• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAP CABG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SAP CABG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN PADA MASYARAKAT TENTANG

PADA MASYARAKAT TENTANG COCORRRR OONARY ARNARY AR TERTER Y BY Y BY PASPASSS GRAF (CABG)

GRAF (CABG)

DI KELURAHAN SENTING KECAMATAN SAMBI KABUPATEN DI KELURAHAN SENTING KECAMATAN SAMBI KABUPATEN

BOYOLALI BOYOLALI

Dosen Pembimbing : Ns. Galih Setia Adi, M.Kep Dosen Pembimbing : Ns. Galih Setia Adi, M.Kep

Disusun Oleh:

Disusun Oleh:

Kelompok 1 S16C

Kelompok 1 S16C

Adiningtyas

Adiningtyas Prihandini Prihandini Diah Diah Ayu Ayu Tri Tri WartamiWartami Ahmad

Ahmad Effendri Effendri Dimas Dimas Pandu Pandu DewanggaDewangga Ambar

Ambar Nur Nur Hudayani Hudayani Dwi Dwi Krisma Krisma DayantiDayanti Andre

Andre Nugrahanto Nugrahanto Eka Eka Nur Nur RaniRani Annisa’ Istiqomah

Annisa’ Istiqomah Eldha Eldha Ayu Ayu KumalasariKumalasari Arvian

Arvian Putra Putra Riyadi Riyadi EvinataliaEvinatalia Asri

Asri Wulandari Wulandari Fariza Fariza IlhamIlham Bagas

Bagas Pandhu Pandhu Pramana Pramana Fathonah Fathonah Eka Eka PratiwiPratiwi Berliana

Berliana Sukmawati Sukmawati Febriana Febriana Lukita Lukita WW Dedek May Elawati

Dedek May Elawati

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

SURAKARTA

2018

(2)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PADA MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT CORRONARY ARTERY BY PASS GRAF (CABG)

DI KELURAHAN SENTING KECAMATAN SAMBI KABUPATEN BOYOLALI

Mata Ajaran : Sistem Kardiovaskuler II

Topik : CORRONARY ARTERY BY PASS GRAF (CABG)

Sub Topik : Menjelaskan Tentang Penyakit CABG dan Rehabilitasi Post Operasi Jantung CABG

Sasaran : Masyarakat Kelurahan Senting Tempat : Aula Kelurahan Senting

Hari/Tanggal : Senin , 12 Maret 2018

Waktu : 40 menit

LATAR BELAKANG

Penyakit jantung koroner (CAD/ Coronary Artery Disease) merupakan  penyebab kematian terbesar di seluruh dunia pada beberapa dekade terakhir walaupun kemajuan dalam managemen penatalaksanaan PJK berkembang pesat (Serryus, 2009).

Menurut WHO (2002) terdapat lebih dari 11.7 juta orang meninggal karena PJK di seluruh dunia. Pada tahun 2005 WHO mencatat bahwa penderita PJK meningkat menjadi 17.5 juta orang. Depkes RI menyatakan bahwa untuk  prevalensi angka kejadian PJK di Indonesia tahun ke tahun terus meningkat. Hasil

Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa PJK menempati peringkat ke -3  penyebab kematian setelah stroke dan hipertensi (Rahman, 2009).

CAD dapat menimbulkan mortalitas dan morbiditas apabila idak segera mendapatkan penanganan dan atau mendapat penanganan tetapi tidak efektif. Sehingga perlu dilakukan upaya pembedahan yaitu salah satunya dengan CABG (Coronary Artery Bypass Grafting) (Perrin, 2009).

(3)

CABG menjadi terapi pilihan, karena peranan CABG dalam menghilangkan keluhan nyeri dada(angina pektoris) menjadi berkurang dari pada terapi konservatif (Serryus, 2009).

Pemilihan CABG umumnya berdasaran pada hasil yang diperoleh selama kateterisasi jantung. Terdapatnya lesi sklerosis yang menyumbat arteri koroner serta untuk menentukan lokasi dari lesi sebelum dilakukan pembedahan. Kepatenan dari hasil operasi CABG lebih berlangsung lama (Perrin, 2009).

A. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM

Pada akhir proses penyuluhan pada masyarakat Kelurahan Senting dapat mengetahui tentang CORRONARY ARTERY BY PASS GRAF (CABG)

TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan pada masyarakat Kelurahan Senting dapat : 1. Menyebutkan kembali pengertian dan indikasi post operasi jantung CABG 2. Menyebutkan kembali faktor-faktor penyebab kegagalan CABG dan

waktu pemulihan pasca operasi

3. Menyebutkan kembali rehabilitasi pasien post operasi jantung CABG SUSUNAN ACARA

No Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Audience

1. Tahap Pre Intraksi

Persiapan Alat 5 menit

-2. Tahap Orientasi

-Memberi salam dan  perkenalan

-Menjelaskan tujuan dan waktu

-Mengkaji tingkat

(4)

 pengetahuan

3. Tahap Kerja Pelaksanaan

menjelaskan penkes: - Pengertian CABG - Operasi Coronary Artery Bypass Graf (CABG) - Indikasi CABG (Coronary Artery Bypass Graft) - Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan CABG (Coronary Artery Bypass Graft) - Waktu Pemulihan Pasca Operasi CABG - Rehabilitasi 20 menit Memperhatikan Penjelasan

(5)

Pasien Post Operasi Jantung CABG - Rehabilitasi  pengontrolan faktor resiko dan pola hidup

- Rehabilitasi latihan fisik 4. Tahap Terminasi -Mereview penjelasan -Memberikan kesempatan tanya  jawab -Evaluasi -Memberikan reinforcement positif -Memberi salam 10 menit -Menjawab  pertanyaan -Menjawab salam METODE 1. Ceramah 2. Tanya Jawab MEDIA 1. Flipchart 2. Buku 3. Mic 4. Bolpoin 5. Sound System 6. leaflet

(6)

PELAKSANA

Penyaji : Dimas Pandu D, Ahmad Effendri Moderator : Eldha Ayu

 Notulen : Eka Nur Rani

Fasilitator : Diah Ayu, Dedek May EVALUASI

1. Prosedur : Post test

2. Bentuk pertanyaan : Pertanyaan langsung 3. Soal pertanyaan : terdapat 3 pertanyaan

MATERI ( TERLAMPIR)

1. Pengertian CORRONARY ARTERY BY PASS GRAF (CABG) 2. Operasi Coronary Artery Bypass Graf (CABG)

3. Indikasi CABG (Coronary Artery Bypass Graft) 4. Waktu Pemulihan Pasca Operasi CABG

5. Waktu Pemulihan Pasca Operasi CABG

6. Rehabilitasi Pasien Post Operasi Jantung CABG

7. Rehabilitasi pengontrolan faktor resiko dan pola hidup 8. Rehabilitasi latihan fisik

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. dan Brenda G. B. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal  Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8. Jakarta: EGC.

Wilkinson, Judith M. dan Nancy R. Ahern, Alih bahasa Esty Wahyuningsih. (2009). Buku saku diagnosis keperawatan edisi 9: diagnosis NANDA, intervensi NIC, kriteria Hasil NOC edisi 9. Jakarta: EGC.

Wilson, Karen.(2008). Nursing OutcomesClasification (NOC), Fourth Edition. United States of America: Mosby Elsevier.

(8)

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian CORRONARY ARTERY BY PASS GRAF (CABG)

Arteri koroner adalah serabut pembuluh darah yang memasok oksigen dan nutrien ke otot jantung. Lama-kelamaan arteri akan tersumbat oleh lemak dan kolesterol yang menumpuk. Akibatnya, jantung tidak mendapatkan  pasokan darah yang memadai sehingga menimbulkan penyakit jantung iskemik atau penyakit arteri koroner (Coronary Ar tery Disease, CAD). Ini bisa menyebabkan sakit dada atau angina. Kadang CAD tidak menyebabkan rasa nyeri sampai pasokan darah ke jantung menjadi sangat kurang dan otot mulai kaku. Gejala awal CAD dalam kasus ini mungkin serangan jantung yang bisa menyebabkan kematian.

Coronary Artery Bypass Graft (CABG) merupakan salah satu  penangangan intervensi dari Penyakit Jantung Koroner (PJK), dengan cara membuat saluran baru melewati bagian arteri koroner yang mengalami  penyempitan atau penyumbatan, menggunakan vena dan atau arteri di dalam

tubuh.

B. Operasi Coronary Artery Bypass Graf (CABG)

Coronary Artery Bypass Grafting, atau Operasi CABG, adalah teknik yang menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh yang lain untuk memintas (melakukan bypass) arteri yang menghalangi pemasokan darah ke jantung. Vena kaki atau arteri mamari (payudara) internal bisa digunakan untuk operasi bypass. Operasi ini membantu memulihkan aliran darah yang normal ke otot jantung yang tersumbat. Pada operasi bypass, pembuluh cangkok baru, yaitu arteri atau vena sehat yang diambil dari kaki atau tungkai ( vena saphena ), lengan ( arteri brakialis atu radialis ), atau dada pasien, kemudian diambil lewat pembedahan dan dijahitkan ke sekeliling bagian yang tersumbat. Pembuluh cangkok ini memasok darah beroksigen ke bagian jantung yang membutuhkannya, sehingga “mem - by pass” arteri yang tersumbat dan memulihkan aliran darah ke otot jantung.

(9)

CABG dilakukan dengan membuka dada dengan pemotongan tulang dada untuk kemudian menguakkan bagian kanan dan kiri dada sedemikian sehingga  jantung dapat terlihat secara nyata. Sudah tentu banyak jaringan-jaringan dan

alat-alat harus dipisahkan dulu sebelum sampai menjamah jantung. Anda tidak perlu khawatir karena tulang-tulang ini akan disambung kembali. Pada operasi ini dilakukan, jantung dihentikan sehingga tindakan pemasangan graft dapat dilakukan. Fungsi jantung ini digantikan oleh mesin jantung-paru (heart-lung machine).  Dokter Spesialis Bedah Jantung akan memastikan kembali hasil kateterisasi yang menunjukkan penyempitan. Setelah itu barulah memasang  pembuluh darah baru yang diambil dari kaki, tangan atau pembuluh yang memperdarahi susu tadi melewati tempat penyempitan. Sebelum menutup kembali rongga dada lapis demi lapis, sudah barang tentu diadakan pengujian terhadap graft yang dipasang, kalau-kalau ada kebocoran atau pendarahan baik  pada pangkal maupun ujung.

Kurang dari 10 tahun terakhir ini dikembangkan pula operasi bypass tanpa mesin jantung-paru-jantung (Off-Pump Coronary Artery Bypass Grafting) . Jadi, operasi dilakukan dalam keadaan jantung masih berdenyut (beating heart). Ahli  bedah menggunakan alat penstabil jantung agar bisa bekerja menjahit pembuluh darah graft tanpa terganggu detak jantung. Teknik operasi ini menurunkan komplikasi yang terjadi akibat mesin jantung paru, terutama pada mereka dengan riwayat stroke sebelumnya atau yang berusia lebih dari 70 tahun dan punya riwayat diabetes, penyakit paru, atau gangguan ginjal. Keuntungan lain yang diharapkan adalah menurunnya resiko perdarahan, infeksi, stroke, dan gangguan ginjal. Namun, tidak semua ahli bedah menyukai operasi ini karena jantung yang  berdenyut membuat operator kurang leluasa dalam bertindak.

Teknik bypass yamg lain disebut  Minimally Invasive Direct Coronary  Artery Bypass Grafting . Pada operasi ini, hanya dilakukan beberapa sayatan kecil di sisi kiri dada di antara tulang iga. Operasi ini biasanya dilakukan hanya untuk tindakan bypass satu pembuluh darah yang terletak di depan. Prodesur ini relative  baru dan lebih jarang dilakukan.

(10)

C. Indikasi CABG (Coronary Artery Bypass Graft)

Pasien yang mendapatkan manfaat dari operasi CABG adalah mereka yang menderita penyumbatan arteri, khususnya yang menyangkut ketiga arteri koroner yang menyebabkan kerusakan otot jantung dan bagi pasien yang mengalami penyempitan ulang setelah dilakukan PTCA (Percutanous Ballon Angioplasty). Sasaran operasi bypass adalah mengurangi gejala penyakit arteri koroner (termasuk angina), sehingga pasien bisa menjalani kehidupan yang normal dan mengurangi risiko serangan jantung atau masalah jantung lain.

D. Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan CABG (Coronary Artery Bypass Graft)

1. Diabetes mellitus 2. Usia yang sudah tua 3. Penurunan fraksi ejeksi

4. Infeksi pasca operasi : COPD

5. Tidak adanya revaskulerisasi dari penyambungan arteri yang dilakukan

E. Waktu Pemulihan Pasca Operasi CABG

Lama perawatan pascaoperasi umumnya 7-10 hari. Beberapa pusat operasi jantung dunia memulangkan pasien pada hari kelima. Dalam kurun waktu perawatan tersebut, sekitar 1-2 hari, pasien akan dirawat di ruang intensif (ICU). Jika terdapat penyulit saat operasi atau pascaoperasi, seperti  perdarahan, infeksi, atau gangguan ginjal, maka perawatan di ICU bisa lebih lama. Dalam masa pemulihan ini, penderita akan dilatih untuk menggerakkan tangan, kaki, duduk hingga berdiri dan berjalan. Setelah dianggap mampu, menderita akan dipulangkan.

Selanjutnya, pasien akan mendapatkan program rehabilitasi pasca- perawatan yang meliputi beberapa fase. Dalam program rehabilitasi ini, kemampuan jantung penderita akan dicek dengan menjalani tes ban berjalan (treadmill). Program rehabilitasi ini diharapkan dapat memulihkan tidak hanya fisik penderita, juga kepercayaan dirinya. Bagaimanapun, operasi bypass

(11)

merupakan suatu stress yang tidak ringan, yang sedikit banyak memengaruhi kondisi kejiwaan seseorang.

F. Rehabilitasi Pasien Post Operasi Jantung CABG

Rehabilitasi jantung adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan untuk memperbaiki pasien penyakit jantung untuk mencapai kondisi fisik,mental,dan social terbaik, sehingga mereka dapat mempertahankan atau mencapai kehidupan yang seoptimal mungkin di masyarakat dengan usahanya sendiri. Secara ringkas program rehabilitasi jantung yang komprehensif harus mencakup beberapa komponen berikut:

1. Pengkajian kondisi dan riwayat hidup pasien

2. Edukasi dan konseling dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasien agar dengan upaya sendiri mampu menghindari faktor resiko maupun mengatasi faktor resiko, agar proses penyakit atau proses atherosclerosis dapat dihentikan atau dihambat, begitu pula dengan ansietas nya.

3. Upaya pengontrolan faktor resiko menyangkut edukasi, modifikasi gaya hidup kearah hidup sehat dan pengobatan yang diperlukan.

4. Program latihan fisik dan konseling aktifitas fisik, terutama dalam upaya meningkatkan pola hidup sehat, tingkat kebugaran, kualitas hidup dan  pengendalian faktor resiko.

G. Rehabilitasi pengontrolan faktor resiko dan pola hidup

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa operasi CABG adalah membuat  pembuluh darah baru yang diambil dari kaki atau arteri mammaria interna atau arteri radialis disambungkan dari aorta ke pembuluh darah koroner yang normal dengan melewati bagian-bagian yang sempit. Resiko operasi bypass ini tergantung keadaan sebelum operasi seperti umur,gangguan pompa jantung,dan kondisi jantung lainya. Menurut data RS jantung dan pembuluh darah Harapan Kita jumlah operasi bypass koroner (CABG) dalam setahun kurang lebih 500-600 pasien dengan angka kematian mencapai 4%.

(12)

Setelah operasi bypass coroner tidak serta merta pasien bisa sembuh sedia kala. Ada hal-hal terkait masalah pola hidup yang harus selalu dikontrol. Adapun control terhadap faktor-faktor resiko tersebut meliputi:

1. Tidak boleh merokok 2. Pengontrolah hipertensi

3. Pengontrolan diabetes mellitus 4. Olahraga/aktifitas

5. Diet rendah cholesterol 6. Diet rendah garam 7. Diet rendah gula

8. Banyak makan sayuran dan buah-buahan

9. Harus melakukan relaksasi seperti bermusik dan pengembangan hobi lainnya.

Program rehabilitasi pasca operasi jantung dapat menanamkan kepercayaan diri kembali, sehingga dapat beraktifitas seperti sedia kala. Umumnya bekerja kembali pasca operasi jantung kurang lebih 2 bulan. Olahraga setelah 3 bulan. Stir mobil setelah 2 bulan.

H. Rehabilitasi latihan fisik 

Secara umum rehabilitas latihan fisik pasca operasi jantung dibagi atas empat fase. Tiap fase rehabilitas mempunyai tujuan spesifik yang terdiri dari komponen latihan fisik,edukasi dan modifikasi gaya hidup. Adapun latihan fisik yang diberikan adalah latihan fisik yang bersifat ritmik dan dinamik yaitu erobik.

a) Fase 1

Pada saat penderita masih dalam perawatan setelah operasi jantung ,setelah kondisi pasien stabil segera dilakukan latihan ringan di tempat tidur ,kemudian diajarkan teknik bernafas yang baik agar penderita merasa nyaman.Dan yang utama secepatnya pasien melakukan latihan

(13)

 berjalan(early mobilization)agar dalam waktu 5 hari setelah operasi  jantung dapat pulang kembali ke rumah untuk berkumpul bersama

keluarga. b) Fase 2

Merupakan lanjutan dari fase 1,setelah satu minggu berikutnya  pasien yang ikut program pemulihan jantung dengan melakukan latihan erobik 3-4 kali seminggu selama 4 sampai 8 minggu dibawah supervise dari tim rehabilitasi jantung.Dimulai dengan latihan peregangan agar otot tubuh menjadi rileks , dilanjutkan dengan latihan erobik jalan selama 30 menit secara bertahap dan diakhiri dengan latihan relaksasi.

c) Fase 3

Melanjutkan program sesi latihan 3-4 kali perminggu selama 3-6  bulan .Pada fase ini dilakukan latihan pembebanan agar kemampuan fungsi jantung meningkat dilanjutkan dengan latihan erobik jalan dengan dosis ditingkatkan dan diakhiri dengan latihan relaksasi.Disamping melakukan latihan juga diberikan penyuluhan kesehatan dengan topic yang berhubungan dengan kesehatan jantung.

d) Fase 4

Program latihan rehabilitasi jantung jangka panjang (long term cardiac rehabilitation), dilakukan latihan seumur hidup agar jantungnya tetap berfungsi dengan baik dan meningkatkan performance agar kapasitas erobik tetap dipertahankan secara optimal.Latihan dapat dilakukan ditempat senam yang ada di masyarakat tanpa supervise dari tenaga medis.

Referensi

Dokumen terkait

Ada 2 teknik yang digunakan pada operasi CABG yaitu tindakan CABG yang menggunakan mesin Cardio Pulmonary Bypass (CPB) sering disebut On- Pump Coroanary Artery Bypass atau

Percutaneous coronary intervention versus coronary-artery bypass grafting for severe coronary artery disease.. Available from: The New England Journal of Medicine

26 Coexistent Severe Coronary and Carotid Artery Disease 163 Ennis Duffi s Most patients with asymptomatic carotid artery stenosis undergoing coronary artery bypass graft CABG

showed LAA occlusion during coronary artery bypass grafting CABG was safe and could use to prevent stroke.[5] LAA occlusion can be used as an alternative for patients who cannot use

A cohort study found that elderly patients with mild cognitive impairment were associated with pulmonary complications after coronary artery bypass grafting CABG.3 Robinson’s study also

JUDUL FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI LAMA RAWAT PASIEN DIABETIK PASCA OPERASI CORONARY ARTERY BYPASS GRAFTING DI RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO SKRIPSI YUSUF

Conclusion : Giving therapy in the form of deep breathing exercise modality can reduce chest pain incise scar in patients after CABG Coronary Artery Bypass Graft surgery.. Keywords :

Studi kasus asuhan keperawatan pada pasien Tn. T pasca operasi CABG dengan IABP di ruang ICU Bedah Dewasa RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita