• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas I Sekolah Dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas I Sekolah Dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA

PELAJARAN MATEMATIKA KELAS 1 SEKOLAH DASAR

DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

REALISTIK INDONESIA (PMRI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Desti Listyaningsih

NIM: 131134186

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA

PELAJARAN MATEMATIKA KELAS 1 SEKOLAH DASAR

DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

REALISTIK INDONESIA (PMRI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Desti Listyaningsih

NIM: 131134186

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Allah Bapa, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati dan

mencurahkan segala rahmatnya selama menyusun skripsi.

2. Kepada kedua orangtua saya Bapak Mujiono dan Ibu Dwi Hartati Puji

Lestari yang selalu menyayangi, mengasihi dan menasehati ketika saya

merasa lelah dan putus asa

3. Kedua kakak saya Luis Cahyaningsih dan Dwi Handoko yang sangat besar

bantuannya khususnya penyediaan materi yang lancar sampai saya lulus

dan si kecil Tisha dengan keceriaannya.

4. Keluarga besar, om, tante, pakdhe, budhe, (Alm.) simbah,yang sudah

memotivasi agar selalu bersemangat dan segera lulus, serta kakak-kakak

dan adik-adik yang selalu menganggu ketika menyusun skripsi.

5. Sahabat termanis Angel, Nur, Atikah, yang selalu ada untuk sayadan

memberi motivasi ketika saya malas, mas Arifin yang selalu membantu

saya sewaktu masih kuliah, dan tak lupa sahabat terkasih Eko Rudianto

yang selalu memberi dukungan, membantu dalam menyusun produk dan

menjadi penyemangat menyusun skripsi.

6. Teman-teman terdekat yang selalu berbagi kegembiraan suka dan duka

selama kuliah, dan anak-anak peleton inti Kusumajaya yang selalu

menghiburku dengan tawa dan canda.

7. Teman sepayung PMRI yang selalu memberi arahan dan masukan dalam

penyusunan skripsi

8. SD N Plaosan 1 yang memberi ruang dan waktu, terlebih untuk izin, serta

bimbingan baik dari kepala sekolah maupun para guru yang telah

memberikan segala kebutuhan selama penyusunan skripsi.

9. Almamater, para dosen dan karyawan PGSD USD yang banyak memberi

pembelajaran berharga serta pengalaman yang luar biasa.

(6)

v

MOTTO

“Jangan pernah berhenti berusaha, sebelum waktu menghentikan usahamu”

“Jangan pernah tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tetapi tanyalah pada dirimu sendiri apa yang bisa kamu berikan untuk negaramu”

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; Carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” (Matius 7: 7)

(7)
(8)
(9)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS I SEKOLAH DASAR DENGAN

PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

Desti Listyaningsih

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017

Latar belakang masalah dari penelitian ini adalah adanya keterbatasan buku pegangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak sekolah dasar kelas I pada mata pelajaran matematika khususnya materi bangun ruang. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas I sekolah dasar serta mendeskripsikan kualitas produk buku guru dan buku siswa dengan pendekatan PMRI.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan ini dimodifikasi dari tahap-tahap model Sugiyono dan Borg dan Gall menjadi lima tahap yaitu: 1) Potensi Masalah 2) Desain Produk buku guru dan buku siswa 3) Validasi Produk oleh ahli, 4) Instrumen Uji coba dan 5) Uji coba terbatas. Pengembangan buku guru dan buku siswa menggunakan pendekatan PMRI yang memuat lima karakterisik PMRI yaitu penggunaan konteks, penggunaan model konkrit, konstruksi siswa, interaktivitas, dan keterkaitan.

Hasil validasi terhadap buku guru hasilnya “baik” dengan rata-rata 4,08, sedangkan hasil validasi terhadap buku siswa hasilnya juga “baik” dengan rata-rata 4,13 dari rentangan 1-5; setelah direvisi selanjutnya produk diujicobakan. Hasil uji coba produk menunjukkan bahwa produk membawa dampak atau pengaruh positif bagi pembelajaran khususnya materi bangun ruang. Hal itu ditunjukkan dari hasil belajar siswa yang menunjukkan adanya peningkatan, dari hasil prestest yang awalnya rata-rata nilai lima siswa hanya 70 meningkat pada hasil posttest rata-ratanya menjadi 96. Ada peningkatan nilai rata-rata sebesar 26 (37%) dari sebelum menggunakan produk dan setelah menggunakan produk.

Kata kunci: Penelitian dan pengembangan, Pendekatan PMRI, Matematika,

(10)

ix

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF TEACHER’S BOOK AND STUDENT’S BOOK MATHEMATICS SUBJECT FOR FIRST GRADE ELEMENTARY

SCHOOL BASED ON PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) APPROACH

Desti Listyaningsih Sanata Dharma University

2017

The background of the research was from the limited of the teacher‟s book and student's book that suitable to the level of child development for first grade elementary school children in mathematics, especially on geometry. The aimed of this research was to describe the process of development Teacher‟s book and Student‟s Book and to describe the qualities of teacher‟s book and student‟s book based on PMRI approach.

This research used research and development method. Research and development was modified from 10 stages (by Sugiyono and Borg and Gall) into five stages: 1) the potential for problems, 2) design for product, 3) validation product by experts, 4) test instrument and 5) limited test. Development of teacher‟s book and student‟s book used PMRI approach includes five characteristics: the use of context, the use of models, construction students, interactivity and correlation.

The result of validation of the teacher‟s book was 'good' with 4.08 average score, while for student's was 'good' too with 4.13 average score with a score range 1 – 5, and then the product was to be tried out. The result of the try out pointed, that the product had possitive influence for geometry learning process especially. It was proved the student's had increased learning result from the grade of 5 student's got 70 in pretest to 96 in posttest average. It had increased 26 or 37 percent before and after to used the productions.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala curahan

rahmat, kecerdasan, ketelitian, kesabaran dan kesehatan selama penyusunan

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:

“PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS I SEKOLAH DASAR DENGAN

PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA” Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana

di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah terlibat dalam

penyusunan skripsi ini, baik melalui bantuan secara langsung, arahan, dukungan,

serta motivasi, untuk itu dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati peneliti

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Apri Damai Sagita Krissandi S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum., selaku dosen pembimbing I dan Andri

Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, dorongan dan arahan selama proses penelitian

dan penulisan skripsi.

5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan pengalaman, pelajaran dan

pendidikannya.

6. Sekertariat PGSD Sanata Dharma yang telah memberikan bantuan

(12)
(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Batasan Masalah ... 8

1.4 Rumusan Masalah ... 8

1.5 Tujuan Penelitian ... 8

1.6 Manfaat Penelitian ... 9

1.7 Definisi Operasional ... 9

(14)

xiii

BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13

2.1 Teori yang Mendukung... 13

2.1.1 Pengertian Matematika ... 13

2.1.1.1 Bangun Ruang ... 14

2.1.2 Tahap Perkembangan Anak ... 16

2.1.3 Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ... 19

2.1.3.1 Sejarah PMRI ... 20

2.1.3.2 Prinsip PMRI ... 21

2.1.3.3 Karakteristik PMRI ... 23

2.1.4 Pengertian Buku Ajar ... 25

2.2 Penelitian yang Relevan ... 26

2.3 Kerangka Berpikir ... 31

2.4 Pertanyaan Penelitian... 33

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Seting Penelitian ... 35

3.2.1 SubyekPenelitian ... 35

3.2.2 Obyek Penelitian ... 35

3.2.3 Lokasi Penelitian ... 36

3.2.4 Waktu Penelitian ... 36

3.3 Prosedur Penelitian ... 36

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.4.1 Tes ... 47

3.4.2 Non Tes ... 47

3.4.2.1 Wawancara ... 47

3.4.2.2 Kuesioner ... 48

3.5 Instrumen Penelitian ... 49

3.5.1 Soal Tes ... 49

3.5.2 Pedoman Wawancara ... 50

3.5.3 Lembar Kuesioner ... 51

(15)

xiv

3.6.1 Tes ... 53

3.6.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 53

3.6.1.2 Soal Tes ... 56

3.6.2 Non Tes ... 57

3.6.2.1 Kuesioner ... 57

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

4.1 Hasil Penelitian ... 61

4.1.1 Proses dan Kualitas Produk ... 61

4.1.1.1 Proses Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa ... 61

4.1.1.2 Kualitas Buku Guru dan Buku Siswa... 78

4.2 Pembahasan ... 91

BAB 5 PENUTUP ... 96

5.1 Kesimpulan ... 96

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 97

5.3 Saran ... 98

DAFTAR REFERENSI ... 99

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest ... 46

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru ... 46

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Siswa ... 47

Tabel 3.4 Kuesioner Validasi Buku Guru ... 47

Tabel 3.5 Kuesioner Validasi Buku Siswa ... 48

Tabel 3.6 Kualifikasi Reliabilitas ... 52

Tabel 3.7 Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif... 54

Tabel 3.8 Hasil Konversi skala lima ... 56

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Wawancara Guru ... 63

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Wawancara Siswa ... 65

Tabel 4.3 Hasil Validasi Buku Guru ... 79

Tabel 4.4 Hasil Validasi Buku Siswa ... 80

Tabel 4.5 Rekapitulasi Validitas Soal ... 88

Tabel 4.6 Rekapitulasi Reliabilitas Soal ... 89

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Cover Buku Guru Tampak Depan ... 12

Gambar 1.2 Cover Buku Siswa Tampak Depan ... 12

Gambar 2.1 Macam-macam Bangun Ruang ... 14

Gambar 2.2 Literature map ... 27

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development ... 33

Gambar 3.2 Langkah-langkah Pengembangan Menurut Bord and Gall... 35

Gambar 3.3 Tahap Penelitian dan Pengembangan Produk ... 39

Gambar 4.1 Sampul Buku Guru ... 69

Gambar 4.2 Sampul Buku Siswa ... 69

Gambar 4.3 Petunjuk Buku Guru ... 70

Gambar 4.4 Petunjuk Buku Siswa ... 71

Gambar 4.5 Daftar Isi ... 72

Gambar 4.6 Karakteristik PMRI: Penggunaan Konteks ... 73

Gambar 4.7 Karakteristik PMRI: Penggunaan Model Konkrit ... 74

Gambar 4.8 Karakteristik Pmri: Penggunaan Model Konkrit (semi konkrit) ... 75

Gambar 4.9 Karakteristik PMRI: Interaktivitas Siswa ... 76

Gambar 4.10 Karakteristik PMRI: Konstruksi Siswa ... 77

Gambar 4.10 Saran Ahli untuk Penggunaan Kalimat ... 84

Gambar 4.11 Revisi Penggunaan Kalimat ... 85

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. ADMINISTRASI PENELITIAN

1.1 Surat Ijin Penelitian ... 102

1.2 Surat Untuk Validator ... 103

2. INTRUMEN VALIDASI 2.1 Validasi Buku Guru Ahli 1 ... 104

2.2 Validasi Buku Guru Ahli2 ... 108

2.3 Validasi BukuSiswaAhli 1 ... 112

2.4 Validasi BukuSiswaAhli2 ... 116

3. UJICOBA LAPANGAN TERBATAS 3.1 Soal dan Kunci Jawaban ... 120

3.2 Hasil Validasi Soal ... 125

3.3 Hasil Reliabilitas Soal ... 128

3.4 Rencana Program Pembelajaran ... 129

4. DOKUMENTASI 4.1 Foto Kegiatan Ujicoba ... 133

5. ANALISIS KEBUTUHAN 5.1 Pertanyaan Pengalaman Mengajar ... 135

(19)
(20)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai (1) latar belakang, (2) identifikasi

masalah, (3) batasan masalah (4), rumusan masalah, (5) tujuan penelitian, (6)

manfaat penelitian, (7) spesifikasi produk yang dikembangkan dan (8) definisi

operasional.

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik (Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2002: 263). Pendidikan sebenarnya merupakan suatu

rangkaian peristiwa yang kompleks. Peristiwa tersebut merupakan rangkaian

kegiatan komunikasi antar manusia sehingga manusia itu bertumbuh sebagai

pribadi yang utuh (Hudojo, 1988: 1). Kebutuhan siswa antara lain adalah

memperoleh pendidikan untuk mencapai prestasi tertentu demi mempersiapkan

diri mereka kelak hidup bermasyarakat. Salah satu upaya untuk memberikan

pendidikan adalah melalui sekolah. Sekolah memberikan pendidikan untuk

membantu siswa dalam memperoleh prestasi belajar dan pengalaman berharga

sebagai bekal hidup bermasyarakat melalui kegiatan belajar (Ahmadi, 2014: 82).

Salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di SD adalah pelajaran

(21)

2 hitungan dari pertanyaan yang ingin disampaikan (Wahana, 2010: 115). Fungsi

dari mata pelajaran matematika adalah sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau

pengetahuan. Tujuan diberikannya matematika di jenjang sekolah dasar adalah 1)

menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan

bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, 2) menumbuhkan kemampuan

siswa yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika, 3) membentuk

sikapp logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin. Kemampuan yang dapat

dialihgunakan tidak hanya kemampuan praktis atau kemampuan menerapkan

matematika tetapi juga kemampuan berpikir secara matematik dalam menghadapi

masalah (Soedjadi, 2000: 43-44). Matematika diajarkan di sekolah karena

memang berguna, berguna untuk kepentingan matematika itu sendiri dan

memecahkan persoalan dalam masyarakat. Kegunaan matematika dalam

memecahkan persoalan yang ada di dalam masyarakat itu banyak, dengan belajar

matematika siswa dapat berhitung; siswa dapat melakukan pengukuran; siswa

dapat mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data;dapat menggunakan

kalkulator dan komputer sehingga perhitungannya lebih cepat dan praktis.

Pembelajaran seharusnya tentang matematika yaitu anak dihadapkan pada

kenyataan sehari-hari yang memuat masalah-masalah matematis yang

berhubungan dengan hitungan sehingga anak dapat memecahkannya.

Tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget, anak usia sekolah dasar

(SD) kelas I berada pada tahap operasional konkret yaitu usia 7 sampai 11 tahun.

Tahapan operasional konkret ditandai dengan pertumbuhan kognitif yang luar

(22)

3 dasar anak-anak bertambah cepat. Cara berpikir anak-anak dalam tahapan ini tidak

lagi didominasi oleh persepsi, tetapi anak-anak dapat menggunakan pengalaman

mereka sebagai acuan dan tidak selalu bingung dengan apa yang mereka temui

dan segala hal baru yang mereka pahami. Keabstrakan objek-objek matematika

perlu diupayakan agar dapat diwujudkan secara lebih konkret, sehingga akan

mempermudah siswa memahaminya. Oleh sebab itu pendidik harus dapat memilih

atau menggunakan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan tahap

perkembangan anak yaitu konkret. Dengan demikian pembelajaran matematika

yang seharusnya dapat sesuai dengan tujuan dari pembelajaran matematika, dan

sesuai dengan tahap perkembangan anak SD yaitu operasional konkret sehingga

siswa merasa tertarik dan mampu mengikuti proses kegiatan pembelajaran dengan

aktif. Di samping itu pembelajaran matematika yang konkret juga akan terasa

lebih nyata bagi siswa.

Masalah utama dalam pendidikan Matematika adalah “Mengapa murid yang

tidak dapat atau tidak mau belajar matematika meskipun kurikulum yang mereka

tempuh menuntut mereka belajar matematika”. Menurut pengalaman mengajar 3

bulan di SDN Plaosan 1 (PPL), ketika pembelajaran matematika berlangsung

tidak jarang ada anak yang asik bermain sendiri, mengantuk bahkan ada yang

membuat keributan dengan mengganggu teman-temannya. Pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan buku dan LKS tanpa media konkret. Buku

referensi yang digunakan guru selama proses belajar mengajar matematika di

kelas menggunakan buku BSE dan tambahan materi dari sumber lain misalkan

(23)

4 yang terjadi selama di kelas anak-anak masih kurang berminat dalam membaca

buku maupun LKS yang dibagikan oleh guru. Buku pegangan menjadi salah satu

daya tarik belajar bagi siswa. Salah satu siswa kelas I SDN Plaosan 1 mengatakan

bahwa,

“Buku yang aku miliki hanya LKS sedangkan buku paket hanya ada di sekolah tidak boleh dibawa pulang, bukunya juga tidak menarik banyak tulisannya, malas jadinya buat baca buku” (Komunikasi pribadi, 5 November 2016).

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan peneliti kepada

empat guru kelas I SD di empat sekolah dasar daerah Sleman Barat yang meliputi

SDN Plaosan 1, SDN Plaosan 2, SDN Susukan, dan SDK Jetis Depok, ada

permasalahan mengenai pembelajaran matematika di sekolah dasar. Menurut hasil

wawancara analisis kebutuhun di sekolah dasar, salah satu guru mengatakan:

“Matematika untuk kelas I itu tidak terlalu sulit, kesulitan secara umum sering terjadi jika anak melakukan kegiatan diskusi kelompok, anak cenderung berbicara di luar konteks diskusi, namun ada hal yang lebih menyenangkan bagi anak ketika belajar matematika yaitu ketika mereka belajar menggunakan benda -benda konkrit yang membuat anak melakukan banyak aktivitas gerak.” (Komunikasi Pribadi, 5 November 2016).

Peneliti juga menanyakan materi yang dianggap sulit bagi siswa terkait

penggunaan barang-barang nyata selama pembelajaran berlangsung. Siswa

mengatakan bahwa,

“Matematika itu yang sulit adalah pengurangan, kalau yang membingungkan itu adalah bangun ruang, bedanya balok sama kubus aku bingung kalau tidak menggunakan barang soalnya bentuknya sama di gambar”.

Selain itu menurut pendapat para guru, tidak semua materi dapat dipelajari

dengan menggunakan benda konkrit. Selain karena keterbatasan alat peraga, para

guru harus pandai-pandai memilih benda-benda sekitar untuk dapat digunakan

(24)

5 “Alat peraga hanya digunakan beberapa materi saja mbak, tidak semua materi karena keterbatasan waktu di samping itu juga saya kerepotan kalau harus setiap saat menggunakan benda-benda konkrit, selain itu buku-buku pegangan kami juga belum sepenuhya bersifat kontekstual jadi saya kerepotan untuk memilih dan menemukan benda-benda secara nyata yang sesuai dengan materi”.

Salah satu cara yang menjanjikan keberhasilan untuk memecahkan masalah

utama yaitu mengubah citra matematika sebagai sekumpulan konsep menjadi

matematika sebagai kegiatan murid untuk memecahkan masalah-masalah dari

dunia kehidupan atau alam pikiran murid-murid sendiri (Suryanto, 2010: 6).

Pendidikan matematika yang berdasarkan paham matematika sebagai

kegiatan manusia adalah Realistic Mathematics Education (Suryanto, 2010: 6).

Realistic Mathematic Education (RME) telah lama dikembangkan di Belanda

sejak tahun 1970-an dengan berlandaskan pada filosofi matematika sebagai

aktivitas manusia (mathematics as human activity) yang dicetuskan Hans

Freudenthal (Wijaya, 2012: 3). Realistic Mathematic Education (RME) mengacu

pada pendapat Freudenthal yang mengatakan bahwa matematika harus dikaitkan

dengan realitas dan matematika merupakan aktivitas manusia, berarti harus dekat

dengan anak dan relevan dengan situasi sehari-hari (Shoimin, 2014: 147). Bahan

pelajaran hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga para siswa berpeluang

menemukan kembali matematika atau rumus-rumus matematika. Ini menuntut

inisiatif dan kreativitas dari siswa, membuat siswa menjadi pembelajar yang aktif

(Suryanto, 2010: 14). Suatu ilmu pengetahuan akan bermakna bagi pembelajar

jika proses belajar melibatkan masalah realistik (Freudenthal dalam Wijaya, 2012:

3). Prinsip utama dalam belajar mengajar yang berdasarkan pada pengajaran

(25)

6 Reflection and Special Assignment, 4) Social Context and Interaction, 5)

Structuring and intertwining. Berdasarkan situasi realistik siswa didorong untuk

mengonstruksi sendiri masalah realistik karena masalah yang dikonstruksi oleh

siswa akan menarik siswa lain untuk memecahkannya (Shoimin, 2014: 149).

Di Indonesia, Realistic Mathematic Education (RME) sudah mulai

diterapkan dengan nama Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

sejak tahun 2001. PMRI dikembangkan oleh Institut Pengembang PMRI yang

diketuai oleh Prof. Dr. R. K Sembiring dengan melibatkan empat universitas di

Indonesia yaitu, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Surabaya,

Universitas Pendidikan Indonesia dan Universitas Sanata Dharma (Wijaya, 2012:

3). Gerakan PMRI adalah suatu upaya meningkatkan mutu pembelajaran

matematika di sekolah. Gerakan ini mengadaptasi Realistic Mathematic

Education (RME) berdasarkan paham bahwa matematika di sekolah harus

diajarkan sebagai kegiatan manusia bukan sebagai produk jadi yang siap pakai.

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia merupakan suatu inovasi dalam

pembelajaran matematika. Bagi sebagian besar guru matematika di Indonesia teori

pembelajaran yang menekankan pada penggunaan soal-soal kontekstual dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap

soal-soal tersebut untuk mengembangkan pengetahuan mereka (Suryanto, 2010: 7-10).

Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) sesuai dengan

pembelajaran matematika yang seharusnya, karena dalam pendekatan PMRI

kegiatan pembelajarannya menggunakan konteks; konteks yang dimaksud adalah

(26)

7 selain itu model yang digunakan dalam pendekatan PMRI adalah benda-benda

yang dekat dengan anak dan bersifat konkret.

Berkaitan dengan permasalahan hasil analisis kebutuhan yang telah

dipaparkan tersebut di atas, maka peneliti akan melakukan suatu penelitan terkait

pengembangan suatu media pembelajaran yang berbentuk buku ajar kontekstual;

untuk membantu siswa kelas I di sekolah dasar dalam memahami materi bangun

ruang agar siswa dapat belajar secara realistik. Penelitian ini menggunakan

metode Research and Development (R&D) dengan judul “Pengembangan Buku

Guru dan Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas I Sekolah Dasar dengan

Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia”. Pendidikan Matematika

Realistik Indonesia selanjutnya akan disingkat menjadi PMRI. Penelitian dibatasi

oleh mata pelajaran matematika materi bangun ruang SK 3. Mengelompokkan

benda benda berdasarkan bentuk bangun ruang, KD 3.1 Mengenal

bermacam-macam bangun ruang (balok, kubus, tabung, bola dan kerucut) untuk kelas I

semester 1 tahun ajaran 2016/2017 di Sekolah Dasar Negeri Plaosan I dengan

menggunakan pendekatan PMRI.

1.2. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Dilihat dari hasil analisis kebutuhan melalui wawancara kepada guru

kelas 1, ditemukan adanya keterbatasan buku pegangan yang digunakan

(27)

8 2.Pembelajaran matematika terasa membosankan, karena kegiatan atau

aktivitas pembelajaran tidak membuat siswa aktif menemukan dan

memecahkan persoalan matematika.

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi hanya pada pengembangan buku guru dan buku siswa

mata pelajaran matematika materi bangun ruang kelas I sekolah dasar dengan

menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

1.4 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pengembangan buku guru dan buku siswa mata

pelajaran matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia?

2. Bagaimana kualitas buku guru dan buku siswa mata pelajaran

matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan proses pengembangan buku guru dan buku siswa mata

pelajaran matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan

(28)

9 2. Mendeskripsikan kualitas buku guru dan buku siswa mata pelajaran

matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia menurut pakar matematika.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir dari konkret

menuju abstrak secara bertahap dalam dirinya selama proses

pembelajaran di kelas, selain itu juga siswa akan lebih mudah memahami

materi yang dipelajari.

2. Bagi Guru

Guru mempunyai tambahan referensi buku pegangan yang dapat

membantu guru agar lebih mudah dalam menyampaikan materi

pembelajaran dengan menggunakan benda-benda konkrit dan kegiatan

yang lebih mendorong keaktifan siswa.

3. Bagi Peneliti

Peneliti mendapat pengalaman berharga mengenai kebutuhan pendukung

proses pembelajaran bagi siswa dan guru di sekolah.

1.7 Definisi Operasional

1. Matematika adalah ilmu ilmu pengetahuan tentang bilangan yang

melambangkan serangkaian hitungan dengan numerik atau angka

(29)

10 pengetahuan yang dapat digunakan untuk membantu siswa

menyelesaikan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bangun Ruang adalah bangun matematika yang memiliki ruang dan

dibatasi oleh sisi dengan jumlah tertentu sehingga menghasilkan

bentuk yang bermacam-macam sesuai jumlah sisi.

3. Siswa SD adalah anak-anak sekolah dasar yang berusia sekitar 7-11

tahun yang aktif belajar pada suatu lembaga formal.

4. Pendekatan PMRI adalah pendekatan untuk pembelajaran

matematika dengan menekankan keaktifan siswa mencari,

menemukan dan memecahkan masalah dengan memberi pengalaman

langsung kepada anak serta mengkaitkan pada kehidupan anak

sehari-hari, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

5. Buku Guru adalah petunjuk penggunaan buku siswa dan sebagai

acuan pembelajaran di kelas.

6. Buku Siswa adalah buku panduan sekaligus buku aktivitas yang akan

memudahkan paa siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

1.8 Spesifikasi produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan ini

adalah buku siswa dan buku guru. Berikut spesifikasi buku guru dan buku

siswa yang meliputi:

(30)

11 Buku guru dan buku siswa didesain menggunakan pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) yang memuat lima

karakteristik PMRI yaitu penggunaan konteks, penggunaan model,

interaktivitas siswa, konstruksi siswa dan keterkaitan. Pengembangan

buku guru dan buku siswa tidak mengacu pada salah satu kurikulum

sehingga dapat digunakan untuk sekolah yang menggunakan Kurikulum

2013 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2. Cover

Cover buku guru bagian depan dan belakang berwarna hijau tosca

gradasi hijau muda, sedangkan cover buku siswa bagian depan dan

belakang berwarna biru gradasi putih gelap. Komponen dalam cover

meliputi nama penulis, sasaran buku yaitu guru dan siswa kelas 1, judul

buku, gambar bangun ruang yang merupakan gambaran materi dalam

buku, dan pendekatan yang digunakan dalam buku dituliskan di bagian

bawah yaitu PMRI.

3. Isi

Buku guru dan buku siswa disusun secara terpisah, namun edua buku

sama-sama berisi tentang materi bangun ruang untuk kelas 1 sekolah

dasar. Buku siswa berisi materi tentang bangun ruang yang dikemas dalam

kegiatan-kegiatan sederhana untuk dilakukan siswa baik secara individu

maupun kelompok. Buku guru berisi kegiatan-kegiatan yang disertai

petunjuk dan langkah-langkah kegiatan serta alat-alat maupun bahan yang

(31)

12 Kedua buku memiliki petunjuk penggunaan masing-masing buku, untuk

mempermudah penggunaan buku. Selain itu juga disertai dengan daftar isi

untuk memudahkan mencari halaman suatu materi atau kegiatan.

Gambar-gambar yang disediakan di dalam buku penuh dengan warna, dan juga

gambar benda-bendanya sangat sederhana dan sering dijumpai oleh

anak-anak di sekitar mereka.

4. Ukuran

Buku guru dan buku siswa mempunyai ukuran yang sama yaitu lebar

21 cm, panjang 29,02 cm dan memiliki ketebalan 0,3 cm. Jadi kedua buku

memiliki ukuran 21 cm x 29,02 cm x 0,3 cm.

Berikut ini adalah gambar cover buku guru dan buku siswa tampak depan.

Gambar 1.1 Buku Guru Gambar 1.2 Buku Siswa

21 cm 21 cm

(32)

13

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bagian ini akan membahas mengenai tinjauan teori, penelitian yang

relevan, kerangka berfikir, dan pertanyaan penelitian.

2.1 Teori yang Mendukung

2.1.1 Pengertian Matematika

Salah satu mata pelajaran wajib yang dipelajari oleh siswa sekolah dasar

adalah matematika. Matematika adalah bahasa numerik yang melambangkan

serangkaian hitungan dari pertanyaan yang ingin disampaikan (Wahana, 2010:

115). Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi (Soedjadi,

2000: 11). Fungsi dari mata pelajaran matematika adalah sebagai alat, pola pikir,

dan ilmu atau pengetahuan. Pertama, fungsi sebagai alat artinya matematika

sebagai penghubung suatu informasi tertentu. Informasi yang dihubungkan dalam

matematika seperti melalui tabel dalam model matematika. Kedua, fungsi sebagai

pola pikir artinya matematika dapat membentuk pola pikir dalam memahami suatu

pengertian dan penalaran tertentu. Ketiga, fungsi sebagai ilmu atau pengetahuan,

artinya matematika selalu mencari kebenaran serta meralatnya sebagai usaha

mengembangkan pengetahuan. Mempelajari matematika berarti belajar secara

terus menerus karena kebenaran atas pengetahuan matematika akan terus

berkembang (Ferryansyah, 2011: 237).

Pembelajaran matematika yang diharapkan di sekolah dasar merupakan

(33)

14 nyata, serta dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah hitungan

matematika. Objek-objek matematika perlu diwujudkan secara lebih konkret,

sehingga memudahkan siswa dalam memahaminya (Soedjadi, 2000: 7). Hal-hal

yang bersifat abstrak dan sulit dibayangkan oleh siswa dapat dibantu dengan

media pembelajaran yang ditemukan di lingkungan sekitar siswa. Pembelajaran

yang terjadi juga menciptakan suatu interaktivitas, sehingga setiap siswa dapat

terlibat aktif di dalamnya. Tujuan dari pembelajaran matematika di sekolah dasar

adalah 1)menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung

(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari,

2)menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan

matematika, 3)membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin

(Soedjadi, 2000: 44).

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu

pengetahuan tentang bilangan yang melambangkan serangkaian hitungan dengan

numerik atau angka yang berfungsi sebagai sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau

pengetahuan yang dapat digunakan untuk membantu siswa menyelesaikan

masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.4.1 Bangun Ruang

Bangun ruang disebut juga bangun tiga dimensi. Bangun ruang adalah

bangun matematika yang mempunyai isi atau volume. Bangun ruang merupakan

sebuah bangun yang memiliki ruang yang dibatasi oleh beberapa sisi. Jumlah dan

model sisi yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bentuk bangun

(34)

15 Tabung, 4)Bola dan 5)Kerucut. Berikut ini pengelompokkan bangun ruang

sederhana.

1. Bangun Ruang Balok

Ana sedang melipat baju, baju yang ia lipat dimasukkan ke dalam almari.

Almari merupakan contoh bangun ruang balok. Benda lain yang berbentuk

balok adalah penghapus, buku, kulkas.

2. Bangun Ruang Kubus

Adik setiap pagi minum susu. Susu yang ia minum adalah susu kaleng.

Kaleng bekas susu merupakan contoh bangun ruang tabung. Benda lain

yang berbentuk tabung adalah celengan, kaleng roti, kaleng minuman.

3. Bangun Ruang Bola 2

Olahraga baik untuk kesehatan. Ada berbagai permainan dalam olahraga,

misalnya kasti. Bola kasti merupaka contoh bangun ruang bola. Benda lain

yang berbentuk bola adalah bola basket, bola voli, kelereng, globe.

4. Bangun Ruang Kubus

Bermain ular tangga menggunakan dadu. Cara bermainnya dengan

mengocok dadu. Dadu merupakan contoh bangu ruang kubus. Benda lain

yang berbentuk kubus adalah rubik, kotak tisu.

5. Bangun Ruang Kerucut

Es krim ada berbagai macam bentuknya. Waffle es krim yang berbentuk

lancip merupakan contoh bangun ruang kerucut. Benda lain yang

(35)

16 Gambar 2.1 Macam-macam Bangun Ruang

Dilihat dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bangun ruang

adalah bangun matematika yang memiliki ruang dan dibatasi oleh sisi dengna

jumlah tertentu sehingga menghasilkan bentuk yang bermacam-macam sesuai

jumlah sisi.

2.1.2 Tahap Perkembangan Anak

Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan

kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa

bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa (Yusuf &

Sugandhi, 2011: 1). Perkembangan dapat diartikan sebagai suatu proses

perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun

psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung

secara sistematis, progresif dan berkesinambungan (Yusuf & Sugandhi, 2011: 1).

. Piaget menyebutkan bahwa perkembangan kognitif anak-anak berjalan

melalui sebuah rangkaian tetap (Schunk, 2012: 332). Pola operasi yang dapat

dilakukan anak-anak dapat dikatakan sebagai sebuah level atau tahapan. Beberapa

(36)

17 1. Tahap Sensorimotor

Pada tahapan ini anak berusia dari lahir sampai 2 tahun, dalam tahapan ini

tindakan-tindakan anak secara spontan dan menunjukkan usaha untuk memahami

dunia. Pemahaman bersumber dari tindakan di saat sekarang.

2. Tahap Pra-operasional

Usia anak dalam tahapan ini adalah 2-7 tahun. Pada tahapan ini anak-anak

mampu membayangkan masa mendatang dan berpikir tentang masa yang telah

lewat, meskipun persepsi mereka masih sangat berorientasi pada masa sekarang.

Anak-anak pada tahapan pra-operasional memperlihatkan ireversibilitas, yaitu

ketika sesuatu telah dilakukan, sesuatu tersebut tidak dapat diubah. Mereka

kesulitan untuk membedakan antara fantasi dan kenyataan. Tahapan ini adalah

periode perkembangan bahasa yang pesat. Karakteristik lainnya adalah anak-anak

menyadari bahwa orang-orang lain mungkin berpikir dan merasakan hal yang

berbeda de ngan yang mereka pikirkan dan rasakan.

3. Tahap Operasional Konkret

Usia anak dalam tahapan ini adalah 7 sampai 12 tahun. Tahapan

Operasional Konkret ditandai dengan pertumbuhan kognitif yang luar biasa dan

merupakan tahapan formatif dalam pendidikan sekolah, karena ini masanya

bahasa dan penguasaan ketrampilan-ketrampilan dasar anak-anak bertambah cepat

secara dramatis. Cara berpikir anak-anak dalam tahapan ini tidak lagi didominasi

oleh persepsi, anak-anak dapat menggunakan pengalaman mereka sebagai acuan

(37)

18 4. Tahap Operasional Formal

Usia anak dalam tahapan operasional formal adalah 12 tahun sampai

dewasa. Tahapan operasional formal mengembangkan pikiran operasional

konkret. Pikiran anak-anak pada tahapan ini tidak lagi hanya terfokus pada hal-hal

yang dapat dilihat, anak-anak mampu berpikir tentang situasi-situasi hipotesis atau

pengandaian. Egosentrisme muncul pada diri remaja dimana mereka

membandingkan antara kenyataan dan kondisi ideal sehingga mereka sering

memperlihatkan cara berpikir yang idealistik.

Dalam belajar, menurut Piaget struktur kognitif yang dimiliki seseorang

terjadi karena proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses

mendapatkan informasi dan pengalaman baru yang langsung menyatu dengan

struktur mental yang sudah dimiliki seseorang. Adapun akomodasi adalah proses

menstruktur kembali mental sebagai akibat adanya informasi dan pengalaman

baru (Hudojo, 1988: 47). Jadi belajar tidak hanya menerima informasi dan

pengalaman lama yang dimiliki anak didik untuk mengakomodasikan informasi

dan pengalaman baru. Oleh sebab itu yang perlu diperhatikan pada tahap

operasional konkret adalah pembelajaran yang didasarkan pada benda-benda

konkret agar mempermudah anak didik dalam memahami konsep-konsep

matematika. Hal ini yang mendukung peneliti untuk melakukan penelitian

pembelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI.

Penelitian ini menggunakan teori perkembangan kognitif dari Piaget

sebagai dasar untuk menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan usia

(38)

19 metode pembelajaran yang menyediakan kegiatan-kegiatan nyata. Anak pada

tahap operasional konkret membutuhkan kegiatan-kegiatan yang langsung

melibatkan dirinya pada objek-objek nyata untuk memahami lingkungannya.

Berdasarkan tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget, anak usia

Sekolah Dasar (SD) kelas I berada pada tahap operasional konkret yaitu usia 7

sampai 12 tahun. Anak usia Sekolah Dasar sudah memiliki kemampuan untuk

berpikir melalui urutan sebab akibat dan mulai mengenali banyaknya cara yang

bisa ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

2.1.3 Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

Matematika selalu dihadapi secara nyata oleh setiap orang dalam

kehidupan sehari-hari. Matematika merupakan bentuk aktivitas manusia

melandasi pengembangan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Aktivitas

manusia dalam kesehariannya tidak pernah lepas dengan masalah hitungan,

sehingga hal tersebut yang melandasi adanya Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia (Freudenthal dalam Wijaya, 2012: 20). Menurut Freudenthal, aktivitas

pokok yang dilakukan dalam RME meliputi menemukan masalah dan soal

kontekstual, memecahkan masalah, menata materi dan bahan ajar.

Banyak yang mengartikan kata “realistik” sebagai “real-world” yang

berarti dunia nyata dan beranggapan bahwa PMRI merupakan pendekatan

pembelajaran matematika yang selalu menggunakan masalah sehari-hari. Van den

Heuvel-Panhuizen mengungkapkan penggunaan kata realistik tidak sekedar

menunjukkan adanya suatu koneksi dengan dunia nyata, tetapi lebih mengacu

(39)

20 penekanan suatu situasi yang bisa dibayangkan siswa (Wijaya, 2012: 20).

Permasalahan yang terdapat pada PMRI bukan hanya sekedar permasalahan yang

memang senyatanya ada dan dihadapi oleh siswa, namun permasalahan tersebut

dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat dibayangkan oleh siswa.

Jadi, pendekatan PMRI merupakan pendekatan pembelajaran pada matematika

yang menggunakan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.3.1Sejarah Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

Pada tahun 1970-an, universitas Utrecht, yang memiliki lembaga penelitian

tentang pendidikan matematika, melakukan upaya pembaharuan pendidikan

matematika yang dipelopori oleh Hans Freudental. Lembaga tersebut diberi nama

dengan Freudental Institute, dan karya pembaharuannya diberi nama dengan

Realistic Mathematics Education (RME)” yang bertumpu pada realitas dalam

kehidupan sehari-hari (Suryanto, 2010: 37). Realistic Mathematics Education

(RME) merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika di Belanda.

Indonesia adalah satu negara yang mengadaptasi Realistics Mathematics

Educations (RME) dan memberi nama Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia (PMRI). PMRI awalnya terbentuk sebagai usaha sekelompok pendidik

matematika yang peduli terhadap masalah pendidikan matematika. Kerjasama

matematika antara Belanda dengan Indonesia dimulai pada tahun 1990-an

(Suryanto, 2010: 13). PMRI mulai dikenalkan dan diuji coba pada tahun 2000.

Hasil yang diperoleh sangat mengagumkan. Ketakutan guru pada penurunan hasil

ternyata tidak terbukti. Suasana belajar yang tidak membuat tegang terlihat pada

(40)

21 kreativitas dan inisiatif mereka dalam mengajar. Rasa percaya diri dan kerjasama

antara siswa dengan guru juga membuat pembelajaran lebih bermakna. Akhirnya

pada tahun 2011, nama Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) lahir

sebagai suatu gerakan peduli matematika yang mengusahakan peningkatan

kualitas pendidikan matematika di Indonesia (Suryanto, 2010: 14). Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia (PMRI) kini mulai dikenal oleh dunia pendidikan

sebagai salah satu pendekatan belajar yang digunakan dalam mata pelajaran

matematika.

Dari penjelasan terkait dengan PMRI di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

Pendekatan PMRI adalah pendekatan untuk pembelajaran matematika dengan

menekankan keaktifan siswa mencari, menemukan dan memecahkan masalah

dengan memberi pengalaman langsung kepada anak serta mengkaitkan pada

kehidupan anak sehari-hari, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

2.1.3.2Prinsip Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

PMRI mengadaptasi tiga prinsip dari RME seperti yang diungkapkan oleh

Gravemeijer (Marpaung, 2008: 4) yaitu meliputi “Guide reinvention and

progressive mathematization, didactical phenomenology, and from informal to formal mathematics.”

Prinsip pertama yaitu guide reinvention (penemuan kembali secara

terbimbing) merupakan penekanan terhadap penemuan kembali secara terbimbing

melalui masalah-masalah kontekstual yang dapat dipahami oleh siswa (Suryanto,

(41)

22 penekanan pada pematematikaan yang dapat diartikan sebagai upaya untuk

mengarahkan ke pemikiran matematis.

Prinsip kedua yaitu didactical phenomenology (fenomenologi didaktis) yang

menekankan penekanan pada pembelajaran yang mendidik serta memberikan

pengenalan terhadap topik-topik matematika pada siswa. Hal ini selaras dengan

tujuan pembelajaran PMRI yaitu menciptakan pengalaman belajar yang bermakna

dan sikap positif terhadap matematika pada anak (Gravemeijer dalam Marpaung,

2008: 4)

Prinsip ketiga yaitu from informal to formal mathematics (dari matematika

formal ke matematika informal) yang menunjukan adanya fungsi jembatan berupa

model. PMRI berpangkal pada masalah kontekstual yang mampu membuat siswa

mengembangkan model belajarnya sendiri. Model yang masih mirip dengan

masalah kontekstual disebut dengan matematika informal. (Gravemeijer dalam

Marpaung, 2008: 4).

Dapat disimpulkan bahwa PMRI memiliki tiga prinsip, yang mengadaptasi

dari RME yaitu 1) penemuan kembali secara terbimbing; merupakan penekanan

terhadap penemuan secara terbimbing melalui masalah kontekstual yang dapat

dipahami oleh siswa, 2) fenomenologi didaktis; menekankan pada pembelajaran

yang mendidik serta memberikan pengenalan terhadap topik-topik matematika

pada siswa, 3) dari matematika formal ke informal; menunjukan adanya jembatan

(42)

23

2.1.3.3Karakteristik PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia)

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia mempunyai 5 karakteristik yang

dikemukakan oleh Treffers (1987). Lima karakteristik PMRI itu adalah

penggunaan konteks, penggunaan model, kontruksi siswa, interaktivitas dan

keterkaitan.

a. Penggunaan konteks

Karakteristik pertama PMRI yaitu penggunaan konteks. Konteks

tidak harus berupa masalah dunia nyata namun bisa dalam bentuk

permainan, penggunaan alat peraga, atau situasi lain selama hal tersebut

bermakna dan bisa dibayangkan dalam pikiran siswa. Melalui penggunaan

konteks siswa dilibatkan secara aktif untuk melakukan kegiiatan eksplorasi

permasalahan (Wijaya, 2012: 21).

b. Penggunaan Model

Karakteristik kedua yaitu penggunaan model. Model berfungsi

untuk menjembatani pengetahuan dan matematika tingkat konkret menuju

matematika tingkat formal (Wijaya, 2012: 22). Model yang dimaksud

adalah benda konkret ataupun semi konkret seperti gambar dan skema.

Penggunaan model tidak harus berupa benda yang menjadi media dengan

harga mahal, tetapi cukup menggunakan benda di sekitar yang mampu

dimanfaatkan sedemikian rupa (Siswono, 2006: 5).

c. Konstruksi atau Kontribusi Siswa

Karakteristik ketiga merupakan kontruksi siswa. Dalam

(43)

24 yang berupa ide, variasi jawab atau variasi pemecahan masalah (Suryanto,

2010: 44). Siswa memiliki kebebasan untuk mengembangkan strategi

pemecahan masalah sehingga diharapkan akan diperoleh strategi yang

bervariasi. Karakteristik ini tidak hanya bermanfaat dalam membantu

siswa memahami konsep matematika, tetapi juga sekaligus

mengembangkan aktivitas dan kreativitas (Wijaya, 2012: 22).

d. Interaktivitas

Karakteristik yang keempat adalah adanya interaktivitas yang

merupakan proses sosial dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran jelas

bahwa sangat diperlukan adanya interaksi baik antara siswa dan siswa,

siswa dan guru, Interaksi mungkin terjadi antara siswa dan sarana, antara

siswa dengan matematika atau lingkungan (Suryanto, 2010: 45).

e. Keterkaitan

Karakteristik lima adalah keterkaitan antar konsep matematika.

Keterkaitan dalam pelajaran matematika mampu mengenalkan dan

membangun lebih dari satu konsep matematika secara bersama walaupun

tetap ada konsep yang mendominasi (Wijaya, 2012: 23). Matematika

adalah suatu ilmu yang terstruktur dengan konsistensi yang ketat.

Keterkaitan antara topik dan konsepnya sangat kuat sehingga sangat

dimungkinkan adanya integrasi antara topik-topik.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat lima

karakteristik dalam PMRI yaitu 1) penggunaan konteks; konteks yang dimaksud

(44)

25 model; model yang dimaksud adalah benda konkret ataupun semi konkret,

3)konstruksi siswa; kebebasan untuk mengembangkan strategi pemecahan

masalah sehingga diharapkan akan diperoleh strategi yang bervariasi,

4)interaktivitas; interaksi mungkin terjadi antara siswa dan sarana, antara siswa

dengan matematika atau lingkungan, dan 5)keterkaitan; adanya keterkaitan antara

topik dan konsep dalam materi pembelajaran.

2.1.4 Pengertian Buku Ajar

Buku ajar adalah buku teks yang digunakan sebagai rujukan standar pada

mata pelajaran tertentu (Akbar, 2013: 33). Sedangkan menurut Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional no.2 tahun 2008 (dalam Kurniasih dan Sani, 2014: 66)

mengungkapkan bahwa buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan

dalam satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi. Menurut

Akbar (2012: 33), ciri-ciri buku ajar adalah sumber materi ajar, menjadi referensi

buku untuk mata pelajaran tertentu, disusun secara sistematis dan sederhana, dan

disertai petunjuk pembelajaran

Buku ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi dua buku

yaitu buku guru dan buku siswa. Buku Guru adalah petunjuk penggunaan buku

siswa dan sebagai acuan kegiatan pembelajaran di kelas (Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan, 2014). Buku guru merupakan buku pegangan yang digunakan

oleh guru sebagai petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas.

Buku Siswa adalah buku panduan sekaligus buku aktivitas yang akan

(45)

26 Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa buku ajar yang

terdiri dari buku guru dan buku siswa merupakan buku yang berisi sebuah

panduan pembelajaran yang digunakan oleh guru maupun siswa, yang disusun

sebagai petunjuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas.

2.2 Penelitian yang Relevan

Kusumaningtyas, dkk (2012) meneliti tentang penerapan PMRI terhadap

kemampuan pemecahan masalah matematika berbantuan alat peraga materi

pecahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil tes belajar peserta

didik aspek kemampuan pemecahan masalah dengan pembelajaran PMRI

berbantuan alat peraga pada materi pecahan mencapai KKM individu sebesar 60

dan KKM klasikal sebesar 75% serta untuk mengetahui rata-rata hasil tes belajar

peserta didik aspek kemampuan pemecahan masalah dengan pembelajaran PMRI

berbantuan alat peraga pada materi pecahan lebh tinggi daripada dengan

menggunakan pembelajaran ekspositori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

hasil tes belajar peserta didik aspek kemampuan pemecahan masalah dengan

pembelajaran PMRI berbantuan alat peraga pada materi pecahan mencapai KKM

individu sebesar 60% dan KKM klasikal sebesar 75% serta rata-rata hasil tes

belajar peserta didik aspek kemampuan pemecahan masalah dengan pembelajaran

PMRI berbantuan alat peraga pada materi pecahan lebih tinggi daripada dengan

pembelajaran ekspositoris.

Mayasari (2014) meneliti peningkatan kreativitas dan prestasi belajar

matematika siswa kelas III SD Negeri 1 Kebondalem Lor dengan menggunakan

(46)

27 pendekatan PMRI dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan

kreativitas dan prestasi belajar siswa kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 1

siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor

yang berjumlah 25 siswa. Objek penelitian adalah kreativitas dan prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran matematika. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan

bahwa penggunaan konteks, model, konstruksi siswa, interaktivitas, dan

keterkaitan pada pembelajaran dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi

belajar. Kreativitas ditunjukan oleh kemampuan mengemukakan ide, mengajukan

ide yang tidak biasa, menghasilkan ide berdasarkan pemikirannya sendiri, serta

menguraikan ide secara rinci, sedangkan prestasi belajar ditunjukan oleh rata-rata

nilai dan jumlah siswa lulus KKM. Hasil observasi menunjukan adanya

peningkatan rata-rata tiap indikator kreativitas yaitu indikator kelancaran dari 2,84

menjadi 4,64, indikator keluwesan dari 2,32 menjadi 3,67, indikator keaslian dari

1,52 menjadi 2,97, dan indikator keterperincian dari 2,08 menjadi 3,68. Rata-rata

keseluruhan skor kreativitas siswa meningkat dari 8,76 menjadi 14,96. Rata-rata

nilai siswa juga mengalami peningkatan dari 69,9 menjadi 81,36. Persentase

jumlah siswa yang lulus KKM juga meningkat dari 76,5% menjadi 92%.

Pendekatan PMRI terlihat dalam kegiatan pembelajaran yang ditunjukan ketika

melakukan tanya jawab, demonstrasi, bekerja kelompok, dan presentasi. Guru

diharapkan menggunakan pendekatan PMRI dalam pembelajaran matematika agar

(47)

28 Penelitian yang dilakukan oleh Kurbaita, dkk (2013) ini adalah penelitian

yang bertujuan untuk menghasilkan buku ajar matematika tematik integratif

dengan materi pengukuran benda. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas I SD

IT Al-Furqon yang berjumlah 27 siswa. Metode yang digunakan adalah

pengembangan atau Research and Development. Prototipe buku ajar yang

dikembangkan memiliki efek potensial untuk menggali kemampuan siswa kelas I

SD IT Al-Furqon Palembang. Dapat dilihat dari hasil uji coba, dari empat kali

pertemuan yang dilakukan peneliti rata-rata nilai tes siswa adalah 81,1 dan berada

dalam kategori baik. Ditunjukkan dari hasil tes 9 siswa yaitu (33,3%) termasuk

dalam kategori sangat baik, 11 orang siswa (40,7%) termasuk dalam kategori

baik, 4 orang siswa (14,8%) termasuk dalam kategori cukup dan 3 orang siswa

(11,1%) termasuk dalam kategori kurang.

Janitasari (2016). Pengembangan buku ajar Math-Stories merupakan salah

satu sarana guna membantu memahamkan siswa dalam pembelajaran matematika.

Buku ajar ini dikhususkan untuk siswa kelas V SD/MI, mengenai materi bangun

datar dan bangun ruang. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan dan

memvalidasi buku ajar Math-Stories materi bangun datar dan bangun ruang

dengan objek siswa kelas V SDN Windurejo II Mojokerto. Jenis penelitian ini

adalah Research and Development atau pengembangan dan penelitian yang

mengacu pada model pengembangan prosedural yang bersifat deskriptif,

dikembangkan oleh Borg and Gall. Hasil dari penelitian pengembangan buku ajar

Math-Stories dalam mata pelajaran matematika kelas V memenuhi kriteria sangat

(48)

29 desain mencapai 96%, ahli mata pelajaran mencapai 90.9% dan uji coba lapangan

mencapai 97,5%. Hasil belajar siswa sebelum menggunakan buku dan sesudah

menggunakan buku hasilnya meningkat, hal itu dapat dilihat dari hasil rata-rata

pretest yang hasilnya lebih rendah dibandingkan dengan hasil rata-rata posttest

yaitu rata-rata pretest adalah 62,39 sedangkan untuk rata-rata posttest dalah 84,78.

Dari empat penelitian relevan di atas, dua di antaranya merupakan hasil

penelitian mengenai penggunaan pendekatan PMRI yaitu penerapan pendekatan

PMRI dengan alat peraga, kemudian peningkatan kreativitas dan prestasi siswa

dengan pendekatan PMRI. Sedangkan dua penelitian lainnya merupakan hasil

penelitian mengenai pengembangan buku yaitu pengembangan buku ajar

matematika tematik integratif dan pengembangan buku ajar Math-Stories. Oleh

sebab itu maka dari hasil penelitian yang relevan tersebut, peneliti kemudian

tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggabungkan keduanya yaitu

mengenai pengembangan buku dan pendekatan PMRI dengan judul

“Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas

Satu Sekolah Dasar Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia”.

Kerangka penelitian relevan tersebut dapat dilihat secara ringkas dalam

(49)

30 bantuan alat peraga pecahan

Mayasari (2014)

Peningkatan kreativitas dan prestasi siswa-Pendekatan PMRI

Janitasari (2016)

Pengembangan buku ajar Math-Stories-pemahaman matematika bangun ruang

Kurbaita (2013)

Pengembangan buku ajar-Matematika tematik integratif materi Pengukuran berat

Yang diteliti:

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan PMRI

(50)

31

2.3 Kerangka Berpikir

Matematika adalah Matematika adalah ilmu ilmu pengetahuan tentang

bilangan yang melambangkan serangkaian hitungan dengan numerik atau angka

yang berfungsi sebagai sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan yang

dapat digunakan untuk membantu siswa menyelesaikan masalah matematika

dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika yang seharusnya dapat

sesuai dengan tujuan dari pembelajaran matematika, dan sesuai dengan tahap

perkembangan anak SD yaitu operasional konkret sehingga siswa merasa tertarik

dan mampu mengikuti proses kegiatan pembelajaran dengan aktif. Keabstrakan

objek-objek matematika perlu diupayakan agar dapat diwujudkan secara lebih

konkret, sehingga akan mempermudah siswa memahaminya. Pembelajaran

matematika lebih tepat apabila memberikan pengalaman langsung kepada siswa

sehingga siswa mampu memecahkan permasalahan dengan caranya sendiri

melalui pengalaman yang ada pada kehidupan sehari-hari, sehingga pembelajaran

menjadi menyenangkan.

Pendekatan PMRI dianggap sebagai pendekatan yang paling tepat dalam

pembelajaran matematika karena menekankan kemampuan siswa dalam

menemukan jawabannya sendiri dari suatu pertanyaan melalui serangkaian

kegiatan yang dirancang oleh guru. Terdapat lima karakteristik pada penndekatan

PMRI yang dapat membantu siswa dalam mempelajari pelajaran matematika

supaya menjadi lebih mudah dalam memahami materi. 5 (lima) karakteristik

PMRI tersebut antara lain penggunaan konteks, penggunaan model, kontruksi

(51)

32 Buku guru dan buku siswa dikembangkan menggunakan pendekatan PMRI

agar dapat menjawab kebutuhan belajar bagi siswa sesuai dengan usia dan tahap

perkembangannya. Melalui buku guru dan buku siswa yang dikembangkan

menggunakan pendekatan PMRI, guru dapat menarik perhatian siswa melalui

kegiatan-kegiatan yang membuat siswa lebih aktif, misalnya kegiatan mengamati

benda nyata atau menemukan benda-benda di sekitarnya. Selain itu, siswa

menjadi lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran matematika.

Berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh peneliti terdapat

permasalahan dalam pembelajaran matematika di SD, yaitu materi pembelajaran

matematika di sekolah dasar dianggap terlalu abstrak dan membosankan bagi

siswa. Selain itu minimnya buku pelajaran yang dapat membantu siswa dalam

memahami materi secara konkret. Salah satu materi pembelajaran matematika

yang masih membingungkan bagi siswa ketika belajar tanpa menggunakan benda

konkret adalah materi bangun ruang. Buku yang digunakan untuk kegiatan

belajar belum sepenuhnya menggunakan benda-benda konkret. Oleh karena itu,

dengan adanya pengembangan buku guru dan buku siswa dengan pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ini, dapat menjadi salah satu

solusi dari permasalahan yang ada di sekolah. Salah satunya untuk membantu

guru dalam mengajarkan materi bangun ruang secara realistik, dengan

menggunakan benda-benda yang terdapat di lingkungan sekitarnya serta untuk

meningkatkan pemahaman siswa saat belajar matematika.

(52)

33

2.4 Pertanyaan Penelitian

1. Prosedur Pengembangan Buku

a. Bagaimana situasi pembelajaran di lapangan khususnya pada sekolah

dasar di wilayah Sleman Barat berdasarkan proses pembelajaran di

kelas?

b. Bagaimana prosedur penyusunan buku guru dan buku siswa pelajaran

matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Mat

ematika Realistik Indonesia?

2. Kualitas Buku Guru dan Buku Siswa

a. Bagaimana kualitas buku guru dan buku siswa kelas I sekolah dasar

dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia?

b. Bagaimana dampak penggunaan buku guru dan buku siswa kelas I

sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

(53)

34

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bagian ini akan dibahas (1) jenis penelitian; (2) setting penelitian; (3)

prosedur pengembangan; (4) instrumen penelitian; (5) teknik pengumpulan data;

(6) teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan

(Research and Development). Metode penelitian dan pengembangan atau dalam

bahasa inggrisnya Research and Development (R&D) adalah metode penelitian

yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

produk tersebut (Sugiyono, 2010: 407). Research and Development (R&D) juga

dapat diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan

suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat

dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2011: 164). Berdasarkan dua pengertian

penelitian dan pengembangan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian dan

pengembangan merupakan metode penelitian untuk menghasilkan produk tertentu

atau menyempurnakan produk yang ada. Jenis penelitian ini merupakan jenis

penelitian yang praktis dalam mengembangkan atau menghasilkan suatu produk.

Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan buku guru dan buku siswa

pelajaran matematika kelas I sekolah dasar menggunakan pendekatan Pendidikan

(54)

35

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian R&D ini merupakan seseorang yang terlibat

dalam pengembangan objek penelitian. Subjek penelitian terdiri dari pakar

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) yaitu dosen ahli PMRI dan

guru ahli PMRI. Empat guru kelas I dari empat SD wilayah Sleman Barat,

kemudian delapan siswa kelas I yang terdiri dari dua siswa masing-masing

sekolah. Subjek untuk ujicoba terbatas adalah 5 siswa SD Negeri Plaosan 1, kelas

I semester 1 tahun ajaran 2016/2017. Sebelumnya peneliti melakukan

pembelajaran kepada seluruh siswa di kelas 1 sebanyak 30 anak, dengan membuat

kelompok sebanyak 5 kelompok. Setiap kelompok dipilih perwakilan satu siswa

yang ditunjuk oleh guru, karena dianggap nilai matematikanya di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM). 5 anak tersebut yang kemudian menjadi subyek

ujicoba penggunaan produk. Jadi subyek penelitian ikut serta dalam kegiatan

pembelajaran bersama 25 anak lainnya di dalam kelas.

3.2.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah buku pembelajaran yang terdiri dari buku guru

dan buku siswa pelajaran matematika kelas I materi bangun ruang dengan

menggunakan pendekatan PMRI. Buku guru dan buku siswa ini dirancang untuk

membantu proses kegiatan pembelajaran matematika di kelas khususnya pada

(55)

36

3.2.3 Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan wawancara untuk analisis kebutuhan di empat SD

wilayah Sleman Barat yaitu SD Negeri Plaosan 1, SD Negeri Plaosan 2, SD

Negeri Susukan dan SD Kanisius Jetis Depok, yang merupakan sekolah dasar di

daerah pedesaan. Dari empat SD tersebut ditentukan salah satu SD untuk

dijadikan tempat uji coba terbatas. Pemilihan SD tempat ujicoba disesuaikan

dengan kebutuhan yang paling mendesak, yaitu SD Negeri Plaosan 1 yang

beralamat di Plaosan, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juni hingga bulan

Desember 2016. Secara keseluruhan, penelitian pengembangan ini berlangsung

selama kurang lebih 7 bulan.

3.3 Prosedur Pengembangan

Model pengembangan buku guru dan buku siswa dalam penelitian ini

mengadopsi dari dua model yaitu menurut Sugiyono dan Borg and Gall. Model

pengembangan yang pertama yaitu menurut Sugiyono yang terdiri dari sepuluh

langkah yang harus dilakukan dalam Research and Development (R&D).

Langkah-langkah tersebut meliputi 1) Potensi Masalah, 2) Mengumpulkan

Informasi, 3) Desain Produk, 4) Validasi Desain, 5) Perbaikan Desain, 6) Uji

Coba Produk, 7) Revisi Produk, 8) Ujicoba Pemakaian, 9) Revisi Produk, 10)

Gambar

gambar benda-bendanya sangat sederhana dan sering dijumpai oleh anak-
Gambar 2.1 Macam-macam Bangun Ruang
Gambar 2.2 Literature map
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi dan struktur komunitas makrozoobentos serta kondisi faktor fisika-kimia air di Sungai Batang Hari Kabupaten Solok

[r]

Dari penelitian ini disimpulkan bahwa kondisi tenaga kerja tidak lagi sebagai pegawai negara melainkan sebagai pegawai perusahaan yang tidak bertanggung jawab

kmdki F& eF dji hhoi$dhddI.riJFsfryis

Dalam hal ini penulis mencoba mengungkap keindahan-keindahan yang terdapat dalam Syair Ikan Terubuk berdasarkan konsep keindahan dalam karya sastra Melayu Klasik seperti yang

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagiaan dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi. PADANG

[r]

[r]