan ... 43
Gambar 3.8 Rumus Nilai akhir ... 46
Gambar 3.9 Rumus Rerata Nilai Akhir ... 46
Gambar 4.1 Sampul Buku Guru ... 54
Gambar 4.2 Sampul Buku Siswa ... 55
Gambar 4.3 Kegiatan Belajar 1 ... 56
Gambar 4.4 Kegiatan Belajar 2 ... 57
Gambar 4.5 Kegiatan Belajar 3 ... 57
Gambar 4.6 Kegiatan Belajar 4 ... 58
Gambar 4.7 Kegiatan Belajar 5 ... 58
Gambar 4.8 Kegiatan Belajar 6 ... 59
Gambar 4.9 Kegiatan Belajar 7 ... 59
Gambar 4.10 Ukuran Huruf Sebelum Revisi ... 65
Gambar 4.11 Ukuran Huruf Sesudah Revisi ... 65
Gambar 4.12 Penulisan Kata Sebelum Revisi... 66
Gambar 4.13 Penulisan Kata Sesudah Revisi ... 66
xviii
Gambar 4.15 Cover Sesudah Revisi... 67
Gambar 4.16 Font Sebelum Revisi ... 68
Gambar 4.17 Font Sesudah Revisi ... 68
Gambar 4.18 Angka Sebelum Revisi ... 69
xix DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Validasi Pakar Ahli 1 ... 89
Lampiran 2 Kuesioner Validasi Pakar Ahli 2 ... 97
Lampiran 3 Rekapitulasi Data Validasi Buku Guru ... 105
Lampiran 4 Rekapitulasi Data Validasi Buku Siswa ... 107
Lampiran 5 Hasil Wawancara Guru ... 109
Lampiran 6 Hasil Wawancara Siswa ... 111
Lampiran 7 Hasil Wawancara Keterbacaan Buku ... 112
Lampiran 8 Data Hasil Validitas Soal ... 113
Lampiran 9 Data Hasil Reliabilitas Soal ... 117
Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 118
Lampiran 11 Dokumentasi ... 149
Lampiran 12 Surat Izin Validasi ... 150
Lampiran 13 Surat Izin Penelitian... 151
Lampiran 14 Surat Keterangan Sudah Penelitian ... 152
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab 1 membahas tentang pendahuluan yang berisi latar belakang,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang
Matematika adalah bahasa numerik yang melambangkan serangkaian
hitungan (Wahana, 2016: 115). Matematika adalah ilmu yang membahas
angka-angka dan perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik, mengenai
kuantitas dan besaran, mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur, sarana
berpikir, kumpulan sistem, struktur dan alat (Ismail dalam Hamzah &
Muhlisrarini, 2014: 48). Matematika merupakan salah satu pengetahuan manusia
yang paling bermanfaat dalam kehidupan. Matematika merupakan salah satu
cabang ilmu yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran karena Matematika
berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan
menggunakan rumus Matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
(Depdiknas, 2003: 6).
Setiap generasi manusia menyadari pentingnya mempelajari Matematika
bagi kehidupan. Matematika perlu diajarkan di semua jenjang dan jenis sekolah
(Runtukahu & Kandou, 2014: 15). Sejalan dengan hal tersebut Thomas (dalam
Runtukahu & Kandou, 2014: 15) juga mengemukakan bahwa pendidikan
2 negara-negara maju maupun negara berkembang bahwa pembelajaran Matematika
di sekolah belum melayangi peserta didik dengan sepenuhnya.
Pembelajaran Matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan
tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan seseorang
melaksanakan kegiatan belajar matematika, proses tersebut berpusat pada guru
mengajar matematika dengan melibatkan partisipasi aktif peserta didik di
dalamnya (Hamzah & Muhlisrarini, 2014: 65). Pembelajaran Matematika dapat
dilaksanakan dengan baik jika guru menguasai konsep-konsep Matematika yang
diajarkan (Runtukahu & Kandou, 2014: 27). Pembelajaran Matematika harus
memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman
tentang Matematika yang dihadapkan dengan masalah hitungan dan
masalah-masalah matematis (Hamzah & Muhlisrarini, 2014: 65). Pembelajaran
Matematika sebaiknya dilakukan dengan memberi kesempatan seluas-luasnya
kepada siswa untuk mencoba menemukan sendiri melalui bantuan tertentu dari
guru. Guru Matematika yang profesional akan memerhatikan hakikat Matematika
dan hakikat peserta didiknya yaitu: kemampuan, sikap, serta pengalaman
anak-anak (Runtukahu & Kandou, 2014: 17). Guru memberikan dorongan agar siswa
dapat menemukan prinsip, konsep atau rumus Matematika melalui kegiatan
pembelajaran yang secara spesifik dirancang guru (Wijaya, 2012: 20). Untuk
melaksanakan proses belajar mengajar secara ideal, tempat pendidikan sebaiknya
dilengkapi dengan berbagai sumber belajar (Sudono, 2000: 60). Menurut Sudjana
dan Rivai (dalam Prastowo, 2014: 123) mereka berpendapat bahwa sumber belajar
adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada
3 adalah buku pelajaran. Buku pelajaran merupakan sarana dan prasarana
pendukung dalam kegiatan belajar (Prastowo, 2014: 121). Buku teks pelajaran
adalah sumber pembelajaran utama untuk mencapai kompetensi dasar dan
kompetensi inti (Permendikbud, 2016: 8).
Buku ajar merupakan bagian penting dari kegiatan pembelajaran
(Prastowo, 2014: 244). Proses pembelajaran tidak akan pernah terlepas dari buku
ajar, begitu pula dalam pembelajaran matematika karena dengan menggunakan
buku ajar dapat membantu guru maupun peserta didik dalam melaksanakan
kurikulum yang sedang berlaku, buku ajar dapat digunakan sebagai panduan guru
dalam menggunakan metode pembelajaran, buku ajar memberikan kesempatan
bagi siswa untuk dapat belajar secara mandiri untuk mengulang pelajaran atau
memulai pelajaran yang baru, buku ajar memberikan pengetahuan bagi siswa
maupun guru (Prastowo, 2014: 245). Buku ajar sebaiknya dirancang disesuaikan
dengan karakteristik siswa agar siswa dapat dengan mudah menemukan
konsep-konsep pada materi yang diajarkan karena proses belajar terjadi dalam diri siswa
sesuai dengan perkembangan dan lingkungannya (Prastowo, 2014: 123). Buku
dapat mengarahkan siswa berkaitan dengan pengalaman hidup sehari-hari dan
memuat masalah pengukuran dan perhitungan. Sebagai contoh misalnya siswa
menemukan permasalahan sehari-hari yaitu ingin mengetahui keliling lapangan
yang berbentuk persegi panjang, siswa terlebih dahulu mengetahui rumus keliling
persegi panjang setelah itu baru mulai menghitung keliling menggunakan rumus.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di empat SD wilayah Sleman
Timur, menunjukkan bahwa ketersediaan buku ajar khususnya pada mata
4 ajar masih kurang mendalam, sehingga ketika guru mengajar perlu menggunakan
buku lebih dari satu untuk melengkapi materi yang masih kurang. Terbatasnya
buku ajar di sekolah juga dilihat dari tidak adanya buku pengangan khusus untuk
guru bagi sekolah yang masih menerapkan kurikulum KTSP sehingga guru tidak
memiliki panduan khusus dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Keterbatasan inilah yang membuat proses pembelajaran Matematika di kelas tidak
sesuai dengan yang diharapkan atau yang seharusnya, sehingga siswa mengalami
beberapa kesulitan ketika menerima pembelajaran Matematika, hal ini juga dapat
dibuktikan dengan melihat perolehan hasil uji empiris, nilai yang diperoleh siswa
masih banyak yang dibawah KKM. Selain itu Guru juga mengungkapkan
beberapa kesulitan dalam menyampaikan materi, guru merasa kesulitan saat
menyampaikan materi keliling dan luas bangun datar. Pada materi ini guru sulit
dalam menanamkan konsep keliling dan luas pada siswa, guru hanya memberikan
metode hafalan rumus. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas IV SD
menunjukkan bahwa ketika belajar Matematika siswa sering merasa kesulitan
ketika dihadapkan dengan rumus-rumus tertentu kuhususnya pada materi keliling
dan luas bangun datar. Siswa mengalami kesulitan dalam menghafalkan rumus
dan kesulitan dalam menyelesaikan soal dalam bentuk soal cerita.
Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti mengembangkan buku guru
ajar Matematika berupa buku guru dan buku siswa dengan menerapkan
pendekatan PMRI. Pembelajaran Matematika hendaknya menghadapkan siswa
dengan permasalahan serhari-hari yang sering dijumpai siswa dan berkaitan
dengan permasalahan matematis, oleh karena itu peneliti menerapkan pendekatan
7-5 11 tahun berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini siswa telah
mengembangkan sistem pemikiran logis yang dapat diterapkan dalam
memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi (Suparno, 2001: 69).
Anak usia SD termasuk dalam tahap ini yaitu tahap operasional konkret oleh
karena itu dalam proses pembelajaran dapat diterapkan berbagai macam
pendekatan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak tersebut salah satu
pendekatan yang dapat diterapkan adalah pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI).
Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
memandang bahwa Matematika harus dihubungkan dengan realitas dan
Matematika sebagai minat manusia. Dalam pendekatan ini dijelaskan bahwa kelas
Matematika bukan tempat memindahkan Matematika dari guru kepada siswa,
melainkan tempat siswa menemukan kembali ide dan konsep Matematika melalui
eksplorasi masalah-masalah nyata (Wijaya, 2012: 20). Ada 5 karakteristik PMRI
yaitu; 1) menggunakan masalah kontekstual 2) menggunakan berbagai model 3)
kontruksi siswa 4) Interaktivitas 5) keterkaitan. Panhuizen (dalam Wijaya, 2012:
20) mengemukakan bahwa penggunaan kata realistik tidak sekedar menunjukkan
adanya suatu koneksi dengan dunia nyata tetapi lebih berfokus pendidikan
Matematika realistik dalam menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi
yang bisa dibayangkan oleh siswa.
Buku guru dan buku siswa yang dikembangkan peneliti diharapkan dapat
mengatasi segala permasalahan pembelajaran Matematika di kelas karena telah
disesuaikan dengan karakteristik dan usia siswa kelas IV SD. Selain itu, buku juga
6 pembelajaran. Buku dilengkapi dengan berbagai aktivitas pembelajaran yang
menarik. Buku yang dikembangkan oleh peneliti adalah buku guru dan buku
siswa materi keliling dan luas kelas IV SD.
1.2 Identifikasi Masalah
1.2.1 Guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi keliling dan luas. 1.2.2 Guru menerapkan pembelajaran dengan metode hafalan rumus.
1.2.3 Siswa kesulitan dalam menghafalkan rumus keliling dan luas.
1.2.4 Tidak ada buku khusus dalam menyampaikan materi keliling dan luas.
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Deresan pada kelas IV semester
gasal dengan materi keliling dan luas dengan menggunakan pendekatan PMRI.
Standar Kompetensi 4 Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar
sederhana dalam pemecahan masalah dan Kompetensi Dasar 4.2 Menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga, 4.9
Menyelesaikan masalah berkaitan dengan keliling dan luas daerah persegi dan
persegi panjang.
1.4 Rumusan Masalah
1.4.1 Bagaimana proses pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas IV SD dengan pendekatan Pendidikan
7 1.4.2 Bagaimana kualitas buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas IV SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI)?
1.5 Tujuan Penelitian
1.5.1 Untuk mendeskripsikan proses pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas IV SD dengan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI).
1.5.2 Untuk mendeskripsikan kualitas buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas IV SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI).
1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi Siswa
Siswa dapat memahami materi keliling dan luas bangun datar melalui
aktivitas pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Pendidikan
Matematka Realistik Indonesia (PMRI).
1.6.2 Bagi Guru
Dengan menggunakan buku guru, guru dapat melaksanakan pembelajaran
dengan menerapkan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI).
1.6.3 Bagi Peneliti
Menambah wawasan peneliti dalam melakukan penelitian Research and
8 siswa dengan menerapkan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI).
1.7 Definisi Operasional
1. Matematika adalah pengetahuan yang berkaitan tentang pengukuran dan
hitungan yang berfungsi untuk memecahkan masalah sehari-hari.
2. Pembelajaran Matematika adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
guru untuk membangun logika berpikir siswa melalui permasalahan
sehari-hari.
3. Keliling bangun datar adalah jumlah sisi-sisi yang membatasi bidang.
4. Luas bangun datar adalah banyaknya persegi dengan sisi 1 satuan panjang
yang menutupi seluruh bangun datar.
5. Karakteristik siswa SD berada pada rentang usia 7-11 tahun yang
merupakan tahap operasional konkret. Tahap ini adalah masa yang sangat
penting karena anak sudah mampu memahami materi secara konkret yang
ditangkap melalui pancaindera.
6. Pendekatan PMRI adalah suatu pendekatan yang menggunakan realita serta
lingkungan yang berada di sekitar siswa sehingga mudah dipahami peserta
didik (siswa) untuk memperlancar proses pembelajaran Matematika.
7. Buku ajar adalah bahan pengajaran yang disajikan dalam bentuk tertulis
9 1.8 Spesifikasi Produk
1. Produk yang dikembangkan adalah buku guru dan buku siswa.
2. Buku guru dan buku siswa menerapkan pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI). Materi dalam buku yaitu; keliling dan luas
kelas IV SD.
3. Isi di dalam buku guru dan buku siswa secara keseluruhan hampir sama,
hanya saja dalam buku guru terdapat petunjuk langkah kegiatan yang
dilakukan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran. Selain itu buku
guru dilengkapi dengan daftar alat dan bahan yang harus disiapkan oleh
guru. Alat dan bahan bersifat fleksibel, guru dapat memodifikasinya
disesuaikan dengan alat dan bahan yang terdapat pada lingkungan sekitar.
4. Buku siswa adalah buku yang digunakan siswa untuk dijadikan petunjuk
dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu buku siswa juga berisi soal-soal
latihan yang dapat langsung dikerjakan di dalam buku.
5. Ukuran buku yaitu panjang 26,8 cm, lebar19,7 cm, tebal: 3 mm.
6. Komponen dalam buku guru: cover, kata pengantar, petunjuk penggunaan
buku, daftar isi, petunjuk kegiatan bagi guru, daftar alat dan bahan,
langkah-langkah kegiatan pembelajaran, soal-soal latihan, daftar pustaka, riwayat
penulis.
7. Komponen dalam buku siswa: cover, kata pengantar, petunjuk penggunaan
buku, daftar isi, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, soal-soal latihan,
BAB 2
LANDASAN TEORI
Bab 2 membahas tentang landasan teori yang berisi kajian pustaka, hasil
penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Matematika
Kata Matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema
yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”, sedangkan dalam bahasa Belanda,
Matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang semuanya berkaitan dengan
penalaran (Depdiknas dalam Susanto: 2013: 184). Ismail dkk (dalam Hamzah &
Muhlisrarini, 2014: 48) mendefinisikan hakekat Matematika yaitu Matematika
adalah ilmu yang membahas angka-angka dan perhitungannya, membahas
masalah-masalah numerik, mengenai kuantitas dan besaran, mempelajari
hubungan pola, bentuk dan struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem, struktur
dan alat. Sejalan dengan hal tersebut, Wahana (2016: 115) mengemukakan bahwa
Matematika adalah bahasa numerik yang melambangkan serangkaian hitungan
dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam
penyelesaian masalah sehari-hari, serta memberikan dukungan dalam
11 James (dalam Suherman, 2001: 18) berpendapat bahwa Matematika adalah
ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah banyak yang terbagi dalam
tiga bidang yaitu; aljabar, analisis dan geometri. Sementara Kline (dalam
Suherman, 2001: 19) mengatakan bahwa Matematika adalah pengetahuan yang
tidak berdiri sendiri, tetapi dapat membantu manusia untuk memahami dan
memecahkan permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.
Selain itu, Johnson dan Rising (dalam Runtukahu dan Kandou, 2014: 28)
juga memaparkan tiga pengertian Matematika, yaitu: 1) Matematika adalah
pengetahuan terstruktur, dimana sifat dan teori dibuat secara deduktif berdasarkan
pada unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan dan berdasarkan
aksioma, sifat, atau teori yang telah dibuktikan kebenaranya. 2) Matematika
adalah bahasa simbol tentang berbagai gagasan dengan menggunakan
istilah-istilah yang didefinisikan secara cermat, jelas, dan akurat. 3) Matematika adalah
seni, dimana keindahannya terdapat dalam keterurutan dan keharmonisan.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
Matematika adalah pengetahuan yang terstruktur, tidak berdiri sendiri dan
merupakan ilmu yang membahas masalah-masalah numerik berupa angka dan
perhitungannya. Fungsi Matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah
membantu memecahkan persoalan sehari-hari yang berkaitan dengan pengukuran
dan perhitungan.
Skemp (dalam Runtukahu & Kandou, 2014: 32) mengungkapkan bahwa
Matematika memiliki fungsi sebagai bahasa simbol tentang berbagai gagasan.
12 pengetahuan, c) komunikasi konsep-konsep baru, d) membuat klasifikasi ganda,
e) menjelaskan, f) membuat kegiatan reflektif, g) menunjukkan struktur, h)
membuat manipulasi rutin secara sistematis, i) mengingat kembali informasi dan
pengertian, j) membuat kegiatan mental lebih aktif.
Adams dan Hamm (dalam Wijaya, 2012: 5) menyebutkan empat macam
pendangan tentang peran Matematika, yaitu:
1. Matematika sebagai suatu cara untuk berpikir
2. Pandangan ini berawal dari bagaimana karakter logis dan sistematis dari
Matematika berperan dalam proses mengorganisasi gagasan, menganalisis
informasi, dan menarik kesimpulan antar data.
3. Matematika sebagai suatu pemahaman tentang pola dan hubungan
Menghubungkan suatu konsep Matematika dengan pengetahuan yang sudah
dimiliki siswa.
4. Matematika sebagai suatu alat
Pandangan ini dipengaruhi oleh aspek aplikasi dan aspek sejarah dari konsep
Matematika. Banyak konsep Matematika yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Matematika sebagai bahasa atau alat untuk berkomunikasi
Matematika merupakan bahasa yang paling universal kerena simbol
Matematika memiliki makna yang sama untuk berbagai istilah dari bahasa
yang berbeda.
2.1.2 Pembelajaran
Pembelajaran dapat didefinisikan “as anything that is done purposely to
13 Artinya, pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dilakukan
dalam rangka memfasilitasi belajar. Menurut Driscoll (dalam Yaumi, 2013: 57)
mengungkapkan bahwa pembelajaran dipahami sebagai upaya yang disengaja
untuk mengelola kejadian atau peristiwa belajar dalam memfasilitasi peserta didik
dalam mencapai tujuan yang dipelajari. Pembelajaran merupakan usaha yang
dilakukan secara sengaja, terarah dan terencana sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebelum proses dilaksanakan, pelaksanaanya dilakukan secara
terkendali dengan maksud agar terjadi proses belajar pada diri seseorang (Siregar,
2011: 13). Sedangkan pembelajaran menurut Winkel (dalam Siregar, 2011: 12)
adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar
siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan
terhadap rangakaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan terstruktur
dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu, serta pelaksanaannya secara
terkendali guna memfasilitasi peserta didik atau siswa dalam melaksakan kegiatan
belajar.
2.1.3 Pembelajaran Matematika
2.1.3.1Pengertian Pembelajaran Matematika
Pembelajaran Matematika merupakan suatu proses belajar mengajar yang
mengandung dua jenis kegiatan yang tidak terpisahkan. Pembelajaran Matematika
merupakan komunikasi dua arah antara guru dan siswa, mengajar dilakukan oleh
14 Pembelajaran Matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun
oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan
mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasa yang
baik terhadap materi Matematika (Susanto, 2013: 186). Tujuan pembelajaran
Matematika di sekolah dasar adalah menumbuhkan dan mengembangkan
kemampuan mengukur dan berhitung dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa pembelajaran
Matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan
siswa dalam rangka mengembangkan kemampuan mengukur dan menghitung
dalam menkontruksi pengetahuan baru terhadap materi Matematika yang
berkaitan dengan permasalahan sehari-hari.
2.1.3.2 Pembelajaran Matematika di SD
Menurut Depdiknas (dalam Susanto, 2013: 189), kompetensi umum
pembelajaran Matematika di sekolah dasar adalah sebagai berikut:
1. Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian
beserta operasi campurannya, termasuk yang melibatkan pecahan.
2. Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang
sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas, dan volume.
3. Menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem koordinat.
4. Menggunakan pengukuran, satuan, kesetaraan antar satuan, dan penaksiran
15 5. Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti; ukuran tertinggi,
teredah, rata-rata, modus, mengumpulkan dan menyajikan.
6. Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan mengomunikasikan
gagasan secara Matematika.
Secara khusus, tujuan dari pembelajaran Matematika di sekolah dasar yang
disajikan oleh Depdiknas (dalam Susanto, 2013: 189) adalah sebagai berikut:
1. Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep, dan
mengaplikasikan konsep atau algoritme.
2. Menggunakan penalaran pada pola sifat, melakukan manipulasi Matematika
dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan Matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model Matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk menjelaskan suatu masalah.
5. Memiliki sikap menghargai penggunaan Matematika dalam kehidupan
sehari-hari.
2.1.3.3 Keliling Bangun Datar
Keliling bangun datar adalah jumlah dari panjang sisi-sisinya (Fajariyah
dan Defi, 2008: 175). Sedangkan menurut Mustaqin (2008: 108), keliling bangun
datar adalah ukuran panjang sisi yang mengitari bangun datar. Berdasarkan
pendapat dari kedua ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa keliling bangun
16 2.1.3.4 Luas Bangun Datar
Luas daerah bidang bangun datar adalah banyak persegi satuan yang
menutupi bidang tersebut, menghitung banyak persegi satuan sama dengan
menghitung luas bidang datar tersebut (Fajariyah dan Defi, 2008: 180).
2.1.4 Karakteristik Siswa SD
Menurut Nasution (dalam Djamarah, 2011: 123) masa usia sekolah dasar
sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia 6 tahun hingga 11
tahun. Siswa sekolah dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun sampai
12 atau 13 tahun (Heruman, 2007: 1). Piaget (dalam Suparno, 2001: 5)
menyatakan bahwa terdapat empat tahap dalam perkembangan kognitif pada
seorang anak: (1) tahap sensorimotor yang berlangsung sejak anak lahir sampai
berumur 2 tahun, (2) tahap praoperasi yang berlangsung pada anak dari umur 2
tahun samapai 7 tahun, (3) tahap operasi konkret yang berlangsung pada anak dari
umur 7 tahun sampai 11 tahun, dan (4) tahap operasi formal setelah umur 11 tahun
ke atas. Menurut Piaget (dalam (Heruman, 2007: 1) siswa sekolah dasar berada
pada tahap operasional konkret, kemampuan dalam tahap ini adalah kemampuan
dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun
masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Siswa SD masih terikat dengan
objek konkret yang dapat ditangkap melalui pancaindra.
Menurut Suryobroto (dalam Djamarah, 2011: 124) fase masa kelas di SD
dibagi menjadi dua fase, yaitu: (1) Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, sekitar
umur 6 atau 7 sampai umur 9 atau 10 tahun dan (2) Masa kelas-kelas tinggi
17 Beberapa sifat khas peserta didik pada masa kelas rendah dan masa kelas
tinggi sekolah dasar menurut Suryobroto (dalam Djamarah, 2011: 124) adalah
sebagai berikut:
1. Masa Kelas-kelas Rendah Sekolah Dasar
a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan
jasmani dengan prestasi sekolah.
b. Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan
permainan yang tradisional.
c. Ada kecenderungan memuji sendiri.
d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain kalau hal tersebut
dirasa menguntungkan untuk meremehkan peserta didik lain.
e. Jika tidak dapat menyelesaikan soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
f. Pada masa ini (terutama umur 6-8) peserta didik menghendaki nilai yang
baik, tanpa mengingat apakah prestasinya pantas dinilai baik atau tidak.
2. Masa Kelas-kelas Tinggi Sekolah Dasar
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
b. Sangat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata
pelajaran khusus.
d. Sampai kira-kira umur 11 tahun peserta didik membutuhkan guru atau
orang-orang dewasa lainnya.
e. Peserta didik pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa karakteristik siswa SD
18 tahap ini peserta didik telah mengembangkan sistem pemikiran logis yang dapat
diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi.
2.1.5 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) 2.1.5.3 Pengertian PMRI
Pendidikan Matematika Realistik (Realistic Mathematics Education)
merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran Matematika di Belanda. Kata
“realistik” sering disalah artikan sebagai “real-word”, yang berarti dunia nyata.
Penggunaan kata “realistik” sebenarnya berasal dari bahasa Belanda “zich
realiseren” yang memiliki arti “untuk dibayangkan” atau “to imagine” (Van den
Heuvel-Panhuizen dalam Wijaya, 2012: 20).Menurut Van den Heuvel-Panhuizen,
penggunaan kata “realistik” tersebut tidak hanya menunjukkan adanya koneksi
dengan dunia nyata, tetapi lebih mengacu pada fokus Pendidikan Matematika
Realistik dalam menempatkan penekanan penggunaan situasi yang dapat
dibayangkan oleh siswa.
2.1.5.4 Karakteristik PMRI
Treffers (1987) (dalam Wijaya, 2012: 21) merumuskan lima karakteristik
Pendidikan Matematika Realistik, yaitu:
1. Penggunaan konteks
Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal
pembelajaran Matematika. Konteks tidak harus berupa masalah dunia nyata,
tetapi dapat dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga, atau situasi
19 2. Penggunaan model
Penggunaan model berfungsi sebagai jembatan dari pengetahuan dan
Matematika konkret menuju pengetahuan Matematika tingkat formal. Model
merupakan suatu alat “vertikal” dalam Matematika yang tidak bisa dilepaskan
dari proses matematisasi karena model adalah tahapan proses transisi level
informal menuju level Matematika formal.
3. Kontruksi siswa
Siswa memiliki kebebasan dalam mengembangkan strategi pemecahan
masalah sehingga diharapkan akan diperoleh strategi yang bervariasi. Hasil
kerja dan konstruksi siswa selanjutnya digunakan untuk landasan
pengembangan konsep Matematika.
4. Interaktivitas
Pemanfaatan interaksi dalam pembelajaran Matematika dalam
mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif siswa secara simultan.
Proses belajar siswa akan menjadi lebih singkat dan bermakna saat siswa
saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka.
5. Keterkaitan
Pendidikan Matematika Realistik menempatkan keterkaitan antar konsep
Matematika sebagai hal yang harus dipertimbangkan dalam proses
pembelajaran. Melalui keterkaitan ini, satu pembelajaran Matematika
diharapkan dapat mengenalkan dan membangun lebih dari satu konsep
20 2.1.6 Buku Ajar
Buku ajar adalah buku teks yang digunakan sebagai rujukan standar pada
mata pelajaran tertentu (Akbar, 2013: 33). Buku ajar adalah bahan atau materi
pelajaran yang disajikan secara tertulis dalam bentuk buku, digunakan sebagai
bahan pelajaran dan menjadi sumber informasi bagi siswa (Kurniasih & Sani,
2014: 85). Menurut Nasution (dalam Prastowo, 2014: 242) buku ajar merupakan
suatu bahan pengajaran yang sering digunakan di antara bahan pengajaran lainnya
karena buku ajar merupakan bahan ajar hasil seorang pengarang atau tim
pengarang yang disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku. Sedangkan menurut
Majid (dalam Prastowo, 2014: 243) buku ajar merupakan buku yang berisi suatu
ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa buku
ajar merupakan bahan pengajaran yang disusun berdasarkan kurikulum yang
berlaku dan disajikan dalam bentuk tertulis yang digunakan dalam proses
pembelajaran.
Menurut Nasution (dalam Prastowo: 2014: 244) menjelaskan fungsi dan
tujuan buku ajar dalam konteks kegiatan pembelajaran. Buku ajar memiliki lima
fungsi, yaitu; (1) buku ajar sebagai bahan referensi atau bahan rujukan oleh siswa,
(2) buku ajar bahan evaluasi, (3) buku ajar sebagai alat bantu pendidik dalam
melaksanakan kurikulum, (4) buku ajar sebagai salah satu penentu metode atau
teknik pengajaran yang akan digunakan pendidik, (5) buku ajar sebagai sarana
untuk peningkatan karakter dan jabatan. Tujuan dari buku ajar dalam konteks
kegiatan pembelajaran, yaitu; (1) memudahkan pendidik dalam menyampaikan
21 pelajaran atau mempelajari pelajaran baru, (3) buku ajar menyediakan materi
pembelajaran yang menarik bagi siswa. Ciri-ciri buku ajar yaitu; (1) sumber
materi ajar, (2) menjadi referensi buku untuk mata pelajaran tertentu, (3) disusun
sistematis dan sederhana, (4) buku ajar disertai petunjuk pembelajaran.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian pengembangan buku dengan menerapkan pendekatan PMRI
merupakan hal yang baru, namun peneliti mencoba mencari sumber-sumber dari
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian-penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pertama, penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Materi Luas Bangun Datar yang Mencakup Konteks
dengan Menggunakan Pendekatan PMRI” yang dilakukan oleh Ardiani (2015).
Dalam penelitian ini menghasilkan perangkat pembelajaran (silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), bahan ajar dan
penilaian. Penelitian ini dilakukan karena dilatarbelakagi oleh kesulitan siswa dan
bertujuan untuk mengetahui perangkat pembelajaran serta mengetahui cara
mengembangkan perangkat pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat memberikan pemahaman
mengenai materi luas bangun datar kepada siswa.
Kedua, penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan Buku
Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas III Semester 2
SD Negeri Gelaran II” yang dilakukan oleh Wargiani (2016). Dalam penelitian
22 inovasi baru terhadap buku ajar membaca dan menulis. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa buku suplemen muatan pelajaran bahasa indonesia untuk
siswa kelas III semester 2 SD dikembangkan dengan kualitas baik dan layak
digunakan.
Ketiga, penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan Prototipe
Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun Datar Sederhana Berdasarkan
Teori Van Hiele untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar” yang dilakukan oleh Arifin
(2016). Dalam penelitian ini menghasilkan prototipe perangkat pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan karena kurangnya pemahaman siswa kelas I SD Negeri
Ambarukmo terhadap bangun datar sederhana. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan terbukti dapat membantu
pemahaman siswa tentang bagun datar sederhana.
Keempat, penelitian dengan judul “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi
Belajar Menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI) pada Mata Pelajaran Matematika untuk Siswa Kelas III SDN Plaosan”
yang dilakukan oleh Yudianto (2016). Penelitian ini dilakukan karena rendahnya
keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SDN Plaosan. Hasil penelitian ini
adalah pada siklus 1 yang lulus mencapai KKM adalah 72,72% dengan nilai
rata-rata kelas 76,54. Pada siklus 2 yang lulus mencapai KKM adalah 86,36% dengan
nilai rata-rata kelas 79. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendekatan PMRI dapat meningkatkan keaktifan siswa prestasi siswa pada materi
hitung bilangan tiga angka di kelas III SD Negeri Plaosan.
Kelima, penelitian dengan judul “Peningkatan Kreativitas dan Prestasi
23 menggunakan Pendekatan PMRI” yang dilakukan oleh Mayasari (2014).
Penelitian ini dilakukan karena dengan tujuan untuk mengetahui penerapan
pendekatan PMRI dalam pembelajaran Matematika untuk meningkatkan
kreativitas dan prestasi belajar siswa kelas III A SD Negeri 1 Kebondalem Lor.
Hasil penelitian ini bahwa penggunaan pendekatan PMRI dalam poses
pembelajaran dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi siswa
Keenam, penelitian dengan judul “Peningkatan Kerjasama dan Prestasi
Belajar Kelas V SDK Condong Catur Sleman dalam Menyelesaikan Masalah
yang Berkaitan dengan Bangun Datar dan Bangun Ruang Sederhana Melalui
Pendekatan PMRI” yang dilakukan oleh Pertiwi (2013). Penelitian ini dilakukan
bertujuan untuk mengetahui proses penggunaan pendekatan PMRI dalam
meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar peserta didik kelas V SD Kanisius
Condong Catur. Hasil dari penelitian ini adalah adanya peningkatan kerjasama
dan prestasi belajar dengan menerapkan pendekatan PMRI.
Berdasarkan keenam penelitian yang relevan tersebut peneliti melakukan
penelitian yang menggabungkan antara penelitian yang menggunakan pendekatan
PMRI dan penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan Buku Guru
dan Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelaa IV SD dengan Pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)”. Adapun kerangka penelitian
berdasarkan penelitian yang relevan dapat dilihat pada gambar Literature Map di
24 Kelas III Semester 2 SD
Negeri Gelaran II Hiele untuk Siswa Kelas I
Sekolah Dasar Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa Mata
Pelajaran Matematika Kelas IV SD dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI)
25 2.3 Kerangka Berpikir
Pembelajaran Matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru dan siswa dalam rangka mengembangkan kemampuan
mengukur dan menghitung dalam menkontruksi pengetahuan baru terhadap materi
Matematika yang berkaitan dengan permasalahan sehari-hari.
Pembelajaran Matematika di SD hendaknya dilakukan dengan berkualitas
mengingat pentingnya mata pelajaran ini dalam kehidupan nyata. Keberhasilan
suatu proses pembelajaran tidak terlepas dari sumber-sumber belajar yaitu berupa
buku ajar karena buku ajar berisi bahan pelajaran yang digunakan oleh guru dan
siswa ketika proses pembelajaran. Buku yang ada hendaknya menerapkan
prinsip-prinsip belajar yang sesuai dengan tahap perkembangan siswa agar mudah
menyerap materi yang diberikan dan menumbuhkan suatu motivasi dalam belajar
yaitu: adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, adanya dorongan dan
kebutuhan dalam belajar, dan adanya kegiatan-kegiatan yang menarik dalam
belajar (Uno, 2008: 23). Hal ini bertolak belakang dengan yang terjadi di
lapangan, proses pembelajaran Matematika di SD belum bisa dikatakan berhasil,
siswa masih mengalami kesulitan di beberapa materi di antaranya yaitu materi
keliling dan luas bangun datar. Selain itu buku ajar yang digunakan guru
materinya belum mendalam serta tidak disesuaikan dengan tahap perkembangan
siswa.
Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan buku ajar berupa buku guru
dan buku siswa yang dilengkapi dengan pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
26 menggunakan masalah-masalah yang realistik atau masalah matematis sehari-hari
yang berkaitan dengan pengukuran dan hitungan. Kebermaknaan konsep
Matematika merupakan konsep utama dari Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia. Anak usia SD termasuk dalam tahap operasional konkret oleh karena
itu dalam proses pembelajaran dapat diterapkan berbagai macam pendekatan yang
sesuai dengan tahap perkembangan anak tersebut salah satunya yaitu pendekatan
pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).
2.4 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian yaitu:
1. Terkait dengan proses pengembangan buku:
a. Bagaimana situasi di lapangan pada 4 SD di wilayah Sleman Timur
terkait pembelajaran Matematika?
b. Bagaimana mengembangkan buku guru dan buku siswa mata pelajaran
Matematika kelas IV SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI)?
2. Terkait dengan kualitas buku:
a. Bagaimana kualitas buku guru dan buku siswa mata pelajaran
Matematika kelas IV SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI)?
b. Bagaimana dampak penggunaan buku guru dan buku siswa mata
pelajaran Matematika kelas IV SD dengan pendekatan Pendidikan
BAB 3
METODE PENELITIAN
Bab 3 membahas tentang metode penelitian yang berisi jenis penelitian,
setting penelitian, prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, validitas dan reliabilitas, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan atau sering disebut dengan research and development (R & D).
Research and development adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
(Sugiyono, 2015: 407). Menurut Ali dan Asrori (2014: 103) Riset dan
Pengembangan atau Research and development (R & D) merupakan suatu bentuk
upaya dalam mengembangkan prototipe auatu alat atau perangkat berbasis riset.
Ahli lain menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan (R & D) adalah
proses pengembangan dan validasi produk (Sanjaya, 2013: 129). Menurut Borg
(dalam Sanjaya, 2013: 129) penggunaan Research and development (R & D)
merupakan model penelitian yang banyak digunakan untuk pengembangan
pendidikan. Dalam bidang pendidikan, (R & D) merupakan suatu proses
pengembangan perangkat pendidikan yang dilakukan melalui serangkaian riset
yang menggunakan berbagai metode dalam suatu siklus yang melewati berbagai
28 Terdapat sepuluh langkah penggunaan metode Research and development
(R n D) diantaranya yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3)
desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi
produk, (8) ujicoba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) produksi masal
(Sugiyono, 2015: 409).
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa penelitian dan
pengembangan (R & D) dalam penelitian ini adalah bahan ajar berupa buku guru
dan buku siswa berisi materi keliling dan luas bangun datar untuk kelas IV SD,
buku ini dikembangkan dengan menerapkan pendekatan PMRI.
Berikut ini merupakan bagan langkah-langkah penggunaan metode
Research and Development (R & D) menurut Sugiyono (2015: 409).
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and
29 3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah buku ajar berupa buku guru dan buku
siswa dengan menerapkan pendekatan PMRI.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV semester ganjil tahun ajaran
2016/2017 SD Negeri Deresan. Siswa tersebut berjumlah lima orang anak yang
terdiri dari dua siswa laki-laki dan tiga siswa perempuan. Kelima siswa tersebut
merupakan hasil pilhan dari wali kelas.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 yang
berlangsung dari bulan Juli 2016 sampai dengan November 2016. Penelitian
dilaksanakan kurang lebih 5 bulan. Kegiatan penelitian ini mencakup analisis
kebutuhan guru dan siswa, pembuatan draf produk, penyususnan produk, validasi
produk, dan uji coba lapangan.
3.3 Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan meliputi langkah-langkah penelitian yang
dilakukan. Dalam penelitian ini tidak mengambil kesepuluh langkah yang ada
tetapi hanya sampai langkah ketujuh yaitu: (1) potensi dan masalah, (2)
pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6)
30 Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan
desain produk akhir berupa buku guru dan buku siswa kelas IV SD materi keliling
dan luas bangun datar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI). Berikut ini merupakan langkah-langkah pengembangan produk
yang dikembangkan oleh peneliti.
Langkah 4
31 Berikut ini merupakan penjelasan tujuh langkah prosedur pengembangan
berdasarkan bagan di atas:
1. Potensi dan Masalah
Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai
tambah, sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan
yang terjadi. (Sugiyono, 2015: 409). Untuk mengetahui adanya potensi dan
masalah, peneliti melakukan analisis kebutuhan melalui kegiatan wawancara
bersama guru dan siswa pada 4 SD yang berada di Sleman Timur yang
dilaksanakan pada bulan juli 2016.
Dalam wawancara ini peneliti mencari informasi tentang sejauh mana
kelangsungan proses pembelajaran dengan buku-buku yang telah ada sebelumnya
serta mengkaji kendala-kendala yang dihadapi dalam penggunaan buku-buku
tersebut.
2. Mengumpulkan Informasi
Informasi-informasi diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan di 4 SD
di Sleman Timur. Pengumpulan informasi/data digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk pembuatan pengembangan buku guru dan buku siswa mata
pelajaran Matematika kelas IV SD dengan pendekatan PMRI.
3. Desain Produk
Desain produk diawali dengan perumusan indikator, setelah didapatkan
indikator-indikator dibuat kerangka buku guru dan buku siswa. Desain buku siswa
berisi sampul buku, kata pengantar, petunjuk penggunaan buku, daftar isi,
langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menerapkan 5 karakteristik PMRI
32 sama seperti buku siswa hanya saja pada buku guru dilengkapi dengan pedoman
khusus untuk guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
4. Validasi Desain
Validasi desain ini bertujuan untuk menilai kelayakan pada produk yang telah
dibuat. Produk yang dikembangkan di validasi oleh 2 validator ahli yaitu satu
dosen PGSD Sanata Dharma dan validator yang kedua adalah guru SD pakar
Matematika PMRI. Penilaian dari validator berupa kritik dan saran digunakan
untu mengetahui kekurangan dan kelebihan produk sebagai acuan perbaikan pada
produk.
5. Revisi Desain
Revisi desain dilakukan setelah produk selesai divalidasi. Revisi desain
dilakukan oleh peneliti berdasarkan penilaian yang diberikan oleh kedua validator
pakar ahli dan berdasarkan pertimbangan dari dosen pembimbing. Revisi desain
ini dilakukan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada produk.
6. Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan setelah revisi desain. Uji coba dilakukan untuk
menguji keefektifan produk saat digunakan dalam proses pembelajaran. Uji coba
dilakukan pada seluruh siswa IV karena untuk uji coba produk ini mengharuskan
adanya proses pembelajaran di kelas. Seluruh siswa mengikuti proses
pembelajaran, namun di dalam penelitian ini hanya 5 siswa kelas IV SD Negeri
Deresan yang dijadikan sebagai subjek penelitian dan kemudian datanya diolah
33 7. Revisi Produk
Revisi produk ini merupakan langkah terakhir yang dilakukan oleh peneliti.
Revisi produk dilakukan untuk memperbaiki produk dengan melihat
kekurangan ketika di uji cobakan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Tes
Tes adalah cara atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran
dan penilaian di bidang pendidikan, dalam bentuk pemberian tugas atau
serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan, atau perintah-perintah yang
harus dikerjakan oleh testee, sehingga data yang diperoleh menghasilkan sebuah
nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi (Sudijono, dalam Taniredja &
Mustafidah, 2011: 49). Menurut Sudjana (Taniredja dan Mustafidah, 2011: 50) tes
pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa,
terutama hasil belajar kognitif berkaitan dengan penguasaan bahan pelajaran
sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Adapun bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif
atau pilihan ganda yang berisi soal-soal materi keliling dan luas bangun datar.
3.4.2 Non Tes 3.4.2.1 Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden
34 angket, dalam kuesioner tersebut terdapat beberapa macam pertanyaan yang
berhubungan dengan masalah penelitian yang akan dipecahkan, disusun, dan
disebarkan kepada responden untuk memperoleh informasi di lapangan (Sukardi,
2003: 76).
Angket atau questionnaire menurut Nasution (dalam Taniredja dan
Mustafidah, 2011: 44) merupakan alat penelitian yang berupa daftar pertanyaan
untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden. Keterangan yang
diinginkan terkandung di dalam pikiran, perasaan, sikap atau kelakuan manusia
yang dapat dipancing melalui angket. Sedangkan angket menurut Hadjar
(Nasution (dalam Taniredja dan Mustafidah, 2011: 44) merupakan suatu daftar
pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subjek,
baik secara individual maupun kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu.
Menurut Darmadi (2014: 78-79) jenis angket dibedakan menjadi dua yaitu
angket terbuka dan tertutup. Angket terbuka adalah angket yang disajikan dalam
bentuk sedemikian rupa dan memberikan kesempatan kepada responden untuk
menuliskan sesuai dengan yang diketahuinya sehingga responden dapat
memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaan yang sebenarnya. Angket
ini digunakan apabila peneliti belum dapat memikirkan atau menduga
kemungkinan alternatif jawaban pada responden. Sedangkan angket tertutup
disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan
tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan. Berdasarkan bentuknya
angket tertutup merupakan rating-scale (skala bertingkat), yaitu sebuah
pertanyaan yang telah disediakan kolom-kolom yang menunjukkan
35 Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner tertutup
dalam bentuk skala. Jenis skala yang digunakan adalah skala likert. Sugiyono
(2014: 168) mengemukakan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan presepsi seseorang tentang fenomena sosial, di dalam penelitan
fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, dan selanjutnya
disebut sebagai variabel penelitian. Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif hingga sangat
negatif. Skala disusun dalam bentuk suatu pernyataan yang diikuti dengan pilihan
respon yang menunjukkan tingkatan. Kuesioner ini menggunakan skala likert
pilihan respon skala lima (Widoyoko, 2012: 106), acuan skor yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Tebel 3.1 Acuan Skor Kuesioner Validasi Produk untuk Pakar Ahli
Skor Deskripsi
Kuesioner digunakan untuk mengetahui kelayakan produk melalui uji
validasi produk oleh dua validator ahli yaitu dosen pakar Matematika dan guru
SD.
3.4.2.2 Wawancara
Teknik pengumpulan data non tes kedua yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah wawancara. Wawancara adalah kegiatan yang menuntut peneliti
36 dengan pertanyaan lisan yang telah disiapkan untuk mendapatkan data yang
diinginkan (Suparno, 2007: 50). Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang akan diteliti (Sugiyono, 2011: 188)
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV, dan siswa kelas IV
untuk menganalisis kebutuhan penelitian yaitu buku guru dan buku siswa kelas IV
SD materi keliling dan luas dengan pendekatan PMRI. Teknik wawancara yang
digunakan adalah wawancara semi terstruktur, peneliti sudah menyiapkan bahan
wawancara terlebih dahulu, tetapi peneliti memberikan keleluasaan untuk
menerangkan agak panjang mungkin tidak langsung ke fokus pertanyaan atau
bahasan atau mungkin mengajukan topik bahasan sendiri selama wawancara
berlangsung dalam rangka melengkapi data-data yang diperlukan.
3.5Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes,
lembar kuesioner, lembar daftar pertanyaan wawancara.
3.5.1 Lembar Soal Tes
Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif yaitu
pilihan ganda. Soal tes yang diberikan berisi materi keliling dan luas bangun datar
kelas IV SD sesuai dengan SK dan KD pada kurikulum 2013. Tes diberikan
kepada lima siswa sebelum (pre test) dan setelah (post test) uji coba produk. Tes
ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan penggunaan produk pada tingkat