• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS III SD DENGAN

PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

INDONESIA (PMRI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Danang Pinandoyo Putra Wijaya

NIM: 131134108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS III SD DENGAN

PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

INDONESIA (PMRI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Danang Pinandoyo Putra Wijaya

NIM: 131134108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

SKRIPSI

PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS III SD DENGAN

PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

INDONESIA (PMRI)

Oleh:

Danang Pinandoyo Putra Wijaya

NIM: 131134108

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I,

Drs. Paulus Wahana, M.Hum. Tanggal 16 Februari 2017

Pembimbing II,

(4)

SKRIPSI

PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS III SD DENGAN

PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Danang Pinandoyo Putra Wijaya

NIM: 131134108

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

pada tanggal 03 Maret 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(5)

PERSEMBAHAN

 Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan perlindungan setiap saat.

 Kedua orang tua saya yang selalu mendo’akan dan mendukung saya untuk

menyelesaikan skripsi.

 Adik saya Dwi Hajar Nugroho yang selalu memberikan semangat untuk

menyelesaikan skripsi.

 Sahabat-sahabat saya yang selalu memberikan semangat.

(6)

MOTTO

“Man Jadda Wajada”

“Siapa yang bersunguh-sungguh, maka dia akan berhasil” (HR. Muslim)

“Orang yang sukses merupakan orang mampu bermanfaat bagi orang lain”

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 03 Maret 2017

Penulis

(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Danang Pinandoyo Putra Wijaya

Nomor Mahasiswa : 131134108

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika

Kelas III SD dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk penggalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 03 Maret 2017

Yang menyatakan

(9)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS III SD DENGAN

PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

Danang Pinandoyo Putra Wijaya Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian ini adalah adanya keterbatasan penyediaan buku pembelajaran matematika yang sesuai dengan perkembangan siswa sekolah dasar kelas III pada materi bangun datar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dan untuk mengetahui kualitas buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian dan Pengembangan (R & D). Penelitian pengembangan ini mengambil 7 langkah dari 10 langkah penelitian pengembangan menurut Sugiyono yaitu, 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain produk, 5) revisi desain produk, 6) uji coba produk secara terbatas, 7) revisi produk. Hasil penelitian ini adalah produk buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Pengembangan buku guru dan buku siswa menggunakan pendekatan PMRI yang memuat lima karakteristik yaitu penggunaan konteks, penggunaan model, kontruksi siswa, interaktivitas dan keterkaitan.

Kualitas produk yang dikembangkan berdasarkan hasil validasi diperoleh bahwa buku guru mendapatkan nilai 4,65 dan buku siswa mendapatkan nilai 4,57. Kedua nilai termasuk ke dalam kategori sangat baik. Uji coba dilaksanakan dengan hasil rata-rata nilai pretest 71 meningkat pada hasil nilai posttest dengan rata-rata 88. Hasil yang diperoleh meningkat 17 dengan prosentase 23% dari hasil

pretest dan posttest.

(10)

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF TEACHER’S AND STUDENT’S BOOKS FOR THE THIRD GRADE ELEMENTARY SCHOOL MATH BASED ON PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA

(PMRI)

Danang Pinandoyo Putra Wijaya Sanata Dharma University

2017

The background of this research was from the limited of the math books tha suitable to the developmental level of third grade elementary school children in this research is a two-dimensional figure. This study aim to describe the process of developing teacher’s and student’s books for the third grade elementary school math based on Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) and to find out teacher’s and student’s book for the third grade elementary school math based on Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

This research used research and development method (R and D). The research of the development consisted of 7 stages from 10 stages by Sugiyono namely, 1) potential and problem, 2) data collection, 3) product design, 4) validation of product design, 5) product design revision 6) product test in limited trials, 7) revision of the product. Development teacher’s and student’s book for the third grade elementary school based on Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) approach includes five characterics namely, the use of context, the use of model, contruction students, interactivity and linkage.

The quality of products developed based on the validation results which showed that the teacher book got 4,65 and the student book got 4,57. Both can be considered as a good category. The test is carried out with average of the pretest 71 to the posttest result the average of 88. It was increased of 17 with percentage of 23% of the pretest and posttest results.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang maha Esa atas segala rahmat dan

karunia-Nya, sehingga peneliti mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika

Kelas III SD dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

(PMRI)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

dukungan dan bantuan pihak lain, maka pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, yang selalu memberikan nikmat kesehatan serta kelancaran

selama kegiatan dalam penelitian dan penyusunan skripsi.

2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.Si., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

5. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing skripsi I yang telah

memberikan saran, dorongan semangat, tenaga, dan pikiran untuk

membeimbingan dan mengarahkan penulsi dalam menyelesaikan sekripsi ini.

6. Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan saran, dukungan dan bimbingan selama penulisan skripsi ini.

7. Dosen penguji yang telah berkenan menjadi dosen penguji dan memberikan

saran untuk menyempurnakan skripsi ini.

8. Seluruh dosen dan staf karyawan PGSD Universitas Sanata Dharma yang

telah membimbing dan melayani peneliti.

9. SD Kanisius di Wilayah Sleman Timur yang telah bersedia memberikan

(12)

10.Nur Udin, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Deresan, Deresan, Catur

Tunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah

mengijinkan peneliti untuk melaksanakan penelitian di SD Negeri Deresan.

11.Wasri, S.Pd. selaku guru kelas III A SD Negeri Deresan, Deresan, Catur

Tunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah

memberikan bantuan dalam pelaksanaan uji coba produk.

12.Seluruh guru dan staf karyawan SD Negeri Deresan, Deresan, Catur Tunggal,

Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah membimbing dan

melayani peneliti.

13.Siswa-siswi kelas III SD Negeri Deresan, Deresan, Catur Tunggal, Depok,

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah bersedia menjadi subyek

dalam penelitian ini.

14.Orang tua tercinta yang selalu mendo’akan dan memberikan dukungan kepada

peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

15.Dwi Hajar Nugroho selaku adik yang selalu mendukung dan memberikan

semangat dalam kelancaran menyelesaikan skripsi.

16.Teman satu payung Veronika, Yunita, Desty, Nur, Angel, Apri, Titis, Rina,

Daviga dan Nana yang berkat kerjasamanya dalam menyelesaikan skripsi.

17.Semua pihak yang tidak mampu disebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan, dukungan, dan semangat.

Peneliti juga menyadari bahwa karya ini masih banyak kekurangan dan

jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang

mampu memberikan manfaatn bagi peneliti demi kebaikan karya ilmiah ini.

Semoga karya ilmiah ini mampu bermanfaatn untuk semua pihak.

Yogyakarta, 03 Maret 2017

Penulis

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

2.1.2.1 Pengertian Pendekatan PMRI ... 14

(14)

2.1.2.2 Sejarah Pendekatan PMRI ... 17

2.1.3 Matematika ... 18

2.1.4 Bangun Datar ... 21

2.1.4.1 Pengertian Bangun Datar ... 21

2.1.4.2 Jenis Bangun Datar ... 22

2.1.5 Karakteristik Siswa Kelas III SD ... 25

2.1 Penelitian Relevan ... 28

2.2 Kerangka Berpikir ... 31

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.6.1.1 Validitas dan Reliabilitas ... 52

3.6.1.2 Soal Tes ... 54

(15)

3.6.2.1 Kuesioner ... 55

3.7 Jadwal Penelitian ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

4.1 Hasil Penelitian ... 60

4.1.1 Proses Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas III SD dengan Pendekatan PMRI... 60

4.1.1.1 Situasi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 61

4.1.1.2 Prosedur Pengembangan Produk ... 64

4.1.2 Kualitas Buku Guru dan Buku Siswa Kelas III SD dengan Pendekatan PMRI ... 78

4.1.2.1 Validasi Produk Buku Guru dan Buku Siswa ... 78

4.1.2.2 Dampak Produk Buku Guru dan Buku terhadap Prestasi Belajar Siswa... 87

4.2 Pembahasan ... 91

BAB V PENUTUP ... 99

5.1 Kesimpulan ... 102

5.2 Keterbasan Penelitian ... 101

5.3 Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 102

(16)

DAFTAR TABEL

No. Nama Tabel Halaman

Tabel 3.1 Jadwal pengambilan data ... 36

Tabel 3.2 Kisi-kisi pretest dan posttest ... 48

Tabel 3.3 Garis besar yang ditanyakan guru ... 49

Tabel 3.4 Garis besar yang ditanyakan siswa ... 49

Tabel 3.5 Kisi-kisi lembar validasi buku guru ... 50

Tabel 3.6 Kisi-kisi lembar validasi buku siswa ... 51

Tabel 3.7 Intepretasi reliabilitan ... 53

Tabel 3.8 Konversi data kuantitatif ke data kualitatif ... 56

Tabel 3.9 Kriteria skala lima ... 58

Tabel 3.10 Jadwal penelitian ... 59

Tabel 4.1 Hasil wawancara guru ... 61

Tabel 4.2 Hasil wawancara siswa ... 62

Tabel 4.3 Hasil validasi buku guru ... 78

Tabel 4.4 Hasil validasi buku siswa ... 79

Tabel 4.5 Hasil rekapitulasi saran buku guru ... 81

Tabel 4.6 Hasil rekapitulasi saran buku siswa ... 81

Tabel 4.7 Rekapitulasi hasil validasi soal ... 88

Tabel 4.8 Reliabilitas instrumen soal ... 89

(17)

DAFTAR BAGAN

No. Nama Halaman

Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan ... 30

Bagan 3.1 Langkah-langkah penggunaan metode penelitian pengembangan

menurut Sugiyono ... 37

Bagan 3.2 Langkah-langkah penggunaan metode penelitian pengembangan

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.12 Penggunaan kontkes sebelum revisi ... 81

Gambar 4.13 Penggunaan konteks setelah revisi ... 82

Gambar 4.14 Kalimat panjang sebelum revisi ... 82

Gambar 4.15 Kalimat panjang setelah revisi ... 82

Gambar 4.16 Kalimat panjang sebelum revisi ... 83

Gambar 4.17 Kalimat panjang setelah revisi ... 83

Gambar 4.18 Proporsi ukuran gambar sebelum revisi ... 84

Gambar 4.19 Proporsi ukuran gambar setelah revisi ... 85

Gambar 4.20 Kesesuaian gambar sebelum revisi ... 85

Gambar 4.21 Kesesuaian gambar setelah revisi ... 85

Gambar 4.22 Kejelasan gambar sebelum revisi ... 86

Gambar 4.23 Kejelasan gambar setelah revisi ... 86

Gambar 4.24 Konteks ruang kelas sebelum revisi ... 87

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Nama Halaman

Lampiran 1 Surat ijin melaksanakan penelitian ... 105

Lampiran 2 Surat keterangan telah melaksanakan penelitian ... 106

Lampiran 3 Kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi, dan kunci jawaban ... 107

Lampiran 4 Validitas, reliabilitas soal pretest dan posttest ... 110

Lampiran 5 Kuesioner vaildasi buku guru ... 114

Lampiran 6 Kuesioner validasi buku siswa ... 117

Lampiran 7 Hasil validasi buku guru ahli 1 ... 119

Lampiran 8 Hasil validasi buku guru ahli 2 ... 123

Lampiran 9 Hasil validasi buku siswa ahli 1 ... 127

Lampiran 10 Hasil validasi buku guru ahli 2 ... 131

Lampiran 11 Surat permohonan validasi ahli 1 ... 135

Lampiran 12 Surat permohonan validasi ahli 2 ... 136

Lampiran 13 RPP pertemuan 1 ... 137

Lampiran 14 RPP pertemuan 2 ... 145

Lampiran 15 Hasil rekapitulasi wawancara guru ... 155

Lampiran 16 Hasil rekapitulasi wawancara siswa ... 157

(20)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab I ini, peneliti membahas mengenai latar belakang masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

spesifikasi produk penelitian, dan definisi operasional sebagai berikut.

1.1 Latar Belakang Masalah

Noor (dalam Ahmadi, 2014: 34) memaparkan bahwa pendidikan sebagai

aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadian dengan cara

membina potensi kepribadian yang berupa kepribadian jasmansi dan rohani.

Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2001 bahwa pendidikan merupakan

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

pengendalian diri, keagamaan, kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Danim (dalam

Ahmadi, 2014: 47) tujuan pendidikan untuk mengotimalkan kapasitas atau potensi

dasar manusia. Pendidikan bertujuan mengembangkan potensi dalam diri manusia

supaya manusia mampu melaksanakan tugas dan kewajiban dalam kehidupan

guna mencapai kebahagiaan di masa sekarang dan masa mendatang. Menurut

Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 bahwa pendidikan dasar merupakan

pendidikan yang berbentuk sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah dan sekolah

(21)

pendidikan wajib yang ditempuh selama selama 9 tahun. Salah satu mata

pelajaran yang diajarkan pada jejang sekolah dasar adalah matematika.

Matematika merupakan suatu ilmu yang mengajarkan siswa dalam

berhitung dan mengukur supaya mampu menyelesaikan permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari mengenai bilangan seperti menghitung dan mengukur.

Wahana (2016: 115) menuliskan bahwa matematika merupakan bahasa numerik

yang melambangkan serangkaian hitungan dari pernyataan yang ingin

disampaikan. Dikmenum (dalam Taniredja, 2010: 23) memaparkan bahwa

matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur,

menggunakan rumus matematika yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari

melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar, peluang, statistika, kalkulus dan

trigonometri. Menurut Suherman (2001: 55) matematika berfungsi sebagai alat

untuk memecahkan masalah mata pelajaran lain mengenai menghitung dalam

kehidupan kerja atau kehidupan sehari-hari, belajar matematika merupakan

bentuk pola pikir dengan membiasakan siswa memperoleh pemahaman melalui

pengalaman dan pengamatan terhadap suatu konsep berhitung. Bruner (dalam

Heruman, 2007: 4) menerangkan bahwa dalam pembelajaran matematika, guru

berperan menjadi pembimbing dibandingkan menjadi pemberi tahu karena siswa

harus menemukan sendiri berbagai pengetahuan serta pembelajaran matematika

harus termuat keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan

konsep yang akan diajarkan. Pembelajaran matematikan bertujuan

menumbuhkkan dan mengembangkan kemampuan menghitung dan mengukur

(22)

Menurut Dekdipnas (dalam Susanto, 2015: 190) memaparkan tujuan

pembelajaran matematika di SD adalah (1) Memahami konsep matematika,

menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau

algoritma, (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dan generalisasi, menyusun dan menjelaskan pernyataan matematika,

(3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi

yang diperoleh, (4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,

atau media lain untuk menjelaskan masalah, dan (5) Memiliki sikap menghargai

penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Matematika diajarkan di

sekolah dasar karena berguna dalam memecahkan persoalan yang ada di

masyarakat, dengan belajar matematika maka siswa akan mampu berhitung,

mengukur, mengolah dan menyajikan data. Dalam pembelajaran matematika

siswa dihadapkan pada kenyataan sehari-hari yang berisi masalah matematik yang

berhubungan dengan perhitungan dan pengukuran sehingga siswa akan mampu

memecahkannya.

Banyak materi pembelajaran yang dipelajari pada mata pelajaran

matematika, salah satu yang dipelajari siswa kelas III SD adalah bangun datar.

Suharyanto (2009: 119) memaparkan bahwa bangun datar merupakan sebuah

bangun dua dimensi yang dibuat pada permukaan datar. Masitoch (2009: 134)

mengungkapkan bahwa materi bangun datar kelas III SD mencakup mengenal

bentuk bangun datar, mengambar bangun datar dan mengidentifikasi sifat pada

bangun datar. Tujuan mempelajari bangun datar adalah untuk mengembangkan

(23)

dengan baik, maka siswa terbantu mengembangkan kecerdasan berpikir logis.

Materi bangun datar harus dipelajari siswa sejak awal memasuki jenjang sekolah

dasar karena siswa akan menjumpai bentuk bangun datar di kehidupan sehari-hari.

Tahap perkembangan kognitif menurut Piaget, bahwa anak usia sekolah

dasar berada pada tahap perkembangan kognitif operasional konkret yaitu pada

usia 7 sampai 11 tahun (Susanto, 2015: 184). Pada tahap operasional konkrit

siswa dalam mengembangkan pemikirannya masih menggunakan objek konkret

atau objek nyata. Penggunaan objek konkret akan membantu siswa dalam

memahami matematika. Penggunaan objek konkret dalam pembelajaran akan

menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar karena siswa mampu berinteraksi

secara langsung dengan objek konkret. Oleh karena itu, pendidik mampu memilih

media pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan siswa yaitu dengan

objek konkret. Sehingga pembelajaran akan sesuai dan tujuan pembelajaran

matematika tercapai karena pembelajaran matematika terlihat nyata bagi siswa.

Peneliti melaksanakan wawancara dengan 1 guru kelas III SD dan 2 siswa

kelas IV SD pada masing- masing sekolah di empat sekolah dasar wilayah Sleman

Timur yang dilaksanakan pada Bulan Juli 2016. Empat SD wilayah Sleman Timur

yaitu SD Kanisius Demangan Baru, SD Kanisius Sengkan, SD Kanisius

Eksperimental Mangunan dan SD Negeri Deresan. Hasil wawancara

menunjukkan bahwa guru mengajar menggunakan buku namun guru masih

terpaut dengan buku. Guru menerangkan secara lisan dan tertulis setelah itu

memberikan penugasan, dari hal tersebut maka siswa pasif di kelas dan siswa

cepat bosan mengikuti pembelajaran, dengan siswa merasa bosan dalam

(24)

yang guru gunakan kurang lengkap sehingga guru mencari dari sumber buku lain

untuk melengkapi materi. Buku yang guru gunakan dalam pembelajaran kurang

sesuai dengan kenyataan kehidupan siswa yang memuat masalah perhitungan

sehingga siswa kesusahan dalam menyelesaikan tugas karena permasalahan di

buku kurang mampu dibayangkan oleh siswa. Dengan begitu sangat minim

ketersediaan buku ajar matematika yang materi dan kegiatan pembelajaran sesuai

perkembangan siswa dan kehidupan sehari-hari siswa. Dari hasil wawancara

dengan siswa menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan dalam memahami

materi pembelajaran terutama materi bangun datar di kelas III SD. Siswa masih

kesulitan dalam menyebutkan jenis-jenis bangun datar, siswa kesulitan dalam

mengidentifikasi sifat bangun datar, siswa masih kesulitan dalam membedakan

bangun datar yang telihat sama. Siswa kurang memahami materi bangun datar, hal

tersebut manjadikan kendala dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan di

empat sekolah dasar wilayah Sleman Timur adalah pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Pendekatan PMRI merupakan

pendekatan pembelajaran yang menekankan pembelajaran matematika

menggunakan situasi pembelajaran yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Wijaya ( 2012: 20) Pendekatan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

ini menumbuhkan suatu kebermaknaan pada pembelajaran matematika melalui

pengalaman nyata yang terdapat pada kehidupan sehari-hari. Dalam belajar

matematika diharapkan siswa terlibat aktif dalam memecahkan permasalahan

(25)

kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga pembelajaran akan bermakna bagi siswa

dan memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, peneliti melihat

adanya kebutuhan guru dan siswa dalam masalah mengenai keterbatasan buku

dalam mengembangkan materi sesuai dengan perkembangan siswa SD kelas III

dan pemahaman siswa terhadap materi bangun datar. Oleh karena itu, peneliti

mengembangkan sebuah produk buku guru dan buku siswa dengan pendekatan

PMRI. Pengembangan produk ini sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi

masalah. Peneliti menggunakan pendekatan PMRI dengan alasan bahwa

pendekatan PMRI mampu digunakan dengan baik untuk mengembangkan media

pembelajaran. Hasil penelitian terdahulu yang dilaksanakan oleh Arifin tahun

2016 menunjukkan bahwa siswa mampu memahami materi bangun datar

sederhana dengan pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri

materi bangun datar sederhana berdasarkan teori Van Hiele. Anggraini tahun 2016

bahwa siswa mampu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika

pada materi pembagian menggunakan papan pembagian. Ardiani tahun 2015

bahwa siswa mampu memahami materi luas bangun datar mencakup konteks

dengan pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI.

Uraian pengembangan produk dengan pendekatan PMRI pada mata pelajaran

matematika dari peneliti terdahulu membuat peneliti yakin dalam

mengembangkan produk berupa buku guru dan buku siswa dengan pendekatan

PMRI. Peneliti memperoleh judul penelitian “Pengembangan Buku Guru dan

Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas III SD dengan Pendekatan

(26)

1.2Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah produk yang dikembangkan

adalah buku guru dan buku siswa untuk mata pelajaran matematika kelas III SD

Negeri Deresan semester I tahun ajaran 2016/2017. Peneliti melaksanakan

penelitian karena dari hasil penelitian di SD Negeri Deresan membutuhkan

penanganan dalam materi bangun datar. Materi yang dibahas pada produk buku

adalah pada standar kompetensi 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar

sederhana. Pada kompetensi dasar 4.1 Mengidentifikasi berbagai bangun datar

sederhana menurut sifat atau unsurnya.

1.3Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran

matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika

Realistik Indonesia (PMRI)?

2. Bagaimana kualitas produk buku guru dan buku siswa mata pelajaran

matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika

Realitik Indonesia (PMRI)?

1.4Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan proses pengembangan buku guru dan buku siswa mata

pelajaran matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan

(27)

2. Mengetahui kualitas produk buku guru dan buku siswa mata pelajaran

matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan matematika

Realistik Indonesia (PMRI).

1.5 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengalaman baru

kepada peneliti dalam mengembangkan sebuah produk buku pembelajaran

matematika dengan pendekatan PMRI.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini diharap siswa mendapatkan produk berupa buku

pembelajaran untuk menambah pengalaman belajar dalam

mengembangkan pemikiran untuk memecahkan permasalahan melalui

pengalaman sehari-hari sehingga akan lebih memudahkan siswa dalam

memahami materi bangun datar.

3. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan guru mampu memahami langkah-langkah

dalam pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia (PMRI). Guru memperoleh pengalaman langsung dalam

menerapkan pendekatan PMRI dalam melaksanakan pembelajaran.

4. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan mampu menambah referensi mengenai

(28)

1.6 Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Buku guru merupakan buku pegangan guru yang digunakan dalam

pembelajaran di kelas.

2. Buku siswa merupakan buku pegangan siswa yang digunakan untuk

menunjang pembelajaran di kelas.

3. Pendekatan PMRI merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang

diadaptasi dari sebuah teori yang berasal dari Belanda yaitu Realistic

Mathematics Education (RME) yang menekankan pembelajaran dengan

konteks nyata kehidupan sehari-hari.

4. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang melambangkan

serangkaian perhitungan dan pengukuran yang berpola numerik atau angka

yang digunakan dalam menyelesaikan masalah matematika dalam

kehidupan sehari-hari.

5. Bangun datar merupakan sebuah bangun dua dimensi yang permukaanya

berupa bidang datar.

6. Karakteristik siswa SD yang berusia 7-11 tahun yaitu pada tahap

operasional konkret, siswa memiliki ciri pemikiran yang logis mengenai

kejadian-kejadian dengan benda konkret.

7. Buku ajar merupakan buku yang digunakan pada proses pembelajaan

dalam satuan pendidikan yang disusun berdasarkan standar pendidikan

(29)

1.7 Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi produk antara lain.

1. Buku terdiri dari buku guru dan buku siswa. Buku ini didesain

menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

(PMRI) yang memuat 5 karakteristik PMRI yaitu penggunaan konteks,

penggunaan model, kontruksi siswa, interaktivitas, dan keterkaitan antar

topik.

2. Cover produk buku guru dan buku siswa berwarna biru, komponen pada

cover terdiri dari nama penulis, keterangan sasaran pengguna, judul buku,

gambar mengenai jenis-jenis bangun datar.

3. Isi produk buku guru dan buku siswa disusun secara terpisah, namun isi

materi pada kedua buku adalah sama. Buku guru dan buku siswa berisi

materi mengenai bangun datar. Pada buku guru dan buku siswa termuat

kegiatan pembelajaran secara kelompok dan individu serta berisi langkah

kegiaatan dan alat bahan yang digunakan dalam kegiatan.

4. Produk buku guru dan buku siswa disusun dengan jenis huruf Comic Sans

dengan ukuran huruf 14 pt. Produk buku disusun dengan sepasi 1,15. Jenis

kertas yang digunakan adalah jenis kertas dengan tebal 80 gram. Produk

buku ini menggunakan kurikulum 2013.

5. Produk buku disusun dengan ukuran yang sama. Buku disusun dengan

panjang buku 28 cm dan lebar buku 20 cm. Buku disusun dengan tebal

0,4 cm yang terdiri dari 31 lembar. Cover buku guru disajikan dalam

(30)

Gambar 1.1 Buku guru

Cover buku siswa mampu dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 1.2 Buku Siswa 21 cm

28 cm

20 cm

(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II, peneliti membahas mengenai kajian pustaka yang berisi teori

yang mendukung, hasil penelitian relevan, kerangka berpikir, hipotesis penelitian.

Uraian dari landasan teori sebagai berikut.

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka pada penelitian ini memuat teori mengenai buku ajar,

pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI), matematika dan

karakteristik siswa kelas III SD. Uraian dari kajian teori sebagai berikut.

2.1.1Buku Ajar

Akbar (2013: 33) menuliskan bahwa buku ajar merupakan buku teks yang

digunakan sebagai rujukan standar dalam mata pelajaran tertentu. Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional No. 2008 (dalam Kurniasih, 2014: 66)

mengemukakan bahwa buku teks merupakan buku acuan wajib untuk digunakan

dalam satuan pendidikan dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat

ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan

kemampuan kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar

pendidikan nasional. Buku ajar berupa buku yang wajib digunakan dalam proses

belajar pada setiap jenjang pendidikan. Buku ajar haruslah sesuai dengan

(32)

memenuhi kebutuhan siswa ketika digunakan dalam pembelajaran. Oleh karena

itu, buku ajar disusun dengan memperhatikan judul atau materi yang disajikan

harus fokus terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dicapai oleh

siswa sehingga tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah mampu

tercapai. Ciri-ciri buku ajar yaitu sumber materi ajar, menjadi referensi buku

untuk mata pelajaran tertentu, disusun sistematis dan sederhana, dan disertai

petunjuk pembelajaran (Akbar, 2013: 33). Dari pendapat di atas disimpulkan

bahwa buku ajar merupakan buku yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

guru dan siswa pada proses pembelajaran dalam satuan pendidikan yang disusun

berdasarkan standar pendidikan nasional.

Buku ajar yang peneliti kembangkan meliputi buku guru dan buku siswa.

Buku guru merupakan buku yang berfungsi sebagai petunjuk penggunaan buku

guru serta memudahkan guru sebagai acuan kegiatan pembelajaran di kelas

(Kemendikbud, 2014). Buku siswa merupakan buku panduan sekaligus buku

aktivitas yang akan memudahkan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran

(Kemendikbud, 2014). Buku guru dan buku siswa merupakan buku acuan untuk

memudahkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Menurut Kurniasih & Sani (2014: 71) bahwa buku ajar terdiri dari empat

bagian yang mencakup.

1. Kulit buku (cover)

Kulit buku harus memenuhi kulit bagian depan buku yang berisi judul

buku, pengarang, nama departemen, tahun terbit, kulit bagian belakang buku,

(33)

2. Bagian awal

Bagian awal buku wajib memenuhi bagian halaman judul buku sesuai

dengan bagian kulit buku, halaman penerbitan, halaman kata pengantar,

halaman daftar isi, halaman daftar gambar, dan halaman tabel.

3. Bagian isi

Bagian isi buku wajib memenuhi bagian materi, selain itu bagian isi

termuat aspek kebahasaan, aspek penyajian materi, dan aspek kegrafikan.

4. Bagian akhir

Bagian akhir buku wajib memenuhi informasi mengenai penulis atau

penyusun buku, glosarium, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.

2.1.2Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) 2.1.2.1Pengertian Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

Pendekatan pendidikan matematika realistik Indonesia merupakan suatu

pendekatan yang diadaptasi dari pendekatan RME dari Belanda. Kata “realistik”

diartikan sebagai“real-world” yang artinya dunia nyata yang beranggapan bahwa

pendidikan matematika realistik Indonesia merupakan pendekatan pembelajaran

matematika yang selalu menggunakan masalah sehari-hari. Van de Hauvel (dalam

Wijaya, 2012: 20) mengatakan bahwa kata realistik yang berarti mampu

dibayangkan, sehingga pendidikan matematika realistik Indonesia diartikan

pembelajaran matematika tidak sekedar menunjukkan adanya suatu koneksi

dengan dunia nyata namun mengacu pada pendidikan matematika realistik dalam

menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang dibayangkan oleh siswa.

(34)

pendekatan pembelajaran matematika yang menekankan menggunakan situasi

yang nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Setiap orang sering berhadapan dengan matematika pada kehidupan

sehari-hari, sehingga matematika sangatlah erat dalam kehidupan. Menurut

Freudenthal (dalam Wijaya, 2012: 20) menyatakan bahwa matematika merupakan

aktivitas atau kegiatan manusia yang dilaksanakan manusia, matematika bukanlah

suatu pelajaran yang siap saji melainkan suatu bentuk aktivitas atau proses yang

menkontruksi konsep matematika. Manusia tidak langsung mengerti mengenai

matematika namun manusia mampu menemukan caradalam menyelesaikan

permasalahan matametika. Hal tersebut yang menjadi dasar dari Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

2.1.2.2Karakteristik Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

Menurut Treffers ( dalam Wijaya, 2012: 21-23) PMRI memiliki lima karakteristik

antara lain.

1. Penggunaan konteks

Penggunaan konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai

titik awal pembelajaran matematika. Dalam proses pembelajaran melibatkan

masalah realistik nyata yang mampu dipahami oleh siswa. Bentuk dari

konteks berupa masalah dunia nyata serta mampu dalam bentuk permainan,

penggunaan alat peraga, atau situasi lain yang masih bisa dibayangkan siswa.

Melalui penggunaan konteks siswa dilibatkan secara aktif untuk melaksanakan

kegiatan eksplorasi permasalahan. Hasil eksplorasi siswa tidak hanya

(35)

namun juga diarahkan untuk mengembangkan berbagai strategi penyelesaian

masalah yang bisa digunakan, dan juga untuk meningkatkan motivasi dan

ketertarikan siswa dalam belajar matematika.

2. Penggunaan model

Penggunaan model dalam pembelajaran matematika berfungsi sebagai

jembatan dari pengetahuan dan matematika tingkat dasar menuju ke tingkat

yang lebih tinggi. Model tidak hanya diartikan sebagai alat peraga namun

model diartikan sebagai langkah atau tahapan siswa dalam belajar matematika

dari matematika tingkat konkret menuju ke matematika tingkat dasar. Model

ada bermacam-macam betuknya seperti model konkret, semi konkret dan

abstrak.

3. Kontruksi siswa

Pembelajaran matematika tidak hanya diberikan dalam pembelajaran

sebagai produk yang siap dipakai namun sebagai suatu konsep yang dibangun

oleh siswa sendiri. Kontribusi siswa berupa ide atau variasi cara pemecahan

masalah. Sehingga setiap siswa akan mengembangkan aktivitas dan

kreativitasnya dalam memecahkan masalah.

4. Interaktivitas

Proses belajar seseorang tidak hanya suatu proses individu melainkan

proses secara bersama atau melalui proses sosial. Proses belajar siswa supaya

lebih singkat dan bermakna pada saat siswa saling mengomunikasikan hasil

kerja dan gagasan mereka. Manfaat interaktivias adalah siswa mampu

(36)

5. Keterkaitan antar topik

Konsep-konsep dalam matematika tidak selalu berdiri sendiri, namun

banyak konsep matematika yang memiliki keterkaitan. Konsep matematika

tidak dikenalkan secara terpisah atau berdiri sendiri kepada siswa. Melalui

keterkaitan , satu pelajaran matematika diharapkan mampu mengenalkan dan

membangun lebih dari satu konsep matematika secara bersamaan.

2.1.2.3Sejarah Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

Pada tahun 1971, Institut Freudenthal di Utrecht University Belanda

mengembangkan suatu pendekatan pembelajaran matematika yang dikenal

dengan RME (Realistik Matematics Education). Nama institut ini diambil dari

nama pendirinya yaitu Profesor Hans Freudenthal lahir pada tahun 1905 dan wafat

pada tahun 1990 (Daryanto, 2012: 150). Pendekatan RME ini menggabungkan

pandangan mengenai matematika, cara siswa belajar matematika, dan cara

mengajarkan matematika. Siswa sebagai pelajar tidak dipandang sebagai

penerima pasif namun siswa harus diarahkan kepada penggunaan berbagai situasi

dan kesempatan untuk menemukan kembali matematika dengan cara mereka

sendiri. Banyak sekali soal yang diambil dari situasi atau konteks nyata yang

dirasa bermakna sehingga menjadi sumber belajar. Konsep matematika ini muncul

dari penyelesaian yang terkait dengan konteks nyata, siswa secara perlahan-lahan

mengembangkan pemahaman matematika ke tingkat yang lebih formal.

Model-model yang muncul dari aktivitas siswa mampu mendorong terjadi interaktivitas

siswa dengan siswa, siswa dengan guru atau siswa dengan lingkungan sehingga

(37)

Teori pendekatan RME (Realistik Matematics Education) diadaptasi oleh

Indonesia dan merubah namanya menjadi pendekatan Pendidikan Matematika

Realistik Indonesia (PMRI). PMRI terbentuk sebagai kelompok awal pendidik

matematika di Indonesia yang peduli terhadap masalah pendidikan matematika di

Indonesia. Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi yaitu ITB, UPI, Unesa,

UNY dan USD. Usaha ini dimotivasi oleh Tim BS LPTK Dikti sejak tahun 1989,

dan dilanjutkna oleh proyek PGSM (Pendidikan Guru Sekolah Menengah) dan

berakhir pada tahun 2001(Suryanto, 2010: 13). Kerjasama Matematika antara

Indonesia dengan Belanda sejak awal tahun 1990-an. Kelompok awal PMRI

berusaha memonitor arah perkembangan pendidikan matematika di universitas di

dunia internasional khusunya diorganisir oleh International Commission on

Mathematical Instruction (ICMI. Salah satu konferensi ICML yaitu China

Regional Conference on Mathematics Education dilaksanakan di Sanghai Bulan

Agustus 1994. Dengan menyajikan makalah yang berjudul Mathematics

Education Toward tahun 2000. Inti makalah tersebut adalah penggunaan

pendidikan matematika realistik Indonesia yang dikembangkan di Belanda.

2.1.3Matematika

Wahana (2016: 115) menuliskan bahwa matematika merupakan bahasa

numerik yang melambangkan serangkaian hitungan dari pernyataan yang ingin

disampaikan. Menurut Freudenthal (dalam Susanto, 2013: 189) bahwa

matematika merupakan cara berpikir logis yang dipresentasikan dalam bilangan,

ruang dan bentuk aturan-aturan dengan yang telah ada dan tidak lepas dari

(38)

matematika merupakan ilmu yang mengenai dasar-dasar perhitungan,

pengukuran, dan penggambaran bentuk objek. Ilmu tersebut melibatkan logika,

kalkulasi kuantitatif, dan pengembangan yang telah meningkatkan idealisasi

subjek. Soedjadi (2000: 11) menuliskan bahwa matematika merupakan

pengetahuan mengenai bilangan dan kalkulasi. Dari pendapat di atas disimpulkan

bahwa matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang yang melambangkan

serangkaian perhitungan, pengukuran, dan penggambaran bentuk objek yang tidak

lepas dari aktivitas insani.

Dikmenum (dalam Taniredja, 2010: 23) memaparkan bahwa matematika

berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menggunakan

rumus matematika yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi

pengukuran dan geometri, aljabar, peluang, statistika, kalkulus dan trigonometri.

Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan menyampaikan

informasi berupa gagasan melalui model matematika yang mampu berupa kalimat

dan persamaan matematika, diagram, grafik ataupun tabel. Matematika berfungsi

untuk melatih cara berpikir dan menalar dalam menarik kesimpulan. Hernawan

(2010: 8) menjelasan bahwa mata pelajaran matematika berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan

simbol-simbol, serta penalaran sehingga membantu memperjelas dan

menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Dari pendapat si atas

sehingga matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,

mengukur menggunakan rumus matematika mengenai bilangan dan

simbol-simbol sehingga sehingga membantu menyelesaikan masalah dalam kehidupan

(39)

Menurut Bruner (dalam Heruman, 2007: 4) bahwa pembelajaran

matematika guru berperan menjadi pembimbing dibandingkan menjadi pemberi

tahu karena siswa harus menemukan sendiri berbagai pengetahuan serta

pembelajaran matematika harus termuat keterkaitan antara pengalaman belajar

siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Menurut Susanto (2013:

186) menuliskan bahwa pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar

mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir

siswa yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta mampu

meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya

meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika. Pembelajaran

matematikan bertujuan menumbuhkkan dan mengembangkan kemampuan

mengukur dan menghitung dalam kehidupan sehari-hari. Dari pendapat ahli di

atas bahwa pembelajaran matematika merupakan proses belajar untuk

mengembangkan kreativitas siswa yang mampu meningkatkan kemampuan dalam

mengukur dan menghitung dalam mengkontruksi pengetahuan baru terhadap

materi matematika mengenai permasalahan kehidupan sehari-hari.

Menurut Dekdipnas (dalam Susanto, 2013: 190) memaparkan tujuan

pembelajaran matematika di SD adalah (1) Memahami konsep matematika,

menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau

algoritma, (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dan generalisasi, menyusun dan menjelaskan pernyataan matematika,

(3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi

(40)

atau media lain untuk menjelaskan masalah, dan (5) Memiliki sikap menghargai

penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Depdiknas (dalam Susanto,

2013: 189-190) menerangkan bahwa kompetensi atau kemampuan umum

pembelajaran matematika di SD yaitu, (1) melakukan operasi hitung penjumlahan,

pengurangan, perkalian, pembagian serta operasi campuran termasuk yang

melibatkan pecahan, (2) menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan

bangun ruangsederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling luas dan volume,

(3) menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem koordinat, (4)

menggunakan pengukuran: satuan, kesetaraan antarsatuan, dan penaksiran

pengkuran, (5) menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti: ukuran

tertinggi, terendah, rata-rata, modus, mengumpulkan dan menyajikannya, (6)

memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan mengomunikasikan gagasan

secara Matematika.

kompetensi yang dipilih dalam penelitian ini adalah menentukan sifat dan

unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang sederhana, termasuk penggunaan

sudut, keliling luas dan volume. Pengembangan produk buku guru dan buku siswa

disesuaikan dengan tujuan pembelajaran matematika di SD. Dalam produk buku

kegiatan pembelajaran berisi kegiatan dalam memahami konsep matematika,

menggunakan penalaran, memahami masalah, dan memiliki kemampuan dalam

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.4Bangun Datar

2.1.4.1Pengertian Bangun Datar

Masitoch, dkk (2009: 189) menuliskan bahwa bangun datar merupakan

(41)

menjelaskan bahwa bangun datar merupakan sebuah bangun dua dimensi yang

dibuat pada permukaan datar. Priyo (2009: 137) memaparkan bahwa bangun datar

merupakan bangun yang seluruhnya terletak pada suatu bidang datar. Dari

pengertian beberapa ahli mampu disimpulkan bahwa bangun datar merupakan

bangun dua dimensi yang permukaanya berupa bidang datar.

Pada kelas III SD materi yang dikembangkan adalah bangun datar. Materi

ini memuat mengenai jenis-jenis bangun datar, sifat bangun datar mengenai sisi

bangun datar dan sudut bangun datar. Pada produk buku ini, siswa belajar

mengenal bangun datar, membuat bangun datar, membuat model bangun datar,

selain itu siswa belajar menentukan sifatbangun datar mengenai jumlah sisi

bangun datar jumlah sudut bangun datar.

2.1.4.2 Jenis Bangun Datar

Djuwita (2015: 3) menuliskan bahwa bangun datar dibagi menjadi beberapa

macam diantaranya sebagai berikut.

1. Persegi

Persegi merupakan bangun datar yang dibentuk oleh 4 rusuk yang

sama panjang dan memiliki 4 sudut siku-siku. Sifat persegi adalah mempunyai

4 titik sudut, mempunyai 4 sudut siku-siku, mempunyai 2 diagonal yang sama

panjang, memiliki 4 simetri lipat, memiliki 4 simetri putar.

2. Persegi panjang

Persegi panjang merupakan bangun datar yang dibentuk oleh dua

pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan

(42)

dan sejajar, sisi persegi panjang saling tegak lurus, mempunyai 4 sudut

siku-siku, mempunyai 2 diagonal yang saling berpotongan, mempunyai 2 simetri

lipat, mempunyai 2 simetri putar.

3. Segitiga

Segitiga merupakan bangun datar yang terbuat dari 3 sisi dan 3 sudut.

Besar sudut pada ketiga sudut segitiga berjumlah 180º. Segitiga dibagi

menjadi 3 jenis yaitu.

a. Segitiga sama sisi

Segitiga sama sisi merupakan segitiga yang mempunyai sisi

berukuran sama panjang. Sifat segitiga sama sisi adalah mempunyai 3 sisi

yang sama panjang, mempunyai 3 sudut yang sama besar, mempunyai 3

simetri putar, dan mempunyai 3 simetri lipat.

b. Segitiga sama kaki

Segitiga sama kaki merupakan segitiga yang mempunyai 2 sisi

yang sama panjang. Sifat segitiga sama kaki adalah mempunyai sepasang

sisi yang sama panjang, mempunyai sudut lancip yang sama besar dan

saling berhadapan, mempunyai 1 simetri lipat, dan mempunyai 1 simetri

putar.

c. Segitiga siku-siku

Segitiga siku-siku merupakan segitiga yang salah satu besar

sudutnya siku-siku yaitu 90º dan sisi di depan sudut siku-siku yaitu sisi

miring. Sifat segitiga siku-siku adalah mempunyai 1 sudut siku-siku,

mempunyai 1 garis miring, tidak mempunyai simetri putar dan simetri

(43)

d. Segitiga sembarang

Segitiga sembarang merupakan segitiga yang sisinya tidak sama

panjang dan sudutnya tidak sama besar.

4. Jajar genjang

Jajar genjang merupakan bangun datar yang dibentuk oleh dua pasang

rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya dan

memiliki dua pasang sudut yang sama besar dengan sudut di hadapannya.

Sifat jajar genjang adalah tidak mempunyai simetri lipat dan 1 simetri putar.

5. Belah ketupat

Belah ketupat merupakan bangun datar yang dibentuk oleh 4 rusuk

yang sama panjang dan memiliki 2 pasang sudut bukan sudut yang

masing-masing sama besar dengan sudut hadapannya. Sifat belah ketupat adalah

mempunyai 2 simetri putar dan simetri lipat, mempunyai 4 sisi yang sama

panjang, mempunyai sudut yang berhadapan sama besar, sisinya tidak tegak

lurus, mempunyai 2 diagonal yang tidak sama panjang.

6. Layang-layang

Layang-layang merupakan bangun datar yang dibentuk dari 2 segitiga

sama kaki yang alasnya saling berimpitan. Sifat layang-layang adalah

mempunyai 1 simetri lipat, tidak mempunyai simetri putar, mempunyai 4

sudut, mempunyai sepasang sudut yang berhadapan sama panjang,

mempunyai 2 diagonal yang berbeda dan tegak lurus.

7. Trapesium

Trapesium merupakan bangun datar dengan sepasang rusuk yang

(44)

a. Trapesium sembarang

Trapesium sembarang merupakan trapesium yang keempat

rusuknya tidak sama panjang, tidak memiliki simetri lipat, dan memiliki 1

simetri putar.

b. Trapesium siku-siku

Trapesium siku-siku merupakan trapesium yang mempunyai 2

sudut yang besarnya masing-masing siku-siku (90º). Sifat trapesium

adalah memiliki 2 sudut siku-siku, tidak memiliki simetri lipat, memiliki 1

simetri putar, rusuk yang sejajar tegak lurus dengan tinggi trapesium.

c. Trapesium sama kaki

Trapesium sama kaki merupakan trapesium yang mempunyai

sepasang rusuk yang sama panjang dan sepasang rusuk yang sejajar.

Trapesium memiliki 1 simetri lipat dan simetri putar.

2.1.5Karakteristik Siswa Kelas III Sekolah Dasar

Piaget (dalam Rahyubi, 2014: 131) memaparkan bahwa anak pada umur 7

sampai 11 tahun termasuk pada tahap operasional konkret. Ciri pokok

perkembangan adalah anak mulai berpikir logis mengenai kejadian konkret.

Tahap operasional konkret dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran

yang didasarkan pada aturan tertentu yang bersifat logis. Menurut Suparno (2001:

69) Pada tahap operasi konkret anak dicirikan dengan perkembangan sistem

pemikiran yang didasarkan pada aturan tertentu yang logis. Pada tahap ini anak

ditandai dengan adanya sistem operasi berdasarkan apa yang kelihatan nyata atau

(45)

segala hal yang ada di lingkungannya. Namun kemampuan tersebut masih terbatas

pada hal-hal yang bersifat konkret.

Ciri-ciri tahap operasional konkret menurut Rahyubi (2014: 132) adalah

sebagai berikut.

1. Adaptasi dengan gambaran yang menyeluruh

Seorang anak mulai menggambarkan secara menyeluruh mengenai

ingatan, pengalaman, dan objek yang dialami. Adaptasi anak dengan

lingkungan akan disatukan dengan gambaran di lingkungan itu.

2. Melihat dari berbagai macam segi

Anak mulai melihat suatu objek atau persoalan secara sedikit

menyeluruh dengan melihat aspek-aspeknya. Anak tidak hanya memusatkan

diri pada titik tertentu, melainkan mampu bersama-sama mengamati titik yang

lain dalam satu waktu yang bersamaan.

3. Seriasi

Proses seriasi merupakan proses mengatur unsur-unsur berdasarkan

semakin besar atau kecilnya unsur tersebut. Urutan mampu dimulai dari yang

kecil ke besar atau besar ke kecil. Piaget (dalam Suparno, 2001: 76)

memaparkan bahwa pada kemampuan seriasi ini terjadi pada anak berumur 7

tahun dan mengikuti trasformasi korespondensi satu per satu. Serasi untuk dua

dimensi juga sudah mulai muncul pada umur 7 sampai 8 tahun.

4. Klasifikasi

Anak berumur 3 sampai 12 tahun diberi bermacam-macam objek dan

disuruh membuat klasifikasi yang serupa menjadi satu, maka akan ada

(46)

5. Bilangan

Korespondensi satu-satu merupakan pemetaan pemasangan satu per

satu antara unsur dalam suatu himpunan benda dengan unsur himpunan yang

lain (Suparno, 2001: 84). Anak sudah mengerti soal korespondensi dan

kekekalan dengan baik. Dengan perkembangan ini berarti konsep mengenai

bilangan bagi anak telah berkembang.

6. Ruang, waktu, dan kecepatan

Anak mulai mengerti urutan ruang dengan melihat interval jarak suatu

benda. Anak mengerti relasi urutan waktu dan koordinasi dengan waktu. Anak

mulai mengerti relasi urutan waktu sebelum dan sesudah, serta anak mulai

mengerti koordinasi dengan waktu panjang dan pendek.

7. Probabilitas

Anak sudah mengerti meskipun ia belum mampu meramalkan hasil

dari kejadian individual dan anak sudah mampu mengantisipasi hasil dari

jumlah yang banyak. Piaget (dalam Suparno, 2001: 85) menuliskan

probabilitas merupakan suatu perbandingan antara hal yang terjadi dengan

kasus-kasus yang mulai terbentuk. Namun sistem kombinasi baru muncul

pada umur 11 atau 12 tahun.

8. Penalaran

Anak jarang berbicara dengan suatu alasan. Namun anak lebih

mengatakan apa yang terjadi pada kanyataan. Anak masih kesulitan dalam

(47)

9. Egosentrisme dan sosialisme

Anak sudah tidak begitu egosentris dalam pemikiran. Anak telah sadar

bahwa orang lain mempunyai pikiran yang lain. Anak mulai menggunakan

bahasa lebih komunikatif dan bahasa monolog dengan diri sendiri sudah mulai

berkurang.

Dari tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget, Siswa kelas III

SD dengan rata-rata berumur 9 tahun termasuk pada tahap operasional konkret.

Siswa sudah memahami operasi logis dengan bantuan benda konkret. Siswa sudah

matang menggunakan logika yang berkaitan dengan obkek fisik. Siswa sudah

mampu mengidentifikasi benda-benda yang nyata atau konkret dalam kehidupan

sehari-hari.

2.2Penelitian Relevan

Penelitian yang dilaksanakan yaitu pengembangan buku guru dan buku

siswa mata pelajaran matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Penelitian yang relevan dengan

penelitian ini sebagai berikut.

Arifin tahun 2016 melaksanakan penelitian berjudul “Pengembangan

Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun Datar Sederhana

Berdasarkan Teori Van Hiele untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengembangkan produk berupa prototipe perangkat

pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana berdasarkan model

pembelajaran Van Hiele dan mengetahui kualitas prototipe perangkat

(48)

sederhana. Hasil penelitian ini bahwa hasil validasi dosen adalah 3,6 kemudian

hasil dari validasi guru adalah 3,55 sehingga mampu diperoleh skor rata-rata 3,57

dengan kategori sangat baik. Produk prototipe membantu pemahaman siswa, hal

ini dilihat dari data bahwa 10% siswa mendapat nilai 8,2, 32% siswa mendapat

nilai 8,6, 48% siswa mendapat nilai 9, dan 10% siswa mendapat nilai 10. Mampu

diketahui nilai rata-rata siswa adalah 9,02.

Anggraini tahun 2016 melaksanakan penelitian berjudul “Peningkatan

Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi

Pembagian Menggunakan Media Papan Pembagian Pada Kelas III SD Negeri

Denggung Tahun Ajaran 2015/2016”. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan upaya penggunaan papan pembagian untuk meningkatkan

keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi

pembagian kelas III SD. Hasil penelitian ini bahwa papan pembagian mampu

meningkatkan keaktifan dan kreatifitas prestasi belajar matematika siswa. Hal ini

dilihat pada keaktifan siswa melaksanakan tugas belajar pada kondisi awal 20%

menjadi 48%. Keaktifan siswa dalam pemecahan masalah, pada kondisi awal 20%

menjadi 48%. Keaktifan siswa bertanya pada kondisi awal 20% menjadi 45%.

Keaktifan siswa dalam mencari informasi pada kondisi awal 20% menjadi 49%.

Keaktifan siswa melaksanakan diskusi pada kondisi awal 10% menjadi 48%.

Peningkatan prestasi belajar siswa pada kondisi awal 29% menjadi 79%.

Peningkatan prestasi belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 24%.

Ardiani tahun 2015 melaksanakan penelitian berjudul “Pengembangan

Perangkat Pembelajaran Materi Bangun Datar yang Mencakup Konteks dengan

(49)

mengetahui perangkat pembelajaran dan mengetahui cara mengembangkan

perangkat pembelajaran materi luas bangun datar yang mencakup konteks dengan

Pendekatan PMRI di kelas IV SD. Hasil penelitian ini bahwa perangkat

pembelajaran mampu memberikan pemahaman terhadap siswa, hal ini

mengaitkan siswa dengan berangkat dari masalah realistik yang dekat dengan

siswa sehingga siswa mampu menerima pengatahuan dengan baik.

2.2.4 Desain Penelitian Relevan

Bagan penelitian yang relevan sebagai berikut.

Bagan 2.1 Penelitian relevan Pada Kelas III SD Negeri Denggung Tahun Ajaran

Pengembangan Mata Pelajaran Matematika Pendekatan PMRI

Danang Pinandoyo. 2016

(50)

Bagan 2.1 menerangkan mengenai 3 penelitian orang lain yang memiliki

relevansi dengan penelitian yang dilaksanakan peneliti. Penelitian sebelumnya

telah meneliti mengenai pengembangan, mata pelajaran matematika, dan

pendekatan PMRI. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya,

menjadikan pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian dengan judul

Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas III SD dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

2.3Kerangka Berpikir

Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang

dipelajari oleh siswa dalam mengembangkan kemampuan menghitung dan

mengukur dalam mengkontruksi pengetahuan baru untuk memecahkan

masalah-masalah berkaitan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Siswa sekolah dasar

memasuki tahap kognitif operasional konkret yang berarti siswa dalam

mengembangkan pemahaman membutuhkan benda-benda nyata berkaitan dengan

matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mempelajari matematika, siswa

diberi pengalaman langsung untuk berperan aktif dalam memecahkan

masalah-masalah nyata berkaitan dengan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga siswa mudah dalam memahami materi dan pembelajaran menjadi

menyenangkan.

Bangun datar merupakan salah satu materi pada mata pelajaran

matematika. Materi bangun datar tersebut dirasa sulit bagi siswa kelas III SD

(51)

mengidentifikasi bangun datar dan siswa harus mengetahui sifat-sifatnya dari

setiap bangun datar. Beberapa siswa memiliki kekeliruan dalam menggambar

bangun datar, hal tersebut dikarenakan siswa kurang memahami materi dengan

baik. Oleh karena itu, peneliti menggunakan pendekatan PMRI dalam

pembelajaran untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan pendekatan PMRI

siswa akan menggunakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari untuk

menyelesaikan masalah berkaitan denga matematika terutama materi bangun

datar. Pendekatan PMRI digunakan pada penelitian ini karena pendekatan PMRI

menekankan bahwa siswa dalam belajar matematika mengkontruksi atau

menemukan jawaban dalam memecahan pemasalahan. Pendekatan PMRI termuat

5 karakteristik PMRI yang disisipkan dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Dari permasalahan kurangnya pemahaman siswa mengenai materi bangun

datar serta minimya buku matematika yang berisi materi pembelajaran secara

lengkap. Buku yang membantu dalam memahami materi bangun datar yang

kegiatan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan kehidupan

siswa sangatlah minim. Produk buku guru dan buku siswa dikembangkan sesuai

dengan usia dan tahap perkembangan siswa. Produk buku dikembangkan mampu

menarik perhatian siswa dengan cara menggunakan kegiatan yang aktif dengan

memperhatkan 5 karakteristik PMRI. Peneliti menyusun produk buku guru dan

buku siswa dengan pendekatan PMRI untuk menjawab permasalahan mengenai

pemahaman siswa dalam materi bangun datar serta permasalahan guru mengenai

buku pembelajaran yang lengkap serta menggunakan kegiatan pembelajaran yang

sesuai dengan realitas kehidupan siswa.

(52)

2.4Pertanyaan Penelitian

Adapun pertanyaan penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa

a. Bagaimana situasi pembelajaran di lapangan pada 4 SD di wilayah

Sleman Timur berkaitan dengan pembelajaran Matematika?

b. Bagaimana prosedur pengembangan buku guru dan buku siswa dengan

pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)?

2. Kualitas Buku Guru dan Buku Siswa

a. Bagaimana kualitas buku guru dan buku siswa dengan pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) menurut pakar

Matematika, guru dan siswa?

b. Bagaimana dampak penyusunan buku guru dan buku siswa terhadap

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika pada materi

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III ini, peneliti membahas mengenai metode penelitian yang

berisi jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, teknik

pengumpulan data, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas, teknik analisa

data, dan jadwal penelitian. Uraian dari metode penelitian sebagai berikut.

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian dan

pengembangan atau Research and Development (R & D). Sugiyono (2010: 407)

memaparkan bahwa metode penelitian dan pengembangan merupakan sebuah

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan

mengujikan keefektifan produk tertentu. Sukmadinata (2008: 164) menjelaskan

bahwa penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses atau langkah dalam

mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada

yang mampu dipertanggung jawabkan. Penelitian dan pengembangan

dilaksanakan berdasarkan suatu model pengembangan yang dipakai untuk

mendesain produk dan prosedur yang kemudian dilaksanakan uji lapangan,

dievaluasi, dan disempurnakan untuk memenuhi kriteria kefektifan, kualitas dan

standar produk tertentu. Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menilai

perubahan-perubahan dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan teori di atas

disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan suatu metode

Gambar

Gambar 1.2 Buku Siswa
Tabel. 3.1 Jadwal Pengambilan data
Tabel 3.2 Kisi-kisi soal pretest dan posttest
Tabel 3.4 Garis besar yang ditanyakan kepada siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Latar belakang dari penelitian ini adalah adanya keterbatasan buiku pegangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak sekolah dasar kelas III pada mata pelajaran

PMRI merupakan suatu pendekatan pembelajaran matematika yang mengedepankan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas dengan tujuan agar siswa mampu

Penelitian ini dibatasi pada pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika materi pengukuran panjang satuan tidak baku dan baku kelas II dengan menggunakan

Latar belakang masalah penelitian ini adalah adanya keterbatasan buku yang sesuai dengan perkembangan anak sekolah dasar kelas II pada mata pelajaran

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini adalah: 1.5.1 Untuk mendeskripsikan proses pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas 1 sekolah dasar serta

Latar belakang dari penelitian ini adalah adanya keterbatasan buiku pegangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak sekolah dasar kelas III pada mata pelajaran

Siklus I ini dilaksanakan pada proses pembelajaran matematika materi keliling persegi panjang dengan menggunakan PMRI (Pendekatan Matematika Realistik Indonesia) di kelas III SD