PENGARUH RISIKO KREDIT DAN LIKUIDITAS TERHADAP
PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG
GO
PUBLIC
PERIODE 2010 – 2012
Ni Nym. Karisma Dewi Paramitha, I Wayan Suwendra, Fridayana Yudiaatmaja
Jurusan Manajemen
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail:
riezma.saranghae@gmail.com
,
yc9eda@yahoo.co.id
,
fyudiaatmaja@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara: (1) simultan risiko kredit dan likuiditas terhadap profitabilitas, (2) parsial risiko kredit terhadap profitabilitas dan (3) parsial likuiditas terhadap profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Go Public
Periode Tahun 2010 – 2012. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif. Subjek penelitian adalah perusahaan perbankan yang go public dari tahun 2010 – 2012 dan objeknya adalah risiko kredit, likuiditas dan profitabilitas. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi serta dianalisis dengan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) risiko kredit dan likuiditas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. (2) risiko kredit berpengaruh negatif secara parsial terhadap profitabilitas, (3) likuiditas tidak berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang go public.
Kata kunci: risiko kredit, likuiditas dan profitabilitas Abstract
This research aims to know the effect of: (1) simultaneous credit risk and liquidity to profitability, (2) credit risk to profitability and (3) liquidity to the profitability of the Public Banking Companies for the Period of 2010-2012. This research used quantitative research design. The subject of the research are all banking companies that went public from year 2010 – 2012 and the objects are credit risk, liquidity and profitability. The type of data collected by using documentation and analyzed using multiple linear regression analysis. The results showed that (1) credit risk and liquidity variables simultaneously have significant effect on profitability, (2) partially credit risk has negative effect on profitability, (3) partially liquidity has not significant effect on profitability of the Public Banking Companies.
Keywords : credit risk, liquidity and profitability.
PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi ini, banyak perusahaan bersaing untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan cara
mengelola perusahaan sebaik-baiknya.
Manajemen perusahaan harus berhati-hati dalam hal kebijakan pemberian kredit karena akan menimbulkan risiko kredit bagi perusahaan. Selain itu perusahaan juga
harus memperhatikan kewajiban-kewajiban yang ia miliki seperti likuiditas perusahaan agar perusahaan dapat tetap likuid agar kepercayaan dari para kreditur tetap terjaga.
Naik turunnya profitabilitas pada
masing – masing perusahaan perbankan
risiko kredit dan likuiditas yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tersebut.
Siamat (2005:358) menyatakan “risiko kredit didefinisikan sebagai risiko yang dikaitkan dengan kemungkinan kegagalan klien membayar kewajibannya atau risiko dimana debitur tidak dapat melunasi
hutangnya.” “Peranan Bank dalam
memberikan kredit yang berisiko kecil pada umumnya akan menghasilkan profitabilitas
(keuntungan) yang besar. Sebaliknya
peranan bank dalam memberikan kredit yang berisiko besar, maka peluang bank
untuk mendapatkan profitabilitas
(keuntungan) semakin kecil” (Sunarya, 2002:25). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mediani (2011), Priliana (2012), dan Elviani (2102) yang
menyimpulkan bahwa risiko kredit
berpangaruh secara signifikan dan negatif terhadap profitabilitas. Disisi lain Saptono (2008) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa risiko kredit mempunyai hubungan
yang rendah dan negatif terhadap
profitabilitas. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2010), dan Pratama (2011) yang menyimpulkan bahwa risiko kredit tidak mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas.
Likuiditas merupakan kemampuan
suatu perusahaan dalam memenuhi
kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Apabila tingkat likuiditas sebuah bank tinggi, maka tingkat profitabilitas akan menurun. Sebaliknya jika bank tersebut mengalami tingkat likuiditas yang rendah, maka akan menyebabkan meningkatnya tingkat profitabilitas (Muhamad, 2002: 228). Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Pratama (2011) dan Elviani (2012) yang menyimpulkan bahwa likuiditas
berpengaruh terhadap profitabilitas.
Berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Syaharman (2012) yang menyimpulkan penelitian yaitu likuiditas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan ditemukan beberapa
bank yang go public mengalami penurunan
profitabilitas dari 2010 – 2012 yang diduga
disebabkan oleh risiko kredit dan likuiditas.
Seperti pada pada tahun 2012 PT Bank
Ekonomi Raharja, Tbk., mengalami
penurunan NPL yang berarti menurunnya tingkat risiko kredit dari perbankan tersebut sebesar 0,46% dan mengalami kenaikan LDR yang berarti likuiditas perusahaan semakin menurun sebesar 10,25% namun
profitabilitas (ROA) yang diperoleh
perusahaan juga menurun sebesar 0,24%. Selain itu pada tahun 2011 PT Bank
Tabungan Negara, Tbk., mengalami
penurunan NPL sebesar 0,47% dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan LDR yang
berarti likuiditas perusahaan semakin
menurun sebesar 10,81%, namun
profitabilitas (ROA) yang diperoleh oleh perusahaan juga menurun. Begitu pula
dengan performa bank – bank lain yang
mengalami penurunan profitabilitas setiap tahunnya. Kondisi ini berbeda dengan teori yang menyebutkan bahwa semakin besar risiko kredit maka profitabilitas yang diperoleh akan semakin kecil, begitu pula sebaliknya semakin kecil risiko kredit yang dimiliki maka semakin besar profitabilitas yang diperoleh dan apabila semakin kecil likuiditas yang dimiliki perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan semakin besar, begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah: (1) apakah ada pengaruh simultan dari risiko kredit dan likuiditas terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang go public periode tahun 2010 – 2012?;
(2) apakah ada pengaruh parsial dari risiko
kredit terhadap profitabilitas pada
perusahaan perbankan yang go public
periode tahun 2010 – 2012?; dan (3)
apakah ada pengaruh parsial dari likuiditas terhadap profitabilitas pada perusahaan
perbankan yang go public periode tahun
2010 – 2012?
Manfaat secara teoritis penelitian ini
diharapkan mampu memberikan
sumbangan dalam pengembangan ilmu
ekonomi, khususnya pada bidang
manajemen keuangan. Manfaat secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada pimpinan atau manajer pada perusahaan perbankan yang
go public terutama dalam
mempertimbangkan risiko kredit, dan
perbankan yang go public periode tahun
2010 – 2012 untuk menjaga profitabilitas
perusahaan sehingga kontinuitas dari
perusahaan tetap bisa terjaga.
Menurut Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (dalam Kasmir, 2012:24) “bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk
yang lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”
Supramono (2009:153) menyatakan “kredit merupakan perjanjian pinjam-meminjam uang antara bank sebagai kreditur dengan nasabah sebagai debitur
dalam jangka waktu tertentu dan
pengembalian uang disertai dengan
imbalan berupa bunga.” Sedangkan
menurut Muljono dan Pudjo (2001:10) menyatakan “kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu
janji pembayaran akan dilakukan,
ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati.”
Pemberian kredit juga memiliki tujuan dan fungsi. Tujuan dari pemberian kredit menurut Hasibuan (2009:88) adalah: (1) memperoleh pendapatan bank dari bunga
kredit; (2) memanfaatkan dan
memproduktifkan dana-dana yang ada; (3) melaksanakan kegiatan operasional bank; (4) memenuhi permintaan kredit dari masyarakat; (5) memperlancar lalu lintas pembayaran; (6) menambah modal kerja perusahaan; (7) meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Fungsi dari kredit menurut Kasmir (2012:89) adalah: (1)
meningkatkan daya guna uang; (2)
meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang; (3) meningkatkan daya guna barang; (4) meningkatkan peredaran barang; (5)
sebagai alat stabilitas ekonomi; (6)
meningkatkan kegairahan berusaha; (7) meningkatkan pemerataan pendapatan; (8) meningkatkan hubungan internasional.
Dalam kegiatan mobilisasi dan
penanaman dana sangat ditentukan dapat tidaknya bank mengelola berbagai risiko yang berkaitan dengan usaha bank. Menurut Fahmi (2012:358) risiko dapat
diartikan “sebagai bentuk keadaan
ketidakpastian tentang suatu keadaan yang
akan terjadi nantinya (future) dengan
keputusan yang diambil berdasarkan
berbagai pertimbangan pada saat ini. Jadi
manajemen risiko merupakan suatu
pendekatan yang terstruktur dalam upaya mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas
manusia termasuk: penilaian risiko,
pengembangan strategi untuk
mengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakan pemberdayaan atau
pengelolaan sumberdaya.
Salah satu risiko yang dapat terjadi, yaitu risiko kredit. Risiko kredit (credit risk) didefinisikan sebagai risiko kerugian yang terkait dengan kemungkinan kegagalan
counterparty memenuhi kewajibannya; atau risiko bahwa debitur tidak membayar kembali utangnya. Hasibuan (2009:175) mendefinisikan “risiko kredit merupakan risiko yang timbul akibat dari ketidakpastian
dalam pengembaliannya.” Siamat
(2005:358) menyatakan bahwa “risiko kredit didefinisikan sebagai risiko yang dikaitkan dengan kemungkinan kegagalan klien membayar kewajibannya atau risiko dimana debitur tidak dapat melunasi hutangnya”.
Risiko kredit dihitung dengan non
peforming loan (NPL) dikarenakan NPL dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kredit yang bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh suatu bank. Dendawijaya (2001:85) menyatakan,
Kredit bermasalah (Non Performing
Loan) adalah kredit yang
pengembalian pokok pinjaman dan
pembayaran bunganya telah
mengalami penundaan lebih dari 1 (satu) tahun sejak jatuh tempo
menurut jadwal yang telah
diperjanjikan. Kredit bermasalah (Non
Performing Loan) dapat diartikan juga sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan
debitur yang dapat diukur dari
kolektibilitas.
Untuk menentukan suatu kredit itu berkualitas atau tidak perlu diberi
ukuran-ukuran tertentu. Kolektibilitas kredit
kredit berdasarkan kategori tertentu guna memantau kelancaran pembayaran kembali (angsuran) oleh debitur. Berdasarkan surat keputusan Direksi Bank Indonesia No.31 / 147 / Kep / DIR Tanggal 12 Nofember 1998 tentang kualitas aktiva produktif pasal 6 ayat 1, membagi tingkat kolektibilitas kredit sebagai berikut.
(1)
Kredit Lancar (pas)Kredit lancar yaitu kredit yang
perjalanannya lancar atau memuaskan, artinya segala kewajiban (bunga atau angsuran utang pokok diselesaikan oleh nasabah secara baik).
(2)
Kredit Dalam Perhatian Khusus (specialmention)
Kredit dalam perhatian khusus yaitu kredit yang selama 1-2 bulan mutasinya
mulai tidak lancar, debitur mulai
menunggak.
(3)
Kurang Lancar (substandard)Kredit tidak lancar yaitu kredit yang selama 3 atau 6 bulan mutasinya tidak lancar, pembayaran bunga atau utang pokoknya tidak baik. Usaha-usaha
approach telah dilakukan tapi hasilnya tetap kurang baik.
(4)
Diragukan (doubtful)Kredit diragukan yaitu kredit yang telah tidak lancar dan telah pada jatuh
temponya belum dapat juga
diselesaikan oleh debitur yang
bersangkutan.
(5)
Macet (loss)Kredit macet sebagai kelanjutan dari usaha penyelesaian atau pengaktifan kembali kredit yang tidak lancar dan usaha itu tidak berhasil, barulah kredit tersebut dikategorikan kedalam kredit macet.
Fahmi (2010:177) menyatakan
“Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.” Munawir (2007:31) menyatakan bahwa “Likuiditas
perusahaan merupakan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi,
atau kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan pada saat
ditagih. Perusahaan yang mampu
memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut
dalam keadaan likuid, dan perusahaan
dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila
perusahaan tersebut mempunyai alat
pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek. Sebaliknya kalau perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih,
berarti perusahaan tersebut dalam
keadaan illikuid.” Dari beberapa pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kasmir (2008:129) menyatakan “Rasio
likuiditas merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek”. Rasio ini penting
karena kegagalan dalam membayar
kewajiban dapat menyebabkan
kebangkrutan perusahaan. Rasio ini
mengukur kemampuan pada likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya (utang yang dimaksud adalah kewajiban perusahaan). Harahap (2011:301) “rasio likuiditas menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka
pendeknya, rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan
hutang lancar”. Riyanto (2001:331)
mengemukakan bahwa “rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur likuiditas perusahaan”. Salah
satu rasio likuiditas adalah loan to deposit ratio (LDR). LDR merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Menurut Fahmi (2010:196) pada saat suatu perusahaan mengalami risiko
likuiditas ada beberapa sebab yang
melatarbelakanginya sebagai berikut.
(1)
Utang perusahaan yang berada padaposisi extreme leverage. Extreme
leverage artinya utang perusahaan sudah berada dalam kategori yang membahayakan perusahaan itu sendiri.
(2)
Jumlah utang dan berbagai tagihan yang datang di saat jatuh tempo sudah begitu besar, baik utang di perbankan, leasing, mitra bisnis, utang dagang, utang dalam bentuk bunga obligasiyang sudah jauh tempo harus
secepatnya dibayar dan berbagai
bentuk tagihan lainnya.
(3)
Perusahaan telah melakukan kebijakanstrategi yang salah sehingga memberi pengaruh pada kerugian yang bersifat jangka pendek dan jangka panjang.
(4)
Kepemilikan asset perusahaan tidak lagimencukupi untuk menstabilkan
perusahaan, yaitu sudah terlalu banyak asset yang dijual sehingga asset yang tersisa tersebut masih ingin dijual maka
itu juga tidak mencukupi untuk
menstabilkan perusahaan.
(5)
Penjualan dan hasil keuntungan yangdiperoleh adalah terjadi penurunan yang sistematis serta fluktuatif. Jika penjualan dan keuntungan diperoleh
bersifat fluktuatif, maka artinya
perusahaan harus melakukan
perubahan konsep sebelum terlambat. Karena jika terjadi keterlambatan akan menyebabkan perusahaan memperoleh
profit secara fluktuatif, sementara
kondisi profit yang baik adalah yang bersifat “konstan bertumbuh”. Konstan
bertumbuh artinya penjualan dan
keuntungan perusahaan mengalami
pertumbuhan yang stabil dari waktu ke
waktu tanpa mengalami fluktuatif yang membahayakan.
Profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono,
1998:130). Riyanto (2001:35)
mendefinisikan “profitabilitas sebagai
kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode
tertentu.” Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan profitabilitas merupakan
kemampuan suatu perusahaan untuk
memperoleh laba selama periode tertentu yang juga dapat digunakan untuk melihat tingkat efektifitas kinerja perusahaan.
Salah satu rasio profitabilitas adalah
return on assets (ROA). ROA adalah rasio
yang dapat memberikan ukuran
produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian kedua penanam modal. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.
METODE
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif kausal. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang berupa data risiko kredit, likuiditas dan profitabilitas dan dikumpulkan dengan
metode dokumentasi dan dianalisis
menggunakan teknik analisis regresi linear berganda.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Tabel 01. Ringkasan Hasil pengolahan data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan SPSS
Parameter Koefisien p-value α = 0,05 Keputusan Simpulan
RyX1X2 0,624 0,001 0.05 Menolak Ho Ada hubungan pengaruh simultan
antara X1X2 terhadap y
R2 yX1X2 0,390 0,001 0,05 Menolak Ho Ada pengaruh secara simultan antara X 1X2 terhadap y
Py X1 -0,624 0,000 0,05 Menolak Ho Ada hubungan pengaruh parsial antara X
1 terhadap y
Py X2 -0,050 0, 797 0,05 Menolak H1 Tidak ada hubungan pengaruh parsial
antara X2 terhadap y
Py ε 0,376 - - - -
α 1,967 0,010 0,05 Signifikan Dapat digunakan untuk memprediksi
β1 -0,158 0,000 0,05 Signifikan Dapat digunakan untuk memprediksi
β2 -0,002 0,797 0,05 Tidak Signifikan Tidak dapat digunakan untuk
memprediksi
Hasil analisis regresi pada Tabel 02 menunjukkan bahwa variabel risiko kredit dan likuiditas secara simultan berpengaruh
terhadap profitabilitas perusahaan
perbankan yang go public periode 2010 –
Temuan ini memberikan implikasi bahwa risiko kredit dan likuiditas secara serempak
berperan dalam upaya memperoleh
profitabilitas pada perusahaan perbankan
yang go public. Hasil dari penelitian ini
diketahui bahwa keeratan hubungan
pengaruh dari risiko kredit dan likuiditas terhadap profitabilitas adalah 62,4% dengan besar sumbangan pengaruh 39% dan 61,0% dipengaruhi oleh variabel diluar risiko kredit, dan likuiditas yang harus diteliti lebih lanjut lagi. Variabel lain yang mempengaruhi profitabilitas yaitu volume penjualan dan modal kerja (Munawir, 2007) dan juga struktur modal (Bringham dan Houston 2001)
Berdasarkan Tabel 02. dapat dilihat
bahwa risiko kredit yang diukur dengan Non
Performing Loan (NPL) memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas karena p-value 0,000 < α
(0,05).
Berdasarkan Tabel 02 dapat dilihat
bahwa likuiditas yang diukur dengan Loan
to Deposit Ratio (LDR) tidak memiliki
pengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan perbankan yang telah go public
karena p-value 0, 797 > α (0,05).
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang telah diuraikan di atas, diketahui bahwa variabel risiko kredit dan likuiditas berpengaruh secara simultan
terhadap profitabilitas yang
mengindikasikan variabel risiko kredit dan likuiditas secara serempak berperan dalam
upaya perolehan profitabilitas pada
perusahaan perbankan yang go public.
Temuan penelitian ini sejalan terhadap temuan penelitian dari Pratama (2011) dan Elviani (2012) yang menyimpulkan bahwa secara simultan risiko kredit dan likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas.
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang telah diuraikan di atas, diketahui bahwa secara parsial variabel risiko kredit memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas. Hal ini mengindikasikan
bahwa semakin besar risko kredit yang
dimilik oleh perusahaan perbankan yang go
public maka semakin kecil profitabilitas
yang akan diperoleh oleh perusahaan
perbankan. Sehingga hal ini akan
merugikan pihak perusahaan. Temuan
penelitian ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Sunarya (2002:25)
menyatakan bahwa ”Peranan Bank dalam memberikan kredit yang berisiko kecil pada umumnya akan menghasilkan profitabilitas
(keuntungan) yang besar. Sebaliknya
peranan bank dalam memberikan kredit yang berisiko besar, maka peluang bank
untuk mendapatkan profitabilitas
(keuntungan) semakin kecil”. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mediani (2011), Priliana
(2012), dan Elviani (2012) yang
menyimpulkan bahwa risiko kredit
berpangaruh secara signifikan dan negatif terhadap profitabilitas, tetapi tidak sejalan dengan penilitian yang dilakukan oleh Putri
(2010), dan Pratama (2011) yang
menyimpulkan bahwa risiko kredit tidak
mempunyai pengaruh terhadap
profitabilitas.
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang telah diuraikan di atas, menunjukkan bahwa secara parsial
variabel likuiditas tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas perusahaan
perbankan yang go public. Hasil penelitian
ini menolak teori yang dikemukakan oleh Muhamad (2002: 228) menjelaskan bahwa “apabila tingkat likuiditas sebuah bank tinggi, maka tingkat profitabilitas akan menurun. Sebaliknya jika bank tersebut mengalami tingkat likuiditas yang rendah, maka akan menyebabkan meningkatnya
tingkat profitabilitas”, namun pada
kenyataannya teori ini tidak berlaku pada
perusahaan perbankan yang go public.
Alasan menolak teori ini dikarenakan pada
kenyataanya ketika tingkat likuiditas
perusahaan perbankan yang go public
menurun ataupun meningkat maka tidak akan mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan perbankan tersebut. Penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Syaharman (2012) yang
menyimpulkan penelitian yaitu likuiditas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, tetapi penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratama
menyimpukan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut. (1) Secara simultan ada pengaruh signifikan dari risiko kredit dan likuiditas terhadap profitabilitas perusahaan
yang go public periode tahun 2010 – 2012.
(2) Secara parsial ada pengaruh negatif dan signifikan dari risiko kredit terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang
go public periode tahun 2010 – 2012; (3) Secara parsial tidak ada pengaruh dari likuiditas terhadap profitabilitas perusahaan
perbankan yang go public periode tahun
2010 – 2012.
Saran yang dapat disampaikan
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah: (1) bagi Perusahaan perbankan
yang telah melakukan go public terutama
perusahaan di Indonesia hendaknya lebih mengoptimalkan risiko kredit yang terjadi karena risiko kredit memiliki hubungan yang negatif dan signifikan di mana ketika sebuah perusahaan memiliki risiko kredit yang tinggi maka profitabilitas yang akan diperoleh akan menurun. Selain itu
perusahaan perbankan harus mampu
menjaga likuiditas dari bank masing-masing agar tidak terjadi penurunan profitabilitas
walaupun kemungkinan likuiditas
mempengaruhi profitabilitas perusahaan
sangatlah kecil, tidak ada salahnya
perusahaan tetap menjaga profitabilitas yang dimilikinya agar sesuai dengan standar yang telah diatur oleh Bank Indonesia; dan (2) sedangkan untuk peneliti
berikutnya disarankan untuk
mengembangkan penelitian dengan
menggunakan variabel – variabel lain yang
mempengaruhi profitabilitas agar
mendapatkan hasil yang lebih relevan dan lebih baik.
DAFTAR RUJUKAN
Bringham, Eugene F. Dan Houston F. Joel,
2001. Manajemen Keuangan.
Terjemahan Dodo Suharto dan
Herman Wibowo. Financial
Management. Edisi Kedelapan, Jilid 1. Jakarta:Erlangga.
Elviani, Sri. 2012 Pengaruh Risiko Kredit Yang Diberikan Dan Tingkat Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah
Indonesia (hlm 971 – 1000)
Fahmi, Irham. 2010. Manajemen Kinerja
Teori dan Aplikasi. Bandung: ALFABETA Bandung.
Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Keuangan
Teori dan Soal Tanya Jawab. Bandung: ALFABETA Bandung.
Hasibuan, H. Melayu S.P. 2009.
Dasar-dasar Perbankan. Cetakan Kedelapan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Harahap, Sofyan Safri. 2011. Analisis Kritis
atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mediani, Winda. 2011. Analisis Pemberian
Kredit dan Risiko Kredit Pengaruhnya Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada PT. Bank Negara Indonesia 46 (persero), Tbk Bandung. Skripsi. Program Studi Akuntansi, Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Muhamad. 2002. Manajemen Bank
Syari’ah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Muljono dan Teguh Pudjo. 2001.
Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersial. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan.
Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Pratama, R. Anggakara. 2011. Pengaruh
Likuiditas Dan Risiko Kredit Terhadap Profitabilitas Bank. Skripsi. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Padjajaran.
Priliana, Sisca. 2012. Analisis Risiko Kredit Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada PT. BPR Artha Niaga Finatama (Studi Kasus Laporan Keuangan Triwulan PT. BPR Artha Niaga Finatama Periode Desember 2008 – Desember 2012). Skripsi. Jurusan Pendidikan
Manajemen Bisnis, Universitas
Putri, Nur Kurnia. 2010. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Risiko Kredit Terhadap Profitabilitas Pada BMT Binamas Purwerejo. Skripsi.
Jurusan Manajemen, Universitas
Negeri Semarang.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Saptono, Heru. 2008. Pengaruh Risiko
Kredit Terhadap Profitabilitas (Return On Assets) Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Bandung. Skripsi. Program Studi Akuntansi, Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Sartono, Agus. 1998. Manajemen
Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.
Siamat, Dahlan, 2005. Manajemen
Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan. Jakarta: FakultasEkonomiUniversitas
Indonesia.
Siamat, Dahlan, 2005. Manajemen
Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan. Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Sunarya. 2002. Pengantar Perbankan, Edisi
Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YPKN.
Supramono, Gatot. 2009. Perbankan dan
Masalah Kredit Suatu Tinjauan di Bidang Yuridis. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.31 / 147 / Kep / DIR Tanggal 12 Nofember 1998 tentang kualitas aktiva produktif.
Syaharman. 2012. Pengaruh Jumlah Kredit Yang Diberikan Dan Tingkat Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah