• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas..."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

Daftar Isi

**************************

Halaman Laporan Auditor Independen

Laporan Posisi Keuangan ... 1 - 2 Laporan Laba Rugi Komprehensif ... 3 Laporan Perubahan Ekuitas ... 4 Laporan Arus Kas ... 5 Catatan atas Laporan Keuangan ... 6 - 37

(4)
(5)
(6)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. PT YULIE SEKURINDO Tbk

LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

Catatan 2013 2012

ASET

Kas dan setara kas 3d, 5 25.510.745.238 22.843.176.352

Deposito berjangka 3e, 6 1.047.400.848 1.018.912.302

Piutang reverse repo - bersih 3f, 7 7.800.588.073 7.371.624.560

Portofolio efek 3g, 8 5.277.510.162 6.801.336.762

Piutang pada lembaga kliring dan penjaminan 3g, 9 963.617.000 2.129.072.500 Piutang nasabah - pihak ketiga 3g, 10 621.721.628 527.227.935

Piutang perusahaan efek 3g, 11 - 1.404.000

Piutang lain-lain 3c, 12 12.965.834.101 12.962.317.969

Biaya dibayar di muka 3i 11.916.667 12.100.738

Pajak dibayar di muka 3q, 16 4.803.243 -

Penyertaan pada bursa efek 3j, 13 135.000.000 135.000.000 Aset tetap - setelah dikurangi

akumulasi penyusutan sebesar Rp 3.072.107.043 pada tahun 2013 dan

Rp 3.044.382.143

pada tahun 2012 3k, 3l, 14 97.786.051 54.803.851

Aset pajak tangguhan - bersih 3q, 16 170.913.894 137.897.460

Aset lain-lain 2.290.000 7.290.000

(7)

Catatan 2013 2012

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS

Utang pada lembaga kliring dan penjaminan 3h, 9 890.717.500 1.684.585.000 Utang nasabah - pihak ketiga 3h, 15 689.178.118 961.920.749

Utang pajak 3q, 16 19.170.927 30.589.368

Biaya masih harus dibayar 17 80.729.121 38.388.534

Liabilitas imbalan kerja 3o, 28 933.655.587 801.589.852

JUMLAH LIABILITAS 2.613.451.253 3.517.073.503

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 200 per saham

Modal dasar - 540.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor

penuh - 255.000.000 saham 18 51.000.000.000 51.000.000.000 Tambahan modal disetor - bersih 3s, 19 353.366.883 353.366.883

Saldo laba (defisit)

Telah ditentukan penggunaannya untuk

dana cadangan umum 300.000.000 300.000.000

Belum ditentukan penggunaannya 1.693.964.331 (1.334.981.020 )

Komponen ekuitas lainnya 20 (1.350.655.562 ) 166.705.063

JUMLAH EKUITAS 51.996.675.652 50.485.090.926

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 54.610.126.905 54.002.164.429

(8)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. PT YULIE SEKURINDO Tbk

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

Catatan 2013 2012

PENDAPATAN USAHA

Pendapatan kegiatan perantara

perdagangan efek 3p, 23 1.295.653.237 1.222.585.318

Pendapatan dividen dan bunga 3f, 3p, 24 1.135.588.472 609.544.981 Pendapatan kegiatan penjaminan

emisi efek 3p, 25 21.276.739 21.894.450

Jumlah Pendapatan Usaha 2.452.518.448 1.854.024.749

BEBAN USAHA

Beban kepegawaian 3p 1.265.768.919 1.123.561.128

Administrasi dan umum 3p 386.300.655 375.849.627

Sewa kantor 3c, 12, 31 270.000.000 270.000.000

Perjalanan dinas 3p 204.569.073 71.239.002

Beban pemeliharaan sistem 3p 138.119.300 96.118.900

Telekomunikasi 3p 67.790.549 143.584.448

Penyusutan 14 27.724.900 67.286.201

Lain-lain 3p 450.717.085 139.153.743

Jumlah Beban Usaha 2.810.990.481 2.286.793.049

RUGI USAHA (358.472.033 ) (432.768.300 )

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Selisih kurs - bersih 3b 2.721.547.530 1.260.118.422

Pendapatan bunga 3p, 26 648.290.696 844.571.634

Beban keuangan 3p, 27 (19.042.013 ) (12.236.123 )

Laba penjualan aset tetap 14 - 170.000.000

Lain-lain - bersih 3p 3.604.737 1.408.638

Jumlah Penghasilan Lain-lain - Bersih 3.354.400.950 2.263.862.571

LABA SEBELUM MANFAAT

PAJAK PENGHASILAN 2.995.928.917 1.831.094.271

MANFAAT PAJAK PENGHASILAN 3q, 16

Pajak tangguhan 33.016.434 44.203.851

LABA BERSIH 3.028.945.351 1.875.298.122

Pendapatan Komprehensif Lainnya

Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dari

aset keuangan tersedia untuk dijual 20 (1.517.360.625 ) 717.030.560

JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF 1.511.584.726 2.592.328.682

(9)

Keuntungan

(Kerugian) Saldo Laba (Defisit)

yang Belum

Direalisasi dari Telah Ditentukan

Tambahan Aset Keuangan Penggunaannya

Modal Modal Disetor - tersedia Belum Ditentukan Untuk Dana Jumlah Saham Bersih untuk Dijual Penggunaannya Cadangan Umum Ekuitas

Saldo 31 Desember 2011 51.000.000.000 353.366.883 (550.325.497) (3.210.279.142 ) 300.000.000 47.892.762.244

Jumlah pendapatan komprehensif - - 717.030.560 1.875.298.122 - 2.592.328.682

Saldo 31 Desember 2012 51.000.000.000 353.366.883 166.705.063 (1.334.981.020 ) 300.000.000 50.485.090.926

Jumlah pendapatan komprehensif - - (1.517.360.625) 3.028.945.351 - 1.511.584.726

Saldo 31 Desember 2013 51.000.000.000 353.366.883 (1.350.655.562) 1.693.964.331 300.000.000 51.996.675.652

(10)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. PT YULIE SEKURINDO Tbk

LAPORAN ARUS KAS

TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

Catatan 2013 2012

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan komisi perantara

perdagangan efek 1.276.119.212 849.197.818

Penerimaan jasa penjaminan emisi dan

penjualan efek 21.276.739 21.894.450

Penerimaan (pembayaran) lembaga

kliring dan penjaminan 371.588.000 294.519.000

Penerimaan (pembayaran) dari (kepada) nasabah (365.832.324 ) (509.551.325 ) Penjualan (pembelian) portofolio efek 14.465.975 240.707.321 Penerimaan atas efek diperdagangkan 60.000.000 135.928.890

Penerimaan dividen dan bunga 1.755.882.634 1.787.441.261

Penerimaan (pembayaran) pajak - bersih (16.221.684 ) 2.781.861

Pembayaran beban usaha (2.636.400.088 ) (2.154.179.391 )

Penerimaan dari operasi lainnya - bersih 2.257.397.522 726.254.228

Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi 2.738.275.986 1.394.994.113

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan aset tetap 14 (70.707.100 ) (12.870.000 )

Penurunan (kenaikan) deposito berjangka - 8.688.000.000

Hasil penjualan aset tetap 14 - 170.000.000

Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Investasi (70.707.100 ) 8.845.130.000

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Kenaikan piutang pihak berelasi 12 - (12.932.500.000 )

Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan - (12.932.500.000)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH

KAS DAN SETARA KAS 2.667.568.886 (2.692.375.887 )

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 22.843.176.352 25.535.552.239

(11)

1. U M U M

a. Pendirian dan Kegiatan Usaha Perusahaan

Perusahaan didirikan dengan nama PT Ravindo Securitama berdasarkan akta Notaris Rachmat Santoso, S.H., No. 49 tanggal 8 Agustus 1989. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-7627.HT.01.01.TH.89 tanggal 19 Agustus 1989 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 86 tanggal 27 Oktober 1989. Tambahan No. 2768. Pada tahun 1996, nama Perusahaan diubah menjadi PT Yulie Sekurindo. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta No. 259 dari Notaris Irawan Soerodjo, S.H., tanggal 25 Juli 2008. dalam rangka penyesuaian anggaran dasar Perusahaan dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007 mengenai “Perseroan Terbatas“. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-75638.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 20 Oktober 2008.

Sesuai Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama menjalani usaha sebagai perusahaan efek, antara lain seperti perantara perdagangan efek, penjamin emisi efek dan manajer investasi. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. KEP-64/PM/1992 dan No. KEP-65/PM/1992 tanggal 25 Februari 1992. Perusahaan memperoleh ijin usaha di bidang penjamin emisi efek dan bidang perantara pedagang efek.

Perusahaan berdomisili di Jakarta dan berkantor pusat di Plaza ASIA Lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 59, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1989.

PT Jeje Yutrindo Utama merupakan entitas induk terakhir dari Perusahaan.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 26 November 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya No. S-3536/PM/2004 untuk melakukan penawaran umum atas 120.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 200 per saham dan harga penawaran Rp 215 per saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) (sekarang Bursa Efek Indonesia (BEI)) pada tanggal 10 Desember 2004.

c. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan

Susunan anggota Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

Komisaris

Komisaris Utama : Johnlin Yuwono Komisaris Independen : Oey Rivera Wijaya

Direksi

Direktur Utama : Luciana

(12)

PT YULIE SEKURINDO Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

7

1. U M U M (lanjutan)

c. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan (lanjutan)

Susunan anggota komite audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

Ketua : Oey Rivera Wijaya Anggota : Victor Sianipar

Anggota : Deddy Gunawan

Pembentukan komite audit Perusahaan telah dilakukan sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.5.

Jumlah remunerasi yang diberikan kepada komisaris dan direksi Perusahaan adalah sekitar 283 juta dan 309 juta, masing-masing untuk tahun 2013 dan 2012. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah karyawan tetap Perusahaan, masing-masing sejumlah 17 orang dan 18 orang (tidak diaudit).

2. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK REVISI DAN ISAK)

Standar akuntansi baru atau penyesuaian atas standar akuntansi yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai tanggal 1 Januari 2013, yang relevan terhadap Perusahaan: - PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan Pengungkapan” (Revisi 2010)

Perusahaan telah mengevaluasi dampak yang ditimbulkan dari penyesuaian PSAK 60 tersebut tidak material terhadap laporan keuangan.

Berikut adalah interpretasi standar baru yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang akan dimulai tanggal 1 Januari 2014, namun tidak berdampak material terhadap laporan keuangan Perusahaan:

- ISAK 27, “Pengalihan Aset dari Pelanggan”

- ISAK 28, “Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas”

Pencabutan standar ini tidak menyebabkan perubahan signifikan terhadap kebijakan akuntansi Perusahaan dan tidak berdampak material atas jumlah yang dilaporkan atas tahun berjalan atau tahun sebelumnya:

- PSAK No. 51, “Akuntansi Kuasi-Reorganisasi (PPSAK No. 10)”

Standar baru, revisi dan intepretasi yang telah diterbitkan, namun belum berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013 adalah sebagai berikut:

- PSAK 1 (revisi 2013) “Penyajian laporan keuangan” - PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan kerja”

(13)

2. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK REVISI DAN ISAK) (lanjutan)

Revisi dan standar baru di atas akan berlaku efektif pada tahun buku yang dimulai tanggal 1 Januari 2015.

Pada saat penerbitan laporan keuangan, manajemen masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar baru dan revisi tersebut serta pengaruhnya pada laporan keuangan Perusahaan.

Penerapan dini revisi dan standar baru diatas sebelum tanggal 1 Januari 2015 tidak diijinkan.

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

a. Pernyataan Kepatuhan dan Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta Peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK, yang fungsinya dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak tanggal 1 Januari 2013. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.

Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya perolehan, kecuali untuk portofolio efek yang dinyatakan sebesar nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method), sesuai peraturan BAPEPAM-LK, dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan.

b. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs rata-rata Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.

Pada tanggal laporan posisi keuangan, kurs rata-rata dari mata uang asing yang digunakan adalah sebagai berikut:

Mata Uang Asing 2013 2012

(14)

PT YULIE SEKURINDO Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

9

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) c. Transaksi Pihak Berelasi

Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang berelasi dengan Perusahaan.

a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan jika orang tersebut :

(i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan. (ii) memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan.

(iii) personil manajemen kunci Perusahaan atau entitas induk Perusahaan. b) Suatu entitas berelasi dengan Perusahaan jika memenuhi salah satu hal berikut :

(i) Entitas dan Perusahaan adalah anggota dari kelompok usaha yang sama dengan Perusahaan.

(ii) Entitas dan Perusahaan adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

(iii) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.

(iv) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)

(v) Entitas dimana orang yang diidentifikasi dalam (a)(i) memiliki pengaruh sifnifikan atau merupakan personil manajemen kunci dari entitas tersebut.

d. Kas dan Setara Kas

Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

e. Deposito berjangka

Deposito berjangka baik yang dijaminkan untuk pinjaman bank maupun yang tidak dijaminkan, dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi pada laporan posisi keuangan.

f. Transaksi Reverse Repo

Transaksi reverse repo dinyatakan dalam laporan keuangan sebesar nilai penjualan kembali dikurangi pendapatan bunga yang belum diamortisasi.

Pendapatan bunga yang timbul atas perjanjian reverse repo ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode kontrak dengan metode suku bunga efektif.

g. Aset Keuangan

Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.

Aset keuangan diklasifikasi dalam kategori aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL), tersedia untuk dijual (AFS) dan pinjaman yang diberikan dan piutang. Pengklasifikasian ini tergantung pada sifat dan tujuan aset keuangan dan ditetapkan pada saat pengakuan awal.

(15)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g. Aset Keuangan (lanjutan)

Metode Suku Bunga Efektif

Metode Suku Bunga Efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan dan mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen efek utang selain dari aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai FVTPL.

• Diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau

Aset Keuangan Diukur pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi (FVTPL)

Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL.

Aset keuangan diklasifikasi sebagai kelompok diperdagangkan, jika:

• Merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan selain aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada pengakuan awal, jika:

• Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau

• Aset keuangan merupakan bagian dari kelompok aset keuangan atau liabilitas atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan dokumentasi manajemen risiko atau strategi investasi Perusahaan, dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci; atau

• Merupakan bagian dari kontrak yang mengandung satu atau lebih derivatif melekat, dan PSAK No. 55 (Revisi 2011) memperbolehkan kontrak gabungan (aset dan liabilitas) ditetapkan sebagai FVTPL.

Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan. Nilai wajar ditentukan dengan cara seperti dijelaskan pada Catatan 33.

Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual (AFS)

Efek hutang, saham milik Perusahaan yang tercatat di bursa dan diperdagangkan pada pasar aktif diklasifikasi sebagai AFS dan dinyatakan pada nilai wajar. Nilai wajar ditentukan dengan cara seperti dijelaskan pada Catatan 33.

(16)

PT YULIE SEKURINDO Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

11

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g. Aset Keuangan (lanjutan)

Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual (AFS) (lanjutan)

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode Suku Bunga Efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada Laporan Laba Rugi Komprehensif. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di ekuitas, direklasifikasi ke Laporan Laba Rugi Komprehensif.

Dividen atas instrumen ekuitas AFS, jika ada, diakui pada Laporan Laba Rugi Komprehensif pada saat hak Perusahaan untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan.

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Piutang pada lembaga kliring dan penjaminan, piutang perusahaan efek, piutang nasabah, piutang lain-lain dan piutang reverse repo dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.

Aset dan liabilitas keuangan dari transaksi efek saling hapus buku dan nilai bersihnya disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus buku atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

• Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal Laporan Posisi Keuangan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut dampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang ignifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai.

Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:

• Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau

• Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.

• Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau

(17)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g. Aset Keuangan (lanjutan)

Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan)

Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang dimasa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.

Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.

Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif.

Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi komprehensif dalam periode yang bersangkutan.

Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.

Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tidak boleh dipulihkan melalui Laporan Laba Rugi Komprehensif. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas.

Reklasifikasi Aset Keuangan

Reklasifikasi hanya diperkenankan dalam situasi yang jarang terjadi dan dimana aset tidak lagi dimiliki untuk tujuan dijual dalam jangka pendek. Dalam semua hal, reklasifikasi aset keuangan hanya terbatas pada instrumen utang. Reklasifikasi dicatat sebesar nilai wajar aset keuangan pada tanggal reklasifikasi.

Penghentian pengakuan aset keuangan

Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah

(18)

PT YULIE SEKURINDO Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

13

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g. Aset Keuangan (lanjutan)

h. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas Penghentian pengakuan aset keuangan (lanjutan)

Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.

Klasifikasi sebagai Liabilitas atau Ekuitas

Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas. Instrumen ekuitas terhadap setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.

• Diterbitkan terutama untuk tujuan dibeli kembali dalam waktu dekat; atau

Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan diklasifikasi sebagai liabilitas keuangan diukur pada FVTPL atau liabilitas keuangan lainnya.

Liabilitas keuangan diklasifikasi dalam kelompok diperdagangkan jika:

• Merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama-sama dan atas bagian tersebut terdapat bukti adanya pola ambil untung jangka pendek terkini; atau

• Merupakan derivatif liabilitas yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Liabilitas keuangan selain dari liabilitas keuangan kelompok diperdagangkan dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal jika:

• Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau

• Liabilitas keuangan merupakan bagian dari kelompok aset keuangan atau liabilitas atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan dokumentasi manajemen risiko atau strategi investasi Perusahaan, dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci; atau

• Merupakan bagian dari kontrak yang mengandung satu atau lebih derifatif melekat, dan PSAK 55 (Revisi 2011) memperbolehkan kontrak gabungan (aset atau liabilitas) ditetapkan sebagai FVTPL.

Liabilitas keuangan sebagai FVTPL dinyatakan sebesar nilai wajar, dengan laba atau rugi yang timbul diakui dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif mencakup setiap bunga yang dibayar atas liabilitas keuangan. Nilai wajar ditentukan dengan cara yang dijelaskan dalam Catatan 33.

(19)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

h. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas (lanjutan) Liabilitas Keuangan Lainnya

Utang pada lembaga kliring dan penjaminan, utang nasabah, dan utang lainnya pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur dalam biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode Suku Bunga Efektif.

Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman.

Metode Suku Bunga Efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan beban bunga selama periode relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran kas di masa datang selama perkiraan umur liabilitas keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

Penghentian Pengakuan Liabilitas Keuangan

Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.

i. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat.

j. Penyertaan Pada Bursa Efek

Penyertaan pada Bursa Efek Indonesia dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi penyisihan yang merupakan taksiran manajemen atas penurunan nilai dari keanggotaan pada bursa tersebut. Penyertaan pada Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu persyaratan sebagai anggota bursa.

k. Aset Tetap

Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan.

Setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double declining balance method), masing-masing dengan tarif sebagai berikut: Tarif Kendaraan 25% - 50% Peralatan kantor 50% Inventaris kantor 25% - 50% Renovasi kantor 25% - 50%

(20)

PT YULIE SEKURINDO Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

15

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k. Aset Tetap (lanjutan)

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya, pengeluaran dalam jumlah signifikan dan yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun yang bersangkutan.

Nilai aset ditelaah kembali pada tanggal laporan posisi keuangan atas kemungkinan terjadinya penurunan pada nilai aset yang disebabkan oleh peristiwa atau perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan.

l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka jumlah terpulihkan diestimasi untuk aset individual. Jika tidak mungkin untuk mengestimasi jumlah terpulihkan aset individual, maka Perusahaan menentukan nilai terpulihkan dari Unit Penghasil Kas (UPK) yang mana aset tercakup (aset dari UPK).

Jumlah terpulihkan dari suatu aset (baik aset individual maupun UPK) adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual menjual dengan nilai pakainya. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai diakui pada laba rugi sebagai “Rugi Penurunan Nilai”. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset.

Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga transaksi pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Perusahaan menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar lain yang tersedia.

Kerugian penurunan nilai, jika ada, diakui pada laba rugi sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya.

Penilaian dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi tersebut ada, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui.

Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi yang telah diakui untuk aset tersebut pada periode sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi. Setelah pembalikan tersebut diakui sebagai laba rugi, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurang nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.

(21)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) m. Sewa

Perusahaan mengklasifikasikan sewa berdasarkan sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada substansi transaksi daripada bentuk kontraknya pada tanggal pengakuan awal.

Sewa Pembiayaan

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset.

n. Provisi

Sewa Operasi

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tersebut tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Dengan demikian, pembayaran sewa yang dilakukan oleh Perusahaan sebagai lessee diakui sebagai beban dengan metode garis lurus (straight-line method) selama masa sewa.

Provisi diakui jika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dibuat.

Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi kini terbaik. Jika tidak terdapat kemungkinan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, provisi dibatalkan.

o. Imbalan Kerja

Imbalan kerja jangka pendek

Perusahaan mengakui liabilitas imbalan kerja jangka pendek ketika jasa diberikan oleh karyawan dan imbalan atas jasa tersebut akan dibayarkan dalam waktu dua belas bulan setelah jasa tersebut diberikan.

Imbalan pascakerja

Perusahaan memberikan imbalan pascakerja kepada karyawan sesuai dengan ketentuan dari undang-undang ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Penyisihan atas imbalan pascakerja dihitung dengan menggunakan metode penilaian aktuarial projected-unit-credit.

Penyisihan biaya jasa kini dibebankan langsung pada operasi tahun berjalan. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti.

Keuntungan atau kerugian yang melebihi batas 10% ini diamortisasi selama sisa masa kerja rata-rata karyawan dengan metode garis lurus. Selanjutnya, biaya jasa masa lalu yang timbul dari pengenalan program imbalan pasti atau perubahan dari liabilitas imbalan pada program imbalan pasti yang telah ada, ditangguhkan dan diamortisasi sampai dengan periode dimana imbalan tersebut telah menjadi hak karyawan.

(22)

PT YULIE SEKURINDO Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

17

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) p. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan

Transaksi efek berikut pendapatan komisi

Perdagangan transaksi efek yang lazim dicatat pada tanggal perdagangan, seolah-olah transaksi efek telah diselesaikan. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari transaksi efek yang merupakan tanggungan dan risiko Perusahaan dicatat berdasarkan tanggal perdagangan. Transaksi efek pelanggan dilaporkan pada tanggal penyelesaian dan pendapatan komisi dan beban terkait dilaporkan pada tanggal perdagangan. Jumlah piutang dan utang dari transaksi efek yang belum mencapai tanggal penyelesaian kontraknya dicatat bersih pada laporan posisi keuangan.

Pencatatan utang dan piutang dana dengan Lembaga Kliring dan Penjaminan yang timbul karena transaksi bursa dilakukan secara netting yang penyelesaiannya jatuh tempo pada hari yang sama. Pencatatan utang dan piutang dana dengan nasabah yang timbul karena transaksi bursa di pasar regular dilakukan secara netting untuk setiap nasabah yang penyelesaiannya jatuh tempo pada hari yang sama.

Komisi dan biaya terkait kliring dicatat berdasarkan tanggal perdagangan saat terjadinya transaksi efek.

Jasa penjaminan emisi dan penjualan efek

Pendapatan dari jasa penjaminan emisi dan penjualan efek meliputi keuntungan, kerugian dan jasa, setelah dikurangi biaya sindikasi, yang timbul dari penawaran efek dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin emisi atau agen. Pendapatan dari konsesi penjualan dicatat pada tanggal penyelesaian, dan jasa penjaminan emisi diakui pada saat aktivitas penjaminan emisi telah selesai dan jumlah pendapatan telah dapat ditentukan.

Pendapatan dividen dan bunga

Pendapatan dividen dari investasi diakui pada saat hak pemegang saham untuk menerima pembayaran telah ditetapkan (dengan ketentuan bahwa besar kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir kepada Perusahaan dan jumlah pendapatan dapat diukur secara handal).

Pendapatan bunga diakui jika besar kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir kepada Perusahaan dan jumlah pendapatan dapat diukur secara handal. Pendapatan bunga diakui atas dasar waktu, dengan mengacu pada pokok dan suku bunga efektif yang berlaku, yang merupakan tingkat diskonto yang tepat untuk mengestimasi penerimaan kas masa depan selama perkiraan umur aset keuangan ke jumlah tercatat aset pada saat pengakuan awal.

Beban

Beban yang timbul sehubungan dengan proses penjaminan emisi diakumulasikan dan dibebankan pada saat pendapatan penjaminan emisi diakui. Pada saat diketahui bahwa kegiatan penjaminan emisi tidak diselesaikan dan emisi efek dibatalkan, maka beban penjaminan emisi tersebut dibebankan pada laporan laba rugi.

(23)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) q. Pajak Penghasilan

Pajak kini

Aset atau liabilitas pajak penghasilan kini yang berasal dari periode berjalan dan periode lalu dicatat sebesar jumlah ekspektasi direstitusi dari atau dibayarkan kepada kantor pajak yang besarnya ditentukan berdasarkan tarif pajak dan peraturan perpajakan yang berlaku atau secara substantif telah berlaku.

Pajak penghasilan kini terkait dengan transaksi yang dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas diakui pada ekuitas. Manajemen secara periodik mengevaluasi posisi yang diambil Perusahaan sehubungan dengan situasi dimana interpretasi diperlukan untuk peraturan perpajakan yang terkait dan menetapkan provisi jika diperlukan.

r. Rekening Efek

Pajak tangguhan

Pajak tangguhan diakui menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dan nilai tercatatnya dalam laporan keuangan pada akhir periode pelaporan.

Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk setiap perbedaan temporer kena pajak.

Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal belum dikompensasi, sejauh terdapat kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan tersedia untuk dimanfaatkan dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal belum dikompensasi.

Nilai tercatat dari aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan diturunkan ketika tidak lagi terdapat kemungkinan bahwa akan terdapat laba kena pajak yang memungkinkan semua atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut untuk direalisasi. Penelaahan dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan atas aset pajak tangguhan yang tidak diakui sebelumnya dan aset pajak tangguhan tersebut diakui sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak mendatang akan tersedia sehingga aset pajak tangguhan tersebut dipulihkan.

Pajak tangguhan yang terkait dengan pos-pos yang diakui diluar laba rugi. Pos pajak tangguhan diakui terkait dengan transaksi yang mendasarinya baik dalam pendapatan komprehensif lain atau langsung ke ekuitas.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika terdapat hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan pajak tangguhan tersebut terkait dengan entitas kena pajak yang sama dan otoritas perpajakan yang sama.

Rekening efek adalah rekening yang dimiliki oleh nasabah Perusahaan Efek dalam kaitannya dengan transaksi jual beli efek oleh nasabah. Rekening efek berisi catatan mengenai efek dan dana yang dititipkan nasabah kepada Perusahaan Efek. Rekening efek nasabah tidak memenuhi kriteria pengakuan aset keuangan oleh Perusahaan, sehingga tidak dapat dicatat dalam laporan posisi keuangan Perusahaan, namun dicatat secara off balance sheet pada Buku Pembantu Dana dan Buku Pembantu Efek.

(24)

PT YULIE SEKURINDO Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

19

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) s. Biaya Emisi Efek Ekuitas

Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan kepada masyarakat dicatat dan disajikan sebagai pengurang terhadap tambahan modal disetor - agio saham yang berasal dari penawaran perdana saham tersebut.

t. Laba per Saham

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif, oleh karena itu, laba per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan pada laporan laba rugi komprehensif.

Berdasarkan PSAK No. 56, “Laba per Saham“ laba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan dengan total rata-rata tertimbang saham yang beredar dalam tahun yang bersangkutan yaitu sejumlah 255.000.000 saham, masing-masing pada tahun 2013 dan 2012.

4. PENGGUNAAN PENILAIAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN Pertimbangan

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mewajibkan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan di masa mendatang dapat berbeda dengan jumlah estimasi yang dibuat.

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 4.

Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Nasabah

Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa para pelanggannya tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan nasabah dan status kredit dari nasabah berdasarkan catatan kredit pihak ketiga yang tersedia dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas nasabah terhadap jumlah terhutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan.

Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan penurunan nilai piutang nasabah. Nilai tercatat dari piutang nasabah Perusahaan sebelum penyisihan penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebesar Rp 621.721.628 dan Rp 527.227.935. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 10.

(25)

4. PENGGUNAAN PENILAIAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan) Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya, diungkapkan di bawah ini.

Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Imbalan Kerja

Penentuan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai. Nilai tercatat atas liabilitas imbalan kerja Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebesar Rp 933.655.587 dan Rp 801.589.852. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 28.

Penyusutan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 2 sampai dengan 4 tahun. Ini adalah umur secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat bersih aset tetap Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebesar Rp 97.786.051 dan Rp 54.803.851. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 14.

Pajak Penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

Instrumen Keuangan

Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Perusahaan menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perusahaan.

Nilai tercatat dari aset keuangan pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebesar Rp 54.324.707.050 dan Rp 53.797.362.380 (Catatan 33) sedangkan nilai tercatat liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebesar Rp 1.660.624.739 dan Rp 2.684.894.283 (Catatan 33).

(26)

PT YULIE SEKURINDO Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

21

5. KAS DAN SETARA KAS

Kas dan setara kas terdiri dari:

2013 2012

Kas 104.400 1.974.897

Bank

Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 22.996.833 65.598.382

Standard Chartered Bank 1.117.978 -

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 993.209 1.520.707

PT Bank Mayapada Tbk - 3.003.291.624

Dolar Amerika Serikat (US$ 1.080.000) 13.164.120.000 -

Rupiah 12.311.000.000 -

PT Bank Mayapada Tbk

Dolar Amerika Serikat (US$ 1.080.000) - 10.443.600.000

Rupiah - 9.306.000.000

Jumlah Setara Kas 25.475.120.000 19.749.600.000

Jumlah Kas dan Setara Kas 25.510.745.238 22.843.176.352

Tingkat bunga deposito berjangka per tahun

Mata uang Rupiah 5,97% 6,5%

Mata uang Dolar Amerika Serikat 2% 2%

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat kas dan setara kas Perusahaan yang dibatasi penggunaannya atau ditempatkan pada pihak berelasi.

6. DEPOSITO BERJANGKA

Akun ini terdiri dari:

2013 2012

Dolar Amerika Serikat

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (US$ 799 pada tahun 2013 dan

US$ 914 pada tahun 2012) 9.736.695 8.842.539

Standard Chartered Bank

(US$ 55 pada tahun 2013) 676.123 -

PT Bank Mayapada Tbk

(US$ 1.107 pada tahun 2012) - 10.701.596

PT Bank Capital Tbk

(US$ 170 pada tahun 2012) - 1.646.607

Jumlah Kas dan Bank 35.625.238 3.093.576.352

Setara Kas

Deposito berjangka Standard Chartered Bank

Pihak Ketiga - Rupiah

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 661.010.113 632.289.912

PT Bank Central Asia Tbk 380.000.000 380.000.000

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 6.390.735 6.622.390

(27)

6. DEPOSITO BERJANGKA (lanjutan)

2013 2012

Tingkat bunga deposito berjangka per tahun

Mata uang Rupiah 5,25% - 6,5% 6,5% - 7%

Deposito berjangka tersebut merupakan dana jaminan kliring yang diagunkan pada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) untuk menjamin kelancaran penanggulangan kegagalan transaksi efek anggota bursa pemakai jasa KPEI, sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan oleh KPEI. Pada tanggal 31 Desember 2013, dana jaminan kliring tersebut ditempatkan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 661.010.113 dan pada PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp 380.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2012, dana jaminan kliring tersebut ditempatkan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 632.289.912 dan pada PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp 380.000.000.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, deposito berjangka tersebut juga termasuk deposito kontrak opsi saham sebesar Rp 6.390.735 dan Rp 6.622.390 yang ditempatkan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, sebagai agunan untuk pelaksanaan transaksi kontrak opsi saham, sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan oleh KPEI.

7. PIUTANG REVERSE REPO

Akun ini terdiri dari:

2013

Bunga yang

Tanggal Tanggal Harga Harga Jual Masih Harus Nilai

No. Perjanjian Jatuh Tempo Perolehan Kembali Diterima Tercatat

1. 1 Maret 2013 28 Februari 2014 471.698.800 502.359.222 25.690.738 497.389.538 2. 10 Maret 2013 9 Maret 2014 3.620.417.867 3.855.745.028 190.351.184 3.810.769.051 3. 9 Maret 2013 9 Maret 2014 2.893.980.904 3.082.089.663 152.967.562 3.046.948.466 4. 30 Desember 2013 30 Desember 2014 445.401.700 474.352.811 79.318 445.481.018 7.800.588.073 2012 Bunga yang

Tanggal Tanggal Harga Harga Jual Masih Harus Nilai

No. Perjanjian Jatuh Tempo Perolehan Kembali Diterima Tercatat

1. 1 Maret 2012 28 Februari 2013 440.840.000 471.698.800 25.856.962 466.696.962 2. 10 Maret 2012 9 Maret 2013 3.383.586.100 3.620.417.867 188.831.620 3.572.417.720 3. 10 Maret 2012 9 Maret 2013 2.704.655.050 2.893.980.904 153.957.288 2.858.612.338 4. 16 Mei 2012 15 Mei 2013 453.908.124 485.681.693 19.989.416 473.897.540 7.371.624.560

Daftar efek saham piutang reverse repo pada tanggal laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Yulie Sekurindo Tbk (YULE), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan PT Panorama Transport Tbk (WEHA).

Tingkat bunga per tahun piutang reverse repo adalah sebesar 7%, masing-masing untuk tahun 2013 dan 2012.

(28)

PT YULIE SEKURINDO Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

23

8. PORTOFOLIO EFEK - BERSIH

Akun ini terdiri dari efek saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan rincian sebagai berikut:

2013 2012

Efek Tersedia untuk Dijual

PT Inovisi Infracom Tbk 4.558.196.655 4.559.252.500

PT Siwani Makmur Tbk 1.985.252.472 1.985.252.472

Lain-lain 84.716.597 90.126.727

Ditambah (dikurangi) keuntungan (kerugian)

yang belum direalisasi (Catatan 20) (1.350.655.562 ) 166.705.063

Bersih 5.277.510.162 6.801.336.762

Perusahaan menetapkan nilai wajar portofolio efek saham berdasarkan nilai pasar yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Penetapan harga wajar berdasarkan nilai pasar merupakan pertimbangan terbaik manajemen.

9. PIUTANG DAN UTANG PADA LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

Akun ini merupakan tagihan dan liabiliitas kepada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sehubungan dengan perhitungan penyelesaian (settlement) transaksi perdagangan efek yang dilakukan oleh Perusahaan di bursa efek, dengan rincian sebagai berikut:

2013 2012

Piutang pada Lembaga Kliring dan Penjaminan 963.617.000 2.219.072.500

Utang pada Lembaga Kliring dan Penjaminan 890.717.500 1.684.585.000

10. PIUTANG NASABAH

Akun ini merupakan piutang yang timbul dari transaksi Perusahaan sebagai perantara perdagangan efek, dengan rincian sebagai berikut:

2013 2012

Pihak ketiga

Nasabah pemilik rekening - transaksi reguler 621.721.628 527.227.935

Pada umumnya, seluruh piutang nasabah diselesaikan dalam waktu singkat, biasanya dalam waktu 3 (tiga) hari dari tanggal perdagangan, sehingga manajemen tidak membentuk penyisihan penurunan nilai piutang nasabah.

11. PIUTANG PERUSAHAAN EFEK LAIN

Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo sebesar Rp 1.404.000 merupakan piutang kepada perusahaan efek, yaitu PT Mandiri Sekuritas (pihak ketiga) sehubungan dengan transaksi perdagangan efek.

(29)

12. PIUTANG LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari:

2013 2012

Piutang pihak berelasi 12.932.500.000 12.932.500.000

Piutang karyawan 33.334.101 29.817.969

Jumlah 12.965.834.101 12.962.317.969

Piutang karyawan merupakan pinjaman karyawan yang pembayarannya dilakukan melalui pemotongan gaji bulanan, pinjaman tidak dibebankan bunga.

Perusahaan, dalam kegiatan usaha normal, melakukan transaksi usaha dan keuangan dengan pihak-pihak berelasi.

Rincian saldo dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:

Persentase Terhadap

Jumlah Jumlah Aset

2013 2012 2013 2012

Piutang Pihak Berelasi

Johnlin Yuwono 8.087.500.000 8.087.500.000 14,81% 14,98%

Jonathan Yuwono 4.845.000.000 4.845.000.000 8,87% 8,97%

Jumlah 12.932.500.000 12.932.500.000 23,68% 23,95%

Persentase Terhadap

Jumlah Jumlah Akun yang Bersangkutan

2013 2012 2013 2012

Beban Sewa

PT Jeje Yutrindo Utama (Catatan 31) 270.000.000 270.000.000 100,00% 100,00%

Sifat hubungan dengan pihak-pihak berelasi tersebut adalah sebagai berikut: a. PT Jeje Yutrindo Utama merupakan pemegang saham utama Perusahaan. b. Johnlin Yuwono dan Jonathan Yuwono, merupakan pihak berelasi lainnya.

Transaksi-transaksi dengan pihak-pihak berelasi dilakukan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang disepakati kedua belah pihak yang mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak tidak berelasi.

Pada tahun 2013 dan 2012, jumlah beban yang diakui Perusahaan sehubungan dengan kompensasi bruto bagi manajemen kunci adalah sebagai berikut:

2013 2012

Imbalan kerja jangka pendek (dalam jutaan Rupiah) 283 309 Jumlah dalam tabel di atas merupakan jumlah yang diakui sebagai biaya selama periode pelaporan sehubungan dengan kompensasi yang diberikan kepada personil manajemen kunci tersebut.

(30)

PT YULIE SEKURINDO Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

25

13. PENYERTAAN PADA BURSA EFEK

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Perusahaan memiliki penyertaan di PT Bursa Efek Indonesia sebesar Rp 135.000.000. Pemilikan saham pada PT Bursa Efek Indonesia merupakan syarat keanggotaan bursa dan dicatat sebesar biaya perolehan. Penyertaan Perusahaan di PT Bursa Efek Indonesia tidak mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

14. ASET TETAP

Aset tetap terdiri dari:

Penambahan/ Pengurangan/

2013 Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Kendaraan 882.761.182 - - 882.761.182 Peralatan kantor 840.017.193 70.707.100 - 910.724.293 Inventaris kantor 892.511.054 - - 892.511.054 Renovasi kantor 483.896.565 - - 483.896.565

Jumlah Biaya Perolehan 3.099.185.994 70.707.100 - 3.169.893.094

Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Kendaraan 850.739.998 8.005.293 - 858.745.291 Peralatan kantor 817.234.530 19.719.607 - 836.954.137 Inventaris kantor 892.511.055 - - 892.511.055 Renovasi kantor 483.896.560 - - 483.896.560

Jumlah Akumulasi Penyusutan 3.044.382.143 27.724.900 - 3.072.107.043

Nilai Buku 54.803.851 97.786.051

Penambahan/ Pengurangan/

2012 Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Kendaraan 1.406.619.182 - 523.858.000 882.761.182 Peralatan kantor 827.147.193 12.870.000 - 840.017.193 Inventaris kantor 892.511.054 - - 892.511.054 Renovasi kantor 483.896.565 - - 483.896.565

Jumlah Biaya Perolehan 3.610.173.994 12.870.000 523.858.000 3.099.185.994

Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Kendaraan 1.327.438.676 47.159.322 523.858.000 850.739.998 Peralatan kantor 797.107.651 20.126.879 - 817.234.530 Inventaris kantor 892.511.055 - - 892.511.055 Renovasi kantor 483.896.560 - - 483.896.560

Jumlah Akumulasi Penyusutan 3.500.953.942 67.286.201 523.858.000 3.044.382.143

Nilai Buku 109.220.052 54.803.851

Penyusutan yang dibebankan pada beban usaha adalah sebesar Rp 27.724.900 dan Rp 67.286.201, masing-masing untuk tahun 2013 dan 2012.

(31)

14. ASET TETAP (lanjutan)

Nilai tercatat 523.858.000

Akumulasi penyusutan (523.858.000 )

Nilai buku -

Harga jual 170.000.000

Laba penjualan aset tetap 170.000.000

Laba penjualan aset tetap disajikan sebagai bagian dari akun “Penghasilan (Beban) Lain-lain” dalam laporan laba rugi komprehensif.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah tercatat bruto dari setiap aset tetap yang telah disusutkan penuh dan masih digunakan adalah sebesar Rp 2.994.501.147 dan Rp 2.823.252.772. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, aset tetap Perusahaan tidak diasuransikan dari berbagai risiko kerugian yang ada.

Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari seluruh aset Perusahaan tersebut dapat dipulihkan sehingga tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai atas aset tersebut.

15. UTANG NASABAH

Akun ini merupakan saldo penjualan portofolio efek oleh nasabah yang belum diselesaikan pembayarannya, dengan rincian sebagai berikut:

2013 2012

Pihak ketiga

Nasabah pemilik rekening - transaksi reguler 689.178.118 961.920.749

16. PERPAJAKAN

a. Utang pajak dan pajak dibayar di muka

Utang Pajak

Utang pajak terdiri dari:

2013 2012

Pajak Penghasilan

Pasal 21 9.451.500 9.832.150

Pasal 23 1.010.000 680.000

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Keluaran - bersih - 1.360.095

Pajak transaksi penjualan efek 8.709.427 18.717.123

Jumlah 19.170.927 30.589.368

Pajak dibayar di muka

(32)

PT YULIE SEKURINDO Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

27

16. PERPAJAKAN (lanjutan) b. Manfaat pajak penghasilan

Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif dengan taksiran laba fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

2013 2012

Laba sebelum manfaat pajak penghasilan menurut

laporan laba rugi komprehensif 2.995.928.917 1.831.094.271 Beda temporer:

Liabilitas imbalan kerja 132.065.735 125.711.822

Penyusutan - 51.103.599

Beda tetap:

Sumbangan dan representasi 78.380.830 77.328.800

Penghasilan yang pajaknya bersifat final (648.290.696 ) (844.571.634 )

Lain-lain 110.255.335 (337.022.210 )

Taksiran laba fiskal tahun berjalan 2.668.340.121 903.644.648 Akumulasi taksiran rugi fiskal awal tahun (3.507.638.228 ) (4.411.282.876 ) Rugi fiskal yang tidak dapat direalisasi 382.918.437 -

Akumulasi taksiran rugi fiskal akhir tahun (456.379.670 ) (3.507.638.228 )

Perusahaan akan menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) tahun 2013 kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) berdasarkan perhitungan pajak di atas. Taksiran rugi fiskal pada tahun 2012 tersebut adalah sesuai dengan jumlah dalam SPT tahun 2012 yang telah dilaporkan kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

Rekonsiliasi antara manfaat pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku dari laba sebelum manfaat pajak penghasilan dengan manfaat pajak penghasilan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

2013 2012

Laba sebelum manfaat pajak penghasilan

menurut laporan laba rugi komprehensif 2.995.928.917 1.831.094.271

Beban pajak penghasilan dengan

tarif pajak yang berlaku (748.982.228 ) (457.773.569 ) Pengaruh pajak atas beda tetap:

Sumbangan dan representasi (19.595.208 ) (19.332.200 ) Penghasilan yang pajaknya bersifat final 162.072.674 211.142.908

Lain-lain (27.563.834 ) 84.255.549

Rugi fiskal yang tidak diakui sebagai

aset pajak tangguhan 667.085.030 225.911.163

Manfaat pajak penghasilan menurut

(33)

16. PERPAJAKAN (lanjutan)

c. Aset pajak tangguhan - bersih

Pajak tangguhan yang berasal dari pengaruh beda temporer yang signifikan antara pelaporan

2013 2012

Aset pajak tangguhan

Liabilitas imbalan kerja 233.413.894 200.397.463

Penyusutan 97.376.398 97.376.395

Jumlah 330.790.292 297.773.858

Liabilitas pajak tangguhan

Laba perdagangan efek - bersih 62.500.000 62.500.000

Sewa pembiayaan 97.376.398 97.376.398

Jumlah 159.876.398 159.876.398

Aset pajak tangguhan - bersih 170.913.894 137.897.460

d. Administrasi

Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia. Perusahaan menghitung. menetapkan dan membayar secara sendiri pajak penghasilannya (self-assessment). Untuk tahun pajak sebelum tahun 2008. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam batas waktu 10 (sepuluh) tahun sejak saat terutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menetapkan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak tersebut dalam batas waktu 5 (lima) tahun sejak saat terutangnya pajak.

e. Tarif pajak

Tarif tunggal pajak penghasilan badan adalah 25% mulai tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Aset dan liabilitas pajak tangguhan telah dihitung dengan menggunakan tarif tersebut.

17. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR

Akun ini terdiri dari:

2013 2012 Beban kantor 69.009.054 19.885.522 Beban transaksi 11.720.067 18.503.012 Jumlah 80.729.121 38.388.534 18. MODAL SAHAM

Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 berdasarkan Daftar Pemegang Saham yang diterbitkan oleh PT Adimitra Transferindo, Biro Administrasi Efek adalah sebagai berikut:

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Variabel Indeks Rehidrasi (IR) pada masing- masing kelompok perlakuan menunjukkan ada perbedaan yang bermakna kecuali kelompok minuman isotonis dengan air kelapa

Secara lebih eksplisit, penulis juga melihat kinerja kepala sekolah yang ada di Kabupaten Pasaman Barat dari Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 sebanyak 16 (enam

Jika ingin memilih lebih dari satu kolom atau baris yang berdekatan dapat dilakukan dengan cara meng-klik awal kolom/baris (jangan dilepas), geser mouse ke akhir kolom/baris

Dari hasil statistik inferensial yang menunjukkan terdapatnya hubungan positif antara deviden dengan earning yang akan datang maka dapat disampaikan suatu penjelasan bahwa

Demikian halnya dengan usaha budidaya ikan, kenaikan harga BBM menyebabkan terjadinya kenaikan biaya operasional baik pada budidaya skala intensif maupun semi intensif. Pada usaha

Aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk

Alu bage pemeteh entahpe kepentaren manusia labo banci nampati kalak sideban guna ngantusi kerna sura-sura Dibata (8:17) sabap IA nge si erbahanca kerinana jadi,