RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS
VISI :
Meningkatkan kualitas kehidupan lahir batin manusia secara seimbang beserta lingkungan hidupnya
sejalan dengan waktu
MISI :
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna (preventif, promotif, curatif & rehabilitatif) yang
berkualitas tinggi, berstandar international, dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.
FALSAFAH :
Memberikan pelayanan secara profesional berlandaskan hati nurani, dengan selalu berorientasi
pada mutu dan keselamatan pasien.
NILAI :
Tuntunan dan pandangan umum orang yang bekerja di Royal Progress.
Nilai Royal Progress
secara umum adalah
PROGRESS.
MOTTO :
Melayani dengan Penuh Cinta Kasih
PRO
: Proaktif dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan Royal Progress
G
: Gigih dalam meningkatkan terus profesionalisme berlandaskan etika profesi
dan berorientasi pada kepuasan pelanggan melalui kerjasama tim.
R
: Ramah tamah dan cinta kasih dalam melayani
E
: Efektif dan efisien dalam melakukan setiap pekerjaan.
S
: Saling Asah, Asih, Asuh dan Wangi.
S
: Saling menguntungkan
TUJUAN :
1.
Tercapainya pelayanan yang bermutu tinggi yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan.
2.
Pelayanan kesehatan Royal Progress terus meningkat dan berkembang.
3.
Tercapainya peningkatan produktifitas pelayanan Royal Progress
4.
Terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi, memiliki
integritas, komitmen yang kuat terhadap organisasi melalui upaya pendidikan dan
pelatihan, serta upaya peningkatan kesejahteraan yang adil dan manusiawi.
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)
No. PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang Anda ketahui tentang sasaran keselamatan pasien di rumah sakit?
Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit :
(Acuan : Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1691 tahun 2011) Ketepatan Identifikasi Pasien
Peningkatan komunikasi yang efektif;
Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi; Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan Pengurangan risiko pasien jatuh.
2. Bagaimana prosedur di rumah sakit dalam mengidentifikasi pasien?
Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas pasien.
Ada 2 identitas yaitu menggunakan NAMA dan TANGGAL LAHIR yang disesuaikan dengan tanda pengenal resmi.
Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan pasien di IGD, ICU dan kamar operasi dengan tetap memperhatikan data pada gelang identitas pasien.
3. Kapan dilakukan proses verifikasi identitas pasien?
Sebelum pemberian obat,
Sebelumpemberian transfusi darah,
Sebelumpengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi
Sebelumdilakukan tindakan medis 4. Gelang identifikasi apa saja
yang digunakan di rumah sakit?
Gelang identitas
Pasien laki-laki : BIRU MUDA Pasien perempuan: MERAH MUDA Gelang pasien risiko jatuh : KUNING Gelang alergi : MERAH
5. Bagaimana prosedur pemasangan gelang identifikasi?
SPO Pemasangan gelang identifikasi pasien
6. Dapatkah Anda
menjelaskan tentang cara komunikasi yang efektif di rumah sakit?
Rumah sakit menggunakan tehnikSBAR (Situation – Background – Assessment – Recomendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar pemberi layanan.
Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
Background : Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini.
Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini.
Rumah sakit konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan catat, baca kembali dan konfirmasi ulang (CABAK) terhadap perintah yang diberikan.
Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP pasien menjadi tanggung jawab dokter ruangan yang bertugas.
obat-obat high alert medication di rumah sakit?
1. Elektrolit pekat : KCl, MgSO4, Natrium Bikarbonat, NaCl 0,3% 2. NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA (Look Alike Sound Alike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip. Pengelolaanhigh alert medication:
Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “High Alert”
NaCl 0,3% dan KCl tidak boleh disimpan di ruangperawatan kecuali diUnit Perawatan Intensif (ICU).
Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekatharus memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi wewenang.
Obat diberi penandaan yang jelas berupa stikerberwarnamerah bertuliskan “High Alert” dan khusus untuk elektrolitpekat, harus ditempelkan stiker yang dituliskan “Elektrolitpekat, harus diencerkan sebelum diberikan”
8. Bagaimana prosedur penandaan lokasi yang akan dioperasi di RS ini?
Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien adalah Operator/orang yang akan melakukan tindakan.
Operator yang membuat tanda itu harus hadir pada operasi tersebut. Penandaan titik yang akan dioperasi adalah sebelum pasien dipindahkan
ke ruang di mana operasi akan dilakukan. Pasien ikut dilibatkan, terjaga dan sadar; sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat pre-medikasi. Tanda berupa “X” dititik yang akan dioperasi.
Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen berwarna hitam dan jika memungkinkan, harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti.
Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan, tusukan perkutan, atau penyisipan instrumen harus ditandai.
Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat pengecekkan hasil pencitraan pasien diagnosis misalnya sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau hasil test lainnya dan pastikan dengan catatan medis pasien dan gelang identitas pasien.
Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level (tulang belakang).
Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan:
kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar) kasus intervensi seperti kateter jantung
kasus yang melibatkan gigi
prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan akan menyebabkan tato permanen
Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan. Untuk pasien dengan warna kulit gelap, boleh digunakan warna selain hitam atau biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas terlihat, misalnya warna merah. Pada kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan proses dua tahap yang meliputi penandaan preoperatif per level spinal (yang akan dioperasi) dan interspace spesifik intraoperatif menggunakan radiographic marking.
Tahukah Anda bagaimana prosedur check list keselamatan operasi?
Proses check listini merupakan standaroperasi yang meliputi pembacaan dan pengisian formulir signinyang dilakukan sebelum pasien dianestesi di holding area,time outyang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum incisipasien operasi dan sign out setelah operasi selesai (dapatdilakukan di recovery room). Proses sign in, time out dan signout ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat. 9. Bagaimanakah standar
prosedurcuci tangan yang benar di rumah sakit?
Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan pada 5 MOMENyang telah ditentukan, yakni:
Sebelum kontak dengan pasien Sesudah kontak dengan pasien Sebelum tindakan asepsis
Sesudah terkena cairan tubuh pasien
Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Rumah Sakit Royal Progress menggunakan 6 LANGKAHcuci tangan Ada 2 cara cuci tangan yaitu :
1.HANDWASH – dengan air mengalir waktunya : 40 – 60 detik
2.HANDRUB – dengan gel berbasis alkohol waktunya : 20 – 30 detik
10. Bagaimanakah cara mengkaji pasien risiko jatuh ?
Penilaian risiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan menggunakan metode pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan oleh RS Royal Progress. Penilaian risiko jatuh pada pasien anak
menggunakan scoring HUMPTY DUMPTY dan pada pasien dewasa menggunakan scoring MORSE dan pada geriatri menggunakan SYDNEY scoring.
SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY UNTUK PEDIATRI
parameter kriteria nilai skor
Usia < 3 tahun 3 – 7 tahun 7 – 13 tahun ≥ 13 tahun 4 3 2 1 Jenis kelamin Laki-laki
Perempuan
2 1 Diagnosis Diagnosis neurologi
Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dsb.)
Gangguan perilaku / psikiatri
Diagnosis lainnya
4 3 2 1 Gangguan kognitif Tidak menyadari keterbatasan dirinya
Lupa akan adanya keterbatasan
Orientasi baik terhadap diri sendiri
3 2 1 Faktor lingkungan Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa
Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat tidur bayi / perabot rumah
Pasien diletakkan di tempat tidur
Area di luar rumah sakit
4 3 2 1 Respons terhadap: 1. Pembedahan/ sedasi / anestesi 2. Penggunaan medikamentosa Dalam 24 jam Dalam 48 jam
> 48 jam atau tidak menjalani pembedahan/sedasi/anestesi
Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnosis, barbiturat, fenotiazin, antidepresan, pencahar, diuretik, narkose
Penggunaan salah satu obat di atas
Penggunaan medikasi lainnya / tidak ada medikasi
3 2 1 3 2 1
Skor asesmen risiko jatuh: (skor minimum 7, skor maksimum 23) Skor 7-11: risiko rendah
Skor ≥ 12: risiko tinggi
ONTARIO MODIFIED STRATIFY - SYDNEY SCORING
Tanggal : Nama :
No.Rekam Medik :
Parameter Skrining Jawaban Keterangan Nilai Skor
Riwayat jatuh
apakah pasien datang ke rumah sakit karena jatuh?
Ya / tidak Salah satu jawaban ya = 6
jika tidak, apakah pasien mengalami
jatuh dalam 2 bulan terakhir ini?
Ya/ tidak Status mental
apakah pasien delirium? (tidak dapat membuat keputusan, pola pikir tidak terorganisir, gangguan daya ingat)
Ya/ tidak Salah satu jawaban ya = 14 apakah pasien disorientasi? (salah
menyebutkan waktu, tempat, atau orang)
Ya/ tidak
apakah pasien mengalami agitasi? (ketakutan, gelisah, dan cemas)
Ya/ tidak Penglihatan
apakah pasien memakai kacamata? Ya/ tidak Salah satu jawaban ya = 1 apakah pasien mengeluh adanya
penglihatan buram?
Ya/ tidak apakah pasien mempunyai glaukoma,
katarak, atau degenerasi makula?
Ya/ tidak Kebiasaan
berkemih
apakah terdapat perubahan perilaku berkemih? (frekuensi, urgensi, inkontinensia, nokturia) Ya/ tidak ya = 2 Transfer (dari tempat tidur ke kursi dan kembali ke tempat tidur)
mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan)
0 jumlahkan nilai transfer dan mobilitas. Jika nilai total 0-3, maka skor = 0. jika nilai total 4-6, maka skor = 7 memerlukan sedikit bantuan (1 orang)
/ dalam pengawasan
1 memerlukan bantuan yang nyata (2 orang)
2 tidak dapat duduk dengan seimbang, perlu bantuan total
3 Mobilitas
mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan)
0 berjalan dengan bantuan 1 orang
(verbal / fisik)
1 menggunakan kursi roda 2
imobilisasi 3 total skor Keterangan skor: 0-5= risiko rendah 6-16 = risiko sedang 17-30 = risiko tinggi
Morse Fall Scale (Skala Jatuh Morse)
Kategori:
Risiko tinggi = ≥ 45 Risiko sedang = 25 – 44 Risiko rendah = 0 - 24
Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut.
Perawat memasang gelang risiko berwarna KUNING di pergelangan tangan pasien dan mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud pemasangan gelang tersebut.
SPO Pengkajian dan pencegahan pasien risiko jatuh
Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian risiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan.
11. Apa yang dilakukan jika ada pasien yangjatuh?
Dilakukan tatalaksana pasien jatuh dan membuat laporan insiden keselamatan pasien.
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Tahukah Anda tentang bagaimana hak pasien di rumah sakit?
RS Royal Progress bertanggung jawab untuk melindungi dan
mengedepankan hak pasien dan keluarga sesuai UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yaitu :
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
b. Pasien berhak informasi tentang hak dan kewajiban pasien. c. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan
FAKTOR RISIKO SKALA POIN SKOR
riwayat jatuh ya 25 tidak 0 i diagnosis sekunder (≥ 2 diagnosis medis) ya 15 tidak 0
alat bantu Berpegangan pada perabot 30
tongkat/alat penopang 15 tidak ada/kursi roda/perawat/tirah baring 0
terpasang infus ya 20
tidak 0
gaya berjalan terganggu 20
lemah 10
normal/tirah baring/imobilisasi 0 status mental sering lupa akan keterbatasan yang dimiliki 15 sadar akan kemampuan diri sendiri 0
tanpa diskriminasi.
d. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai sengan standar profesi dan standar prosedur operasional.
e. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit.
i. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data – data medisnya.
j. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan kompliksi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis. m. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya. n. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam perawatan di Rumah Sakit.
o. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku Rumah Sakit terhadap dirinya.
p. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
q. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengabn standar baik secara perdata maupun pidana.
r. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan pertauran perundang – undangan.
2. Bagaimana prosedur pemberian informasi dan edukasi kepada pasien & keluarga?
Pemberian informasi dan edukasi diberikan sesuai kebutuhan, dan diberikan oleh petugas dengan kompetensi yang sesuai. Dalam pemberian informasi dan edukasi ini dikoordinasi oleh Panitia PKRS.
SPO Pemberian informasi dan edukasi
3. Bagaimana prosedur pemberian informed consent kepada pasien & keluarga?
Persetujuan Tindakan Kedokteran (acuan :PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANGPERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN)
Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien.
SPO Pemberian Informed Consent
Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi.
Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan pasien dan atau keluarga setelah mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal
yang berkaitan dengan tindakan tersebut dari Dokter Penanggungjawab Pasien (DPJP).
Yang berhak untuk memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi adalah.
a. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun atau telah menikah. b. Bagi Pasien dibawah umur 21 tahun, persetujuan (informed consent) atau
Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut :
1) Ayah/ Ibu Kandung 2)Saudara – saudara kandung
c. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan hadir, persetujuan (Informed Consent) atau Penolakan Tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut :
1) Ayah/Ibu Adopsi
2) Saudara – saudara Kandung 3) Induk Semang
d. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan (Informed Consent) atau penolakan penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut:
1) Ayah/Ibu kandung 2) Wali yang sah
3) Saudara – Saudara Kandung
e. Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan (curatelle) Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan menurut hal tersebut. 1) Wali
2) Curator
f. Bagi Pasien dewasa yang telah menikah/ orang tua, persetujuan atau penolakan tindakan medik diberikan pleh mereka menurut urutan hal tersebut.
1) Suami/ Istri 2) Ayah/ Ibu Kandung 3) Anak- anak Kandung
4) Saudara – saudara Kandung
Informed consent menginformasikan tentang : diagnosis (WD & DD),dasar diagnosis,tindakan kedokteran,indikasi tindakan,tata cara,tujuan,risiko,komplikasi,prognosis,alternatif & risiko. 4. Bagaimana pasien
mendapatkan informasi pelayanan kerohanian di RS?
Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan kerohanian rutin dan ataspermintaan. Pasien yang membutuhkan pelayanan kerohanian akanmengisi formulir permintaan pelayanan kerohanian. Kemudian perawat akan menghubung petugas terkait sesuai daftar yang ada. SPO Pelayanan Kerohanian
5. Bagaimana RS melindungi kebutuhan privasi pasien?
Saat dilakukan pemeriksaan, konsultasi, tatalaksana antar pasien akan dibatasi dengan tirai.
6. Bagaimana RS melindungi pasien terhadap kekerasan fisik?
Kriteria kekerasan fisik di lingkungan Rumah Sakit terdiri atas: pelecehan seksual, pemukulan, penelantaran dan pemaksaan fisik terhadap pasien baik yang dilakukan oleh penunggu /pengunjung pasien maupun petugas.
Kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat melakukan pemaksaan fisik (seperti pengekangan) sesuai standar medis dan etika rumah sakit yang berlaku.
Setiap petugas keamanan sudah terlatih untuk menangani hal tersebut. Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit
harus menggunakan tanda pengenal berupa gelang identitas pasien, kartu visitor/pengunjung atau name tag karyawan.
SPO Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik 7. Bagaimana prosedur
melindungi barang milik pasien?
SPO Perlindungan Barang Milik Pasien
8. Apa yang dilakukan RS jika pasien menolak/
memberhentikan tindakan (resusitasi) atau
pengobatan yang diberikan?
Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi.
Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus dicatat di rekam medis pasien dan di formulir Do Not Resuscitate (DNR). Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan disimpan di rekam medis pasien.
Alasan diputuskannya tindakan DNR dan orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan harus dicatat di rekam medis pasien dan formulir DNR. Keputusan harus dikomunikasikan kepada semua orang yang terlibat dalam aspek perawatan pasien.
SPO Penolakan Tindakan atau Pengobatan
PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Siapa yang memberikan edukasi kepada pasien & keluarga?
Semua pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan oleh petugas yang berkompeten dan dikoordinasi oleh Panitia PKRS.
2. Bagaimana prosedur pemberian informasi atau edukasi kepada pasien & keluarga?
SPO Pemberian informasi atau edukasi
3. Bagaimana cara Anda mengetahui pencapaian keberhasilan edukasi yang diberikan?
Melakukan verifikasi bahwa pasien dan keluarga bisa menerima dan memahami edukasi yang diberikan.
SPO Pemberian informasi atau edukasi
4. Apa bukti edukasi telah diberikan kepada pasien?
Ada bahan materi yang diberikan kepada pasien dan atau keluarga Ada dokumen pemberian edukasi berupa formulir pemberian edukasi
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Apakah definisi kejadian sentinel?
Insiden meliputi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) , Kejadian Potensial Cedera (KPC) dan Kejadian Sentinel.
Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti: operasi pada bagian tubuh yang salah.
Kejadian sentinel :
o Kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan alamiah atau kondisi yang mendasari penyakitnya . Contoh bunuh diri
o Kehilangan fungsi utama (major) secara permanen yang tidak terkait dengan perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya
o Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi
o Penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama orang yang bukan orang tuanya.
Pelaporan insiden tidak boleh lebih dari 2 x 24 jam 2. Bagaimana prosedur
MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGS)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang Anda ketahui tentang PONEK RS?
Rumah sakit melaksanakan program PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif) untuk menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu.
Rumah sakit membentuk Tim/Panitia PONEK untuk menjalankan program PONEK RS.
2. Apa yang Anda ketahui tentangTB-DOTS RS?
Rumah sakit melaksanakan penanggulangan TB sesuai dengan pedoman strategi DOTS(Direct Observe Treatment Shortcourse)
Rumah sakit membentuk Tim/Panitia TB DOTS untuk menjalankan program TB DOTS RS.
AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN (APK)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana prosedur skrining di IGD?
Skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam atau di luar RS untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani oleh RS.
Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing sebelumnya.
SPO Skrining Pasien 2. Bagaimana prosedur
penerimaan pasien rawat inap dan rawat jalan?
SPO Penerimaan Pasien Rawat Inap SPO Penerimaan Pasien Rawat Jalan SPO Penahanan Pasien untuk diobservasi 3. Bagaimana prosedur
triase?
Rumah sakit melaksanakan proses triase berbasis bukti untuk
memprioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya menggunakan ATS (Australian Triage Scale)
4. Bagaimana RS mengidentifikasi
hambatan di populasinya dalam memberikan pelayanan ?
RS mengidentifikasi hambatan di populasinya dengan membuat kajian data cakupan antara lain area cakupan, etnis dan agama. Selain itu juga dikaji faktor biologis dan psikososialnya.
Untuk mengatasi hambatan/ kendala keterbatasan fisik dalam populasinya, RS Royal Progress memiliki prosedur penanganan bagi mereka dengan keterbatasan fisik.
5. Bagaimana prosedur transfer yang berlaku di rumah sakit?
TRANSFER INTRA RUMAH SAKIT
TRANSFER ANTAR RUMAH SAKIT
PASIEN PETUGAS
PENDAMPING KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN PERALATAN UTAMA DERAJAT 0 TPK/ Petugas
Keamanan Bantuan hidup dasar
DERAJAT 0,5 (ORANGT UA/ DELIRIUM) TPK/ Petugas
Keamanan Bantuan hidup dasar
DERAJAT 1 Perawat/ Petugas berpengalaman (sesuai dengan kebutuhan pasien)
Bantuan hidup dasar, pelatihan tabung gas, pemberian obat- obatan, kenal akan tanda deteriorasi, keterampilan trakeostomi dan suction
Oksigen, suction, tiang infuse portabel, pompa infuse dengan Baterai, oksimetri denyut
DERAJAT 2
Perawat dan Petugas keamanan/ TPK
Semua ketrampilan di atas, ditambah : dua tahun pengalaman dalam perawatan intensif (oksigenasi,sungkup pernapasan,
defibrillator, monitor)
Semua peralatan di atas, ditambah: monitor EKG dan tekanan darah dan defibrillator DERAJAT 3 Dokter, perawat, dan TPK/ Petugas keamanan
Standar kompetensi dokter harus di atas standar minimal :
Dokter:
Minimal 6 bulan pengalaman mengenai perawatan pasien intensif dan bekerja di ICU
Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut
Keterampilan menangani permasalahan jalan napas dan pernapasan, minimal level ST 3 atau sederajat.
Harusmengikutipelatihanuntuk transfer pasiendengansakitberat / kritis Perawat:
Minimal 2 tahun bekerja di ICU
Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut
Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat / kritis
Monitor ICU portable yang Lengkap, ventilator dan alat transfer yang memenuhistandar minimal.
TRANSFER ANTAR RUMAH SAKIT
6. Bagaimana prosedur pemulangan pasien?
Perencanaan pemulangan bagi pasien dibuat 1x24 jam setelah pasien diterima sebagai pasien rawat inap.
ASESMEN PASIEN (AP)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana prosedur pengkajian status gizi pasien di rumah sakit?
Status gizi dinilai dengan menggunakan kriteria MUST (Malnutrition Universal Screening Tool) untuk mengidentifikasi dan menatalaksana pasien dewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi atu obesitas.
PASIEN PETUGAS
PENDAMPING KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN
PERALATAN UTAMA DAN JENIS KENDARAAN
DERAJAT 0 Petugas ambulan Bantuanhidupdasar (BHD) KendaraanHigh Dependency Service (HDS)/ Ambulan DERAJAT 0,5 (ORANGTUA /DELIRIUM) Petugas ambulandan paramedis Bantuanhidupdasar Kendaraan HDS/ Ambulan DERAJAT 1 Petugas ambulandan perawat
Bantuanhidupdasar, pemberian oksigen, Pemberianobat-obatan, kenalakantanda deteriorasi, Keterampilan perawatan, trakeostomidansuction Kendaraan HDS/ ambulan, oksigen, suction, tianginfus portabel, Infus pump denganbaterai, oksimetri DERAJAT 2 Dokter, perawatdan petugas ambulans
Semuaketrampilan di atas, ditambah: penggunaanalatpernapasan, bantuanhidup lanjut, penggunaankantongpernapasan (bag- valve mask), penggunaan defibrillator, penggunaan monitor intensif
Ambulan, semua peralatan di atas, ditambah: monitor EKG dantekanandarah dan defibrillator bila diperlukan DERAJAT 3 Dokter, perawat, dan petugas ambulan Dokter: Minimal 6 bulanpengalamanmengenaiperawatanpasieni ntensifdanbekerja di ICU Keterampilanbantuanhidupdasardanlanjut Keterampilanmenanganipermasalahanjalanna pasdanpernapasan, minimal level ST 3 atausederajat.
Harusmengikutipelatihanuntuk transfer pasiendengansakitberat / kritis Perawat:
Minimal 2 tahunbekerja di ICU
Keterampilanbantuanhidupdasardanlanjut
Harusmengikutipelatihanuntuk transfer pasiendengansakitberat / kritis
Ambulan lengkap/ AGD 118, monitor ICU portabel yang lengkap, ventilator danperalatan transfer yang memenuhi standar minimal.
Kelima langkah MUST adalah sebagai berikut:
Langkah 1: hitung Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien dengan menggunakan kurva di bawah ini dan berikanlah skor.
Langkah 2: nilai persentase kehilangan berat badan yang tak direncanakan menggunakan tabel di bawah ini, dan berikanlah skor.
Langkah 3 : nilai adanya efek/pengaruh akut dari penyakit yang diderita pasien, dan berikan skor (rentang antara 0-2). Sebagai contoh, jika pasien sedang mengalami penyakit akut dan sangat sedikit / tidak terdapat asupan makanan > 5 hari, diberikan skor 2.
Langkah 4 : tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2, dan 3 untuk menilai adanya risiko malnutrisi.
i. Skor 0 = risiko rendah ii. Skor 1 = risiko sedang iii. Skor ≥ 2 = risiko tinggi
Langkah 5: gunakan panduan tatalaksana untuk merencanakan strategi keperawatan berikut ini. Risiko rendah
Perawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum dengan usia > 75 tahun (tiap tahun). Risiko sedang
Observasi:
o Catat asupan makanan selama 3 hari
o Jika asupan adekuat, ulangi skrining: pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap 2-3 bulan).
o Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan peningkatan asupan nutrisi, pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi secara teratur.
Risiko tinggi Tatalaksana:
o Rujuk ke ahli gizi
o Perbaiki dan tingkatkan asupan nutrisi
o Pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi: pada pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap bulan).
Untuk semua kategori:
a) Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam pemilihan jenis makanan b) Catat kategori risiko malnutrisi
c) Catat kebutuhan akan diet khusus dan ikuti kebijakan setempat.
2. Bagaimana prosedur pengkajian nyeri di rumah sakit?
Pengkajian rasa nyeri menggunakan Neonatal Infants Pain Scale (NIPS) untuk usia < 1 tahun, FLACCS untuk usia 1-3 tahun, Wong Baker Faces Rating Scale untuk usia > 3 tahun dan Numeric Scale untuk dewasa.Comfort Scale digunakan pada pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang rawat intensif / kamar operasi / ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric Rating Scale Wong-Baker FACES Pain Scale.
NEONATAL INFANTS PAIN SCALE (NIPS)
SKOR 0 : Tidak nyeri 1-2 : Nyeri ringan 3-4 : Nyeri sedang > 4 : Nyeri hebat
FLACCS
KATEGORI PARAMETER
0 1 2
WAJAH Tidak ada ekspresi
tertentu atau senyum
Sesekali meringis atau mengerutkan kening
Sering untuk cemberut konstan, rahang,ditarik, tidak tertarik bergetar dagu.
KAKI Normalposisi atau
santai
Tidak nyaman, gelisah, tegang
Menendang, atau kaki disusun
ACTIVITAS
Berbaring dengan tenang, posisi normal, bergerak dengan mudah Menggeliat, menggeser maju mundur, tegang Melengkung, kaku
MENANGIS Tidak ada teriakan
(terjaga atau tertidur)
Erangan atau rengekan, keluhan sesekali
Menangis terus, teriakan atau isak tangis; sering keluhan
CONSOLABILITAS Konten, santai
Diyakinkan oleh menyentuh sesekali, memeluk,
Sulit untuk konsol atau kenyamanan atau sedang berbicara; distractable SKOR 0 : Tidak nyeri 1-3 : Nyeri ringan 4-6 : Nyeri sedang 7-10 : Nyeri hebat
PARAMETER FINDING POINTS
Ekspresi wajah Santai 0
Meringis 1
Menangis Tidak menangis 0
Merengek 1
Menangis kuat 2
Pola bernapas Santai 0
Perubahan pola bernapas 1
Lengan Santai 0
Fleksi/extensi 1
Kaki Santai 0
Fleksi/extensi 1
Keadaan rangsangan Tertidur/bangun 0
Rewel 1
Pada bayi prematur, ditambahkan dua parameter lagi yaitu heart rate dan saturasi oksigen.
Heart Rate 10% dari baseline 0
11-20% dari baseline 1
>20% dari baseline 2
Saturasi oksigen Tidak diperlukan oksigen tambahan 0
WONG BAKER FACES RATING SCALE&NUMERIC SCALE
COMFORT SCALE
KATEGORI
SKOR
KEWASPADAAN
1 – tidur pulas / nyenyak 2 – tidur kurang nyenyak 3 – gelisah
4 – sadar sepenuhnya dan waspada 5 – hiper alert KETENANGAN 1 – tenang 2 – agak cemas 3 – cemas 4 – sangat cemas 5 – panic DISTRESS PERNAPASAN
1 – tidak ada respirasi spontan dan tidak ada batuk
2 – respirasi spontan dengan sedikit / tidak ada respons terhadap ventilasi 3 – kadang-kadang batuk atau terdapat tahanan terhadap ventilasi 4 – sering batuk, terdapat tahanan / perlawanan terhadap ventilator 5 – melawan secara aktif terhadap ventilator, batuk terus-menerus / tersedak
MENANGIS
1 – bernapas dengan tenang, tidak menangis 2 – terisak-isak
3 – meraung 4 – menangis 5 – berteriak
PERGERAKAN
1 – tidak ada pergerakan
2 – kedang-kadang bergerak perlahan 3 – sering bergerak perlahan 4 – pergerakan aktif / gelisah
3. Kapan asesmen awal harus diselesaikan?
Asesmen medis dan keperawatan awal diselesaikan dalam waktu 1x24 jam setelah pasien masuk sebagai pasien rawat inap
Asesmen medis awal yang dilakukan sebelum pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau sebelumprosedur rawat jalan di rumah sakit tidak
berlangsung lebih dari 30 hari atau riwayat kesehatan telahdiperbarui dan pemeriksaan fisik diulang.
Asesmen medis awal yang dilakukan sebelum pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau sebelumprosedur rawat jalan di rumah sakit tidak
berlangsung lebih dari 30 hari atau riwayat kesehatan telahdiperbarui dan pemeriksaan fisik diulang.
Untuk asesmen yang berusia kurang dari 30 hari, perubahan-perubahan signifikan dalam kondisi pasiensemenjak asesmen dicatat dalam rekam medis pada saat penerimaan pasien sebagai pasien rawat inap.
TONUS OTOT
1 – otot relaks sepenuhnya, tidak ada tonus otot 2 – penurunan tonus otot
3 – tonus otot normal
4 – peningkatan tonus otot dan fleksi jari tangan dan kaki 5 – kekakuan otot ekstrim dan fleksi jari tangan dan kaki
TEGANGAN WAJAH
1 – otot wajah relaks sepenuhnya
2 – tonus otot wajah normal, tidak terlihat tegangan otot wajah yang nyata 3 – tegangan beberapa otot wajah terlihat nyata
4 – tegangan hampir di seluruh otot wajah 5 – seluruh otot wajah tegang, meringis
TEKANAN DARAH BASAL
1 – tekanan darah di bawah batas normal
2 – tekanan darah berada di batas normal secara konsisten
3 – peningkatan tekanan darah sesekali ≥15% di atas batas normal (1-3 kali dalam observasi selama 2 menit)
4 – seringnya peningkatan tekanan darah ≥15% di atas batas normal (>3 kali dalam observasi selama 2 menit)
5 – peningkatan tekanan darah terus-menerus ≥15%
DENYUT JANTUNG BASAL
1 – denyut jantung di bawah batas normal
2 – denyut jantung berada di batas normal secara konsisten
3 – peningkatan denyut jantung sesekali ≥15% di atas batas normal (1-3 kali dalam observasi selama 2 menit)
4 – seringnya peningkatan denyut jantung ≥15% di atas batas normal (>3 kali dalam observasi selama 2 menit)
5 – peningkatan denyut jantung terus-menerus ≥15%
PELAYANAN PASIEN (PP)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa saja yang termasuk pasien dan pelayanan berisiko tinggi di RS Royal Progress?
Pasien keadaan darurat.
Pasien menggunakan layanan resusitasi
Pasien dengan pemberian darah dan produk darah. Pasien yang menggunakan alat bantu kehidupan.
Pasien yang menderita penyakit menular dan penurunan kekebalan tubuh (immune-suppressed).
Pasien yang menjalani dialisis.
Pasien yang menggunakan alat pengekang (restraint)
Pasien lanjut usia, orang dengan keterbatasan, anak-anak, dan populasi yang berisiko diperlakukan tak senonoh.
2. Bagaimana prosedur penyimpanan, penyajian dan pendistribusian makanan kepada pasien?
Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan.
Makanan didistribusi secara tepat waktu dan memenuhi permintaan. SPO Penyimpanan, Penyajian dan Pendistribusian Makanan 3. Bagaimana prosedur
penanganan pasien-pasien dalam tahap terminal?
Rumah sakit memahami kebutuhan pasien yang unik pada akhir kehidupan dengan menyediakan ruangan khusus bagi pasien tahap terminal.
SPO Pelayanan Pasien Terminal 4. Bagaimana prosedur
penanganan pasien restraint?
restraint adalah suatu metode / cara pembatasan / restriksi yang disengaja terhadap gerakan / perilaku seseorang.
Jenis-jenis :
1. Pembatasan Fisik 2. Pembatasan Mekanis 3. Surveilans Teknologi 4. Pembatasan Kimia SPO Penggunaan restraint
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
NO.
PERTANYAAN JAWABAN
1.
2. Wrong site, Wrong Procedure, Wrong Person Surgery Tiga komponen penting dalam prosedur pre operatif :
1. Proses verifikasi
2. Menandai lokasi yang akan dioperasi 3. Time out
Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien adalah Dokter Bedah/Operator yang akan melakukan tindakan.
Dokter bedah/operator yang membuat tanda itu harus hadir pada operasi tersebut.
Penandaan titik yang akan dioperasi adalah sebelum pasien dipindahkan ke ruang di mana operasi akan dilakukan. Pasien ikut dilibatkan, terjaga dan sadar; sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat pre-medikasi.
Tanda berupa “X” di titik yang akan dioperasi.
Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen berwarna hitam dan jika memungkinkan, harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti.
Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan, tusukan perkutan, atau penyisipan instrumen harus ditandai.
Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat pengecekkan hasil pencitraan pasien diagnosis misalnya sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau hasil test lainnya dan pastikan dengan catatan medis pasien dan gelang identitas pasien.
Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level (tulang belakang).
Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan:
kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar) kasus intervensi seperti kateter jantung
Sedasi ringan / minimal (anxiolysis)
Sedasi sedang
(pasien sadar) Sedasi berat / dalam Anestesi umum
Respons Respons normal terhadap stimulus verbal Merespons terhadap stimulus sentuhan Merespons setelah diberikan stimulus berulang / stimulus nyeri
Tidak sadar, meskipun dengan
stimulus nyeri
Jalan napas Tidak terpengaruh Tidak perlu
intervensi Mungkin perlu intervensi
Sering memerlukan intervensi
Ventilasi
spontan Tidak terpengaruh Adekuat Dapat tidak adekuat Sering tidak adekuat
Fungsi
kardiovaskular Tidak terpengaruh
Biasanya dapat dipertahankan dengan baik Biasanya dapat dipertahankan dengan baik Dapatterganggu
kasus yang melibatkan gigi
prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan akan menyebabkan tato permanen
Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat dijelaskan dan
dipertanggungjawabkan. Untuk pasien dengan warna kulit gelap, boleh digunakan warna selain hitam atau biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas terlihat, misalnya warna merah. Pada kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan proses dua tahap yang meliputi penandaan preoperatif per level spinal (yang akan dioperasi) dan interspace spesifik intraoperatif menggunakan radiographic marking. Proses time outini merupakan standar operasi yang meliputi pembacaan dan pengisian formulir signinyang dilakukan sebelum pasien dianestesi di holding area,time outyang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum incisipasien operasi dan sign out setelah operasi selesai (dapatdilakukan di recovery room). Proses sign in, time out dan signout ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat.
MANAJEMEN PENGGUNAAN OBAT (MPO)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa saja daftar obat-obatan yang termasuk dalam NORUM?
Daftar obat-obatanNORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) /LASA ( Look A ike Sound Alike ) dapat ditemukan diSPO Obat-obatan NORUM/ LASAdan juga pada buku quality andsafety.
Contoh obat look alike adalah obat-obat dengan tampilan yang miripnamun sebenarnya berbeda dosis (misalnya Amlodipin 5 mg danAmlodipin 10 mg). Sementara contoh obat sound alike adalahazithromycin dan erithromycin (terdengar mirip). 2. Bagaimana kebijakan
penyimpanan elektrolit pekat di RS?
Obat- obatan high alert (Kalium klorida 7,46% dalam ampul danNatrium klorida 3% dalam kolf) hanya disimpan di ruang rawat intensif (ICU, NICU,HCU) ( ditempat yang ditandai dengan stiker merah). Obat high alerttersebut diberi stiker “high alert” berwarna merah dan khususuntuk larutan elektrolit pekat juga diberi penandaan stiker yangbertuliskan “ elektrolit pekat, harus diencerkan sebelumdiberikan!”.
3. Bagaimana prosedur pengelolaan obat emergensi di RS?
Obat emergensi disimpan dalam troli/kit/lemari emergensiterkunci, diperiksa, dipastikan selalu tersedia dan harusdiganti segera jika jenis dan jumlahnya sudah tidak sesuailagi dengan daftar yang
ditempel/digantung ditroli/kit/lemari emergensi. Perbekalan farmasi danpenguncian troli tersebut dikontrol oleh farmasi.
Troli akan dibuka 3 bulan sekali untuk dilakukanpemeriksaan kesesuaian perbekalan farmasi dengan daftar,ketepatan penyimpanan dan tanggal kadaluwarsa.
4. Bagaimana alur
pelaporaninsiden apabila terjadimedication error ?
Baik dokter maupun perawat yang menemukan terjadinya medicationerror boleh melaporkan kejadian tersebut. SPO Pelaporan Insiden.
5. Bagaimanakah kebijakan RS tentang
persyaratanresep yang lengkap?
Resep harus memenuhi kelengkapan:
Nama pasien, tanggal lahir atau umur pasien (jika tidakdapat mengingat tanggal lahir), no rekam medik dan beratbadan pasien (untuk pasien anak)
Nama dokter, tanggal penulisan resep dan ruang pelayanan
Mengisi kolom riwayat alergi obat pada bagian kanan atas lembar resep manual
Menuliskan tanda R/ pada setiap sediaan. Untuk nama obattunggal ditulis dengan nama generik. Untuk obat kombinasiditulis sesuai nama dalam Formularium, dilengkapi denganbentuk sediaan obat (contoh: injeksi, tablet, kapsul, salep),serta kekuatannya (contoh: 500 mg, 1 gram)
Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap jenis/bahanobat dan jumlah bahan obat (untuk bahan padat :mikrogram, miligram, gram) dan untuk cairan: tetes,milliliter, liter.
Pencampuran beberapa obat dalam satu sediaan tidakdianjurkan, kecuali sediaan dalam bentuk campurantersebut telah terbukti aman dan efektif.
Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian). Untukaturan pakai jika perlu atau prn atau “pro re nata”, harusdituliskan dosis maksimal dalam
sehari. 6. Bagaimana prosedur
pemberian obat yang berlaku di RS ini?
Pemberian obat menggunakan prinsip 7 benar : 1. Benar Pasien
2. Benar Indikasi 3. Benar Obat 4. Benar Dosis
5. Benar Cara Pemberian 6. Benar Waktu Pemberian 7. Benar Dokumentasi
MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMASI (MKI)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Adakah standarisasi singkatan dan simbol yang boleh dipakai di RS ini?
RS telah mensosialisasikan standarisasi singkatan dan simbol yang boleh digunakan dalam pelayanan 2. Bagaimana cara RS melindungi berkas rekam
medis pasien dari
kehilangan/kerusakan/penyalahgunaan?
Rumah sakit mengembangkan suatu kebijakan bahwa yang diberikan kewenangan mengakses rekam medis klinis pasien adalah para praktisi kesehatan yang memberikan layanan kepada pasien tersebut.
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
Dapatkah Anda menjelaskan uraian jabatan Anda?
Uraian jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk memperoleh datajabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan disajikan
untukkepentingan program pegawai serta memberikan umpan balik bagi organisasidan tatalaksana.
Uraian jabatan staf bersifat personal tergantung pada jabatan yang dimiliki.
Secara umum uraian jabatan tersebut terdiri dari nama, jabatan,
misiorganisasi, misi jabatan, hasil kerja, bahan kerja, perangkat kerja, sifat jabatan, pelaksanaan tugas (uraian tugas, tanggung jawab dan
wewenang), nama jabatan bawahan langsung, korelasi jabatan, kondisi pelaksanaan kerja, persyaratan jabatan, kondisi fisik, butiran informasi lain dan surat tugas.
Uraian jabatan ini disimpan oleh bagian administrasi di masing- masingdepartemen/divisi/unit tempat bertugas dan salinannya harus dimiliki olehsetiap staf medis yang bersangkutan.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana pemilahan sampah medis dan non medis / benda tajam / cair
Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit telah menetapkan pemisahan sampah medis dan non medis.
Sampah medis dibuang di tempat sampah medis berkantung plastik kuning
Sampah non medis dibuang di tempat sampah non medis berkantung plastik hitam
Sampah benda tajam dan jarum dibuang di tempat sampah khusus yang tidak dapat tembus (puncture proof) dan tidak direuse yaitu safety box. Limbah cair dibuang di wastafel atau kloset
2. Apakah RS
menerapkanpemisahan pasien infeksiusdan noninfeksius?
Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit telah menetapkan pemisahan pasien infeksius dan noninfeksius
sesuai dengan SPO perawatan pasien di ruang isolasiinfeksi. Pasien ditempatkan sesuaidengan sumber infeksi, apakah lewat kontak, airborne, dan droplet.
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1.
JALUR EVAKUASI
Logistik, Teknisi, ICU, OK, IRNA 5, lantai 6,7,8 dan 9 Jalur evakuasi menuju pintu emergensi (arah selatan), menuruni tangga menuju titik berkumpul di lantai dasar/halaman luar (arah timur). Alfa Mart Menuju pintu keluar arah timur, titik berkumpul di halaman luar arah timur. Laboratorium dan IRNA 3 Jalur evakuasi menuju tangga darurat bagian tengah (belakang lift), menuruni tangga menuju titik kumpul di lantai dasar/ halaman luar/ samping pos satpam/ mushola (arah barat).
PROSEDUR EVAKUASI
1. Tetap tenang, jangan panik, jangan berlari, ikuti petunjuk arah evakuasi atau dari petugas evakuasi
2. Jangan mencoba mengambil barang yang tertinggal 3. Lepaskan sepatu hak tinggi
4. Gunakan tangga darurat terdekat menuju jalur evakuasi 5. Jangan gunakan lift, lift tidak bekerja sewaktu alarm berbunyi 6. Jalan merangkak menuju tangga darurat, bila lorong dipenuhi asap 7. Tutup hidung dan mulut dengan saputangan atau tissue yang telah
dibasahi air guna menghindari dari kemungkinan menghirup zat-zat beracun.
8. Keluar menuju tempat berhimpun di halaman rumah sakit atau tempat lapang yang bebas dari bencana.
Yapmedi, IRJ lantai 2 dan lantai 3, IRNA 2 Jalur evakuasi menuju tangga darurat arah TCM, menuruni tangga menuju lantai dasar ke pintu utama, titik berkumpul di halaman depan (tiang bendera)/ arah utara.
IRJ lantai 1, MCU, HD, Radiologi, Farmasi, Coffee bean Jalur evakuasi menuju pintu utama, titik berkumpul di halaman depan (tiang bendera)/ arah utara.
Admision/registrasi, kasir, operator, gizi, Baskin Robin Jalur evekuasi menuju pintu samping tengah, titik berkumpul arah barat, samping pos satpam.
2. Bagaimana prosedur penggunaan APAR? Prosedur penggunaan APAR:
Tarik keluar segel pengaman handle picu Angkat nozel ke area bebas
Tekan handle picu sedikit sampai gas CO2 / powder keluar
Bawa APAR ke titik api
Arahkan nozel ke titik api dan tekan handle picu Jarak APAR dengan titik api : 2 meter
3. Bila listrik terganggu dan padam maka dalam 7 detik (jeda waktu) terhitung sejak waktu pemadaman listrik, genset akan berfungsi dan listrik akan berfungsi kembali. Untuk beberapa lokasi seperti ICU, OK, Laboratorium ( alat-alat laboratorium) bila terjadi gangguan aliran listrik maka akan diback up dengan UPS sehingga tidak terdapat jeda waktu.
4. Bila air terganggu maka cadangan air di bak penampungan akan dapat memenuhi kebutuhan air selama 1 hari saja. Selama proses penggunaan cadangan air di bak penampung tersebut maka kebutuhan air akan dikirim oleh perusahaan air rekanan dengan estimasi waktu pengiriman 5-10 jam.
5. KODE DARURAT
HAL-HAL YANG PERLU
DIWASPADAI KODE SIMBOL
PANGGILAN DARURAT
Kebakaran MERAH 1020
Henti jantung pada
dewasa BIRU 1001
Henti jantung pada
anak-anak BIRU 1001
Penculikan bayi /
anak-anak MERAH MUDA 1020
Orang yang membahayakan ABU-ABU 1020 Orang yang membahayakan dengan senjata PERAK 1020
Ancaman bom KUNING 1020
Bencana di dalam RS TRIAGE DI RS 1020
Bencana di luar RS TRIAGE DI LUAR
RS 1020
Tumpahan bahan