• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. dan Kabel koaksial. Jaringan HFC dapat membawa berbagai layanan telephony, internet, cable

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. dan Kabel koaksial. Jaringan HFC dapat membawa berbagai layanan telephony, internet, cable"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

6

LANDASAN TEORI

2.1 Pengenalan Jaringan HFC (Hybrid Fiber Coaxial)

HFC merupakan teknik jaringan akses yang menggabungkan media transmisi Serat Optik dan Kabel koaksial. Jaringan HFC dapat membawa berbagai layanan telephony, internet, cable

TV dan Video on Demand (VOD) dengan janji kecepatan transmisi data yang lebih tinggi dan

harga yang terjangkau oleh pemakai. Dalam perlombaan untuk memenuhi keinginan pelanggan (user) akan servis internet yang lebih cepat dan murah, suatu faktor yang memainkan peran yang penting adalah bandwidth. Sebagai perbandingan,jaringan kabel telepon memiliki bandwidth yang rendah sehingga mempunyai kecepatan yang rendah sedangkan jaringan HFC menyediakan

bandwidth yang sangat lebar sehingga menawarkan kecepatan yang lebih tinggi.

Infrastruktur jaringan HFC, seperti jalan raya yang akan dilalui oleh kendaraan-kendaraan yang membawa berbagai layanan dimana masing masing layanan mempunyai kendaraan sendiri-sendiri. Secara garis besar infrastruktur jaringan HFC terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu: jaringan trunk, jaringan distribusi fiber, dan jaringan distribusi pelanggan. Jaringan trunk, merupakan jaringan yang menghubungkan antara headend dengan

distributionhub dimana media transmisinya menggunakan serat optik. Jaringan fiber, merupakan

jaringan serat optik yang menghubungkan antara headend dengan fiber node. Jaringan distribusi pelanggan, merupakan jaringan yang menghubungkan antara fiber node dengan tap kearah rumah-rumah pelanggan dimana digunakan media transmisi kabel koaksial.

(2)

Jaringan koaksial sendiri terdiri dari tiga segmen yaitu : 1. Express coaxial plant

Express coaxial plant bertugas untuk menyampaikan keseluruhan layanan secara

lengkap dari headend yang dalam hal ini juga sebagai pusat distribusi ke wilayah layanan. Umumnya jaringan express merupakan susunan 1 hingga 3 penguat (amplifier) yang disusun seri (cascade) yang beroperasi pada level yang cukup rendah jika dibandingkan dengan penguat tap.

2. Feeder coaxial plant

Feeder coaxial plant ini meneruskan jaringan express. Berupa penguat tap (tap amplifier) sebagai perangkat aktif terakhir pada jaringan, dengan level keluaran yang tinggi

(high output level amplifier) yang mengirimkan sinyal ke bagian pasif dari jaringan yang pada akhirnya terhubung pada rumah pelanggan.

3. Passive feeder segment.

Jaringan feeder pasif (passive feeder network) merupakan sambungan terakhir kerumah pelanggan. Jaringan pasif terdiri dari kabel koaksial dan tap - tap tanpa penguat lagi. Tap - tap menyediakan titik hubungan terakhir ke rumah pelanggan.

Ide mengenai HFC ini sudah ada sejak lama, sekitar tahun 1970-an dan mengalami evolusi yang cukup panjang sejak pertama kali diimplementasikan sebagai jaringan murni koaksial hingga menjadi jaringan HFC yang ada pada saat ini di akhir tahun 1998.

Saat ini jaringan HFC telah dikembangkan sehingga mempunyai bandwidth jaringan sebesar 862 MHz dan dapat memberikan layanan yang bersifat distributive (TV dan radio FM Broadcast) dan interactive (VOD, data, dan telepon).

(3)

Cikal bakal jaringan HFC pada awalnya adalah jaringan yang seluruhnya terdiri atas kabel koaksial dengan bandwidth sekitar 300 MHz (47 MHz sampai 330 MHz), yang digunakan hanya untuk membawa layanan distributive berupa sekitar 30 kanal TV (PAL) atau sekitar 50 kanal TV (NTSC), ditambah siaran radio FM Off-Air (frekuensi 88 MHz sampai 108 MHz).

Ukuran jaringan kabel koaksial sendiri cukup besar dengan radius 5 hingga 10 km yang dibangun untuk memberikan layanan pada daerah urban, dapat menjangkau hingga 100.000 rumah. Seiring dengan berakhir-nya usia pemakaian perangkat yang membentuk jaringan koaksial (terutama amplifier), bandwidth jaringan koaksial ditingkatkan secara bertahap menjadi 450 MHz untuk menambah jumlah kanal TV analog broadcast yang dapat diberikan menjadi sekitar 50 kanal TV PAL atau 65 kanal TV NTSC.

2.2 KOMPONEN DAN PERANGKAT PADA HEADEND 2.2.1 Headend

Headend merupakan pusat dari sistem distribusi yang berfungsi sebagai tempat

penggabungan, pengolahan, dan menerima sinyal dari satelit maupun dari terrestrial. Sinyal dari bermacam-macam sumber (seperti sinyal satelit, sinyal off-air) diterima dan diubah menjadi bentuk pengantaran sinyal yang semestinya dengan diproses secara elektronik, agar diperoleh kualitas gambar dan suara yang baik, dilakukan “scrambling” (pengacakan) untuk mencegah akses dari pihak-pihak yang tidak diinginkan serta dilakukan proses penyisipan iklan. Pada saat sinyal-sinyal telah siap untuk diantarkan, sinyal-sinyal tersebut digabungkan dalam sebuah kabel

(4)

analog dan digital sampai input OTX perlu diperhatikan, agar tidak terjadinya frekuensi yang saling bertabrakan (Intermodulation).

Headend ini terdiri atas beberapa bagian, antara lain antena parabola, antena teresterial, receiver, demodulator, transmodulator, VDA/ADA, patch panel, ads inserter, running text, logo inserter, modulator, passive combiner, splitter, amplifier, dan OTX. Oleh karena itu, Headend

merupakan bagian terpenting dari sistem HFC.

2.2.2 Konfigurasi Umum Headend HFC Analog dan Digital :

Satellite Receiver Splitter A/V “ Outdoor “ “ Indoor “ Line Amplifier Power Supply LNBC JALUR RF DOWNSTREAM VDA ADA C O M B I N E R IF 950 – 1750 MHz O T X

= Digunakan jika diperlukan

Single Side Band RF 50 – 862 MHz Splitter Scramble Converter To HUB 1 2 3 4 5 6 7 8 Baseband Informasi VDA ADA

= Video Distribution Amplifier = Audio Distribution Amplifier IF = Intermediate Frequency RF = Radio Frequency Satellite Receiver Modulator Modulator Transmodulator Transmodulator

(5)

Titik pengukuran pada bagian RF ( Test Point ) di Headend antara lain :

1. Pengukuran sinyal IF pada output LNBC (Line Amplifier, Power Supply LNBC). 2. Pengukuran sinyal IF pada output IF Splitter.

3. Pengecekan / pengukuran kualitas sinyal Video dan Audio pada output Receiver.

4. Pengecekan / pengukuran kualitas sinyal Video dan Audio pada output Patch Panel, Converter, VDA / ADA dan Scramble.

5. Pengukuran sinyal RF output Modulator. 6. Pengukuran sinyal RF output Combiner. 7. Pengukuran sinyal RF pada output Splitter. 8. Pengukuran sinyal RF pada test point input OTX.

2.2.3 Jenis-jenis dan Fungsi Perangkat Pada Headend 2.2.3.1 Perangkat Antena

Berbagai sumber informasi diterima dan dirubah di headend sedangkan yang akan dijelaskan pada Tugas Akhir ini hanya dua penerimaan antena saja, yaitu :

1) Antena Parabola

Fungsinya adalah menerima dan merubah sinyal elektromagnetik dari satellite menjadi sinyal Intermediate Frequency (IF) dengan menggunakan perangkat LNBC. Perangkat LNBC (Low Noise Block Converter) berfungsi untuk menangkap dan mengkonversi sinyal downlink dari satellite dengan orde GigaHertz menjadi orde

MegaHertz. Dilengkapi dengan suatu amplifier wideband (500 MHz) rendah noise

(6)

(Gain) sinyal RF sekitar 60 – 65 dB. Beroperasi pada temperatur maksimum 70° C. Mendapat catuan daya sebesar 14/18 Vdc secara remote dari power supply indoor, dimana sistem penyaluran catuan daya secara power feeding (disisipkan ke kabel coaxial), dapat juga mendapat catuan dari Receiver.

2) Antena Terrestrial/Yagi

Sinyal dari bermacam-macam sumber (seperti sinyal satelit, sinyal off-air) diterima dan diubah menjadi bentuk pengantaran sinyal yang semestinya dengan diproses secara elektronik, agar diperoleh kualitas gambar dan suara yang baik.

2.2.3.2 Receiver

Fungsinya adalah mengubah sinyal IF ( 950 MHz – 1750 MHz ) dari antena parabola menjadi sinyal baseband untuk setiap channel.

2.2.3.3 Demodulator / Decoder

Untuk sumber sinyal yang merupakan sinyal off-air, sebelum sinyal RF broadcast yang diterima oleh antena tersebut dimasukkan ke modulator maka sinyal tersebut dipisah terlebih dahulu berdasarkan channelnya. Pemisahan ini dilakukan oleh demodulator atau decoder.

(7)

Fungsinya adalah menerima dan mengubah sinyal QPSK ( 950 MHz – 1750 MHz ) dari antena parabola menjadi sinyal QAM ( 50 – 862 MHz ), kemudian nilai frekuensi yang telah ditentukan digabungkan melalui combiner untuk di distribusikan ke jaringan CATV.

Gambar2.2 Hirarki Transmodulator

2.2.3.5 VDA/ADA

Video Distributor Amplifier adalah penguat untuk sinyal video sebelum sinyal di

modulasi oleh perangkat modulator sedangkan Audio Distributor Amplifier adalah penguat untuk sinyal audio sebelum sinyal di modulasi oleh perangkat modulator dengan lebar bandwidth 5,5 MHz dari picture carrier ke sound carrier.

(8)

Berfungsi sebagai switch atau saklar atau by pass jika terjadi gangguan pada saat komunikasi antar perangkat satu dengan yang lain sehingga sinyal informasi yang dikirim hingga ke modulator sampai.

2.2.3.7 Ads Inserter

Perangkat yang berfungsi untuk memasukan iklan pada spot salah satu program TV yang telah ditentukan melalui cue tone DTMF atau GPI atau dengan trigger di setting secara manual pada saat jam – jam yang diinginkan, agar iklan tersebut running.

2.2.3.8 Running Text & Logo Inserter

Perangkat yang berfungsi untuk menampilkan berupa text informasi secara running atau

title box untuk satu layar penuh sedangkan logo inserter adalah logo brand name dari perusahaan

tersebut untuk program TV.

2.2.3.9 Scrambler

Berfungsi mengacak sinyal RF untuk single/multi channel agar tidak dapat diterima oleh pesawat TV pelanggan yang tidak berlangganan untuk kanal tersebut.

2.2.3.10 Modulator

Berfungsi mengubah sinyal informasi Video dan Audio menjadi sinyal pembawa RF dengan range antara 5 MHz hingga 1000 MHz.

(9)

2.2.3.11 Passive Combiner

Berfungsi untuk menggabungkan sinyal-sinyal RF dari setiap output modulator sehingga menjadi satu beam membentuk rangkaian serial sinyal spektrum RF (FDMA) yang masing-masing menempati alokasi bandwidth frekuensi sesuai setting parameter nomor kanal masing-masing modulator.

2.2.3.12 Splitter

Splitter berfungsi untuk memperbanyak arah distibusi jaringan koaksial. Terdapat

berbagai jenis splitter seperti spliter 1:2, 1:3, 1:4, baik yang bersifat seimbang (balanced) maupun tidak seimbang (unbalanced). Splitter ini akan menimbulkan redaman terhadap sinyal

RF yang melaluinya dimana besarnya redaman juga merupakan fungsi frekuensi.

2.3 KOMPONEN DAN PERANGKAT PADA CABLE DATA (DATA NETWORK) 2.3.1 Perangkat CMTS (Cable Modem Termination Shelf)

Perangkat CMTS adalah perangkat terminasi untuk cable modem dimana terdapat interface untuk menghubungkan sisi komunikasi data dengan jaringan HFC. CMTS berfungsi sebagai router, provisioning management, authorized cable modem dan bertanggung jawab untuk mengatur QoS.

2.3.2 Perangkat Router

Perangkat Router adalah perangkat untuk mengatur routing pada sistem Cable modem. Router berfungsi sebagai pengatur traffik, load balancing, provisioning management, dan bertanggung jawab untuk mengatur QoS.

(10)

2.3.3 Perangkat Cache Server

Perangkat Cache server adalah perangkat tambahan pada sisi CMTS untuk mengoptimalkan bandwidth yang tersedia. Cache Server berfungsi sebagai caching memory sekaligus caching data yang dilewatkan pada jaringan HFC melalui Cable Modem.

2.3.4 Perangkat Content Server

Perangkat Content server adalah seperangkat server biasanya berupa farm server untuk PORTAL maupun local content. Content Server berfungsi sebagai local content seperti PORTAL untuk cable community, melaksanakan transaksi e-commerce maupun entertainment berbasis IP seperti Game on Net, Chatting, e-Mail dsb.

2.3.5 Perangkat Proxy Server

Perangkat Proxy server adalah perangkat proxy untuk mempercepat proses koneksi ke jaringan internet. Proxy Server berfungsi sebagai penyimpan data dari internet yang sering dikunjungi sehingga suatu koneksi jaringan ke internet bisa lebih cepat untuk dilakukan.

2.3.6 Link Connection

Link connection adalah hubungan antara suatu server dengan server lain atau antara router dengan router lain. Link connection sering disebut dengan link internet.

(11)

2.4 KOMPONEN DAN PERANGKAT PADA OSP (OUT SIDE PLAN) 2.4.1 Komponen Jaringan Kabel Serat optik

Perangkat jaringan kabel serat optik adalah perangkat yang berfungsi sebagai media untuk melakukan transmisi optik pada jaringan. Sinyal yang dilewatkan melalui fiber adalah dalam bentuk optik (berupa cahaya). Cahaya adalah sebuah bentuk radiasi elektromagnetik dengan frekuensi yang sangat tinggi dengan rentang frekuensi dalam orde TeraHertz (THz). Seperti sinyal pembawa RF, sinyal pembawa gelombang cahaya juga dapat membawa informasi. Oleh karena sinyal yang keluar dari combiner masih berupa sinyal listrik (RF) maka sinyal ini harus diubah dulu menjadi sinyal optik (cahaya) dengan menggunakan optoelektronik yang mengubah sinyal listrik menjadi sinyal cahaya dan juga sebaliknya.

Bagian jaringan serat optik terdiri dari transmitter, receiver, ODF termasuk Splitter

Frame (bila PS diletakkan disisi sentral), OTB, patchcord, pigtail, connector, kabel serat optik, passive splitter (PS), closure, cable chamber, handhole, manhole, fiber node (FN)

2.4.1.1 Optical Transmitter (OTX)

Optical transmitter pada bagian optoelektronik di headend adalah titik dimana optoelektronik menerima sinyal pembawa RF dari combiner. Sinyal yang masuk ke optical

transmitter berupa sinyal pembawa RF yang berbentuk sinyal listrik, karena itu untuk dapat

dilewatkan pada saluran fiber optik sinyal ini harus diubah dulu ke bentuk cahaya. Transmitter inilah yang bertanggung jawab untuk mengubah input sinyal listrik menjadi sinyal optik dan mengirimkan sinyal optik tersebut ke saluran fiber optik.

(12)

Optical receiver pada bagian optoelektronik di headend adalah titik dimana optoelektronik menerima sinyal optik dari saluran fiber optik yang merupakan sinyal upstream dari pelanggan. Sinyal memasuki receiver dalam bentuk cahaya (optik). Fungsi receiver ini adalah untuk mengambil kembali sinyal RF asli dari pembawa gelombang cahayanya (lightwave carrier). Receiver akan mengkonversi sinyal optik yang diterima menjadi output listrik RF dimana jika sinyal RF yang dibutuhkan tidak maksimal maka digunakan penguat RF dan sebaliknya jika sinyal RF mencukupi maka tidak dibutuhkan penguat RF. Penguat RF berfungsi untuk memperkuat sinyal RF yang dihasilkan oleh optical receiver.

2.4.1.3 Optical Distribution Frame (ODF)

ODF adalah titik terminasi kabel serta optik baik dari OTX maupun dari arah sebaliknya ORX ke hub atau langsung ke fiber node yang dapat menampung lebih dari 36 core.

2.4.1.4 Optical Termination Box (OTB)

OTB adalah titik terminasi kabel serat optik baik dari OTX maupun dari arah sebaliknya ORX ke hub atau langsung ke fiber node atau dikenal dengan sebutan ODF mini yang menampung maksimum 36 core.

Gambar 2.3 OTB

(13)

Patchcord adalah seutas serat optik berisi 1 (satu) core mempunyai pelindung serat

sendiri dan dilengkapi 2 (dua) buah konektor pada kedua ujungnya.

Gambar 2.4 Patch Cord

2.4.1.6 Pigtail

Pigtail adalah seutas serat optik berisi 1 (satu) core mempunyai pelindung serat sendiri

dan dilengkapi hanya 1 (satu) buah konektor pada salah satu ujungnya.

Gambar 2.5 Pigtail 2.4.1.7 Connector

Jenis – jenis konektor fiber optik, antara lain :

a) Konektor FC : digunakan untuk jenis kabel single mode dengan akurasi yang tinggi untuk menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver.

b) Konektor SC : digunakan dalam jenis kabel single mode dan bisa dilepas pasang. Konektor SC, bentuknya persegi dan lebih mudah dihubungkan ke area yang ditentukan

(14)

Gambar 2.6 Konektor SC

c) Konektor ST : bentuknya seperti bayonet berkunci dan hampir mirip dengan konektor BNC. Umum digunakan pada jenis kabel single mode maupun multi mode. Konektor ini paling umum dan yang sering digunakan bersama kabel fiber optik. berbentuk batang, mirip dengan konektor BNC.

d) Konektor Biconic : jenis konektor yang pertama kali muncul dalam komunikasi fiber optik dan jenis ini sekarang sudah sangat jarang digunakan.

e) Konektor D4 : jenis komputer ini hampir mirip dengan konektor FC, hanya berbeda ukurannya. Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya.

f) Konektor SMA : jenis konektor ini lebih dahulu muncul dari konektor ST yang sama-sama mempunyai penutup dan pelindung.

g) Konektor yang baru saat ini lebih popular adalah konektor MT-RJ. Konektor MT-RJ menggunakan model plastik seperti yang digunakan konektor RJ-45, yang memudahkan untuk dipasang. Dua kabel fiber terhubung ke dalam satu konektor, sama dengan konsep konektor SC.

Gambar 2.7 Konektor MT-RJ

h) Beberapa jenis konektor lain yang biasanya digunakan dalam jaringan adalah Konektor FDDI, Konektor LC, Konektor MT Array.

(15)

2.4.1.8 Kabel serat optik.

Kabel serat optik adalah teknologi kabel terbaru. Bahan dasar dari glas optic/silica (SiO2) adalah yang paling banyak digunakan karena bahan ini dapat dibuat menjadi serat optik yang panjang, tipis dan flexsibel. Serta memiliki faktor pelemahan yang sangat rendah. Di tengah-tengah kabel terdapat filamen glas, yang disebut “core”, dan di kelilingi lapisan “cladding”, “buffer coating”, material penguat, dan pelindung luar. Informasi ditransmisikan menggunakan gelombang cahaya dengan cara mengkonversi sinyal listrik menjadi gelombang cahaya. Transmitter yang banyak digunakan adalah LED atau Laser.

Gambar 2.8 kabel serat optik

Kabel serat optik banyak digunakan pada jaringan WAN untuk komunikasi suara dan data. Kendala utama penggunaan kabel serat optik di LAN adalah perangkat elektroniknya yang masih mahal sedangkan harga kabel serat optiknya sendiri sebanding dengan kabel LAN UTP.

2.4.1.9 Passive Splitter (PS)

Passive Splitter (PS) adalah suatu perangkat pasif dalam suatu jaringan Passive Optical Network (PON) yang berfungsi sebagai pencabangan dari satu saluran serat optik menjadi

(16)

2.4.1.10 Joint Closure

Joint Closure adalah titik sambung dari fiber optic.

Gambar 2.9 Joint Closure 2.4.1.11 Handhole

Merupakan lubang yang dibuat sebagai tempat titik temu antar kabel satu dengan kabel yang lain baik kabel multipair maupun F.O/lubang yang dapat dimasuki oleh orang. Kedalaman handhole ½ meter dan paling dalam 1 meter.

Fungsi Handhole :

a) Mengecek kabel multipair dan F.O bila terjadi kerusakan. b) Memperbaiki kabel yang rusak.

2.4.1.12 Manhole

Merupakan lubang yang dibuat sebagai tempat titik temu antar kabel satu dengan kabel yang lain baik kabel multipair maupun F.O/lubang yang dapat dimasuki oleh orang. Jarak antara Manhole paling panjang 200m (pada standartnya). Tapi kenyataannya dilapangan jarak antar Manhole tidak selalu 200 m. Hal ini dikarenakan faktor kondisi alam. Kedalaman manhole dari 2 sampai 10 meter.

(17)

a) Mengecek kabel multipair dan F.O bila terjadi kerusakan. b) Memperbaiki kabel yang rusak.

2.4.1.13 Fiber Node (FN)

Perangkat yang berfungsi sebagai antarmuka antara jaringan serat optik dengan jaringan koaksial. Fiber node ini analogi dengan Rumah Kabel (RK), di mana pada Fiber Node sinyal optik dari Distribution hub yang membawa layanan TV Broadcast, VOD, Data, atau Telepon dikembalikan menjadi sinyal RF. Sinyal RF yang merupakan gabungan berbagai layanan tersebut kemudian didistribusikan ke lokasi-lokasi pelanggan melalui jaringan distribusi koaksial, demikian pula sebaliknya untuk sinyal upstream yang berasal dari pelanggan.

Fiber node harus bekerja pada frekuensi 5-862 MHz dengan 2 (dua) jenis penyesuaian menggunakan AGC dengan pilot kontrol frekuensi atau plug beberapa aksesoris nilai tetap. Fiber node tunggal harus dirancang untuk melayani sekitar 500 - 1000 homepass dengan beberapa layanan pada transparansi transmisi.

(18)

2.4.2 Komponen Jaringan Kabel Koaksial

Jaringan Distribusi Koaksial adalah jaringan yang berfungsi untuk mendistribusikan sinyal RF yang membawa layanan TV Broadcast, VOD, Data, atau Telepon dari Fiber Node ke lokasi-lokasi pelanggan dan sebaliknya. Jaringan distribusi koaksial membentuk struktur jaringan

Tree And Branch dan terdiri atas komponen-komponen jaringan seperti Kabel koaksial, Spliter, Amplifier, Directional Coupler (DC), Power Inserter dan Tap.

2.4.2.1 Kabel Koaksial

Kabel koaksial adalah kabel yang terdiri dari konduktor dalam (inner conductor) dan konduktor luar (outer conductor) yang dipisahkan oleh isolator. Kabel koaksial harus

mempunyai bandwidth yang cukup besar untuk mengirimkan sinyal RF sampai frekuensi ratusan MHz. Kabel koaksial mempunyai karakteristik redaman dimana komponen sinyal frekuensi tinggi akan mengalami redaman yang lebih besar dibandingkan dengan redaman yang dialami komponen sinyal frekuensi rendah.

Gambar 2.11 Kabel Koaksial

2.4.2.2 Amplifier

Amplifier berfungsi untuk memperkuat sinyal RF yang dikirimkan pada jaringan

distribusi koaksial baik untuk sinyal downstream maupun upstream yang mengalami redaman sepanjang jaringan koaksial. Sinyal RF yang telah mengalami redaman ini harus diperkuat

(19)

untuk menjangkau lokasi pelanggan yang lebih jauh. Penggunaan amplifier secara kaskade akan mempertahankan level kuat sinyal yang akan diterima pelanggan, namun jumlah kaskade yang cukup banyak akan dapat menyebabkan penurunan kualitas sinyal akibat noise figure yang dimiliki perangkat aktif. Amplifier yang harus diatur maksimum 3 kaskade tanpa penurunan peforma sistem yang dilakukan.

Gambar 2.12 Remote Amplifier Outdoor Tergantung pada fungsi amplifier, terdiri dari :

– Line amplifier – Bridge amplifier – Trunk amplifier – Indoor amplifier

Amplifier akan dapat mengakomodasi sinyal transmisi two-way, dan beroperasi pada bandwidth 50-40 MHz (upstream) dan 50-862 MHz (downstream). Catuan listrik amplifier remote power dari fiber node.

2.4.2.3 Perangkat Pasif

Perangkat Pasif yang meliputi : a) Konektor

(20)

Konektor coaxial merupakan komponen yang dilekatkan pada ujung kabel koaksial untuk membuat sambungan dengan jack atau outlet pada set-top box, televisi, alat musik, speaker audio, atau perangkat lain. Terdapat selubung konektor coaxial yang melindungi ujung kabel yang terbuka, mencegah interferensi dan kerusakan. Beberapa orang menyingkat coaxial menjadi coax, kedua istilah memiliki arti yang sama.

Gambar 2.13 Konektor Koaksial

Penggunaan yang paling umum untuk kabel dan konektor koaksial adalah untuk mengirim sinyal frekuensi radio, disebut juga sinyal RF. Kabel coaxial sering digunakan untuk membawa sinyal TV ke rumah-rumah, meskipun prinsipnya dapat juga membawa berbagai jenis sinyal, termasuk sinyal audio dan data. Biasanya, kabel koaksial memiliki lapisan luar plastik hitam yang dapat anda lihat, ini melindungi lapisan di dalamnya yang lebih lembut, yaitu kawat inti, isolator dielektrik, dan selubung metalik.

Konektor coaxial terbuat dari logam, biasanya disepuh dengan emas, nikel, atau timah. Terdapat ratusan jenis konektor coaxial. Berbagai jenis konektor coaxial digunakan untuk jack audio, jack headphone, jack microphone, jack video RCA, jack speaker, dan jack TV-video.

Sebagian konektor coaxial berbentuk bulat dan berongga. Untuk memasang konektor coaxial TV ke kabel, beberapa lapisan harus dikupas. Konektor kemudian dicocokkan dengan ujung kabel yang telah terbuka, dan dengan alat khusus berupa crimping tool untuk merekatkan

(21)

konektor dengan kawat dalam kabel, sehingga kabel terikat dengan erat pada konektor. Kawat inti yang terlihat seperti kawat tembaga tipis, dikaitkan dan dieratkan pada bagian tengah konektor.

Konektor F merupakan jenis umum dari konektor coaxial yang digunakan pada sinyal TV, ini dikarenakan ia dapat bekerja dengan baik untuk kabel koaksial yang tidak sering dipindah-pindahkan. Kawat Inti, yang merupakan bagian male, memanjang dari dalam konektor dan dimasukkna pada jack yang merupakan bagian female. Kawat inti berfungsi sebagai pin pada konektor male, ini menjadikan konektor coaxial F sangat murah, karena mereka tidak memerlukan pin prefabrikasi seperti pada beberapa konektor lain. Konektor F memiliki sebuah benjolan kecil yang disebut “hexagonal nut”, dan dengan memutarnya konektor akan terpasang dan terkunci pada jack sehingga kabel coaxial dan perangkat terpasang dengan benar.

Gambar 2.14 Konektor Koaksial

(22)

Tap adalah perangkat yang berfungsi sebagai tempat untuk menghubungkan jaringan distribusi koaksial ke lokasi pelanggan. Tap ini analogi dengan Distribution Point (DP) pada jaringan akses tembaga. Untuk menghubungkan Tap dengan outlet di lokasi pelanggan digunakan kabel koaksial drop.

Gambar 2.15 Tap Outdoor 2 way, 4 way dan 8 way

c) Splitter.

Splitter adalah perangkat yang berfungsi untuk memperbanyak arah distibusi

jaringan koaksial. Terdapat berbagai jenis spliter seperti spliter 1:2 (2 ways), 1:3 (3 ways), 1:4 (4 ways), baik yang bersifat seimbang (balanced) maupun tidak seimbang (unbalanced). Spliter ini akan menimbulkan redaman terhadap sinyal RF yang melaluinya dimana besarnya redaman juga merupakan fungsi frekuensi.

(23)

d) Directional coupler

Directional couplers digunakan untuk mengambil sebagian kecil dari sinyal dari kabel distribusi feed untuk pelanggan taps, sambil mempertahankan benar karakteristik Impedance dari distribusi kabel. Directional coupler mempunyai tiga parameter penting untuk diperiksa, antara lain insersi loss, isolasi, dan tap loss.

Gambar 2.17 Directional Coupler

1. Tap Loss - parameter yang paling penting dari directional coupler adalah tap loss. Tap berapa banyak kerugian yang rendah di tingkat sinyal keluaran tap adalah, dibandingkan dengan tingkat sinyal pada masukan. Tap umumnya nilai loss berkisar antara 3 dB menjadi 28 dB. Directional couplers ditempatkan di berbagai tempat di seluruh sistem distribusi berdasarkan diperlukan tap tingkat loss dan sinyal diperlukan. Jika, misalnya, tingkat sinyal pada satu baris adalah 28 dBm V, directional coupler memiliki tap loss sebesar 28 dB akan digunakan untuk memberikan sinyal yang diperlukan untuk 0dBmV pelanggan tap.

2. Insertion loss - Insersi kehilangan directional coupler harus cukup kecil, biasanya sekitar 1,5 dB.

(24)

3. Isolasi - isolasi directional coupler menjadi lebih besar karena tap loss meningkat, dengan isolasi 20 dB untuk 3 dB directional coupler.

e) Power inserter

Power inserter merupakan interface yang menghubungkan catu daya luar dengan node. Jadi, daya disalurkan ke dalam node melalui power inserter. Salah satu feature dari power inserter adalah surge suppression untuk melindungi kabel dari arus yang naik secara tiba-tiba (surge) dan tegangan yang berlebih (overvoltage).

Power Inserter digunakan sebagai pasokan listrik untuk perangkat aktif, misal amplifier. Pasokan listrik ditransmisikan dalam kabel koaksial dari fiber node. Power Inserter harus mampu menyampaikan sinyal informasi setidaknya dalam kisaran bandwidth 5-862 MHz

2.4.2.4 Catu Daya

Perangkat Catu Daya adalah pencatu daya untuk setiap perangkat aktif dari jaringan HFC, mulai dari sisi Headend untuk mencatu tiap modul, sisi DH untuk mencatu perangkat optikal transmitter dan receiver serta fiber node.

Untuk Headend, diperlukan suatu sistem catu daya yang handal dengan back up system menggunakan hot redundancy system. Sedangkan disisi DH bisa menginduk pada sistem catu daya STO dimana DH tersebut di-instal. Untuk FN, harus diinstal pada tempat yang dekat dengan catuan PLN, dengan sistem back up yang berfungsi untuk back up sementara bila catuan dari PLN putus.

Dalam prosedur operasional ini, terbagi menjadi dua bagian yaitu untuk main power supply dan back up power supply dengan penyesuaian pada perangkat yang dicatu.

(25)

2.5 KOMPONEN DAN PERANGKAT PADA CPE (CUSTOMER PREMISES EQUIPMENT)

2.5.1 Perangkat Wall Outlet

Perangkat Wall Outlet adalah perangkat yang digunakan sebagai batas demarkasi antara OSP dengan customer, yang terdiri atas beberapa bagian utama, antara lain konektor serta splitter. Perangkat Wall Outlet memiliki karakteristik yang tergantung dari source (sumber) yang berasal dari TAP.

2.5.2 Perangkat Customer Interface Unit (CIU)

Perangkat CIU adalah perangkat aktif yang digunakan pada sisi customer sebagai media interface antara jaringan HFC dengan sisi customer untuk layanan telephony.

2.5.3 Perangkat Set Top Box (STB)

Set Top Box adalah alat yang dipasang di rumah pelanggan untuk memilih program, merekam dan menggunakan fasilitas-fasilitas lain yang disediakan oleh provider. STB antara lain melakukan proses unscrambling sinyal dari channel-channel yang sudah di-subscribe oleh pelanggan.

2.5.4 Perangkat Cable Modem

Cable Data Modem (CM) adalah perangkat yang diletakan di sisi pelanggan yang

berfungsi sebagai antarmuka antara jaringan HFC dengan komputer atau terminal data. CM berfungsi untuk men-terjemahkan analog RF dari jaringan HFC ke bentuk digital yang terkoneksi dengan komputer melalui interface ethernet card/NIC (network interface card) serta

(26)

berfungsi untuk authorisasi customer yang berlangganan layanan data, memiliki karakteristik yang tergantung dari source (sumber).

2.5.5 Perangkat Telepon

Perangkat Telepon bisa pesawat telepon biasa atau perangkat telepon VOIP. Perangkat ini diletakan disisi customer sebagai media untuk memberikan layanan telephony. Biasanya komunikasi ini dilakukan melalui jaringan Cable Modem dengan men-terjemahkan analog RF dari jaringan HFC ke bentuk digital yang terkoneksi dengan CM dan kemudian diinterfacekan dengan RJ-11 konektor ke pesawat telephone biasa. Memiliki karakteristik yang tergantung dari source (sumber).

Gambar

Gambar 2.4 Patch Cord
Gambar 2.9 Joint Closure  2.4.1.11  Handhole
Gambar 2.10 Fiber Node
Gambar 2.11 Kabel Koaksial
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dari data tersebut terlihat bahwa kekuatan tekan dari semen Portland komposit dan semen portland pozzolan dapat mencapai rentang kekuatan yang setara dengan kekuatan semen

beberapa bentuk kejahatan pemalsuan, antaralain sumpah palsu, pemalsuan uang, pemalsuan merek dan materai, dan pemalsuan surat. Dalam perkembangannya, dari berbagai macam

digunakan dashboard mobil, sedangkan uji tarik belum memenuhi standar plastik yang digunakan dashboard mobil, tetapi hasil penelitian ini masih bisa ditingkatkan

Trying a few approaches to stop the noise produced by a snorer might be a great idea, especially if the snoring is changing the sleep patterns of either the snorer, their

Again, it should be emphasized that for the new behavior patterns to take root, any improvement must be done gradually, giving it time to sink into your life for you to enjoy

Rumusan daripada analisis keseluruhan menunjukkan bahawa faktor-faktor yang mempengaruhi kecemerlangan akademik pelajar Fakulti Pendidikan, Jabatan Teknik dan Kejuruteraan

Agar diketahui apakah pada waktu tersebut dosen, kelas, maupun ruangan dapat digunakan untuk melaksanakan perkuliahan, maka Tabel Dosen, Tabel Ruang, dan Tabel

Laporan skripsi dengan judul “Sistem Informasi Perpustakaan Dengan SMS Gateway Sebagai reminder Pengembalian Buku Pada SMP IT AL ISLAM KUDUS” telah dilaksanakan