• Tidak ada hasil yang ditemukan

INVENTARISASI ZINGIBERACEAE DI KAWASAN AGROWISATA HUTAN TAMAN EDEN 100 KABUPATEN TOBA SAMOSIR SUMATERA UTARA SKRIPSI SUSANTI SIAGIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INVENTARISASI ZINGIBERACEAE DI KAWASAN AGROWISATA HUTAN TAMAN EDEN 100 KABUPATEN TOBA SAMOSIR SUMATERA UTARA SKRIPSI SUSANTI SIAGIAN"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

Susanti Siagian : Inventarisasi Zingiberaceae Di Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara, 2010.

SKRIPSI

SUSANTI SIAGIAN 050805028

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

(2)

INVENTARISASI ZINGIBERACEAE DI KAWASAN AGROWISATA HUTAN TAMAN EDEN 100 KABUPATEN TOBA SAMOSIR

SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

SUSANTI SIAGIAN 050805028

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

(3)

PERSETUJUAN

Judul : INVENTARISASI ZINGIBERACEAE DI

KAWASAN AGROWISATA HUTAN TAMAN EDEN 100 KABUPATEN TOBA SAMOSIR SUMATERA UTARA.

Kategori : SKRIPSI

Nama : SUSANTI SIAGIAN

Nomor Induk Mahasiswa : 050805028

Program Studi : SARJANA S-1 BIOLOGI

Departermen : BIOLOGI

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Didiskusikan di

Medan, Desember 2009

Komisi Pembimbing:

Pembimbing II Pembimbing I

Prof. Dr. Retno Widhiastuti, MS. Etti Sartina Siregar, S.Si, M.Si

NIP. 196212141991032001 NIP. 197211211998022001

Diketahui/Disetujui Oleh

Departermen Biologi FMIPA USU Ketua

NIP. 19640409199403100 Prof. Dr. Dwi Suryanto, M.Sc

(4)

PERNYATAAN

INVENTARISASI ZINGIBERACEAE DI KAWASAN AGROWISATA HUTAN TAMAN EDEN 100 KABUPATEN TOBA SAMOSIR

SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Desember 2009

Susanti Siagian 050805028

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Inventarisasi Zingiberaceae di Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara” dalam waktu yang telah ditetapkan.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Etti Sartina Siregar, S. Si, M. Si dan Ibu Prof. Dr. Retno Widhiastuti, MS. selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan dan waktunya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada Bapak Drs. Nursal, M.Si dan Bapak Riyanto Sinaga, S.Si, M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukannya untuk kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Ibu Yurnaliza S. Si, M. Si selaku pembimbing akademik yang telah banyak membimbing penulis selama pendidikan. Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada Bapak Prof. Dr. Dwi Suryanto, M. Sc dan Ibu Dra. Nunuk Priyani, M. Sc selaku ketua dan sekretaris Departemen Biologi yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, kepada Bapak Dekan dan Pembantu Dekan FMIPA USU, seluruh Staf Dosen Departemen Biologi FMIPA USU yang telah mendidik penulis dalam perkuliahan. Kepada Ibu Roslina Ginting, Ibu Nurhasni Muluk, Bapak Sukirmanto dan Bapak Endra Raswin sebagai staf pegawai Departemen Biologi FMIPA USU. kepada Bapak Khairul USAID yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada ayah (Djarunjung Siagian), Ibu (Rosmaida Simanjuntak), Kakak (Rosalina dan Anita), Abang (Charli) serta Adik (Danny dan Lowis) dan seluruh keluarga tercinta atas segala doa, dukungan baik moril maupun material dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Kepada tim peneliti terutama Barita, Mahya, Dwi Ratna A.K.M, Sri Zulyani, Nalverta Haverna Yutas, Masrayanti Dalimunthe, Seneng Sri Astuti, dan Andini Saputri terima kasih atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian. Rekan-rekan seangkatan 2005 (Ulan, Rico, Widya, Nikma, Susi, Mustika, Diana, Nurzaidah, Fifi, Tober, Rosida, Gustin, Ummi, Ruth, Siti, Kalista, Simlah, Julita, Riris, Delni, Irfan, Effendi, Kabul, Sidahin, Juned, Misran, Taripar, Sarah, Fitria, Erni, Valen, Patimah, Winda, Dini, Susanti SM, Rahmat, Andi, Maysarah, Rebecca, Erna, Elfrida, Kurniayanti) terima kasih atas kebersamaannya selama ini. Kepada seluruh pengelola Agrowisata Hutan Taman Eden 100 terutama Michael Sirait, Marandus Sirait, dan seluruh keluarga terima kasih atas bantuanannya selama di lapangan.

Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu semoga Tuhan membalasnya dengan balasan yang setimpal.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

(6)

Inventarisasi Zingiberaceae di Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian “Inventarisasi Zingiberaceae di Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara” telah dilakukan dari bulan Maret 2009 sampai dengan September 2009. Penelitian dilakukan dengan menggunakan “Metode Survey”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 genus Zingiberaceae yaitu

Etlingera, Geostachys, Globba, Hedychium, Hornstedtia, dan Zingiber dengan 10 jenis Zingiberaceae yaitu Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm, Etlingera sp.1, Etlingera

sp.2, Geostachys decurvata (Bak.) Ridl., Globba marantina Linn., Globba patens Miq., Globba pendulaROXB., Hedychium cylindricum Ridl., Hornstedtia scyphifera (Koenig) Steud., dan Zingiber multibracteatum Holtt. Hasil analisis diperkuat deskripsi, habitat, ordinat, dan distribusi dari masing-masing jenis Zingiberaceae.

(7)

Inventarization of Zingiberaceae in Taman Eden 100 Forest Toba Samosir Regency North Sumatera

ABSTRACT

The study on “Inventarization of Zingiberaceae in Taman Eden 100 Forest Toba Samosir Regency North Sumatera” have been conducted from March to September 2009. The result showed that there are 6 genera of Zingiberaceae, they are Etlingera, Geostachys, Globba, Hedychium, Hornstedtia, and Zingiber with 10 species:

Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm, Etlingera sp.1, Etlingera sp.2, Geostachys decurvata (Bak.) Ridl., Globba marantina Linn., Globba patens Miq., Globba

pendula ROXB., Hedychium cylindricum Ridl., Hornstedtia scyphifera (Koenig) Steud., dan Zingiber multibracteatum Holtt. The analysis of research was supported by description of habitat, ordinat, and distribution of each Zingiberaceae species.

(8)

DAFTAR ISI halaman Persetujuan i Pernyataan ii Penghargaan iii Abstrak iv Abstract v Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix Daftar Lampiran x BAB 1 Pendahuluan 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Permasalahan 3 1.3 Tujuan 3 1.4 Manfaat 3

BAB 2 Tinjauan Pustaka 4

2.1 Deskripsi Zingiberacaeae 4

2.2 Taksonomi Zingiberaceae 5

2.3 Distribusi Zingiberaceae 7

2.4 Polinasi dan Penyebaran Biji 7

2.5 Kegunaan Zingiberaceae 8

2.6 Beberapa Penelitian Zingiberaceae 11

BAB 3 Bahan dan Metode 12

3.1 Waktu dan Tempat 12

3.1.1 Letak dan Luas 12

3.1.2 Topografi 12 3.1.3 Tipe Iklim 13 3.1.4 Vegetasi 13 3.2 Pelaksanaan Penelitian 13 3.2.1 Di Lapangan 13 3.2.2 Di Laboratorium 14 3.3 Analisis Data 15 3.3.1 Deskripsi Jenis 15

3.3.2 Kekerabatan Jenis-Jenis Zingiberaceae 15

BAB 4 Hasil dan Pembahasan 16

4.1 Keanekaragaman Jenis Zingiberaceae 16

4.2 Kunci Identifikasi 20

4.2.1 Kunci Identifikasi Genus 20

4.2.2 Kunci Identifikasi Spesies 20

4.3 Deskripsi Zingiberaceae 21

4.3.1 Etlingera elatior(Jack.) R. M. Sm 21

(9)

4.3.3 Etlingera sp.2 26

4.3.4 Geostachys decurvata(Bak.) Ridl. 28

4.3.5 Globba marantinaLinn. 29

4.3.6 Globba patensMiq. 31

4.3.7 Globba pendulaROXB. 33

4.3.8 Hedychium cylindricumRidl. 35

4.3.9 Hornstedtia scyphifera (Koenig) Steud. 37

4.3.10 Zingiber multibracteatumHoltt. 39

4.4 Kekerabatan Morfologi Zingiberaceae 41

4.5 Peta Penyebaran Jenis-Jenis Zingiberaceae 43

BAB 5 Kesimpulan dan Saran 45

5.1 Kesimpulan 45

5.2 Saran 45

Daftar pustaka 46

(10)

DAFTAR TABEL

halaman Tabel 4.1 Jenis-jenis Zingiberaceae di Kawasan Agrowisata

Hutan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara.

(11)

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar 4.3.1 Gambar 4.3.2 Gambar 4.3.3 Gambar 4.3.4 Gambar 4.3.5 Gambar 4.3.6 Gambar 4.3.7 Gambar 4.3.8 Gambar 4.3.9 Gambar 4.3.10 Gambar 4.4 Gambar 4.5

Beberapa Bunga Zingiberaceae

Etlingera elatior(Jack) R. M. Sm.

Etlingera sp.1

Etlingera sp.2

Geostachys decurvata (Bak.) Ridl. Globba marantinaLinn.

Globba patens Miq. Globba pendulaROXB.

Hedychium cylindricum Ridl.

Hornstedtia scyphifera (Koenig) Steud. Zingiber multibracteatum Holtt.

Phenogram Famili Zingiberaceae Peta Penyebaran Zingiberaceae

halaman 5 22 25 27 28 30 32 34 36 38 40 41 44

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Peta Kawasan Taman Eden 100 dan sekitarnya 49

Lampiran B Jalur Pengamatan Zingiberaceae Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100

50

Lampiran C Hasil Identifikasi Zingiberaceae 51

Lampiran D Pengukuran Faktor Fisik 52

Lampiran E Penyebaran Zingiberaceae di Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100

53

Lampiran F Ciri Morfologi Zingiberaceae 56

Lampiran G Kode Ciri Morfologi Zingiberaceae 58

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Zingiberaceae secara umum dikenal oleh masyarakyat Indonesia sebagai tumbuhan jahe-jahean. Tumbuhan ini banyak dimanfaatkan antara lain sebagai bumbu masak, obat, bahan rempah-rempah, tanaman hias, bahan kosmetik, bahan minuman, bahan tonik rambut, dan sebagainya (Lawrence, 1964).

Anggota suku ini mempunyai ciri khas pada rhizomnya yang mengandung minyak menguap dan berbau aromatik. Zingiberaceae merupakan terna berumur panjang, mempunyai rhizom yang membengkak seperti umbi dengan akar-akar yang tebal dan seringkali mempunyai ruang-ruang yang terisi dengan minyak menguap. Daun tersusun sebagai rozet akar atau berseling pada batang, bangun lanset atau jorong, bertulang menyirip atau sejajar. Tangkai daun beralih menjadi pelepah yang membelah kadang-kadang mempunyai lidah-lidah. Pelepah daun saling membalut dengan eratnya, sehingga kadang-kadang merupakan batang semu (Tjitrosoepomo, 1994).

Zingiberaceae merupakan salah satu tumbuhan yang banyak ditemukan pada kawasan hutan tropis, terutama Indo-Malaya. Zingiberaceae ini belum diketahui secara pasti berapa jumlah jenisnya, menurut Pandey (2003), terdapat sekitar 50 persen dari total genera famili Zingiberaceae ini ditemukan di hutan tropis. Zingiberaceae dapat hidup dari dataran rendah sampai pada ketinggian lebih dari 2000 mdpl terutama di daerah dengan curah hujan yang tinggi. Menurut Larsen et al (1999), sejauh ini daerah yang kaya Zingiberaceae adalah wilayah Malesiana, Indonesia, Brunei, Singapura, Philipina dan Papua. Kita ketahui bahwa daerah yang luas seperti Sumatera dan Borneo masih sangat belum diketahui dan diselidiki lebih dalam lagi untuk flora gingernya. Oleh karena itu banyak jenis baru yang dipastikan akan ditemukan pada tahun yang akan datang.

(14)

Beberapa penelitian tentang jenis-jenis Zingiberaceae pernah dilakukan, Widjaja (2001) melaporkan di kawasan hutan Sikundur Kabupaten Langkat, Sumatera Utara diperoleh lima jenis Zingiberaceae; yaitu Kaempferia sp, Globba sp, Amomum

sp dan Hornstedtia sp. Mumpuni (2004) melaporkan di kawasan hutan Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat terdapat 10 jenis tumbuhan dari famili Zingiberaceae. Sari (2007), melaporkan memperoleh 18 jenis Zingiberaceae dengan 7 genus di Kawasan Hutan Sibayak I, Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.

Pengetahuan masyarakyat dari berbagai etnis tentang pemanfaatan suku Zingiberaceae sebagai bahan obat tradisional. Adapun bagian yang digunakan sebagai bahan obat sebagian besar adalah rhizome dari tanaman tersebut, sedangkan cara pengobatannya bermacam-macam antara lain direbus atau dibuat jamu dan diambil airnya untuk diminum, diambil sarinya dengan cara diparut kemudian diminum airnya atau dioleskan pada bagian tubuh yang diobati yaitu bagian perut, kening atau bagian lainnya dan ada juga yang langsung dimakan misalnya rhizome kencur (Kuntorini, 2005). Contoh jenis Zingiberaceae yang bernilai ekonomi yaitu Hedychium coronariumKoen. Merupakan tumbuhan herba dalam rumpun yang padat, tinggi 1,5-3m, mempunyai rhizome yang pipih, berwarna putih dan lunak. Bunga majemuk besar dan berbunga terus menerus sehingga sering digunakan untuk tanaman hias. Bunga berwarna putih dan berbau harum. Pangkal batang bila dikunyah akan mengeluarkan cairan yang dapat menyembuhkan sakit amandel atau tenggorokan. Batangnya sangat baik untuk membuat kertas (Hasliza, 1999).

Kawasan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara merupakan daerah Agrowisata yang termasuk hutan hujan tropis, berdasarkan survey yang telah dilakukan banyak ditemukan jenis-jenis Zingiberaceae. Namun, belum ada data tentang jenis Zingiberaceae di Kawasan Taman Eden 100. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang “Inventarisasi Zingiberaceae di Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara”.

(15)

1.2Permasalahan

Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara memiliki jenis-jenis Zingiberaceae yang banyak, untuk itu perlu diketahui bagaimana kekayaan jenis Zingiberaceae di Kawasan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara dan kedudukannya secara taksonomi.

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis Zingiberaceae di Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara dan untuk mengetahui kekerabatan antar jenis Zingiberaceae.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai informasi dasar tentang jenis-jenis Zingiberaceae yang terdapat di Hutan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara dan masukan bagi peneliti, pemerintah, instansi/lembaga terkait yang ingin meneliti lebih lanjut tentang famili Zingiberaceae. Penelitian ini juga dilakukan untuk melengkapi data keanekaragaman jenis Zingiberaceae khususnya dan kekayaan Zingiberaceae umumnya.

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Zingiberaceae

Zingiberaceae termasuk salah satu suku dari ordo Zingiberales yang semua anggotanya berupa herba perenial. Anggota suku ini mempunyai ciri khas pada rhizomnya yang mengandung minyak menguap atau berbau aromatik (Ernawati, 2001).

Zingiberaceae merupakan tumbuhan herba perenial dengan rimpang yang mengandung minyak menguap hingga berbau aromatik. Batang di atas tanah, seringkali hanya pendek dan mendukung bunga-bunga saja. Daun tunggal, mempunyai sel-sel minyak menguap, tersusun dalam 2 baris, kadang-kadang jelas mempunyai 3 bagian berupa helaian tangkai dan upih, selain itu juga memiliki lidah-lidah, helaian biasanya lebar dengan ibu tulang yang tebal dan tulang-tulang cabang yang sejajar dan rapat satu dengan yang lain dengan arah yang serong ke atas, tangkai daun pendek atau tidak ada, upih terbuka dan tertutup, lidah-lidah pada batas antara helaian dengan tangkai atau antara helaian dengan upih (Tjitrosoepomo, 2002).

Menurut Nurainas & Yunaidi (2007), letak perbungaan Zingiberaceae terminal atau muncul langsung dari rhizom, atau dari ujung batang, mempunyai braktea primer yang tersusun saling tumpang tindih. Menurut Tjitrosoepomo, (2002), bunga terpisah-pisah, tersusun dalam bunga majemuk tunggal dan berganda, kebanyakan banci, zigomorf atau asimetrik, hiasan bunga dapat dibedakan dalam kelopak dengan 3 daun kelopak dan mahkota yang terdiri atas 3 daun mahkota yang berlekatan, pada bagian bawahnya membentuk suatu buluh dengan bentuk dan warna yang kadang-kadang cukup atraktif, benang sari 1 dengan 3-5 benang sari mandul yang kadang-kadang bersifat seperti daun mahkota, tangkai putik di ujung, tidak berbagi, bebas atau bergigi 2. Bakal buah tenggelam, beruang 3, jarang 2 dengan tembuni di ketiak atau beruang

(17)

satu dengan tembuni pada dinding atau pada dasarnya, buah kendaga yang berkatup tiga atau berdaging tidak membuka. Bakal biji banyak, biji bulat atau berusuk, mempunyai salut biji dan endosperm banyak.

Beberapa contoh bunga dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Beberapa bunga Zingiberaceae. A. Hedychium, dengan staminoid yang panjang dan bebas dari lip. 1. Anther, 2. Filamen, 3. Staminoid, 4. Petal, 5. Lip, 6. Calyx, 7. Ovari. B.

Alpinia, dengan staminoid yamg kecil atau kadang tidak ada dan lip yang besar. 1. Stigma, 2, Anther, 3. Petal, 4. Lip, 5. Calyx, 6. Ovari. C. Zingiber, dengan staminoid yang kecil dan menyatu dengan lip. 1. Stigma, 2. Petal, 3. Stamenoid, 4. Tabung Corolla, 5. Anther, 6. Lip, 7. Calyx, 8. Ovari (Henderson, 1954).

2. 2 Taksonomi Zingiberaceae

Kata ginger berasal dari bahasa Malaysia sebagai halia dan istilah botani sebagai

Zingiber officinale. Zingiber berasal dari kata Arab “Zanzabil” yang diterbitkan untuk nama Yunani kuno “Zingiberi” dan akhirnya zingiber dalam bahasa latin. Secara botani pemberian nama Zingiber secara keseluruhan untuk famili ginger yaitu Zingiberaceae (Larsen et al., 1999).

(18)

Famili Zingiberaceae dibagi oleh Loesener (1930) dalam Marco, (1995) ke dalam 2 subfamili yaitu zingiberoideae dan costoideae dengan subfamili yang pertama dibagi kedalam 3 bagian yaitu hedychieae, globbeae, dan zingibereae. Perbedaan karakter untuk zingiberaceaea adalah memiliki minyak aromatik, ligula, perbedaan ditandai dengan rangkaian periantium sebelah luar, stamen tunggal, dan biasanya memiliki stamen petal yang besar. Beberapa karakter morfologi yang umum digunakan dalam mengidentifikasi jenis-jenis suku Zingiberaceae antara lain adalah keberadaan ligula, susunan perhiasan bunga dan staminodium.

Menurut Engler dan Prantl dalam Sharma (2002) bahwa Costoideae merupakan tumbuhan tidak aromatik dengan daun tersusun secara spiral seperti

Costus. Menurut Poulsen (2006), jenis Costus berbeda dengan Zingiberaceae dalam beberapa karakter sehingga ditempatkan dalam satu famili yang terpisah yaitu Costaceae.

Menurut Nurainas & Yunaidi (2007), klasifikasi lengkap dari famili Zingiberaceae berdasarkan sistem klasifikasi tumbuhan adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae

Genus : Lebih dari 40 genera seperti Alpinia, Amomum, Curcuma, Zingiber,

dan sebagainya yang tersebar di sepanjang daerah tropik dan subtropik.

Spesies : Lebih dari 1200 jenis seperti Alpinia galanga, Amomum lappaceum,

(19)

2.3 Distribusi Zingiberaceae

Menurut Lawrence (1964) bahwa tumbuhan Zingiberaceae tersebar luas mulai dari daerah tropik sampai daerah subtropik. Menurut Ernawati (2001) bahwa jenis-jenis dari suku ini secara alami tumbuh di hutan hujan tropis yaitu dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Menurut Larsen et al (1999), kebanyakan Zingiberaceae adalah teresterial, tumbuh alami di tempat pembuangan sampah, di daerah dengan sinar matahari yang cukup, tetapi ada juga yang epifit seperti Hedychium longicornatum.

Menurut Pandey (2003) bahwa ada kira-kira 47 genus dan 1400 jenis dalam famili Zingiberaceae ini. Tumbuhan famili ini ditemukan pertama kali di daerah tropik di dunia, tetapi terutama terdapat di daerah Indo-Malaya dimana terdapat kira-kira 50% dari jumlah jenis yang ditemukan.

Hedychium adalah salah satu genera dengan jumlah jenis yang banyak tumbuh di Asia Tropik dan satu jenis hanya tumbuh di Madagaskar. Kaempferia tumbuh di Indo-Malaya dan Afrika Tropik. Zingiber tersebar luas di Indo-Malaya sampai ke China, Jepang dan Kepulauan Pasifik. Alpinia juga tersebar sampai ke Utara Jepang (1 spesies) dan Selatan yang diwakili oleh Kaempferia dan genus endemik Aframomum.

Genus yang terdapat di Amerika Tropik dan terdapat juga di Afrika Tropik yaitu

Costus dan Renealmia. Costus banyak tumbuh di Amerika Tropik dan Afrika Barat tapi sedikit yang tumbuh di Asia dan hanya satu jenis di Australia (Rendle, 1959). Anggota-anggota dari famili ini biasanya tumbuh di hutan hujan dalam vegetasi sekunder (Balgooy, 2001).

2.4 Polinasi dan Penyebaran Biji

Dalam aspek Biologi Zingiberaceae sangat sedikit yang diketahui. Pengamatan polinasi Zingiberaceae inipun hanya dilakukan pada beberapa jenis, tetapi kupu-kupu dan ngengat memegang peranan penting dalam melakukan polinasi pada Zingiberaceae (Larsen et al., 1999). Pada semua kasus yang dilaporkan, bunga Zingiberaceae mekar tidak lebih dari 24 jam. Bunga Zingiberaceae biasanya mekar

(20)

pada pagi hari dan menutup pada sore hari. Di beberapa jenis Zingiber, bunga mekar pada pagi hari dan setelah itu menutup dalam beberapa jam (Holttum, 1950).

Peyebaran biji juga masih sedikit yang diketahui. Dalam hal ini penyebaran biji diduga burung sebagai agen penyebar biji yang berperan aktif. Misalnya pada

Hedychium, saat kapsul biji Hedychium terbuka, burung akan tertarik untuk mendatangi biji tersebut karena warna bijinya yang mencolok dan juga berdaging. Burung ini akan menyebarkan biji Hedychium tersebut kemanapun dia terbang. Pada kebanyakan jenis Zingiberaceae, buah tumbuh dekat permukaan tanah dengan arillus biji berwarna putih yang akhirnya akan disebarkan oleh semut. Pada genus Caulo kaempferia yang ditemukan di Thailand, biji disebarkan oleh aliran air hujan (Larsen

et al., 1999).

2.5 Kegunaan Zingiberaceae

Famili Zingiberaceae memilki manfaat bagi masyarakyat antara lain tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, bahan obat-obatan, misalnya untuk mengobati batuk, rematik, masuk angin dan lain sebagainya, juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan minuman, misalnya untuk menghangatkan badan. Menurut Lawrence (1964) bahwa kepentingan ekonomi dari famili ini adalah akarnya yang dapat digunakan sebagai ekstrak rasa dan sebagai bumbu, untuk minyak wangi yang digunakan dalam parfum, dan untuk ornamental atau tanaman hias. Di Indonesia umumnya banyak digunakan sebagai tanaman hias termasuk Alpinia, Hedychium, Elettaria, Cardamon dimana bijinya digunakan untuk obat-obatan dan sebagai bumbu masakan (Marco, 1995).

Menurut Ernawati (2001) bahwa Zingiberaceae yang paling banyak digunakan terdapat pada genera Alpinia, Amomum, Curcuma dan Zingiber, sedangkan untuk yang umum yaitu Boesenbergia, Kaempferia, Elettaria, Elettrariopsis, Etlingera dan

Hedychium. Paling sedikit 20 atau lebih jenis Zingiberaceae yang telah dibudidayakan untuk digunakan sebagai bumbu masakan, pewangi, obat-obatan, tanaman hias dan baru-baru ini sebagai bunga potong. Salah satu yang paling sering digunakan adalah

(21)

sebagai bumbu masakan. Keberadaan minyak yang penting, misalnya Limonen, Eugenol, Geraniol dan lain-lain.

Pengetahuan masyarakyat dari berbagai etnis tentang pemanfaatan suku Zingiberaceae sebagai obat tradisional. Dari hasil survey sebagian besar diperoleh secara turun temurun, dan ada juga diperoleh dari tetangga atau media massa. Adapun bagian yang digunakan sebagai bahan obat sebagian besar adalah rimpang dari tanaman tersebut, sedangkan cara pengobatannya bermacam-macam antara lain direbus atau dibuat jamu dan diambil airnya untuk diminum, diambil sarinya dengan cara diparut kemudian diminum airnya atau dioleskan pada bagian tubuh yang diobati yaitu bagian perut, kening atau bagian lainnya dan ada juga yang langsung dimakan misalnya pada rimpang kencur (Nugroho, 1998).

Jahe (Zingiber officinale) merupakan genus yang paling dikenal dari genus Zingiber karena memiliki manfaat yang sangat banyak. Sudah sejak lama jahe digunakan sebagai bumbu dapur. Misalnya jahe digunakan dalam masakan ikan untuk menghilangkan bau amis. Aroma dan rasanya yang khas menyebabkan penggunaan jahe untuk bumbu dapur oleh masyarakyat. Penggunaan jahe kedua terbanyak yaitu sebagai obat tradisional. Jahe yang mengandung gingerol dapat dimanfaatkan sebagai obat antiinflamasi, obat nyeri sendi dan otot karena rematik, tonikum, serta obat batuk. Selain kedua penggunaan jahe di atas, jahe kering juga digunakan untuk memberi aroma dan rasa pada makanan seperti permen, biskuit, kue dan minuman. Minyak jahe atau oleoresin yang dihasilakan dari destilasi jahe kering banyak digunakan dalam industri parfum dan minuman. Sampai saat ini, ekspor jahe dilakukan dalam bentuk jahe segar, jahe kering, jahe asinan (Isalted ginger), dan minyak atsiri (Syukur, 2001). Menurut Paimin dan Murhananto (2000), kerabat jahe antara lain lempuyang emprit (Zingiber americans), lempuyang wangi (Zingiber aromaticum), bangle (Zingber cassumunar), belakatua (Zingiber ordoriferum), bunglai hantu (Zingiber ottensii), lempuyang gajah (Zingiber zerumbet).

Tanaman kencur atau Kaempferia galanga L., jenis tanaman ini termasuk famili Zingiberaceae, tempat tumbuhnya di berbagai tempat di Tanah Air kita. Para orang tua kita secara tradisional telah menggunakannya untuk berbagai obat dan

(22)

bumbu masakan. Sebagai bahan obat yang terpenting dari tanaman ini ialah akar tinggalnya yang mempunyai khas aromatik, rasanya memang tajam. Kandungan zat-zat yang terdapat pada kencur yaitu: alkaloida, minyak atsiri yang bermuatan sineol, kamferin, mineral, pati dan gom. Berbagai manfaat dari genus ini adalah sebagai ekspektoransia yaitu meringankan dahak, diaforetik (melancarkan keringat), karminativa (melancarkan pembuangan gas dari perut), stimulansia (meningkatkan kegairahan), dan lain-lain (Kartasapoetra, 1992).

Alpinia galanga merupakan jenis yang terkenal dari genus ini, di Indonesia biasa disebut lengkuas atau laos. Tumbuhan ini merupakan herba berumur panjang yang tingginya dapat mencapai 1-1,5 m, batang tertutup oleh pelepah-pelepah dari daun yang tersusun berseling bangun lanset, rimpang dengan sisik-sisik yang berwarna putih atau kemerah-merahan, keras, mengkilap, rasanya pedas. Rhizom

Alpinia galanga mengandung minyak atsiri berwarna kuning yang terutama terdiri dari sineol, eugenol, dan seskuiterpen. Resin Alpinia galanga disebut galangol. Kandungan kimia yang terdapat pada Alpinia galanga tersebut digunakan sebagai stimulan, karminatif, dan sebagai bumbu (Tjitrosoepomo, 1994).

Curcuma domestica dan Curcuma longa merupakan jenis yang terkenal dari genus Curcuma, berasal dari India dan beberapa negara Asia. Kedua jenis ini digunakan sebagai bumbu masakan, pewarna makanan, dan sebagai obat tradisional. Tumbuhan ini berupa terna, tinggi mencapai 75 cm sampai 1 meter, tumbuh membentuk rumpun. Batang semu, tegak, silindris, warnanya hijau kekuningan. Daun dapat mencapai 50 cm panjangnya, pangkal daun pelindung berwarna putih keunguan. Rimpang Curcuma domestica di Malaya dikenal sebagai kunyit, mengandung senyawa kimia berupa feladren, turmerol, kurkumin dan minyak atsiri. Kurkumin bermanfaat sebagai acnevulgaris, antiradang, pencegah kanker, menurunkan resiko serangan jantung dan anti keracunan empedu (Ernawati, 2001).

(23)

2.6 Beberapa Penelitian Zingiberaceae

Taman Nasional Gunung Mulu di Sarawak, salah satu negara bagian yang memiliki luas area 124.658 km2 juga telah dilakukan penelitian Zingiberaceae. Penelitian dilakukan dari permukaan laut sampai pada ketinggian lebih dari 2000 mdpl. Dari penelitian tersebut diperoleh lebih dari 50 jenis Zingiberaceae. Tempat lain di Sarawak yang kaya akan Zingiberaceae adalah Gunung Matang (Taman Nasional Kubah), dimana naturalis Italia Ordoardo Beccari mempelajari tumbuhan, dan mengoleksi beberapa jenis Zingiberaceae baru (Poulsen, 2006).

Gustina (2007), penelitian Zingiberaceae pernah dilakukan di Kawasan Taman Wisata Alam Deleng Lancuk dan Hutan Gunung Sinabung Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Dari penelitian tersebut diperoleh lima jenis Zingiberaceae yaitu Globba pendula Roxb., Globba marantina Linn., Amomum apiculatum K. Schum.,

Hedychium longicornatum Bak., dan Geostachys decurvata (Bak.) Ridl. Agustini (1997), juga melaporkan di Kabupaten Jayapura, Papua terdapat 20 jenis Zingiberaceae yang terdiri dari 10 genera dimana yang sering ditemukan pada lokasi penelitian atau pengambilan sampel adalah Amomum, Alpinia dan Hornstedtia.

(24)

BAB 3

BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret s/d September 2009 di Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100 Dusun Lumban Rang Desa Sionggang Utara Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara.

3.1.1 Letak dan Luas

Secara administratif pemerintahan, Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100 terdapat di Dusun Lumban Rang, Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara dengan luas areal ± 1.980 ha dimana ± 1800 ha merupakan hutan alami atau hutan primer. Secara geografis terletak pada 020 39´- 020 42´ Lintang Utara (LU) dan 980 62´ - 980 64´ Bujur Timur (BT). Kawasan Hutan Taman Eden 100 berjarak ± 16 km dari Parapat ke arah Barat dan ± 55 km dari Balige ke arah Selatan. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Toba Samosir, kawasan Hutan Taman Eden 100 berbatasan dengan:

a. Sebelah Utara : Kecamatan Ajibata dan Kabupaten Simalungun b. Sebelah Selatan : Kecamatan Uluan dan Kecamatan Porsea c. Sebelah Barat : Danau Toba dan Kecamatan Ajibata

d. Sebelah Timur : Kecamatan P.P Meranti dan Kabupaten Asahan

3.1.2 Topografi

Keadaan topografi di kawasan Hutan Taman Eden 100 pada umumnya terdiri dari tebing-tebing yang tinggi, jurang yang terjal dan sungai yang deras dan berada pada ketinggian 1.100-1.750 mdpl (Lampiran A).

(25)

3.1.3 Tipe Iklim

Berdasarkan Schmidt-Ferguson, tipe iklim di kawasan Hutan Taman Eden 100 adalah tipe B, dengan suhu maksimum antara 17-270C dengan kelembaban rata-rata berkisar antara 72-92%.

3.1.4 Vegetasi

Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100 memiliki keanekaragaman tumbuhan yang tinggi di antaranya dari famili Orchidaceae, Nephentaceae, Zingiberaceae, Araceae, Rubiaceae, Pinaceae, Pteridophyta dan jenis tumbuhan lain.

3.2 Pelaksanaan Penelitian 3.2.1 Di Lapangan

Penelitian Zingiberaceae dilakukan dengan menggunakan metode survey yaitu melakukan penjelajahan di sepanjang jalur pendakian dengan lebar jalur ± 10 meter ke sebelah kiri dan kanan jalur pendakian atau disesuaikan dengan keadaan di lapangan

(Lampiran B).

Jenis-jenis Zingiberaceae yang ditemukan dicatat morfologi penting seperti habitat, letak rhizome, bau rhizome, warna kulit rhizome, warna sisik rhizome, tinggi batang, permukaan batang, warna daun, permukaan daun, warna bunga, bau bunga, letak bunga dan warna buah, dan ciri lain yang akan hilang bila dikeringkan, kemudian dikoleksi dan diberi label gantung bernomor setelah dilakukan pengambilan foto pada bagian tanaman yang dianggap penting.

Cara pengkoleksian mengikuti Rugayah et al (2004), dimana bagian vegetatif yang berperawakan kecil dapat dikoleksi seluruhnya. Untuk tumbuhan yang berperawakan tinggi, dianjurkan untuk memisahkan bagian yang berimpang, bagian tengah dan bagian ujung dimana pada tiap bagian dibelah menjadi dua bagian dan

(26)

pada bagian tengahnya dibuang untuk mempermudah dalam pengeringan. Kemudian disusun di antara lipatan koran serta di ikat dengan tali plastik, dimasukkan kedalam kantung plastik yang berukuran 60x 40 cm, kemudian disiram dengan alkohol 70% sampai basah agar spesimen tidak berjamur, diusahakan sebelum kantung plastik ditutup rapat dikosongkan terlebih dahulu udara yang terdapat di dalam kantung plastik tersebut seminimal mungkin, kemudian kantung plastik ditutup rapat dengan lakban.

Pada lokasi pengamatan dilakukan pengukuran faktor fisik yang meliputi ketinggian dengan altimeter, suhu udara dengan termometer, suhu tanah dengan soil termometer, kelembaban udara dengan higrometer, kelembaban dan pH tanah dengan soil tester, intensitas cahaya dengan luxmeter dan titik ordinat dengan GPS

(Lampiran D). Setiap jenis Zingiberaceae yang dijumpai, diukur titik ordinatnya jarak 100 meter (Lampiran E).

3.2.2Di Laboratorium

Spesimen Zingiberaceae yang dikoleksi dari lapangan dibuka kembali dan disusun sedemikian rupa untuk dikeringkan dalam oven pengering dengan temperatur ± 60 0C sampai kering. Spesimen yang telah benar-benar kering dideterminasi di Herbarium MEDANENSE (MEDA) Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan buku determinasi antara lain:

- Checklist of the Zingiberaceae of Malesia ( Newman, et.al., 2004). - Collection of Illustrated Tropical Plant (Watanabe and Comer, 1969). - Etlingera Giseke of Java (Poulsen, D.A, 2007).

- Etlingera of Borneo (Poulsen, D.A, 2006). - Gingers of Sarawak (Poulsen, D. A., 2006).

- Gingers of Thailand (Larsen, K and S.S. Larsen, 2006). - Malayan wild flowers (Henderson, 1954).

- Panduan lapangan Jahe-jahean Liar Di Taman Nasional Siberut (Nurainas & Yunaidi, 2006).

(27)

- The Zingiberaceae of the Malaya Peninsula (Holttum, R. E, 1950).

Jenis-jenis yang tidak dapat diidentifikasi di Herbarium Medanense Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara dikirim ke Herbarium Bogoriense untuk diidentifikasi lebih lanjut.

Titik ordinat yang telah dicatat dibuat ke dalam software ArcView GIS 3.3 yaitu suatu program yang digunakan untuk pemetaan penyebaran tumbuhan termasuk untuk pemetaan jenis-jenis Zingiberaceae.

3.3 Analisis Data 3.3.1 Deskripsi Jenis

Jenis-jenis Zingiberaceae yang dijumpai disajikan dalam bentuk kunc i determinasi yang dilengkapi dengan deskripsi morfologi dan gambaran habitat secara umum dari masing-masing jenis.

3.3.2 Kekerabatan Jenis-Jenis Zingiberacaeae

Berdasarkan karakter-karakter hasil pengamatan morfologi, dilakukan analisis kekerabatan untuk melihat kecenderungan pengelompokkan jenis-jenis Zingiberaceae dengan menggunakan program NTSYS (Numerical Taxonomy and Multivariate System) versus 2.0 oleh Rohlf (2003) (Lampiran F dan Lampiran G).

(28)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keanekaragaman Jenis Zingiberaceae

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara ditemuka n 10 jenis Zingiberaceae dengan 6 genus (Tabel 4.1).

Tabel 4.1 Jenis-jenis Zingiberaceae di Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara.

Genus Spesies Etlingera Geostachys Globba Hedychium Hornstedtia Zingiber

Etlingera elatior(Jack) R.M.Sm

Etlingera sp.1

Etlingera sp.2

Geostachys decurvata (Bak.) Ridl. Globba marantina Linn.

Globba patens Miq. Globba pendulaROXB.

Hedychium cylindricum Ridl.

Hornstedtia scyphifera (Koenig) Steud. Zingiber multibracteatum Holtt.

Zingiberaceae yang telah ditemukan di Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100 sebagaimana tertera pada Tabel 4.1 masih tergolong sedikit jika dibandingkan dengan total genus keseluruhan yaitu sebanyak 40 genus dengan jumlah jenis lebih dari 1200 jenis (Nurainas & Yunaidi, 2006). Hal ini mungkin disebabkan karena daerah cakupan yang diteliti kurang luas. Hutan Taman Eden 100 merupakan suatu kawasan agrowisata dan kawasan konservasi anggrek pertama di Sumatera dan sebagian lahan telah dimanfaatkan untuk penanaman pohon. Menurut Sirait (2005), luas kawasan ini ± 1980 ha dimana 40 ha merupakan tanah keluarga Sirait sedangkan

(29)

sisanya merupakan hutan alami atau hutan primer. Namun bila dibandingkan dengan penelitian Zingiberaceae yang dilakukan oleh Gustina (2007) di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk dan Hutan Gunung Sinabung Kecamatan Simpang empat Kabupaten Karo yang hanya diperoleh 4 genus dengan 5 jenis, jumlah Zingiberaceae yang ditemukan pada penelitian ini rerlatif lebih banyak yaitu 6 genus dengan 10 jenis.

Perbedaan jumlah Zingiberaceae yang diperoleh di dua lokasi penelitian tersebut salah satunya disebabkan oleh perbedaan faktor fisik lingkungan, karena berdasarkan pengukuran faktor fisik lingkungan, kawasan Taman Eden 100 sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan Zingiberaceae (Lampiran D). Lokasi penelitian merupakan kawasan yang termasuk ke dalam hutan pegunungan bawah sampai dengan ketinggian 1700 mdpl dan mempunyai faktor lingkungan seperti kelembaban udara 73,6-91% dengan intensitas cahaya matahari berkisar antara 120-312,6 Candela. Hal ini sesuai dengan pendapat Pandey (2003) menyatakan bahwa Zingiberaceae dapat hidup dari dataran rendah sampai ketinggian lebih dari 2000 mdpl terutama didaerah dengan curah hujan yang tinggi. Menurut Nurainas & Yunaidi (2006), tempat tumbuh yang disenangi tumbuhan ini umumnya tempat-tempat yang lembab tapi beberapa jenis ada yang ditemukan pada hutan sekunder, hutan yang terbuka, pinggir sungai, rawa-rawa dan kadang dapat tumbuh pada daerah terbuka dengan cahaya matahari penuh.

Genus Etlingera terdiri dari 3 jenis yaitu Etlingera elatior, Etlingera sp.1, dan

Etlingera sp.2. Di lokasi penelitian, 2 diantaranya dijumpai di sekitar aliran sungai pada daerah yang terbuka dengan intensitas cahaya yang tinggi yaitu Etlingera elatior,

Etlingera sp.1 sedangkan Etlingera sp.2 dijumpai pada daerah yang lembab di daerah yang tertutup atau ternaungi dengan intensitas cahaya yang cukup. Menurut Larsen et al (1999); Sirirugsa (1998) dalam Nurainas & Yunaidi (2007) menyatakan bahwa secara alami Etlingera tumbuh mengelompok di tempat-tempat lembab, hutan sekunder atau lokasi hutan yang baru terbuka, yang mana bisa tumbuh dengan cepat seperti gulma. Bahkan beberapa diantaranya dapat dijadikan sebagai indikator kerusakan habitat.

(30)

Genus Globba terdiri dari 3 jenis yaitu Globba patens, Globba pendula dan

Globba marantina. Genus ini dijumpai pada daerah-daerah yang lembab di sekitar aliran sungai dan pada tebing-tebing di pinggir sungai dengan ketinggian 1100-1200 mdpl kecuali Globba marantina yang dijumpai di tempat-tempat yang terbuka dan jalan setapak jalur pendakian dengan ketinggian 1100-1300 mdpl. Menurut Van Valkenburg & Bunyapraphatsara (2002), genus ini dapat tumbuh dari daerah rendah sampai dengan daerah yang cukup tinggi, tetapi jenis ini lebih banyak ditemukan di daerah yang cukup ternaungi dan disepanjang daerah pinggiran sungai. Menurut Holttum (1950), Globba merupakan jenis Zingiberaceae yang memiliki penyebaran yang luas, mulai dari Timur Himalaya dan Selatan China sampai ke Malaysia. Semua jenis Globba ini hidup pada daerah yang teduh, ternaungi kecuali Globba marantina

dan tidak ada yang tumbuh pada ketinggian tinggi kecuali Globba curtisii yang hidup pada pegunungan atas. Menurut Van Valkenburg & Bunyapraphatsara (2002) bahwa

Globba patens menyebar di daerah Malaysia dan Sumatera. Tanaman ini umumnya tumbuh di dataran rendah sampai dengan ketinggian 1200 mdpl.

Hasil yang diperoleh menunjukkan ada beberapa genus yang hanya memiliki satu jenis saja yaitu Hedychium, Geostachys, Hornstedtia dan Zingiber. Akan tetapi, berdasarkan pengukuran faktor fisik lingkungan, kawasan ini mendukung untuk pertumbuhan Zingiberaceae. Hal ini kemungkinan disebabkan genus-genus tersebut memiliki kemampuan yang berbeda dibandingkan dengan genus lain untuk hidup dan berkembang dalam suatu kawasan. Loveless (1989) menyatakan bahwa suatu tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang biak dengan baik bila kebutuhan fisiologinya terpenuhi dan lingkunganlah yang menyediakannya. Oleh karena itu, setiap tumbuhan mempunyai suatu kisaran toleransi tertentu terhadap kondisi sekitarnya. Sebagaimana menurut menurut Holttum (1950), Hedychium membutuhkan daerah yang subur dan tanah yang lembab untuk pertumbuhannya. Hedychium

membutuhkan cuaca yang sensitif, beberapa jenis Hedychium tumbuh pada suhu yang rendah yaitu atau -70C. Hedychium kecuali yang epifit membutuhkan tanah yang lembab atau tanah yang basah pada dataran rendah atau hutan pegunungan dan kondisi yang ternaung. Menurut Van Valkenburg & Bunyapraphatsara (2002), Hedychium

terdiri dari 40-50 jenis dan mula-mula merupakan genus Himalaya tetapi terdapat juga di daerah tropis dan subtropik Asia sampai Malaysia, Indonesia dan pulau Pasifik.

(31)

Beberapa dari mereka menjadi tumbuhan yang alami. Kawasan Hutan Taman Eden 100 memiliki suhu berkisar antara 18,5-21,3oC dan Hedychium dijumpai pada daerah yang terbuka dengan cahaya matahari yang cukup pada ketinggian 1200 mdpl.

Selain itu, bunga juga dapat mempengaruhi dalam penyebaran Zingiberaceae seperti yang terjadi pada genus Zingiber. Hal ini sesuai dengan pendapat Holttum (1950) yang menyatakan bahwa kebanyakan kasus dari para peneliti jarang menemukan bunga Zingiber sehingga data yang diperoleh tidak lengkap. Hal ini dikarenakan bunga Zingiber umurnya pendek dan bunga mekar pada pagi hari dan setelah itu menutup dalam beberapa jam. Selain itu, bunga Zingiber juga cepat mengalami kerusakan dan memungkinkan penyebaran Zingiber jarang terjadi sehingga jenis yang diperoleh di lokasi penelitian sedikit.

Jenis Hornstedtia yang diperoleh yaitu Hornstedtia scyphifera. Pada lokasi penelitian jenis ini dijumpai pada daerah-daerah yang terbuka dengan intensitas cahaya yang cukup tinggi dari ketinggian 1200-1300 mdpl. Jenis ini juga sering dijumpai dalam keadaan rusak karena dimakan oleh hewan. Hal ini memungkinkan penyebaran Hornstedtia sedikit. Menurut Whitmore (1984) dalam Sagala (1997) bahwa penyebaran yang luas dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, alat reproduksi, interaksi beberapa jenis dan kompetisi.

Genus Geostachys yang dijumpai pada lokasi penelitian ada yang memiliki stilt roots dan yang tidak memiliki stilt roots. Hal ini mungkin disebabkan karena keadaan topografi tanahnya atau disebabkan karena usia dari tumbuhan itu sendiri. Namun, menurut Poulsen (2006) bahwa umumnya genus ini dijumpai dengan adanya stilt roots yang berkembang dengan baik. Pada lokasi penelitian, jenis ini dijumpai pada daerah yang lembab dan ternaungi dengan intensitas cahaya yang cukup pada ketinggian 1300 mdpl.

Zingiberaceae dapat berkembang biak melalui organ vegetatif yaitu dengan adanya rhizome. Menurut Dumbois & Ellenberg (1974), jenis yang memperbanyak diri dengan biji lebih luas penyebarannya jika dibandingkan dengan jenis tumbuhan yang alat reproduksinya menggunakan organ vegetatif.

(32)

4.2 Kunci Identifikasi

4.2.1 Kunci Identifikasi Genus di Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100.

Adapun kunci identifikasi genus Zingiberaceae dapat dilihat sebagai berikut : 1.a. Mempunyai rhizome dengan stilt roots ...2 b. Mempunyai rhizome yang bebas dari stilt roots ...3 2.a. Bractea berjarak satu dengan yang lain ……….Geostachys

b. Bractea saling menutupi satu dengan yang lain ………Hornstedtia

3.a. Mempunyai anther dengan appendages ...Globba

b. Mempunyai anther yang bebas dari appendages ...4 4.a. Bunga yang dilengkapi dengan staminal tube ...Etlingera

b. Bunga yang bebas dari staminal tube ...5 5.a Bracteole berbentuk tubular ...Hedychium

b. Bracteole berbentuk lanset ...Zingiber

4.2.2 Kunci Identifikasi Jenis di Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100.

Adapun kunci identifikasi jenis Zingiberaceae dapat dilihat sebagai berikut : 1. a. Mempunyai rhizome dengan stilt roots ...2 b. Mempunyai rhizome yang bebas dari stilt roots ...3 2. a. Bractea berjarak satu dengan yang lain ………...……Geostachys decurvata

b. Bractea saling menutupi satu dengan yang lain …...…...Hornstedtia scyphifera

3. a. Permukaan peduncle berbulu ...Globba patens

b. Permukaan peduncle licin ...4 4. a. Mempunyai anther dengan appendages ...5 b. Mempunyai anther yang bebas dari appendages ...6 5. a. Anther dengan 2 appendages ...Globba pendula

b. Anther dengan 4 appendages ...Globba marantina

6. a. Bunga yang bebas dari staminal tube ...7 b. Bunga yang dilengkapi dengan staminal tube ...8 7. a. Bracteole berbentuk tubular ...Hedychium cylindricum

b. Bracteole berbentuk lanset ...Zingiber multibracteatum

8. a. Circumscriptio jorong ...Etlingera sp.2 b. Circumscriptio memanjang ...9 9. a. Ligula rata dan berbulu ...Etlingera sp.1 b. Ligula runcing dan licin ...Etlingera elatior

(33)

4.3 Deskripsi Zingiberaceae

4.3.1 Etlingera elatior(Jack) R. M. Sm.

Herba berumpun, tinggi ± 505 cm. Rimpang keras dan berkayu, berada dalam tanah, warna kulit coklat, permukaan licin, permukaan sisik kasar, warna coklat kemerahan, daging warna putih, beraroma tajam, jarak antar shoot 31 cm. Pseudostem dengan warna coklat kemerahan, tinggi 5,5 cm, diameter pangkal 6,5 cm. Lamina permukaan atas licin, warna hijau, permukaan bawah kasap, warna hijau kekuningan, ujung meruncing, pangkal membulat, tepi daun rata dan berbulu halus, panjang 74,5 cm, lebar 19,5 cm, jumlah lembaran daun 23-25. Tangkai daun warna hijau kekuningan, pangjang 3 cm. Vagina berwarna hijau, panjang 41 cm. Ligula selaput lunak, warna hijau, panjang 2,35 cm. Perbungaan aksilar dan terminal, panjang 6-10 cm, tersusun dari banyak bractea berwarna merah muda. Tangkai Perbungaan warna merah, panjang 3-188 cm. Bractea steril bentuk lanset, warna pangkal hijau, bagian tengah sampai ujung warna merah muda, panjang 5,6-10,7 cm, lebar 0,3-3,8 cm, permukaan licin. Bractea fertil bentuk lanset, licin, panjang 2,9-8,7 cm, lebar 0,2-2 cm.

Bracteole bentuk lanset, bagian ujung berbulu halus, warna putih dan garis tengah berwarna merah muda, margin warna merah muda, permukaan licin, panjang 2,3 cm, lebar 1,1-1,7 cm. Calyx lanset, licin, warna pangkal putih, bagian ujung runcing warna merah muda dan berbulu halus, panjang 1,3-2,9 cm, lebar 1,2-1,5 cm, permukaan licin. Corolla bentuk lanset, warna pangkal putih dengan ujung warna merah muda, panjang 0,8 cm. Corolla lobe dorsal bentuk lanset, permukaan licin, warna putih dengan ujung warna merah muda, panjang 1,9-3,1 cm, lebar 0,2-0,4 cm.

Lip bentuk oval, warna merah tua, ujung membulat, warna kuning dan merah tua, pangkal rata berwarna merah tua, center warna merah panjang 2,7 cm, lebar 1,8 cm.

Androecium dengan stamen warna kuning dan merah tua, posisi anther bebas, panjang anther 2,3-3,5 cm, panjang filamen 0,02-2,8 cm dengan warna merah.

Gynoecium dengan warna pistillum merah muda, panjang stylus 0,01 cm, bentuk stigma membulat berwarna merah muda.

(34)

Spesimen SG 01, 22 November 2008 (fl+ft) (MEDA-USU)

Malaya, Sumatera, Borneo (Nurainas & Yunaidi, 2007).

Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat di daerah yang terbuka dengan intensitas cahaya yang tinggi. Hidup pada ketinggian 1100-1200 mdpl. Distribusi Habitat A B C D E

(35)

F G

Gambar 4.3.1 Etlingera elatior(Jack) R.M Sm.

A. Menampakkan rumpun keseluruhan B. Perbungaan terminal C.

Perbungaan aksilar D. Lip E. Rimpang F.1. Petiole 2. Ligula G. Buah

1

(36)

4.3.2Etlingera sp.1

Herba berumpun, tinggi ± 423 cm. Rimpang berada dalam tanah, warna kulit putih kecoklatan, permukaan licin, bentuk sisik keras, warna coklat, permukaan kasar, warna daging putih kecoklatan, beraroma halus, jarak antar shoot 20 cm. Pseudostem

warna kuning kecoklatan, tinggi 3 cm, diameter 8,2 cm. Lamina bagian atas dan bawah warna hijau kemerahan, permukaan licin, ujung runcing, pangkal membulat, tepi daun rata dan berbulu halus, panjang 79 cm, lebar 21,5 cm. Tangkai daun warna hijau kemerahan, panjang 3 cm. Vagina warna hijau, panjang 36 cm. Ligula warna hijau kekuningan, bagian ujung membulat dan berbelah, ujung berbulu, bentuk selaput keras, panjang 1,2 cm, jumlah lembaran daun 13-15. Perbungaan muncul dari rimpang, bractea warna kuning kecoklatan, panjang 104 cm jumlah bunga yang mekar 13. Tangkai Perbungaan warna hijau, panjang 99 cm. Bractea warna coklat, bentuk meruncing, panjang 5,2 cm, lebar 4,6 cm, permukaan kasar. Bracteole bentuk runcing, warna kuning, panjang 2,1 cm, lebar 1,7 cm. Lip bentuk membulat, warna kuning, panjang 2,7 cm, lebar 1,5 cm, permukaan licin, ujung membulat warna kuning, pangkal runcing, margin warna kuning, center warna kuning. Androecium

stamen warna merah, panjang filamen 2,2, cm. Gynoecium warna pistillum putih.

Buah bentuk buah kendaga, warna merah, beraroma halus, panjang 2,93 cm, lebar 1,92 cm.

Spesimen SG 02, 22 November 2008 (fl+ft) (MEDA-USU)

Distribusi Sumatera

Habitat Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat di daerah yang cukup lembab, ternaungi dan terdapat disepanjang aliran sungai sampai pada daerah yang terbuka dengan cahaya matahari yang cukup. Hidup pada ketinggian 1100-1200 mdpl.

(37)

A B C D E Gambar 4.3.2 Etlingera sp.1

A. Menampakkan rumpun keseluruhan B.1 Petiole 2. Ligula C. Bunga D. Lip E. Buah

1

(38)

4.3.3Etlingera sp. 2

Herba berumpun, tinggi ± 205 cm. Rimpang berada dalam tanah, bentuknya keras dan berkayu, warna kulit coklat muda, permukaan licin, warna sisik coklat, warna daging coklat, tidak beraroma. Jarak antar shoot 3,5 cm. Stilt roots licin, warna merah, tinggi 14,5 cm. Pseudostem warna coklat, tinggi 1,79 cm, diameter pangkal 1,8 cm. Lamina licin berbentuk ovalis menuju ellipticus, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi daun rata, permukaan atas dan bawah daun licin, panjang 22,5 cm, lebar 10 cm, jumlah lembaran daun 17. Tangkai daun warna hijau, panjang 0,3 cm.

Vagina warna hijau, panjang 51 cm. Ligula warna hijau, berupa selaput keras, ujung membulat, panjang 0,3 cm. Perbungaan seperti bongkol, tersusun dari banyak bractea berwarna merah, ujung bractea meruncing, posisi muncul dari rimpang, panjang 4,2 cm. Tangkai Perbungaan warna merah muda, bentuk sisik meruncing, panjang 5 cm.

Calyx bentuk lanset, ujung runcing, warna merah muda, panjang 2,3 cm, lebar 0,4 cm, permukaan licin. Corolla bentuk lanset, warna merah, panjang 2,2 cm, lebar 0,3 cm, permukaan licin. Lip bentuk lanset, warna merah, panjang 2,1 cm, lebar 0,3 cm, ujung runcing warna putih, pangkal rata, margin warna putih, center warna merah.

Androecium dengan stamen warna merah, posisi anther berada dalam pistillium, panjang filamen 1,8 cm berwarna merah.

Spesimen SG 03, 22 November 2008 (fl) (MEDA-USU)

Distribusi Sumatera.

Habitat Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat di daerah yang cukup lembab dengan intensitas cahaya yang rendah. Hidup pada ketinggian 1200-1300 mdpl.

(39)

A

B C

Gambar 4.3.3 Etlingera sp. 2

A. Perbungaan aksilar B. Folium C.1 Petiole 2. Ligula.

1

(40)

Herba berumpun, tinggi ± 8,5 cm. Rimpang berada di atas tanah, kecil dan berkayu, warna kulit hijau, permukaan kasar, bentuk sisik membulat, warna coklat, permukaan licin, warna daging coklat, tidak beraroma, jarak antar shoot 2,3 cm. Stilt roots warna coklat, permukaan licin, tinggi 39 cm. Pseudostem warna hijau, tinggi 1,2 cm, diameter 0,85 cm. Lamina bagian atas warna hijau, permukaan licin, bagian bawah warna hijau, permukaan kasap, ujung merunjung, pangkal runcing, tepi daun rata, panjang 29 cm, lebar 6,5 cm. Vagina warna hijau, panjang 36,5 cm. Ligula warna hijau kekuningan, permukaan licin, ujung membulat, berbentuk selaput lunak, panjang 0,82 cm. Buah seperti kapsul, warna merah, jumlah ± 11buah, panjang 1,7 cm, lebar 1,1 cm.

Spesimen SG 04, 22 November 2008 (ft) (MEDA-USU)

Distribusi Sumatera dan Borneo (Gustina, 2006).

Habitat Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat di daerah yang cukup lembab dan teduh dengan intensitas cahaya yang rendah. Hidup pada ketinggian 1200-1300 mdpl.

A B

Gambar 4.3.4 Geostachys decurvata (Bak.) Ridl. A. Buah B.1 Petiole 2. Ligula

1 2

(41)

4.3.5Globba marantinaLinn.

Herba, tinggi ± 115 cm. Rimpang kecil tidak beraroma, berada dalam tanah.

Pseudostem warna merah, tinggi 3 cm, diameter 1,51 cm dengan permukaan berbulu halus. Lamina bagian atas dan bawah warna hijau dengan permukaan licin, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi daun rata, panjang 20,5 cm, lebar 9,2 cm, jumlah lembaran daun 6-7. Vagina warna hijau kemerahan, panjang 2,4 cm. Ligula warna hijau kekuningan, permukaan berbulu halus, ujung membulat berupa selaput tipis.

Tangkai daun warna hijau, panjang 0,3 cm. Perbungaan terminal, warna kuning, panjang 9 cm. Tangkai Perbungaan warna hijau, panjang 10 cm. Bractea warna hijau. Bracteole bentuk lanset, warna hijau, panjang 0,69 cm, lebar 0,23 cm, permukaan licin. Calyx bentuk tabung, warna hijau kekuningan, ujung tumpul, permukaan licin.

Spesimen SG 05, 22 November 2008 (fl) (MEDA-USU)

Distribusi Malaya, Sumatera, Borneo (Gustina, 2006).

Habitat Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat di daerah yang cukup lembab sampai daerah yang sedikit terbuka dengan intensitas cahaya yang cukup. Hidup pada ketinggian 1100-1300 mdpl.

(42)

A

B

Gambar 4.3.5 Globba marantinaLinn.

(43)

4.3.6Globba patens Miq.

Herba, Tinggi ± 110 cm, Rimpang warna coklat kemerahan, tidak beraroma, jarak antar shoot 13 cm.. Pseudostem warna merahdengan tinggi 2,8 cm, diameter 1,47 cm dengan permukaan batang berbulu halus. Lamina bagian atas dan bawah warna hijau dengan permukaan licin, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi daun rata, panjang 20,5 cm, lebar 9,2 cm, jumlah lembaran daun 5-6. Tangkai daun warna hijau, panjang 0,4 cm. Vagina warna hijau, panjang 8 cm. Ligula warna hijau, ujung runcing, panjang 0,6 cm, bentuk selaput lunak. Perbungaan terminal, warna kuning, panjang 16 cm, tangkai bunga warna hijau, panjang 16 cm. Tangkai Perbungaan

warna hijau, panjang 16 cm, permukaan berbulu halus. Bractea bentuk lanset, warna hijau dengan bagian ujung kuning, panjang 2 cm, lebar 0,1 cm, permukaan licin.

Spesimen SG 06, 22 November 2008 (fl) (MEDA-USU)

Distribusi Malaya, Sumatera, Borneo (Newman, et.al., 2004).

Habitat Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat di daerah yang cukup lembab dengan intensitas cahaya yang rendah. Hidup pada ketinggian 1100-1200 mdpl.

(44)

A

B

Gambar 4.3.6 Bunga Globba patens Miq.

(45)

4.3.7Globba pendulaROXB.

Herba, Tinggi 42 cm, Rimpang tidak beraroma, jarak antar shoot 1,4cm.

Pseudostem warna pangkal merah hatidengan tinggi 11 cm, diameter 0,68 cm, dan terdapat pembengkakan pada pangkal. Lamina warna hijau dengan panjang 10,2 cm, lebar 2,7 cm, jumlah lembaran daun 5 lembar, warna permukaan atas hijau, warna permukaan bawah hijau muda, permukaan atas berbulu halus, permukaan bawah berbulu halus dan herwarna hijau, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi daun rata.

Tangkai daun dengan panjang 0,1 cm. Vagina dengan panjang 3 cm, berwarna hijau dan mempunyai bintik-bintik berwarna merah. Ligula dengan panjang 0,18 cm, permukaan licin, warna hijau. Midrib dengan permukaanberbulu halus. Perbungaan

terminal, panjang 7,2 cm, warna hijau dengan bercak merah. Tangkai Perbungaan

panjangnya 3,8 cm dengan warna hijau, Bractea tidak ada. Calyx bentuk tabung, ujung runcing, warna orange. Lip bentuk seperti segitiga dan sedikit berdaging, warna orange, margin dan center warna orange, spot warna merah tua. Androecium dengan warna stamen coklat kemerahan, panjang anther 0,4 cm, lebar 0,3 cm, panjang filamen 2,2 cm, terdapat 2 appendage berwarna orange. Lateral staminode bentuk oval, warna orange, panjang 0,8 cm, lebar 0,4 cm. Gynoecium dengan pistillum warna orange, panjang stylus 2,2 cm, stigma warna putih.

Spesimen SG 07, 22 November 2008 (fl) (MEDA-USU)

Distribusi Thailand, Sumatera, Semenanjung Malaysia, Singapore, Sarawak, Sabah dan Kalimantan (Nurainas & Yunaidi, 2007).

Habitat Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat di daerah yang cukup lembab dengan intensitas cahaya yang rendah. Hidup pada ketinggian 1200-1300 mdpl.

(46)

A B

C D

Gambar 4.3.7 Globba pendulaROXB.

A. Menampakkan perawakan keseluruhan B. Bulbil C.1 Bunga D.1

Petiole 2. Ligula.

1 2

(47)

4.3.8Hedychium cylindricum Ridl.

Herba soliter, tinggi ± 97 cm. Rimpang berada dalam tanah, warna daging putih kecoklatan, tidak beraroma, jarak antar shoot 3,4 cm. Pseudostem warna merah, tinggi 1,2 cm, diameter 1,44 cm. Lamina bagian atas warna hijau dengan bercak-bercak kuning, permukaan licin, bagian bawah warna hijau, permukaan kasap, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi daun rata, panjang 34,5 cm, lebar 7,3 cm. Vagina

warna hijau, panjang 19 cm. Ligula warna coklat, permukaan licin, bentuk selaput tipis, panjang 30 cm. Perbungaan terminal, warna putih, panjang 30 cm, tangkai bunga warna hijau, bentuk sisik lanset, panjang 6,5 cm. Bracteole warna coklat dengan ujung membulat, panjang 2,51 cm, lebar 0,37 cm. Calyx warna coklat, permukaan licin, ujung membulat, panjang 1,45 cm, lebar 0,22 cm. Corolla bentuk lanset, warna putih dengan panjang 3,1 cm. Lip warna putih dan berbelah dua, panjang 3,5 cm, lebar 1,1 cm, ujung runcing, warna putih, pangkal rata berwarna putih, bagian tengah warna putih. Androecium warna stamen putih kekuningan, posisi tegak, anther panjang 0,8 cm, lebar 0,3 cm, filamen panjang 4,4 cm, warna putih. Lateral staminode memanjang, warna coklat, panjang 3,8 cm, lebar 0,2 cm.

Petal warna coklat, panjang 3,5 cm, lebar 0,1 cm. Lateral staminode bentuk jorong, warna putih, panjang 3,2 cm, lebar 2,0 cm. Gynoecium pistillum warna putih, stylus panjang 4,3 cm, stigma bentuk bulat dan berwarna berwarna hijau, permukaan berbulu. Buah bentuk kapsul, warna buah mentah hijau, panjang 1,4 cm, bau tidak beraroma.

Spesimen SG 08, 22 November 2008 (fl+ft) (MEDA-USU)

Distribusi Malaya, Sumatera, Borneo (Newman, et.al., 2004).

Habitat Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat di daerah yang cukup lembab sampai daerah yang terbuka dengan cahaya matahari yang cukup. Hidup pada ketinggian 1200-1300 mdpl.

(48)

A B

C D

Gambar 4.3.8 Hedychium cylindricum Ridl.

A. Menampakkan perawakan keseluruhan B. Perbungaan terminal C.

Buah D.1 Petiole 2. Ligula

1 2

(49)

4.3.9Hornstedtia scyphifera (Koenig) Steud.

Herba berumpun, tinggi ± 273 cm. Rimpang di atas tanah, warna kulit coklat, permukaan licin, bentuk sisik membulat, warna coklat, permukaan licin, warna daging coklat, tidak beraroma, jarak antar shoot 4 cm. Stilt roots warna coklat kemerahan, permukaan berbulu halus, tinggi 38,5 cm. Pseudostem warna coklat, tinggi 1,1 cm, diameter 1,8 cm. Lamina bagian atas licin, warna hijau, bagian bawah kasp, warna hijau, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi daun rata, panjang 21,5 cm, lebar 8 cm, jumlah lembaran daun 28. Vagina warna hijau, panjang 72 cm. Ligula warna hijau dengan bercak-bercak merah, permukaan berbulu halus, bagian ujung membulat, berbentuk selaput lunak, panjang 1,36 cm. Perbungaan muncul dari rimpang dengan bractea warna merah bercak-bercak hitam, panjang 13,4 cm. Tangkai Perbungaan

warna coklat, panjang 3 cm, permukaan sisik berbulu rapat, bentuk sisik runcing.

Calyx bentuk lanset, ujung runcing, warna merah, panjang 1,8 cm, lebar 0,7 cm, permukaan licin. Corolla bentuk lanset, warna merah, panjang 2,3 cm, lebar 0,5 cm permukaan licin. Lip bentuk lanset, warna merah, panjang 2,2 cm, lebar 0,5 cm, ujung runcing, warna merah kekuningan, pangkal merah, margin warna merah, central warna merah. Bractea bentuk lanset, warna hijau sampai merahbercak hitam, panjang 7,2 cm, lebar 2,3 cm, permukaan kasar. Bracteole bentuk memanjang, warna merah, panjang 4,7 cm, lebar 0,5 cm. Pedicel panjang 7,8 cm, warna merah.

Spesimen SG 09, 22 November 2008 (fl) (MEDA-USU)

Distribusi Sumatera, Semenanjung Malaysia, Sarawak (Nurainas & Yunaidi, 2007).

Habitat Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat di daerah yang cukup lembab dan daerah yang sedikit terbuka pada daerah yang cukup cahaya. Hidup pada ketinggian 1200-1300 mdpl.

(50)

A B

C D

Gambar 4.3.9 Hornstedtia scyphifera (Koenig) Steud.

A. Menampakkan rumpun keseluruhan B. Perbungaan C.1 Petiole 2

Ligula D. Stilt roots

1 2

(51)

Herba berumpun, tinggi ± 270 cm. Rimpang lunak dan berdaging, berada dalam tanah, warna kulit putih kecoklatan, permukaan sisik kasar, warna daging putih, beraroma tajam, jarak antar shoot 5,5 cm. Pseudostem bergetah, warna hijau kekuningan, tinggi 3,5 cm, diameter 3,8 cm. Lamina bagian atas dan bawah warna hijau dan permukaan licin, ujung meruncing, pangkal meruncing, tepi daun rata, panjang 42 cm, lebar 9,5 cm. Tangkai daun warna hijau, panjang 1,4 cm, pangkal bagian bawah membengkak. Vagina warna hijau kekuningan, panjang 56 cm. Ligula

warna coklat dengan ujung membelah, permukaan berbulu halus, bentuk selaput lunak, panjang 0,5 cm. Perbungaan muncul dari rimpang dengan posisi berada diatas tanah, bractea warna merah muda, panjang 15 cm. Tangkai Perbungaan warna merah muda, panjang 17 cm, warna coklat. Bracteole meruncing, warna kuning, panjang 1,9 cm, lebar 0,31 cm. Calyx warna kuning, bentuk lanset, permukaan licin, bagian ujung bergigi 2, panjang 2 cm, lebar 0,3 cm. Corolla warna merah, bentuk lanset, panjang corolla tube 8,7 cm. Petal bentuk lanset dengan ujung tumpul, panjang 2,1 cm, lebar 0,4 cm. Lip warna kuning, panjang 1,9 cm, lebar 1,8 cm, bagian ujung berbelah 3, warna kuning, bagian tengah rata, bagian tepi dan tengah berwarna kuning. Androecium warna stamen kuning, posisi anther menempel pada petal, panjang 1,2 cm, lebar o,2 cm, panjang filamen 2,6, warna kuning. Gynoecium dengan warna pistillum kuning, panjang stillus 2,8 cm, bentuk stigma segitiga berwarna kuning dengan bagian ujung berbulu.

Spesimen SG 10, 22 November 2008 (fl) (MEDA-USU)

Distribusi Kepulauan Kamerun, Malaya, Sumatera, Borneo (Sari, 2007).

Habitat Jenis ini hidup pada habitat teresterial dan terdapat di daerah yang cukup lembab dan ternaungi dengan intensitas cahaya yang rendah. Hidup pada ketinggian 1100-1200 mdpl.

(52)

A B

C Gambar 4.3.10 Zingiber multibracteatum Holtt.

A. Perbungaan aksilar B.1 Petiole membengkak 2. Ligula membelah C. Bunga

1 2

(53)

Tumbuhan dapat memiliki variasi morfologi dan anatomi sesuai dengan letak, ketinggian dan sifat tanahnya. Variasi ini akan semakin besar jika variasi habitatnya juga besar. Berdasarkan hasil koleksi Zingiberaceae di Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100 Kab. Toba Samosir Sumatera Utara dibuat deskripsi morfologinya.

Ciri morfologi yang dipakai bagian vegetatif dan bagian generatif seperti bunga dan buah. Selanjutnya dari data morfologi dibuat pengelompokkan kesamaan taksonominya dalam bentuk phenogram dengan NTSYS versi 2.0.

Gambar 4.4 Phenogram Famili Zingiberaceae

Coefficient 0.27 0.44 0.61 0.79 0.96 Et.ela Et.sp1 Et.sp2 Horns Geost Glo.pat Glo.pen Glo.mar Hedy Zing

(54)

Keterangan Gambar:

Et.sp2 : Etlingera sp. 2 Glo.pat : Globba patensMiq.

Glo.mar : Globba marantinaLinn.

Glo.pen : Globba pendulaROXB.

Et.ela : Etlingera elatior(Jack) R.M. Sm.

Et.sp1 : Etlingera sp. 1

Hedy : Hedychium cylindricumRidl.

Zing : Zingiber multibracteatumHoltt.

Geost : Geostachys decurvata(Bak.) Ridl.

Horns : Hornstedtia scyphifera (Koenig) Steud.

Dari gambar phenogram famili Zingiberaceae diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Etlingera elatior dan Etlingera sp. 1 memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dilihat dari ciri morfologi yang dimiliki yaitu memiliki perawakan tinggi lebih dari 5 m, tangkai perbungaan tinggi, memiliki rimpang berdaging, bangun daun lebar memanjang, dan bentuk buah. Tapi kedua jenis berkerabat jauh dengan Etlingera sp.2. Hal ini dilihat dari ciri morfologinya yaitu perawakan kurang dari 2 m, tangkai perbungaan hampir tidak ada, rimpang keras tidak berdaging, bangun daun jorong.

Etlingera sp.2. berkerabat dekat dengan Hornstedtia scyphifera, hal ini dilihat dari cirri morfologi yang dimilikinya yaitu perawakannya kurang dari 2 m, perbungaan aksilar, tangkai perbungaan hampir tidak ada, rimpang keras tidak berdaging.

Selanjutnya, Globba pendula dan Globba patens memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat dan kedua jenis ini juga berkerabat dekat dengan

Globba marantina jika dibandingkan dengan Hedychium cylindricum. Hal ini sesuai dengan ciri morfologi yang dimiliki yaitu perawakan yang pendek kurang dari 1 m, bangun daun jorong, bentuk daun, tepi daun, pangkal daun, warna dan letak bunga yang terminal, adanya bulbil dan appendages. Sedangkan Hedychium cylindricum

memiliki ciri dengan perawakan yang tinggi lebih dari 1 m, bunga warna putih, rhizome berdaging.

(55)

4.5 Peta Penyebaran Jenis-Jenis Zingiberaceae di Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara.

Peta penyebaran jenis-jenis Zingiberaceae di Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara dapat dilihat dengan menggunakan software ArcView GIS 3.3. Adapun data yang digunakan adalah titik ordinat setiap jenis Zingiberaceae yang ditemukan pada lokasi penelitian (Gambar 4.5).

Dari Gambar 4.5 diketahui bahwa terdapat beberapa jenis Zingiberaceae yang penyebarannya luas yaitu Zingiber multibracteatum dan Hornstedtia scyphifera, dan jenis Zingiberaceae yang penyebarannya sempit dari jenis Geostachys decurvata

(56)

Referensi

Dokumen terkait

Hendro Gunawan, MA

Persentase Jumlah penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan, jumlah pembinaan yang dilakukan kecamatan kepada desa dan kelurahan secara berkala dan jumlah

This results in geometric distortions and ghosting effects in the original multispectral images, which requires image registration for performing band co-registration correction to

(31) Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli

Jika Rangkaian dan penyambungan anda benar, maka akan muncul tulisan seperti dibawah ini, jika masih ada error silahkan cek kondisi IC Mikro dan penyambungannya sudah betul belum..

Tugas pokok kepala seksi pemerintahan adalah membantu camat dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan urusan

Dengan bahan peraturan perundang-undangan di atas penulis akan mengupas mengenai rumusan masalah yang selanjutnya menjadi temuan penulis dalam skripsi ini yang

klinički pregled početak je svakog dijagnostičkog po- stupka, a ovdje služi ne samo otkrivanju simptoma i znakova ZS-a, nego i uzroka te pratećih bolesti, o čemu ovisi