• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

6.1 Pengembangan Permukiman 6.1.1 Profil Pembangunan Permukiman

Sistem pengembangan lingkungan perumahan di Kota Baturaja dipengaruhi oleh arah kecenderungan perkembangan ruang fisik serta

konsentrasi penduduk yang ada jumlah serta jenis fasi litas yang melayani

lingkungan tersebut. Jenjang atau hirarki yang paling tinggi dimulai dari lingkungan yang diikat dengan fasilitas skala pelayanan kota (sebagai pusat pelayanan). Jenjang yang di bawahnya adalah Bagian Wilayah Kota (BWK) dengan kelengka pan fasilitas sebatas Bagian Wilayah Kota. Selanjutnya di bawah jenjang BWK adalah unit lingkungan yang dilengkapi berbagai jenis fasilitas skala unit lingkungan atau masing-masing unit lingkungan diikat oleh

fasilitas lingkungan/ruang terbuka untuk kebutu han sehari-hari dan skala

pelayanannya berjenjang menurut hirarki permukimannya.

Kecenderungan perkembangan kawasan perumahan/permukiman di Kota Baturaja berorientasi ke arah utara Pusat Kota Baturaja. Arah

kecenderungan perkembangan ruang terbangun Kota Baturaja tersebut

didasarkan atas pertimbangan hasil Rencana fisik dasar serta kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah diturunkan dari hasil rencana sebelumnya.

Berdasarkan hasil analisa, pengembangan perumahan mengacu pada pembagian struktur wilayah kot a dimana pada wilayah Kota Baturaja dibagi menjadi 7 bagian yaitu BWK A, BWK B, BWK C, BWK D, BWK E, BWK F dan BWK G. Pada tahun akhir perencanaan yaitu tahun 2028, arah penyebaran perumahan diharapkan pada wilayah BWK C, D, E dan G dimana kawasan tersebut masih tersedia lahan yang cukup untuk pengembangan perumahan.

Mengenai rencana pengembangan lahan perumahan pada tahun perencanaan pada setiap BWK dapat dilihat pada Tabel 6.1

BAB VI

(2)

Tabel 6.1

Rencana Pengembangan Perumahan di Tiap BWK Kawasan Perkotaan Kota Baturaja Tahun 2008-2028 Sumber : Hasil Analisis.

No Bagian Wilayah Kota Luas (M)

JUMLAH LUAS JUMLAH LUAS JUMLAH LUAS JUMLAH LUAS JUMLAH LUAS A BWK A

1 Rumah Tipe Kecil 250.00 2,515 628,860 2,641 660,360 2,796 699030 2,937 734130 3,077 769200

2 Rumah Tipe Sedang 350.00 1,258 440,202 1,321 462,252 1,398 489321 1,468 513891 1,538 538440

3 Rumah Tipe Besar 600.00 419 251,544 440 264,144 466 279612 489 293652 513 307680

Jumlah 4,192 1,320,606 4,402 1,386,756 4,660 1,467,963 4,894 1,541,673 5,128 1,615,320

B BWK B

1 Rumah Tipe Kecil 250.00 1,258 314,430 1,321 330,240 1,398 349530 1,468 367050 1,538 384600

2 Rumah Tipe Sedang 350.00 629 220,101 660 231,168 699 244671 734 256935 769 269220

3 Rumah Tipe Besar 600.00 210 125,772 220 132,096 233 139812 245 146820 256 153840

Jumlah 2,096 660,303 2,202 693,504 2,330 734,013 2,447 770,805 2,564 807,660

C BWK C

1 Rumah Tipe Kecil 250.00 3,773 943,290 3,962 990,510 3,996 999030 4,137 1034130 4,615 1153800

2 Rumah Tipe Sedang 350.00 1,887 660,303 1,981 693,357 1,998 699321 2,068 723891 2,308 807660

3 Rumah Tipe Besar 600.00 629 377,316 660 396,204 666 399612 689 413652 769 461520

1

Jumlah 6,289 1,980,909 6,603 2,080,071 6,660 2,097,963 6,894 2,171,673 7,692 2,422,980

1 BWK D

0

Rumah Tipe Kecil 250.00 1,258 314,430 1,321 330,240 1,398 349530 1,468 367050 1,538 384600

2 Rumah Tipe Sedang 350.00 629 220,101 660 231,168 699 244671 734 256935 769 269220

3 Rumah Tipe Besar 600.00 210 125,772 220 132,096 233 139812 245 146820 256 153840

Jumlah 2,096 660,303 2,202 693,504 2,330 734,013 2,447 770,805 2,564 807,660

E BWK E

1 Rumah Tipe Kecil 250.00 2,515 628,860 2,641 660,360 2,796 699030 2,937 734130 3,077 769200

2 Rumah Tipe Sedang 350.00 1,258 440,202 1,321 462,252 1,398 489321 1,468 513891 1,538 538440

3 Rumah Tipe Besar 600.00 419 251,544 440 264,144 466 279612 489 293652 513 307680

2028 JUMLAH UNIT DAN LUAS (M2)

(3)

Kondisi permukiman saat ini adalah penataan kawasan perumahan pegawai negeri sipil pada kawasan pusat pemerintahan sebagaimana tabel berikut ini.

Tabel. 6.2

Data Kawasan Perumahan PNS/TNI/Polri (RSH)

NO. NAMA PERUMAHAN LOKASI KELURAHAN/DESA/KE CAMATAN LUAS KAWASAN (HA) JUMLAH UNIT TERBANGUN JUMLAH UNIT TERHUNI INFRASTRUK TUR YANG DIBUTUHKAN 1 2 3 4 5 6 7 1. Perumahan PNS/RSH *) *) *) *) *) *) Proses Pendataan

Secara umum penyebaran penduduk tidak mer ata, jumlah penduduk terbesar pada Kecamatan Baturaja Timur sebanyak 93.652 orang yang luasnya 4,12 % terhadap luas kabupaten.

(4)

Tabel 6.3

Luas Daerah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk dirinci per Kecamatan Tahun 2009

(5)

6.1.2 Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman

Prasarana dan sarana dasar permukiman yang telah dilaksanakan saat ini telah dilaksanakan di 16 desa sampai dengan tahun 2008, hal ini

sebagaimana terurai pada tabel di bawah ini. Tabel 6.4

Pengembangan Sarana dan Prasarana

No. Pengembangan Pemukiman Lokasi Bentuk Dukungan

Kegiatan

Tahun Pelaksanaan

1. Pengembangan Insfrastruktur

Pedesaan (BPIP) 16 Desa

APBN Dan Dana

pendamping APBD Kabupaten

2008

Sumber : Bappeda Kabupaten Ogan Komering Ulu, 2009

Aspek Pendanaan 6.1.3

Bentuk Kegiatan BPIP pendanaanya dari anggaran APBN dan APBD

sedangka pengembangan pemukiman juga ada yang dilaksanakan oleh pihak

swasta misalnya perumnas beserta fasilitasnya yang bera da di Ibu Kota

Kabupaten Ogan Komering Ulu beralokasi di Kota Baturaja.

Aspek Kelembagaan 6.1.4

Untuk Pengembangan Infrastruktur Pedesaan dilaksanakan oleh

Dinas PU Cipta Karya, Pengairan dan Tata Ruang Kabupaten Ogan Komering

Ulu.

Sasaran 6.1.5

(6)

Sasaran Pengembangan Pemukiman diutamakan pada desa tertinggal baik untuk perbaikan sarana prasarana pedesaan itu sendiri terutama

kelancaran transportasi pedesaan misalnya meningkatkan jalan penghubung antara dusun, desa dan ibu kota kecamatan.

Permasalahan Pembangunan Permukiman 6.1.6

Permasalahan yang muncul saat ini untuk pebangunan pemukiman di Kabupaten Ogan Komering Ulu antara lain;

Wilayah yang sangat luas.

1.

Kesadaran Dari Masyarakat masih sangat kurang.

2.

Pendanaan belum memadai

3.

6.2. Penataan Bangunan dan Lingkungan

6.2.1. Profil Rinci Penataan Bangunan dan Lingkungan

Kondisi rumah tangga miskin di Kabupaten Ogan Komering Ulu terkonsentrasi pada Kecamatan Baturaja Timur yang berjumlah 8449 rumah

tangga miskin dengan mendiami kawasan yang luasnya 148,87 Km pers egi.

Dengan lingkungan jalan tanah setapak yang menghubungkan antar desa dengan desa yanng lain. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 6.5

Data Rumah Tangga Miskin Pendataan Sosial Ekonomi

KECAMATAN Penduduk (jiawa) Luas Daerah (Km2) Rumah Tangga Miskin Rata-Rata Penduduk Per desa Per Km²

(7)

7. Peninjauan 8. Lubuk Batang 9. Sinar Peninjauan 10. Baturaja Timur 11. Lubuk Raja 12. Baturaja Barat 40.625 28.508 40.625 93.652 28.048 34.911 453,69 507,22 190,00 148,87 126,00 134,86 * * * * * * 1 693 2 036 3 216 7 204 5 610 2 909 89,54 56,20 213,82 629,09 222,60 258,87 Jumlah 333.562 3617,60 2 194 92,21

* Dalam Proses Pendataan

6.2.2. Analisis Kebutuhan dan Rekomendasi

Kebutuhan untuk pengembangan pemukiman terutama dipedesaan antara lain :

1. membent uk desa mandiri terpadu baik sarana maupun prasarana insfrastruktur perdesaan tersebut .

2. meningkatan sarana transportasi berupa jalan penghubung antar desa maupun kecamatan.

6. 3. Sistem Penyediaan Air Minum 6.3.1. Gambaran umum

Rencana Kebutuh an air bersih, terutama dari produksi instalasi pengolahan air bersih PDAM, untuk Kota Baturaja di masa yang akan datang didasarkan oleh beberapa hal berikut :

▪ Rencana jumlah penduduk

▪ Rencana presentase penduduk yang menggunakan air PDAM dan ▪ Kebutuhan rasional penduduk akan air bersih

Sesuai dengan kebijaksanaan nasional tentang pengadaan air bersih di kota-kota kecil dan menengah, target yang ingin dicapai pada akhir 2008 adalah 90 % dari penduduk kota harus terlayani air bersih. Didasarkan pertimbangan ini maka untuk Kota Baturaja, ditetapkan bahwa tahun 2028 diharapkan 100 % penduduk kota sudah terlayani air bersih PDAM dengan tahapan ; 85 % pada akhir tahun 2008, 95 % pada akhir tahun 2013

(8)

Dan 100 % pada akhir tahun 2028. Menurut Kriteria BNA ( Basic Need Approach ), Kota Baturaja yang dikategorikan sebagai Ibu kota Kabupaten, rata-rata konsumsi air bersih perorang adalah 60 liter per orang per hari. Akan tetapi hasil penelitian tim penyusun PJM-P3KT beberapa Kota menunjukan bahwa rata-rata pemakaian air PDAM adalah 90 liter per orang per hari.

Dengan mempertimbangkan peningkatan pemakaian air PDAM di masa mendatang seiring dengan peningkatan kesejahteraan penduduk, maka

diasumsikan kebutuhan air PDAM di Kota Baturaja di masa mendatang se basar 120 liter perorang perhari. Selain itu, diasumsikan pula bahwa 85 % total

pemakaian air bersih berasal dari pemakaian domestic dan selebihnya dari pemakaian non domestic , total kebocoran air pada saat pendistribusian air diperkirakan dapat ditekan sampai 20 %.

Gambaran umum sistem penyediaan dan pengelolaan air minum di Kabupaten Ogan Komering Ulu pada kondisi pertengahan Tahun 2008 adalah 13 SPAM IKK dengan penjelasan sebagai berikut :

6.3.2. Daerah Pelayanan dan Target Penyerapan

Gambaran daera h pelayanan dan target penyerapan Sambungan Rumah disajikan pada unit SPAM IKK yang beroperasi meliputi desa-desa di sekitar lokasi Instalasi dengan gambaran sebagai berikut :

6.3.3. Prediksi Kebutuhan Air Minum

Dengan beberapa pertimbangan di atas, ma ka sesuai dengan hasil rencana

penduduk Kota Baturaja hingga Tahun 2028, ditentukan rencana kebutuhan air bersih penduduk kota sesuai BWK seperti disajikan dalam Tabel 6.6.

(9)

Tabel 6.6

Rencana Kebutuhan Air Bersih di Kawasan Perkotaan Kota Baturaja Tahun 2008-2028

AAddmm.. ((jjiiwwaa))

PPeerrkkoottaaaann

((jjiiwwaa)) 22001111 22001122 22001133 22001144 22001155 11 IIKKKK.. BBaattuurraajjaa TTiimmuurr 99,563 81,530

IIKKKK.. BBaattuurraajjaa BBaarraatt 33,606 25,680

a. Baturaja 70

b. Tanjung Baru 40

c. Tanjung Agung 50

d. Bakung 50

22 IIKKKK.. SSoossoohh BBuuaayy RRaayyaapp 12,250 3,283

a. Penyandingan 5 425 164 261 25 59 59 59 59

33 IIKKKK.. LLeennggkkiittii 26,776 3,815

a. Tanjung Lengkayap 10 850 173 677 69 152 152 152 152

44 IIKKKK.. LLuubbuukk BBaattaanngg 30,639 11,840

a. Lubuk Batang 10 850 365 485 49 109 109 109 109 55 IIKKKK.. PPaannggaannddoonnaann 16,231 7,151 a. Pangandonan 2.5 212.5 66 IIKKKK.. PPeenniinnjjaauuaann 50,642 20,256 a. Peninjauan 5 425 226699,,770077 115533,,555555 224422..55 2200,,661122..55 1100,,221100..00 99,,776655 997777 22,,119977 22,,119977 22,,119977 22,,119977 N NOO LLookkaassii IIKKKK 8,342 PPeenndduudduukk KKaappaassiittaass TTeerrppaassaanngg ((lltt//ddeett))

JJuummllaahh IIddllee ((SSRR)) KKeemmaammppuuaann

PPeellaayyaannaann ((SSRR)) PPeellaayyaannaann SSaaaatt IInnii ((SSRR)) 9,508 17,850 834 1,877 1,877 1,877 1,877 R

Reennccaannaa PPeennyyeerraappaann SSaammbbuunnggaann RRuummaahh ((SSRR))

KKeetteerraannggaann

Sumber : Satker Air Minum Prov. Sumsel, 2009

Seiring dengan perkembangan Kabupaten Ogan Komering Ulu yang makin pesat, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, maka

saat ini makin banyak dibukanya kawasan permukiman baru. Hal i ni tentunya

sangat berpengaruh pada tingkat kebutuhan dan layanan pemerintah kepada masyarakat baik dalam lingkup kabupaten Ogan Komeing Ulu maupun kota Baturaja. Sebagaimana diketahui bahwa Kabupaten Ogan Komering Ulu terdiri

dari 12 Kecamatan , yang man a belum semua ibu kota kecamatan tersebut

mumpunyai unit pengelola air bersih.

Dengan pertambahan jumlah penduduk yang makin besar, tentunya makin tinggi kebutuhan masyarakat akan air bersih. Namun hal ini belum dapat dilayani secara keseluruhan karena t erbatasnya unit pengolahan air bersih dan jaringan distribusi. Sampai saat ini sarana dan prasarana air bersih dalam

(10)

wilayah Kabupaten Ogan Komering baru mempunyai 4 (empat) wilayah kerja dengan 7 (tujuh) pusat layanan sebagai mana data tabel 6.4.

Prasarana air bersih, kapasitas terbangun oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2010 saat ini adalah sebesar 242,5 liter/detik. Jumlah pelanggan yang dilayani oleh PDAM Kebupaten Ogan Komering Ulu pada tahun 2010 sebanyak 20.612,5 Sambungan Rumah.

(11)

Tabel 6.7

Gambaran Umum Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Minum Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2010

PPeennggeelloollaa :: PPDDAAMM OOKKUU KKaatteeggoorrii KKoottaa :: SSEEDDAANNGG

AAddmm.. ((jjiiwwaa))

PPeerrkkoottaaaann

((jjiiwwaa)) 22001111 22001122 22001133 22001144 22001155 11 IIKKKK.. BBaattuurraajjaa TTiimmuurr 99,563 81,530

IIKKKK.. BBaattuurraajjaa BBaarraatt 33,606 25,680

a. Baturaja 70

b. Tanjung Baru 40

c. Tanjung Agung 50

d. Bakung 50

22 IIKKKK.. SSoossoohh BBuuaayy RRaayyaapp 12,250 3,283

a. Penyandingan 5 425 164 261 25 59 59 59 59

33 IIKKKK.. LLeennggkkiittii 26,776 3,815

a. Tanjung Lengkayap 10 850 173 677 69 152 152 152 152

44 IIKKKK.. LLuubbuukk BBaattaanngg 30,639 11,840

a. Lubuk Batang 10 850 365 485 49 109 109 109 109 55 IIKKKK.. PPaannggaannddoonnaann 16,231 7,151 a. Pangandonan 2.5 212.5 66 IIKKKK.. PPeenniinnjjaauuaann 50,642 20,256 a. Peninjauan 5 425 226699,,770077 115533,,555555 224422..55 2200,,661122..55 1100,,221100..00 99,,776655 997777 22,,119977 22,,119977 22,,119977 22,,119977 N NOO LLookkaassii IIKKKK 8,342 PPeenndduudduukk KKaappaassiittaass TTeerrppaassaanngg ((lltt//ddeett))

JJuummllaahh IIddllee ((SSRR)) KKeemmaammppuuaann

PPeellaayyaannaann ((SSRR)) PPeellaayyaannaann SSaaaatt IInnii ((SSRR)) 9,508 17,850 834 1,877 1,877 1,877 1,877 R

Reennccaannaa PPeennyyeerraappaann SSaammbbuunnggaann RRuummaahh ((SSRR))

(12)

Berdasarkan penggunaan air terbesar PDAM yaitu pelanggan rumah tangga sebesar 20.612,5 SR. Permasalahan air bersih saat ini adalah masih rendahnya tingkat layanan dan rendahnya kualitas air sehingga menyediaan air bersih dan pengelolaan jaringan air bersih menjadi tantangan Kabupaten Ogan Komering Ulu. Sampai dengan

tahun 2010 rasio pelanggan PDAM terhadap pelayanan rumah tangga masih sangat

rendah sekali yaitu 29,63%.

6.4. Penyehatan Lingkungan Permukiman 6.4.1. Air Limbah

Sistem pembuangan air limbah yang saat ini umum diterapkan di Kota Ogan Komering Ulu adalah sistem pembuangan setempat ( on-site sanitation). Sebagian besar masyarakat di Kota Ogan Komering Ulu telah menggunakan jamban pribadi dengan sub sistem berupa cubluk atau tangki septik, sedangkan sebagian kecil masyarakat (terutama

yang tinggal dibantaran sungai) masih menggunakan sungai yang ada sebagai tempat

membuang limbahnya. Selain di daerah perumahan, sistem on-site dengan sub sistem tangki septik digunakan juga ditempat-tempat fasilitas umum seperti perkantoran,

pertokoan, terminal, pendidikan dan lain-lain Kabupaten Ogan Komering Ulu memiliki

wilayah yang sangat luas , dalam pengelolaan air limbah masyarakat pada umumnya memiliki aliran drainase yang dibuat secara swakelola masing-masing kepala rumah tangga.

Program yang akan diusulkan terutama bagi Kecamatan yang sudah padat

penduduknya yaitu Kecamatan Tugumulyo : 1. Penyuluhan kepada masyarakat

(13)

Tabel 6.8

Framework Pengelolaan Air Limbah No Isu/Permasalah-an Per KawasIsu/Permasalah-an Tujuan/ Sasaran Pendekatan/ Strategi Pembangunan

Kebijakan Program Kegiatan Output/

Outcome 1. Saluran limbah terbatas Meningkatnya cakupan layanan air limbah Peningkatan pelayanan dan kualitas sistem air limbah untuk mencapai standard pelayanan minimal di perkotaan Mengoptimalkan manfaat kondisi topografi yang menguntungkan di waktu mendatang Pemanfaatan karakteristik kota/wilayah Sumatera Selatan Pembangunan sistem perpipaan komunal Output Peningkatan Saluran IPAL 100 m Outcome Jumlah jiwa terlayani 2. Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) belum tersedia Peningkatan pengelolaan lumpur tinja dari tangki septik di perkotaan Pengelolaan lumpur tinja dalam rangka perlindungan terhadap lingkungan dan sumber daya air

Peningkatan cakupan layanan air limbah Pengembangan sistem off-site Pembangunan IPLT Output Jumlah IPLT terbangun 1 unit Outcome Jumlah jiwa terlayani 1758

Sumber : Hasil Analisis

Kondisi sistem pengelolaan air limbah terutama di Kabupaten Ogan Komering Ulu saat ini masyarakat menyalurkan air limbah tersebut melalui siring masing-masing yang berada disamping rumah mereka.

Permasalahan yang pengelolaan air limbah pada Kabupaten Ogan Komering Ulu saat ini adalah sebagai berikut ini:

Septic Tank tidak memenuhi syarat •

Ketidakteraturan penyedotan tinja •

Instalasi pengelolaan lumur tinja (IPLT) belum tersedia •

Kesadaran masyarakat rendah dalam mengelola limbah. •

Saluran limbah terbatas •

Keterbatasan inovasi teknologi tepat untuk penanganan limbah (bau) •

(14)

Pembangunan saluran Drainase air limbah yang sesuai dengan standar 1.

kesehatan.

Pengadaan peralatan operasional penyedot tinja berupa Mobil Tinja 2.

6.4.2. Persampahan

Penanganan persampahan di Kota Baturaja, dimana pengumpulan sampah di pemukiman menggunakan gerobak dikumpulkan dan dibawa ke lokasi TPS , dan dari TPS lalu diangkut oleh truk menuju ke lokasi TPA yang terletak di Desa Batu Putih dengan jarak tempuh ± 10 KM dari Pusat Kota.

Sistim Pembuangan di TPA Desa Batu Putih yaitu penumpukan secara liar ( Open

Dumping), sampah dibuang diatas tanah ± 3 Ha.

Proses akhir di TP A Batu Putih berupa penumpukan akhir, pembakaran dan sebagian di daur ulang untuk di buat pupuk (Composting)

Secara umum sistim pelayanan pembuangan sampah di Kota Baturaja sebagai berikut ;

Sistim Pengumpulan (Collecting) : Sampah dikumpul oleh petugas p emungut

sampah yang dikelola oleh Kades, RT dan Lingkungan setempat.

Sistim Pemindahan (Transfering) : Sampah dipindahkan/diangkut dari sumber

sampah ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

Sistim Penumpukan (Dumping) : Sampah ditumpuk dipinggir-pinggir jala n,

dihalaman toko, lalu di kumpul oleh petugas pemungut sampah dari Dinas Pasar, Kebersihan dan Keindahan Kab upaten Ogan Komering Ulu , dinaikkan ke atas truk untuk selanjutnya diangkut menuju lokasi TPA.

Tabel 6.9

Data Umum Sampah Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009

NO U R A I A N JUMLAH KET

(15)

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Jumlah TPA

- Lokasi TPA di Desa Batu Putih - Luas TPA

- Status Lahan TPA Sertifikat - Akses Jalan kurang baik - Masuk dari jalan 1,5 km Jumlah Pemulung

Pendataan sampah yang masuk TPA berjalan dengan baik Prasarana di TPA

- Luas lebih kurang 3 ha - Rumah Jaga

- Garasi Buldozer - Mushollah

- Alat Berat / Buldozer

- Pemantauan berjalan baik mengingat sekarang sudah ada pejabat structural yang menangani langsung TPA Daur ulang sampah sudah ada

- Realisasi Retribusi Sampah TA. 2008 s/d bulan November 2008

- Perda Retribusi Sampah No. 37 Tahun 2006 (terlampir) Partisipasi masyarakat sampai saat ini terhadap

pengelolahan sampah sangat kurang

Alat Transportasi / pengangkutan Sampah sampai saat ini Dump truk

-Arm Roll truk

-Kontainer

-Fasilitas peng elolahan sampah sampai saat ini yang ada

1 Lokasi ± 3 Ha 15 Orang 2 Unit 1 Unit 1 Unit 2 Unit Rp. 153.571.500,-4 unit 4 unit 10 unit 1 Unit

(16)

12.

hanya mesin yang sangat sederhana untuk alat pembuatan pupuk kompos

Perda tentang Persampahan belum ada yang ada Perda tentang Retribusi Sampah

Sumber : Bappeda Kab. Ogan Komering Ulu,2009

Petugas Regu Kebersihan

Terdiri dari 153 orang dengan rincian sebagi berikut :

Sopir Truk Sampah = 12 orang

Kenek Mobil Sampah = 45 orang

Petugas Penyapu Jalan = 65 orang

Petugas TPA = 6 orang

Petugas Mesin Rumput = 5 orang

Petugas Taman = 10 orang

Petugas Retribusi & Pembukuan = 6 orang 

Koordinator Taman = 1 orang

Koordinator Penyapu Jalan = 2 orang

Koordinator Mesin Rumput = 1 orang

Sumber sampah di Kota Baturaja berasal dari : AREA PERMUKIMAN

a)

Rumah Kabupaten 

Perumahan Pemda, Kemelak 

Perumahan Pemda, Jl. Dewi Sartika 

Perumahan Dinas OKU (Wakil Bupati, Sekda, Asisten) 

Perumahan /Asrama Polisi 

Perumahan Pengadilan 

Perumahan dokter, Jl. Darmo Sugondo 

(17)

Perumahan Kodim, Benglap 

AREA PERDAGANGAN (Ruko dan Rumah Makan) b)

Sepanjang jalan Protokol 

Kawasan Pasar 

AREA PASAR TRADISIONAL c)

Pasar Baru 

Pasar Lama dan Pasar Inpres 

Pasar Tempel 

SAPUAN JALAN DAN SELOKAN d)

Petugas Regu Kebersihan 

TAMAN KOTA e)

Petugas Regu Kebersihan 

FASILITAS KESEHATAN f)

Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sutowo (Container) 

Rumah Sakit Dr. Noesmir/RS. DKT (TPS) 

Rumah Sakit Charitas Antonio (TPS) 

FASILITAS PENDIDIKAN g)

Sekolah Dasar, yang berada di pinggir jalan (Kotak Sampah) 

Sekolah Menengah Pertama, yang berada di pinggir jalan (TPS) 

Sekolah Menengah Atas, yang berada di pinggir jalan (TPS) 

Perguruan Tinggi, yang berada di pinggir jalan (TPS) 

AREA INDUSTRI h)

AREA PERKANTORAN i)

Perkantoran DPRD Kab. OKU (TPS) 

Perkantoran lainnya (Kotak Sampah) 

FASILITAS UMUM LAINNYA j)

Masalah sampah merupakan masalah utama yang dihadapi oleh kot a-kota

yang tumbuh dan berkembang saat ini yaitu menyangkut masalah pola kehidupan

masyarakat belum mempunyai kesadaran yang tinggi mengenai cara – cara penanganan sampah baik sampah berasal dari lingkungan perumahan maupun fasitas umum serta pelayanan kota lainnya. Masyarakat membuang sampah sembarang pada tempat-tempat umum dan begitu juga pada fasilitas umum belum tersedia bak penampung sampah baik tempat sampah rumah, tempat pembuangan sementara dan akhir. Belum timbulnya

(18)

laku masyarakat yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan, di dalam kehidupan beragama telah dijelaskan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Kewajiban dalam meningkatkan kebersiha n lingkungan ini tidak hanya oleh pemerintah setempat akan tetapi peran masyarakat dan dunia usaha sangat diharapkan sehingga terdapat keterpaduan dalam meningkatkan kebersihan lingkungan.

Pada saat ini sistem penanggulangan atau penanganan dalam pembuan gan

sampah di Kota Baturaja adalah dengan cara mengumpulkan sampah pada tiap-tiap rumah kemudian diangkut dengan gerobak ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) lalu diangkut dengan Truk Sampah ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Adapun lokasi se mentara pembuangan sampah di Kota Baturaja sekarang ini adalah di Desa Batu Putih dekat bantaran Sungai Lengkayap yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Sosoh Buay Rayap, jaraknya kurang lebih 8,5 Km dari Kota Baturaja.

Rencana pengembangan pembuangan s ampah untuk Kota Baturaja ke depan diarahkan ke lokasi TPA (Tempat Pembuangan Sampah Akhir) yang terletak di areal Gunung Meraksa, Kurup Kecamatan Lubuk Batang, diluar batas kawasan perkotaan Kota Baturaja.

Sedangkan Rencana pengembangan dari persampaha n di Kota Baturaja,

antara lain adalah :

1. Peningkatan pengelolaan sampah dengan cara melakukan pemisahan antara sampah organik dengan sampah an-organik mulai dari rumah penduduk sampai TPS dan TPA sedangkan rencana pengembangan relokasi pembuangan TPA harus jauh dari lingkungan rumah penduduk, sekolah, tempat kerja dan lain sebagainya,

2. Penambahan sarana dan prasarana persampahan.

3. Pembangunan dan penyediaan tempat-tempat sampah, seperti ; bak sampah, tong sampah, gerobak sampah dan lain-lain,

(19)

dengan Dump Truk ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Atau dapat juga dilakukan dari sistem pewadahan langsung diangkut dengan compactor truk ke TPA. Sketsanya dapat dilihat pada Gambar 6.1.

Gambar 6.1. Skema Sistem Pembuangan Sampah

Paradigma lama menempatkan sampah sebagai sumber pencemar lingkungan

yang apabila tidak dikelola dengan baik akan meng akibatkan pengotoran lingkungan,

pencemaran air, tanah, dan tempat menjamurnya bibit penyakit. Inilah pemaknaan sampah pada posisi sebagai limbah. Paradigma ini jelas tepat, akan tetapi

permasalahannya kita hanya berhenti pada titik pemahaman sampah sebaga i limbah

tersebut, sehingga (seperti dikemukakan di awal) berbagai tindakan penanganan yang diambil pun terasa kurang tepat.

Saat ini dalam pengangkutan sampah dengan menggunakan Jalan utama (permanen) yang telah sejak awal operasi dan tetap menggunakan jalan yang sudah ada (eksisting), untuk jalan masuk ke TPA direncanakan pembuatan jalan baru dengan

(20)

Untuk kawasan non-perumahan seperti pasar, kantor, pertokoan, penginapan (hotel) dan fasilitas umum lainnya maka Sistem pengolahan sampah ada 2 macam alternatif sebagaimana terlihat pada sketsa gambar di atas

Alternatif I, seperti daerah pemukiman, pewadahan dilakukan dengan tong-tong sampah dan kantong-kantong plastik, pengumpulan d engan gerobak sampah ke tempat pengumpulan-pengumpulan sementara (TPS), kemudian diangkut dengan dump truck ke TPA.

Alternatif II , setelah sampah-sampah ditampung dalam tong-tong sampah, kemudian dibawa dengan gerobak ke container dan diangkut dengan ‘arm roll truck ’ ke TPA.

Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam kaitan dengan penentuan lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ini yaitu :

Jauh dari permukiman penduduk 

Pada lokasi yang kosong dan tidak subur 

Tidak menggannggu ekosistem disekitarnya 

Topografi rendah 

Tidak menimbulkan atau menyebabkan penyakit. 

(21)

Tabel 6.10

Pelaku Pengolah Sampah PEMULUNG/ TUKANG

RONGSOK KELILING

LAPAK BANDAR PABRIK PENGRAJIN

Istilah Mengumpulkan barang baik dengan cara memungut tanpa harus membeli, cara membeli atau menukar

Mengumpulkan melalui membeli dari pemulung atau tukang rongsok keliling

mengumpulkan barang berdasarkan jenis tertentu saja misal bandar Logam, bandar kertas, bandar plastik mengumpulkan barang dari bandar yang dijadikan bahan baku produksinya komponen masyarakat yang memiliki kemampuan dalam menambah nilai suatu barang Lokasi TPA/TPS, Perumahan,

jalan, sungai atau fasilitas umum lainnya

Menetap di suatu tempat Menetap di suatu tempat yang diperkirakan potensial

mengumpulkan jenis yang bandar itu tekuni

Menetap Selalu

mendekati lapak atau bandar

Kegiatan Setelah dikumpulkan barang tersebut disortir dan dipilah

berdasarkan jenis dan kualitasnya kemudian dijual ke lapak

Mengkoordinir pemulung dan tukang rongsok keliling

Optimalisasi penyortiran dan pengkelasan Pennyiapan barang untuk dijual ke bandar maupun pengrajin

Membina dan meng koordinir lapak Optimalisasi penyortiran dan pengkelasan Penyiapan barang untuk dijual ke pabrik maupun pengrajin

Koordinasi dengan bandar agar bisa terus produksi Menambah nilai barang contoh dari kertas semen menjadi kantong dll

Keuntungan Diperoleh dari hasil penjualan barang kelapak atau selisih dari pembelian barang dengan penjualan

Diperoleh dari selisih pembelian dengan penjualan atau dari optimalisasi penyortiran dan pengkelasan Optimalisasi penyortiran dan pengkelasan Pennyiapan barang untuk dijual ke bandar maupun pengrajin Dari banyaknya jenis produksi dan volume produksi Perolehan dari penambahan nilai barang Dilihat dari hasil kerajinan yang ia peroleh Perkiraan perolehan keuntungan

5.000 - 100.000/hari Semakin banyak pemulung yang dapat dikordinir lapak tersebut semakin banyak

Semakin banyak lapak yang dapat dikordinir bandar tersebut semakin

5.000 - 100.000/hari

(22)

perolehan keuntungan banyak perolehan keuntungan Aturan main Pemulung atau tukang

rongsok keliling biasanya dimodali oleh lapak. Dengan pemberian modal harian yaitu tidak ada barang kembali uang

Lapak diberikan pinjaman lunak oleh bandar besar berupa bentuk pengikatan agar barang tidak dijual kepada bandar lain pemberian pinjaman itu dengan syarat tertentu

bandar diberikan pinjaman lunak oleh pabrik (husus untuik jenis kertas, logam, plastik baru sebagian ) Pengrajin biasanya titip dulu uang dengan jaminan dia memperoleh barang yang ia inginkan

Sumber : Hasil Analisis

Timbunan sampah yang terus meningkat dari 12 Kecamatan yang terbesar pada kecamatan Sinar Peninjauan sebesar 12 m3 perhari dengan tingkat pelayanan hanya 20% . Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel. 6.11 Produksi Persampahan KECAMATAN Penduduk (Jiwa) Produksi Sampah (M3) % terlayani Beroperasi Jml. Alat Pengumpul Jml. Alat Pengangkut 1. Lengkiti

2. Sosoh Buay Rayap 3. Pengandonan 4. Semidang Aji 5. Ulu Ogan 6. Muara Jaya 7. Peninjauan 8. Lubuk Batang 9. Sinar Peninjauan 10. Baturaja Timur 11. Lubuk Raja 12. Baturaja Barat 26.450 12.049 8.955 26.064 8.166 6.837 40.625 28.508 40.625 93.652 28.048 34.911 *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) Jumlah 333.562 *) Proses Pendataan

(23)

Adapun permasalahan yang dihadapi saat ini dalam pengelolaan persampahan meliputi :

1. Luasnya wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu.

2. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan kesehatan. 3. Masih kurangnya biaya operasianal. 1

4. Masih kurangnya sarana dan prasarana dalam pengelolaan persampahan (alat angkut, alat berat dan lainnya)

(24)

Tabel 6.12

Permasalahan Pengelolaan Persampahan Yang Dihadapi

No. Aspek Pengelolaan Persampahan

Permasalah

Yang Dihadapi TINDAKAN

Penanggung Jawab Telah dilaksanakan Sedang dilaksanakan Rencana utk dilaksanakan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) A. Kelembagaan: Bentuk institusi  Dasar hukum  pembentukan institusi SDM; dll  Kapasitas SDM

rendah Pelatihan staf

Dinas PU Cipta Karya. Pengairan dan Tata Ruang Kab OKU B. Teknis Operasional: 1 Perencanaan : Ketersediaan dokumen perencanaan (master plan, FS, DED Belum ada Master Plan Persampahan Rencana pembuatan Master Plan Dinas PU Cipta Karya. Pengairan dan Tata Ruang Kab OKU

2 Prasarana dan Sarana Belum memadai

Pembangunan Kantor, lubang sampah Pembangunan gedung workshop, penambahan lubang sampah Dinas PU Cipta Karya. Pengairan dan Tata Ruang Kab OKU Pewadahan

Bin/Tong Sampah; dll

Belum ada tong sampah dan belum ada pemilahan Pengadaan Tong sampah Dinas PU Cipta Karya. Pengairan dan Tata Ruang Kab OKU Pengumpulan Gerobak sampah a. Becak sampah b. Street sweeper; dll c. Belum ada gerobak sampah Penyediaan gerobak sampah Dinas PU Cipta Karya. Pengairan dan Tata Ruang Kab OKU Pemindahan (Penampungan Sementara) Transfer depo a. Container b. Belum ada

(25)

Sistem Pengelolaan Sampah No Isu/Prmasala-han Per Kawasan Tujuan/ Sasaran Pendekatan/ Strategi Pembangunan

Kebijakan Program Kegiatan Output/ Outcome 1 Sampah bertambah kapasitas TPA berkurang Pengurang an Volume Sampah Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Sampah Penerapan mekanisme pengelolaan persampahan yang baik dan sesuai dengan masing-masing daerah Peningkata n mekanisme pengelolaa n sampah Pembentukan kelembagaan persampahan Peningkatan teknis operasional Outcome: Penambaha n TPA 3 Unit 2 Rencana pengelolaan & pemeliharaan PS persampahan Pengelolaa n sampah guna peningkata n taraf hidup masyaraka t Pengelolaan dan pemeliharaan PS persampahan Penekanan sektor industri persampahan yang terbatas guna peningkatan taraf hidup masyarakat Peningkata n sektor industri prsampaha n Peningkatan Pengelolaan dan pemeliharaan PS persampahan Output: Outcome: tong/bin sampah 8 TPA 3 unit 3 cakupan layanan persampahan sudah mencapai 85 % Meningkat nya cakupan pelayanan persampah an Identifikasi Kebutuhan Pelayanan Persampahan Pengembanga n sistem pengelolaan persampahan yang lebih efisien dan efektif Pengemba ngan sistem pengelolaa n sampah baru Peningkatan sistem 3R Outcome: mningkatny a cakupan layanan prsampaha n 90% 4 Rencana pengembanga n PS persampahan Peningkata n kinerja pengelolaa n TPA Pengurangan volume timbulan sampah Tetap menyediakan lahan sebagai area pengelolaan sampah Penyediaa n area lahan pengelolaa n sampah Peningkatan kinerja pengelolaan TPA Output: Outcome: leachet treatment

Sumber : Hasil Analisis

Prediksi produksi sampah dan kebutuhan prasarananya angkutan persampahan kawasan perkotaan Kota Baturaja berdasarkan BWK yang ada hingga tahun 2028 dapat dilihat pada Tabel 6.11. dibawah ini.

(26)

Tabel 6.14.

Rencana Produksi dan Volume Sampah Terlayani Di Kawasan Perkotaan Kota Baturaja Hingga Tahun 2028

NO

URAIAN

BWK A

BWK B

BWK C

BWK D

BWK E

BWK F

BWK G

BWK A

BWK B

BWK C

BWK D

BWK E

BWK F

BWK G

1Jumlah Penduduk

55,550

10,481

18,866

5,242

5,240

-

9,959

67,946

12,820

23,076

6,410

6,410

-

11,538

2Jumlah Penduduk Terlayani

38,885

7,337

13,206

3,669

3,668

-

6,971

67,946

12,820

23,076

6,410

6,410

-

11,538

3Prosentasi Penduduk Terlayani (%)

75

75

75

75

75

-

75

100

100

100

100

100

-

100

4Produsksi Sampah Domestik (M3/Hr)

16,665

3,144

5,660

1,573

1,572

-

2,988

20,384

3,846

6,923

1,923

1,923

-

3,461

5Produksi Sampah Non Domestik (M3/Hr)

9,999

1,887

3,396

944

943

-

1,793

12,230

2,308

4,154

1,154

1,154

-

2,077

6Produksi Sampah Total26,664

5,031

9,056

2,516

2,515

-

4,780

32,614

6,154

11,076

3,077

3,077

-

5,538

7Produksi Sampah Domesitik Terlayani (M3/Hari)

22,664

4,276

7,697

2,139

2,138

-

4,063

32,288

6,092

10,966

3,046

3,046

-

5,483

8Volume Sampah Terlayani (M3/Hari)

23,998

4,528

8,150

2,265

2,264

-

4,302

31,962

6,031

10,855

3,015

3,015

-

5,427

(27)

6.4.3. Drainase

Sejalan dengan perkembangan otonomi daerah dan pemekaran Kabupaten Ogan Komering Ulu menjadi 3 (tiga) kabupaten, di Kabupaten OKU Induk masih ada perlu pengembangan Sistim Drainase yang berskala besar.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, Pengairan dan Tata Ruang Kabupaten Ogan Komering Ulu harus mengemb angkan dan meningkatkan sitim drainase perkotaan yang ada dilingkungan Permukiman.

Pada tahun 200 6 telah di lakukan pembangunan drainase perkotaan, daerah permukiman Kelurahan Baturaja Permai dan Sekar Jaya sepanjang ± 2.500 Meter, namun karena keterbatasan Dana Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu sehingga pelaksanaan pengembangan drainase tersebut belum bisa dilanjutkan, sisa yang masih sangat dan akan segara dibangunan drainase dilingkungan tersebut sepanjang ± 3.000 Meter.

Dilingkungan Permukiman tersebut yaitu daerah Kelurahan Batuaja Permai dan Sekar Jaya, yang mana wilayah tersebut sangat pesat pembangunan atau

pengembangan perumahan sehingga tempat resapan air atau rawa-rawa sebahagian

telah tertimbun oleh bangunan-bangunan yang ad a, sehingga diwaktu hujan daerah

permukiman tersebut terjadi genangan air dikarenakan kurangnya drainase.

Dari akibat tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu perlu menata dan mengembangkan sistim drainse perkotaan untuk mencari solusi menan gani hal tersebut yang sangat meresahkan masyarakat setempat.

(28)

Tabel 6.15

Pembagian Wilayah Perencanaan Berdasarkan Wilayah Pengaliran

No. Wilayah Pengaliran Luas

(Ha) (%)

1. WP. I 183,00 21,85

2. WP. II 536,00 64,00

3. WP. III 118,50 14,15

Total 837,50 100,00

Sumber : Analisis Peta Topografi

Pada umumnya sistem pengeringan atau pembuangan air hujan di Kota Baturaja belum dapat dikatakan baik, sebab pada beberapa tempat saluran yang ada

masih bersifat alami yaitu terbuat dari tanah dimana aliran air cenderung bergerak dari

daerah dataran tinggi ke daerah dataran yang lebih rendah. Selain itu ada beberapa saluran yang masih bersatu antara saluran pengeringan air hujan dengan saluran

pembuangan air limbah sehingga menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya (polusi visual dan polusi air, tanah dan udara).

Rencana pengembangan saluran pembuangan air hujan dan air kotor (drainase) di Kota Baturaja adalah sebagai berikut :

1. Penyusunan rencana teknis pengembangan drainase kecamatan dan optimalisasi fungsi saluran primer serta pembuatan riol di sepanjang jalan arteri primer,

2. Merencanakan pemisah saluran limbah cair domestik (mandi, cuci dan kakus) dengan saluran air hujan (drainase),

3. Dilarang atau menghentikan pembuangan limbah langsung ke sungai atau saluran terbuka,

4. Mengembangkan sistem komunal septik-tank untuk pembuangan limbah pada daerah-daerah yang tidak terlayani sanitasi kota,

5. Pembangunan dan peningkatan saluran drainase tersier ke kiri kanan ruas jalan lingkungan,

(29)

Tabel. 6.16. Data Genangan Banjir

KECAMATAN Priode Genangan Banjir Lama Genangan (jam) Tinggi Genangan (cm) Luas Genangan (Ha) Drainase Primer yang dibutuhkan 1. Lengkiti

2. Sosoh Buay Rayap 3. Pengandonan 4. Semidang Aji 5. Ulu Ogan 6. Muara Jaya 7. Peninjauan 8. Lubuk Batang 9. Sinar Peninjauan 10. Baturaja Timur 11. Lubuk Raja 12. Baturaja Barat *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) Jumlah *) *) *) *) *) *) proses pendataan

Jaringan drainase yang digunakan saat ini diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah masih banyak menggunakan pembuangan setempat maupun siring masing-masing rumah tangga.

Kondisi ekonomi sosial masyarakat dalam turut serta membuat saluran drainase masih sangat rendah dan selalu mengandalkan biaya Pemerintah Kabupaten .

Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan :

“Membangun sistem drainase di kawasan pedesaan/perkotaan Kabupaten. Terutama bagi kawasan yang padat penduduk dengan membuat sistem IPAL”.

(30)

Tabel. 6.17 Kebutuhan Produksi Air Rata-rata

Sumber : Hasil Analisis

NO

URAIAN

BWK ABWK B

BWK CBWK D

BWK E

BWK F

BWK G

BWK A

BWK B

BWK C

BWK D

BWK E

BWK F

BWK G

1Jumlah Penduduk

55,550

10,481

18,866

5,242

5,240

-

9,959

67,946

12,820

23,076

6,410

6,410

-

11,538

2Jumlah Penduduk Terlayani

47,218

8,909

16,036

4,456

4,454

-

8,465

6,795

1,282

2,308

641

641

-

1,154

3Prosentasi Penduduk Terlayani (%)

85

85

85

85

85

-

100

100

100

100

100

100

-

100

4Pemakaian Rata-Rata (l/org/hari)

120

120

120

120

120

-

120

120

120

120

120

120

-

120

5Pemakaian Air Domestik (l/org/hari)

6,666,000

1,257,720

2,263,920

629,040

628,800

1,195,080

-

8,153,520

1,538,400

2,769,120

769,200

769,200

-

1,384,560

6Pemakaian Air Non Domestik (l/org/hari)

1,333,200

251,544

452,784

125,808

125,760

-

239,016

1,630,704

307,680

553,824

153,840

153,840

-

276,912

7Total Pemakaian Air 7,999,200

1,509,264

2,716,704

754,848

754,560

1,434,096

-

9,784,224

1,846,080

3,322,944

923,040

923,040

-

1,661,472

8Kebocoran Air

1,599,840

301,853

543,341

150,970

150,912

-

286,819

1,956,845

369,216

664,589

184,608

184,608

-

332,294

9Kebutuhan Produksi air Rata-Rata (l/dtk)

90

20

20

10

10

-

12

100

15

16

8

8

-

11

(31)

Permasalahan yang saat ini dihadapi oleh SPAM IKK di Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah :

Besarnya Biaya Operasional dan Perawatan disbanding dengan a.

pendapatan yang diperoleh, sehingga mengakibatkan Operasional kurang berjalan dengan baik.

Besarnya Biaya Pembeliaan BBM(Solar) karena sebagian besar Unit b.

SPAM yang beroperasi menggunakan Genset.

Tidak adanya /kecilnya anggaran biaya perawatan sehingga bila terjadi c.

kerusakan peralatan maupun meteran rusak sulit untuk memperbaiki atau menggantinya.

Sulitnya mendapatkan spare parts ataupun suku cadang untuk genset d.

maupun pompa karena harus melalui proses pemesanan lebih dahulu dan harganya yang mahal sehingga bila ada kerusakan akan lambat dalam perbaikannya.

Rendahnya tariff jasa air minum yang diterapkan saat ini Rp. 830,-/m3 e.

sementara untuk memproduksi 1 m3 air di perlukan biaya sebesar + Rp. 2.305,-.

Gambar

Gambar 6.1. Skema Sistem Pembuangan Sampah

Referensi

Dokumen terkait

Seperti pada UU Nomer 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen mengatakan bahwa “Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan

Schubungan dengan hal tersebut saya mohon sudi kiranya Bapak/lbu bcrkenan memberi ijin bagi mahasiswa yang bersangkutan untuk mcngambil data di tempat yang Bapa,k!Ibu

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk membuat aplikasi pengolahan data keberatan pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Selatan dan

Sistem yang dibuat penulis adalah Self Service peminjaman dan Pengembalian buku.Alat ini bekerja dengan membaca label barcode jenis 128 oleh barcode reader

Secara keseluruhan di dalam penelitian ini yang akan di bahas adalah tentang makna Gelar Adat Lampung Saibatin studi dipekon Kenali Kecamatan Kenali Kabupaten

Maramis, dr., SpKJ(K) Selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan

A simple RC filter with low corner frequency is needed during testing in order to filter the noise present on the voltage source driving the tuning line.

Metode dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D) dengan model pengembangan Brog and Gall yang telah di modifikasi oleh Sugiyono. Ada 7