• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1 Hakikat Pemahaman Materi Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan

2.1.1 Pengertian Pemahaman Materi Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan

Salah satu bukti bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, yang sebelumnya masih lamban atau kurang. Tingkah laku tersebut terdiri dari sejumlah aspek. Salah satu aspek-aspek tersebut adalah aspek pemahaman. Pemahaman dalam penelitian ini adalah jenjang kemampuan siswa sekolah dasar, dimana kemampuan siswa ada tahapannya. Pemahaman meliputi suatu pengetahuan dalam mengerti dan memahami sesuatu hal, sehingga dengan pemahaman tersebut akan memiliki kemampuan menguraikan dan atau menjelaskan baik berupa penafsiran maupun objektif rasional melalui kata-kata sendiri. Pemahaman adalah mengerti suatu pengetahuan sehingga dapat menafsirkan hal-hal penting dan menjelaskan kembali pengetahuan tersebut dengan kata-kata sendiri.

Pemahaman berasal dari kata „paham‟ yang mempunyai arti mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami (Senja, 2008: 607). Pemahaman atau compherhension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar harus mengerti mental makna dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya sehingga menyebabkan siswa dapat memahami situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar. Memahami maksudnya, menangkap maknanya adalah tujuan akhir

(2)

dari setiap belajar. Compherhension atau pemahaman menilai arti yang sangat mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada proporsinya. Tanpa itu gaya pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna.

Menurut Wahab (2009: 19) pemahaman mengandung pengertian-pengertian yang berbeda dan bukannya menangkap makna gagasan atau memahami secara menyeluruh tentang sifat atau hakekat sesuatu dan lain-lain. Lebih lanjut beliau mendefenisikan pemahaman adalah kemampuan untuk memahami ide-ide yang diekspresikan dengan kata-kata atau biji atau simbol serta kemampuan untuk bernalar.

Selanjutnya Bloom (dalam Uzer; 2006: 30) menjelaskan pemahaman mengacu pada kemampuan mendiami makna materi. Aspek ini satu tingkat diatas pengetahuan dan merupakan tingat berpikir rendah.

Sementara Sanjaya (2007; 182) mengemukakan bahwa pemahaman adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar. Pengertian pemahaman tersebut mengandung arti bahwa pemahaman melibatkan unsur batin atau jiwa seseorang yang mencerminkan keinginan untuk melakukan sesuatu aktivitas.

Menurut Arends (2008: 32-34) bahwa secara hierarkis, perilaku kognitif mencakup 6 tahapan kemampuan yakni: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Pada tahapan pemahaman (C-2), jenjang kemampuan ini menunjukkan kepada kemampuan berpikir siswa untuk memahami bahan - bahan atau materi yang dipelajari. Dengan kemampuan ini siswa mampu menterjemahkan dan mengorganisasikan bahan-bahan yang

(3)

diterima ke dalam bahasa sendiri. Kata-kata kerja yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan ini, diantaranya adalah menjelaskan, merumuskan dengan kata - kata sendiri, mengubah, menyatakan secara luas, memberi contoh, memperkirakan, membedakan, mengubah, dan menarik kesimpulan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa materi perubahan lingkungan fisik terhadap daratan.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Materi Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan

Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemahaman belajar siswa menurut Slameto (2010: 55-59) antara lain:

1) Faktor Internal

a) Intelegensi. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi rendah.

b) Perhatian. Agar siswa dapat belajar dengan baik, bahan pelajaran harus selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.

c) Minat. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

d) Bakat. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar.

(4)

e) Motivasi. Menurut Ibrahim dan Syaodih (2010: 27) motivasi adalah dorongan atau kebutuhan merupakan sesuatu tenaga yang berada pada diri individu atau siswa yang mendorongnya untuk berbuat mencapai suatu tujuan.

f) Kematangan. Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang dimana sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

g) Kesiapan. Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

h) Bakat dapat memberi pengaruh yang besar dalam pencapaian hasil belajar yang optimal.

2) Faktor Eksternal: Keluarga sebagai lingkungan terdekat dengan anak, dengan demikian cara orang tua mendidik dan memotivasi anaknya sangat berpengaruh terhadap, hasil belajar anak, begitu pula dengan tipe, pendekatan, cara yang dilakukan guru dalam proses KBM. Ketersediaan sarana dan prasarana oleh sekolah juga mempengaruhi keberhasilan siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman materi perubahan lingkungan fisik terhadap daratan adalah aspek kedua dari kawasan atau ranah kognitif yang juga merupakan kegiatan mental intelektual untuk mengorganisasikan materi yang telah diketahui.

(5)

2.2 Hakikat Metode Eksperimen Materi Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan

2.2.1 Pengertian Metode Eksperimen Pada Materi Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan

Sebelum membahas tentang metode eksperimen, terlebih dahulu perlu dipahami pengertian metode. Dalam Kamus Besar Matematika (dalam Aisyah, dkk. 2008: 6.20) metode didefinisikan sebagai suatu cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.

Menurut Muda (2006: 372) menyatakan bahwa cara sistematis dan terpikir secara baik untuk mencapai tujuan, prinsip dan praktek-praktek pengajaran bahasa.

Sedangkan menurut Uno (2010: 2) bahwa pembelajaran merupakan perencanaan atau perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Jadi metode pembelajaran merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar siswa yang memuaskan. Sedangkan Hardini dan Puspitasari (2012: 13) berpendapat bahwa metode pembelajaran merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan siatuasi pengajaran yang menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. Sebagai seorang guru, tentunya mengetahui metode pembelajaran disekolah sangatlah penting. Tanpa mengetahui metode pembelajaran proses belajar mengajar tidak akan terlaksana dengan sebaik-baiknya.

(6)

Beradasrkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode dalam penelitian ini merupakan sistem perencanaan pembelajaran matematika secara menyeluruh untuk memilih, mengorganisasikan dan menyajikan materi pelajaran matematika secara teratur.

Metode eksperimen adalah metode metode pemberian kesempatan kepada siswa, baik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan (Asmani, 2013: 34). Dengan metode ini, siswa diharapkan dapat sepenuhnya terlibat dalam perencanaan eksperimen, melakukan, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.

Menurut Ibrahim dan Syaodih (2010: 107) bahwa metode eksperimen melibatkan para siswa melakukan percobaan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan yang diajukan. Eksperimen sering dilakukan dalam pengajaran bidang studi IPA, dimana metode ini merupalan unsur pokok dalam pendekatan inkuiri dan discovery.

Lebih lanjut Djamarah dan Zain (2010: 84) menyatakan bahwa metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen siswa diberik kesempatan untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.

Berdasarkan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah kegiatan terinci yang yang direncanakan untuk menghasilkan

(7)

data untuk menjawab suatu msalah atau menguji suatu hipotesis. Metode eksperimen dipilih sebagai metode pembelajaran IPA jika konsep IPA harus pelajari melalui fakta-fakta yang dapat ditemukan oleh siswa. melalui eksperimen pengembangan inkuiri lebih banyak, siswa lebih banyak menggunakan keterampilan proses, terlatih kemampuan psikomotornya melalui teknik-teknik penggunaan alat-alat dan merangkai alat-alat pada suatu percobaan.

2.2.2 Tujuan Metode Eksperimen Materi Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan

Pemakaian metode eksperimen dalam pembelajaran ini memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Belajar bagaimana menarik kesimpulan dari berbagai fakta, informasi atau data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan terhadap proses eksperimen.

b. Belajar bagaimana menarik kesimpulan dari fakta-fakta yang terdapat pada hasil eksperimen melalui eksperimen yang sama.

c. Melatih siswa merancang, mempersiapkan melaksanakan dan melaporkan percobaan.

d. Melatih siswa menggunakan logika indudktif untuk menarik kesimpulan dari fakta informasi atau data yang terkumpul dari percobaan.

Dengan metode eksperimen ini siswa diharapkan sepenuhnya terlibat menggunakan metode eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.

(8)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan dari metode eksperimen adalah untuk melatih siswa melakukan eksperimen dan menarik kesimpulan dari eksperimen yang telah dilakukan.

2.2.3 Langkah-langkah Metode Eksperimen Materi Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan

Adapun langkah-langkah metode ekspreimen menurut Devi (2010: 32) adalah sebagai berikut:

1. Siswa melakukan percobaan sesuai materi.

2. Guru berkeliling ke setiap kelompok untuk mengontrol kegiatan siswa sambil mengajukan pertanyaan untuk memfokuskan perhatian siswa terhadap percobaan yang dilakukan.

3. Presentasi hasil kerja kelompok.

4. Siswa dan guru secara klasikal membahas hasil eksperimen dan mengembangkan konsep.

5. Siswa dibimbing guru merangkum atau menyimpulkan hasil hasil belajar. 2.2.4 Keunggulan dan Kelemahan Metode Eksperimen Materi Perubahan

Lingkungan Fisik Terhadap Daratan

Menurut Samani (2013: 34-35) bahwa metode eksperimen memiliki kelebihan dan kekurangan. Keunggulan metode eksperimen adalah sebagai berikut:

1. Dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaanya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.

(9)

2. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi tentang ilmu dan teknologi, suara sikap yang dituntut dari ilmuwan.

3. Akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru melalui penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia

Sedangkan kekurangan metode eksperimen adalah sebagai berikut:

1. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap siswa berkesempatan mengadakan eksperimen.

2. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, siswa harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.

3. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi. 2.2.5 Penerapan Metode Eksperimen Materi Perubahan Lingkungan Fisik

Terhadap Daratan dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa

Untuk menerapkan metode eksperimen pada pembelajaran IPA khususnya pada materi perubahan lingkungan fisik terhadap daratan. Ada beberapa persyaratan yang harus dilakukan menurut Devi (2010: 10) diantaranya adalah: 1. Peralatan dan bahan yang tersedia dilaboratorium harus memadai untuk

eksperimen.

2. Menggunakan bahan praktikum yang tidak berbahaya.

(10)

2.3 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang menggunakan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA sudah pernah dilakukan, salah satunya oleh Yupensius, 2012. Judul penelitian Pengaruh Penggunaan Metode Eksperimen Sebagai Metode Pembelajaran dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPA pada Materi Sifat-Sifat Cahaya di Kelas V SD Negeri Salatiga 03. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil uji hipotesis menggunakan uji beda ratarata yaitu Independent Sampel T –test diperoleh nilai sig 0,000 kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar pelajaran IPA pada kelas eksperimen menggunakan metode eksperimen dengan prestasi belajar pelajaran IPA pada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Maka disimpulkan bahwa treatmen yang diberikan berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa

2.4 Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini “Jika guru menggunakan metode eksperimen maka pemahaman siswa tentang perubahan lingkungan fisik terhadap daratan di kelas IV SDN 1 Momalia Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan akan meningkat”.

2.5 Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil dan mengalami peningkatan apabila pemahaman siswa mencapai 75% dengan kriteria KKM 75. Jadi apabila dalam

(11)

kelas tersebut hasil yang diperoleh belum mencapai angka tersebut, penelitian akan terus dilakukan sampai hasil tersebut dicapai.

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari prinsip kesantunan, dalam tuturan ini Arsene Wenger mematuhi maksim kebijaksanaan, karena dengan mengatakan bahwa dia tidak melihat insiden

Oleh karena itu diperlukannya kesadaran dalam diri Polisi Lalu lintas untuk menanamkan kepercayaan akan bahaya / ancaman yang akan ditimbulkan oleh polusi udara; adanya

Bagian ini merupakan pokok utama dari tulisan, yang dapat terdiri dari beberapa Sub Bab sesuai.

Bagaimana landasan konseptual pengembangan Stasiun Tanjung Karang di Lampung dengan desain ikonik fungsional yang terintegrasi dengan moda transportasi umum darat lainnya

Berdasarkan penelitian, dengan menggunakan metode EOQ model Q untuk manajemen persediaan bahan baku kayu pada industri furnitur dapat mengefisiensikan total biaya

Bahkan pada saat pelatihan klasikal pun, Latsar CPNS yang diselenggarakan oleh Puslatbang PKASN didukung pula dengan kegiatan pelatihan nonklasikal yang

Menurut Amabile (dalam Munandar 2009:113) strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas yaitu; 1) penilaian, penilaian terhadap pekerjaan murid

Konsentrasi merupakan hal penting dalam membaca. Kesulitan berkonsentrasi bisa disebabkan beberapa faktor diantaranya: kelelahan fisik dan mental, bosan, atau banyak