• Tidak ada hasil yang ditemukan

SANTOSO DAN AAGN ARI DWIPAYANA, M.SI (JURUSAN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UNIVERSITAS GADJAH MADA) RABU, 23 MARET

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SANTOSO DAN AAGN ARI DWIPAYANA, M.SI (JURUSAN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UNIVERSITAS GADJAH MADA) RABU, 23 MARET"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN SINGKAT

RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM KOMISI II DPR RI DENGAN

Prof. Dr. PURWO SANTOSO DAN AAGN ARI DWIPAYANA, M.SI (JURUSAN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UNIVERSITAS GADJAH MADA)

RABU, 23 MARET 2011

---

Tahun Sidang : 2010-2011

Masa Persidangan : III

Rapat Ke : --

Sifat : Terbuka

Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU)

Dengan : Prof. Dr. Purwo Santoso dan AAGN Ari Dwipayana, M.Si

(dihadiri 4 Anggota Komite I DPD RI)

Hari/Tanggal : Rabu, 23 Maret 2011

Pukul : 09.00 WIB - selesai

Tempat : Ruang Rapat Komisi II DPR RI (Gd. Nusantara/KK.III)

Ketua Rapat : H. Chairuman Harahap, SH.,MH/Ketua Komisi II DPR RI

Sekretaris Rapat : Arini Wijayanti, SH.,MH/Kabag.Set Komisi II DPR RI

Acara : Mencari Masukan terkait dengan RUU Keistimewaan

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Kehadiran : 22 dari 49 Anggota Komisi II DPR RI

29 Anggota izin

HADIR :

H. Chairuman Harahap, SH.,MH Dr. Drs. H. Taufiq Effendi, MBA Drs. Abdul Hakam Naja, M.Si H. Abdul Wahab Dalimunte, SH Drs. H. Djufri

Drs. H. Amrun Daulay, MM Muslim, SH

Ir. Nanang Samodra KA, M.Sc Drs. H. Abdul Gafar Patappe Drs. Taufiq Hidayat, M.Si

Hj. Nurokhmah Ahmad Hidayat Mus

Drs. H. Murad U. Nasir, M.Si

Agustina Basik-Basik, S.Sos.,MM.,M.Pd Drs. Almuzzamil Yusuf

Hermanto, SE.,MM Drs. H. Rusli Ridwan, M.Si Drs. H. Fauzan Syai e

H. Chairul Naim, M.Anik, SH.,MH Drs. H. Nu man Abdul Hakim Hj. Mastitah S.Ag.,M.Pd.I Drs. H. Harun Al-Rasyid, M.Si Mestariany Habie, SH

IZIN :

Ganjar Pranowo

Dr. H. Subiyakto, SH.,MH.,MH Ignatius Mulyono

Dra. Gray Koes Moertiyah, M.Pd Khatibul Umam Wiranu, SH.,M.Hum Rusminiati, SH

Kasma Bouty, SE.,MM

Ir. Basuki Tjahaja Purnama, MM Nurul Arifin S.IP.,M.Si

Drs. Agun Gunandjar Sudarsa, Bc IP.,M.Si Dr. M. Idrus Marham

Drs. Soewarno Arif Wibowo

Budiman Sudjatmiko, M.Sc.,M.Phill

Dr. Yasona H. Laoly, SH.,MH Vanda Sarundajang

Alexander Litaay

H. Rahadi Zakaria, S.IP.,MH Agus Purnomo, S.IP

TB. Soemandjaja.SD Aus Hidayat Nur Dr. AW. Thalib, M.Si H. M. Izzul Islam Dra. Hj. Ida Fauziyah Abdul Malik Haramain, M.Si Miryam S. Haryani, SE.,M.Si Drs. Akbar Faizal, M.Si

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri

(2)

I. PENDAHULUAN

Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi II DPR RI dengan Prof. Dr. Purwo Santoso dan AAGN Ari Dwipayana, M.Si dan dihadiri 4 Anggota Komite I DPD RI dibuka pukul 09.30 WIB oleh Ketua Komisi II DPR RI, Yth. H. Chairuman Harahap, SH.,MH/F-PG. II. POKOK-POKOK PEMBICARAAN

1. Menyampaikan proses dan cara penyusunan naskah akademik, bahwa :

- Menggunakan interprestasi kesejarahan dan kearifan DIY ke dalam disain tata pemerintahan.

- Formulasi yang berbasiskan pada kompilasi kajian-kajian terdahulu, kontroversi (pro dan kontra) diantara tokoh-tokoh, dan konsultasi kepada Sultan HB dan Paku Alam serta publik dan pemerintah.

- Bahwa keistimewaan DIY adalah final dan harus diformulasikan dengan jalan tengah.

- Legal Drafting dilakukan oleh pakar hukum UGM, dan berbasis pada prinsip-prinsip pengaturan keistimewaan DIY serta mengambil posisi kontroversial berbasis-basis prinsip.

- Selanjutnya Naskah Akademik dan legal draft diserahkan kepada Pemerintah (Kementerian Dalam Negeri), lalu dipublikasikan dalam Monograph on Politics and Government Vol.2 No.1 Universitas Gadjah Mada.

2. Alasan dan Prinsip pengaturan Keistimewaan Yogyakarta : A. Alasan keistimewaan bagi Yogyakarta:

a. Filosofis

- Pertama, status istimewa yang melekat dalam Provinsi DIY merupakan bagian integral dalam sejarah pendirian negara bangsa Indonesia.

- Kedua, merupakan pilihan sadar Sultan HB IX dan Adipati Paku Alam VIII menjadi bagian dari Republik Indonesia, bukan berdiri sendiri, dan kontribusinya untuk melindungi simbol negara-bangsa dimasa awal kemerdekaan telah tercatat kuat dalam sejarah Indonesia.

- Ketiga, merupakan pilihan sadar menjadi bagian Indonesia merupakan refleksi filosofis Kesultanan, pakualaman dan masyarakat Yogyakarta secara keseluruhan yang mengagungkan ke-Bhinnekaan dalam ke-ikaan seperti dalam UUD 1945.

- Keempat, komitmen pada kebhinneka-tunggal-ikaan bukan semata terbukti dari kesadaran dan keberanian politik untuk menjadi bagian dari Indonesia yang majemuk, tetapi juga terefleksikan dari kesediaan dan upaya untuk mengundang kebhineka-an Indonesia-an untuk memasuki Yogyakarta.

b. Kesejarahan-Politis

- Pertama, status keistimewaan Yogyakarta merupakan pilihan politik sadar yang diambil penguasa Yogyakarta (Sultan HB IX dan Paku Alam VIII), dan bukan pemberian dari entitas politik nasional.

- Kedua, Yogyakarta memberikan ruang wilayah dan penduduk yang kongrit bagi Indonesia awal. Pengakuan kedua raja atas kedaulatan Indonesia di wilayah kekuasaannya telah mengisi ruang kosong dan rakyat sebagai dua unsur kunci sebuah negara RI.

- Ketiga, Yogyakarta menjadi kekuatan penyelamat ketika Indonesia berada dalam situasi krisis untuk mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

(3)

- Keempat, fungsi dan pemersatu atau perekat bangsa DIY dilakukan pasca kemerdekaan, melalui pendirian UGM, nasionalisme, dan identitas ke-Indonesia-an dilahirkan, dipelihara, dimekarkan hingga menemukan bentuk jadinya.

c. Yuridis

- Amanat Sri Paduka Ingkeng Sinuwun Kanjeng Sultan dan Amanat Sri Paduka Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam, yang dipreskripsikan sebagai novum hukum yang menyatakan status Yogyakarta dalam ranah yuridis formal, telah mengalami perubahan dari sebuah daerah Swapraja menjadi sebuah daerah yang bersifat istimewa dalam NKRI.

- Pasal 18 ayat (1) UUD 1945.

- Konstitusi RIS tahun 1949 dan UUDS Tahun 1950.

- Keistimewaan Yogyakarta diatur melalui Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan DIY. Namun tidak diatur jelas dan menyeluruh susbtansi dan ragam urusan spesifik merefleksikan keistimewaan Yogyakarta.

- Tiga belas urusan yang ditetapkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan DIY setara dengan urusan yang dimiliki daerah lain sesuai Pasal 23 dan Pasal 24 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948. d. Sosio Psikologis,

- Dalam beberapa puluh tahun terakhir ini, Yogyakarta telah dan ke depan, bisa dipastikan akan terus mengalami perubahan sosial yang sangat dramatis.

- Saat ini masyarakat, memasuki sebuah fase yang bisa disebutkan sebagai masyarakat berwajah ganda.

- Perubahan mendasar yang terjadi, tidak secara otomatis meminggirkan sentralitas Kesultanan dan Pakualaman sebagai sumber rujukan penting bagi masyarakat Yogyakarta.

- Sebagian masyarakat tetap memandang dan mengakui Kesultanan dan Pakualaman sebagai pusat budaya Jawa dan simbol pengayom

e. Akademis-Komparatif

- Pemberian otonomi yang berbeda atas satu daerah atau wilayah dari beberapa daerah merupakan praktek penyelenggaraan pemerintahan yang cukup umum ditemui dalam pengalaman pengaturan politik di banyak negara. Pengalaman tersebut berlangsung baik dalam negara kesatuan yang didesentralisasikan juga dalam format pengaturan federatif.

- Pola pengaturan yang tidak sebanding disebut sebagai assymetrical

federalis.

B. Prinsip pengaturan Keistimewaan DIY :

- Demokrasi, secara normatif adalah sistem yang memiliki beberapa keunggulan serta dipercaya bisa mengatur tata cara pembuatan keputusan bersama yang paling sedikit kelemahannya dibanding sistem yang lain. Esensinya adalah pengakuan, penghargaan, dan persamaan hak-hak atas manusia secara universal, secara sederhana sistem politik dan pemerintahan demokrasi diartikan sebagai pemerintahan yang memperoleh legitimasi dari rakyat, ditentukan oleh wakil-wakil rakyat dan untuk kepentingan rakyat. - Kerakyatan, bahwa sentralitas posisi rakyat Yogyakarta dalam sejarah

(4)

dan pengambilan posisi Kesultanan dan Pakualaman Yogyakarta sebagai institusi yang didedikasikan untuk rakyat.

- Ke-Bhineka Tunggal-Ika-an, bahwa penyelenggaraan pemerintahan dalam skala nasional di DIY harus ditata di atas prinsip Bhineka Tunggal Ika. Prinsip ini menjamin ruang bagi tiap daerah untuk merancang sendiri tatanan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan lokal, dan bisa dibakukan tatanan yang variatif namun sama-sama memiliki kapasitas optimum untuk menjawab kebutuhan lokal. Prinsip ini terungkap dalam, pertama tata kelembagaan pemerintahan Provinsi DIY dan dikedepankan figur yang memiliki kapasitas simbolik untuk mengikat keragaman dalam suatu sistem. Kedua, pengelolaan keragaman kepentingan dalam tata kelembagaan lokal. Ketiga, dalam spirit penyelenggaraan pemerintahan.

- Efektifitas Pemerintahan, untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketentraman masyarakat tahta untuk rakyat . Keistimewaan adalah untuk rakyat Yogyakarta, untuk menciptakan sebuah tata pemerintahan yang efektif bagi peningkatan kesejahteraan dan ketentraman masyarakat. Untuk mewujudkannya, mengandung konsekuensi adanya keharusan menciptakan pemeirntahan yang berorientasi pada rakyat, transparan, akuntabel, responsifitas, partisipatif dan menjamin kepastian hukum.

- Kepentingan Nasional, bahwa setiap pengaturan harus melayani Yogyakarta dan Indonesia. Kepentingan paling dasar dari Indonesia, sebagai sebuah entitas politik adalah terjaganya integritas Indonesia sebagai sebuah kesatuan sosial, politik, ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan, karenanya harus dapat berfungsi memenuhi kepentingan dasar Indonesia. Rumusan keistimewaan DIY harus diletakkan dalam kerangka kepentingan nasional secara luas, sehingga penegasan kembali status DIY tidak menjadi alasan bagi daerah lain untuk menuntu hal yang serupa.

- Pendayagunaan Kearifan Lokal, upaya meneguhkan kembali status keistimewaan Yogyakarta sangat terkait dengan penegasan kembali peran Kesultanan dan Pakualaman sebagai entitas kultural secara berkesinambungan menjadi katalitas bagi dinamika rakyat Yogyakarta. Pengaturan keistimewaan Yogyakarta akan diletakkan sebagai bagian dari prinsip konstinuitas peran kultural sehingga Kasultanan dan Pakualaman yang merupakan warisan budaya bangsa dan dunia tetap relevan dengan peritmbangan hari ini dan masa datang.

C. Substansi Keistimewaan

- Bidang Politik dan Pemerintahan, bahwa substansi dari Keistimewaan DIY dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, meliputi pengakuan legal posisi Kasultanan dan Puro Paku Alaman sebagai warisan budaya bangsa. Bahwa DIY memimiliki bentuk dan susunan pemerintahan yang berbeda dengan provinsi lainnya di Indonesia, perbedaan pokok terletak pada pengintegrasian Kesultanan dan Pakualaman ke dalam struktur pemerintahan provinsi DIY dan sekaligus pemisahan antara wewenang dan struktur pengelola urusan politik dan pemerintahan sehari-hari dengan urusan politik strategis. Pengintegrasian tersebut dilakukan melalui pemberian wewenang berikut implikasi-implikasinya yang melekat didalamnya kepada Sultan dan Paku Alam sebagai satu kesatuan politik yang berfungsi sebagai parardhya bagi Keistimewaan DIY. Parardhya menjalankan fungsi sebagai pelindung, pengayom dan penjaga budaya serta simbol pemersatu masyarakat Yogyakarta. Dalam ranah politik, kekhususan Yogyakarta terletak pada sumber dan proses rekrutmen Gubernur. Sumber rekrutmen yang bersifat terbuka dengan prinsip-prinsip kewarganegaraan sebagai pembatasnya. Sementara cara menghasilkan calon-calon Gubernur dan Wakil Gubernur mengikuti cara dimana calon-calon Gubernur dan wakil gubernur

(5)

yang telah memenuhi syarat kesehatan dan administratif harus mendapat persetujuan Parardhya sebelum ditetapkan sebagai pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur oleh KPUD. Bahwa Keistimewaan Yogyakarta diletakkan pada tingkat Provinsi sejalan dengan regulasinya.

- Bidang Kebudayaan, meliputi kewenangan penuh dalam mengatur dan mengurus pelestarian, serta pembaharuan aset dan nilai-nilai budaya Jawa pada umumnya dan Yogyakarta khususnya. Bahwa kebudayaan yang dimanifestasikan dalam wujud nilai-nilai, norma, adat-stiadat, benda, seni, dan tradisi luhur memiliki akar yang panjang dalam masyarakat DIY yang telah dibentuk melalui proses dialog yang sangat panjang. Lebih lagi, budaya Yogyakarta terutama dalam wujudnya sebagai nilai telah memainkan peranan penting dalam proses masyarakat Indonesia menjadi sebuah bangsa.

- Bidang Pertanahan dan Penataan Ruang, DIY memiliki kewenangan istimewa meliputi kewengan mengatur dan mengurus kepemilikan, penguasaan dan pengelolaan Sultanaat Grond dan Pakualamanaat Grond. Juga diwujudkan melalui pengakuan secara status hukum Kesultanan dan Pakualaman dalam bentuk Badan Hukum Kebudayaan yang memiliki hak pemilik atas tanah dan aset lainnya. Pertimbangan pemberian kewenangan tersebut (sesuai Maria SW Soemardjono) yakni pertama, tanah kesultanan dan Pakualaman memiliki fungsi perlindungan sosial bagi kelompok-kelompok marginal. Kedua, secara yuridis formal dinyatakan sudah hapus dan menjadi tanah negara, namun fakta menunjukkan bahwa tanah Kraton masih eksis dan diakui masyarakat, birokrasi (secara diam-diam). Ketiga, ruang bagi Yogyakarta memiliki fungsi kebudayaan, pengaturan tidak hanya menyangkut dimensi fiskal, tapi sekaligus menggambarkan filosofi keseimbangan antara makro kosmos-mikro kosmos yang menjadi fondasi dari kebudayaan Yogyakarta.

- Kewenangan Istimewa Parardhya dalam bidang pertanahan, Sultan dan Paku Alam sebagai Parardhya memiliki kewenangan memberikan kebijakan, pertimbangan, persetujuan dan veto terhadap Rancangan Perda Istimewa diajukan DPRD dan Gubernur dan atau Perda Istimewa yang berlaku. Kewenangan ini juga berlaku dalam bidang penataan ruang. Kewenangan Parardhya juga menjangkau Perda terkait kebudayaan, pertanahan dan penataan ruang yang dihasilkan pemerintah Kabupaten/Kota di DIY.

III. KESIMPULAN/PENUTUP

Terhadap masukan dan pendapat yang disampaikan oleh Pakar, akan dijadikan sebagai bahan masukan bagi fraksi-fraksi dalam menyusun Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) guna dibahas lebih lanjut pada pembahasan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Pemerintah.

Rapat ditutup pukul 12.39 WIB.

JAKARTA, 23 MARET 2011 PIMPINAN KOMISI II DPR RI KETUA, ttd H. CHAIRUMAN HARAHAP, SH.,MH A-178

Referensi

Dokumen terkait

Koreksi statik dilakukan dengan pengamatan data Time domain Elektromagnetic (TDEM) pada titik yang sama untuk mengoreksi data MT yang mengalami efek statik.. Dengan koreksi

Berdasarkan definisi diatas, maka pengertian analisis rasio keuangan adalah suatu cara untuk menganalisis kinerja perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio

Tujuan dari perancangan basis data ini adalah untuk menganalisa dan merancang basis data pembelian, penjualan dan persediaan serta dapat merancang aplikasi dan laporan yang

Puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah memberikan rahmat, taufik dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Upaya

Sebelumnya penulis mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Allah SWT sehingga dapat menyelesaikan tugas skripsi dengan judul : “Analisis Pengaruh Perilaku Berkendara

Perancangan buku etnofotografi kesenian Tari Kiprah Glipang, bertujuan sebagai dokumentasi visual yang lengkap tentang proses akulturasi kebudayaan Jawa dan Madura

Tujuan penelitian ini adalah: Mendeskripsikan Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) di Kabupaten Minahasa Tenggara berdasarkan 4 Standar Nasional

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN