PANDUAN PELAYANAN RUMAH SAKIT PADA
PENGELOLAAN PASIEN DENGAN RISIKO JATUH
DI INSTALASI RAWAT INAP RSKGM
BAB I
DEFINISI
Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seseorang mengalami jatuh dengan atu tanpa disaksikan oleh orang lain, tidak disengaja/ tidak direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai, dengan atau tanpamencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis (pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin).
Risiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh yang umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor fisiologis yang dapat berakibat cidera.
Faktor risiko jatuh dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori: 1. Intrinsik: berhubungan dengan kondisi pasien, termasuk
kondisi psikologis
2. Ekstrinsik: berhubungan dengan lingkungan
Selain itu, faktor risiko juga dapat dikelompokkan menjadi kategori dapat diperkirakan (anticipated) dan tidak dapat diperkirakan (unanticipated). Faktor risiko yang dapat diperkirakan merupakan hal-hal yang diperkirakan dapat terjadi sebelum pasien jatuh.
Intrinsik (berhubungan dengan kondisi pasien)
Ekstrinsik (berhubungan dengan lingkungan)
Dapat
diperkirakan
Riwayat jatuh sebelumnya Inkontinensia
Gangguan kognitif/psikologis Gangguan keseimbangan/mobilitas Usia > 65 tahun
Osteoporosis
Status kesehatan yang buruk Gangguan moskuloskeletal
Lantai basah/silau, ruang berantakan, pencahayaan kurang, kabel longgar/lepas
Alas kaki tidak pas
Dudukan toilet yang rendah Kursi atau tempat tidur beroda Rawat inap berkepanjangan Peralatan yang tidak aman Peralatan rusak
Tempat tidur ditinggalkan dalam posisi tinggi Tidak dapat diperkirakan Kejang Aritmia jantung
Stroke atau Serangan Iskemik Sementara (Transient Ischaemic Attack-TIA)
Pingsan
‘Serangan jatuh’ (Drop Attack)
A. Tujuan Pencegahan Jatuh
Sebagai suatu proses untuk mencegah kejadian jatuh pada pasien, dengan cara:
1. Mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko tinggi jatuh dengan menggunakan “Asesmen Risiko Jatuh”.
2. Melakukan asesmen ulang pada semua pasien(setiap hari) 3. Melakukan asesmen yang berkesinambungan terhadap
pasien yang berisiko jatuh dengan menggunakan “Asesmen Risiko Jatuh Harian”
4. Menetapkan standar pencegahan dan penanganan risiko jatuh secara komprehensif
BAB II
RUANG LINGKUP
Komponen utama dari proses pelayanan pasien rawat inap dan rawat jalan adalah asesmen pasien untuk memperoleh informasi terkait status medis pasien, begitu juga untuk pasien yang mempunyai resiko jatuh, Asesmen pasien dengan resiko jatuh dibutuhkan dalam membuat keputusan-keputusan terkait: (a) status kesehatan pasien; (b) kebutuhan dan permasalahan keperawatan; (c) intervensi guna memecahkan permasalahan kesehatan yang sudah teridentifikasi atau juga mencegah permasalahan yang bisa timbul dimasa mendatang; serta (d) tindak lanjut untuk memastikan hasil-hasil yang diharapkan pasien terpenuhi.
Pengelolaan risiko pasien jatuh terutama dapat terjadi pada pasien yang dirawat di ruangan:
- IRNA
- ICU
- dll
Semua petugas yang bekerja di rumah sakit harus memahami bahwa semua pasien yang dirawat inap memiliki risiko
untuk jatuh, dan semua petugas tersebut memiliki peran untuk mencegah pasien jatuh
BAB III
TATA LAKSANA
Dalam pentatalaksanan pengelolaan pasien dengan resiko jatuh meliputi :
A. Petugas penanggung jawab:
Perawat B. Perangkat kerja
Status Rekam Medis Pasien
Tanda risiko pasien jatuh (gelang kuning)
Formulir pengkajian risiko pasien jatuh
Formulir dokumentasi informasi risiko pasien jatuh
Formulir catatan kegiatan perawat tentang asesmen dan intervensi risiko jatuh
C. Tata laksana
1. Asesmen awal / skrining
a. Perawat akan melakukan penilaian dengan Asesmen Risiko Jatuh Morse Fall Scale dalam waktu 4 jam dari pasien masuk RS dan mencatat hasil asesmen dan langsung dilakukakan talaksana risiko jatuh
2. Asesmen ulang
a. Setiap pasien akan dilakukan asesmen ulang risiko jatuh setiap: saat transfer ke unit lain, adanya perubahan kondisi pasien, adanya kejadian jatuh pada pasien.
b. Penilaian menggunakan Asesmen Risiko Jatuh Morse Fall Scaledan Rencana Keperawatan Interdisiplin akan diperbaharui/dimodifikasi sesuai dengan hasil asesmen. c. Perawat yang bertugas akan mengidentifikasi dan
menerapkan “Prosedur Pencegahan Jatuh”, berdasarkan pada:
d. Kategori risiko jatuh (rendah, sedang, tinggi) e. Kebutuhan dan keterbatasan per-pasien
f. Riwayat jatuh sebelumnya dan penggunaan alat pengaman (safety devices)
g. Asesmen Klinis Harian
h. Assesmen ulang resiko jatuh dilaksan setiap hari, saat transfer ke unit lain, adanya perubahan kondisi pasien, adanya kejadian jatuh pada pasien.
i. Untuk mengubah kategori dari resiko tinggi ke rendah diperlukan skor <25 dalam 2 kali pemeriksaan berturut turut.
j. “Prosedur Pencegahan Jatuh” pada pasien yang berisiko rendah, sedang, atau tinggi harus diimplementasikan dan penggunaan peralatan yang sesuai harus optimal. k. Intervensi pencegahan jatuh
3. Intervensi Pencegahan Jatuh
a. Tindakan pencegahan umum (untuk semua kategori): 1) Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien
2) Posisikan tempat tidur serendah mungkin, roda terkunci, kedua sisi pegangan tempat tidur tepasang dengan baik
4) Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan (telepon genggam, tombol panggilan, air minum, kacamata)
5) Pencahayaan yang adekuat (disesuaikan dengan kebutuhan pasien)
6) Alat bantu berada dalam jangkauan (tongkat, alat penopang)
7) Optimalisasi penggunaan kacamata dan alat bantu dengar (pastikan bersih dan berfungsi)
8) Pantau efek obat-obatan
9) Anjuran ke kamar mandi secara rutin
10) Sediakan dukungan emosional dan psikologis
11) Beri edukasi mengenai pencegahan jatuh pada pasien dan keluarga
b. Kategori risiko tinggi: lakukan tindakan pencegahan
umum dan hal-hal berikut ini.
1) Beri penanda berupa gelang berwarna kuning yang dipakaikan di pergelangan tangan pasien
2) Sandal anti-licin
3) Tawarkan bantuan ke kamar mandi 4) Nilai kebutuhan akan:
5) Fisioterapi dan terapi okupasi 6) Alarm tempat tidur
7) Tempat tidur rendah (khusus)
8) Usahakan lokasi kamar tidur berdekatan dengan pos perawat (nurse station)
c. Asesmen risiko jatuh pada anak-anak dilakukan pencegahan umum dan hal hal sebagai berikut:
1) Pencegahan risiko jatuh pasien anak-anak: Kategori Pasien dengan Risiko Tinggi
Memastikan tempat tidur/brankard dalam posisi roda terkunci
Pagar sisi tempat tidur/brankard dalam posisi berdiri/terpasang
Lingkungan bebas dari peralatan yang tidak digunakan
Berikan penjelasan kepada orang tua tentang pencegahan jatuh
Pastikan pasien memiliki stiker penanda risiko tinggi jatuh pada gelang identifikasi dan tanda kewaspadaan dan panel informasi pasien.
l. Strategi Rencana Keperawatan
1) Strategi umum untuk pasien risiko jatuh, yaitu:
Tawarkan bantuan ke kamar mandi setiap 2 jam (saat pasien bangun)
Gunakan 2-3 sisi pegangan tempat tidur
Lampu panggilan berada dalam jangkauan, perintahkan pasien untuk mendemonstrasikan penggunaan lampu panggilan
Jangan ragu untuk meminta bantuan
Barang-barang pribadi berada dalam jangkauan
Adakan konferensi multidisiplin mingguan dengan partisipasi tim keperawatan
Rujuk ke departemen yang sesuai untuk asesmen yang lebih spesifik, misalnya fisioterapi
Anjurkan pasien menggunakan sisi tubuh yang lebih kuat saat hendak turun dari tempat tidur 2) Strategi untuk mengurangi / mengantisipasi kejadian
jatuh fisiologis, yaitu:
Berikan orientasi kamar tidur kepada pasien
Libatkan pasien dalam pemilihan aktivitas sehari-harinya
Pantau ketat efek obat-obatan, termasuk obat psikotropika (lihat daftar)
Kurangi suara berisik
Lakukan asesmen ulang
Sediakan dukungan emosional dan psikologis
3) Strategi pada faktor lingkungan untuk mengurangi risiko jatuh, yaitu:
Lampu panggilan berada dalam jangkauan
Posisi tempat tidur rendah
Lantai tidak silau/memantul dan tidak licin
Pencahayaan yang adekuat
Ruangan rapi
Sarana toilet dekat dengan pasien 4) Manajemen Setelah Kejadian Jatuh
Nilai apakah terdapat cedera akibat jatuh (abrasi, kontusio, laserasi, fraktur, cedera kepala)
Nilai tanda vital
Nilai adanya keterbatasan gerak
Pantau pasien dengan ketat
Catat dalam status pasien (rekam medik)
Laporkan kejadian jatuh kepada perawat yang bertugas dan lengkapi laporan insidens
Modifikasi rencana keperawatan interdisiplin sesuai dengan kondisi pasien
m. Edukasi pasien/keluarga
1) Pasien dan keluarga harus diinformasikan mengenai faktor risiko jatuh dan setuju untuk mengikuti strategi pencegahan jatuh yang telah ditetapkan. Pasien dan keluarga harus diberikan edukasi mengenai faktor risiko jatuh di lingkungan rumah
sakit dan melanjutkan keikutsertaannya sepanjang keperawatan pasien.
2) Informasikan pasien dan keluarga dalam semua aktivitas sebelum memulai penggunaan alat bantu 3) Ajari pasien untuk menggunakan pegangan dinding 4) Informasikan pasien mengenai dosis dan frekuensi
konsumsi obat-obatan, efek samping, serta interaksinya dengan makanan/ obat-obatan lain. n. Dokumentasikan semua kegiatan pencegahan risiko
ALGORITMA PASIEN SAAT MASUK RUMAH SAKIT
Asesmen Risiko jatuh Morse dilakukan saat pasien
masuk RS bersamaan dengan asesmen awal
Skrining farmasi dan atau fisioterapi pada pasien dengan faktor risiko
faktor risiko Tindakan pencegahan
umum(semua pasien)
Orientasi kamar rawat inap kepada pasien
Tempat tidur posisi rendah, roda terkunci, pegangan di kedua sisi tempat tidur terpasang baik Ruangan rapi
Barang pribadi dalam jangkauan (telepon, lampu panggilan, air minum, kacamata, pispot) Pencahayaan adekuat
Alat bantu dalam jangkauan (walker,
cane, crutch)
Optimalisasi penggunaan kacamata dan alat bantu dengar
Pantau efek obat-obatan
Sediakan dukungan emosional dan psikologis
Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan jatuh
Asesmen Ulang Risiko Jatuh Morse Saat transfer ke unit lain Saat terdapat perubahan kondisi pasien
Adanya kejadian jatuh
Pasien masuk rumah sakit
Pencegahan kategori risiko tinggi (pasien denganskor
Morse ≥ 45)
Tindakan pencegahan umum, ditambah:
Penanda berupa gelang berwarna kuning di pergelangan tangan Alas kaki anti-licin
Tawarkan bantuan ke kamar mandi / penggunaan pispot Nilai kebutuhan akan:
Fisioterapi dan terapi okupasi
Alarm tempat tidur Lokasi kamar tidur
BAB IV
DOKUMENTASI
Bukti dokumen yang terdapat pada kegiatan pengelolaan pencegahan pada pasien beresiko jatuh terdiri dari :
A. Dokumen self assesmen risiko pasien jatuh
USIA Skor RIWAYAT JATUH Skor AKTIFITAS Skor
Kurang dari 60 tahun Antara 60-69 tahun Lebih dari 70 tahun
0 1 2
Tidak pernah
Pernah jatuh < 1 tahun Pernah jatuh < 1 bulan
Jatuh pada saat dirawat sekarang
0 1 2 3
Mandiri
ADL dibantu sebagian ADL dibantu penuh
0 2 3
MOBILITAS/MOTORIK Skor KOGNITIF Skor POLA BAB/BAK Skor
Mandiri
Menggunakan alat bantu Koordinasi/keseimbangan buruk 0 1 2 Orientasi baik
Kesulitan mengerti perintah Gangguan memori Bingung/Disorientasi 0 2 2 3 Teratur Inkontinensia urine/faeses Nokturia Urgensi/Frequensi 0 1 2 3 Pilihan di bawah ini dapat di jumpai lebih dari satu
DEFISIT SENSORIS Skor PENGOBATAN Skor KOMORBIDITAS Skor
Kacamata bukan biofokal Kacamata biofokal Gangguan pendengaran Kacamata multifocal Katarak/Glaukoma Hampir tidak melihat/buta 0 1 1 2 2 3
Kurang dari 4 jenis & tidak termasuk yang tsb dibawah Antihipertensi/Hipoglikemik/ Antidepressan/Neurotropik Sedatif/Psikotropika/Narkotika/ Infus epidural/Spinal/Diuretik/ Laxativ 1 2 3 Diabetes/Cardiac/ISK Gangguan SSP/Stroke/ Parkinson Pascabedah 0-24 jam 1 2 3 TOTAL SKOR: ____________
Resiko Rendah Skor 0 - 5 Resiko Sedang Skor 6-13 Resiko Tinggi Skor ≥14 1. Pastikan ‘bel’ mudah dijangkau 1. Lakukan SEMUA pedoman
pencegahan untuk resiko rendah
1. Lakukan SEMUA pedoman pencegahan untuk resiko rendah dan sedang
2. Roda tempat tidur pada posisi terkunci
2. Pasangkan gelang khusus (warna kuning) sebagai tanda resiko pasien jatuh
3. Kunjungi dan monitor pasien setiap 1 jam 3. Posisikan tempat tidur pada
posisi terendah
4. Tempatkan tanda resiko pasien jatuh pada daftar nama pasien (warna kuning)
5. Tempatkan pasien di kamar yang paling dekat dengan nurse station (jika memungkinkan) 4. Pagar pengaman tempat tidur
dinaikkan
6. Beri tanda resiko pasien jatuh pada pintu kamar pasien
B. Pengkajian resiko jatuh (morse fall sacale)
Nama Pasien: ... No. Rekam Medis: ... Tanggal lahir : ... Kelas/ Kamar: ... Diagnosis: ... Tanggal/ Jam: ...
Faktor risiko Skala Poin Skor
pasien
Riwayat jatuh Ya 25
Tidak 0
Diagnosis sekunder
(≥2 diagnosis medis) YaTidak 150 Alat bantu Berpegangan pada perabot 30 Berpegangan pada perabot 15 Tidak ada/kursi roda/perawat/tirah
baring 0
Terpasang infuse Ya 20
Tidak 0
Gaya berjalan Terganggu 20
Lemah 10
Normal/tirah baring/imobilisasi 0 Status mental Sering lupa akan keterbatasan yang
dimiliki 15
Sadar akan kemampuan diri sendiri 0 Total Keterangan:
Tulis jumlah skor yang sesuai pada kolom skor pasien Kategori:
- Risiko rendah : 0 – 24 - Risiko sedang : 25 - 44 - Risiko Tinggi : > 45 1. Petunjuk pengisian Morse Fall Scale
a. Riwayat jatuh:
Jika pasien mengalami kejadian jatuh saat masuk rumah sakit atau terdapat riwayat kejadian jatuh fisiologis dalam
12 bulan terakhir ini, seperti pingsan atau gangguan gaya berjalan, berikan skor 25. Jika pasien tidak mengalami jatuh, berikan skor 0.
b. Diagnosis sekunder:
Jika pasien memiliki lebih dari satu diagnosis medis, berikan skor 15; jika tidak, berikan skor 0.
c. Alat bantu:
Jika pasien berpegangan pada perabot untuk berjalan, berikan skor 30.Jika pasien menggunakan tongkat / alat penopang, berikan skor 15. Jik pasien dapat berjalan tanpa alat bantu, berikan skor 0.
d. Terapi intravena (terpasang infus):
Jika pasien terpasang infus, berikan skor 20; jika tidak, berikan skor 0.
e. Gaya berjalan:
Jika pasien mengalami gangguan gaya berjalan; mengalami kesulitan untuk bangun dari kursi, menggunakan bantalan tangan kursi untuk mendorong tubuhnya, kepala menunduk, pandangan mata terfokus pada lantai, memerlukan bantuan sedang – total untuk menjaga keseimbangan dengan berpegangan pada perabot, orang, atau alat bantu berjalan, dan langkah-langkahnya pendek; berikan skor 20.
Jika pasien memiliki gaya berjalan yang lemah; pasien membungkuk; tidak dapat mengangkat kepala tanpa kehilangan keseimbangan, atau memerlukan bantuan ringan untuk berjalan; dan langkah-langkahnya pendek; berikan skor 10.
Jika pasien memiliki gaya berjalan normal, berikan skor 0
f. Status mental:
Identifikasi asesmen pasien terhadap dirinya sendiri mengenai kemampuannya untuk berjalan.Jika pasien mempunyai over-estimasi terhadap kemampuan fisiknya, berikan skor 15.Jika asesmen pasien sesuai dengan kemampuan sebenarnya, berikan skor 0.
C. Asesmen risiko jatuh pada pasien anak menggunakan Humpty Dumpty sebagai berikut:
Nama Pasien: ... No. Rekam Medis: ... Tanggal lahir : ... Kelas/ Kamar: ... Diagnosis: ... Tanggal/ Jam: ...
Faktor Risiko Skala Poin Skor
Pasien Umur
Kurang dari 3 tahun 4
3 tahun – 7 tahun 3
7 tahun – 13 tahun 2
Lebih 13 tahun 1
Jenis Kelamin Laki – lakiWanita 21
Neurologi 4
Diagnosa anorexia, syncope Perilaku 2 Lain – lain 1 Gangguan Kognitif
Keterbatasan daya piker 3 Pelupa, berkurangnya orientasi sekitar 2 Dapat menggunakan daya pikir tanpa
hambatan 1
Faktor Lingkungan
Riwayat jatuh atau bayi / balita yang ditempatkan di tempat tidur 4 Pasien yang menggunakan alat bantu/ bayi balita dalam ayunan 3 Pasien di tempat tidur standar 2 Area pasien rawat jalan 1 Respon terhadap pembedahan, sedasi, dan anestesi Dalam 24 jam 3 Dalam 48 jam 2
Lebih dari 48 jam / tidak ada respon 1 Penggunaan
obat-obatan
Penggunaan bersamaan sedative, barbiturate, anti depresan, diuretik,
narkotik 3
Salah satu dari obat di atas 2 Obatan –obatan lainnya / tanpa obat 1
TOTAL
Kategori:
Skor: 7-11 Risiko Rendah (RR) ≥ 12 Risiko Tinggi (RT)
D. Asesmen risiko jatuh pada pasien lanjut Usia menggunakan Sydney Scoring sebagai berikut:
Nama Pasien: ... No. Rekam Medis: ... Tanggal lahir : ... Kelas/ Kamar: ... Diagnosis: ... Tanggal/ Jam: ...
SKALA RISIKO JATUH ONTARIO MODIFIED STRATIFY - SYDNEY SCORING
Parameter Skrining Jawaban Keterangan
Nilai
Skor
Riwayat jatuh
apakah pasien datang ke
rumah sakit karena jatuh? Ya / tidak Salah satu jawaban ya = 6
jika tidak, apakah pasien mengalami jatuh dalam 2 bulan terakhir ini?
Ya/ tidak
Status mental
apakah pasien delirium? (tidak dapat membuat keputusan, pola pikir tidak terorga nisir, gangguan daya ingat)
Ya/ tidak
Salah satu jawaban ya = 14
apakah pasien disorientasi? (salah menyebutkan waktu, tempat, atau orang)
Ya/ tidak apakah pasien mengalami
agitasi? (ketakutan, gelisah, dan cemas)
Ya/ tidak
Penglihata n
apakah pasien memakai
kacamata? Ya/ tidak
Salah satu jawaban ya = 1
apakah pasien mengeluh
adanya penglihatan buram? Ya/ tidak apakah pasien mempunyai
glaukoma, katarak, atau degenerasi makula?
Ya/ tidak
Kebiasaan berkemih
apakah terdapat perubahan perilaku berkemih? (frekuensi, urgensi, inkontinensia, nokturia) Ya/ tidak ya = 2 Transfer (dari tempat tidur ke kursi dan kembali ke tempat
mandiri (boleh menggunakan
alat bantu jalan) 0 jumlahkan nilai transfer dan mobilitas. Jika nilai total 0-3, maka skor = 0. jika nilai total 4-6, memerlukan sedikit bantuan (1
orang) / dalam pengawasan 1 memerlukan bantuan yang
tidur)
maka skor = 7 tidak dapat duduk dengan
seimbang, perlu bantuan total 3
Mobilitas
mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan) 0 berjalan dengan bantuan 1
orang (verbal / fisik) 1 menggunakan kursi roda 2
imobilisasi 3 Total skor Keterangan skor: 0-5 = risiko rendah 6-16 = risiko sedang 17-30 = risiko tinggi
E. Asesmen risiko jatuh harian pada pasien sebagai berikut:
Nama Pasien: ... No. Rekam Medis: ... Tanggal lahir : ... Kelas/ Kamar: ... Diagnosis: ... Tanggal/ Jam: ...
ASESMEN RESIKO JATUH HARIAN
Bulan Skor Tanggal Tanggal Tanggal
Faktor resiko (berikan tanda (V) pada keluhan yang dimiliki pasien Usia > 70 tahun 1
Lingkungan asing (tidak
Familiar) 1
dalam ambulansi/ transfer
Mengalami kejadian jatuh dalam 2 minggu terakhir
3 Delirium/ disorientasi 2 Gaya berjalan tidak
stabil/ keterbatasan geraka
3 Inkontinuitas uri 3 Adanya pingsan atau
hipotensi ortostatik 2 Riwayat gangguan pola
tidur 1
Gangguan penglihatan/
pendengaran 1
Berjalan dibantu orang
lain 3
Keterbatasan aktivitas 1 Tidak memakai alas
kaki saat turun dari tempat tidur
2 Mengkonsumsi obat –
obatan di bawah ini : 2 TOTAL SKOR
Beri tanda cek ( v) Psikotropika Diuretic Anti hipertensi Anti- Parkinson Opioid Hypnotic kardiovaskular Anti-ansietas Laksatif
Kebutuhan alat : (beri tanda cek (v) pada alat yang dibutuhkan : *Walker/ wheeled walker (R,S,T) Tongkat /quad cane (R,S,T) Wedge/ pommel cusion (bantalan) (R,S,T)
Dudukan toilet yang ditinggikan (R,S,T)
Karpet / tikar anti licin (R,S,T)
Lap buddy (S,T) Alarem tempat tidur (S,T)
Guid bell (S,T) Kategori resiko jatuh (R,S,T)
Inisial Petugas
NAMA:………KAMAR:………
Kategori resiko jatuh :
0-4 : resiko rendah (R) 5-8 : resiko sedang (S) >9 : Resiko tinggi (T)
* penggunaan walker/ cane hanya ditujukan pada pasien yang memang telah menggunakannya sebelum dirawat atau direkomendasikan oleh fisioterafis
Ceklis Alat Pengaman
Kursi RodaBantalan tangan Mudah dilepaskan saat transfer (……) Bantalan Kaki Mudah untuk di sesuaikan dan
diposisikan (……)
Pedal kaki Mudah dilipat sehingga pasien dapat
berdiri tanpa merasa terganggu (……)
RODA Tidak bengkok dan melengkung (……)
Anti-tip Terpasang dengan baik (……)
Kursi Roda Listrik
Kecepatan Diatur pada kecepatan paling rendah (……)
Klakson Bekerja dengan baik (……)
Listrik Kabel tidak tersingkap (……)
Tempat Tidur
Pegangan sisi tempat
Tidur Mudah dinaikan dan diturunkan, terkunci dengan aman saat dinaikan hanya dipergunakan untuk mobilitas
(……)
Roda Mudah berputar atau diarahkan, tidak
melekat (……)
Rem Mengamankan tempat tidur saat
diooerasikan (……)
Mekanik Pengaturan ketingian tempat
tidurmudah dilakukan (……) Meja samping tempat
tidur
Roda terkunci dengan baik, letak nya disamping tempat tidur, menempel di dinding
(……)
Tiang Infuse
Tiang Mudah dinaikan dan diturunkan,
stabil, tidak mudah goyang (……) Roda Mudah berputar/ diarahkan, tidak
melekat (……)
Tumpuan Kaki (foot stole)
Kaki kursi Proteksi karet anti-selip di kesemua
kaki, stabil tidak goyang (……) Bagian Atas kkursi Permukaan tidak licin (……)
Bell panggilan/ pencahayaan
Operasional Lampu diluar kamar, alarm berbunyi di pos perawat, nomor kamar muncul di monitor intercom
(……)
Akses Sinyal panel kamar mudah diraih saat di kamar mandi dalam jangkauan saat pasien ditempat tidur
(……)
Walker/ cane
Keamanan Ujung karet pada alat berfungsi dengan
baik, stabil (……)
Toilet berjalan
roda Mudah berputar/ diarahkan, tidak melekat
Stabil saat pasien duduk diatasnya
(……)
Rem Mengamankan toilet saat dioperasikan (……) Kursi beroda (Mobility
Chair)
Kursi Tingginya disesuaikan dengan pasien, untuk meminimalisir terjatuh atau terjungkal
(……)
Roda Mudah berputar atau diarahkan tidak
melekat (……)
Rem Dioperasikan saat kursi dalam posisi diam
Pengaman kursi
(……)
Tumpuan kaki Dapat dilipat atau dilepas denngan mudah, diposisikan dengan derajat kemiringan yang sesuai untuk mencegah terjungkal
(……)
Posisi Kedepan atau merosot (……)