LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN I
PENERAAN VOLUMETRI
OLEH :
NAMA : LA ODE AGUS SALIM
NIM : F1C1 13 068
KELOMPOK : IX
ASISTEN PEMBIMBING : AGUSMAN
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI 2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya peneraan dilakukan untuk menentukan berat air yang dimuat atau dikeluarkan oleh suatu alat gelas tertentu, kemudian dengan densitas air yang diketahui volume yang betul dapat dihitung.
Alat pengukur volume merupakan alat Bantu yang penting untuk setiap penentuan kuantitatif. Kebanyakan pekerjaan analitik menyangkut larutan. Larutan dalam air encer yang umumnya digunakan sebagai pembanding dalam peneraan gelas volumetric. Dasar umumnya adalah untuk menentukan berat air yang dimuat atau dikeluarkan oleh suatu alat gelas tertentu. Kemudian densitas air diketahui, maka volume yang betul dapat dihitung.
Analisis volumetrik dikenal sebagai titrimetri, dimana zat yang akan dianalisis dibiarkan bereaksi dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang tidak diketahui (analit) kemudian dihitung. Syaratnya adalah reaksi harus berlangsung secara cepat, reaksi berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi samping. Selain itu jika reagen penitrasi yang dibiarkan berlebih, maka harus diketahui dengan suatu indikator.
Alat-alat analisis kimia umumnya digunakan dalam pekerjaan titrasi, gravimetri, maupun analisis secara instrumentasi. Adapun untuk pekerjaan analisis kuantitatif anorganik yang perlu ketelitian lebih besar maka sebelum pemakaian alat-alat volumentri yang terbuat dari gelas sebaiknya dilakukan dahulu kalibrasi alat.
Berdasarkan paparan di atas maka dilakukanlah percobaan ini dengan judul peneraan volumetri.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini yaitu bagaimana cara melakukan peneraan terhadap buret, labu takar, dan pipet volum.
C. Tujuan
Tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara peneraan terhadap buret, labu takar, dan pipet volum.
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari praktikum ini adalah dapat mengetahui cara peneraan terhadap buret, labu takar, dan pipet volum.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kurva kalibrasi merupakan metode yang banyak digunakan untuk
penentuan konsentrasi analit serta menunjukkan kelinearan pengukuran, yaitu dari persamaan regresi kurva, yang ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi (R2) dari persamaan regresi kurva yang mendekati nilai 1. Inrtersep yang dihasilkan pada persamaan regresi menunjukkan akurasi dari metode pengukuran yang digunakan (Sarigih, 2010).
Alat pengukur volume merupakan alat bantu yang penting untuk setiap penentuan kuantitatif. Kebanyakan pekerjaan analitik menyangkut larutan. Larutan dalam air encer yang umumnya digunakan sebagai pembanding dalam peneraan gelas volumetrik. Dasar umumnya adalah untuk menentukan berat air yang dimuat atau dikeluarkan oleh suatu alat gelas tertentu. Kemudian densitas air diketahui, maka volume yang betul dapat dihitung (Underwood, 1981).
Alat ukur cukup sulit untuk ditera karena ada tiga potensiometer yang harus diatur. Masing-masing untuk mengatur amplitudo osilator wien-bridge, kalibrasi penguatan, dan pengaturan offset tegangan. Kalibrasi penguatan akan membuat offset tegangan berubah, dan setelah pengaturan offset tegangan perlu dilakukan pengaturan penguatan lagi. Hal ini yang membuat alat ukur ini memerlukan beberapa kali pengaturan kalibrasi (Darmawan, 2012).
Uji perolehan kembali (Recovery) merupakan parameter akurasi analisis. Akurasi adalah kedekatan nilai hasil dengan nilai yang sebenarnya. Akurasi juga dapat digunakan untuk menentukan kesalahan sistematis Persen perolehan
kembali ditentukan dengan menentukan berapa persen analit yang ditambahkan tadi (Parengkuan, 2010).
Semua barang volumetrik yang akan diteliti seharusnya terbebas ari air Sebelum diuji. Buret dan pipet tidak perlu dikeringkan. Botol volumetric seharusnya kosong dan kering pada suhu ruang. Air yang digunakan untuk pengujian seharusnya dalam keadaan panas yang seimbang dengan keadaan sekelilingnya. Kondisi yang baik dibuktikan oleh gambaran yang baik. Pentingnya teori umum kesalahan dalam praktek tidak terletak pada perhitungan kesalahan, tetapi dalam mencari kondisI ideal, dimana kesalahan akan menjadi minimum (Achmad, 1972).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 11 November 2014. Bertempat di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan 1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu pipet volum 25 mL, buret 50 mL, labu takar 50 mL, erlenmeyer, statif dan klem, filler dan timbangan analitik.
2. Bahan
B. Prosedur Kerja
1. Peneraan pipet volum
Hasil Pengamatan 2. Peneraan buret
Hasil Pengamatan
3. Peneraan labu takar
Hasil Pengamatan Akuades
- diambil dengan pipet volum yang bersih dan kering sampai tanda teranya
- dikerluarkan isi airnya perlahan-lahan dan tampung dalam erlenmeyer yang telah diketahui beratnya
- ditimbang erlenmeyer yang berisi air dan tentukan berat air di udara
- ditentukan volume air pada suhu tersebut (Vt)
- ditentukan volume air (Vo) atau volume kalibrasi
Akuades
- diambil dengan buret yang bersih dan kering dengan skala yang berurutan yaitu 10, 20, 30, 40, dan 50 mL - dikerluarkan isi airnya perlahan-lahan
dan tampung dalam erlenmeyer yang telah diketahui beratnya
- ditimbang erlenmeyer yang berisi air dan tentukan berat air di udara
- ditentukan volume air pada suhu tersebut (Vt)
- ditentukan volume air (Vo) atau volume kalibrasi
Akuades- dimasukkan dalam labu takar sebanyak 50 mL yang bersih dan kering yang telah ditimbang beratnya
- ditentukan berat air di udara - ditentukan volume air pada suhu
kerja (Vt)
- ditentukan volume sesungguhnya (Vo)
- dibandingkan Vo dengan batas toleransi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Data Pengamatan
a. Peneraan pipet volum (25 mL akuades)
Perlakuan Hasil Pengamatan
a. Berat erlenmeyer kosong
b. Berat erlenmeyer + akuades
c. Berat air
50,49 gram
60,42 gram
9,93 gram
b. Peneraan buret
a. Berat erlenmeyer kosong
b. Berat Erlenmeyer + akuades
- untuk 10 mL - untuk 20 mL - untuk 30 mL - untuk 40 mL - untuk 50 Ml 50,36 gram 60,41 gram 70,22 gram 80,16 gram 89, 93 gram 99,34 gram
c. Peneraan labu takar
a. Berat labu takar kosong
b. Berat labu takar + akuades
c. Berat air di udara
25, 46 gram
75,15 gram
49,69 gram
2. Analisis Data
a. Peneraan pipet volum (25 mL)
Wo = berat erlenmeyer isi air – berat erlenmeyer kosong = 60,42 gr – 50,49 gr = 9,93 gram Wt = Wo 1+ 0,0012 ( 1 Bj - 1 8,4 ) = 9,93 gram 1 + 0,0012 ( 1 0,995833− 1 8,4 ) = 9,93 gram 1 + 0,0012 (0,88518) = 9,93 gram 1,00106 gram = 9,919 gram
Vt = WtBj= 9,919 gr 0,995833 gr /mol=9,9605054261 mL Vo = Vt + 0,000025 x Vt (To - T) = 9,919 + 0,000025 x 9,919 (20-29,5) = 9,919 mL – 0,005916 mL = mL Penyimpangan = (25 mL – mL) – 0,03 mL = – 0,03 mL = 0,07 mL b. Peneraan buret Untuk 10 mL
Wo = berat yang berisi air – berat yang kosong = 60,41 gr – 50,36 gr = 10,05 gram Wt = Wo 1+ 0,0012 ( 1 Bj - 1 8,4 ) = 10,05 gram 1,0012 ( 0,9958331 − 1 8,4 ) = 10,05 gram 1,0012 (0,88518) = 10,05 gram 1,00106 gram = 10,039 gram Vt = WtBj= 10,039 gr 0,995833 gr /mol=10,081 mL Vo = Vt + 0,000025 x Vt (To - T)
= 10,081 + 0,000025 x 10,081 (20-29,5) = 10,081 + 0,000025 x 10,081 (-9,5) = 10,081 – 0,00239 mL = 10,07861 mL Penyimpangan = (10 mL – 10,07861 mL) – 0,03 mL = -0,07861 – 0,03 mL = -0,10861 mL
Tabel data pengamatan untuk volume akuades yang lain yaitu : No. V.akuades (mL) Wo (gram) Wt (gram) Vt (mL) Vo (mL) Penyimpangan (mL) 1. 20 19,86 19,838 19,921 19,916 0,054 2. 30 29,8 29,768 29,892 29,88491 0,08509 3. 40 39,57 39,528 39,693 39,6836 0,2864 4. 50 48,98 48,928 49,132 49,1203 0,8497
c. Peneraan labu takar (50 mL)
Wo = labu takar yang berisi air – labu takar yang kosong = 75,15 gr – 25,46 gr = 49,7 gram Wt = Wo 1+ 0,0012 ( 1 Bj - 1 8,4 ) = 49,7 gram 1 + 0,0012 (0,88518) = 49,7 gram 1,0012 (0,88518) gram = 49,7 gram 1,00106
= 49,647 gram Vt = Wt Bj− 49,647 gr 0,995833 gr /mol=49,8547 mL Vo = Vt + 0,000025 x Vt (To - T) = 49,8547 + 0,000025 x 49,8547 (20-29,5) = 49,8547 + 0,0012 (-9,5) = 49,8547 mL – 0.01184 mL = 49,84286 mL Penyimpangan = (50 mL – 49,84286 mL) – 0,05 mL = 0.15714 – 0,05 mL = 0,10714 mL
B. Pembahasan
Alat pengukur volume merupakan alat Bantu yang penting untuk setiap penentuan kuantitatif. Hal ini karena kebanyakan pekerjaan analitik menyangkut larutan yang ingin diketahui konsentrasi atau kandungannya melalui pengukuran volumetri. Alat-alat umum yang digunakan dalam pengukuran volumetri ini adalah buret, labu takar, dan pipet volume. Alat-alat inilah yang kita tera/kalibrasi.
Pada umumnya hanya beberapa peralatan volumetrik yang digunakan, yang mempunyai ketegasan sudah disertifikasi atau yang dilengkapi dengan jaminan spesifikasi dari pabrik (seperti BRAND atau yang setingkat / sebanding). Deviasi hanya dijinkan jika peralatan volumetrik yang tersedia dipasaran tidak disertifikasi / dijamin. Namun, untuk lebih teliti dalam pengukuran, kita melakukan
peneraan/kalibrasi disebabkan karena dalam pekerjaan analisis kuantitatif memerlukan ketelitian yang besar untuk hasil yang memuaskan. Kalibrasi ini merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sudah sesuai dengan rancangannya.
Dasar umum dalam peneraan adalah untuk menentukan berat air yang dimuat atau dikeluarkan oleh suatu alat gelas tertentu, kemudian dengan densitas
air yang diketahui volume yang betul dapat dihitung. National Bureau of Standaris telah menetapkan 20oC sebagai suhu untuk mengadakan kalibrasi
peralatan gelas. Karena suhu Laboratorium biasanya tidak akan tepat 20oC , maka
peralatan gelas pada hakikatnya, harus dikoreksi apabila digunakan pada suhu lain.
Tujuan dari peneraan/kalibrasi alat-alat volumetri yang digunakan adalah agar hasil pengukuran selalu sesuai dengan alat ukur standar/ alat ukur yang sudah ditera.
Pada percobaan peneraan pada pipet volume dilakukan peneraan dengan mengukur volume air yang diisikan pada pipet volume hingga tanda teranya. Dari hasil pengamatan dan perhitungan, didapatkan berat air ialah 9,93 gram
sedangkan berat air diudara ialah 9,92 ini menunjukkan bahwa berat air pada ssat kerja lebih besar dari berat air di udara. Volume air setelah dihitung ialah 9,95 mL, penyimpangan yang didapat pada penetraan pipet volum yaitu 0,02 mL. Penyimpangan tersebut sangat kecil sehingga pipet volum masih dapat ditoleransi untuk digunakan saat praktikum.
Pada percobaan kedua yaitu peneraan buret, pada volume 10 mL penyimpangan alat yaitu -0,04 mL adanya minus dikarenakan kurang
ketelitiannya pembaca pada saat menimbang. Pada volume 20 mL penyimpangan alat yang didapat ialah 0,054 sedangkan pada volume 30 mL penyimpangannya yaitu 0,08509 berdasarkan tabel pengamatan di atas semakin banyak volume air yang dimasukkan maka penyimpangan alat semakin besar. Akan tetapi hal ini tidak menjadi masalah buret tersebut masih layak untuk digunakan.
Pada peneraan labu takar dimana labu takar yang kosong dan bersih ditimbang beratnya kemudian diisi dengan air sampai tanda tera. Setelah diisi dengan air didapatkan berat keduanya sebesar 60,425 gram, dan
penyimpangannya sebesar 0,10714 mL.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan hasil pengamatan peneraan alat-alat gelas laboratorium seperti buret, pipet volume, maupun labu takar sebelum digunakan dalam
pengerjaan-pengerjaan volumetrik bertujuan untuk meninjau ulang tanda tera dalam alat gelas karena wadah yang terbuat dari gelas berubah terhadap perubahan suhu di wilayah seseorang melakukan suatu penelitian/percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Mursyidi, Achmad, 1972, Kesalahan Pengukuran dan Hasil dalam Analisis Kimia, Jakarta : Ghalia Indonesia.
Parengkuan, K., Fatimawali, Citraningtyas, G., 2010, Kandungan Merkuri Pada Krim Pemutih Yang Beredar Di Kota Manado, Jurnal Ilmiah Farmasi, Analisis, 2 (1) : 65
Sarigih, A.T.W., Kusuma, A.M., Utami, P.I., 2010, Analisis Sildenafil Sitrat Pada Jamu Tradisional Kuat Lelaki Merk a dan b Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, Jurnal Pharmacy, 7(2) : 32
Underwood, A.l., Doy, R.A., 1981, Analisis Kimia Kuantitatif, Jakarta : Erlangga Utomo, D., 2012 Alat Pengukur Resistansi Konduktivitas dan Total Dissolved
Solids Air Dengan Teknik Dorong-Tarik, Jurnal Ilmiah Elektroteknika, 11(2) : 136