• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 1.1 KAJIAN TEORI

1.1.1 Pengertian Supervisi

Supervisi pada awalnya merupakan bagian dari aktivis manajemen pemeriksaan atau inspeksi oleh pihak internal. Kepala Sekolah harus menunjukkan bukti kinerja pelaksanaan tugasnya. Pendidik harus menunjukkan bagaimana membelajarkan siswa, menerapkan kurikulum, dan menyerap pelajaran. Pada dekade ini tema memeriksa tertanam kuat dalam praktek supervisi.

Dalam pendidikan manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat pada usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya (Pidarta, 2004:4). Pelaksanaan manajemen sekolah yang efektif dan efisien menuntut dilaksanakan empat fungsi pokok manajemen tersebut secara terpadu dan terintegrasi dalam pengelolaan bidang-bidang kegiatan manajemen pendidikan.

Supervisi mempunyai pengertian yang luas. Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personil sekolah lainnya didalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Ia berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan

(2)

2

pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode-metode mengajar yang lebih baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran dan sebagainya. Atau dengan kata lain: bahwa supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif (Ngalim Purwanto, 2003: 77).

Dalam pelaksanaanya, supervisi bukan hanya mengawasi apakah para guru pegawai menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan-ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga berusaha bersama guru-guru, bagaimana cara-cara memperbaiki proses belajar-mengajar. Jadi, dalam kegiatan supervisi, guru-guru tidak dianggap sebagai pelaksana pasif, melainkan diperlakukan sebagai partner bekerja yang memiliki ide-ide, pendapat-pendapat, dan pengalaman-pengalaman yang perlu didengar dan dihargai serta di ikutsertakan didalam usaha-usaha perbaikan pendidikan.

Batasan supervisi menurut Boardman et. Antara lain: "Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstimulir dan membimbing pertumbuhan tiap murid secara kontinyu, sehingga dengan demikian mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarkat demokrasi modern" (Piet Sahertian, 2009: 19).

(3)

3 Suatu tujuan lain yang melihat supervisi dari sudut proses sosial seperti yang dikemukakan oleh H. Burto dan Lee J. Bruececkner."Supervisi adalah suatu tekhnik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaki secara bersama-sama.Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkemabngan anak" (Piet Sahertian, 2009: 20).

Menurut Hadari Nawawi: "Supervisi adalah pelayanan yang disediakan oleh pimpinan untuk membantu guru-guru (orang yang dipimpin) agar menjadi guru-guru atau personal yang semakin cakap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan khususnya agar mampu meningkatkan efektivitas proses belajar-mengajar di sekolah" (Hadari Nawawi, 2005: 104).

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud supervisi pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang membantu melayani guru dan staf sekoah dalam meningkatkan keprofesionalannya khususnya dalam tugas belajar mengajar dengan mengarahkan, memberi motivasi, saran dan bimbingan sehingga anak didik dapat belajar secara maksimal dalam situasi, kondisi proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

1.1.2 Tujuan dan Fungsi Supervisi a. Tujuan Supervisi

Pokok dari tujuan supervisi ialah untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. Usaha kearah pengembangan dan

(4)

4

peningkatan situasi, suasana dan hasil belajar-mengajar ditujukan kepada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara maksimal (Yusak Burhanudin, 2005: 26).

Supervisi sebagai suatu aktifitas pendidikan mempunyai tujuan tertentu inti pokok dari tujuan supervisi pendidikan adalah meningkatkan hasil proses belajar mengajar secara lebih baik. Menurut Hadari Nawawi dalam bukunya “Administrasi pendidikan mengatakan bahwa: tujuan supervisi pendidikan adalah menilai kemampuan guru sebagai pendidik dan mengajar dalam bidang masing-masing guna membantu mereka melakukan perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan dengan menunjukkan kekurangan kekurangan agar di atasi dengan usaha diri sendiri” (Hadari Nawawi, 2005: 105).

Dengan demikian dapat diketahui bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah memberi layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi beajar mengajar yang dilakukan guru di kelas.Usaha perbaikan situasi belajar mengajar ditujukan kepada tujuan akhir pendidikan yakni pembentukan kepribadian anak secara optimal. Oleh sebab itu tujuan supervisi pendidikan harus searah dengan tujuan pendidikan.

Sedangkan menurut Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto secara Nasional tujuan kongkrit dari supervisi pendidikan adalah:

1) Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan.

(5)

5 2) Membantu guru dalam membimbing pengalaman

murid-murid.

3) Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar.

4) Membantu guru dalam menggunakan metode-metode dan alat-alat pelajaran modern.

5) Membantu guru dalam memenuhi kebutuhaan belajar murid-murid.

6) Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.

7) Membantu guru-guru baru disekolah sehingga merasa gembira dengan tugas-tugas yang diperolehnya.

8) Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber-sumber masyarakat dan seterusnya.

9) Membantu guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolah (Hendiyat Soetopo, 2004: 40).

Dari rumusan tersebut di atas dapat diketahui bahwa tujuan supervisi pada hakekatnya adalah

membantu dan menumbuhkan kualitas

profesionalisme guru, sehingga dapat melaksanakan tugasnya dalam proses balajar mengajar secara efektif dan efisien baik dalam menggunakan alat-alat pelajaran serta memecahkan semua permasalahan yang berkaitan dengan proses balajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

(6)

6

b. Fungsi Supervisi

Ada bermacam-macam tanggapan tentang fungsi supervisi sesuai dengan definisi yang telah dikemukakan, namun ada suatu general agrement bahwa peranan utama dari supervisi adalah ditujukan kepada "perbaikan pengajaran". Franseth Jane, berkeyakinan bahwa supervisi akan dapat memberi bantuan terhadap program pendidikan melalui bermacam-macam cara sehingga kualitas kehidupan akan diperbaiki oleh karenanya. Sebagaimana Frnseth Jane, demikian juga Ayer, Fred E. menganggap fungsi supervisi untuk memelihara program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan (Piet Sahartian, 2009: 25).

Usaha perbaikan merupakan proses yang kontinyu sesuai dengan perubahan masyarakat. Masyarakat selalu mengalami perubahan. Perubahan masyarakat membawa pula konsekwensi dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Suatu penemuan baru mengakibatkan timbulnya dimensi-dimensi dan perspektif baru dalam bidang ilmu pengetahuan.

Perubahan masyarakat menentukan dimensi-dimensi baru terhadap fungsi supervisi menurut Swearingen sebagai berikut:

Swearingen memberi 8 fungsi supervisi 1) Mengkoordinir semua usaha sekolah 2) Memperlengkapi kepemimpnan sekolah 3) Memperluas pengalaman guru-guru 4) Menstimulir usaha-usaha yang kreatif

5) Memberikan Fasilitas dan penilaian yang terus menerus

(7)

7 6) Menganalisa situasi belajar dan mengajar

7) Memberikan pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staf

8) Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru (Soekarto, 2002: 283-284).

Adapun penjelasan mengenai fungsi supervisi menurut Swearingen adalah

a. Mengkordinasi semua usaha sekolah perkembangan sekolah semakin bertambah luas, usaha-usaha sekolah makin menyebar, perlu ada kordinasi yang baik terhadap semua usaha sekolah.

b. Usaha tiap guru ada beberapa guru yang mengajar suatu mata pelajaran yang sama dan tiap guru ingin mengemukakan ide dan caranya kearah perbaikan pengajaran. Usaha-usaha perseorangan itu perlu dikordinir.

c. Usaha-usaha sekolah seorang supervisor berfungsi pada beberapa sekolah atau kelas. Bagaimana menyusun program

sekolah, menentukan kebijakan

(policy)masing-masing sekolah

mengintensifkan tujuan-tujuan dari sekolah-sekolah secara konkrit, semuanya ini perlu ada kordinasi yang baik.

d. Usaha pertumbuan jabatan tiap guru ingin tumbuh dalam jabatannya melalui in-sevice training, extension course, workshop bagi guru-guru, semua usaha itu dapat lancar

(8)

8

bila dikordinir secara baik

e. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah dalam masyarakat yang demokratis kepemimpinan yang demokratis memegang

peranan penting. Kepemimpinan

(leadership) dipandang sebagai suatu keterampilan (skill). Ketrampilan memerlukan latihan.Jadi fungsi supervisi yaitu melatih dan melengkapi guru-guru agar mereka memiliki keterampilan dalam kepemimpinan sekolah.

f. Memperluas pengalaman akar dari

perluasan pengalaman terletak pada sifat dasar manusia.Manusia selalu ingin mencapai kemapuan yang semaksimal mungkin. Seorang pemimpin dapat berfungsi sebagai pemimpin pendidikan, bilamana ia dapat membantu memberi pengalaman-pengalaman baru kepada anggota staf sekolah.

g. Menstimulir usaha-usaha yang kreatif usaha-usaha kreatif bersumber pada pandangan tentang manusia. Semua orang percaya manusia diciptakan dengan memiliki potensi untuk berkembang dan berkarya. Supervisi bertugas untuk menciptakan suasana yang memungkinkan guru-guru dapat berusaha meningkatkan potensi-potensi kreativitas dalam dirinya. h. Memberikan fasilitas dan penilaian yang

(9)

9 sumber daya diperlukan penilaian terus menerus. Melalui penelitian dapat diketahui kelemahan dan kelebihan dari hasil proses belajar mengajar. Penilaian itu harus bersifat menyelurh dan kontinyu. Menyeluruh berarti penilaian itu menyangkut semua aspek kegiatan di sekolah. Kontinyu dalam arti penilaian berlangsung setiap saat, yaitu pada awal, pertengahan dan diakhiri dengan tugas. i. Menganalisa situasi belajar mengajar

Supervisi diberikan dengan tujuan tertentu. Tujuannya ialah untuk memperbaiki situasi belajar-mengajar. Agar usaha memperbaiki situasi belajar mengajar dapat tercapai, maka perlu analisis hasil dan proses pembelajaran (Piet Sahartian, 2000: 22-24). j. Memberi pengetahuan dan keterampilan (skill) pada setiap anggota staf Supervisi berfungsi memberi stimulir dan membantu

guru agar mereka mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan dalam mengajar. Ini hanya mungkin bila selalu ada latihan dan bantuan kepada setiap guru, setiap orang baik ia sudah dewasa atau ia sebagai guru, tetapi pada saat-saat tertentu ia membutuhkan bantuan dan dorongan orang lain untuk memperoleh pengetahuan baru.

k. Mengintegrasikan tujuan dan pembentukan kemampuan dasar mengintegrasikan

(10)

10

tujuan dan kemampuan seseorang terletak dan berakar dalam aspek psychologis dari sifat manusia. Untuk mencapai suatu tujuan kita harus mengukur atau menyadari dahulu kemampuan yang ada pada kita, apakah dengan kemapuan yang ada, tujuan yang dikejar dapat dicapai.

Fungsi supervisi adalah membantu setiap individu, maupun kelompok agar sadar akan nili-nilai yang akan dicapai itu, memungkinkan penyadaran akan kemampuan diri sendiri.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi sangat mewarnai dunia pendidikan,.program pendidikan jarak jauh, sistem komputerisasi, tehnologi instruksional, "network planning" dan sebagainya merupakan hasil pendidikan yang diwarnai lajunya perkebangan ilmu pengetahuan dan tehnologi masa kini. Oleh karena itu guru senantiasa harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan perkembangan zaman.

1.1.3 Teknik Supervisi

Supervisi dapat dilakukan dengan beragai cara, dengan tujuan agar apa yang diharapkan bersama dapat menjadi kenyataan. Secara garis besar, cara atau tekhnik supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu teknik perseorangan dan teknik kelompok

a. Teknik perseorangan

Yang dimaksud dengan tekhnik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:

(11)

11 1) Perkunjungan kelas

2) Observasi kelas 3) Percakapan pribadi

4) Saling mengunjungi kelas

5) Menilai diri sendiri (Suryo Subroto, 2004: 138) b. Teknik kelompok

Ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain: 1) Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings)

Seorang kepala sekolah yang baik umumnya menjalankan tugas-tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusunnya. Termasuk didalam perencaaan itu antara lain mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru. Berbagai hal dapat dijadikan bahan dalam rapat-rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi seperti hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan dalam pengembangan kurikulum, pembinaan adminitrasi atau tata laksana sekolah, termasuk BP3 dan pengelolaan uang sekolah.

2) Mengadakan diskusi kelompok (group Discussions) Diskusi kelompok dapat dilakukan dengan membentuk kelompok guru bidang studi sejenis (biasanya untuk sekolah lanjutan). Untuk SD dapat pula dibentuk kelompok-kelompok guru yang berminat pada mata pelajaran tertentu. Kelompok-kelompok yang telah terbentuk itu diprogramkan untuk mengadakan pertemuan/diskusi guna membicarakan hal-hal yag berhubungan dengan usaha pengembangan dan peranan proses belajar-mengajar. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau

(12)

12

kepala sekolah dapat memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat ataupun saran-saran yang diperlukan.

3) Mengadakan penataran-penataran (inservice-training)

Tehnik supervisi yang dilakukan melalui penataran-penataran sudah banyak dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi tetentu, penataran tentang metodologi pengajaran, dan

penataran tentang administrasi

pendidikan.Mengingat bahwa penataran-penataran tersebut pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah terutama adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran, agar dapat dipraktekkan oleh guru-guru (Ngalim Purwanto,122).

2.1.4 Supervisi Akademik

Pengembangan Supervisi Akademik melalui kunjungan kelas adalah merupakan bagian supervisi pendidikan yang menitik beratkan pada upaya

memberikan bantuan meningkatkan mutu

pembelajaran dan profesional guru sebagai pengelola proses belajar di dalam kelas. Menurut Muslim (2010: 41) supervisi akademik diberi pengertian sebagai serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru dalam bentuk layanan profesional yang diberikan oleh supervisor (kepala sekolah, penilik sekolah dan pembina lainnya) guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar.

(13)

13 Pengembangan Supervisi akademik bukan hanya membantu guru dalam memahami pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuannya, tapi juga membantu guru dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya, sebagai dasar analisis dalam menyusun rencana pembelajaran secara tepat (Arikunto, 2006: 12). Di samping itu supervisi membantu guru agar memiliki kemampuan dalam mengembangkan kecakapan pribadi. Supervisi bertujuan membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu sama lainnya. Makna lain yang terkandung dalam definisi tersebut adalah bahwa supervisi dimaksudkan untuk membantu guru dalam memberi pengertian kepada masyarakat mengenai program yang sudah ada dan direncanakan oleh sekolah agar masyarakat dapat mengerti. Intinya supervisi akademik melalui kunjungan kelas merupakan bantuan kepada guru dalam meningkatkan pemahaman dan kecakapan kinerja profesinya sebagai tenaga pendidik, agar berhasil mencapai tujuan pendidikan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik melalui kunjungan kelas adalah kegiatan berupa bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh supervisor yaitu kepala sekolah kepada guru di kelas dalam meningkatkan kualitas pembelajaraan, sehingga akan mendorong peningkatan prestasi belajar peserta didik yang akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan.

(14)

14

a.Tujuan Supervisi Akademik

Tujuan supervisi akademik melalui kunjungan kelas adalah untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik. Sudjana (2011:56) menjelaskan pengembangan supervisi akademik diselenggarakan dengan tujuan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggungjawabnya yakni melaksanakan pembelajaran yang mendidik. Oleh sebab itu pengembangan supervisi akademik guru hendaknya menguasai kompetensi yang harus dimikinya yakni kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik, dan kompetensi profesional sebagaimana dituangkan dalam Permendiknas nomor 16 tahun 2007.

Pengembangan Supervisi akademik

diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pemantauan dan penilaian kegiatan proses belajar mengajar di sekolah agar diketahui sejauh mana tercapainya tujuan pembelajaran. Pemantauan dan penilaian dilakukan melalui kunjungan dan observasi kelas pada saat guru melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran dikatakan berkwalitas apabila peserta didik melakukan aktivitas belajar yang mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif, inovatif dan menyenangkan serta mencapai hasil belajar yang optimal sehingga peserta didik mampu memecahkan masalah yang dihadapinya.

(15)

15 b. Teknik-teknik supervisi akademik

Sahertian (2008: 52) menyatakan bahwa teknik supervisi yang bersifat individual meliputi: kunjungan kelas, observasi kelas percakapan pribadi, intervisitasi penyeleksian sumber materi untuk mengajar. Teknik supervisi kepada individual guru antara lain: 1) kunjungan dan observasi kelas (2) individual conference (3) kunjungan antar guru-guru (4) evaluasi diri (5) supervisory buletin (6) profesional reading 7) profesional writing. Sedangkan tehnik kelompok antara lain : 1) rapat staf sekolah 2) orientasi guru baru 3) curriculum laboratory 4) panitia 5) perpustakaan profesional 6) demosnsrasi mengajar 7) lokakarya 8) fiel trips for staff personnels 9) pannel or forum discussion . Tehnik supervisi individual dipergunakan terhadap seseorang secara individual yang dapaat dilakukan dengan (1) kunjungan dan obervasi kelas (2) Individual conference (3) kunjungan antar guru-guru (4) evaluasi diri (5) supervisory buletin (6) profesional reading (7) profesional writing

Dalam penelitian ini, peneliti memilih menggunakan tehnik individual dengan kunjungan kelas untuk pelaksanaan supervisi akademik. Hal tersebut dilandasi dengan perlunya seorang pengawas dan kepala sekolah dalam melakukan pengawasan pada proses pembelajaran yang lebih ditekankan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Sehingga peneliti data memperoleh secara langsung. Menurut rugaiyah (2011:101) terdapat tiga metode dalam melakukaan supervisi individual, yaitu (1) mengadakan kunjungan kelas adalah kunjungan yang dilakukan

(16)

16

olek pengawas ataau kepalaa sekolah ke dalam kelas, baik ketika pembelajaaraan berlangsung maupun pada saat kelas kosong, atau ketika siswa ada di dalam kelas ; (2) mengadakan observasi kelas adalah kunjungan ke kelas untuk mencermati situasi yang sedang berlangsung di dalam kelas; (3) mengadakan wawancara perseorangan, dilakukan apabila supervisor bependapat bahwa dia menghendaki jawaban atas individu tersebut.

Metode yang dipilih peneliti adalah mengadakan observasi kelas, dengan maksud untuk mengetahui cara guru melakukan pembelajaran di dalam kelas. Sehingga dari pelaksanaan pembelajaran tersebut, akan terlihat kompetensi pedagogik guru selama pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas.

c. Supervisi akademik melalui Kunjungan Kelas Supervisi yang dilakukan melalui kunjungan kelas salah satu tehnik yang dipilih peneliti. Dalam kegiatan supervisi yang dilakukan melalui kunjungan kelas, merupakan suatu metode supervisi yang langsung kepermasalahan. Sehingga melalui kegiatan observasi, terdapat pengamat yang akan melakukan observasi selama guru mengajar.

Tantangan dalam kegiatan ini adalah, cara guru agar tidak merasa gugup saat dilaksanakan supervisi Menurut Brotosejati (2012:6) “kunjungan kelas dilakukan dengan berbagai cara,antaralain dengan: (1)pemberitahuan terlebih dahulu, (2) tanpa pemberi tahuan terlebih dahulu, (3) atas permintaan atau

(17)

17 undangan guru yang bersangkutan”.Agar tujuan kunjungan kelas dapat tercapai maka supervisor hendaknya mempersiapkan instrumen atau catatan-catatan serta alat yang diperlukan untuk memperoleh data atau informasi yang dikehendaki.

Dalam kegiatan supervisi melalui observasi ini, penting untuk mengetahui tujuan utamanya dilaksanakan observasi adalah (1) untuk mempelajari praktek-praktek mengajar atau mendidik setiap guru dan mengevalusinya; (2) untuk menemukan kelebihan-kelebihan khusus dan sifat yng menonjol pada diri setiap guru; (3) untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan guru dalam menunaikan tugasnya; (4) untuk mendorong guru agar sungguh-sungguh dan lebih baik; (5) untuk memperoleh bahan-bahan dan informasi guna menyusun program supervisi: (6) untuk menanamkan kepercayaaan diri supervisor dan program supervisinya; (7) untuk mempererat dan memupuk integritas sekolah (8) bagi supervisor sebagai pengumpulan bahan dan pengalaman yang daapat digunakan untuk pengembangan diri dan perbaikan program supervisinya.

Supervisi kunjungan kelas dilaksanakan melalui tahapan atau langkah-langkah tertentu agar pelaksanaan dapat berjalan lancar dan mencapai target yang ditentukan.Langkah-langkah supervisi akademik kunjungan kelas terdiri atas : (1) tahap pesiapan meliputi (a) menyiapkan instrumen dan (b) menyiapkan jadwal bersama, (c) memberitahukan kepada guru yang akan di-supervisi termasuk aktu kunjungan, (d)

(18)

18

mengadakan kesepakatan pelaksanaan supervisi. (2) Tahap pelaksanaaan, yaitu pelaksanaaan observasi supervisi kepala sekolah, (3) Tahap pelaporan, meliputi ; (a) mengidentifikasi hasil pengamatan pada saat observasi di kelas, (b) menganalisis hasil supervisi, (c) mengevaluasi bersama antara kepala sekolah dan guru, dan (d) membuat catatan hasil supervisi yang didokumentasikan sebagai laporan, (4) Tahap tindak lanjut, meliputi; (a) mendiskusikan dan membuat solusi bersama, (b) memberitahukan hasil pelaksanaan kunjungan kelas, dan (c) mengkomunikasikan kepada guru.

1.2 KINERJA GURU

2.2.1 Pengertian Kinerja Guru

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja (Depdikbud, 2010: 327). Seberapa jauh seseorang mampu melaksanakan pekerjaan dan dibandingkan dengan hasil yang ingin dicapai dinamakan kinerja seseorang pada pekerjaan tersebut (As'ad, 2006: 62). Dengan demikian kinerja merupakan hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Jadi di sini nampak bahwa pengertian kinerja dalam arti sempit hanya berkenaan dengan apa yang dihasilkan seseorang dalam pekerjaannya. Kinerja merupakan hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.

Kinerja guru merupakan salah satu faktor yang memegang peranan dalam keberhasilan pendidikan.

(19)

19 Seseorang dapat menyelesaikan sesuatu pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan dan dengan hasil yang memuaskan berarti tingkat kerjanya optimal. Sebaliknya jika seseorang tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan yang direncanakan berarti kinerjanya rendah. Seseorang yang memiliki pekerjaan dapat melakukan proses kerja, proses kerja selalu mempunyai langkah-langkah atau prosedur kerja. Prosedur kerja selalu mengarah pada pencapaian hasil pekerjaan yang sesuai dengan tuntutan kerjanya. Bila suatu pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prosedumya, maka akan sampai pada hasil kerja yang diinginkan yang merupakan tuntutan pekerjaan tersebut. Tolok ukur dari kinerja adalah tuntutan yang menggambarkan hasil yang ingin dicapai.

Kinerja identik dengan performance, yaitu hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika (Suyadi, 2007: 49). Kinerja selalu berhubungan dengan prestasi yang dimiliki seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas individunya, dan kinerja juga merupakan persyaratan yang harus dimiliki setiap individu dalam menyelesaikan tugas.Kinerja guru dapat direfleksikan dalam tugasnya sebagai pengajar dan sebagai pelaksana administrasi kegiatan mengajarnya. Dengan kata lain kinerja guru terlihat pada kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi

(20)

20

proses pembelajaran yang intensitasnya dilandasi etos kerja dan disiplin profesional guru.

Kinerja guru adalah gambaran hasil kerja seorang guru yang berkaitan dengan tugas yang diembannya dan didasarkan atas tanggung jawab profesional yang dimiliki guru tersebut.Kinerja guru adalah unjuk kerja guru yang dikaitan dengan tugas yang diemban yang merupakan tanggung jawab profesionalnya. Dalam situasi kerja kadang-kadang terjadi perbedaan kinerja seseorang dengan orang lain. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan karakteristik seseorang, seperti perbedaan kemampuan dan motivasi. Biasanya orang yang mempunyai kemampuan dan motivasi tinggi akan menghasilkan kinerja yang optimal, begitu sebaliknya. Disamping itu orang yang sama kemungkinan akan menghasilkan kinerja yang berbeda dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Orang yang bekerja pada tempat dengan suasana psikologis, sosial, dan lingkungan fisik yang memungkinkan dia melakukan kinerja yang optimal, akan menghasiikan pekerjaan sesuai dengan tujuan kerja. Sebaliknya seseorang yang bekerja dengan situasi dan kondisi baik secara psikologis, sosial dan lingkungan fisik yang tidak memungkinkan untuk menghasilkan kinerja yang optimal, tidak mungkin menghasilkan pekerjaan sesuai tuntutan kerja.

Kinerja adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya (Suryosubroto, 2009: 61). Kinerja seseorang banyak ditentukan oleh etos kerja orang tersebut. Etos kerja di sini diartikan sebagai suatu

(21)

21 kemauan kerja keras yang berlaku pada seseorang sebagai penghayatan norma-norma atau nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Pada dasarnya etos kerja adalah bagian dari tata nilai yang dimiliki seseorang mencakup disiplin, tanggung jawab, dedikasi dan loyalitas serta kejujuran dalam hubungannya dengan pekerjaan atau profesinya. Kinerja seseorang merupakan refleksi dari etos kerja yang dilihat dari tingkat pencapaian atau ketuntasan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, ukuran ketuntasan tugas dapat dilihat dari tujuan atau target pekerjaan yang harus diselesaikan.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk mengetahui kinerja seseorang dapat dilihat pada tingkat pelaksanaan tugas yang dicapai seseorang tersebut dalam suatu organisasi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan sebagai tujuan.

Mulyasa (2010: 91) menyebutkan empat kriteria kinerja guru, yaitu: (1) karakteristik personal, (2) proses, (3) hasil dan (4) kombinasi dari 1, 2, dan 3. Dilihat dari karakteristik personal, kinerja guru meliputi kemampuan, ketrampilan, kepribadian dan motivasi untuk melaksanakan tugas dengan haik. Dilihat dari proses, kinerja guru yang efektif akan tercapai jika perilaku dapat menunjukkan kecocokan dengan standar kinerja yang ditentukan. Dilihat dari hasil, dalam menilai kinerja guru hendaknya mengacu pada hasil nyata yang dikerjakan oleh guru baik kuantitas maupun kualitasnya. Selanjutnya Mulyasa (2010: 112) menyebutkan tiga faktor penting untuk menilai kinerja guru, yaitu kemampuan dan minat

(22)

22

guru, kejelasan penerimaan atas peranan guru, dan tingkat motivasi guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Tugas profesional guru dalam pembelajaran adalah merencanakan pembelajaran, kemampuan melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengevaluasi, memberikan perbaikan dan pengayaan dan melaksanakan hubungan pribadi.

Sementara itu Hamzah (2007: 221), menyebutkan beberapa dimensi dalam kinerja seseorang, beberapa dimensi itu adalah: (1) kualitas kerja, (2) kecepatan dan ketepatan kerja, (3) inisiatif dalam kerja, (4) kemampuan dalam kerja, dan (5) kemampuan mengkomunikasikan pekerjaan, Melalui dimensi-dimensi inilah kinerja seseorang mudah untuk dinilai.

Dalam mewujudkan kinerja guru ada beberapa ciri guru yang diharapkan dapat terwujud secara ideal (Surya, 2009: 91), yaitu:

a. Guru mempunyai semangat juang yang tinggi disertai kualitas keimanan, dan ketakwaan yang mantap.

b. Guru mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dengan tuntutan lingkungan dan kemajuan IPTEK.

c. Guru mampu belajar dan bekerjasama dengan profesi lain.

d. Guru memiliki etos kerja yang kuat.

e. Guru memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan jenjang karier.

f. Guru memiliki kesejahteraan lahir batin, material dan non material.

(23)

23 harapan.

h. Guru berjiwa profesional yang tinggi.

i. Guru yang mampu melaksanakan fungsi dan perannya secara terpadu.

Untuk mengetahui kinerja, maka diperlukan penilaian prestasi kerja yang rasional dan diterapkan secara obyektif terikat paling sedikit dua kepentingan, yaitu kepentingan pegawai yang bersangkutan sendiri dan organisasi yang bersangkutan (Siagian, 2009: 63). Disamping itu tujuan pokok sistem penilaian kinerja adalah menghasilkan informasi yang akurat dan sahih tentang perilaku dan kinerja anggota-anggota organisasi. Semakin akurat dan sahih informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja, semakin besar nilainya bagi organisasi. Bagi para pegawai termasuk guru, penilaian kinerja berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan dan potensinya. Bagi organisasi hasil penilaian para pegawai sangat penting arti dan peranannya dalam pengambilan keputusan.

Salah satu teknik penilaian kinerja yang berorientasi kedepan adalah penilaian diri sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri ini berusaha seobyektif mungkin untuk menjelaskan antara lain:

1) Apa tugas pokoknya.

2) Pengetahuan dan ketrampilan yang dituntut oleh kerja.

3) Kaitan tugasnya dengan tugas-tugas orang lain. 4) Dalam hal apa pegawai merasa berhasil.

5) Kesulitan yang dihadapi.

(24)

24

ditempuh (Simamora, 2008: 97)

Kinerja guru adalah unjuk kerja yang terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru mata pelajaran atau guru kelas. Kegiatan-kegiatan guru ini meliputi kegiatan merencanakan an melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan menilai, menganalisis hasil penilaian, dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian (Depdiknas, 2010). Kegiatan-kegiatan tersebut adalah tugas pokok dan fungsi guru yang merupakan dimensi kinerja guru dalam penelitian ini.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah performance yaitu gambaran hasil kerja guru atau unjuk kerja guru yang berkaitan dengan tugas yang diembannya dan didasarkan atas tanggung jawab profesional yang dimiliki guru tersebut. Hal ini ditunjukkan pada kualitas kerjanya, yang meliputi kemampuan merencanakan pembelajaran kemampuan melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran. Dimensi-dimensi inilah yang menjadi indikator dalam penelitian ini.

Mengingat pentingnya kinerja dalam kaitannya dengan keberhasilan guru untuk meningkatkan keberhasilan pendidikan, maka perlu dicari faktor-faktor apa yang secara dominan mempengaruhi kinerja guru tersebut. Untuk kepentingan itu perlu dicari besarnya pengaruh masing-masing variabel yang mempengaruhi kinerja guru .

Menurut Surya (2006: 120) faktor mendasar yang terkait erat dengan kinerja profesional guru adalah kepuasan kerja yang berkaitan erat dengan kesejah teraan para guru. Kepuasan ini dilatarbelakangi oleh

(25)

25 faktor-faktor: 1) imbalan jasa, 2) rasa aman, 3) hubungan antar pribadi, 4) kondisi kerja, dan 5) kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan diri. Jalal dan Supriyadi (2011: 137) mengatakan bahwa untuk meningkatkan kinerja diperlukan 1) peningkatan kesejahteran guru dan tenaga kependidikan lainnya, 2) pengembangan karier yang menarik, 3) menjaring calon guru yang bermutu tinggi, 4) restrukturisasi pendidikan prajabatan guru terpadu.

1.3 Penilaian Kinerja Guru 2.3.1 Pengertian

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagu naan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, penilaian kinerja guru adalah penilaian yang dilakukan terhadap setiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Guru sebagai pendidik profesional mempunyai tugas utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan dan penerapan kompetensinya, seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, khususnya pada penguasaan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Penguasaan dan penerapan kompetensi tersebut

(26)

26

sangat menentukan tercapainya kualitas proses pembelajaran, pembimbingan peserta didik, dan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan yang sesuai dengan fungsi Sekolah/Madrasah. Untuk itu memastikan apakah guru melaksanakan tugasnya secara profesional maka perlu dikembangkan sistem penilaian kinerja guru

Sistem penilaian kinerja guru adalah sebuah sistem penilaian kinerja berbasis bukti (evidence-based appraisal) yang didesain untuk mengevaluasi tingkatan kinerja guru secara individu dalam melaksanakan tugas utamanya sebagai guru profesional. Penilaian kinerja guru diharapkan berimplikasi positif terhadap perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru, juga harus berdampak pada peningkatan prestasi peserta didik. Sistem ini merupakan bentuk penilaian yang sangat penting untuk mengukur kinerja guru dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai bentuk akuntabilitas sekolah. Pada dasarnya sistem penilaian kinerja guru bertujuan:

1) Menentukan tingkat kompetensi seorang guru; 2) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja

guru dan sekolah;

3) Menyajikan suatu landasan untuk pengambilan keputusan dalam mekanisme penetapan efektif atau kurang efektifnya kinerja guru;

4) Menyediakan landasan untuk program pengemba ngan keprofesian berkelanjutan bagi guru;

5) Menjamin bahwa guru melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya serta mempertahankan

(27)

sikap-27 sikap yang positif dalam mendukung pembelajaran peserta didik untuk mencapai prestasinya;

6) Menyediakan dasar dalam sistem peningkatan promosi dan karir guru serta bentuk penghargaan lainnya.

Dalam konteks Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, penilaian kinerja guru memiliki dua fungsi utama, yaitu untuk:

a) Menilai unjuk kerja (kinerja) guru dalam menerapkan semua kompetensi yang diwujudkan dalam pelaksanaan tugas utamanya pada proses pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Dengan demikian, hasil penilaian kinerja menjadi profil kinerja guru yang dapat memberikan gambaran kekuatan dan kelemahan guru. Profil kinerja guru juga dapat dimaknai sebagai suatu analisis kebutuhan atau audit keterampilan untuk setiap guru yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru b) Menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah pada tahun penilaian kinerja guru dilaksanakan. Kegiatan penilaian kinerja dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses pengembangan karir dan promosi guru

(28)

28

untuk kenaikan pangkat dan jabatan

fungsionalnya.

Hasil penilaian kinerja guru diharapkan dapat bermanfaat untuk menentukan berbagai kebijakan yang terkait dengan peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru sebagai ujung tombak pelaksanaan proses pendidikan dalam menciptakan insan yang cerdas, komprehensif, dan berdaya saing tinggi. Penilaian kinerja guru merupakan acuan bagi sekolah/madrasah untuk menetapkan pengembangan karir dan promosi guru.Bagi guru, penilaian kinerja guru merupakan pedoman untuk mengetahui unsur-unsur kinerja yang dinilai dan sebagai sarana untuk mengkaji kekuatan dan kelemahan individu dalam rangka memperbaiki kualitas kinerjanya.

2.3.2 Aspek yang dinilai

Guru sebagai pendidik profesional mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selain tugas utama tersebut, guru juga dimungkinkan memiliki tugas-tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.Penilaian kinerja guru kelas/mata pelajaran dan guru BK/Konselor dilakukan dengan mengacu kepada dimensi tugas utama guru yang meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan menilai termasuk di dalamnya menganalisis hasil penilaian dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian.Dimensi

(29)

29 tugas utama ini kemudian diturunkan menjadi indikator kinerja yang dapat terukur sebagai bentuk unjuk kerja guru dalam melaksanakan tugas utamanya sebagai perwujudan dari kompetensi yang dimiliki guru, khususnya kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.

Pengembangan instrumen penilaian kinerja guru kelas/mata pelajaran dan guru BK/Konselor yang mencakup tiga (3) dimensi tugas utama dengan indikator kinerjanya masing. Untuk masing-masing indikator kinerja dari setiap butir dimensi tugas utama akan dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian yang lebih rinci untuk melihat apakah unjuk kerja dari kepemilikan kompetensi tersebut tampak dalam hasil kajian dokumen perencanaan termasuk dokumen pendukung lainnya dan hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh penilai pada saat melakukan pengamatan dalam pembelajaran. Kisi-kisi instrumen yang menggambarkan hubungan antara dimensi tugas utama dan indikator kinerjanya dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Perencanaan.

Perencanaan dalam hal ini adalah Guru memformulasikan tujuan pembelajaran dalam RPP sesuai dengan kurikulum atau silabus dan memperhatikan karakteristik peserta didik, Guru menyusun bahan ajar secara runtut, logis, kontekstual dan mutakhir, Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif, Guru memilih sumber belajar atau media pembelajaran sesuai dengan materi dan strategi pembelajaran,

(30)

30

2) Pelaksanaan kegiatan.

Pada pelaksanaan kegiatan ini guru diantaranya Guru memerikasi kesiapan siswa, Melakukan kegiatan apersepsi, guru menguasai materi pelajaran, mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, kejelasan dalam penyampaian materi, menghubungkan materi dengan kehidupan nyata, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai, melaksanakan pembelajaran secara runtut, menguasai kelas, melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.

2.3.3 Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan mengenai Supervisi akademik untuk meningkatkan kinerja guru. 1. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan

membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Glickman, et al. 2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.

2. Tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru dikelas yang pada gilirannya untuk mening katkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memper baiki kemampuan mengajar tetapi juga mengem bangkan potensi kualitas guru (Sahertian, 2000: 19). Permasalahan yang dihadapi dalam melaksana kan supervisi adalah bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif, yaitu sikap

(31)

31 yangmenciptakan situasi dan relasi di mana guru-guru merasa aman dan diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri, untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang objektif (Sahertian, 2000: 20). Kegiatan super visi akademik wajib dilaksanakan dalam penyelenggara an pendidikan, pelaksanaan kegiatan supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam memberikan binaan kepada guru. Hal tersebut karena proses pembelajaran yang dilaksanakan guru merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai peranan utama. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan balik yang berlangsung dalamsituasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena kegiatan supervisi dipandang perlu untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran.

3. Supervisor harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan tehnik – tehnik dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasibelajar mengajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau melalui media komunikasi (Sagala 2010: 210). Adapun tehnik – tehnik Supervisi adalah sebagai berikut: 1. Teknik Supervisi yang bersifat kelompok Teknik Supervisi

(32)

32

yang bersifat kelompok ialah teknik supervisi yang dilaksanakan dalam pembinaan guru secara bersama – sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok (Sahertian, 2008: 86). Teknik Supervisi yang bersifat kelompok antara lain : (Sagala, 2010: 210 - 227) a) Pertemuan Orientasi bagi guru baru. Pertmuan orientasi adalah pertemuan anatar supervisor dengan supervise (Terutama guru baru) yang bertujuan menghantar supervise memasuki suasana kerja yang baru dikutip menurut pendapat Sagala (2010: 210) dan Sahertian (2008: 86). Pada pertemuan Orientasi supervisor diharapkan dapat menyampaikan atau menguraikan kepada supervise hal – hal sebagai berikut (Sahertian 2008: 86) Sistem kerja yang berlaku di sekolah itu. Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.

4. Problems faced in carrying out supervision on the basis lingkunganpendidikan is how to change the mindset that is autocratic dankorektif be constructive and creative attitude, the attitude that creates situasidan relationship where teachers feel safe and accepted as dapatberkembang subject itself. Therefore, supervision should be implemented based on data, facts yangobjektif (Sahertian, 2000: 20) states that there are two things that underlie pentingnyasupervisi pendidikan.1 process. Curriculum development is a symptom of educational progress. These developments often lead to changes in the structure and function of the curriculum. The curriculum implementation requires continuous adjustment to the real situation on the ground. This means that teachers must constantly strive to develop creativity to curriculum-based

(33)

33 educational efforts can be implemented properly. However, these efforts do not always run smoothly. Many things often inhibits, ie incomplete information received, a state school that does not comply with the demands of the curriculum, people who are not willing to help, the skills to apply methods that still need to be improved and even the process of solving the problem is not possessed. Thus, teachers and principals are implementing education policy at the most fundamental level require special assistance in meeting the demands of educational development, especially the development of kurikulum. 2. Personnel development, employee, or the employee is always a continuous effort in an organization.

Dari penelitian diatas merupakan penelitian tindakan sekolah yang menggunakan supervisi akademik melalui kunjungan kelas untuk meningkatkan kinerja guru. Dalam penelitian yang akan dilakukan ini, penulis menerapkan supervisi akademik melalui kunjungan kelas dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja guru Sekolah dasar di SD Negeri 1 Banyuurip Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung, Propinsi Jawa Tengah. Melalui penelitian tindakan sekolah peneliti berharap dapat mengangkat supervisi sebagai salah satu alat bantu dalam meningkatkan kinerja guru.

Penelitian Edi Wahyudi (2007) tentang supervisi akademik kunjungan kelas di SMA Negeri se Kota Magelang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan supervisi kunjungan kelas di SMA Negeri se Kota Magelang berpengaruh terhadap kinerja dan kompetensi guru, Kinerja dan kompetensi guru akan berpengaruh terhadap prestasi siswa.

(34)

34

Kepala Sekolah mempunyai tugas sebagai supervisor. Kepala sekolah sebagai supervisor dimaksudkan untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap guru-guru dan personel untuk meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah sebagai supervisor bertugas mengatur seluruh aspek kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan target yang telah ditentukan. Aspek-aspek yang harus dikuasai oleh kepala sekolah sebagai supervisor adalah materi pelajaran, proses belajar mengajar, evaluasi kurikulum, pengelolaan kurikulum, dan pengembangan kurikulum.

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa peran utama kepala sekolah sebagai supervisi adalah menyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan serta mamanfaatkan hasilnya yang diwujudkan dalam program supervi kelas, kegiatan ekstrakurikuler, serta peningkatan kinerja tenaga kependidikan dalam upaya pengembangan sekolah.

Penelitian tersebut diatas, mempunyai keistimewaan yaitu pentingnya supervisi yang dilakukan berpengaruh terhadap apa yang disupervisi. 2.3.4 Kerangka Pikir

Supervisi akademik adalah layanan yang diberikan kepada guru berupa bantuan dalam peningkatan kualitas pembelajaran yang merupakan tugas utama guru. Pada kontek ini bantuan yang diberikan adalah berupa bimbingan dan atau pelatihan dengan fokus meningkatnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, yang dimulai dari perencanaan,

(35)

35 pelaksanaan, dan penilaian. Dengan adanya supervisi akademik maka masalah-masalah yang dihadapi guru akan terselesaikan serta kemampuan guru akan semakin meningkat. Konsep supervisi akademik juga menyiratkan posisi pengawas sebagai gurunya guru, dengan demikian kualitas supervisi akan berpengaruh pada kemampuan guru yang tercermin pada perilaku guru dalam proses pembelajaran atau kinerja guru.

Kepala sekolah memainkan peran penting mengejowantahkan visi Pendidikan Nasioanl. Dalam hal ini, Kepala Sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas praktek pengajaran dan pencapaian belajar peserta didik. Kepala Sekolah memimpin, bersama dengan pendidik dan tenaga kependidikan, untuk memetakkan arah kedepan pendidikan di Sekolah, mengembangkan pencapaian yang diharapkan memelihara fokus perhatian terhadap proses pengajar an dan pembelajaran dan membangun lingkungan belajar yang kondusif dan positif. Oleh karena itu, kemampuan kepemimpinan kepala sekolah dapat menjadi fakor pembeda terhadap proses pendidikan yang berlangsung di sekolah.

Supervisi akademik adalah serangjkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teknik supervisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah supervisi akademik melalui kunjungan kelas untuk meningkatkan kinerja guru. Supervisi kelas teknik supervisi yang dilakukan ketika supervisor yang secara aktif mengikuti jalannya proses pembelajaran berlangsung. Tujuan supervisi kelas

(36)

36

adalah 1) Memperoleh data yang subyektif mengenai aspek situasi dalam proses pembelajaran yang diamati, 2) mempelajari praktek-praktek pembelajaran setiap pendidik dan mengevaluasinya, 3) menemukan kelebuhan dan sifat yang menonjol pada setiap pendidik, menemukan kebutuhan para pendidik faham manunaikan tugasnya, 5) memperoleh bahan-bahan dan informasi guna menyusun program supervisi.

2.3.5 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori serta kerangka berpikir tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

1. Supervisi akademik melalui kunjungan kelas dapat meningkatkan kinerja guru

2. Pelaksanaan supervisi akademik melalui kunjungan kelas dapat meningkatkan kinerja guru

Tatanan

Administrasi Guru

dan kinerja Guru Tindak Lanjut Supervisi Pengembangan supervisi akademik melalui kunungan kelas Kinerja Guru rendah prestasi siswa turun Evaluasi Supervisi Perencanaan Supervisi Pelaksanaan Supervisi

Referensi

Dokumen terkait

Pada masalah ini diasumsikan bahwa PUNA sudah terbang dan posisi awal yang digunakan adalah koordinat tangent exit dan posisi akhirnya adalah tangent entry sehingga untuk

Karya inovasi ini didasarkan pada pemanfaatan infografis dan storyboarding ( Google Images, PowerPoint , dan Windows Movie Maker ) sebagai media

Dari peta kendali tersebut, terlihat bahwa tidak ada pengamatan yang berada di luar batas kendali sehingga dapat dikatakan bahwa jenis cacat crack telah terkendali.. Gambar 7

mencakup ekspor impor hasil hutan, perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar, realisasi penerimaan negara dari.. perdagangan tumbuhan dan satwa liar ke luar negeri

Bagi setiap ayat, anda tidak boleh menyenaraikan lebih daripada satu kesalahan penggunaan kata atau istilah dan satu kesalahan tatabahasa.. Anda tidak perlu menyalin ayat

KRA “Kambojo” berupaya dalam memenuhi hak-hak anak termasuk didalamnya anak usia dini di RW 05 serta meningkatkan kesadaran para orang tua akan hak-hak yang dimiliki

Sedangkan untuk hasil uji f diperoleh nilai F hitung 26,247 > F tabel 3,08 dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05, yang berarti bahwa variabel gaya kepemimpinan dan

Meskipun sama-sama menggunakan novel, tetapi penulis memilih novel Keajaiaban Rezeki karya Tasaro GK sebagai objek kajian, sedangkan A’yuni dan Parji memilih novel