• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR PEMILIHAN PRODUK ASURANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PAKAR PEMILIHAN PRODUK ASURANSI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

8

SISTEM PAKAR PEMILIHAN PRODUK ASURANSI

Eka Lukmana Adhi Syahbahar

AMIK BSI Tangerang

Bumi Serpong Damai Sektor XIV Blok C1/1, Jl. Letnan Sutopo BSD Serpong, Tangerang Selatan

ABSTRAK

Saat ini sudah banyak perusahaan asuransi jiwa yang hadir di Indonesia. Salah satunya yang sudah dikenal masyarakat umum adalah Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912. Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi jiwa nasional milik bangsa Indonesia yang pertama dan tertua. Sekitar 2.900 karyawan, 23.000 agen, dan 610 kantor melayani lebih dari 9 juta pemegang polis. Dalam meningkatkan kualitasnya sekaligus untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan asuransi lain, Bumiputera berusaha mengembangkan produk-produk yang ditawarkan, seperti yang terakhir dilakukan yakni mengeluarkan beberapa produk unit-link. Peneliti melakukan pengembangan pakar dengan menggunakan metode inferensi, yakni metode yang mengandung pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Dalam kasus ini, peneliti mencoba melakukan penalaran terhadap apa-apa saja yang menjadi penyebab permasalahan serta bagaimana solusinya untuk pemilihan produk asuransi yang tepat

Kata Kunci : Sistem Pakar, Pemilihan Asuransi

I. PENDAHULUAN

Industri asuransi jiwa di Indonesia semakin berkembang. Di tahun 2010 industri asuransi naik 17,5% dari tahun sebelumnya dengan menyumbang sekitar 1,95% atau sebesar Rp. 125,1 triliun. Dan sumbangan terbesar sebesar 60% diberikan oleh industri asuransi jiwa terhadap pendapatan nasional (Hermawati, 2013:53).

Seperti kita ketahui, saat ini sudah banyak perusahaan asuransi jiwa yang hadir di Indonesia. Salah satunya yang sudah dikenal masyarakat umum adalah Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912. Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi jiwa nasional milik bangsa Indonesia yang pertama dan tertua. Sekitar 2.900 karyawan, 23.000 agen, dan 610 kantor melayani lebih dari 9 juta pemegang polis. Dalam meningkatkan kualitasnya sekaligus untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan asuransi lain, Bumiputera berusaha mengembangkan produk-produk yang ditawarkan, seperti yang terakhir dilakukan yakni mengeluarkan beberapa produk unit-link. Kemunculan produk-produk baru dalam perusahaan seringkali membuat calon pemegang polis mengalami kesulitan untuk menentukan produk asuransi yang tepat. Sari dan Dana (2008:100) mengatakan bahwa

”memilih produk asuransi merupakan pengambilan keputusan yang cukup rumit karena melibatkan berbagai kriteria”. Dalam hal ini, penjelasan dan saran dari seorang agen sangatlah dibutuhkan. Namun diantara mereka (calon pemegang polis) tak memiliki banyak waktu luang untuk datang dan mendengarkan penjelasan agen asuransi secara mendetail.

Untuk itu, dibutuhkan suatu alat yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan tersebut layaknya seorang ahli. Destarianto dkk (2013:21) mengatakan bahwa ”sistem pakar berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli”.

Sehubungan dengan banyaknya pilihan produk asuransi, maka perlu adanya suatu alat yang dapat membantu calon pemegang polis dalam mencari produk asuransi yang sesuai dengan keinginannya.

Disini peneliti melakukan pengembangan pakar dengan menggunakan metode inferensi, yakni metode yang mengandung pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Dalam kasus ini, peneliti mencoba melakukan penalaran terhadap apa-apa saja yang menjadi penyebab permasalahan serta bagaimana solusinya untuk pemilihan produk asuransi yang tepat.

(2)

9 Pendekatan yang digunakan peneliti untuk

mengontrol inferensi dalam sistem pakar ini adalah menggunakan metode Forward Chaining. Dimana dalam penerapannya disini akan dilakukan pengujian satu per satu aturan-aturan yang telah ditentukan hingga diperoleh suatu solusi permasalahan yang tepat.

Teknik analisis data dalam pembuatan perangkat lunak ini menggunakan paradigma perangkat lunak secara waterfall.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Asuransi menurut Amrin (2011:42) adalah “salah satu bentuk pengendalian risiko yang dilakukan dengan cara mengalihkan (transfer) risiko dari satu pihak ke pihak lain (dalam hal ini adalah pihak asuransi)”. Pada dasarnya, polis asuransi adalah suatu kontrak, yakni suatu perjanjian yang sah antara penanggung (dalam hal ini perusahaan asuransi) dengan tertanggung, dimana pihak penanggung bersedia menanggung sejumlah kerugian yang mungkin timbul dimasa yang akan datang dengan imbalan pembayaran (premi) tertentu dari tertanggung.

Mengenali jenis-jenis asuransi merupakan hal penting yang harus Anda ketahui, seperti yang dikatakan Susanto (2010:84), karena sebagai klien atau nasabah Anda harus jeli dalam membeli polis asuransi

A. SISTEM PAKAR

Menurut Kusrini (2008:3) menjelaskan bahwa “sistem pakar adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Sistem pakar, yang mencoba memecahkan masalah yang biasanya hanya bisa dipecahkan oleh seorang pakar, dipandang berhasil ketika mampu mengambil keputusan seperti yang dilakukan oleh pakar aslinya baik dari sisi proses pengambilan keputusannya maupun hasil keputusan yang diperoleh.

Sebuah sistem pakar memiliki dua komponen utama yaitu basis pengetahuan (knowledge base) dan mesin inferensi (inference engine). Basis pengetahuan merupakan tempat penyimpanan pengetahuan dalam memori komputer, dimana pengetahuan ini diambil dari pengetahuan pakar. Mesin inferensi merupakan otak dari aplikasi sistem pakar. Bagian inilah yang menuntun user untuk memasukkan fakta sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Apa yang dilakukan oleh mesin inferensi ini didasarkan pada pengetahuan yang ada dalam basis pengetahuan.

Dengan menggunakan sistem pakar dalam membantu memecahkan masalah, didapat beberapa keuntungan (Siswanto, 2010:119):

1. Sifatnya yang permanen.

2. Mudah untuk ditransfer atau direproduksi. 3. Mudah didokumentasikan.

4. Menghasilkan keluaran yang konsisten. 5. Biaya yang murah.

6. Dapat digunakan untuk 24 jam sehari. 7. Dapat dibentuk semenjak ada keterbatasan

dari manusia pakar.

Sulit mendapatkan seorang yang expert/pakar, sehingga sistem pakar dapat menggantikan tugas tersebut.

B. TEORI METODE INFERENSI

(INFERENCE METHOD)

Inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan. Dalam sistem pakar proses inferensi dilakukan dalam suatu modul yang disebut Inference Engine (Mesin Inferensi) (Kusrini, 2008:8).

1. Runut Maju (Forward Chaining)

Kusrini (2008:8) mengatakan bahwa “runut maju berarti menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan, kemudian aturan tersebut dijalankan”.

Dalam forward chaining, aturan-aturan diuji per satu. Urutan itu mungkin berupa urutan pemasukan aturan ke dalam basis aturan atau juga urutan lain yang ditentukan oleh pemakai. Saat tiap aturan diuji, sistem pakar akan mengevaluasi apakah kondisinya benar atau salah. Jika kondisinya benar, maka aturan itu disimpan kemudian aturan berikutnya diuji sampai seluruh basis aturan teruji dengan berbagai kondisi (Andi, 2003:15).

C. MODEL WATERFALL

Model ini telah diperoleh dari proses engineering lainnya. Model ini menawarkan cara pembuatan perangkat lunak secara lebih nyata. Menurut Ladjamudin (2006:17) menyimpulkan bahwa ”model waterfall mencerminkan kepraktisan engineering. Konsekuensinya, model proses perangkat lunak yang berdasarkan pada pendekatan ini

(3)

10

digunakan dalam pengembangan sistem perangkat lunak yang berdasarkan pada pendekatan ini digunakan dalam pengembangan sistem perangkat lunak dan hardware yang luas”. Langkah-langkahnya seperti dibawah ini:

D. KONSEP DASAR PEMROGRAMAN

Konsep dasar pemrograman yang digunakan adalah pemrograman terstruktur.

Menurut Ladjamudin (2006:260) menjelaskan bahwa ”pemrograman terstruktur dapat divisualisasikan sebagai aplikasi dari metode penyederhanaan persoalan dasar untuk menyusun struktur persoalan hierarkhi yang bisa dikelola”.

Suatu program yang baik membutuhkan suatu standar, sehingga akan memudahkan pemrogram untuk merancang, dan merawat program. Sehingga perlu dipahami beberapa langkah yang harus dilakukan dalam merancang suatu program yang terstruktur. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Definisikan Masalah

Masalah yang perlu didefinisikan adalah komponen input dari suatu program yang akan dirancang tersebut apa saja, dan formatnya seperti apa, lalu proses apa saja yang akan terjadi didalam menyelesaikan program tersebut dan menampilkan hasilnya, yang terakhir adalah komponen output yang diinginkan seperti apa, dan formatnya bagaimana.

2. Merancang Outline Pemecahan Masalah

Dalam merancang outline pemecahan masalah pemrogram perlu membuat rincian proses secara rinci (meliputi proses apa saja yang terjadi pada menu utama, lalu masing-masing submenu dalam menu utama tersebut akan mengerjakan beberapa proses, setiap proses yang terjadi berinteraksi dengan file apa saja, dan berapa file yang terlibat dalam proses tersebut).

3. Pengkodean / Penelitian Program

Algoritma yang telah selesai dilakukan pengujian, dapat langsung ditransformasikan kedalam suatu bahasa pemrograman yang diinginkan atau dikuasai oleh si pemrogram.

Tujuan pengkodean adalah terjadinya efisiensi terhadap memori yang akan digunakan, efisiensi perintah dalam setiap modul program, serta efisiensi terhadap penggunaan fasilitas input dan output yang akan berpengaruh langsung terhadap prosesor ataupun terhadap pengguna.

4. Eksekusi Program

Untuk memperoleh eksekusi program dengan kecepatan maksimum, maka perlu memperhatikan beberapa faktor, seperti jenis bahasa pemrograman yang dipilih apakah sanggup mengangkat data yang akan diproses, dan spesifikasi program yang digunakan.

5. Dokumentasi dan Pemeliharaan

Program

Penelitian program yang kompleks harus selalu didokumentasikan setiap kurun waktu tertentu, jadwal dokumentasi juga perlu dibuat demi menjaga keamanan terhadap program dan data dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Pemeliharaan mencakup:

a. Format tampilan yang disesuaikan dengan keinginan pengguna

b. Fungsi-fungsi yang tidak sesuai dengan keinginan pengguna

c. Adaptasi dengan spesifikasi prosesor yang baru dengan sistem operasi yang baru

d. dan lain-lain.

6.Pemrogramman Terstrutur

Menurut Ladjamudin (2006:264) menjelaskan bahwa pemrograman terstruktur memiliki tiga komponen utama yaitu:

a. Pemrograman Top-Down

Teknik Top-Down didefinisikan sebagai suatu masalah yang kompleks dibagi-bagi ke dalam beberapa kelompok masalah yang lebih kecil. Dari kelompok masalah tersebut dianalisis. Apabila dimungkinkan, maka masalah tersebut akan dipilah-pilah lagi menjadi subbagian yang lebih kecil, dan setelah itu mulai disusun langkah-langkah utnuk menyelesaikannya secara detail. b. Pemrograman Modular

Teknik pemrograman terstruktur yang digunakan untuk mengimplementasikan langkah-langkah pemecahan masalah pada kelompok masalah yang kecil dinamakan teknik pemrograman modular. Modul program didefinisikan sebagai sekumpulan instruksi yang memiliki operasi-operasi dan data yang difenisikan; memiliki struktur internal yang tidak tergantung pada subprogram yang lain, dan merupakan satu kesatuan yang utuh yang akan dieksekusi secara berulang-ulang.

(4)

11 Perancangan program terstruktur tidak

dipengaruhi oleh kelebihan dan keunggulan salah satu bahasa pemrograman yang sedang populer pada saat itu, namun lebih dipengaruhi oleh tiga teorema struktur/struktur kontrol yang akan digunakan, yaitu Struktur Urut, Struktur Seleksi, dan Struktur Repetisi/

III. METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan, memperoleh data, baik berupa data primer maupun sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh.

A. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Observasi

Teknik pengumpulan data disini diperoleh peneliti dengan pengamatan langsung pada objek penelitian untuk melihat, mencatat, dan mempelajari jenis-jenis asuransi yang ada

2. Wawancara

Teknik ini diterapkan peneliti dengan mengajukan beberapa pertanyaan dalam bentuk kuesioner kepada agen dan supervisor mengenai jenis-jenis asuransi 3. Studi Pustaka

Disini peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari perpustakaan dengan membaca dan memahami lebih lanjut mengenai teori-teori yang berkaitan dengan asuransi.

B. HASIL PENELITIAN

Sistem pakar pemilihan produk asuransi atau dapat disingkat menjadi SiPaPPA ini dilakukan langsung dimana calon pemegang polis bisa mengaksesnya setelah bertemu dengan agen asuransi. Namun dalam hal ini, calon tidak perlu bertanya banyak mengenai produk karena akan diarahkan oleh sistem, kecuali jika informasi yang diberikan masih kurang dapat dimengerti. Berikut spesifikasi kebutuhan (system requirements) dari SiPaPPA pada AJB Bumiputera 1912 Depok: Halaman User:

A1.User melihat tampilan menu utama A2.User melihat petunjuk penggunaan A3.User login dengan mengisi data

A4.User menjawab pertanyaan di setiap form yang tersedia

A5.User melihat hasil solusi produk yang disarankan

A6.User melihat data aturan Halaman Administrasi:

B1.Admin dapat mengelola data produk B2.Admin dapat mengelola data kriteria B3.Admin dapat melihat data aturan

B4.Admin dapat melihat data hasil penelusuran B5.Admin dapat melihat petunjuk penggunaan

a). Use Case Diagram

Diagram ini digunakan untuk menggambarkan pengguna aplikasi dan perilaku pengguna terhadap aplikasi. Pada sistem pakar ini, pengguna aplikasi terdiri dari user dan administrator. User sebagai pengguna sistem (calon pemegang polis) sedangkan administrator sebagai pengelola sistem. Perilaku pengguna adalah apa saja apa saja yang dapat dilakukan terhadap sistem. Adapun yang dapat dilakukan user dan administrator dalam sistem ini adalah dapat dilihat lebih jelas pada gambar dibawah ini:

b). ERD

(5)

12

d). Component Diagram

f). Deployment Diagram

g). User Interface

IV. KESIMPULAN dan SARAN

A.

Kesimpulan

Sistem pakar ini dapat digunakan oleh para calon pemegang polis sebagai alternatif dan referensi untuk mengetahui produk asuransi apa yang sesuai dengan keinginan mereka. Selain itu, sistem pakar ini juga dapat berfungsi sebagai pendukung pengambilan keputusan yang bersifat konsultatif layaknya seorang agen bagi para calon pemegang polis yang masih bingung dalam menentukan pilihan produk

B.

Saran

Ada beberapa saran yang diharapkan bisa diterapkan untuk pengembangan sistem ini, antara lain:Lakukan training aplikasi kepada operator yang akan menggunakan aplikasi secara langsung.

1. Untuk pengembangan selanjutnya, penelitian ini dapat dikembangkan dan di aplikasikan ke dalam bahasa pemrograman berbasis web agar dapat digunakan dengan mudah, kapan saja, dan dimana saja.

2. Pada macam kriteria dapat dikembangkan lagi dan dibuat lebih mendetail, tidak hanya dengan enam macam kriteria saja, karena dengan adanya pengembangan tersebut diharapkan hasil produk yang disarankan lebih sesuai dengan apa yang diinginkan oleh calon pemegang polis.

3. Pengoperasian komputer hendaknya diimbangi dengan pemeliharaan terhadap perangkat keras dan perangkat lunak secara teratur agar aplikasi ini dapat terus digunakan dengan baik.

V. DAFTAR PUSTAKA

Akhirson, Armaini. 2012. Pengembangan Web Sebagai Upaya Penunjang Optimalisasi Produk Asuransi. ISSN: 2302-3740. Depok: Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2012) Vol. 7 September 2012: 59-66.

(6)

13 Amrin, Abdullah. 2011. Meraih Berkah Melalui

Asuransi Syariah: Ditinjau Dari Perbandingan Dengan Asuransi Konvensional. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Andi, Tim Penerbit. 2003. Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic. Yogyakarta: Andi.

Destrianto, Prawidya, Erni Yudaningtyas dan Sholeh Hadi Pramono. 2013. Penerapan Metode Inference Tree dan Forward Chaining dalam Sistem Pakar Diagnosis Hama dan Penyakit Kedelai Edamame Berdasarkan Gejala Kerusakannya. Malang: Jurnal EECCIS Vol.7, No.1 Juni 2013: 21-27

Fowler, Martin. 2005. UML Distilled Edisi 3: Panduan Singkat Bahasa Pemodelan Objek Standar. Yogyakarta: Andi. Hartati, Sri dan Sari Iswanti. 2008. Sistem

Pakar dan Pengembangannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hermawati, Sri. 2013. Pengaruh Gender, Tingkat Pendidikan Dan Usia Terhadap Kesadaran Berasuransi pada Masyarakat Indonesia. Jakarta: Jurnal Asuransi dan Manajemen Resiko Vol. 1, No. 1 Februari 2013: 53-69.

Kusrini. 2008. Aplikasi Sistem Pakar: Menentukan Faktor Kepastian Pengguna dengan Metode Kuantifikasi Pertanyaan. Yogyakarta: Andi.

Ladjamudin, Al Bahra. 2006. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rahim, Hendrisman. 2013. Optimisme Pertumbuhan Asuransi Indonesia: Proyeksi Perkembangan Lima Tahun (2014-2018). Jakarta: Jurnal Asuransi dan Manajemen Resiko Vol. 1, No. 2 September 2013: 1-21.

Sari, Fitri Rahma dan Dana Indra Sensuse. 2008. Penerapan Metode Analytic Hierarchy Process dalam Sistem Penunjang Keputusan Untuk Pemilihan Asuransi. ISBN: 1412-8896. Depok: Jurnal Sistem Informasi MTI-UI Vol. 4, No. 2 Juni 2008: 100-109.

Siswanto. 2010. Kecerdasan Buatan. Jakarta: Graha Ilmu.

Susanto, Heru. 2010. Cerdik Memilih Asuransi Jiwa: 101 Kecerdikan Yang Harus Anda Miliki Sebelum Membeli Asuransi Jiwa. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Gambar

Diagram  ini  digunakan  untuk  menggambarkan  pengguna  aplikasi  dan  perilaku  pengguna terhadap aplikasi

Referensi

Dokumen terkait

Grafik perbandingan persentase dan jumlah hasil antara siklus I, siklus II dan siklus III Grafik di atas adalah perbandingan hasil belajar seni budaya dan

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yaitu persentase kantong pecah pada bulan Juli 2016 hingga Desember 2016 terdapat data yang berada diluar batas kontrol,

KELIAN EQUATORIAL MINING East Kalimantan 30 Ton x 10 kg Axle Weighing, Steel Deck 4m x 3m, Pit.. BKM/ Dishub Banda Aceh Banda Aceh

Bahwa rata-rata pengeluaran darah pada responden yang dilakukan tindakan pijat endorphin sebesar 53,67 dengan standar deviasi 17,369, sedang- kan pada responden yang

Ketika saya diberi kesempatan untuk datang ke Jepang, saya mencari tahu tentang beberapa universitas yang berbeda dan menemukan bahwa Okayama (University) adalah yang terbaik

Dari hasil penelitian dengan analisis matriks BCG, maka dapat diketahui bahwa posisi home industri Sumber rejeki berada di kuadran bintang yang karena tingkat

Pada analisis kualitatif, dapat dikata- kan bahwa kemampuan literasi awal dapat ditingkatkan dengan memberikan stimulasi berupa media literasi yang menarik bagi

Erosi dan akresi ini menyebabkan mundur dan majunya garis pantai di wilayah tersebut.Berdasarkan perubahan garis pantai yang terjadi ini, maka perlu dilakukan