• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKJIP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LKJIP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

2020

LKJIP

LAPORAN

KINERJA

INSTANSI

PEMERINTAH

(2)
(3)

Halaman i

KATA PENGANTAR

Sehubungan dengan usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka disusunlah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJP) Tahun 2020.

Laporan ini adalah Laporan Kinerja Pengadilan Agama Bawean Tahun 2020 untuk Kementerian/Lembaga yang berisi tentang informasi pertanggungjawaban kinerja tugas pokok dan fungsi dalam rangka pencapaian visi, misi dan sasaran yang telah ditetapkan oleh Pengadilan Agama Bawean Tahun 2020 beserta uraiannya yang meliputi kegiatan Pengadilan Agama Bawean Tahun 2020.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagai perbaikan kinerja kami di tahun yang akan datang dengan potensi yang ada dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Peradilan Agama, serta berguna bagi semua pihak terkait.

Bawean, 04 Januari 2021

Ketua Pengadilan Agama Bawean

Achmad Kadarisman, S.H.I., M.H. NIP. 19820113 200604 1 002

(4)

Halaman ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii Bab I Pendahuluan 1

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

Bab II Perencanaan Kinerja 8

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.

Bab III Akuntabilitas Kinerja 12

A. Capaian Kinerja Organisasi 12

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada);

5. Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan;

6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;

7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja).

B. Realisasi Anggaran 23

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

BAB IV Penutup 62

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

(5)

Halaman iii

LAMPIRAN

1. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Bawean

2. Indikator Kinerja Utama 3. Perjanjian Kinerja Tahun 2019

4. Rencana Kinerja Tahun 2020

5. Rencana Kinerja Tahun 2021

6. Matriks Rencana Strategis Tahun 2020-2025

7. SK Tim Penyusunan LAKIP PA Bawean Tahun 2019

v vi ix x xiv xvi xxvi

(6)

1

BAB I PENDAHULUAN

Berdasarkan pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dikatakan bahwa “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh Mahkamah Konstitusi”. Dengan amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut, khususnya Bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman pasal 24 telah membawa perubahan penting terhadap penyesuaian tersebut, lahirlah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung.

Disebutkan dalam pasal 21 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasan Kehakiman bahwa “Ketentuan mengenai organisasi, administrasi dan finansial badan peradilan sebagaimana dimaksud ayat (1) untuk masing-masing lingkungan peradilan diatur dalam undang-undang sesuai dengan kekhususan lingkungan peradilan masing-masing”. Dengan demikian berdasarkan pasal tersebut, lahirlah apa yang disebut dengan peradilan satu atap. Sebagai realisasi dari pasal tersebut lahirlah Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum sebagai penyempurnaan dari Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang perubahan kedua Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

Sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman ditingkat pertama yang merdeka dalam menyelenggarakan peradilan guna menegakan Hukum dan Keadilan, Peradilan Agama adalah salah satu Badan Peradilan dibawah Mahkamah Agung RI yang memiliki peranan penting dalam mewujudkan visi Mahkamah Agung RI untuk mewujudkan Badan Peradilan Indonesia Yang Agung.

Sebagaimana disebutkan dalam cetak biru (blue print) Mahkamah Agung RI, visi mewujudkan Badan Peradilan Indonesia Yang Agung bertujuan untuk menunjukkan kemampuan Mahkamah Agung RI mewujudkan organisasi lembaga yang profesional, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

(7)

2 dengan misi:

1. Menjaga kemandirian Aparatur Pengadilan Agama;

2. Meningkatkan kualitas pelayanan hukum yang berkeadilan, kredibel dan transparan; 3. Meningkatkan pengawasan dan pembinaan;

4. Mewujudkan kesatuan hukum sehingga diperoleh kepastian hukum bagi masyarakat. Ada 3 masalah besar yang dihadapi pengadilan di seluruh dunia yaitu Akses, Lambatnya Penyelesaian Perkara, dan Integritas sebagaimana dikemukakan oleh Dory Reiling, hakim senior Pengadilan Distrik Amsterdam yang juga Senior Judicial Reform Spesialist pada Bank Dunia, dalam bukunya Technology for Justice, How Information & Technology can support judicial reform.

1. Masalah Akses.

Sampai tahun 2007 lalu, masyarakat dan pencari keadilan masih mengalami kesulitan untuk mengakses informasi pengadilan, baik mengenai proses dan prosedur penanganan perkara, maupun putusan pengadilan. Informasi pengadilan pada waktu itu merupakan komoditas yang membuka peluang praktik transaksional yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya kepercayaan publik terhadap Badan Peradilan.

Padahal keterbukaan sangat penting bagi pelaksanaan fungsi peradilan, utamanya untuk menjamin konsistensi yang penting untuk menciptakan kepastian hukum.

Bahwa Proses Peradilan yang transparan merupakan salah satu syarat mewujudkan keterbukaan dan akuntabilitas penyelenggaraan peradilan, untuk itu pada tanggal 28 Agustus 2007 Ketua Mahkamah Agung RI menerbitkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 144/KMA/SK/2007 tentang keterbukaan informasi di Pengadilan, dan kemudian setelah terbitnya undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi Publik dan Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang standar layanan informasi publik, maka diterbitkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 1-144/KMA/SK/I/2011 tanggal 5 Januari 2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan sebagai pengganti Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 144/KMA/SK/2007.

Dalam Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 1-144/KMA/SK/I/2011 diatur tentang informasi yang wajib diumumkan secara berkala, informasi yang wajib tersedia setiap saat dan dapat diakses oleh publik dan informasi yang dikecualikan.

(8)

3

Dengan diterbitkannya Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 1-144/KMA/SK/I/2011 diharapkan masyarakat dan pencari keadilan tidak mengalami kesulitan untuk mengakses informasi pengadilan.

2. Masalah Lambatnya waktu penyelesaian perkara.

Bahwa untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap badan peradilan maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik sesuai dengan undang nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik. Dan berdasarkan undang-undang nomor 25 tahun 2009 tersebut Mahkamah Agung telah menerbitkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 026/KMA/SK/II/2012 tentang standar pelayanan peradilan.

Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 026/KMA/SK/II/2012 tentang standar pelayanan peradilan ini disusul pula oleh Peraturan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor 002 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya.

Dengan adanya Standar Pelayanan Peradilan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) diharapkan Peradilan di Indonesia dapat bekerja lebih efisien, efektif, transparan, dan akuntabel sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih cepat, sehingga keluhan dari masyarakat pencari keadilan tentang lambatnya penyelesaian perkara dapat diatasi.

Untuk mengatasi masalah lambatnya penyelesaian perkara ini maka Pengadilan Agama telah melaksanakan managemen perkara yang berbasis IT dan aplikasi SIPP sehingga Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2014 tentang penyelesaian perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (empat) Lingkungan Peradilan dapat terlaksana dengan baik.

Dalam Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2014 diatur bahwa Penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat pertama paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan.

3. Masalah Integritas

Adalah ironis apabila isu integritas justru melanda instusi peradilan yang seharusnya bekerja dengan basis kepercayaan publik, namun data yang ada memang memprihatinkan. Reiling menyebutkan, bahwa meskipun sinyalemen korupsi ramai dikeluhkan, namun sangat sulit untuk memverifikasinya secara empiris. Di sisi lain indikator global justru menunjukkan konfirmasi atas indikasi tersebut. Dalam Global Corruption Barometer tahun 2013 yang dirilis oleh Tansparency International dari 103

(9)

4

negara yang disurvey terdapat 20 negara yang hasil surveynya menempatkan lembaga peradilan sebagai institusi yang dianggap paling korup. Walaupun untuk kasus Indonesia, hasil survey ini tidak menempatkan pengadilan sebagai lembaga yang paling korup, namun kenyataannya isu korupsi tetap mengancam persepsi publik terhadap integritas pengadilan. Hal ini perlu segera ditangani dengan serius agar kepercayaan publik tidak semakin menurun.

Bapak Prof. Dr. H.M. Hatta Ali, SH, MH. Ketua Mahkamah Agung RI dalam pidato pengukuhan guru besar dalam bidang ilmu hukum Universitas Airlangga menilai bahwa pada dasarnya tindakan koruptif tidak hanya dipicu oleh pelanggaran perilaku dan lemahnya integritas individu, namun juga disebabkan oleh lemahnya sistem yang membuka peluang terjadinya tindakan-tindakan yang mengancam integritas lembaga, maupun individu di dalam lembaga. Bahkan masih banyak sinyalemen yang menyatakan bahwa Indonesia belum bergeser dari paradigma berpikir “siapa yang salah” ke arah “apa yang salah”. Oleh karena itu upaya memperkuat integritas seharusnya bukan hanya ditujukan pada upaya pendislinan dan penghukuman, tetapi juga harus difokuskan pada upaya untuk memperbaiki sistem. Sehingga praktik-praktik yang membahayakan integritas dapat dicegah dan diatasi secara konprehensif.

Pengadilan Agama sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman seharusnya turut mencermati dan mengambil langkah-langkah strategis menghadapi ketiga issu tersebut di atas, termasuk Pengadilan Agama Bawean

Pengadilan Agama Bawean adalah Pengadilan Agama Kelas II merupakan Yurisdiksi dari Pengadilan Tinggi Agama Surabaya. Pengadilan Agama Bawean terletak di Jl. Masjid Jami’ No.03 Sangkapura Bawean memiliki wilayah hukum terdiri 31 Kelurahan/Desa dan 2 Kecamatan, dengan luas wilayah 196.27 Km2 dan jumlah penduduk 72.500 jiwa.

Struktur Organisasi (Susunan) Pengadilan Agama Bawean terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Jurusita.

1. Pimpinan Pengadilan Agama dipimpin oleh seorang Ketua dan seorang wakil ketua.

2. Hakim adalah Pejabat yang melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman.

3. Pada setiap Pengadilan Agama ditetapkan adanya Kepaniteraan yang dipimpin oleh seorang Panitera.

(10)

5

4. Dalam melaksanakan tugasnya Panitera Pengadilan Agama dibantu oleh 3 (orang) Panitera Muda yaitu Panitera Muda Hukum, Panitera Muda Gugatan dan Panitera Muda Permohonan. Disamping itu Panitera juga dibantu oleh beberapa orang Panitera Pengganti dan beberapa orang Jurusita/Jurusita Pengganti.

5. Pada setiap Pengadilan Agama ditetapkan adanya Sekretariat yang dipimpin oleh seorang Sekretaris.

6. Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris dibantu oleh 3 (orang) Kasubag. Yaitu Kasubag Kepegawaian Organisasi dan tatakelola, Kasubag Umum dan keuangan dan Kasubag Perencanaan Teknologi Informasi dan Pelaporan.

Kekuatan sumber daya manusia (SDM) Pengadilan Agama Bawean sampai dengan tahun 2020 , sebagai berikut:

No Jabatan Jumlah

1 Ketua 1

2 Wakil 1

3 Sekretaris 1

4 Panitera 1

5 Kasubag Perencanaan, Teknologi informasi dan

Pelaporan

1

6 Kasubag Kepegawaian Organisasi dan Tatalaksana 1

7 Kasubag Umum dan Keuangan 1

8 Panmud Gugatan 1

9 Panmud Permohonan 1

10 Panmud Hukum 1

11 Panitera pengganti 0

12 Juru Sita Pengganti 1

13 Tenaga Kontrak 6

Sebagai Pengadilan ditingkat pertama Pengadilan Agama Bawean, bertugas dan berwenang menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah dan ekonomi syari’ah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang sekarang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas undnag-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Pengadilan Agama Bawean mempunyai fungsi sebagai berikut :

(11)

6

1. Memberikan pelayanan teknis yustisial dan administrasi kepaniteraan bagi perkara tingkat pertama serta penyelesaian perkara dan eksekusi.

2. Memberikan pelayanan dibidang administrasi perkara banding, kasasi dan peninjauan kembali serta administrasi peradilan lainnya.

3. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur dilingkungan

Pengadilan Agama (umum, kepegawaian dan keuangan).

4. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum Islam pada instansi

pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta sebagaimana diatur dalam pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo Nomor 50 Tahun 2010 tentang Peradilan Agama.

5. Memberikan pelayanan penyelesaian permohonan pertolongan pembagian harta

peninggalan diluar sengketa antara orang-orang yang beragama Islam yang dilakukan berdasarkan hukum Islam sebagaimana diatur dalam pasal 107 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2010 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. 6. Melaksanakan tugas penyelesaian sengketa ekonomi syari’ah sesuai dengan pasal 49 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 yang telah diperbaharuai yang kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2010.

7. Melaksanakan tugas-tugas pelayanan lainnya seperti penyuluhan hukum,

memberikan/melaksanakan hisab rukyat dalam penentuan awal pada tahun hijriyah. Pengadialan Agama Bawean setiap tahunnya menerima perkara rata-rata sebanyak 261 perkara.

Bila dibandingkan antara kekuatan sumber daya manusia (SDM) yang ada saat ini dengan perkara yang diterima setiap tahunnya, jauh dari ideal suatu organisasi untuk dapat mencapai tujuan organisasinya. Hal ini manjadikan tantangan bagi Pengadilan Agama Bawean untuk dapat mencapai tujuan organisasi, baik yang ditetapkan dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang guna mewujudkan visi Mahkamah Agung RI mewujudkan Badan Peradilan Indonesia Yang Agung.

Untuk mendukung dan mewujudkan visi Mahkamah Agung RI, Pengadilan Agama Bawean telah menetapkan visi ”Terwujudnya Pengadilan Agama Bawean Yang Agung” dengan misi :

1. Menjaga Kemandirian Lembaga dan Aparetur

(12)

7

3. Meningkatkan Integritas dan kedisiplinan, keilmuan aparatur 4. Meningkatkan kredibilitas aparatur

5. Meningkatkan kabalititas, keilmuan dan wawasan aparatur

6. Menjaga akuntabilitas aparatur

7. Meningkatkan tranparansi layanan masyarakat.

Dalam mencapai visi misi tersebut pengadilan Agama Bawean menetapkan 8 program sebagai prioritas pembangunan, yaitu:

1. Penyelesaian Perkara.

2. Manajemen SDM.

3. Pengawasan/Pengaduan.

4. Pelayanan e-Court

5. Pelayanan Meja Informasi.

6. Pelayanan Publik.

7. Implementasi Sistem Informasi Penulusuran Perkara.

8. “Justice for all” yang terdiri dari perkara prodeo dan Pos Bantuan Hukum (Posbakum) Sebagai lembaga Pemerintah, Pengadilan Agama Bawean memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang diamanatkan kepada masyarakat dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Kewajiban tersebut dijabarkan dengan menyiapkan, menysusun dan menyampaikan laporan kinerja secara tertulis, periodik dan melembaga. Pelaporan kinerja dimaksudkan untuk mengkonsumsikan capaian kinerja Pengadilan Agama Bawean dalam satu tahun angggaran sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian kinerja yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran serta

(13)

8

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.

Adapun perjanjian kinerja Pengadilan Agama Bawean tahun 2020: mencakup sasaran dan indikator serta target yang akan dicapai, sebagai berikut:

1. Terwujudnya proses Peradilan yang pasti Transparan dan Akuntabel dengan indikator Persentase sisa perkara Perdata Agama yang diselesaikan, dan target yang ditetapkan 100%. Untuk dapat mencapai target yang ditetapkan tersebut telah ditetapkan kebijakan melaksanakan penyelesaian sisa perkara tepat waktu berbasis POLA BINDALMIN dan Aplikasi SIPP serta meningkatkan kwalitas SDM dengan program peningkatan mutu pelayanan dalam penyelesaian perkara melalui kegiatan pembinaan dan DDTK, meningkatkan proses persidangan dan optimalisasi pemanfaatan aplikasi Aplikasi SIPP.

2. Terwujudnya proses Peradilan yang pasti Transparan dan Akuntabel dengan indikator Persentase perkara Perdata Agama yang diselesaikan tepat waktu, dan target yang ditetapkan 100 %. Untuk dapat mencapai target yang ditetapkan tersebut telah ditetapkan kebijakan melaksanakan penyelesaian perkara tepat waktu dengan berbasis POLA BINDALMIN, pengisian data pada aplikasi SIPP tepat waktu, mengupload putusan pada hari putus serta meningkatkan kwalitas SDM dengan program peningkatan mutu pelayanan penerimaan perkara dan intensitas pelaksanaan persidangan serta penyelesaian perkara melalui kegiatan pembinaan dan DDTK, meningkatkan proses persidangan dan optimalisasi pemanfaatan aplikasi SIPP.

(14)

9

3. Terwujudnya proses Peradilan yang Pasti Transparan dan Akuntabel dengan indikator, Persentase perkara yang tidak mengajukan Upaya Hukum Banding dengan target yang ditetapkan 100 %. Untuk dapat mencapai target yang ditetapkan tersebut telah ditetapkan kebijakan melaksanakan penyelesaian perkara tepat waktu berbasis POLA BINDALMIN, aplikasi SIPP serta meningkatkan kwalitas SDM dengan program peningkatan mutu pelayanan penerimaan perkara dan intensitas pelaksanaan persidangan serta penyelesaian perkara melalui kegiatan pembinaan dan DDTK, meningkatkan proses persidangan dan optimalisasi pemanfaatan aplikasi SIPP.

4. Terwujudnya proses Peradilan yang Pasti Transparan dan Akuntabel dengan indikator, Persentase perkara yang tidak mengajukan Upaya Hukum Kasasi dengan target yang ditetapkan 100 %. Untuk dapat mencapai target yang ditetapkan tersebut telah ditetapkan kebijakan melaksanakan penyelesaian perkara tepat waktu berbasis POLA BINDALMIN, aplikasi SIPP serta meningkatkan kwalitas SDM dengan program peningkatan mutu pelayanan penerimaan perkara dan intensitas pelaksanaan persidangan serta penyelesaian perkara melalui kegiatan pembinaan dan DDTK, meningkatkan proses persidangan dan optimalisasi pemanfaatan aplikasi SIPP.

5. Terwujudnya proses Peradilan yang Pasti Transparan dan Akuntabel dengan indikator, Persentase perkara yang tidak mengajukan Upaya Hukum Peninjauan Kembali dengan target yang ditetapkan 100 %. Untuk dapat mencapai target yang ditetapkan tersebut telah ditetapkan kebijakan melaksanakan penyelesaian perkara tepat waktu berbasis POLA BINDALMIN, aplikasi SIPP serta meningkatkan kwalitas SDM dengan program peningkatan mutu pelayanan penerimaan perkara dan intensitas pelaksanaan persidangan serta penyelesaian perkara melalui kegiatan pembinaan dan DDTK, meningkatkan proses persidangan dan optimalisasi pemanfaatan aplikasi SIPP

6. Terwujudnya proses Peradilan yang pasti Transparan dan Akuntabel dengan indikator Index kepuasan pencari keadilan dengan target yang ditetapkan 70 %. Untuk dapat mencapai target tersebut telah ditetapkan kebijakan melakukan standar pelayanan para pencari keadilan yang berbasis pada POLA BINDALMIN, memberikan informasi melalui aplikasi SIPP yang bisa diakses oleh semua masyarakat, serta meningkatkan kwalitas SDM dengan program peningkatan mutu pelayanan penerimaan perkara dan intensitas pelaksanaan persidangan serta penyelesaian perkara melalui kegiatan pembinaan dan DDTK terhadap petugas.

(15)

10

7. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara dengan indikator Persentase salinan putusan perkara perdata yang dikirim kepada para pihak tepat waktu dengan target yang ditetapkan 100 %. Untuk dapat mencapai target yang ditetapkan tersebut telah ditetapkan kebijakan melaksanakan penyelesaian perkara tepat waktu berbasis POLA BINDALMIN dan aplikasi SIPP serta peningkatan SDM.

8. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara dengan indikator Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi dengan target yang ditetapkan 1%. Untuk dapat mencapai target yang ditetapkan tersebut telah ditetapkan kebijakan melaksanakan penyelesaian perkara melalui mediasi berbasis POLA BINDALMIN dan meningkatkan kwalitas SDM Medioator.

9. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara dengan indikator Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu dengan target yang ditetapkan 100 %. Untuk dapat mencapai target yang ditetapkan tersebut telah ditetapkan kebijakan pemeriksaan berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan PK dengan teliti dan rapi yang mengacu pada POLA BINDALMIN dan aplikasi SIPP serta meningkatkan kwalitas SDM.

10.Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara dengan indikator Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu satu hari setelah putus dengan target yang ditetapkan 100 %. Untuk dapat mencapai target yang ditetapkan tersebut telah ditetapkan kebijakan melaksanakan penyelesaian perkara tepat waktu berbasis POLA BINDALMIN dan aplikasi SIPP serta meningkatkan kwalitas SDM.

11.Meningkatnya akses Peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan dengan indikator Persentase perkara Prodeo yang diselesaikan dengan target yang ditetapkan 100 %. Untuk dapat mencapai target yang ditetapkan tersebut telah ditetapkan kebijakan melaksanakan penyelesaian perkara bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan yang diselesaikan tepat waktu berbasis POLA BINDALMIN dan aplikasi SIPP serta meningkatkan kwalitas SDM dengan program peningkatan mutu pelayanan penerimaan perkara dan intensitas pelaksanaan persidangan serta penyelesaian perkara dan peningkatan mutu pelaksanaan pelayanan posbakum, pembebasan biaya perkara dan sidang keliling, melalui kegiatan pembinaan dan DDTK, meningkatkan proses persidangan dan optimalisasi pemanfaatan aplikasi SIPP, melayani perkara prodeo yang dibiayai DIPA dan perkara prodeo murni.

(16)

11

12.Meningkatnya akses Peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan dengan indikator Persentase perkara yang diselesaikan diluar gedung Pengadilan dengan target yang di tetapkan 100%, untuk mewujudkan target trsebut telah ditetapkan kebijakan intensitas persidangan diluar gedung serta mutu pelayanan, informasi kepada masyarakat tentang pelayanan siding diluar gedung, melakukan pembinaan DDTK dan optimalisasi SIPP.

13.Meningkatnya akses Peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan dengan indikator prosentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapatkan layanan bantuan hukum (posbakum) dengan target yang ditetapkan 100%. Untuk dapat mencapai target yang ditetapkan tersebut telah ditetapkan kebijakan meningkatkan mutu pelayanan konsultasi dan pembuatan dokumen perkara melalui posyankum bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan dengan program peningkatan mutu pelayanan konsultasi dan pembuatan dokumen perkara, melalui kegiatan sosialisasi , koordinasi, evaluasi, pengawasan, dan perbaikan MOU;

14.Meningkatnya akses Peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan dengan indikator presentase perkara permohonan (voluntair) identitas hukum dengan target 100%, untuk mewujudkan target tersebut ditetapkan kebijakan intensitas persidangan dan pelayanan prima serta pemberian informasi kepada masyarakat tentang pelayanan permohonan voluntair identitas hukum, melakukan pembinaan DDTK dan optimalisasi aplikasi SIPP.

15.Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan dengan Prosentase Putusan Perkara Perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi) dengan target yang ditetapkan 100%. Untuk dapat mencapai target yang ditetapkan tersebut telah ditetapkan kebijakan meningkatkan kualitas pelayanan permohonan eksekusi yang ditindaklanjuti dengan program peningkatan pelayanan penerimaan permohonan eksekusi melalui kegiatan percepatan proses pelaksanaan eksekusi dan koordinasi dengan instansi terkait.

(17)

12

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Dalam capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi, oleh karena itu pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Agama Bawean tahun 2020 dilakukan analisis capaian kinerja dengan cara membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini maupun tahun lalu dan tahun sebelumnya, analis penyebab keberhasilan/ kegagalan atau peningkatan / penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan dan analis atas efesiensi penggunaan sumber daya serta analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja maupun pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Hasil pengukuran terhadap tingkat capaian kinerja Pengadilan Agama Bawean dapat diilustrasikan dalam tabel sebagai berikut :

No. Uraian / Sasaran

Strategis Indikator Kinerja

Target 2020 Realisasi 2020 Capaian 2020% 1 Terwujudnya proses

Peradilan yang pasti Transparan dan Akuntabel

Persentase sisa perkara Perdata Agama yang diselesaikan

100 % 100% 100%

Persentase perkara Perdata Agama yang diselesaikan tepat waktu 100% 89% 89% Persentase perkara yang tidak mengajukan Upaya Hukum Banding 100% 100% 100% Persentase perkara yang tidak mengajukan Upaya Hukum Kasasi 100% 100% 100%

(18)

13 Persentase perkara yang tidak mengajukan Upaya Hukum Peninjauan Kembali 100% 100% 100% Index kepuasan pencari keadilan 70% 100% 100%

Rata-rata capaian kinerja pada Indikator Sasaran 1 100%

2 Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

Persentase salinan putusan perkara perdata yang dikirim kepada para pihak tepat waktu 100% 100% 100% Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi 1% 0,047% 0,047% Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu

100 % 100% 100%

Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu satu hari setelah putus

100% 100% 100%

Rata-rata Capain kinerja pada indikator Sasaran 2 100%

3 Meningkatnya akses

Peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan

Persentase perkara Prodeo yang diselesaikan 100% 100% 100% Persentase perkara yang diselesaikan diluar gedung Pengadilan 100% 100% 100% Persentase Pencari Keadilan Golongan tertentu yang mendapat Layanan Bantuan Hukum 100% 100% 100%

(19)

14 (Posbakum) Persentase perkara Permohonan (voluntair) identitas hukum 100% 100% 100%

Rata-rata Capain kinerja pada indikator Sasaran 3 100%

4 Meningkatnya Kepatuhan

Terhadap Putusan Pengadilan

Prosentase Putusan Perkara Perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)

100% 100% 100%

Rata-rata Capain kinerja pada indikator Sasaran 3 100%

Persentase pencapaian target tingkat capaian, dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Semakin tinggi realisasi menggambarkan pencapaian target yang semakin baik.

Secara umum dari hasil pengukuran tahun 2020 Pengadilan Agama Bawean dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi telah dapat mencapai keberhasilan yang dapat ditunjukkan dari seluruh indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai secara maksimal dengan capaian kinerja 100 %. Adapun pada indikator sasaran tersebut antara lain :

1. Persentase sisa perkara perdata agama yang diselesaikan.

2. Persentase Perkara Perdata Agama yang diselesaikan tepat waktu

3. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Banding.

4. Persentase salinan putusan perkara perdata yang dikirm kepada para para pihak tepat waktu

5. Persentase perkara Prodeo yang diselesaikan

6. Persentase Putusan Perkara Perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)

Pengadilan Agama Bawean telah melakukan analisa dan evaluasi atas capaian kinerja tahun 2018, 2019 dan tahun 2020, untuk mendapatkan umpan balik ( feedback ) guna melakukan perbaikan dan peningkatan perbaikan secara berkesinambungan.

Capaian = Realisasi x 100% Target

(20)

15

ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA

Pengadilan Agama Bawean dalam meningkatkan kinerjanya telah memiliki sistem yang mendukung terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan, effektif dan akuntabel dengan cara:

1. Percepatan penyelesaian perkara melalui memaksimalkan persidangan,

diskusi hukum, penertiban administrasi perkara, efektifitas implementasi SIPP.

2. Peningkatan indeks kepuasan Masyarakat terhadap layanan Pengadilan

Agama Bawean.

3. Transparansi putusan melalui kebijakan One Day Publish ke Direktori Putusan Mahkamah Agung RI.

4. Peningkatan akses publik terhadap informasi perkara dan pengelolaan biaya perkara melalui media online website dengan informasi yang selalu up-to-date.

Pengadilan Agama Bawean telah terakredetasi “A Execellent “ dan sebagai salah satu Satker yang mendaftar untuk memperoleh predekat WBK pada tahun 2021, senantiasa melakukan monitoring dan Evaluasi baik terhadap sasaran mutu maupun Indikator Kinerja Utama sebagai upaya untuk memastikan semua sistim berjalan secara effektif dan effesien dengan :

1. Menjaga kesinambungan program penyelesaian sisa perkara, meliputi :

a) Monitoring jangka penanganan perkara berdasarkan Surat Edaran

Mahkamah Agung Nomor 2 tahun 2014.

b) Memaksimalkan proses persidangan.

2. Menjaga kesinambungan target penyelesaian perkara melalui :

a) Membuat laporan kinerja minutasi perkara, yang bisa menggambarkan posisi penyelesaian perkara antara Panitera pengganti dan hakim.

b) Membuat laporan kinerja penyelesaian perkara berdasarkan waktu

penyelesaian.

c) Membuat laporan kinerja penyerahan waktu pengiriman.

d) Memaksimalkan proses persidangan.

e) Melaksanakan diskusi hukum.

(21)

16

3. Meningkatkan kualitas akses publik terhadap informasi Pengadilan Agama Bawean :

a) Kontinuitas publikasi putusan Pengadilan Agama Bawean pada

Direktori putusan MA RI.

b) Kontinuitas dan validasi data perkara yang diinput pada aplikasi SIPP Banding.

c) Memaksimalkan pemanfaatan website Pengadilan Agama Bawean

sebagai sarana keterbukaan informasi publik.

d) Memaksimalkan pemanfaatan Teknologi Informasi melalui inovasi

ATUNG (Asisten Virtual Unggulan) Aplikasi WhatsApp notifikasi tentang perkara dan informasi perkara.

Adapun capaian indikator kinerja dijelaskan sebagaimana analis pencapaian kinerja berikut :

Sasaran Strategis 1

Peningkatan Penyelesaian Perkara yang Sederhana, Pasti, Transparan dan Akuntabel.

Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaran penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Bawean. Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran ini meliputi 6 indikator.

Pertama, Persentase sisa perkara perdata agama yang diselesaikan. Dengan perbandingan antara sisa perkara tahun sebelumnya dengan sisa perkara yang telah diselesaikan maka akan mengurangi jumlah sisa perkara. Pada indikator pertama ini menunjukkan kinerja hakim dan jajarannya dalam percepatan penyelesaian sisa perkara.

Kedua, Persentase Perkara Perdata Agama yang diselesaikan tepat waktu. yaitu perbandingan antara jumlah perkara yang diselesesaikan tepat waktu tahun berjalan dengan jumlah perkara yang diterima ( baik sisa perkara tahun lalu dan perkara yang masuk tahun berjalan ). Pada indikator kedua ini menunjukkan tingkat kinerja hakim dan jajarannya didalam penyelesaian secara cepat, tepat, transparan dan akuntabel.

Ketiga, Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Banding. Indikator ketiga ini dengan membandingkan jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding dengan perkara yang diputus pada tahun berjalan dan menjadi

(22)

17

tolak ukur kepuasan masyarakat pencari keadilan atas putusan Pengadilan Agama Bawean. Semakin rendah masyarakat pencari keadilan melakukan upaya hukum, menunjukkan semakin tinggi tingkat kepuasannya terhadap putusan Pengadilan Agama. Begitu pula sebaliknya, apabila semakin tinggi masyarakat pencari keadilan melakukan upaya hukum, menunjukkan semakin rendah tingkat kepuasannya terhadap putusan Pengadilan Agama Tingkat Pertama .

Keempat, Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Kasasi. Indikator keempat ini dengan membandingkan jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi dengan perkara yang diputus pada tahun berjalan dan menjadi tolak ukur kepuasan masyarakat pencari keadilan atas putusan Pengadilan Agama Bawean. Semakin rendah masyarakat pencari keadilan melakukan upaya hukum, menunjukkan semakin tinggi tingkat kepuasannya terhadap putusan Pengadilan Agama. Begitu pula sebaliknya, apabila semakin tinggi masyarakat pencari keadilan melakukan upaya hukum, menunjukkan semakin rendah tingkat kepuasannya terhadap putusan Pengadilan Agama Tingkat Pertama

Kelima, Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Peninjaun Kembali. Indikator kelima ini dengan membandingkan jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali dengan perkara yang diputus pada tahun berjalan dan menjadi tolak ukur kepuasan masyarakat pencari keadilan atas putusan Pengadilan Agama Bawean. Semakin rendah masyarakat pencari keadilan melakukan upaya hukum, menunjukkan semakin tinggi tingkat kepuasannya terhadap putusan Pengadilan Agama. Begitu pula sebaliknya, apabila semakin tinggi masyarakat pencari keadilan melakukan upaya hukum, menunjukkan semakin rendah tingkat kepuasannya terhadap putusan Pengadilan Agama Tingkat Pertama

Keenam, Index kepuasan pencari keadilan. yaitu perbandingan antara index kepuasan pencari keadilan tahun terakhir dengan index kepuasan pencari keadilan tahun sebeumnya. Pada indikator keenam ini menunjukkan tingkat kinerja manajemen pengadilan didalam memberikan pelayanan pada masyarakat baik para pecari keadilan maupun pencari informasi tentang pengadilan secara transparan dan akuntabel, Tingkat kepuasan Pengadilan Tingkat Pertama dilakukan dengan berpedoman pada survey kepuasan masyarakat berdasarkan Permenpan RB nomor 14 tahun 2017 tentang Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat terhadap Penyelenggaraan pelayanan publik .

(23)

18

Pencapaian target indikator kinerja sasaran ini pada tahun 2020.

No Indikator Kinerja Capaian

2018 2019 2020

1 Persentase Perkara Perdata Agama yang

diselesaikan tepat waktu 100% 100% 100%

2 Persentase Perkara Perdata Agama yang

diselesaikan tepat waktu 109,7% 110,28% 89%

3 Persentase perkara yang tidak

mengajukan upaya Hukum Banding 99,61% 100% 100%

4 Persentase perkara yang tidak

mengajukan upaya Hukum Kasasi 99,61% 100% 100%

5

Persentase perkara yang tidak

mengajukan upaya Hukum Peninjaun Kembali

99,61% 100% 100%

6 Index kepuasan pencari keadilan 0% 87,18 100%

Capaian rata-rata Sasaran Strategis 1 100%

(24)

19

Dalam tahun anggaran 2020, Pengadilan Agama Bawean telah menetapkan 4 (empat) sasaran yang akan dicapai. Sasaran-sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan mengaplikasikan 15 (Lima belas) indikator kinerja. Adapun Analisa capaian kinerja diuraikan sebagai berikut :

1. Penjelasan Sasaran Strategis 1 pada indikator 1 yaitu: Persentase sisa perkara Perdata Agama yang diselesaikan

Capaian kinerja penyelesaian sisa perkara

No Tahun Indikator Kinerja 1

Sisa perkara yang harus diselesaikan Sisa perkara yang telah diselesaikan

Target Realisasi Capain

1 2018 22 22 100% 100% 100%

2 2019 6 6 100% 100% 100%

3 2020 2 2 100% 100% 100%

Sisa perkara tahun sebelumnya selalu diselesaikan oleh Pengadilan Agama Bawean pada awal tahun berjalan. Sisa perkara tahun 2019 sebanyak 2 perkara dan telah diselesaikan pada awal tahun.

a) Perbandingan antaratarget dan realisasi kinerja tahun 2020.

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) 2020 2020 2020

1 Persentase sisa perkara tahun 2019 Perdata Agama yang diselesaikan

100 % 100% 100%

Target tahun 2020 yang ditetapkan pada indikator penyelesaian sisa perkara adalah 100 %, dimana terdapat sisa perkara 2 perkara tahun 2019 yang harus diselesaikan tahun 2020. Pada tahun 2020 sisa perkara tersebut telah diselesaikan seluruhnya.

Realisasi pada Indikator ini adalah dapat dihitung sebagai berikut : 2/2 X 100 %= 100 %. Sehingga capaian pada indikator sisa perkara yang diselesaikan pada tahun 2020 adalah 100/100 X 100%= 100 %.

(25)

20

b) Perbandingan antara capaian kinerja tahun 2020 dengan beberapa tahun terakhir :

Indikator Kinerja Capaian

2018 2019 2020

Presentase sisa perkara tahun lalu

yang diselesaikan tepat waktu 100% 100% 100%

Kinerja Pengadilan Agama Bawean dalam hal ini penyelesaian sisa perkara dari tahun 2018 sd 2020 tetap konsisten yaitu selalu bisa menyelesaikan sisa perkara diawal tahun, yaitu selalu terealisasi 100 % dari target 100 % hal ini menunjukkan kinerja hakim yang sangat bagus karena semua perkara dapat diselesaikan tepat waktu.

c) Analis penyebab keberhasilan atau peningkatan kinerja serta alternative solusi yang dilakukan.

Keberhasilan pada indikator penyelesaian sisa perkara yang

diselesaikan tepat waktu tahun pada tahun 2020 sebanyak 27 perkara, adalah dikarenakan efisiensi dan optimalisasi persidangan serta SDM yang mendukung dengan mempercepat proses persidangan dengan mengutamakan pelayanan yang cepat, transparan dan akuntabel, disamping itu Ketua Pengadilan Agama Bawean membuat terobosan mempercepat penyelesaian perkara dari batas waktu 3 bulan (berdasarkan SEMA nomor 2 tahun 2014) menjadi satu bulan jangka waktu penyelesaian perkara.

d) Analisis atas effisiensi penggunaan Sumber Daya Manusia

Gambaran kinerja penyelesaian sisa perkara di Pengadilan Agama

Bawean tahun 2018 sampai dengan 2020 dengan membandingkan sumber daya :

Tahun Penyelesaian Beban sisa perakra Jumlah Hakim

2018 22 5

2019 6 3

2020 2 4

Penyelesaian sisa perkara ditahun sebelumnya selalu diselesaikan awal tahun, dengan jumlah Hakim 4 orang termasuk Ketua dan Wakil Ketua,

(26)

21

menunjukkan SDM pada Pengadilan Agama Bawean sangat proposional dalam penyelesaian sisa perkara.

e) Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian Kinerja.

Pada indikator penyelesaian sisa perkara ini sangat ditunjang oleh Program Dukungan Managemen dan Pelaksanaan Tugas teknis lainnya Mahkamah Agung pada DIPA 01, yang membantu dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, berjalannya operasional perkantoran dengan baik serta penyediaan sarana prasara sehingga hakim dan aparat lainnya dapat bekerja maksimal dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya khususnya dalam penyelesaian sisa perkara.

2. Penjelasan Sasaran Strategis 1 pada indikator 2 yaitu: Persentase Perkara Perdata Agama yang diselesaikan tepat waktu

Capaian kinerja Perkara Perdata Agama yang diselesaikan tepat waktu

No Tahun Indikator Kinerja 1

Perkara Perdata Agama yang diselesaikan Perkara Perdata Agama yang diselesaikan tepat waktu

Target Realisasi Capain

1 2018 259 253 89% 97,68% 109,7%

2 2019 272 270 90% 99,26% 110,28%

3 2020 268 241 100% 89% 89%

Pengadilan Agama Bawean pada tahun 2020 menerima perkara sejumlah 266 perkara dan sisa perkara tahun 2019 sebanyak 2 perkara, sedang yang harus diputus pada tahun 2020 sejumlah 268 perkara, namun perkara yang diputus pada tahun 2020 sebanyak 241 perkara dan perkara yang masih tersisa sebanyak 27 Perkara.

(27)

22

a) Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2020.

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) 2020 2020 2020

1 Perkara Perdata Agama

yang diselesaikan tepat waktu

100% 89% 89%

Target tahun 2020 yang ditetapkan pada indikator Perkara Perdata Agama yang diselesaikan tepat waktu adalah 100%, dimana perkara yang diterima tahun 2020 sebayak 266 dan sisa perkara tahun 2019 sebanyak 2 perkara, sehingga perkara yang harus diputus pada tahun 2020 sejumlah 268 perkara. Sedangkan yang diselesaikan tahun pada 2020 adalah 241.

Realisasi pada Indikator ini adalah dapat dihitung sebagai berikut : 241/268X 100 %= 89 %. Sehingga capaian pada indikator penyelesaian perkara tepat waktu pada tahun 2020 adalah 89/100 X 100%= 89 %.

b) Perbandingan antara capaian kinerja tahun 2020 dengan beberapa tahun terakhir :

Indikator Kinerja Capaian

2018 2019 2020

Perkara Perdata Agama yang

diselesaikan tepat waktu 109,7% 110,28% 89%

Kinerja Pengadilan Agama Bawean dalam hal ini Perkara Perdata Agama yang diselesaikan tepat waktu dari tahun 2018 sd 2020 tetap konsisten yaitu selalu bisa menyelesaikan sisa perkara diawal tahun, yaitu selalu terealisasi diatas 80 % hal ini menunjukkan kinerja hakim yang sangat bagus karena semua perkara dapat diselesaikan tepat waktu.

c) Analis penyebab keberhasilan atau peningkatan kinerja serta alternative solusi yang dilakukan.

Penyelesaian perkara yang terkadang masih tinggi disebabkan karena perkara yang diterima setiap tahun berbeda. Pengadilan Agama Bawean secara georgrafis yang berada di kepulauan dengan masyarakat yang mayoritas bekerja ke luar negeri sangat berpengaruh kepada waktu penyelesesaian perkara, karena pemanggilan pihak lawan harus dilakukan secara tabayun atau

(28)

23

bahkan pihak lawan tidak diketahui alamatnya sehingga sangat menghambat penyelesai perkara dengan cepat dan biaya ringan. oleh karena itu Hakim dituntut lebih cermat dalam menerapkan Hukum Acara. Disamping itu keadaan tersebut tidak diimbangi dengan Jumlah SDM yang memadai baik Hakim,Panitera Pengganti maupun Jurusita Pengganti yang mana masih ada pejabat struktural merangkap menjadi Jurusita pengganti, sehingga beban tugas sangat berat serta sarana prasarana tidak seimbang.

Untuk mengatasi permasalah yang ada maka Pengadilan Agama Bawean melakukan beberapa stategi diataranya adalah : Meningkatkan proses persidangan dengan menambah hari Jumat untuk tetap sidang dan menambah volume perkara tiap majelis, Optimalisasi penggunaan aplikasi SIPP, dengan menggunakan aplikasi secara maksimal akan meringankan tugas walaupun SDM terbatas, Meningkatkan kwalitas SDM dengan mengadakan DDTK, evaluasi secara berkala dan mengikutkan pelatihan, dengan demikian akan menambah hal-hal baru dan peraturan peraturan baru. Memaksimalkan mass media online sehingga panggilan ghoib bisa maksimal.

d) Analisis atas effisiensi penggunaan Sumber Daya Manusia

Gambaran kinerja Perkara Perdata Agama yang diselesaikan tepat waktu di Pengadilan Agama Bawean tahun 2018 sampai dengan 2020 dengan membandingkan sumber daya :

Tahun Penyelesaian Penyelesaian perkara Jumlah Hakim

2018 253 5

2019 270 3

2020 241 4

Penyelesaian perkara perdata pada tahun ketahun selalu konsisten diatas 80%, dengan jumlah Hakim 4 orang termasuk Ketua dan Wakil Ketua, menunjukkan SDM pada Pengadilan Agama Bawean sangat proposional dalam penyelesaian perkara secara tepat waktu.

(29)

24

e) Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian Kinerja.

Pada indikator Perkara Perdata Agama yang diselesaikan tepat waktu ini sangat ditunjang oleh Program Dukungan Managemen dan Pelaksanaan Tugas teknis lainnya Mahkamah Agung pada DIPA 01, yang membantu dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, berjalannya operasional perkantoran dengan baik serta penyediaan sarana prasara sehingga hakim dan aparat lainnya dapat bekerja maksimal dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya khususnya dalam penyelesaian perkara tepat waktu.

3. Penjelasan Sasaran Strategis 1 pada indikator 3 yaitu: Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Banding

Capaian kinerja penyelesaian sisa perkara

No Tahun Indikator Kinerja 3

Jumlah perkara yang telah diputus dan sudah BHT perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Banding

Target Realisasi Capain

1 2018 253 253 100% 0,38% 99,61%

2 2019 270 270 100% 100% 100%

3 2020 241 241 100% 100% 100%

Pengadilan Agama Bawean pada tahun 2020 menerima 266 perkara dan sisa perkara tahun 2019 sebanyak 2 perkara, sedang yang diputus untuk perkara tahun 2020 sejumlah 241 perkara, dari 241 perkara yang putus yang tidak mengajukan upaya hukum banding.

(30)

25

a) Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2020.

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) 2020 2020 2020

1 perkara yang tidak

mengajukan upaya Hukum Banding

100% 100% 100%

Target tahun 2020 yang ditetapkan pada indikator perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Banding adalah 100%, dimana perkara yang diterima tahun 2020 sebayak 266 dan sisa perkara tahun 2019 sebanyak 2 perkara, dari perkara yang diputus pada tahun 2020 tidak ada perkara yang mengajukan upaya hukum banding

Realisasi pada Indikator ini adalah dapat dihitung sebagai berikut : 241/241X 100 %= 100 %. Sehingga capaian pada indikator penyelesaian perkara tepat waktu pada tahun 2020 adalah 100/100 X 100%= 100 %.

b) Perbandingan antara capaian kinerja tahun 2020 dengan beberapa tahun terakhir :

Indikator Kinerja Capaian

2018 2019 2020

perkara yang tidak mengajukan upaya

Hukum Banding 99,61% 100% 100%

Kinerja Pengadilan Agama Bawean dalam hal perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Banding dari tahun 2018 sd 2020 tetap konsisten yaitu selalu tidak ada perkara yang mengajukan upaya hukum banding, hal ini menunjukkan kinerja hakim yang sangat bagus karena semua perkara yang putus tidak ada yang mengajukan upaya hukum banding.

c) Analis penyebab keberhasilan atau peningkatan kinerja serta alternative solusi yang dilakukan.

Keberhasilan dalam hal tidak ada perkara yang mengajukan uapaya hukum banding dikarenakan sebagian besar perkara yang didaftarkan dan diputus oleh pengadilan adalah perkara verstek, waluapun belum pernah perkara yang mengajukan upaya hukum banding dilakukan langkah-langkah seperti, Optimalisasi penggunaan aplikasi SIPP, dengan menggunakan aplikasi secara

(31)

26

maksimal akan meringankan tugas walaupun SDM terbatas, Meningkatkan kwalitas SDM dengan mengadakan DDTK, evaluasi secara berkala dan mengikutkan pelatihan, dengan demikian akan menambah hal-hal baru dan peraturan peraturan baru tentang upaya hukum banding.

d) Analisis atas effisiensi penggunaan Sumber Daya Manusia

Gambaran kinerja perkara yang tidak mengajukan upaya hokum banding di Pengadilan Agama Bawean tahun 2018 sampai dengan 2020 dengan membandingkan sumber daya :

Tahun Penyelesaian Penyelesaian perkara Jumlah Hakim

2018 253 5

2019 270 3

2020 241 4

Capaian indikator perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding selama 3 tahun terakhir selalu 100%, dengan jumlah Hakim 4 orang termasuk Ketua dan Wakil Ketua, menunjukkan SDM pada Pengadilan Agama Bawean sangat proposional dalammemutus perkara secara adil dan diterima oleh semua pihak.

e) Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian Kinerja.

Pada indikator perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Banding ini sangat ditunjang oleh Program Dukungan Managemen dan Pelaksanaan Tugas teknis lainnya Mahkamah Agung pada DIPA 01, yang membantu dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, berjalannya operasional perkantoran dengan baik serta penyediaan sarana prasara sehingga hakim dan aparat lainnya dapat bekerja maksimal dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.

(32)

27

4. Penjelasan Sasaran Strategis 1 pada indikator 4 yaitu: Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Kasasi

Capaian kinerja penyelesaian sisa perkara

No Tahun Indikator Kinerja 4

perkara yang telah di putus dan sudah BHT perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Kasasi

Target Realisasi Capain

1 2018 259 253 89% 97,68% 109,7%

2 2019 272 270 90% 99,26% 110,28%

3 2020 268 241 100% 89% 89%

Pengadilan Agama Bawean pada tahun 2020 menerima perkara sejumlah 266 perkara dan sisa perkara tahun 2019 sebanyak 2 perkara, sedang yang diputus untuk perkara tahun 2020 sejumlah 241 perkara, dari 241 perkara yang putus yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi

a) Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2020.

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) 2020 2020 2020

1 perkara yang tidak

mengajukan upaya Hukum Kasasi

100% 100% 100%

Target tahun 2020 yang ditetapkan pada indikator perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Kasasi adalah 100%, dimana perkara yang diterima tahun 2020 sebayak 266 dan sisa perkara tahun 2019 sebanyak 2 perkara, dari perkara yang diputus pada tahun 2020 tidak ada perkara yang mengajukan upaya hukum Kasasi.

Realisasi pada Indikator ini adalah dapat dihitung sebagai berikut : 241/241X 100 %= 100 %. Sehingga capaian pada indikator penyelesaian perkara tepat waktu pada tahun 2020 adalah 100/100 X 100%= 100 %.

(33)

28

b) Perbandingan antara capaian kinerja tahun 2020 dengan beberapa tahun terakhir :

Indikator Kinerja Capaian

2018 2019 2020

perkara yang tidak mengajukan upaya

Hukum Kasasi 99,61% 100% 100%

Kinerja Pengadilan Agama Bawean dalam hal perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Kasasi dari tahun 2018 sd 2020 tetap konsisten yaitu selalu tidak ada perkara yang mengajukan upaya hukum Kasasi, hal ini menunjukkan kinerja hakim yang sangat bagus karena semua perkara yang putus tidak ada yang mengajukan upaya hukum Kasasi.

c) Analis penyebab keberhasilan atau peningkatan kinerja serta alternative solusi yang dilakukan.

Keberhasilan dalam hal tidak ada perkara yang mengajukan uapaya hukum Kasasi dikarenakan sebagian besar perkara yang didaftarkan dan diputus oleh pengadilan adalah perkara verstek, waluapun belum pernah perkara yang mengajukan upaya hukum Kasasi dilakukan langkah-langkah seperti, Optimalisasi penggunaan aplikasi SIPP, dengan menggunakan aplikasi secara maksimal akan meringankan tugas walaupun SDM terbatas, Meningkatkan kwalitas SDM dengan mengadakan DDTK, evaluasi secara berkala dan mengikutkan pelatihan, dengan demikian akan menambah hal-hal baru dan peraturan peraturan baru tentang upaya hukum Kasasi .

d) Analisis atas effisiensi penggunaan Sumber Daya Manusia

Gambaran kinerja perkara yang tidak mengajukan uapaya hokum kasasi di Pengadilan Agama Bawean tahun 2018 sampai dengan 2020 dengan membandingkan sumber daya :

Tahun Penyelesaian Penyelesaian perkara Jumlah Hakim

2018 253 5

2019 270 3

(34)

29

Capaian indikator perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi selama 3 tahun terakhir selalu 100%, dengan jumlah Hakim 4 orang termasuk Ketua dan Wakil Ketua, menunjukkan SDM pada Pengadilan Agama Bawean sangat proposional dalam memutus perkara secara adil dan diterima oleh semua pihak yang diterima .

e) Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian Kinerja.

Pada indikator perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Kasasi ini sangat ditunjang oleh Program Dukungan Managemen dan Pelaksanaan Tugas teknis lainnya Mahkamah Agung pada DIPA 01, yang membantu dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, berjalannya operasional perkantoran dengan baik serta penyediaan sarana prasara sehingga hakim dan aparat lainnya dapat bekerja maksimal dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.

5. Penjelasan Sasaran Strategis 1 pada indikator 5 yaitu: Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Peninjauan Kembali

Capaian kinerja Perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali

No Tahun Indikator Kinerja 5

perkara yang telah diputus dan sudah BHT perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Peninjauan Kembali

Target Realisasi Capain

1 2018 259 253 89% 97,68% 109,7%

2 2019 272 270 90% 99,26% 110,28%

3 2020 268 241 100% 89% 89%

Pengadilan Agama Bawean pada tahun 2020 menerima perkara sejumlah 266 perkara dan sisa perkara tahun 2019 sebanyak 2 perkara, sedang yang diputus untuk

(35)

30

perkara tahun 2020 sejumlah 241 perkara, dari 241 perkara yang putus yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali

a) Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2020.

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) 2020 2020 2020

1 perkara yang tidak

mengajukan upaya Hukum Peninjauan Kembali

100% 100% 100%

Target tahun 2020 yang ditetapkan pada indikator perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Peninjauan Kembali adalah 100%, dimana perkara yang diterima tahun 2020 sebayak 266 dan sisa perkara tahun 2019 sebanyak 2 perkara, dari perkara yang diputus pada tahun 2020 tidak ada perkara yang mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali.

Realisasi pada Indikator ini adalah dapat dihitung sebagai berikut : 241/241X 100 %= 100 %. Sehingga capaian pada indikator penyelesaian perkara tepat waktu pada tahun 2020 adalah 100/100 X 100%= 100 %.

b) Perbandingan antara capaian kinerja tahun 2020 dengan beberapa tahun terakhir :

Indikator Kinerja Capaian

2018 2019 2020

perkara yang tidak mengajukan upaya

Hukum Peninjauan Kembali 99,61% 100% 100%

Kinerja Pengadilan Agama Bawean dalam hal perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Peninajuan Kembali dari tahun 2018 sd 2020 tetap konsisten yaitu selalu tidak ada perkara yang mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali, hal ini menunjukkan kinerja hakim yang sangat bagus karena semua perkara yang putus tidak ada yang mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali.

(36)

31

c) Analis penyebab keberhasilan atau peningkatan kinerja serta alternative solusi yang dilakukan.

Keberhasilan dalam hal tidak ada perkara yang mengajukan uapaya hukum Peninjauan Kembali dikarenakan sebagian besar perkara yang didaftarkan dan diputus oleh pengadilan adalah perkara verstek, waluapun belum pernah perkara yang mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali dilakukan langkah-langkah seperti, Optimalisasi penggunaan aplikasi SIPP, dengan menggunakan aplikasi secara maksimal akan meringankan tugas walaupun SDM terbatas, Meningkatkan kwalitas SDM dengan mengadakan DDTK, evaluasi secara berkala dan mengikutkan pelatihan, dengan demikian akan menambah hal-hal baru dan peraturan peraturan baru tentang upaya hukum Kasasi .

d) Analisis atas effisiensi penggunaan Sumber Daya Manusia

Gambaran kinerja perkara yang tidak mengajukan uapaya hokum Peninjauan Kembali di Pengadilan Agama Bawean tahun 2018 sampai dengan 2020 dengan membandingkan sumber daya :

Tahun Penyelesaian Penyelesaian perkara Jumlah Hakim

2018 253 5

2019 270 3

2020 241 4

Capaian indikator perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali selama 3 tahun terakhir selalu 100%, dengan jumlah Hakim 4 orang termasuk Ketua dan Wakil Ketua, menunjukkan SDM pada Pengadilan Agama Bawean sangat proposional dalam penyelesaian perkara secara adil dan diterima oleh semua pihak yang diterima .

e) Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian Kinerja.

Pada indikator perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Peninjauan Kembali ini sangat ditunjang oleh Program Dukungan Managemen dan

(37)

32

Pelaksanaan Tugas teknis lainnya Mahkamah Agung pada DIPA 01, yang membantu dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, berjalannya operasional perkantoran dengan baik serta penyediaan sarana prasara sehingga hakim dan aparat lainnya dapat bekerja maksimal dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.

6. Penjelasan Sasaran Strategis 1 pada indikator 6 yaitu: Index kepuasan pencari keadilan

Capaian kinerja Index Kepuasan pencari keadilan

No Tahun Indikator Kinerja 6

Jumlah pihak yang telah

disurvey

Index Kepuasan pencari keadilan

Target Realisasi Capain

1 2018 0 0 65% 0% 0%

2 2019 30 30 65% 80,29 87,18%

3 2020 33 33 70% 100% 100%

tahun 2020 Pengadilan Agama Bawean melaksanakan survey

kepuasan masyarakat dengan metode wawancara kemudian dianalisis menggunakan analisis SWOT dan sebagai respondennya para pencari keadilan yang puas terhadap pelayanan Peradilan Agama Bawean. Ditahun 2020 Pengadilan Agama mensurvai 33 responden yang telah mengguakan pelayanan Pengadilan Agama Bawean. Dari 33 responden menyatakan puas dengan pelayanan PA Bawean. Hal ini membuktikan bahwa kinerja PA Bawean di tahun 2020 berhasil. Keberhasilan ini didukung adanya PTSP, kekompokan seluruh pegawai, dan adanya dukungan dari aplikasi pendukung layanan, seperti SIPP, ATUNG, PTSP online dan website yang selalu update

a) Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2020.

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) 2020 2020 2020

1 Index Kepuasan pencari

(38)

33

Target tahun 2020 yang ditetapkan pada indikator Index Kepuasan pencari keadilan adalah 70 %, Ditahun 2020 Pengadilan Agama mensurvai 33 responden yang telah mengguakan pelayanan Pengadilan Agama Bawean. Dari 33 responden menyatakan puas dengan pelayanan PA Bawean.

Realisasi pada Indikator ini adalah dapat dihitung sebagai berikut : 33/33 X 100 %= 100 %. Sehingga capaian pada indikator sisa perkara yang diselesaikan pada tahun 2020 adalah 100/100 X 100%= 100 %. Dan ini melebihi target yang telah ditentukan

b) Perbandingan antara capaian kinerja tahun 2020 dengan beberapa tahun terakhir :

Indikator Kinerja Capaian

2018 2019 2020

Index Kepuasan pencari keadilan 0% 87,18% 100%

Kinerja Pengadilan Agama Bawean dalam hal ini Index Kepuasan pencari keadilan dari tahun 2018 sd 2020 tetap konsisten dalam memberikan pelayanan dengan baik sehingga para pihak puas atas pelayanan yang diberikan oleh PA Bawean.

c) Analis penyebab keberhasilan atau peningkatan kinerja serta alternative solusi yang dilakukan.

Kepuasan pelayan terhdap masyarat merupakan salah satu tolak ukur

dari keberhasilan pengadilan agama dalam menjalankan amanat undang undang, untuk selalu peningkatan pelayanan terhadap masyaratat langkah-langkah yang dilakukan adalah: Pelayanan PTSP (pelayanan terpadu Satu Pintu), Ruang tunggu yang bersih dan nyaman, Melakukan pelatihan kepada Petugas PTSP, Menjalankan SOP pelayanan dengan maksimal.

d) Analisis atas effisiensi penggunaan Sumber Daya Manusia

Gambaran kinerja Index Kepuasan pencari keadilan di Pengadilan Agama Bawean tahun 2018 sampai dengan 2020 dengan membandingkan sumber daya:

Tahun Penyelesaian Jumlah Perkara yang

masuk Jumlah Pegawai

(39)

34

2019 272 15

2020 27 13

.

e) Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian Kinerja.

Pada indikator Index Kepuasan pencari keadilan ini sangat ditunjang oleh Program Dukungan Managemen dan Pelaksanaan Tugas teknis lainnya Mahkamah Agung pada DIPA 01, yang membantu dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, berjalannya operasional perkantoran dengan baik serta penyediaan sarana prasara sehingga hakim dan aparat lainnya dapat bekerja maksimal dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Adanya SOP yang sudah sesuai dan sudah berjalannya Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Serta Petugas PTSP yang ramah.

Sasaran Strategis 2

Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara di Pengadilan Agama Bawean. Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran ini meliputi 4 indikator.

Pertama, Persentase salinan putusan perkara perdata yang dikirm kepada para pihak tepat waktu. Dengan perbandingan permintaan salinan putusan oleh para pihak. Pada indikator pertama ini menunjukkan kinerja hakim dan jajarannya dalam percepatan penyerahan salinan putusan tepat waktu kepada para pihak.

Kedua, Persentase Perkara yang diselesaikan melalui Mediasi. yaitu perbandingan antara jumlah perkara yang dilakukan mediasi tahun berjalan dengan jumlah perkara yang berhasil mediasi. Pada indikator kedua ini menunjukkan tingkat kinerja hakim dan jajarannya didalam keberhasilan melakukan mediasi terhadap para pihak

Ketiga, Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu. Indikator ketiga ini membandingkan

(40)

35

berkas perkarayang dimohonkan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu. dengan perkara yang mengajkan upaya hukum banding, kasasi dan PK pada tahun berjalan dan menjadi tolak ukur keberhasilan hakim dan dan jajaranya dalam melakukan tertib administrasi.

Keempat, Persentase Putusan yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus. Indikator keempat ini dengan membandingkan jumlah putusan yang menarik perhatian masyarakat pada tahun berjalan dan menjadi tolak ukur kepuasan masyarakat pencari keadilan atas putusan Pengadilan Agama Bawean.

Pencapaian target indikator kinerja sasaran ini pada tahun 2020.

No Indikator Kinerja Capaian

2018 2019 2020

1

Persentase salinan putusan perkara

perdata yang dikirm kepada para pihak tepat waktu

100% 100% 100%

2 Persentase Perkara yang diselesaikan

melalui Mediasi 0% 0% 0,047%

3

Persentase berkas perkara yang

dimohonkan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu

100% 100% 100%

4

Persentase Putusan yang menarik

perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus

100% 100% 100%

(41)

36

Grafik capaian kinerja Sasaran Strategis 2

7. Penjelasan Sasaran Strategis 2 pada indikator 1 yaitu: Persentase salinan putusan perkara perdata yang dikirm kepada para pihak tepat waktu

Capaian kinerja salinan perkara yang dikirim tepat waktu

No Tahun Indikator Kinerja 1

Perkara yang mengajukan permohonan salinan Putsan Salinan putusan yang dikirim tepat waktu

Target realisasi Capain

1 2018 253 253 100% 100% 100%

2 2019 270 270 100% 100% 100%

3 2020 175 175 100% 100% 100%

Pengadilan Agama Bawean pada tahun 2020 telah menerima permohonan pengambilan salinan putusan/ penetapan sebanyak 175 perkara, dan yang telah dilayani sebanyak 175 perkara. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pengadilan Agama Bawean yang meningkat karena jumlah hakim yang menangani sebanyak 5 orang termasuk ketua dan wakil ketua dan dibantu 4 orang Panitera dan Panitera Pengganti.

a) Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2020.

Gambar

Grafik capaian kinerja Sasaran Strategis 1
Grafik capaian kinerja Sasaran Strategis 2
Grafik capaian kinerja Sasaran Strategis 2
Grafik capaian kinerja Sasaran Strategis 2  15. Penjelasan Sasaran Strategis 4 pada indikator 1 yaitu:

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat capaian indikator kinerja Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Banding, Kasasi, dan PK adalah perbandingan antara jumlah perkara yang tidak

Bagi orang yang hidup dalam masyarakat, konsep tentang agama merupakan bagian tidak terpisahkan dari pandangan hidup dan sangat diwarnai oleh perasaan mereka

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan laporan yang memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2020, sekaligus

Pada Tahun 2020 Perkara yang diputus sebanyak 1137 perkara dan yang mengajukan upaya hukum banding sebanyak 10 perkara, Kasasi 0 perkara dan yang tidak

Trans 7 (Analisis Tema Authentic Halal Greek Food Yunani) karya Umrotul Fadilah mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Walisongo

Kemacetan lalu-lintas merupakan masalah yang dihadapi oleh kota-kota besar, termasuk Kota Semarang, yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk baik secara alami maupun

Hal ter- sebut didukung pula oleh Pujaningrum dan Sabeni (2012) yang menemukan bahwa lokus kendali eksternal memiliki pengaruh positif terhadap penerimaan

Pada praktek kerja lapang ini, dilakukan budi daya cacing sutra dengan menggunakan media lumpur, kotoran ayam, EM4 dan ampas tahu pada bak beton dengan sistem air mengalir..