• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terapi Bermain Pada Anak Hospitalisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Terapi Bermain Pada Anak Hospitalisasi"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL TELAAH JURNAL HASIL TELAAH JURNAL

“BERMAIN PADA ANAK HOSPITALISASI” “BERMAIN PADA ANAK HOSPITALISASI”

Disusun untuk memenuhi tugas Dea!temen Pe"iat!ik Disusun untuk memenuhi tugas Dea!temen Pe"iat!ik

O#eh$ O#eh$

DINA MUKMILAH MAHARIKA %&''(')'''%%*&* DINA MUKMILAH MAHARIKA %&''(')'''%%*&*

PRO+RAM

PRO+RAM STUDI STUDI ILMU KEILMU KEPERA,APERA,ATATANN

-AKULTAS KEDOKTERAN -AKULTAS KEDOKTERAN UNI.ERSITAS BRA,IJA/A UNI.ERSITAS BRA,IJA/A MALAN+ MALAN+ *'%0 *'%0

(2)

TERAPI BERMAIN PADA ANAK HOSPITALISASI

A1 KONSEP HOSPITALISASI

%1% De2inisi

Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya perubahan atau gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap lingkungan. Hospitalisasi adalah masuknya individu ke rumah sakit sebagai pasien dengan berbagai alasan seperti untuk pemeriksaan diagnostik, prosedur operasi, perawatan medis, pemberian obat dan mentabilkan atau pemantauan kondisi tubuh (Costello, 2008).

%1* Penga#aman Anak saat H3sita#isasi

erikut adalah beberapa pengalaman yang diungkapakan oleh pasien anak yang mengalami hospitalisasi menurut Coyne (200!)"

a. #erpisahan dengan $rang %ua

&awat inap tampaknya menyebabkan gangguan terhadap kehidupan anak'anak yang menalani hospitalisasi dimana mereka mengalami pengalaman perpisahan dari keluarga dan gangguan kegiatan rutinitas dengan keluarga sehari'hari. nak' anak mengungkapkan keprihatinan tentang terpisah dari orang tuanya dan saudara, lingkungan rumah dan teman'teman mereka. *ereka melaporkan merasa ada sesuatu yang hilang pada aspek kehidupan rumah mereka dalam kaitannya dengan kenyamanan rumah, suasana, ibu mereka yang memasak, tempat tidur yang nyaman, kamar mereka sendiri, fasilitas musik dan hewan peliharaan. +ebagian besar anak'anak tidak menyukai makanan rumah sakit. eberapa anak mengeluh mengenai menu makanan rumah sakit yang terbatas dan anak lebih suka makanan rumahan. &awat inap menyebabkan gangguan rutinitas atau kebiasaan anak seperti sekolah, kegiatan olahraga, kontak dengan teman'teman dan liburan yang direnanakan. nak'anak dilaporkan #eristiwa yang hilang dalam kehidupan sehari'hari mereka seperti kontak sosial di sekolah, bermain olahraga dan masuk sekolah. eberapa menyatakan keemasan tentang sekolah karena kehilangan kontak dengan teman'teman mereka. #ada anak usia - sampai / tahun yang menempatkan mereka di pra'pubertas dan tahap remaa hidup, hubungan dengan kelompok sebaya dan persahabatan sangat penting untuk kelompok usia ini. alam satu rumah sakit, beberapa anak merasa kesepian karena peralatan bermain dan fasilitas yang tidak memadai. eberapa

(3)

anak'anak memiliki lebih banyak pengalaman positif dan mengatasi gangguan dengan membentuk persahabatan dengan anak'anak lain di bangsal.

b. erada di 1ingkungan yang sing

#engaturan asing dan ketidakpastian tentang perawatan tampaknya membuat perasaan keemasan, meskipun sebagian besar anak'anak mengalami rawat inap sebelumnya di masa lalu. Hal ini menunukkan bahwa keakraban dengan rumah sakit dan rutinitas belum tentu dapat menghilangkan atau mengurangi reaksi anak untuk rawat inap. eberapa anak melaporkan kekhawatiran tentang tenaga kesehatan dan prosedur medis yang dilakukan. ketakutan anak'anak tampaknya didasarkan pada berbagai sumber, mulai dari pengalaman mengunungi kerabat di rumah sakit dewasa, program televisi, teman'teman dan sekolah. Hal ini menunukkan bagaimana kurangnya pengalaman dan beberapa informasi dapat berkontribusi untuk kesalahpahaman tentang rumah sakit yang pada gilirannya, menyebabkan tingkat keemasan tinggi untuk beberapa anak.  nak'anak tampaknya kurang informasi tentang aspek rawat inap dan berbiara tentang mendapatkan informasi dari berbagai sumber termasuk orang tua, perawat dan dokter, mengamati anak'anak lain di bangsal, buku'buku dari perpustakaan setempat, program televisi medis dan pengalaman masa lalu.

. #rosedur medis dan perawatan

 nak'anak melaporkan bahwa mereka mengalami berbagai kekhawatiran tentang penyelidikan dan operasi dalam kaitannya terhadap kemungkinan bahaya, mutilasi, sakit dan mungkin kematian. *ereka menyatakan ketidaksukaan dan ketakutan tentang kemungkinan rasa sakit yang terkait dengan penerimaan suntikan, tes darah dan prosedur lain yang dianggap mengganggu. eberapa anak mengingat pengalaman sakit sebelumnya dan khawatir untuk mengulang kembali pengalaman tersebut. nak'anak yang membutuhkan perawatan bedah merasa khawatir dan takut tentang proses bedah, seperti harus memakai bau operasi, peralanan ke ruang operasi, menunggu di dalam kamar  operasi, menalani operasi dan ketika sadar akan mengalami kesakitan. erbagai keprihatinan tentang potensi efek samping pengobatan seperti perubahan itra tubuh, mobilitas terbatas, ketergantungan pada orang lain untuk membantu dan kehilangan kontrol. eberapa anak menyatakan keprihatinan tentang perubahan itra tubuh karena mereka berbiara tentang organ dalam yang rusak, infeksi, gangguan kulit dan abnormalitas anggota badan. eberapa anak khawatir ketika mereka selesai menalani, mereka

(4)

akan berbeda dari anak'anak lain mungkin dikarenakan mereka memiliki bekas luka terlihat atau mungkin kerusakan permanen. #enampilan sangat penting bagi remaa dan bekas luka yang ditinggalkan dapat dilihat sebagai hukuman seumur  hidup.

d. ehilangan untuk menentukan nasib sendiri

 nak'anak mengalami beberapa kerugian penentuan nasib sendiri, karena mereka tampaknya kurang kontrol atas hal'hal seperti waktu bangun, waktu tidur, memperoleh makanan dan minuman . nak'anak berbiara tentang perlunya meminta i3in atau mendapatkan i3in untuk melakukan kegiatan seperti bangun, berpakaian, mendapatkan makanan, menggunakan kamar mandi, membawa barang pribadi, mengaukan pertanyaan dan meninggalkan bangsal. nak'anak dilaporkan harus pergi tidur pada waktu tertentu dan menadi terbangun pada waktu tertentu. akses anak'anak terhadap makanan terbatas, karena mereka tidak diperbolehkan untuk mendapatkan makanan atau minuman langsung dari troli makanan atau memiliki akses ke dapur. %emuan serupa dilaporkan hampir  tiga dekade lalu oleh euf, yang menyatakan bahwa anak'anak tampaknya kurang kontrol atas posisi mereka pada bangsal, karena beberapa anak'anak melaporkan bahwa mereka seara fisik dipindahkan ke ruang tidur yang berbeda atau ke bangsal lain. 4mumnya, gangguan kenyamanan tersebut tampaknya menghambat upaya beberapa anak'anak untuk membentuk persahabatan dengan anak'anak lainnya. urangnya pilihan atau kontrol atas ruang tidur  mungkin menyampaikan rasa ketidakberdayaan untuk anak'anak. da saat'saat ketika anak'anak dibiarkan menunggu makanan, obat' obatan, nyeri dan prosedur medis lainnya yang terlalu lama dan ini tampaknya menyebabkan mereka marah dan merasa tidak nyaman. eberapa anak mengeluh tentang harus menunggu untuk obat penghilang rasa sakit dan harus 5berteriak5 untuk obat penghilang rasa sakit. eberapa anak melaporkan kesulitan tidur karena ventilasi yang buruk, erah lampu dan suara yang dibuat oleh telepon berdering, perawat berbiara, bayi dan anak'anak menangis. *eskipun masalah ini, anak'anak uga melaporkan untuk berusaha beradaptasi dengan ara membiasakan diri dengan lingkungan rumah sakit. *eskipun beberapa anak elas memiliki masalah dengan hilangnya penentuan nasib sendiri, namun demikian mereka berbiara kebaikan dan kehangatan sebagai kualitas yang mereka sukai tentang perawat.

(5)

%1) Damak H3sita#isasi a"a Anak

+akit dan hospitalisasi menimbulkan krisis pada kehidupan anak dirumah sakit, anak harus menghadapi lingkungan yang asing, pemberi asuhan yang tidak dikenal, dan gangguan terhadap gaya hidup mereka. +ering kali anak harus menghadapi prosedur yang menimbulkan nyeri, kehilangan kemandirian, dan berbagai hal yang tidak diketahui (6ong, 2007). risis atau stress yang dialami anak saat hospitalisasi dapat pula disebabkan karena selama menalani perawatan medis, anak'anak harus mentolerir ketidakhadiran orang tua mereka untuk beberapa waktu.

erikut adalah dampak hospitalisasi pada anak antara lain"

. eemasan

eemasan adalah kekhawatiran yang tidak elas atau menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya serta tidak memiliki obek yang spesifik (+tuart, 2002). eemasan dialami oleh lebih dari !9 anak yang hospitalisasi. #enyebab timbulnya keemasan adalah diagnostik, radiologi, atau prosedur lain dapat menimbulkan rasa takut terhadap staf, arum, infeksi, kehilangan kontrol, takut kambuh, takut mati, hasil hek up, pemisahan dari teman, kurangnya kemandirian, lingkungan rumah sakit, kurangnya aktivitas, dan pembatasan gerak, kemoterapi, tes kesehatan, operasi invasif. #enyakit angka panang dan rawat inap memiliki potensi untuk berdampak negatif motorik, kognitif, perkembangan emosi dan sosial anak kanker.

2. *alnutrisi

*alnutrisi pada anak hospitalisasi ini dapat teradi karena tidak mendapatkan pemantauan gi3i, tidak mengalami penilaian antropometri serta mengalami kekurangan dukungan. ekurangan gi3i pada anak hospitalisasi uga disebabkan oleh penurunan asupan gi3i pada anak'anak selama dirawat di rumah sakit dan peningkatan kebutuhan kalori mereka sebagai akibat dari morbiditas. +elain itu, banyak obat yang memiliki efek samping anoreksia, perubahan rasa, mual, muntah atau sembelit, sehingga mengurangi asupan makanan. %erganggunya aspek psikologis pada anak hospitalisai misalnya emas, penarikan takut, gelisah, dan marah atau menunukkan perilaku bermusuhan (a3em : Hassan, 20).

(6)

#emantauan gi3i pada anak hospitalisasi ini merupakan pekeraan yang perlu dilakukan dikarenakan terdapat fakta bahwa anak'anak dapat atuh ke dalam keadaan gi3i buruk saat berada di rumah sakit dan dapat memperburuk keadaan gi3i buruk yang sudah ada. i negara'negara mau kekurangan gi3i mempengaruhi  sampai 209 dari pasien rawat inap. +ebaliknya, di negara' negara seperti ra3il dan *eksiko, pefalensi malnutrisi teradi hingga -0 sampai 809 pada anak'anak yang dirawat di rumah sakit, dan lebih auh lagi kondisi ini telah diamati dapat memburuk kondisi klinis pasien selama awat inap. ;aktor' faktor yang dapat meningkatkan prevalensi dari gi3i buruk yang tinggi adalah faktor'faktor yang sudah ada sebelumnya diantaranya adalah" prematuritas dan berat badan lahir rendah, tidak diberikan +< eksklusif atau terlalu awal untuk dilakukan penyapihan dan diare. ondisi malnutrisi yang sudah ada sebelumnya dapat memperpanang rawat inap, meningkatkan keadian infeksi nosokomial dan meningkatkan tingkat mortalitas (&oha et.al , 200!).

B1 KONSEP TERAPI BERMAIN

*1% De2inisi

ermain adalah bagian penting dari kehidupan anak dan merupakan aspek penting untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak. ermain merupakan aktivitas yang sangat digemari oleh anak'anak. %erapi ermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktikkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Hidayat, 2008).

*1* Se4a!ah Te!ai Be!main

ermain telah dianggap sebagai aspek penting seak 3aman #lato (/2='7/- +*) dimana menurutnya >alam satu am bermain, anda dapat menemukan lebih banyak mengenai seseorang dari pada mengamati orang tersebut dalam setahun dengan berakap' akap?. #ada abad ke'8 &ousseau (-!2), dalam bukunya 5@mile5 menulis tentang pentingnya mengamati bermain sebagai wahana untuk mempelaari dan memahami anak (&aman : +inghal, 20).

+alah satu pelopor terapi bermain psikoanalitik dengan anak'anak adalah Hug' Hellmuth. ia merekomendasikan penggunaan mainan anak itu sendiri dalam rangka sesi yang diadakan di rumah anak. Aamun, dia tidak melakukan psikoanalisis pada anak yang berusia di bawah enam tahun atau mengembangkannya sebagai teknik tertentu.

(7)

ebanyakan psikoanalis dianggap eksplorasi ke dalam alam bawah sadar pada anak'anak yang dapat berpotensi berbahaya (&aman : +inghal, 20).

engan latar belakang ini, *elanie lein mulai menerapkan teknik menggunakan bermain sebagai sarana menganalisis anak yang berusia di bawah enam tahun. *enurutnya bermain dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk bertindak dengan ara yang anak inginkan. lein peraya bahwa dengan bermain mampu menggambarkan seara signifikan bagaimana hubungan anak orang tua dan orang lain di lingkungan mereka. engan demikian, seperti dalam ontoh klasik lein, anak berusia 7, tahun yang membenturkan bersama dua truk ia sedang memikirkan hubungan seksual orangtuanya. engan melakukan ini, lein mempertimbangkan bahwa anak akan merestrukturisasi emosinya sehingga menurunkan ketegangan dan keemasan (&aman : +inghal, 20).

Aamun, menurut nna ;reud, yang tidak setuu dengan rumusan lein, dia peraya bahwa tidak semua tindakan dalam bermain mampu untuk diinterpretasikan. eberapa kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak'anak uga bisa menadi pengulangan dari kegiatan kehidupan sehari'hari mereka. ;reud merasa bermain bisa menadi latihan membangun hubungan dan hubungan ini dapat digunakan kemudian untuk bekera dengan anak melalui interpretasi transferensi dan kontra t ransferene (&aman : +inghal, 20).

#ada tahun =70'an beberapa terapi bermain modalitas yang dikembangkan di mana penekanan utama ditempatkan pada kekuatan kuratif hubungan emosional antara terapis dan anak. avid 1evy mengembangkan pendekatan bermain yang terstruktur untuk membantu anak meniptakan pengalaman mereka dari peristiwa traumatis tertentu. onsep ini berasal dari gagasan +igmund ;reud tentang paksaan pengulangan. *enurut 1evy, 5anak yang memiliki keamanan, dukungan, dan bahan bermain yang tepat mampu memainkan sebuah peristiwa traumatis sebelumnya, berulang'ulang, sampai ia mampu melepaskan ketakutan, keemasan, dan tanggapan terkait dengan traumaB (&aman : +inghal, 20).

+olomon mengembangka 5terapi bermain aktif5 yang merupakan metode untuk digunakan pada anak'anak yang impulsif. +eorang anak yag bermain bisa mengekspresikan perasaan dan pengalaman yang sulit, dan dengan demikian dapat menghindarkan mereka untuk bertindak atau berperilaku sosial yang tidak pantas (&aman : +inghal, 20).

Carl &ogers mengembangkan terapi non'direktif, yang kemudian disebut terapi yang berpusat pada klien. irginia Dline memperluas konsep Carl &ogers dalam artikel yang berudul 5*emasuki dunia anak melalui pengalaman bermain5. Dline meringkas konsep terapi bermain dan menyatakan, E+ebuah pengalaman bermain adalah terapi karena memberikan hubungan yang aman antara anak dan orang dewasa, sehingga anak memiliki

(8)

kebebasan dan ruang untuk menyatakan dirinya sendiri, persis seperti dia pada saat itu dengan aranya sendiri dan dalam waktu sendiri. %uuan terapi bermain berpusat pada klien adalah untuk menyelesaikan ketidakseimbangan antara anak dan lingkungannya sehingga mampu meniptakan pertumbuhan anak yang baik (&aman : +inghal, 20).

%erapi bermain non'direktif telah menapai popularitas karena kesederhanaannya. 1andreth mendorong orang tua dan konselor untuk mengakui bahwa bermain adalah bahasa anak dan mainan adalah kata'kata mereka. *enurutnya, bermain adalah waar bagi seorang anak dan harus dihormati dan dipahami daripada memaksa anak untuk berkomunikasi seara verbal (&aman : +inghal, 20).

+elama tahun =!0'an, pembentukan program konseling dan bimbingan di sekolah dasar memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan terapi bermain. #enggunaan terapi bermain di sekolah didorong untuk memenuhi berbagai kebutuhan perkembangan, sosial, dan emosional dari semua anak, serta membantu anak'anak yang tidak dapat menyesuaikan diri. anyak penulis menggambarkan keberhasilan awal mereka dalam menggunakan terapi bermain untuk mengatasi kebutuhan perkembangan anak di sekolah dasar (&aman : +inghal, 20).

 da beberapa tren terbaru dalam pengembangan terapi bermain. #embentukan  sosiasi %erapi ermain (#%) pada tahun =82 adalah kemauan besar di bidang terapi bermain. #% yang telah menadi program terbesar pelatihan terapi bermain di dunia, didirikan pada tahun =88 di 4niversity of Aorth %eDas. erbagai universitas dan lembaga  uga menawarkan program pelatihan dan lokakarya, serta kursus pada master dan doktor.

#enggunaan konsep'konsep dan prosedur terapi bermain uga telah diperluas ke banyak aplikasi lain, seperti terapi bermain keluarga, terapi bermain dewasa, terapi bermain di rumah sakit, dan terapi bermain dengan banyak populasi yang beragam (&aman : +inghal, 20).

*1) K#asi2ikasi

*enurut #ek (20), tipe bermain dapat digolongkan menurut usia anak menadi / yaitu"

1. Exploratory play 

%ipe permainan ini diberikan pada anak usia 0'2 tahun berupa permainan yang dapat melatih kemampuan sensorik dan motorik atau sensorimotor anak. Contoh permainan tipe ini adalah mengambil dan menempatkan makanan pada mulut,

(9)

menatuhkan benda ke dalam wadah untuk membuat kebisingan dan merobohkan sebuah menara blok.

2. Symbolic play 

%ipe permainan ini diberikan pada anak usia 2'/ tahun berupa kegiatan konstruksi sederhana. Contoh tipe permainan ini adalah menghitung dan mengelompokkan benda yang sama berdasarkan warnanya atau bentuknya kemudian menempatkannya ke dalam wadah.

7. Creative Play 

%ipe permainan ini diberikan pada anak usia /'- tahun berupa kegiatan konstruktif  yang kompleks. Contoh permainan tipe ini adalah membangun atau meniptakan pola menggunakan berbagai item, membawa benda'benda dengan sendok kemudian menempatkannya ke dalam wadah, membentuk atau menipatakan suatu pola atau bentuk dari tanah liat.

/. Competitive Play 

%ipe permainan ini diberikan pada anak usia -'2 tahun berupa kegiatan kompetetif  atau persaingan. Contoh permaian tipe ini adalah menempatkan benda ke dalam wadah yang dibatasi oleh waktu tertentu, melempar bola atau anak panah pada sasaran, bermain permainan kartu, menyelesaikan pu33le.

+edangkan Charnigo : Fork (20), klasifikasi terapi bermain dibagi menadi / maam yaitu"

. Child-Based Play Therapy 

Genis pertama dari terapi bermain adalah terapi bermain berbasis anak. alam terapi bermain berbasis anak, konseling hanya melibatkan anak dan terapis di dalam ruangan. %erapis menyediakan berbagai mainan untuk anak namun tidak hanya sekedar untuk bermain saa, tetapi anak harus berhubungan dengan mainan tersebut sehingga mereka uga mampu mengekspresikan diri mereka. Contoh dari tipe permainan ini adalah terapi memberikan boneka dan wayang untuk anak'anak, dapat memungkinkan anak'anak untuk bebas mengekspresikan diri seara verbal. 6ayang uga akan membantu anak'anak untuk memahami emosi dan perilaku mereka. Hartwig (20/) menelaskan dalam penelitiannya bahwa ada dua pendekatan ketika menggunakan boneka selama terapi. #endekatan pertama adalah terapi bermain direktif. #endekatan ini memungkinkan terapis untuk memilih kegiatan

(10)

yang tepat untuk diberikan kepada anak. egiatan yang telah dipilih, harus menyaikan masalah anak dan ara bagi anak untuk meraih tuuan mereka. engan menggunakan pendekatan ini, terapis dapat memperoleh informasi, mendorong keterlibatan, menetapkan batas, dan menafsirkan perilaku anak. #endekatan kedua adalah terapi bermain non'direktif. engan pendekatan ini, anak sendiri yang memutuskan mainan apa yang digunakan dan bagaimana ara menggunakan mainan tersebut. +ementara itu, terapis hanya mengamati apa yang anak lakukan selama sesi terapi bermain berlangsung.

Child-Based Play Therapy biasanya digunakan bagi anak yang berisiko, misalnya anak yang menunukkan gangguan perilaku atau anak yang depresi. alam sebuah studi oleh +wank dan +hin (20), dinyatakan bahwa Child-Based Play Therapy  dapat meningkatkan prestasi akademik anak. nak yang telah berpartisipasi dalam Child-Based Play Therapy  menunukkan penurunan gangguan perilaku. Hasil pada beberapa penelitian menunukkan lewat bermain anak dapat belaar beberapa hal. *isalnya, anak'anak belaar untuk menghargai diri mereka sendiri dan seara bertahap belaar untuk menerima siapa mereka sebagai individu. *ereka uga belaar  bahwa perasaan mereka diterima dan bagaimana mengekspresikan perasaan mereka seara bertanggung awab. nak'anak uga belaar untuk menadi kreatif  dalam menghadapi masalah serta belaar untuk mengendalikan diri. Child-Based  Play Therapy  uga mengaarkan anak'anak bagaimana belaar membuat pilihan seara mandiri dan bertanggung awab atas pilihan mereka. alam studi lain, ratton, Ceballos, sheely'*oore, *eany'6alen, #ronhenko, dan Gones (207) menemukan bahwa ika tidak diberikan terapi misalnya terapi bermain, anak'anak yang mengalami gangguan perilaku akan tetap mengalami gangguan perilaku dan bahkan akan lebih memburuk dari waktu ke waktu dan dapat menyebabkan masalah yang lebih serius seperti anak melakukan kekerasan, kenakalan dan penyalahgunaan narkoba.

%erapi bermain uga dapat membantu anak'anak dengan keaatan. +ebagai ontoh, dalam sebuah studi yang dilakukan oleh &ay, +tulmaker, 1ee, dan +ilverman (207) pada anak'anak yang menunukkan perilaku berikut" penarikanIdepresi, agresif, menantang, atau bahkan keterampilan sosial yang buruk. +tudi ini menelaskan bahwa terapi bermain efektif untuk anak yang memiliki beberapa enis keaatan. #enelitian mengenai keefektifan terapi bermain lebih lanut dalam bidang ini sangat direkomendasikan.

(11)

2. Family-Based Play Therapy 

%ipe kedua terapi bermain adalah terapi berbasis keluarga. alam Family-Based  Play Therapy , proses terapi bermain melibatkan klien, orang tua, saudara kandung klien dan terapis. *enurut 6illis, Halters, dan erek (20/), pada Family-Based Play  Therapy , terapi bermain melibatkan keluarga dan memungkinkan semua orang dalam keluarga untuk terbuka selama sesi. %erapi bermain enis ini uga meningkatkan partisipasi anak dalam setiap sesi. +ebagai ontoh, dalam Family  Puppet Intervie model  (seperti dikutip dalam Hartwig 20/), terapis dapat meminta anak'anak selama sesi untuk menyebutkan nama boneka, membuat sebuah erita dari awal sampai akhir dan menyaikan erita untuk terapis. %erapis kemudian akan memberikan kesempatan kepada orang tua untuk bertanya pada akhir setiap sesi. Family-Based Play Therapy  uga digunakan untuk orang'orang yang mengalami trauma dan stres kronis dalam hidup mereka. *ereka yang terlibat dalam beberapa  enis trauma enderung mengungkapkan atau menyembunyikan seumlah emosi dan

pikiran mereka. alam sebuah studi oleh iser, aker, 6inkles, dan *edoff (20), mereka menunukkan bahwa terdapat hasil yang efektif dari Family-Based Play  Therapy . iamond, &eis, berlian, +iJueland, dan <saas (2002) menyatakan bahwa remaa yang mengalami depresi, mereka menunukkan tingkat kritik dan permusuhan yang tinggi serta mengekspresikan psikopatologi orangtua. +elain itu, penelitian yang sukses ini telah menadi penelitian pertama yang menunukkan data tentang terapi keluarga yang dapat mengobati remaa dengan gangguan depresi mayor. #enelitian lain menyebutkan bahwa anak'anak yang menderita kekerasan dalam rumah tangga dari ibu mereka uga dapat memiliki kesulitan berkomunikasi dengan satu sama lain. 6aldman'1evi dan 6eintraub (20) menyatakan bahwa ketika kekerasan teradi antara orang tua dan anak'anak, kekerasan mempengaruhi sensorik, motorik, kognitif, emosional, dan sosial anak. alam hal ini, terapi bermain memberikan waktu bagi anak untuk mengekspresikan diri dengan menggunakan sensorik, motorik, kognitif, emosional dan keterampilan sosial mereka.

7. !roup-Based Play Therapy 

Genis terapi bermain yang terakhir adalah terapi bermain berbasis kelompok. alam terapi bermain berbasis kelompok, proses terapi melibatkan sekelompok anak'anak. <stilah lain untuk enis terapi bermain adalah Theraplay , yang membantu anak'anak meniptakan hubungan yang lebih baik dengan individu lainnya. #eneliti, +iu (20/) menyatakan, Theraplay  dapat menyediakan ara bagi anak'anak untuk berhubungan dengan orang lain. alam artikelnya, ia membahas bagaimana theraplay   efektif 

(12)

untuk anak'anak yang mengalami keaatan. %erapi kelompok terutama digunakan pada anak'anak untuk membantu meningkatkan keterampilan sosial mereka. Hal ini  uga digunakan untuk membantu anak'anak berhubungan dengan rekan'rekan lain yang akan melalui pengalaman yang sama dan menghadapi tantangan serupa. *ereka yang mengungkapkan perilaku negatif selama sesi bermain dapat memiliki hasil positif dari setelah sesi bermain selesai. alam artikel oleh llen dan arber  (20), anak'anak diidentifikasi dapat membuat pilihan yang lebih baik dan mengalami penurunan keemasan. +elain itu, anak'anak meningkatkan rasa harga diri mereka dan meningkatkan perasaan empati untuk orang lain.

*1& Tu4uan

ermain di rumah sakit memiliki beberapa tuuan, salah satunya adalah menadi bantuan dalam proses pemulihan anak'anak sakit. *enurut oukourikos et.al (20), tuuan terapi bermain yang lain adalah sebagai berikut"

a. *eniptakan lingkungan yang akrab dan ramah seperti rumah. b. *embantu meniptakan kelangsungan kehidupan sehari'hari.

. *emberikan alan keluar dari semua perasaan negatif dan kekeewaan yang mungkin dapat menemani anak pada saat masuk ke rumah sakit dan rawat inap. d. *engurangi tekanan dan keemasan, sambil mengembangkan rasa hormat untuk

pandangan dan perasaan orang lain.

e. *embantu anak'anak menaga harga diri mereka dan keperayaan diri, dan, dengan demikian, merasa bahwa mereka mungkin memiliki kendali seluruh situasi.

f. erkontribusi dalam pengembangan solusi kreatif baru dalam masalah diamati.

g. *engaari anak'anak dengan ara yang luu. Hampir di semua kasus rawat inap, anak'anak menalani prosedur medis invasif, termasuk kateterisasi, venipunture dan tes darah. ermain dapat membantu pasien anak menadi akrab dengan prosedur tersebut dan belaar bagaimana mereka dilakukan, sehingga dapat mengurangi rasa takut mereka dan membantu mereka beradaptasi.

h. *endorong partisipasi orang tua dan saudara'saudara. engan demikian, anak'anak menapai perasaan kuat normalitas dan kelangsungan hidup masa lalu mereka, sementara mengurangi keemasan orang tua.

i. *emfasilitasi komunikasi antara anak'anak. ermain adalah sarana komunikasi yang sangat baik dan pengembangan hubungan sosial dan saling membantu.

 . *engurangi regresi, yaitu, kembali ke tahap perkembangan sebelumnya. &egresi tersebut antara anak'anak mungkin ditunukkan oleh berbagai gangguan, misalnya, enuresis, atau perilaku termasuk terus menerus menangis, penarian terus menerus untuk perawatan orangtua, amarah, dan agresi. ermain memberikan alan keluar  dari keinginan yang tertekan, keemasan, takut, dan memungkinkan anak'anak mengekspresikan diri seara lebih kreatif dengan ara yang menyenangkan.

(13)

*1) -ungsi

alam terapi bermain fungsi simbolik bermain adalah apa yang begitu penting, memberikan anak'anak kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan emosi mereka. #enggunaan mainan memungkinkan anak'anak untuk mengurangi keemasan dan ketakutan. +aat proses bermain memungkinkan anak'anak untuk menauhkan diri dari peristiwa dan pengalaman traumatis. *elalui bermain atau pengalaman menakutkan atau traumatis dapat berubah atau membalikkan hasil dalam kegiatan bermain, anak'anak dapat bergerak menuu resolusi batin dan kemudian mereka lebih mampu mengatasi atau menyesuaikan diri dengan masalah. ;ungsi utama dari bermain di terapi bermain adalah perubahan apa yang mungkin diatur dalam kenyataannya untuk dikelola situasi melalui representasi simbolis, yang menyediakan anak'anak kesempatan untuk belaar untuk mengatasinya.

ermain adalah suatu bentuk komunikasi dan ekspresi diri, yang memberikan mereka kemungkinan berkomunikasi dengan baik dengan keluarga, staf medis dan perawat. +elain itu bermain mampu membantu mereka memproses dan mengekspresikan serangkaian emosi. ermain uga dapat membantu anak'anak menadi akrab dengan lingkungan rumah sakit, mengungkapkan perasaan mereka dan kekhawatiran mereka, merasa lebih nyaman, atau membiasakan diri dengan prosedur medis diperlukan (misalnya, venipunture), dan membuat pilihan sehingga dapat merasa bahwa mereka mempertahankan kontrol.

*1& P!insi Te!ai Be!main a"a Anak H3sita#isasi

%erapis memiliki peranan penting dalam menamin kesuksesan teapi bermain di rumah sakit. erikut adalah prinsip terapi bermain pada anak hospitalisasi (6ebb, ==)"

. E%erapis harus mengembangkan rasa hangat, hubungan persahabatan dengan anak, di mana hubungan yang baik didirikan sesegera mungkin E. anyak prosedur medis yang menghasilkan nyeri fisik untuk anak. alam situasi ini, anak membutuhkan seseorang yang memiliki enis hubungan yang berbeda dengan dia, seorang terapis yang elas menoba untuk melihat dunia dari titik pandang anak.

2. E%erapis menerima anak persis seperti diaE. #ada kasus anak dirawat di rumah sakit, penerimaan termasuk menerima kondisi fisik. +elanutnya, dalam kasus anak yang sakit parah, sebuah

(14)

bagian penting dari penerimaan oleh terapis adalah penerimaan bahwa anak memang sekarat.

7. E%erapis menetapkan perasaan permisif dalam hubungan sehingga anak merasa benar'benar bebas untuk mengekspresikan perasaannya E. nak dirawat di rumah sakit mungkin memiliki banyak perasaan terkait dengan penyakit dan pengobatan yang tidak diungkapkan seara terbuka. +esi terapi bermain harus dibuat sedemikian rupa sehingga perasaan ini dapat dinyatakan dalam pengaturan rahasia.

/. E%erapis adalah seseorang yang dapat mengenali perasaan anak mengekspresikan dan menerminkan perasaan mereka kembali kepadanya sedemikian rupa E. +eperti di pengaturan terapi bermain lainnya, anak mungkin atau mungkin tidak tahu kata'kata untuk mengekspesikan perasaannya atau yang dia mengalami saat ini. engan refleksi akurat, terapis tidak hanya memberikan anak kosakata tambahan untuk mengekspresikan perasaannya, tapi terapi uga berusaha berkomunikasi dengan sebuah pemahaman emosi anak.

. E%erapis mempertahankan rasa hormat yang mendalam untuk kemampuan anak untuk memeahkan masalah sendiri ika diberi kesempatan untuk melakukannya. *isalnya tanggung awab untuk membuat pilihan. alam kasus anak yang sakit, orang dewasa baik keluarga, saudara atau bahkan tenaga medis sering kali menoba untuk memeahkan masalah anak baginya. ahkan pada kasus anak dengan penyakit yang sangat serius, berilah kesempatan dan biarkan anak tahu masalah dengan yang ia perlu untuk menangani.

!. E%erapis tidak berusaha untuk mengarahkan tindakan anak atau perakapan dengan ara apapun. nak berhak untuk memiliki keputusan atas dirinya sendiri>.

*15 -akt3!62akt3! 7ang Memenga!uhi Akti8itas Be!main

(15)

bermain anak antara lain"

a. %ahap #ekembangan nak

 ktifitas bermain yang tepat dilakukan anak adalah permaian yang sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini dikarenakan pada dasarnya permainan adalah alat stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.%ipe permainan anak usia pra sekolah tentunya tidak sesuai atau tidak ook dilakukan pada anak usia sekolah.

b. +tatus esehatan nak

4ntuk melakukan aktifitas bermain diperlukan energi. 6alaupun demikian, bukan berarti anak tidak perlu bermain pada saat sedang sakit. ebutuhan bermain pada anak sama halnya dengan kebutuhan bekera pada orang dewasa. Fang penting pada saat kondisi anak sedang menurun atau anak terkena sakit, bahkan dirawat di rumah sakit, orang tua dan perawat harus eli memilihkan permainan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan prinsip bermain pada anak yang sedang dirawat di rumah sakit.

. Genis elamin nak

 da beberapa pandangan tentang konsep gender dalam kaitannya dengan permainan anak. alam melakukan aktifitas bermain tidak membedakan enis kelamin laki'laki atau perempuan. +emua alat permainan dapat digunakan oleh anak laki'laki atau perempuan untuk mengembangkan daya pikir, imainasi, kreativitas, dan kemampuan sosial anak. kan tetapi, ada pendapat lain yang meyakini bahwa permainan adalah salah satu alat untuk membantu anak mengenal identitas diri sehingga sebagian alat permainan anak perempuan tidak dianurkan untuk digunakan oleh anak laki'laki. Hal ini dilatarbelakangi oleh alasan adanya tuntutan perilaku yang berbeda antara laki'laki dan perempuan dan hal ini dipelaari melalui media permainan.

d. 1ingkungan yang mendukung

;asilitas bermain lebih diutamakan yang dapat menstimulasi imainasi dan kreativitas anak. eyakinan keluarga tentang moral dan budaya uga mempengaruhi bagaimana anak dididik melalui permainan. +ementara lingkungan fisik sekitar rumah lebih banyak mempengaruhi ruang gerak anak untuk melakukan aktifitas fisik dan motorik. e. lat dan enis permainan yang ook

(16)

 lat dan enis permainan dipilih yang sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak. 1abel yang tertera pada mainan harus dibaa terlebih dahulu sebelum membelinya, apakah mainan tersebut aman dan sesuai dengan usia anak. lat permainan yang harus didorong, ditarik dan dimanipulasi akan mengaarkan anak untuk dapat mengembangkan kemampuan koordinasi alat gerak.

*10 93nt3h Pe!mainan 7ang Daat Dia#ikasikan "i Rumah Sakit

a. *ewarnai

@fektivitas kegiatan terapi bermain mewarnai pada anak hospitalisasi didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh lkhusari (207). #enelitian tersebut bertuuan untuk menganalisis efektivitas terapi bermain mewarnai terhadap penurunan keemasan keemasan pada anak hospitalisasi yang berusia 7'! tahun di &umah +akit 4mum aerah 1ubuk 1inggau. #enelitian ini menggunakan metode "uasi experiment  dengan ranangan #ne !roup Pre-test Post-test   esign. &esponden akan diukur tingkat keemasannya dengan kuesioner $amilton %attin&  Scale 'or (nxiety (H&+') sebelum dan setelah diberikan terapi bermain mewarnai.

Hasil dari penelitian ini adalah sebelum dilakukan intervensi yaitu terapi bermain mewarnai, rata'rata skor keemasan klien adalah 2/,// dan sebanyak ! responden dari 7! responden menderita keemasan berat. eemasan berat yang dialami responden ini ditandai dengan responden yang menunukkan sikap marah, menolak makan, menangis, berterik'teriak,bahkan berontak saat melihat perawat datang menghampirinya. *ereka beranggapan bahwa kedatangan petugas hanya akan menyakiti mereka. eadaan ini akan dapat menghambat dan dapat menyulitkan proses pengobatan dan perawatan terhadap anak sakit.

Hasil selanutnya yaitu setelah dilakukan intervensi terapi bermain mewarnai terdapat penurunan rata'rata skor keemasan responden yaitu menadi 20,=/ dan hanya 8 responden saa yang mengalami keemasan berat. an setelah dilakukan ui statistik dengan menggunakan ui t'berpasangan, didapatkan nilai  p  L 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat efektivitas terapi bermain mewarnai pada anak hospitalisasi yang berusia 7'! tahun di &umah +akit 4mum aerah 1ubuk 1inggau.

ermain bersifat terapeutik pada berbagai usia. *elalui bermain anak'anak mampu mengomunikasikan kebutuhan, rasa takut, dan keinginan mereka kepada pengamat yang tidak dapat mereka ekspresikan karena keterbatasan keterampilan bahasa mereka. nak'anak bereksperimen dan menoba ide mereka dalam bermain, melalui eksplorasi dan manipulasi, anak'anak belaar mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur, dan fungsi obek'obek lainnya.

(17)

b. *enggambar 

@fektivitas kegiatan terapi bermain menggambar pada anak hospitalisasi didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh +uswati (200). #enelitian tersebut bertuuan untuk menganalisis efektivitas terapi bermain menggambar terhadap penurunan keemasan keemasan pada anak pra'sekolah yang menalani hospitalisasi di &umah +akit husus nak / Fogyakarta. #enelitian ini menggunakan metode )uasy Experiment   dengan ranangan #ne !roup Pre-test  Post-test *esi&n.

Hasil penelitian tersebut melaporkan bahwa responden yang mengalami keemasan berat sebanyak = orang (!7,79) sebelum dilakukan intervensi. +edangkan setelah dilakukan intervensi, tidak ada responden yang mengalami keemasan berat. Hasil ui statsitik dengan menggunakan 4i +ilcoxon didapatkan nilai pM0,0 yang dapat ditarik kesimpulan terdapat efektivitas terapi bermain menggambar pada anak pra'sekolah yang menalani hospitalisasi di &umah +akit husus nak / Fogyakarta.

#enurunan tingkat keemasan pada anak setelah dilakukan terapi bermain menggambar terbukti efektif dikarenakan dengan bermain rasa takut, emas anak dapat dikurangi, dimana anak dapat rileks dan mampu lebih beradaptasi dengan lingkungannya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian pada saat pembelajaran di kelas berlangsung, klitik tak- ini digunakan oleh salah satu siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia. Hal

Hasil penelitian yang sama juga dinyatakan oleh Rizki Wahyuni (2013:60) yang menguji pengaruh independensi, kompetensi, profesionalisme, dan sensitivitas etika profesi

Ki Sabdhosutedjo dari Surabaya, Jawa Timur Ki Sabdhosutedjo atau yang dikenal dengan nama Tee Boen Liong adalah seorang dalang wayang Jawa asli Surabaya.. Ia telah mendalami

Data Kadar Gula Darah dan Berat Badan Tikus Treatment Sonde Sorbet Buah Naga Merah dengan Penambahan Isolat Protein 50

Pada saat pengakuan awal, Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Di hari ketigapuluh ini tugas penulis adalah melakukan integrasi atau hosting website yang sudah penulis develop ke dalam domain yang sudah dimiliki oleh

Peraturan Menteri Sosial Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 724) sebagaimana telah diubah

Walau bagaimanapun, masih terdapat di kalangan guru-guru yang tidak bersedia terhadap penggunaan BBM dalam P&amp;P mereka di sekolah dari aspek amalan, kemahiran dan sikap