• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul HSE : Aspek Kebakaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul HSE : Aspek Kebakaran"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar Modul HSE

Daftar Modul HSE

01.

01. Isolasi Isolasi Energi Energi BerbahayaBerbahaya

02

02. . Memasuki Memasuki Ruang Ruang TTertutupertutup

03.

03. Klasifkasi Area BerbahKlasifkasi Area Berbahayaaya

04.

04. PPenanganan enanganan Bahan Bahan BerbahayaBerbahaya

05.

05. Identifkasi BahayaIdentifkasi Bahaya

06.

06. KKeselaeselamatamatan n KerKerja ja RadiasiRadiasi

0

077. . KeselaKeselamamatan tan Kerja Kerja HH22SS

08.

08. PPengujian engujian & & Deteksi Deteksi GasGas

09

09. . PPengenengendaliadalian n PPekerjaan ekerjaan BerbaBerbahayahaya

Dengan Dokumentasi

Dengan Dokumentasi

010.

010. TTabung abung Gas Gas BertekananBertekanan

0

01111. . AsAspek pek KebakaKebakaranran

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(2)

Daftar Modul HSE

Daftar Modul HSE

01.

01. Isolasi Isolasi Energi Energi BerbahayaBerbahaya

02

02. . Memasuki Memasuki Ruang Ruang TTertutupertutup

03.

03. Klasifkasi Area BerbahKlasifkasi Area Berbahayaaya

04.

04. PPenanganan enanganan Bahan Bahan BerbahayaBerbahaya

05.

05. Identifkasi BahayaIdentifkasi Bahaya

06.

06. KKeselaeselamatamatan n KerKerja ja RadiasiRadiasi

0

077. . KeselaKeselamamatan tan Kerja Kerja HH22SS

08.

08. PPengujian engujian & & Deteksi Deteksi GasGas

09

09. . PPengenengendaliadalian n PPekerjaan ekerjaan BerbaBerbahayahaya

Dengan Dokumentasi

Dengan Dokumentasi

010.

010. TTabung abung Gas Gas BertekananBertekanan

0

01111. . AsAspek pek KebakaKebakaranran

012. Scaffolding

012. Scaffolding

013.

013.  Alat P Alat Pelindung Direlindung Dirii

014.

014. Surat Surat Ijin Ijin KKerjaerja

015.

015. KKeselamatan eselamatan PPenggalianenggalian

016.

016. Operasi Operasi PPengangkatanengangkatan

017.

017.  Acc Accident Incident Incident Inident Invesvestigatiotigationn

018

018. . Bahaya Bahaya TTerhaderhadap ap Kesehatan Kesehatan KerjaKerja

019

019. . TTangganggap ap DaruratDarurat

020.

020. KKeselamatan Opereselamatan Operasi asi Gas Gas PurPurgingging

021.

021. PPengaengamatamatan n KeselamatKeselamatan an KerKerjaja

02

0222. . Bekerja Bekerja di di KetinggiaKetinggiann

023.

023. Lingkungan Kerja AmanLingkungan Kerja Aman

Modul Sertifikasi SI, GSI

Modul Sertifikasi SI, GSI & A & ATT

PT. PERT

PT. PERT AMINA AMINA PERSEROPERSERO

HSE Corporate

HSE Corporate

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(3)

Daftar Modul HSE

Daftar Modul HSE

01.

01. Isolasi Isolasi Energi Energi BerbahayaBerbahaya

02

02. . Memasuki Memasuki Ruang Ruang TTertutupertutup

03.

03. Klasifkasi Area BerbahKlasifkasi Area Berbahayaaya

04.

04. PPenanganan enanganan Bahan Bahan BerbahayaBerbahaya

05.

05. Identifkasi BahayaIdentifkasi Bahaya

06.

06. KKeselaeselamatamatan n KerKerja ja RadiasiRadiasi

0

077. . KeselaKeselamamatan tan Kerja Kerja HH22SS

08.

08. PPengujian engujian & & Deteksi Deteksi GasGas

09

09. . PPengenengendaliadalian n PPekerjaan ekerjaan BerbaBerbahayahaya

Dengan Dokumentasi

Dengan Dokumentasi

010.

010. TTabung abung Gas Gas BertekananBertekanan

0

01111. . AsAspek pek KebakaKebakaranran

012. Scaffolding

012. Scaffolding

013.

013.  Alat P Alat Pelindung Direlindung Dirii

014.

014. Surat Surat Ijin Ijin KKerjaerja

015.

015. KKeselamatan eselamatan PPenggalianenggalian

016.

016. Operasi Operasi PPengangkatanengangkatan

017.

017.  Acc Accident Incident Incident Inident Invesvestigatiotigationn

018

018. . Bahaya Bahaya TTerhaderhadap ap Kesehatan Kesehatan KerjaKerja

019

019. . TTangganggap ap DaruratDarurat

020.

020. KKeselamatan Opereselamatan Operasi asi Gas Gas PurPurgingging

021.

021. PPengaengamatamatan n KeselamatKeselamatan an KerKerjaja

02

0222. . Bekerja Bekerja di di KetinggiaKetinggiann

023.

023. Lingkungan Kerja AmanLingkungan Kerja Aman

Modul Sertifikasi SI, GSI

Modul Sertifikasi SI, GSI & A & ATT

PT. PERT

PT. PERT AMINA AMINA PERSEROPERSERO

HSE Corporate

HSE Corporate

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(4)

 Aspek Kebak

 Aspek Kebak

aran

aran

T

Tujuan ujuan Modul Modul 22

1.

1. PPendahuluendahuluan an 33 2

2. . PPengengenalenalan an TTerjadierjadinya nya Api Api 99 3.

3. PPenceencegahgahan an Kebakaran Kebakaran 1919 4.

4. PPengendalengendalian ian dan dan PPerlindunerlindungan gan daridari

Kebakaran 29

Kebakaran 29

Dafta

Daftar r PustakPustaka a 8383 Lampiran

Lampiran : : Matriks Matriks KKompetensi ompetensi SIKA SIKA 8484

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(5)

2

2 TTujuan ujuan ModulModul

Tujuan Modul

Tujuan Modul

• Memahami Memahami unsur-unsur terbentuknunsur-unsur terbentuknya apiya api

• Memahami usaha-usaha Memahami usaha-usaha pencegahan kebakaranpencegahan kebakaran..

• Memahami sistim Memahami sistim pengendalian kebakaranpengendalian kebakaran

• Memahami teknik-teknik aplikasMemahami teknik-teknik aplikasi alat i alat pemadampemadam

kebakaran

kebakaran

Melalui modul ini diharapkan pekerja memahami Melalui modul ini diharapkan pekerja memahami usaha pencegahan kebakaran sehingga diharapkan usaha pencegahan kebakaran sehingga diharapkan dapat ikut berkontribusi dalam mencegah terjadinya dapat ikut berkontribusi dalam mencegah terjadinya kebakaran. Namun demikian modul ini juga kebakaran. Namun demikian modul ini juga diharapkan dapat memberikan pemahaman terhadap diharapkan dapat memberikan pemahaman terhadap sistim pengendalian kebakaran dan teknik-teknik sistim pengendalian kebakaran dan teknik-teknik pemakaian alat pemadam kebakaran.

pemakaian alat pemadam kebakaran.

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(6)

3

1

Pendahuluan

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(7)

4 Pendahuluan

 A

pi merupakan suatu yang telah memberikan manfaat bagi kehidupan manusia sejak awal kehidupan manusia. Namun demikian, api yang tidak terkendali merupakan salah satu bencana besar yang mengancam manusia. Bencana api yang tidak terkendali telah menelan banyak jiwa dan menyebabkan kerugian nansial yang besar, seperti yang ditampilkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Beberapa bencana api sepanjang sejarah

Tahun Lokasi Kematian

1871 Peshtigo, Wisconsin (kebakaran hutan) 1.152

1904 Pelabuhan New York (kebakaran kapal uap) 1.021

1922 Izmir, Turki 1.000

1930 Chicago (Teater Iroquois) 600

1949 Chungking, Cina 1.700

1956 Marcinelle, Belgia

(kebakaran tambang batu bara) 262

1988 Kebakaran dan Ledakan Piper Alpha 167

Pengukuran nyata dari masalah kebakaran adalah kerugian yang dihasilkannya. Kerugian tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(8)

5

Pendahuluan

1. Tingkat Kematian

2. Tingkat Keparahan (cedera)

3. Kematian petugas pemadam kebakaran 4. Petugas pemadam kebakaran yang cedera 5. Kerugian langsung

6. Kerugian tidak langsung

7. Biaya perlindungan terhadap kebakaran

Kadang kerusakan tak langsung tidak dapat diperbaiki. Kehilangan pelanggan selama shut down akibat kebakaran tak pernah dapat diperoleh kembali. Faktanya, banyak perusahaan bangkrut setelah kebakaran besar, meskipun perusahaan tersebut memiliki asuransi yang cukup untuk menutupi kerugiannya karena perusahaan tak mampu memperoleh kembali pangsa pasar yang hilang saat pabrik shut down.

Keamanan Terhadap Kebakaran

Ketika terjadi kebakaran, pertimbangan pertama adalah keamanan untuk jiwa manusia. Banyak penelitian yang dilakukan untuk menemukan cara

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(9)

6 Pendahuluan

yang paling efektif untuk evakuasi yang aman dan cepat dari segala jenis kebakaran.

Mayoritas kerugian materi dan kehilangan nyawa dari kebakaran terjadi di gedung, terlepas dari kebakaran di industri. Banyak nyawa yang terenggut dalam kebakaran di gedung karena perancang, pembangun, dan/atau operator dari properti tersebut tidak memperhatikan keamanan orang-orang saat terjadi kebakaran. Berikut ini beberapa fakta umum yang harus dipikirkan ketika memperhatikan keamanan terhadap kebakaran:

1. Tak ada fasilitas yang benar-benar tahan api. Hampir semua fasilitas dapat terbakar.

2. Panas ditransmisikan dengan konveksi, konduksi, dan radiasi.

3. Api akan menyebar di gedung secara horizontal dan vertikal.

4. Penyebaran panas, asap, dan gas beracun merupakan bahaya tunggal terbesar terhadap nyawa dan selalu menyertai penyebaran api.

5. Isi dari fasilitas lebih sering menjadi sumber kebakaran dibandingkan struktur sik fasilitasnya.

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(10)

7

Pendahuluan

6. Waktu yang dibutuhkan dari awal pembakaran hingga menjadi kebakaran yang merusak sangatlah singkat.

7. Perencanaan untuk tindakan perlindungan dan pencegahan terhadap kebakaran sangat penting. 8. Sistem keamanan nyawa total tak akan dapat

dicapai.

9. Setiap fasilitas harus memiliki prosedur yang jelas untuk memastikan tindakan yang tepat dari seluruh staf saat terjadi kebakaran.

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(11)

8 Pendahuluan

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(12)

9

2

Pengenalan

Terjadinya Api

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(13)

10 Pengenalan Terjadinya Api

2.1.

 Api

 Api merupakan reaksi kimia yang cepat dan awet yang melepaskan panas, cahaya, dan produk kimia. Reaksi kimia dari bahan yang dapat terbakar dan oksigen atau yang lebih dikenal sebagai oksidasi ini bersifat eksotermis.

Proses pembakaran dapat dijelaskan dengan model SEGITIGA API. Setiap sisi dari segitiga tersebut mewakili salah satu elemen dasar yang dibutuhkan dalam proses pembakaran, yaitu bahan bakar, panas, dan oksigen. Model ini kemudian dikembangkan lagi menjadi model tetrahedron, yang terdiri dari bahan bakar, panas, oksigen, dan reaksi rantai. Reaksi rantai adalah proses yang menjaga api tetap ada.

Gambar 2.1 Segi Tiga Api 

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(14)

11

Pengenalan Terjadinya Api

Gambar 2.2 Model Api Tetahedron

2.2. Bahan Bakar

Bahan bakar dapat berupa padatan, cairan maupun gas. Dengan pengecualian terhadap logam yang dapat terbakar, hanya gas yang akan langsung terbakar, sedangkan padatan dan cairan harus terkonversi menjadi gas terlebih dahulu sebelum terbakar.

Pada umumnya di industri kimia, minyak dan gas, bahan bakar jenis cairan dan gas merupakan yang paling banyak menimbulkan kebakaran. Bahan yang dapat terbakar adalah bahan yang pada rentang kondisi atmosferik normal akan menguap dan membentuk campuran dengan udara yang

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(15)

12 Pengenalan Terjadinya Api

akan terbakar jika dipantik. Ada batas atas dan batas bawah konsentrasi di udara untuk setiap uap yang dapat terbakar. Batas atas adalah konsentrasi maksimum di udara dari uap yang dapat terbakar untuk masih bisa dipantik. Peningkatan gas inert di campuran yang dapat terbakar akan mengurangi proporsi oksigen di campuran tersebut sehingga akan menurunkan batas yang dapat terbakar.

Karakter lain yang mempengaruhi bahaya kebakaran dari bahan-bahan yang dapat terbakar adalah:

1. Tekanan uap (vapour pressure ) - tekanan yang diberikan oleh uap pada kondisi setimbang di suatu campuran. Semakin besar tekanan uap berarti semakin banyak uap yang dapat terbakar di campuran dan hal ini akan meningkatkan bahaya kebakaran.

2. Titik nyala (ignition point ) - temperatur terendah dari suatu bahan untuk menghasilkan uap yang dapat dipantik. Semakin rendah titik nyala berarti semakin banyak uap yang dapat dihasilkan pada temperatur tertentu dan tentunya akan meningkatkan bahaya kebakaran.

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(16)

13

Pengenalan Terjadinya Api

3. Titik pengapian otomatis (auto ignition point ) -temperatur terendah dari suatu bahan untuk terpantik tanpa adanya api.

4. Densitas uap (vapour density ) - perbandingan relatif unit berat dari campuran yang dapat terbakar dengan unit berat dari udara. Jika densitas uap lebih besar dari 1 berarti uap lebih berat dari udara dan akan bergerak di permukaan tanah.  Jika nilai perbandingannya kurang dari 1 maka uap lebih ringan dari udara dan akan melayang di udara.

Biasanya sumber dari campuran yang dapat meledak di industri adalah ruangan tertutup, bejana kosong, dasar tangki, tabung gas, relief valve , vent , drain, pipa terbuka, thermal relief valve , tumpahan, dan debu.

2.3. Panas

Sumber pengapian dengan energi yang cukup dibutuhkan untuk dapat memulai suatu kebakaran, kecuali untuk bahan dan logam yang terpantik secara spontan. Ada empat sumber utama energi panas, yaitu:

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(17)

14 Pengenalan Terjadinya Api

1. Kimia – beberapa reaksi kimia bersifat eksotermis (melepaskan panas). Energi panas dapat menimbulkan kebakaran. Yang termasuk dalam kategori ini adalah bahan yang dapat terpantik secara spontan, logam, asetilida, dan lain-lain. 2. Elektrik – energi yang dibutuhkan untuk

menggerakkan arus listrik melalui suatu media, muncul dalam bentuk energi panas. Bentuk dasar api dari energi panas elektrik adalah tahanan, percikan api, nyalaan, listrik statis, dan kilatan. 3. Mekanik – energi mekanik secara normal

ditimbulkan oleh friksi atau pengaruh dari suatu aksi. Contoh untuk sumber api jenis ini adalah perkakas tangan, gerinda, gas buang dari kendaraan, mesin yang berputar, permukaan yang panas, dan udara tekan.

4. Nuklir – energi nuklir adalah energi panas yang dilepaskan dari inti atom melalui proses si nuklir. Pada beberapa elemen, energi ini sangat intens. Energi nuklir dapat jutaan kali lebih besar dari energi yang dilepaskan dari reaksi kimia biasa.

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(18)

15

Pengenalan Terjadinya Api

2.4. Oksigen

Oksigen harus ada di setiap bentuk pembakaran. Pada kebakaran yang umumnya terjadi, kandungan oksigen didalam udara, umumnya berkisar 21% dari volum udara sedangkan, batas minimum oksigen di atmosfer yang dapat menimbulkan pembakaran adalah 15-16%. Jika jumlah oksigen meningkat, intensitas dari kebakaran juga akan meningkat. Oksigen yang berlebih dapat menghasilkan pembakaran sempurna yang lebih banyak dari bahan bakar sehingga mengurangi jumlah asap, gas, dan arang yang dihasilkan.

Oksigen tidak selalu berasal dari udara. Senyawa kimia tertentu yang dikategorikan sebagai oksidator (oxidizer ) dapat menghasilkan oksigen yang dibutuhkan untuk pembakaran atau meningkatkan intensitas kebakaran.

Bahan yang terbakar mengalami perubahan sik dan kimia yang kompleks. Selama perubahan tersebut, bahan bertransformasi menjadi bentuk atau kondisi lain, misalnya gas, jilatan api, asap panas, arang, dan tekanan. Sebagian besar produk pembakaran itu sangat berbahaya bagi manusia.

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(19)

16 Pengenalan Terjadinya Api

2.5. Tahapan Kebakaran /

Terjadinya Api

Sebagian besar kebakaran berlangsung dalam empat tahap, yaitu:

1. Tahap awal untuk ada – tak ada asap, jilatan api, atau panas yang signikan, namun sejumlah partikel pembakaran terbentuk dalam periode tertentu. Partikel tersebut dihasilkan dari dekomposisi kimia, memiliki massa, namun sangat kecil untuk dapat dilihat. Kelakuan partikel ini mengikuti hukum gas dan secara cepat bergerak ke atas. Tahap ini dapat berkembang dengan cepat atau lambat dalam periode menit, jam, atau bahkan hari.

2. Tahap terbakar tanpa jilatan api – seiring dengan berkembangnya kebakaran, jumlah partikel pembakaran meningkat hingga ke level yang membuat partikel tersebut dapat dilihat atau yang disebut dengan asap. Namun, masih belum nampak jilatan api atau panas yang signikan. 3. Tahap jilatan api – kebakaran semakin berkembang

lebih jauh, titik pengapian tercapai dan muncul

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(20)

17

Pengenalan Terjadinya Api

jilatan api. Tingkatan asap yang terlihat berkurang dan tingkatan panas meningkat.

4. Tahap panas – pada titik ini, panas, jilatan api, asap, dan gas beracun yang seluruhnya dalam jumlah besar dihasilkan. Transisi dari tahap jilatan api ke tahap panas biasanya berkembang sangat cepat sebagaimana tahap panas itu sendiri.

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(21)

18 Pengenalan Terjadinya Api

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(22)

19

3

Pencegahan

Kebakaran

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(23)

20 Pencegahan Kebakaran

P

encegahan kebakaran atau timbulnya api adalah usaha yang paling utama dalam manajemen risiko kebakaran.

Pencegahan timbulnya api dapat dilakukan dengan mencegah kombinasi bahan bakar, sumber panas / sumber pemantik, dan oksigen dengan menghilangkan salah satu unsur dari ke tiga unsur segi tiga api tersebut.

Penghilangan Sumber Oksigen.

Bejana, kontainer, perpipaan, atau tangki bahan bakar sebelum diisi oleh bahan bakar (gas hidrokarbon) dibersihkan dari kadar oksigennya dengan cara mendorongnya dengan gas inert (gas yang tidak bisa bereaksi) yang disebut “purging”. Purging  menghindari terjadinya kontak antara hidrokarbon dengan udara. Gas inert yang digunakan adalah gas nitrogen (N2) atau karbondioksida (CO2). Gas inert ini mendorong gas oksigen (sekitar 20% bagian dari udara) keluar dari bejana, kontainer, atau perpipaan sehingga diperoleh unsur oksigen yang tidak cukup untuk terjadinya reaksi pembakaran yang disebut kadar minimum oksigen untuk pembakaran.

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(24)

21

Pencegahan Kebakaran

Lebih lanjut mengenai purging akan dibahas secara mendalam pada modul “Purging”. Dengan dihilangkannya unsur oksigen, maka api tidak akan timbul sekalipun terjadi titik nyala atau pemantikan.

3.1. Peghilangan Sumber Api.

Sumber api dihilangkan dengan melarang merokok, penggunaan alat yang dapat menimbulkan api terbuka seperti las, atau alat yang berpotensi menimbulkan percikan api seperti gerinda, mesin bor, chipping gun, blasting, alat pemotong (power saw ), instrumen yang dapat menimbulkan percikan api (Non Explosion Proof, non IS / non Intrinsically Safe type ) pada daerah berklasikasi bahaya bahan bakar (Classied area/combustible area).

 API ( American Petroleum Institute ) RP 500, RP 505, IP 15, dan NFPA 70 merekomendasikan cara-cara menentukan daerah berklasikasi bahaya kebakaran. Pembahasan tentang klasikasi area berbahaya dapat dilihat lebih mendalam pada modul “Klasikasi Area Berbahaya”.

Dengan adanya klasikasi area berbahaya ini di lingkungan pabrik dan pematuhan atas ketentuan

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(25)

22 Pencegahan Kebakaran

atau persyaratan bekerja dengan peralatan listrik, pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan api (hot work ) diharapkan dapat memisahkan antara unsur pemantikan (sumber api) dan sumber bahan bakar. Berikut ini adalah beberapa usaha pencegahan atau mengurangi kemungkinan kontaknya sumber bahan bakar dengan api:

• Pencegahan kebakaran dari pekerjaan

las

Pada pekerjaan las, pencegahan kebakaran atau ledakan dilakukan dengan penggunaan alat “ash-  back” arrestor  yang berfungsi menghindari arus balik termasuk arus api balik dari ujung las ke tabung gas.

Gambar 3.1 Las Oksigen-Asetilena

Cara lain pencegahannya adalah pekerjaan las atau pemotongan dengan api dilakukan di dalam ruangan khusus yang dirancang mempunyai tekanan

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(26)

2

233

Pencegahan Kebakaran

Pencegahan Kebakaran

positif (

positif (welding habitat welding habitat ) untuk mencegah ) untuk mencegah (menguran(mengurangigi kemungkinan) masuknya gas hidrokarbon ke titik api kemungkinan) masuknya gas hidrokarbon ke titik api (nyala).

(nyala).

Gambar 3.2

Gambar 3.2 Pekerjaan las dengan sistim tekanan positif  Pekerjaan las dengan sistim tekanan positif 

Penggunaan “

Penggunaan “hot work shelter hot work shelter ” yakni selimut api” yakni selimut api yang menutupi pekerjaan las tanpa adanya sistim yang menutupi pekerjaan las tanpa adanya sistim

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(27)

2

244 Pencegahan KebakaranPencegahan Kebakaran

tekanan positif di dal

tekanan positif di dalamnya amnya hanya hanya mencegamencegah partih partikelkel menyala (

menyala (spark spark ) hasil las atau pemotongan dengan) hasil las atau pemotongan dengan api berterbangan tak terkendali. Penggunaan shelter api berterbangan tak terkendali. Penggunaan shelter ini mencegah spark yang berterbangan tersebut ini mencegah spark yang berterbangan tersebut berkontak dengan bahan mudah terbakar termasuk berkontak dengan bahan mudah terbakar termasuk (jika ada) gas yang bocor ketika pekerjaan las (jika ada) gas yang bocor ketika pekerjaan las berlangsun

berlangsung. g. PPenurunan enurunan risiko risiko dengandengan shelter shelter   ini  ini tidak sebaik habitat seperti yang disebutkan di atas. tidak sebaik habitat seperti yang disebutkan di atas. Namun

Namun, , penggunaanpenggunaan hot work shelter hot work shelter  di daerah yang di daerah yang tidak mengandu

tidak mengandung titik kebocoran bahan bakar yng titik kebocoran bahan bakar yangang tinggi dapat

tinggi dapat dipertimbangkandipertimbangkan..

• Penggunaan Alat ListrikPenggunaan Alat Listrik

 Alat

 Alat listrik listrik yang yang digunakdigunakan an di di daerah daerah yang yang telahtelah ditentukan sebagai area berklasikasi bahaya ditentukan sebagai area berklasikasi bahaya (

(classied area)classied area)  harus memenuhi ketentuan sebagai  harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: alat listrik teruji untuk area berbahaya berikut: alat listrik teruji untuk area berbahaya (

(

 Appr

 Approvoved ed for for Classied Classied AreaArea), bertipe), bertipe explosionexplosion proof, Intrinsically Safe-IS,

proof, Intrinsically Safe-IS, dan lain sebagainya).dan lain sebagainya). Pembahasan tentang atau Peralatan listrik dan Pembahasan tentang atau Peralatan listrik dan klasikasi area berbahaya terdapat pada

klasikasi area berbahaya terdapat pada modulmodul “Klasikasi Area Berbahaya

“Klasikasi Area Berbahaya””..

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(28)

25

25

Pencegahan Kebakaran

Pencegahan Kebakaran

Penggunaan alat listrik yang tidak memenuhi Penggunaan alat listrik yang tidak memenuhi kriteria alat listrik untuk digunakan pada area kriteria alat listrik untuk digunakan pada area berklasikasi berbahaya hanya dapat dilakukan berklasikasi berbahaya hanya dapat dilakukan melalui pengendalian pekerjaan panas (

melalui pengendalian pekerjaan panas (hot work hot work ).). Sambungan-sambungan instalasi listrik di area Sambungan-sambungan instalasi listrik di area berbahaya ditempatkan di dalam kotak sambungan berbahaya ditempatkan di dalam kotak sambungan (

(junction box junction box ) yang kedap api atau kedap gas) yang kedap api atau kedap gas yang disebut dengan “

yang disebut dengan “explosion proof” junctionexplosion proof” junction box 

box . Pembukaan. Pembukaan explosion proof junction box explosion proof junction box  yang yang masih dialiri listrik di dalamnya yang berada di area masih dialiri listrik di dalamnya yang berada di area berklasikasi berbahaya harus mengikuti prosedur berklasikasi berbahaya harus mengikuti prosedur kerja panas.

kerja panas.

• Pencegahan Pencegahan kebakkebakaran karena aran karena petirpetir..

Pencegahan kebakaran karena petir adalah dengan Pencegahan kebakaran karena petir adalah dengan menangkap arus listrik dari petir ke pembumian. menangkap arus listrik dari petir ke pembumian. Pencegahan ini melalui pemasangan alat penangkal Pencegahan ini melalui pemasangan alat penangkal petir (

petir (lightning arrestor lightning arrestor ) sehingga petir tidak) sehingga petir tidak menyambar daerah / tempat yang dapat terbakar. menyambar daerah / tempat yang dapat terbakar.

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(29)

2

266 Pencegahan KebakaranPencegahan Kebakaran

3.2.

3.2.

P

P

enghil

enghil

angan

angan

/

/

P

P

enah

enah

anan

anan

Sumber Bahan

Sumber Bahan

Baka

Baka

r

r

Sebaik-baiknya pencegahan kebakaran adalah Sebaik-baiknya pencegahan kebakaran adalah dengan menghilangkan sumber bahan bakar. dengan menghilangkan sumber bahan bakar. Namun, hal ini sering tidak sesuai dengan kondisi Namun, hal ini sering tidak sesuai dengan kondisi bisnis perusahaan minyak dan gas bumi yang bisnis perusahaan minyak dan gas bumi yang memang berinteraksi dengan bahan bakar.

memang berinteraksi dengan bahan bakar.

Namun ada saat-saat dimana bahan bakar harus Namun ada saat-saat dimana bahan bakar harus atau dapat ditiadakan atau dikur

atau dapat ditiadakan atau dikurangi dalam keadaanangi dalam keadaan- -keadaa

keadaan tertentu n tertentu seperti:seperti:

• Mengosongkan tangki atau perpipaan yangMengosongkan tangki atau perpipaan yang

mengandung bahan bakar pada waktu dilakukan mengandung bahan bakar pada waktu dilakukan pekerjaan yang dapat menimbulkan api (disebut pekerjaan yang dapat menimbulkan api (disebut pekerjaan panas /

pekerjaan panas / Hot Work Hot Work ) pada tangki atau) pada tangki atau pipa tersebut. Sebelum melakukan pekerjaan pipa tersebut. Sebelum melakukan pekerjaan hot work 

hot work , terlebih dahulu dilakukan pengetesan, terlebih dahulu dilakukan pengetesan gas bahan bakar (

gas bahan bakar (combustible gas test combustible gas test ) untuk) untuk mengetahui campuran LEL di udara. Jika LEL mengetahui campuran LEL di udara. Jika LEL nol maka pekerjaan panas tersebut baru boleh nol maka pekerjaan panas tersebut baru boleh dilaksanakan.

dilaksanakan.

• Pencegahan kebakaran melalui kerapihan danPencegahan kebakaran melalui kerapihan dan

penataan. penataan.

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(30)

27

Pencegahan Kebakaran

Pencegahan ini termasuk penataan dan penyimpanan bahan mudah terbakar, jauh dari sumber panas termasuk peralatan listrik atau sumber api dari kompor di dapur. Bahan-bahan mudah terbakar banyak dijumpai dalam bangunan seperti kertas, bahan katun, kayu, karton, dan lain sebagainya. Meminimalkan jumlah bahan mudah terbakar ini juga mengurangi risiko terjadinya kebakaran. Tidak meletakkan bahan kertas di atas alat listrik yang mempunyai permukaan panas seperti transformer tegangan tinggi atau kertas di dekat sumber api.

• Pencegahan kebakaran melalui pencegahan

kebocoran (loss of containment ).

Pabrik yang memproses uida (gas atau cairan) yang mudah terbakar harus mempunyai integritas sistem proses (process system integrity ) yang handal. Integritas Sistem Proses tersebut meliputi kehandalan sistem perpipaan, sistem bejana tekan, sistem pompa, sistem kompresor dan wadah proses (process containment ) lainnya.

Program integritas sistem proses meliputi inspeksi, pengujian / testing, dan pemeliharan terhadap

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(31)

28 Pencegahan Kebakaran

kehandalan integritas proses tersebut seperti ketebalan, korosi, sambungan perpipaan (ange to ange ), dan lain sebagainya. Usaha pencegahan kebocoran di pabrik menjadi bagian terpenting belakangan ini mengingat sudah banyak aset yang dioperasikan melebihi umur rancangannya (design life ) sehingga diperlukan suatu program integritas proses yang handal.

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(32)

29

4

Pengendalian

dan Perlindungan

dari Kebakaran

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(33)

30 Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

S

istem pengendalian dan perlindungan dari kebakaran dibutuhkan ketika usaha pencegahan kebakaran tidak tercapai. Tujuan dari sistem pengendalian dan perlindungan kebakaran adalah untuk meminimalisasi akibat dari kebakaran sehingga kerugian (jiwa manusia, aset perusahaan, dan lingkungan hidup) tidak menjadi besar dimulai dari pengendalian api sehingga tidak menjalar lebih jauh hingga ke pemadaman kebakaran.

Sistem ini terdiri dari beberapa tingkatan yang menunjukkan tingkat kesulitan pengendalian kebakaran tersebut. Salah satu model pengendalian yang digunakan secara umum adalah seperti yang ditampilkan pada Gambar 4.1. Setiap tingkatan dalam pohon keputusan pengendalian kebakaran menyediakan pilihan yang dapat digunakan untuk mengendalikan kebakaran di suatu kondisi.

Level 1 – Pengendalian Bahan Bakar

 Jika bahan bakar terkendali, serta proses pembakaran terkendali pula maka potensi terjadinya kebakaran akan dapat diminimalisasi. Misalnya dengan pengendalian sifat bahan bakar, mengendalikan

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(34)

31

Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

jumlah bahan bakar yang ada dan mengatur distribusinya.

Level 2 – Pengendalian Lingkungan

Level ini ditargetkan untuk mengendalikan proses pembakaran dari lingkungan tempat bahan bakar berada, seperti mengendalikan sifat sik lingkungan dan mengendalikan komposisi kimiawi lingkungan. Contohnya adalah pemilihan pelapis interior dari suatu bangunan dan menjadikan tangki penyimpanan tidak reaktif.

Level 3 – Penghentian api secara otomatis Penghentian api secara otomatis merupakan cara yang paling dapat dihandalkan dari level-level pengendalian kebakaran lainnya. Agar efektif, sistem ini harus dirancang dan dipasang dengan benar, selalu dilakukan inspeksi dan dirawat, serta dites secara berkala.

Level 4 – Konstruksi dengan deteksi otomatis Pengendalian kebakaran dapat juga dilakukan dengan penggunaan bahan dan teknik konstruksi yang sesuai. Intinya adalah menjaga api berada

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(35)

32 Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

dalam ruang yang tertutup. Jika terdapat deteksi otomatis, api akan terdeteksi pada tahap awalnya. Cara ini meliputi pula pemilihan bahan konstruksi yang tidak akan meningkatkan beban api (re load ) pada konstruksi, penggunaan bahan yang tahan api, membatasi penyebaran api, mengurung api, pemisahan, dinding api (rewall ) dan penghalang (barrier ), membatasi bukaan atau penetrasi dan venting.

Level 5 – Konstruksi tanpa deteksi otomatis Pada level tanpa deteksi api otomatis ini, api menjadi terus semakin besar sampai ada orang yang berada di dalam atau dari luar fasilitas yang menyadarinya. Tentunya ini akan membiarkan api untuk menjadi sangat besar sebelum akhirnya terdeteksi sehingga akan membutuhkan upaya penghentian yang lebih. Level 6 – Penghentian kebakaran secara manual dengan regu pemadam kebakaran  Jika kebakaran ditemukan sedini mungkin, orang yang

berada di fasilitas tersebut dapat menggunakan alat pemadam kebakaran atau cara lain yang tersedia untuk mengendalikan api. Kemampuan orang itu untuk

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(36)

33

Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

mengendalikan api secara alamiah bergantung pada kemampuan individu, pelatihan tentang prosedur pemadaman yang benar, dan ketersediaan peralatan pemadam kebakaran. Legislasi mensyaratkan pengadaan pelatihan untuk regu pemadam dan/atau pekerja yang diharapkan dapat turut memadamkan api di tempat kerja mereka. Pada beberapa fasilitas, perusahaan mengharapkan seluruh pekerja di dalam fasilitas tersebut mampu menggunakan alat pemadam kebakaran untuk mengendalikan api pada tahap awal. OSHA mensyaratkan bahwa pekerja tersebut harus terdidik dengan baik sehingga memenuhi persyaratan.

Level 7 – Penghentian kebakaran manual dengan bantuan dinas pemadam kebakaran Level ini merupakan level terakhir dari sistem pengendalian kebakaran. Penghentian kebakaran secara manual sama halnya dengan bertaruh dan penuh resiko. Pada waktu api mencapai level ini, seluruh level sistem pengendalian kebakaran telah gagal. Oleh karena itu, tidaklah pada tempatnya untuk mengharapkan tim dari dinas pemadam kebakaran dengan pengetahuan dan kemampuan

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(37)

34 Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

yang belum tentu sesuai untuk dapat dengan segera untuk memadamkan kebakaran industri.

Tabel 4.1 Pohon Keputusan Pengendalian Kebakaran

Tingkatan Pengendalian Api Kerugian

Pengendalian Bahan Bakar

Pengendalian Lingkungan

Penghentian Api Sec ara Otomatis

Pengendalian Dengan Konstruksi dan Deteksi Otomatis

Pengendalian Dengan Konstruksi

Pengendalian Manual dengan Brigade Kebakaran

Penghentian dengan Dinas Pemadam Kebakaran

Pengendalian Kebakaran Alami

 Awal  Awal Padam pada ukuran tertentu Terkurung Bisa menjalar Bisa padam Bisa padam padam Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada, kerusakan Bisa ada korban, Kerusakan cukup besar Bisa ada korban, kerusakan besar Bisa ada korban, dan hilang seluruhnya. Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(38)

35

Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

4.1. Kelas Api

Berdasarkan jenis pemadamannya atau penyebab timbulnya api, api dikelompokkan menjadi 5 kelas: 1. Kelas A: Kebakaran / Api yang ditimbulkan oleh

bahan bakar padat yang umumnya mengandung unsur karbon seperti kayu, kertas plastik, kain, karet, dlsb. Pemadaman untuk api kelas A ini dapat dengan menggunakan pemadam api kelas A yakni air, foam, dry powder  / dry chemical , CO2.  Api kelas A diperuntukkan untuk bahan-bahan yang jika terbakar menghasilkan sisa pembakaran berupa abu.

2. Kelas B: Kebakaran / Api yang ditimbulkan oleh bahan bakar cair. Pemadaman api kelas B ini dapat dengan menggunakan foam, dry chemical  / powder .

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(39)

36 Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

3. Kelas C: kebakaran yang ditimbulkan oleh peralatan listrik. Pemadaman ini dapat dilakukan dengan CO atau dry chemical . Foam meskipun bisa digunakan tetapi tidak disarankan karena dapat merusak peralatan listrik.

4. Kelas D: Kebakaran / api yang ditimbulkan oleh bahan logam / metal seperti Magnesium, Sodium, Potasium dan Aluminium. Pemadaman api kelas D ini dapat dengan menggunakan bahan kimia kering khusus (seperti bahan berbasis Sodium Klorida), lemak dan pasir.

 Ada pemadam api ringan yang dapat digunakan untuk beberapa kelas seperti kelas A,B, dan C.

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(40)

37

Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

Diluar kelas tersebut di atas, ada tambahan kelas untuk kebakaran yang diakibatkan oleh bahan-bahan dapur yakni api kelas K (untuk mudah mengingat K adalah “Kitchen”). Kebakaran khusus dari dapur karena minyak goreng atau lemak (“cooking oil ” atau “fats”) yang jika dalam keadaan terlalu panas akan mencapai titik nyala sendiri (auto ignition).

4.2. Siklus Api

Seringkali pola pemikiran yang ada adalah mengaplikasikan bahan pemadam kebakaran sesegera mungkin bahkan tanpa memperhitungkan jumlah yang ada. Jika jumlahnya tidak cukup untuk mengendalikan kebakaran, bahan pemadam kebakaran akan terbuang sia-sia. Untuk memiliki

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(41)

38 Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

pengertian mengenai hal ini, orang yang diharapkan untuk memadamkan kebakaran harus memiliki pengertian yang cukup mengenai apa yang terjadi dalam siklus kebakaran.

Grak dari siklus api sejak pengapian (muncul) hingga padam membentuk kurva yang menyerupai lonceng (lihat Gambar 4.2.). Api akan padam pada akhirnya meskipun tak ada pengendalian sama sekali.

       K     e      p      a      r      a        h     a      n Waktu PuncakApi Api membersar Api menyala Api mengecil Api padam

Gambar 4.2. Siklus Api 

Pengendalian api paling baik dilakukan sebelum api mencapai puncak dari siklusnya. Pada situasi yang mengalami keterlambatan pemadaman, kebakaran biasanya tak dapat dikendalikan sebelum puncaknya. Pengapian dapat memiliki periode yang bervariasi untuk mulai. Korek api yang menyala dan jatuh di bensin tak membutuhkan waktu yang lama untuk

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(42)

39

Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

memantik uap bensin tersebut. Sedangkan, bila rokok yang masih menyala dan jatuh di kursi maka baru terjadi pengapian dalam beberapa jam. Saat pengapian terjadi, api akan mulai membesar dan meningkat keparahannya. Pada umumnya, kebakaran yang melibatkan bahan-bahan kelas A berkembang lebih lambat dibandingkan kebakaran yang melibatkan bahan-bahan kelas B.

4.3. Pengendalian Api

 Air menjadi bahan pemadam kebakaran dalam bahasan berikut. Bagaimanapun, prinsipnya dapat digunakan untuk kebanyakan kelas api. Sederhananya, untuk mengendalikan kebakaran adalah dengan mendinginkannya, laju penyerapan panas oleh air harus sama atau lebih besar dari laju produksi panas oleh api. Ketika jumlah panas yang diserap per menit sama dengan jumlah panas yang diproduksi per menit, kesetimbangan tercapai dan kebakaran akan terkendali. Begitu pula untuk penyerapan panas yang lebih besar.

Ketika laju penyerapan panas lebih kecil dari laju produksi panas, maka kebakaran tak akan dapat

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(43)

40 Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

dikendalikan hingga jumlah bahan bakar yang tersisa menyebabkan laju produksi panas turun pada titik yang sama atau lebih rendah dari laju penyerapan panas.

 Ada empat pilihan dasar yang biasanya digunakan untuk melawan kebakaran, yaitu:

a) Pilihan pertama adalah tidak melakukan apapun secara langsung untuk mengendalikan api. Pada kasus ini, kebakaran akan padam dengan sendirinya karena kehabisan bahan bakar. Pengendalian yang dilakukan hanya sebatas mencegah penyebaran kebakaran.

b) Pilihan kedua adalah menyerang api dengan laju aplikasi yang lebih sedikit dari yang dibutuhkan untuk mengendalikan api. Pada kasus ini, upaya penghentian kebakaran tak akan memiliki pengaruh hingga kebakaran turun pada tingkat yang dapat dipadamkan.

c) Pilihan ketiga adalah ketika laju aplikasi tidak mencukupi, namun laju tersebut ditingkatkan sedikit demi sedikit. Biasanya pada saat laju aplikasi sudah cukup, kebakaran sudah terjadi

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(44)

41

Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

cukup lama sehingga hanya sedikit yang dapat diselamatkan. Pilihan ini adalah ketika petugas pemadam kebakaran adu cepat dengan api tanpa ada kemungkinan menang sehingga keberhasilan pengendalian kebakaran adalah setelah api telah mencapai puncak dan turun ke tingkat pengendalian penghentian kebakaran.

d) Pilihan keempat adalah untuk memberikan laju aplikasi bahan pemadam kebakaran yang cukup untuk mengendalikan kebakaran dalam waktu yang relatif singkat. Pilihan ini tak hanya menimbulkan hasil yang dramatis, namun meminimalkan keparahan kebakaran dan kerusakan. Tidak semua fasilitas mempunyai sumber daya yang cukup, namun pilihan ini dapat memberikan yang terbaik. Berdasarkan pencapaiannya, pilihan keempat merupakan satu-satunya cara untuk mengendalikan kebakaran.

4.4. Bahan-Bahan Pemadam

Kebakaran

Bahan-bahan pemadam kebakaran yang paling umum adalah:

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(45)

42 Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

1. Air

2. Zat kimia kering (dry chemical ) 3. Karbon Dioksida

4. Bahan-bahan berhalogen

5. Bahan-bahan pembusa (foam) 6. Bubuk kering (dry powder )

Setiap bahan tersebut memiliki ciri khas yang membuatnya lebih atau kurang sesuai untuk situasi kebakaran atau bahan bakar tertentu. Pada beberapa kasus, satu bahan sama baiknya dengan yang lain sehingga pilihan dapat bersifat subjektif.

Untuk memadamkan kebakaran, yang harus dilakukan adalah menghilangkan salah satu elemen dari segitiga api. Metode untuk memadamkan api dapat dilakukan dengan cara menghilangkan panas, menghilangkan oksigen, menghilangkan bahan bakar, memutus reaksi rantai, atau kombinasi dari keseluruhannya.

4.4.1. Air

Pada intinya, air memadamkan api dengan menyerap panas dari bahan bakar dan mendinginkannya. Ketika air mengenai permukaan panas atau atmosr

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(46)

43

Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

yang panas, air akan menyerap panas tersebut. Perpindahan panas terjadi dari suhu yang lebih tinggi ke yang lebih rendah. Oleh karena itu, suhu air meningkat dan secara bersamaan suhu permukaan atau atmosr yang panas menjadi turun.

Dalam kebakaran, air biasanya mengambil banyak panas dari bahan bakar sehingga bahan bakar berhenti menguap dan menghentikan proses pembakaran. Ketika air dipanaskan cukup tinggi, air akan berubah menjadi uap. Ketika hal tersebut terjadi, uap memaksa udara keluar dari sekitar api yang berarti oksigen di sekitar api pun berkurang, sekaligus menjadi pendingin untuk membantu pemadaman api.

 Air seringkali diasosiasikan dengan kebakaran kelas  A, namun air dapat digunakan secara efektif pada banyak kebakaran kelas B untuk mendinginkan cairan yang dapat terbakar hingga dibawah titik nyalanya. Efektivitas dari suatu bahan pemadam ditentukan oleh cara pengaplikasiannya.

 Air secara umum tidak dipertimbangkan untuk menangani kebakaran kelas C karena air mengonduksikan listrik. Hal ini disebabkan oleh

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(47)

44 Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

fakta bahwa orang-orang tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan yang yang dibutuhkan. Padahal, air dapat juga digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas C dengan teknik khusus dengan syarat:

1. Aliran air ini dipecah sedemikian rupa sehingga meniadakan konduktivitas elektriknya.

2. Drainase yang memadai disediakan sehingga muatan listrik yang terbawa tidak membahayakan orang.

Berbagai jenis zat tambahan telah dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas dari air sebagai bahan pemadam dalam aplikasi tertentu. Zat tambahan tersebut dalam bentuk:

1. Bahan pembasah – ketika dicampurkan dengan air secara benar akan mengurangi tegangan permukaan dari air itu sendiri dan akan membuat larutan itu dengan mudah masuk ke bahan bakar padat.

2. Bahan penebal – ketika dicampurkan dengan air akan membentuk larutan yang melekat pada permukaan. Bahan ini secara khusus sangat berguna untuk memadamkan kebakaran hutan.

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(48)

45

Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

3. Bahan pendingin – ketika dicampurkan dengan air akan membentuk larutan yang akan meningkatkan karakteristik pendinginan.

4. Bahan pembusa – ketika dicampurkan dengan air akan membentuk larutan berbusa yang memiliki specic gravity  yang rendah yang akan menyebabkan bahan tersebut akan berada diatas cairan yang dapat terbakar. Bahan ini merupakan yang paling banyak digunakan.

4.4.2. Zat Kimia Kering

Zat kimia kering tak lebih hanyalah campuran bubuk-bubuk kimia yang menyerang proses reaksi rantai dari proses pembakaran yang menyebabkan proses tersebut terputus. Ada beberapa jenis zat kimia kering untuk memadamkan kebakaran, yang dikategorikan sebagai BC untuk kebakaran kelas B dan C, serta kategori ABC untuk kebakaran kelas A, B, dan C.

Bahan kimia kering awalnya dikembangkan untuk pemadaman kebakaran kelas B. Campurannya pada intinya adalah Sodium Bikarbonat yang dicampur dengan bahan-bahan lain untuk meningkatkan karakteristik penyimpanan dan alirannya. Saat ini

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(49)

46 Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

bahan tersebut dikenal sebagai zat kimia kering umum.

Selain zat kimia kering umum,terdapat juga zat kimia berbasis Kalium Bikarbonat atau yang dikenal dengan Purple K  yang dikembangan oleh Angkatan Laut Amerika pada tahun 1950-an. Bahan ini sekitar 2,5 kali lipat lebih efektif dibandingkan zat kimia kering umum. Selanjutnya zat kimia kering Kalium Bikarbonat yang berbasis urea dan dikenal sebagai Monex , dikembangkan pada akhir 1960-an. Zat kimia kering ini jauh lebih efektif dari zat kimia kering berbasis Kalium Bikarbonat. Hal ini disebabkan karena setiap partikel dari bubuk terpecah menjadi banyak partikel yang lebih kecil ketika kontak dengan jilatan api.

Sementara itu, zat kimia kering kategori BC ditujukan untuk digunakan pada kebakaran cairan yang dapat terbakar dan kebakaran yang melibatkan peralatan listrik. Zat kimia kering kategori ini dapat digunakan pada kebakaran kelas A jika bahan pemadam lainnya tidak ada. Namun, api dapat muncul kembali karena zat kering ini tidak memiliki kemampuan untuk mendinginkan.

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(50)

47

Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

Pada tahun 1950-an zat kimia kering berbasis Monoamonium Fosfat diperkenalkan di Amerika. Zat multifungsi ini ditujukan untuk menangani kebakaran kelas A, B, dan C.

Zat kimia kering kategori ABC mirip dengan zat kimia kering kategori BC dalam memadamkan kebakaran dengan memutus reaksi rantai kimiawi. Pada zat kimia kategori ABC terdapat zat yang ketika digunakan pada kebakaran kelas A, akan melapisi bahan yang terbakar dengan residu yang mirip plastik yang nantinya akan memutus suplai oksigen ke api. Namun, jika lapisan tersebut rusak dan udara mencapai bahan bakar sebelum temperaturnya turun hingga dibawah titik uapnya, api dapat timbul lagi. Dalam berapa hal, zat kimia kering bersifat korosif. Oleh karena itu, zat tersebut tidak cocok untuk perlidungan peralatan listrik yang mahal dan rentan. Ide dibelakang pemadaman dengan bahan kimia kering adalah membungkus bahan bakar dengan padatan “inert ” mirip dengan penggunaan pasir. Sebagai contoh bubuk yang sangat halus dari Sodium Bikarbonat (NaHCO3, baking soda) atau monoamonium fosfat ((NH4)H2PO4). Membungkus

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(51)

48 Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

bahan bakar sehingga memperlemah atau memadamkan kobaran api karena terhalangnya kontak dengan bahan bakar tersebut.

4.4.3. Karbon Dioksida

Karbon Dioksida (CO2) adalah gas inert yang disimpan dalam bentuk cairan di tabung atau tangki yang didinginkan. Ketika dilepaskan ke atmosr, karbon dioksida akan menguap dan kembali ke fasa gas. Sebagai gas, karbon dioksida lebih berat dibandingkan udara, dan kecepatan penguapannnya cukup untuk membuatnya efektif memadamkan api melalui pengurangan kadar oksigen dengan pengenceran hingga ke suatu titik oksigen tak lagi mampu mendukung pembakaran.

Meskipun cairan CO2  mempunyai temperatur yang rendah (-110 F), cairan ini bukanlah bahan pendingin yang efektif. Faktanya, kapasitas pendinginan karbon dioksida hanya 10% dari kapasitas pendinginan air. Selain itu, CO2 juga tidak membasahi bahan bakar yang terbakar. Karbon dioksida hanya efektif selama dilakukan pada ruangan tertutup untuk mempertahankan kondisi pemadaman. Untuk pemadaman yang sempurna, pengenceran kadar

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(52)

49

Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

oksigen harus berlangsung cukup lama agar seluruh bahan bakar mendingin hingga ke titik yang tak akan menguap.

Karbon dioksida pada umumnya digunakan untuk perlindungan ruang komputer, ruang pengendalian elektrik atau peralatan listrik. Untuk memadamkan api dengan cepat dan efektif, konsentrasi karbon dioksida di ruang yang tertutup dibuat tinggi. Tingkat konsentrasi tersebut dapat menyebabkan penipisan oksigen di ruangan yang tentunya membahayakan keselamatan manusia.

4.4.4. Bahan Berhalogen

Bahan berhalogen atau halon merupakan kelompok cairan yang mudah menguap dan terbuat dari sejumlah tertentu Karbon, Fluorin, Bromine dan Iodine. Bahan ini tetap sebagai cairan di tempat tertutup, namun menguap secara cepat ketika terekspos ke pembakaran yang menyebabkan reaksi rantai terputus.

Halon sangat efektif untuk pemadaman kebakaran dengan cepat. Bahan ini juga tidak menyebabkan korosi dan sangat efektif pada konsentrasi rendah.

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(53)

50 Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

Halon aman untuk peralatan dan manusia. Namun, penelitian menemukan bahwa bahan ini menyebabkan penipisan lapisan ozon. Saat ini halon tidak digunakan lagi, tetapi penggantinya yang sama efektif dengan halon namun lebih aman terhadap lingkungan, masih dalam pengembangan.

4.4.5. Foam

Foam  / Busa pemadam kebakaran tak lebih dari campuran air dan zat kimia lain, yang ketika dicampurkan menghasilkan kumpulan gelembung yang berisi udara atau gas dan memilikispecic gravity yang lebih kecil dibandingkan dengan cairan yang dapat terbakar. Zat ini membuat campuran terserbut mengapung di cairan yang dapat terbakar dan meningkatkan kemampuan air untuk mengendalikan kebakaran untuk jenis ini.

Seperti yang ditampilkan pada Gambar 7, busa memadamkan api dengan:

1. Mencekik api, mencegah udara dan uap yang dapat terbakar untuk bercampur.

2. Mengurangi uap yang dapat terbakar pada permukaan bahan bakar.

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(54)

51

Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

3. Memisahkan jilatan api dari permukaan bahan bakar.

4. Mendinginkan permukaan bahan bakar atau api dan benda yang berdekatan.

5. Menyelimuti bahan bakar untuk menutup kontak dengan udara.

Konsentrasi surfaktan (bubuk pembuat busa) kurang dari 1%. Komponen lainnya. Pembentuk busa adalah larutan organik seperti trimethyl-trimethylene glycol  dan hexylene glycol , foam stabilizers  seperti lauryl alcohol , dan bahan penghambat korosi (corrosion inhibitor ).

Dari daya pengembangan busanya, busa terbagi atas:

a. Daya mengembang rendah (low expansion foam)

Low expansion foam  mempunyai daya mengembang kurang dari 20 kalinya. Busa dengan daya mengembang rendah seperti  AFFF ( Aqueous Film Forming Foam) yakni busa pembentuk lapisan lm berbasis air mempunyai

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(55)

52 Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

viskositas yang rendah, bersifat mobile (dengan mudah menyebar atau memiliki daya sebar yang baik) yang menjadikannya mampu untuk menutupi permukaan yang luas secara cepat. AFFF seringkali juga mengandung surfaktan berbasis hidrokarbon seperti sodium alkyl  sulfat dan uorosurfactant  seperti uorotelomers,  peruorooctanoic acid  (PFOA), atau peruorooctanesulfonic acid  (PFOS). b. Daya mengembang menengah (medium

expansion foam)

Medium expansion foam, mempunyai daya mengembang antara 20-200 kali.

c. Daya mengembang tinggi (high expansion foam) High expansion foam  mempunyai daya mengembang di atas 200 kali. Busa ini cocok untuk ruang tertutup / terbatas seperti hanggar ketika dibutuhkan pengisian ruang dengan busa dengan cepat.

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(56)

53

Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

Gambar 4.3 Mekanisme Pemadaman oleh Busa

Pada pemadaman kebakaran yang melibatkan cairan dapat terbakar, busa juga memiliki kemampuan untuk bertindak sebagai penekan uap yang ketika bekerja pada permukaan tumpahan dapat mencegah pelepasan uap. Oleh karena itu, pemadam kebakaran busa dapat digunakan dengan efektif untuk mencegah pengapian.

Pemadam kebakaran busa, dalam berbagai bentuk, telah ada sejak pertama kali bahan berbusa dipatenkan di Inggris tahun 1870-an. Penggunaan busa meningkat secara cepat seiring dengan perkembangan teknologi, terutama di industri perminyakan dan turunannya. Sama halnya dengan penemuan kendaraan yang secara signikan meningkatkan permintaan akan bensin.

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(57)

54 Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

Pemadam kebakaran busa berdasarkan pembentukan busanya dapat dibagi menjadi dua kategori:

Busa kimia  – Ini adalah jenis pertama dari busa

pemadam kebakaran. Busa ini diproduksi dalam bentuk bubuk kimiawi yang kemudian dicampur dengan air untuk menjadi busa. Busa ini memperoleh namanya dari cara pembuatannya. Ketika larutan ini bersentuhan, sebuah reaksi kimia terjadi, menghasilkan Karbon Dioksida (CO2). Kemudian, terbentuk gelembung berisi CO2 dalam jumlah yang sangat banyak sehingga tekanan di dalam kontainer (tempat larutan dicampur) meningkat dan membuat busa kimiawi mengalir melalui perangkat pelepasan. Busa kimiawi pada dasarnya terdiri dari dua jenis: 1. Busa untuk penggunaan pada cairan yang dapat

terbakar jenis hidrokarbon.

2. Busa untuk penggunaan pada cairan yang dapat terbakar jenis alkohol atau larutan polar.

Karena batasan penggunaannya, busa pemadam kebakaran jenis ini sangat jarang digunakan saat ini.

Busa mekanis – Pengenalan busa mekanis membuat

produksi sejumlah besar busa pada laju aplikasi yang

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(58)

55

Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

tinggi. Pengembangan busa mekanis disebabkan oleh tingginya permintaan untuk menghentikan kebakaran secara manual untuk fasilitas angkatan udara.

Busa mekanis membuat gelembung berisi udara yang dihasilkan dari cara mekanis, biasanya agitasi atau turbulensi, untuk mencapai hasil dasar yang sama dengan busa kimia. Karena pembentuk busa mekanis berada dalam bentuk cairan, hal itu membuat operasi dan peralatan jauh lebih handal dibandingkan busa kimia. Tiga komponen (air, konsentrat busa, dan udara) dibutuhkan untuk menghasilkan busa pemadam kebakaran. Saat ini terdapat berbagai jenis busa mekanis:

a) Busa protein – konsentrat busa mekanis pertama yang dikembangkan. Busa ini terbuat dari protein alami yang tidak larut dalam hidrokarbon. Penggunaannya harus dengan perlahan jika tidak busa akan berada di bawah permukaan cairan dan menyebabkan gelembung dilapisi permukaan bahan bakar yang dapat menghancurkan gelembung. Busa ini juga tidak efektif untuk larutan polar karena dapat larut dengannya.

b) Busa uoroprotein – pengembangan busa protein

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(59)

56 Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

dengan penambahan larutan yang beruorin. Busa ini ditujukan untuk penggunaan pada bahan bakar hidrokarbon, memberikan kemampuan untuk membuka lapisan bahan bakar ketika tercelup. Hal ini membuat busa dapat masuk ke tangki penyimpanan melalui injeksi di bawah permukaan. c) Busa alkohol – busa protein tidak efektif untuk larutan polar karena larutan polar dapat bercampur dengan air dan busa pada dasarnya tidak larut dalam bahan bakar. Oleh karena itu, konsentrat busa tahan alkohol dikembangkan. Busa jenis ini harus diaplikasikan dengan penuh kehati-hatian dan jenis serta susunan peralatan aplikasi busa sangatlah penting.

d) Busa sintetik – busa ini dibuat dari sintesis kimiawi. Dua jenis utama busa sintetik adalah busa berbasis deterjen dan busa yang membentuk lm (lapisan tipis).

e) Busa deterjen – terbuat dari senyawa yang biasa digunakan untuk membuat deterjen komersial.  Jenis busa ini yang paling sering digunakan untuk

mengendalikan kebakaran kelas A.

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(60)

57

Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

f) Busa yang membentuk lm – diformulasi secara sintetis untuk membuat air membentuk lapisan tipis (lm) yang mengapung di atas permukaan bahan bakar tanpa memerlukan selimut kohesif dari gelembung busa. Konsentrat ini menggunakan surfaktan Fluorocarbon  yang mengubah sifat dari air dan konsentrat dan biasanya disebut sebagai busa pembentuk lm permukaan atau busa pembentuk lm air (bahan AFFF). Jenis busa ini dikembangkan lebih jauh untuk memiliki karakteristik busa pembentuk lm air dan busa Fluoroprotein sehingga busa itu dapat digunakan pada hidrokarbon maupun larutan polar. Namun, diperlukan kehati-hatian dalam penggunaan busa ini pada kebakaran akibat larutan polar karena metode aplikasinya sangat kritis.

Tabel 4.1 Lembar Fakta Busa

 Jenis Busa Aplikasi Keuntungan / Kerugian

Busa Kimia • Kebakaran hidrokarbon • Penggunaan di sistem • Penggunaan personal

+ Kualitas busa baik - Sulit digunakan - Solidikasi bubuk

- Tidak praktis untuk skala besar

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(61)

58 Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

 Jenis Busa Aplikasi Keuntungan / Kerugian

Busa Mekanis Busa Protein • Kebakaran hidrokarbon • Penggunaan di sistem • Penggunaan personal

+ Mencegah tak terbakar kembali

+ Pendinginan baik + Kualitas busa baik

- Perlu aplikasi perlahan / mulut selang khusus

Busa Fluoroprotein • Kebakaran hidrokarbon • Penggunaan di sistem • Penggunaan personal • Injeksi bawah permukaan

+ Sangat baik untuk sistem tangki

+ Kualitas lebih baik dari busa protein biasa

+ Aplikasi tak perlu perlahan

- Butuh mulut selang khusus

Busa tahan  Alkohol • Kebakaran larutan polar • Penggunaan di sistem • Penggunaan personal

+ Tidak pecah saat

diaplikasikan di larutan polar seperti halnya busa lain

- Perlu aplikasi perlahan / mulut selang khusus

- Perlu proporsi tinggi

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(62)

59

Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

 Jenis Busa Aplikasi Keuntungan / Kerugian

Busa Sintetik Busa Berbasis Deterjen • Kebakaran kelas A • Beberapa kebakaran kelas B • Penggunaan di sistem • Penggunaan personal

+ Minim air / ekspansi tinggi

+ Baik untuk kebakaran kelas A

- Aplikasi terbatas pada kebakaran kelas B

- Perlu foam generator khusus

- Perlu mulut selang khusus pada aplikasi ekspansi rendah Busa Pembentuk Film • Kebakaran hidrokarbon • Penggunaan di sistem • Penggunaan personal + Mudah digunakan + Pelatihan sederhana - Belum tentu dapat

mencegah terbakar kembali Busa Pembentuk Film Tahan  Alkohol • Kebakaran hidrokarbon dan larutan polar • Penggunaan di sistem • Penggunaan personal

+ Dapat digunakan pada semua cairan

+ Mudah digunakan

- Perlu proporsi yang tinggi - Efektivitas bervariasi pada

cairan

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(63)

60 Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

Karakteristik penting lainnya dari busa pemadam kebakaran adalah rasio ekspansi. Larutan busa terdiri dari persentase konsentrat busa dalam air, serta diperlukan penambahan udara untuk membentuk busa. Rasio volum busa yang sudah jadi terhadap volum awal larutan busa disebut rasio ekspansi. Busa dipisahkan menjadi tiga klasikasi berdasarkan rasio ekspansi:

• Rasio ekspansi rendah = di bawah 20:1

• Rasio ekspansi menengah = antara 20:1 dan 200:1

• Rasio ekspansi tinggi = antara 200:1 dan 1.000:1 4.4.6. Bubuk Kering (dry powder  / DP)

Bubuk kering (dry powder / DP ) adalah nama yang diberikan kepada bahan yang ditujukan untuk penggunaan pada kebakaran kelas D (yang melibatkan logam yang dapat terbakar, seperti Magnesium, Sodium dan Titanium).

Beberapa DP yang tersedia secara komersial terdiri dari senyawa yang diformulasikan khusus, sisanya adalah pasir kering atau grat yang dijadikan bubuk. Pemilihan DP yang tepat adalah berdasarkan jenis

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

(64)

61

Pengendalian dan Perlindungan dari Kebakaran

logam tertentu yang terlibat dalam kebakaran. Karakteristik yang paling penting adalah bahwa bahan ini harus kering dan sesuai dengan logam tersebut. Mekanisme pemadamannya adalah dengan cara mengisolasi sisa bagian logam yang belum terbakar. Ketika DP digunakan pada kebakaran logam, bubuknya akan membentuk lapisan seperti kerak disekitar logam yang terbakar untuk mengisolasinya dan menjaga logam yang berdekatan agar tidak ikut terbakar, sementara api lama kelamaan akan padam dengan sendirinya.

4.4.7. Bahan Kombinasi

Meskipun pada dasarnya bahan pemadam kebakaran digunakan secara individual, namun jika diperlukan berbagai bahan pemadam dapat pula digunakan secara kombinasi seperti misalnya menggunakan zat kimia kering dan busa, baik secara individual, simultan, atau berurutan.

Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh militer beberapa tahun yang lalu, ketika CO2  dan busa digunakan pada pemadaman kebakaran kecelakaan pesawat. Untuk pemadaman yang cepat terhadap

Unlock Access to An

Exclusive 30

Day Trial

Modul HSE : Aspek Kebakaran

Access Now

Gambar

Tabel 1.1 Beberapa bencana api sepanjang sejarah
Gambar 2.2  Model Api Tetahedron
Gambar 3.1 Las Oksigen-Asetilena
Tabel 4.1  Pohon Keputusan Pengendalian Kebakaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mereka percaya bahwa feng shui dapat dijadikan acuan dalam memilih lokasi bisnis sehingga lokasi yang baik mendatangkan keuntungan bagi bisnis, misalnya lebih banyak

Seorang karyawan bernama La Derodo pada awalnya memperoleh gaji sebesar Rp.600.000,00. jika kita susun gajinya itu mulai bulan pertama adalah sebagai berikut.. Susunan yang

Jika subsektor dari sektor pertanian tersebut mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak dari yang lainnya artinya subsektor tersebut telah mampu mengurangi masalah

Dari pengolahan data maka diperoleh nilai Tolerance untuk variabel transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, fairness atau kewajaran yaitu 0,566, 0,469, 0,608, 0,586

Anda dapat menghapus buku telepon yang tersimpan dalam unit ini, yang berasal dari telepon seluler yang tersambung namun tidak kompatibel dengan PBAP. 1 Tekan tombol

perpustakaan :buku-buku Zat gizi mikro mampu memaparkan resume konsep dasar Vitamin larut air (pantothenic acid, biotin) ,metabolisme pantothenic acid, biotin serta dampak

– Petak yang bersebelahan dengan wumpus berbau busuk (smelly) – Petak yang bersebelahan dengan pit (lubang) terasa angin (breezy) – Petak tempat emas berada bercahaya (Glitter).

a) Program dapat dikembangkan dengan menambah data kegempaan lainnya sebagai parameter fisik untuk memperkaya data input sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat. b) Pada