• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan DESEMBER 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan DESEMBER 2012"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Kementerian Koordinator

Bidang Kesejahteraan Rakyat

Republik Indonesia

Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan

(SNPK)

Laporan Bulanan

DESEMBER 2012

(2)

2

Sambutan

P

embangunan kesejahteraan rakyat merupakan salah satu prioritas pemerintah Republik Indonesia. Dalam menyelengarakan pembangunan kesejahteraan rakyat (Kesra) tersebut kita seringkali dihadapkan pada gangguan Kesra berupa dampak bencana alam, perubahan iklim, dan kerusakan

lingkungan hidup serta konflik sosial. Sehubungan dengan hal tersebut, Kemenko Kesra berupaya untuk

melaksanakan tindakan pencegahan guna meminimalisasi kerugian masyarakat.

Dalam konteks pencegahan gangguan Kesra berupa konflik sosial, diperlukan instrumen untuk menganalisis dan mengidentifikasi akar permasalahan dalam rangka mencari solusi sesuai amanat pilar

koordinasi Kemenko Kesra, yaitu: “Penanggulangan, antisipasi, dan tanggap cepat gangguan kesejahteraan rakyat.” Untuk itu, Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) merupakan jawaban yang dapat

memberikan gambaran yang menyeluruh tentang konflik sosial sehingga pemerintah dan para pemangku

kepentingan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat.

Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK), yang telah diresmikan pada tanggal 7 Desember 2012,

ditujukan untuk membangun kemampuan melakukan deteksi dini guna pencegahan konflik kekerasaan

dan merespon dengan program dan kebijakan secara lebih efektif. Data SNPK terbuka untuk publik dengan harapan akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mediasi dan pencegahan kekerasan di negeri ini. Dalam rangka meningkatkan kualitas SNPK kami mengharapkan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak.

Akhir kata, SNPK diharapkan dapat bermanfaat bagi bangsa Indonesia dalam upaya penanganan dan pencegahan kekerasan sehingga pembangunan kesejahteraan masyarakat dapat berlangsung dan dicapai

secara efisien, efektif dan produktif.

Jakarta, Mei 2013

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia

(3)

Tentang SNPK

S

istem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) digagas oleh Kedeputian I Bidang Koordinasi Lingkungan Hidup dan Kerawanan Sosial, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) untuk menyediakan data kekerasan yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia

seakurat dan semutakhir mungkin. Laporan Bulanan ini menyajikan data dan informasi konflik kekerasan

yang menonjol setiap bulan secara faktual. Publikasi ini didedikasikan sebagai bahan rujukan dalam

rangka pencegahan konflik kekerasan.

SNPK terdiri dari dua kegiatan utama yaitu: pertama, pengumpulan data secara rinci dan berkala tentang kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa kekerasan terjadi serta apa saja dampaknya; kedua, laporan atas data yang diperbaharui setiap bulan.

SNPK mengumpulkan data kekerasan berdasarkan informasi yang sudah tersedia secara publik termasuk berita yang dimuat oleh surat kabar lokal dilengkapi oleh berbagai sumber non-media baik berupa laporan pemerintah, kajian akademis dan laporan LSM. Data SNPK dikumpulkan sejak 1998 dan diperbaharui setiap bulan dan disajikan melalui portal SNPK (www.snpk-indonesia.com). Portal SNPK menyajikan data

tentang empat kategori kekerasan yakni: (i) Konflik (termasuk konflik yang dipicu oleh permasalahan

terkait sumber daya alam, tata kelola pemerintahan, separatisme, pemilukada, identitas dan main hakim

sendiri), (ii) Dampak Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang berpotensi menimbulkan konflik sosial (KDRT), (iii) Dampak kekerasan dari Kriminalitas yang berpotensi menimbulkan konflik sosial, dan

(iv) Kekerasan dalam penegakan hukum. Untuk setiap kejadian yang tercatat di dalam database SNPK ditampilkan sumber informasi yang digunakan.

Pada saat ini, SNPK hanya mampu mencakup sembilan wilayah, yakni: Aceh, Jabodetabek, Kalimantan Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT, Papua, Papua Barat, dan Sulawesi Tengah. Sedangkan empat wilayah lainnya, yakni: Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Lampung, dan NTB akan ditambahkan pada tahun 2013. Pencakupan lebih luas sedang diupayakan agar data kekerasan dari semua wilayah di Indonesia dapat disediakaan.

Pengelolaan SNPK dipimpin oleh Kemenko Kesra dengan dukungan dari Bank Dunia dan The Habibie Center dengan hibah dari Korea Economic Transitions and Peace-Building Trust Fund. Dalam rangka

Wilayah yang sudah dicakup SNPK

Wilayah yang akan dicakup SNPK dalam waktu dekat Aceh

Lampung

Jabodetabek

Nusa Tenggara

Barat Nusa Tenggara

Timur Papua Papua Barat Maluku Maluku Utara Sulawesi Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah

(4)

1

Gambaran Umum

S

elama Desember 2012 data SNPK mencatat total 462 insiden kekerasan yang mengakibatkan 72 tewas, 378 cedera, dan

47 bangunan rusak. Lihat Tabel 1.

Tabel 1. Insiden dan dampak kekerasan berdasarkan jenis kekerasan di sembilan wilayah (Desember 2012)

Jenis Kekerasan

Jumlah Kejadian Jumlah Tewas Jumlah Cedera PemerkosaanJumlah Jumlah Bangunan Rusak Des

2012 Jan -Nov 2012 2012Des Jan -Nov 2012 2012Des Jan -Nov 2012 2012Des Jan -Nov 2012 2012Des Jan –Nov 2012

Konflik 143 2.128 23 230 166 3.115 0 1 25 996

- Sumber Daya 16 228 7 44 33 238 0 0 3 131

- Tata Kelola Pemerintah 15 203 0 5 3 343 0 0 11 81

- Pemilihan dan Jabatan 14 247 0 19 7 222 0 0 4 214

- Identitas 20 280 5 47 16 870 0 0 3 407

- Main Hakim Sendiri 66 964 8 83 96 1177 0 1 3 131

- Separatisme 4 45 2 22 1 80 0 0 1 17

- Konflik Lainnya 8 161 1 10 10 185 0 0 0 15

Kekerasan dalam Penegakan Hukum 21 233 10 43 26 236 0 0 0 1

Kriminalitas 262 3.896 32 427 159 2.490 28 576 22 231

KDRT 36 501 7 111 27 330 4 80 0 6

Total 462 6.758 72 811 378 6.171 32 657 47 1. 234

Sepanjang Desember 2012 program data SNPK mencatat kasus-kasus konflik kekerasan*) yang mengemuka adalah: Bentrokan antardesa/ kampung/ kelompok.

 Bentrok antardesa dipicu masalah batas desa kembali berulang di Maluku. Bentrokan ini melibatkan Desa Siri Sori Amalatu dan Desa Tuhaha menewaskan 1 orang dan 5 orang cedera. Sementara itu, bentrokan berlatar belakang antaragama terjadi di kawasan Air Selobar, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon mengakibatkan dua orang cedera.

 Sedangkan di Maluku Utara berulang kali terjadi bentrokan antarkampung. Di bulan ini data SNPK mencatat 4 insiden bentrok antarkampung yang mengakibatkan 1 cedera dan 1 bangunan rusak.

 Di Sulawesi Tengah terdapat satu insiden bentrok antardesa yakni Desa Soulove dan Desa Tulo yang kembali terulang, dipicu oleh masalah batas desa, mengakibatkan 2 warga dan 1 anggota polisi cedera dan 1 rumah terbakar.

 Bentrokan antarkelompok yang melibatkan simpatisan ormas tertentu terjadi di Jabodetabek. Dalam bulan ini terdapat 4 insiden kekerasan mengakibatkan 4 cedera. Pada periode Januari-Desember 2012 tercatat 33 insiden kekerasan antarsimpatisan ormas dengan dampak 2 tewas, 42 cedera, dan 7 bangunan rusak

Konflik Pemilukada

 Intimidasi dan tindak kekerasan terkait pemilukada terjadi di Aceh. Tercatat total 4 insiden tindak kekerasan dan

intimidasi yang berdampak pada 2 bangunan rusak. Pada periode Januari-Desember 2012 data SNPK mencatat total 154 insiden kekerasan yang mengakibatkan 73 cedera dan 24 bangunan rusak selama dan sesudah pemilukada yang berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) dilaksanakan serentak pada 9 April 2012.

Konflik Sumber Daya

 Di Maluku kasus konflik sumber daya terjadi di areal penambang emas ilegal Gunung Botak. Bentrokan yang melibatkan sesama penambang ini menewaskan 5 orang dan melukai 9 orang. Menyusul bentrokan tersebut, pemerintah daerah mengambil langkah untuk menutup areal pertambangan sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

 Sedangkan di Kalimantan Barat, terjadi insiden kekerasan antara warga dengan perusahaan. Akar persoalan konflik sumber daya di wilayah ini adalah akses terhadap lahan.

 Adapun di NTT, terjadi dua insiden kekerasan yang dipicu masalah klaim atas lahan yang mengakibatkan 1 tewas, 3

cedara, dan 1 bangunan rusak. Dalam periode Januari-Desember 2012 terkait konflik kekerasan yang dipicu permaslahan lahan/tanah, data SNPK mencatat total 30 insiden yang menewaskan 9 orang, 47 orang cedera, dan 26 bangunan rusak. Konflik separatisme dan terorisme

 Pada bulan ini kasus terorisme masih terjadi di Sulawesi Tengah. Terdapat 6 insiden yang menewaskan 4 orang dan 5 orang cedera yang terjadi secara beruntun.

 Di Papua insiden kekerasan terkait separatisme masih terjadi. Pada bulan ini tercatat 4 insiden separatisme yang

menyebabkan 2 tewas, 1 cedera, dan 2 bangunan rusak. Data SNPK mencatat sejumlah kasus konflik separatisme selama periode Januari-Desember 2012 sebanyak 46 insiden yang mengakibatkan 23 tewas, 58 cedera, dan 18 bangunan rusak. *) Laporan bulanan ini hanya mengulas jenis kekerasan berdasarkan kategori konflik.

(5)

Di bulan Desember 2012 data SNPK mencatat total 19 insiden

konflik kekerasan mengakibatkan 18 cedera dan 3 bangunan rusak

yang terjadi di Aceh (lihat Grafik 1.1 – 1.4).

Di wilayah Aceh insiden konflik kekerasan yang mengemukan pada

bulan ini adalah intimidasi dan tindak kekerasan terkait pemilukada. Data SNPK mencatat terdapat 4 insiden dan 2 bangunan rusak. Sesuai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) pemilukada Aceh ditunda hingga 9 April 2012 di tingkat provinsi dan kabupaten/ kota, kecuali untuk Kab. Aceh Selatan yang dimulai pada 26 Januari 2013. Namun, sebelum pelaksanaan terdapat dua insiden yakni pada tanggal 4/12/2012 di Kec.Pasie dan Kec. Kluet berupa perusakan alat peraga kampanye milik empat dari enam pasang calon bupati/ wakil bupati yang dilakukan oleh orang tak dikenal. Sedangkan satu insiden lainnya pada tanggal 23/12/2012 berupa pelemparan granat oleh orang tak dikenal terhadap rumah pribadi bupati terpilih Aceh Tengah periode 2013-2018.

Adapun insiden lainnya berupa pembakaran kantor sekretariat Partai Aceh di Kec. Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, pada tanggal 6/12/2012. Kantor ini merupakan sekretariat yang digunakan untuk pemenangan calon gubernur/wakil gubernur dan walikota/ wakil wali kota dari Partai Aceh.

Sepanjang periode Januari-Desember 2012 data SNPK mencatat

total 154 insiden konflik kekerasan terkait pemilukada yang

mengakibatkan 73 orang cedera dan 24 bangunan rusak (lihat

Kotak 1.5).

Disamping itu, insiden konflik kekerasan terkait pemilukada juga

terjadi pada tahun 2011. Pada tahun tersebut tercatat 18 insiden mengakibatkan 6 tewas, 18 cedera, dan 4 bangunan rusak.

Kotak 1.5 Jumlah insiden dan dampak konflik kekerasan terkait pemilukada untuk tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota di Aceh

(Januari - Desember 2012)

Tingkat Daerah

Provinsi Kab/ Kota Provinsi Kab/ Kota Provinsi Kab/ Kota

Insiden Cedera Bangunan Rusak

SIMEULUE 0 1 0 0 0 0 ACEH SELATAN 3 2 2 0 0 0 ACEH TENGGARA 0 6 0 7 0 0 ACEH TIMUR 3 11 0 3 0 3 ACEH TENGAH 0 3 0 0 0 2 ACEH BARAT 0 4 0 3 0 0 ACEH BESAR 5 1 2 0 1 0 PIDIE 11 9 3 1 0 1 BIREUEN 4 11 2 1 0 3 ACEH UTARA 9 12 17 5 0 1

ACEH BARAT DAYA 2 8 0 3 1 0

GAYO LUES 0 3 0 0 0 7 ACEH TAMIANG 0 2 0 0 0 0 NAGAN RAYA 0 6 0 11 0 1 ACEH JAYA 0 2 0 1 0 0 PIDIE JAYA 2 0 0 0 1 0 BANDA ACEH 3 2 0 0 2 0 SABANG 0 2 0 0 0 0 LANGSA 0 1 0 3 0 0 LHOKSEUMAWE 6 18 7 1 1 0 SUBULUSSALAM 2 0 1 0 0 0 Total 50 104 34 39 6 18

Aceh

Laporan Bulanan: Desember 2012

Aceh

Di bulan Desember 2012 data SNPK mencatat total 19 insiden kon lik kekerasan mengakibatkan 18 cedera dan 3 bangunan rusak

yang terjadi di Aceh (lihat Gra ik 1.1 – 1.4).

Di wilayah Aceh insiden kon lik kekerasan yang mengemukan pada bulan ini adalah intimidasi dan tindak kekerasan terkait

pemilukada. Data SNPK mencatat terdapat 4 insiden dan 2 bangunan rusak.

Sesuai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) pemilukada Aceh ditunda hingga 9 April 2012 di tingkat provinsi dan kabupaten / kota, kecuali untuk Kab.Aceh Selatan yang dimulai pada 26 Januari 2013. Namun, sebelum pelaksanaan terdapat dua insiden yakni pada tanggal 4/12/2012 di Kec.Pasie dan Kec. Kluet berupa perusakan alat peraga kampanye milik empat dari enam pasang calon bupati/ wakil bupati yang dilakukan oleh orang tak dikenal. Sedangkan satu insiden lainnya pada tanggal 23/12/2012 berupa pelemparan granat oleh orang tak dikenal terhadap rumah pribadi bupati terpilih Aceh Tengah periode 2013-2018.

Adapun insiden lainnya berupa pembakaran kantor sekretariat Parta Aceh di Kec. Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, pada tanggal 6/12/2012. Kantor ini merupakan sekretariat yang digunakan untuk pemenangan calon gubernur/wakil gubernur dan walikota/wakil wali kota dari Partai Aceh.

Sepanjang periode Januari-Desember 2012 data SNPK mencatat total 154 insiden kon lik kekerasan terkait pemilukada yang

mengakibatkan 73 orang cedera dan 24 bangunan rusak (lihat

Kotak 1.5).

Disamping itu, insiden kon lik kekerasan terkait pemilukada juga terjadi pada tahun 2011. Pada tahun tersebut tercatat 18 insiden mengakibatkan 6 tewas, 18 cedera, dan 4 bangunan rusak.

Kotak 1.5 Jumlah insiden dan dampak konflik kekerasan terkait pemilukada untuk ngkat provinsi dan Kabupaten/Kota di Aceh (Januari - Desember 2012) Tingkat

Daerah

Provinsi Kab/ Kota Provinsi Kab/ Kota Provinsi Kab/ Kota Insiden Cedera Bangunan Rusak SIMEULUE 0 1 0 0 0 0 ACEH SELATAN 3 2 2 0 0 0 ACEH TENGGARA 0 6 0 7 0 0 ACEH TIMUR 3 11 0 3 0 3 ACEH TENGAH 0 3 0 0 0 2 ACEH BARAT 0 4 0 3 0 0 ACEH BESAR 5 1 2 0 1 0 PIDIE 11 9 3 1 0 1 BIREUEN 4 11 2 1 0 3 ACEH UTARA 9 12 17 5 0 1

ACEH BARAT DAYA 2 8 0 3 1 0

GAYO LUES 0 3 0 0 0 7 ACEH TAMIANG 0 2 0 0 0 0 NAGAN RAYA 0 6 0 11 0 1 ACEH JAYA 0 2 0 1 0 0 PIDIE JAYA 2 0 0 0 1 0 BANDA ACEH 3 2 0 0 2 0 SABANG 0 2 0 0 0 0 LANGSA 0 1 0 3 0 0 LHOKSEUMAWE 6 18 7 1 1 0 SUBULUSSALAM 2 0 1 0 0 0 Total 50 104 34 39 6 18

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Kejadian 15 17 110 39 39 50 27 25 27 21 15 19

Tewas 2 3 1 0 0 1 3 0 0 0 4 0

Cedera 16 13 56 23 37 46 22 27 25 22 18 18

Bangunan Rusak 1 5 3 10 3 6 5 1 4 2 3 3

Grafik 1.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Aceh (Januari - Desember 2012) Konflik Sumber Daya (2) Konflik Tata Kelola Pemerintah (2) t I ik Konfl den as (4) Konflik Main Hakim Sendiri (6)

Grafik 1.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di Aceh (Januari - Desember 2012) Kerusuhan (1) Bentrokan (3) Perkelahian (1) Pengeroyokan (6) Pengrusakan (1) Penganiayaan (2)

Grafik 1.3 Jumlah tewas berdasarkan bentuk kekerasan di Aceh (Januari - Desember 2012)

ACEH

TIMUR BESARACEH PIDIE BIREUEN UTARAACEH ACEH JAYA SABANG

1 2 1

7

1 1 1

Grafik 1.4 Jumlah tewas berdasarkan Kab/Kota di Aceh (Januari - Desember 2012)

(6)

3

Laporan Bulanan: Desember 2012

Jabodetabek

Di Jabodetabek sepanjang Desember 2012 tercatat total 47 insiden kon lik kekerasan yang menewaskan 5 orang dan 63 cedera (lihat Gra ik 2.1– 2.4).

Pada bulan ini, di Jabodetabek insiden yang menonjol adalah kasus aksi kekerasan dan premanisme yang melibatkan simpatisan/ anggota organisasi kemasyarakatan (ormas) tertentu. Data SNPK mencatat total empat insiden kekerasan dan premanisme yang berakibat pada empat orang cedera. Di Bogor pada tanggal 6/12/2012 terjadi bentrokan antara ormas Bogor Benteng Raya (BBR) dengan Bogor Benteng Raya Padjajaran (BBRP) di depan Kantor DPRD Kota Bogor, Jawa Barat, yang dipicu pemilihan jabatan calon Direksi PDAM Tirta Pakuan Bogor.

Pada tanggal 7/12/2012 bentrokan kedua ormas ini berlanjut pada penganiayaan seorang pekerja pabrik. Korban dikeroyok dengan menggunakan senjata tajam hingga menyebabkan luka parah. Pengeroyokan ini dipicu karena sepeda motor yang digunakan korban terdapat stiker BBRP(Barisan Benteng Raya Pajajaran).

Sementara itu, bentrokan antarormas juga terjadi di Jalan Haji Naman, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada tanggal 20/12/2012. Bentrokan tersebut diduga sebagai aksi balas dendan atas penganiayaan terhadap anggota salah satu ormas yang menjadi tukang parkir di sebuah minimarket.

Di Jabodetabek, sepanjang periode Januari-Desember 2012 data SNPK mencatat total 33 insiden aksi kekerasan dan premanisme anggota/simpatisan ormas tertentu dengan dampak 2 tewas, 42 cedera, dan 7 bangunan rusak. Ke-33 insiden kekerasan dan premanisme tersebut dipicu oleh: aksi main hakim sendiri (14 insiden), permasalahan identitas (11 insiden), terkait sumber daya (3 insiden) dan tata kelola pemerintahan (3 insiden), dan pemilihan jabatan ( 2 insiden) (lihat Kotak 2.5).

Atas 33 insiden aksi kekerasan dan premanisme dari ormas tertentu tersebut, tercatat polisi melakukan upaya intervensi untuk menghentikan kekerasan terhadap 9 insiden dengan hasil sebagai berikut; 6 intervensi berhasil menghentikan kekerasan tapi tidak ada pelaku kekerasan yang ditangkap, 2 intervensi berhasil menghentikan kekerasan dan

menangkap pihak yang terlibat bentrokan, dan 1 intervensi di mana kekerasan berhasil dihentikan dan korban tindak kekerasan diamankan.

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des

Kejadian 54 41 49 68 64 65 85 65 72 64 56 47

Tewas 2 7 7 8 10 6 6 8 11 3 5 5

Cedera 57 41 147 73 75 71 96 70 75 78 79 63

Bangunan Rusak 3 0 0 2 2 4 11 3 28 1 0 0

Grafik 2.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Jabodetabek (Januari - Desember 2012)

Konflik Lainnya (7)

Konflik Sumber Daya (3) Konflik Iden tas

(15) Konflik Main

Hakim Sendiri (53)

Grafik 2.3 Jumlah tewasberdasarkan bentuk kekerasan di Jabodetabek (Januari - Desember 2012) Bentrokan (16) Pengeroyokan (52) Penganiayaan (6) Sweeping (4)

Grafik 2.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di Jabodetabek (Januari - Desember 2012) 9 8 9 11 3 6 11 4 3 5 6 3

Grafik 2.4 Jumlah tewas berdasarkan area di Jabodetabek (Januari - Desember 2012)

Di Jabodetabek sepanjang Desember 2012 tercatat total 47 insiden konflik kekerasan yang menewaskan 5 orang dan 63 orang cedera (lihat Grafik 2.1– 2.4).

Pada bulan ini, di Jabodetabek insiden yang menonjol adalah kasus aksi kekerasan dan premanisme yang melibatkan simpatisan/ anggota organisasi kemasyarakatan (ormas) tertentu. Data SNPK mencatat total empat insiden aksi kekerasan dan premanisme yang berakibat pada empat orang cedera.

Di Bogor pada tanggal 6/12/2012 terjadi bentrokan antara ormas Bogor Benteng Raya (BBR) dengan Bogor Benteng Raya Padjajaran (BBRP) di depan Kantor DPRD Kota Bogor, Jawa Barat, yang dipicu pemilihan jabatan calon Direksi PDAM Tirta Pakuan Bogor.

Pada tanggal 7/12/2012 ekses bentrokan kedua ormas ini berlanjut pada penganiayaan seorang pekerja pabrik. Korban dikeroyok dengan menggunakan senjata tajam hingga menyebabkan luka parah. Pengeroyokan ini dipicu karena sepeda motor yang digunakan korban terdapat stiker BBRP(Barisan Benteng Raya Pajajaran).

Sementara itu, bentrokan antarormas juga terjadi di Jalan Haji Naman, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada tanggal 20/12/2012. Bentrokan diduga sebagai aksi balas dendam atas penganiayaan terhadap anggota salah satu ormas yang menjadi tukang parkir di sebuah minimarket. Di Jabodetabek, sepanjang periode Januari-Desember 2012 data SNPK mencatat total 33 insiden aksi kekerasan dan premanisme anggota/simpatisan ormas tertentu dengan dampak 2 tewas, 42 cedera, dan 7 bangunan rusak. Ke-33 insiden kekerasan dan premanisme tersebut dipicu oleh: aksi main hakim sendiri (14 insiden), permasalahan identitas (11 insiden), terkait sumber daya (3 insiden) dan tata kelola pemerintahan (3 insiden), dan pemilihan jabatan ( 2 insiden) (lihat Kotak 2.5).

Atas 33 insiden aksi kekerasan dan premanisme dari ormas tertentu tersebut, tercatat polisi melakukan upaya intervensi untuk menghentikan kekerasan terhadap 9 insiden dengan hasil sebagai berikut; 6 intervensi berhasil menghentikan kekerasan tapi tidak ada pelaku kekerasan yang ditangkap, 2 intervensi berhasil menghentikan kekerasan dan menangkap pihak yang terlibat bentrokan, dan 1 intervensi di mana kekerasan berhasil dihentikan dan korban tindak kekerasan diamankan.

(7)

Kotak 2.5 Jumlah insiden dan dampak aksi kekerasan dan premanisme simpatisan/ anggota dari ormas tertentu berdasarkan pemicunya di

Jabodetabek (Januari - Desember 2012)

Pemicu Sumber Daya PemerintahTata Kelola Pemilihan dan Jabatan Identitas Main Hakim Sendiri

Area Dampak Insiden Tew as Ceder a

Bangunan Rusak Insiden Tew

as

Ceder

a

Bangunan Rusak Insiden Tew

as

Ceder

a

Bangunan Rusak Insiden Tew

as

Ceder

a

Bangunan Rusak Insiden Tew

as Ceder a Bangunan Rusak JAKARTA SELATAN 4 0 2 1 3 1 2 0 JAKARTA TIMUR 1 0 1 0 2 0 1 0 JAKARTA PUSAT 2 0 0 1 1 0 10 0 JAKARTA BARAT 3 0 2 3 2 0 3 0 KAB BOGOR 1 0 1 0 KOTA BOGOR 1 0 2 0 1 0 1 0 KOTA BEKASI 1 0 2 1 DEPOK 2 0 2 0 KAB TANGERANG 1 0 0 0 KOTA TANGERANG 3 0 9 1 2 0 2 0 TANGERANG SELATAN 1 1 0 0 2 0 2 0 Total 3 0 1 1 3 0 12 1 2 0 3 0 11 1 13 5 14 1 13 0

(8)

5

Sepanjang bulan ini, Kalimantan Barat mengalami 5 insiden

konflik kekerasan yang mengakibatkan 4 cedera dan 1 bangunan rusak (lihat Grafik 3.1– 3.4).

Di Kalimantan Barat terdapat satu insiden konflik kekerasan yang mengemuka di bulan ini yakni, terkait masalah lahan antara warga dengan perusahaan. Insiden ini terjadi pada tanggal 5/12/2012 di Desa Tapang Pulau, Kec. Belitang Hilir, Kab. Sekadau, yang bermula pada pemagaran yang dilakukan oleh warga terhadap akses jalan perusahan perkebunan sawit PT. Parna Agro Mandiri (PAM). Manager PT. PAM merasa pemagaran tersebut mengganggu aktivitas perusahaan, sehingga membongkar 1 dari 6 titik pemagaran yang dilakukan warga. Warga pun protes dan melakukan penganiayaan terhadap Manager PT. PAM. Akibat laporan penganiayaan tersebut, polisi menahan enam orang warga desa. Namun, kasus itu didamaikan melalui jalur adat setelah pelaku membayar kompensasi kepada korban.

Adapun, PT. PAM sendiri merupakan anak dari perusahaan LG International yang berasal dari Korea. PT. PAM kini sudah memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit sendiri di atas lahan seluas 20 ha dengan kapasitas produksi 45 ton/jam. Pabrik yang berlokasi di Desa Tapang Pulau, Kecamatan Belitang Hilir itu diresmikan pengoperasiannya secara simbolis oleh Bupati Sekadau Simon Petrus.

Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sekadau (2010), pemerintah daerah Kabupaten Sekadau sudah memberikan ijin kepada sekitar 20 perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk beroperasi di lahan seluas 303, 642 ha, termasuk di dalamnya PT. PAM yang mendapatkan luas lahan 17, 827 ha.

Di Kalimantan Barat terjadi peningkatan pesat investasi perkebunan kelapa sawit. Perkembangan ini lambat laun, akan berdampak pada berkurangnya penguasaan dan pemanfaatan lahan bagi masyarakat yang nantinya berakibat memicu tindak kekerasan.

Kalimantan Barat

Laporan Bulanan: Desember 2012

Kalimantan Barat

Sepanjang bulan ini, Kalimantan Barat mengalami 5 insiden kon�lik kekerasan yang mengakibatkan 4 cedera dan 1 bangunan rusak (lihat Gra�ik 3.1– 3.4).

Di Kalimantan Barat terdapat satu insiden kon�lik kekerasan yang mengemuka di bulan ini yakni, terkait masalah lahan antara warga dengan perusahaan. Insiden ini terjadi pada tanggal 5/12/2012 di Desa Tapang Pulau, Kec. Belitang Hilir, Kab. Sekadau, yang bermula pada pemagaran yang

dilakukan oleh warga terhadap akses jalan perusahan perkebunan sawit PT Parna Agro Mandiri (PAM). Manager PT PAM merasa pemagaran tersebut mengganggu aktivitas perusahaan, sehingga membongkar 1 dari 6 titik pemagaran yang dilakukan warga. Warga pun protes dan melakukan penganiayaan terhadap Manager PT PAM. Akibat laporan penganiayaan tersebut, polisi menahan enam orang warga desa. Namun, kasus itu didamaikan melalui jalur adat setelah pelaku membayar kompensasi kepada korban.

Adapun, PT. PAM sendiri merupakan anak dari perusahaan LG International yang berasal dari Korea. PT. PAM kini sudah memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit sendiri di atas lahan seluas 20 ha dengan kapasitas produksi 45 ton/jam. Pabrik yang berlokasi di Desa Tapang Pulau, Kecamatan Belitang Hilir itu diresmikan pengoperasiannya secara simbolis oleh Bupati Sekadau Simon Petrus. Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sekadau (2010), pemerintah daerah Kabupaten Sekadau sudah memberikan ijin kepada sekitar 20

perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk beroperasi di lahan seluas 303, 642 ha, termasuk di dalamnya PT. PAM yang mendapatkan luas lahan 17, 827 ha.

Di Kalimantan Barat terjadi peningkatan pesat investasi perkebunan kelapa sawit. Perkembangan ini lambat laun, akan berdampak pada berkurangnya penguasaan dan pemanfaatan lahan bagi masyarakat yang nantinya berakibat memicu tindak kekerasan.

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des

Kejadian 10 10 6 9 7 9 13 9 7 5 8 5

Tewas 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0

Cedera 8 6 8 10 8 11 18 9 9 7 7 4

Bangunan Rusak 1 4 0 1 0 0 0 1 2 0 1 1

Grafik 3.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Kalimantan Barat (Januari - Desember 2012) Konflik Lainnya (2) Konflik Sumber Daya (15) Konflik Tata Kelola Pemerintah (12) Konflik Pemilihan dan Jabatan (12) Konflik Identitas

(5) Konflik Main

Hakim Sendiri (52)

Grafik 3.2 Jumlah insiden berdasarkan pemicu konflik di Kalimantan Barat (Januari - Desember 2012)

Grafik 3.3 Jumlah insiden berdasarkan bentuk kekerasan di Kalimantan Barat (Januari - Desember 2012) Demonstrasi (4) Kerusuhan (1) Bentrokan (5) Perkelahian (3) Pengeroyokan (59) Pengrusakan (18) Penganiayaan (8)

Grafik 3.4 Jumlah insiden berdasarkan Kab/Kota di Kalimantan Barat (Januari - Desember 2012)

3 3 4 3 3 5 5 2 11

45 14

(9)

Di Maluku data SNPK mencatat sepanjang Desember 2012 terdapat total 16 insiden konflik kekerasan yang berdampak

pada 11 tewas, 31 cedera, dan 2 bangunan rusak (lihat

Grafik 4.1– 4.4).

Di bulan ini konflik kekerasan yang mengemuka di Maluku antara lain, kekerasan yang terjadi di areal penambangan emas ilegal Gunung Botak, kekerasan terkait isu agama, dan bentrokan antardesa terkait masalah batas desa.

Rangkaian bentrokan yang terjadi di areal tambang emas ilegal Gunung Botak, Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru, dipicu oleh rebutan pengelolaan lahan pertambangan dan kecemburuan hasil penambangan antar sesama penambang baik yang berasal dari luar Maluku mapun penduduk asli. Di bulan ini data SNPK mencatat total 3 insiden konflik kekerasan yang menewaskan 5 orang dan 9 orang cedera (lihat Kotak 4.5).

Puncak dari bentrokan ini memaksa pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten menutup lokasi penambangan emas ilegal di areal Gunung Botak terhitung sejak 5 Desember 2012 hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Penutupan ini menunjukan bahwa skala permasalahan meningkat dan memerlukan tindakan dari otoritas yang lebih tinggi. Sebelumnya pemerintah kabupaten sudah berkali-kali menyatakan menutup areal tambang tersebut, namun kegiatan penambangan ilegal tetap berlangsung.

Bentrokan terkait permasalahan antaragama terjadi di kawasan Air Selobar, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon. Dua kelompok pemuda terlibat saling serang dengan mengunakan batu. Insiden yang terjadi pada tanggal 4/12/2012 bermula dari sejumlah pemuda Air Salobar Pohon Mangga sedang bermain bola di lapangan AMM, tiba-tiba para pemuda dihujani batu oleh orang tak dikenal sehingga perang batu tak terelakan. Pertikaian tersebut berbuntut pada penganiayaan terhadap seorang warga oleh kelompok pemuda lainnya. Masalah ini terus berlanjut, pada tanggal 5/12/2012 di mana terjadi penganiayaan seorang warga Air Selobar oleh orang tak dikenal. Pascainsiden dua kelompok pemuda di kawasan Air Salobar dipertemukan Pemerintah Kota Ambon. Pertemuan dilakukan guna mencari solusi perdamaian dan mencegah agar kejadian serupa tidak terulang.

Terkait masalah batas desa di Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, pada tanggal 23/12/2012 terjadi bentrok antara warga Siri Sori Amalatu dan warga Tuhaha yang menewaskan 1 orang dan mencederai 5 orang. Insiden konflik kekerasan yang melibatkan warga desa Siri Sori Amalatu dengan warga desa tetangganya tidak hanya terjadi di bulan ini. Sepanjang Januari-Desember 2012 terdapat 5 insiden yang berdampak 1 tewas, 8 cedera, dan 5 bangunan rusak (lihat Kotak 4.6).

Maluku

Maluku

Di Maluku data SNPK mencatat sepanjang Desember 2012 terdapat total 16 insiden kon lik kekerasan yang berdampak pada 11 tewas, 31 cedera, dan 2 bangunan rusak (lihat Gra ik 4.1– 4.4).

Di bulan ini kon lik kekerasan yang mengemuka di Maluku antara lain, kekerasan yang terjadi di areal penambangan emas ilegal Gunung Botak, kekerasan terkait isu agama, dan bentrokan antardesa terkait masalah batas desa.

Rangkaian bentrokan yang terjadi di areal tambang emas ilegal Gunung Botak, Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru,dipicu oleh rebutan pengelolaan lahan pertambangan dan kecemburuan hasil penambangan antar sesama penambang baik yang berasal dari luar Maluku mapun penduduk asli. Di bulan ini data SNPK mencatat total 3 insiden kon lik kekerasan yang menewaskan 5 orang dan 9 cedera (lihat Kotak 4.5).

Puncak dari bentrokan ini memaksa pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten menutup lokasi

penambangan emas ilegal di areal Gunung Botak terhitung sejak 5 Desember 2012 hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Penutupan ini menunjukan bahwa skala permasalahan meningkat dan memerlukan tindakan dari otoritas yang lebih tinggi. Sebelumnya pemerintah kabupaten sudah berkali-kali menyatakan menutup areal tambang tersebut, namun kegiatan penambangan ilegal tetap berlangsung.

Bentrokan terkait permasalahan antaragama terjadi di kawasan Air Selobar, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon. Dua kelompok pemuda terlibat saling serang dengan mengunakan batu. Insiden yang terjadi pada tanggal 4/12/2012 bermula dari sejumlah pemuda Air Salobar Pohon Mangga sedang bermain bola di lapangan AMM, tiba-tiba para pemuda dihujani batu oleh orang tak dikenal sehingga perang batu tak terelakan. Pertikaian tersebut berbuntut pada penganiayaan terhadap seorang warga oleh kelompok pemuda lainnya. Masalah ini terus berlanjut, pada tanggal 5/12/2012 di mana terjadi penganiayaan seorang warga Air Selobar oleh orang tak dikenal. Pasca-insiden dua kelompok pemuda di kawasan Air Salobar dipertemukan Pemerintah Kota Ambon. Pertemuan dilakukan guna mencari solusi perdamaian dan mencegah agar kejadian serupa tidak terulang.

Terkait masalah batas desa di Kecamatan Saparua, Kababupaten Maluku Tengah, pada tanggal 23/12/2012 terjadi bentrok antara warga Siri Sori Amalatu dan warga Tuhaha yang menewaskan 1 orang dan mencederai 5 orang. Bentrok antarkedua desa tidak hanya terjadi di bulan ini. Sepanjang Januari-Desember 2012 terdapat 5 insiden yang berdampak 1 tewas, 8 cedera, dan 5 bangunan rusak (lihat Kotak 4.6).

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Kejadian 7 11 11 19 19 8 10 10 10 14 17 16 Tewas 1 7 1 0 4 1 9 1 0 0 7 11 Cedera 29 35 19 16 72 2 17 9 8 24 13 31 Bangunan Rusak 6 300 14 16 13 14 1 1 27 3 8 2

Grafik 4.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Maluku (Jan-Des 2012)

Konflik Sumber Daya (28)

Konflik Iden tas (7)

Konflik Main Hakim Sendiri

(7)

Grafik 4.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di Maluku (Januari - Desember 2012) Kerusuhan (5) Bentrokan (26) Perkelahian (3) Pengeroyokan (1) Penganiayaan (7)

Grafik 4.3 Jumlah tewas berdasarkan bentuk kekekerasan di Maluku (Januari - Desember 2012)

Maluku

Tenggara Maluku Tengah Buru Bagian Seram Barat

Ambon

1 14

21 5

1

Grafik 4.4 Jumlah tewas berdasarkan Kab/Kota di Maluku (Januari - Desember 2012)

(10)

7

Kotak 4.5. Sejumlah insiden kekerasan di areal penambangan emas ilegal

Gunung Botak di Kabupaten Buru, Maluku. (Desember 2012)

3 Des

Di Desa Wamsalit, Kec. Waeapo, Kab. Buru, seorang penambang emas asal Ternate tewas dibantai dengan senjata tajam oleh orang tak dikenal tepatnya di lokasi tambang emas di Jalur B. Diduga pembunuhan dipicu rebutan lokasi penambangan emas.

3 Des

Di Desa Wamsalit, Kec. Waeapo, Kab. Buru, bentrokan terjadi di lokasi penambangan emas di Gunung Botak yang melibatkan para penambang. Akibat insiden ini, satu tewas dan dua lainnya luka-luka akibat ditombak dan disabet parang. Salah satu yang terluka adalah anggota petugas Polres Ambon dan Pulau-pulau Lease.

4 Des

Di Desa Wamsalit, Kec. Waeapo, Kab. Buru, terjadi aksi saling serang antarkelompok penambang di areal penambangan emas ilegal di Gunung Botak. Bentrok dipicu rebutan lokasi penambangan emas. Akibat insiden ini, 7 orang luka dan 3 orang tewas.

Kotak 4.6. Sejumlah insiden dan dampak konflik kekekerasan terkait masalah batas desa antara Desa Siri Sori Amalatu dengan desa tetangga di Kab.

Maluku Tengah, Maluku.

(Januari - Desember 2012)

5 Jan • Di Kecamatan Saparua. Kabupaten Maluku Tengah warga Desa Ulath dengan warga Desa Siri Sori Amalatu terlibat bentrok. Tidak ada kerugian material maupun nonmaterial. 25 Jan

• Warga Desa Ulath melakukan pembakaran terhadap satu perahu dan 2 unit rumah di Dusun Wainahia Petuanan Negeri Siri Sori Amalatu. Insiden ini di latar belakangi masalah batas tanah antar dua desa.

25 Jan

• Bentrok kembali terjadi antara Desa Ulath dan Desa Siri Sori Amalatu. Insiden ini dilatarbelakangi oleh penganiayaan terhadap anggota Polsek Saparua karna istrinya berasal dari Desa Ulath. Akibat dari insiden ini 3 rumah warga di Dusun Wahenahia terbakar. Sejauh ini pihak kepolisian masih memburu pelaku penganiayaan tersebut.

22 Nov

• Terjadi penganiayaan terhadap dua warga Desa Siri Sori Amalatu oleh sejumlah orang tak dikenal. Kedua korban mengalami luka bacok. Diduga penganiayaan terkait masalah tapal batas desa dan saling klaim kepemilikan tanah ketika adanya penggalian sirtu untuk penimbunan dermaga Tuhaha.

23 Des

• Di Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah terjadi bentrok antara warga Desa Siri Sori Amalatu dan warga Tuhaha. Bentrok kedua kelompok warga yang saling berbatasan ini dipicu masalah minuman keras, namun diketahui antara kedua desa sebelumnya memiliki permasalahan batas tanah. Personil gabungan dari Brimob Polda Maluku, TNI dan Polsek Saparua yang melakukan pengamanan justru ditembaki, hingga terjadi bakutembak selama 45 menit. Akibatnya, enam warga mengalami luka tembak cukup serius. Satu orang di antaranya meninggal.

(11)

Pada Desember 2012 di Maluku Utara mengalami total 9 insiden konflik kekerasan yang mengakibatkan 6 cedera dan 1 bangunan rusak (lihat Grafik 5.1– 5.4).

Sepanjang bulan ini kasus kekerasan yang mengemuka di Maluku Utara adalah bentrokan antarkampung yang berulang kali terjadi. Data SNPK mencatat 4 insiden bentrok antarkampung yang mengakibatkan 1 cedera dan 1 bangunan rusak.

Empat insiden bentrokan antarkampung tersebut terjadi secara terpisah. Pertama, pada tanggal 6/12/2012 bentrokan terjadi di Kel. Kampung Makasar, Kec. Ternate Tengah, Kota Ternate, yang melibatkan dua kelompok pemuda dari satu kelurahan yang sama. Ironisnya, penyebab bentrok ini dikarenakan ketersinggungan dan pengaruh minuman keras (miras). Tidak ada korban luka dalam bentrokan kali ini. Kedua, bentrokan antarkampung kembali terjadi di Kel. Kampung Makasar. Bentrokan yang terjadi pada tanggal 8/12/2012 yang melibatkan dua kelompok pemuda berhasil dilerai oleh warga setempat. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, namun fasilitas umum menjadi sasaran lemparan batu.

Ketiga, pada tanggal 23/12/2012 terjadi bentrokan antarkampung yang melibatkan dua kelompok pemuda dari Kel. Jati Perumnas dan Kel. Mangga Dua, Kota Ternate. Bentrokan ini dipicu karena dendam lama di mana kedua kelompok pemuda acapkali bentrok. Dalam bentrokan ini seorang wartawan Malut Post yang sedang meliput dianiaya oleh sekelompok pemuda dari Kel. Mangga Dua.

Insiden keempat adalah bentrokan dua kelompok pemuda dari kelurahan yang sama yakni Kel. Jati pada tanggal 26/12/2012. Bentrokan kali ini dipicu saling ejek antarpemuda yang sudah dalam pengaruh minuman keras. Bentrokan berakhir setelah petugas Patmor Brimob Polda Malut datang ke lokasi kejadian.

Bentrokan antarkampung yang terjadi di Maluku Utara tidak hanya terjadi di bulan ini saja. Data SNPK mencatat sepanjang Januari-Desember 2012 telah terjadi 23 insiden bentrokan yang menewaskan 1 orang, 45 orang cedera, dan 8 bangunan rusak (lihat Kotak 5.5).

Maraknya bentrokan antarkampung yang berulang kali terjadi di Maluku Utara, baik dalam satu kelurahan maupun antarkelurahan mengonfirmasi bahwa akar masalah belum terjawab dengan tuntas meski segala upaya pemerintah daerah telah dilakukan.

Maluku Utara

Laporan Bulanan: Desember 2012

Maluku Utara

Pada Desember 2012 di Maluku Utara mengalami total 9 insiden kon lik kekerasan yang mengakibatkan 6 cedera dan 1 bangunan rusak (lihat Gra ik 5.1– 5.4).

Sepanjang bulan ini kasus kekerasan yang mengemuka di Maluku Utara adalah bentrokan antarkampung yang berulang kali terjadi. Data SNPK mencatat 4 insiden bentrok antarkampung yang mengakibatkan 1 cedera dan 1 bangunan rusak.

Empat insiden bentrokan antarkampung tersebut terjadi secara terpisah. Pertama, pada tanggal 6/12/2012 bentrokan terjadi di Kel. Kampung Makasar, Kec. Ternate Tengah, Kota Ternate, yang melipatkan dua kelompok pemuda dari satu kelurahan yang sama. Ironisnya, penyebab bentrok ini dikarenakan ketersinggungan dan pengaruh minuman keras (miras). Tidak ada korban luka dalam bentrokan kali ini.

Kedua, bentrokan antar kampung kembali terjadi di Kel. Kampung Makasar. Bentrokan yang terjadi pada tanggal 8/12/2012 yang melibatkan dua kelompok pemuda berhasil dilerai oleh warga setempat. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, namun fasilitas umum menjadi sasaran lemparan batu.

Ketiga, pada tanggal 23/12/2012 terjadi bentrokan antarkampung yang melibatkan dua kelompok pemuda dari Kel.Jati Perumnas dan Kel. Mangga Dua, Kota Ternate. Bentrokan ini dipicu karena dendam lama di mana kedua kelompok pemuda acapkali bentrok. Dalam bentrokan ini seorang wartawan Malut Post yang sedang meliput dianiaya oleh sekelompok pemuda dari Kel. Mangga Dua.

Insiden keempat adalah bentrokan dua kelompok pemuda dari kelurahan yang sama yakni Kel. Jati pada tanggal 26/12/2012. Bentrokan kali ini dipicu saling ejek

antarpemuda yang sudah dalam pengaruh minuman keras. Bentrokan berakhir setelah petugas Patmor Brimob Polda Malut datang ke lokasi kejadian.

Bentrokan antarkampung yang terjadi di Maluku Utara tidak hanya terjadi di bulan ini saja. Data SNPK mencatat

sepanjang Januari-Desember 2012 telah terjadi 23 insiden bentrokan yang menewaskan 1 orang, 45 cedera, dan 8 bangunan rusak (lihat Kotak 5.5).

Maraknya bentrokan antarkampung yang berulang kali terjadi di Maluku Utara, baik dalam satu kelurahan maupun antarkelurahan mengon irmasi bahwa akar masalah belum terjawab dengan tuntas meski segala upaya pemerintah daerah telah dilakukan.

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des

Kejadian 17 7 13 4 15 14 8 17 7 14 14 9

Tewas 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

Cedera 10 0 49 9 26 9 4 42 6 21 5 6

Bangunan Rusak 11 0 2 4 6 3 0 2 0 14 6 1

Grafik 5.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Maluku Utara (Januari - Desember 2012) Konflik Lainnya (4) Konflik Sumber Daya (14) Konflik Tata Kelola Pemerintah (29) Konflik Pemilihan dan Jabatan (22) Konflik Iden tas

(39) Konflik Main Hakim Sendiri

(31)

Grafik 5.2 Jumlah insiden berdasarkan pemicu konflik di Maluku Utara (Januari - Desember 2012) Demonstrasi (23) Blokade (1) Kerusuhan (2) Bentrokan (62) Perkelahian (9) Pengeroyokan (16) Serangan terror (2) Pengrusakan (15) Penganiayaan (9)

Grafik 5.3 Jumlah insidenberdasarkan bentuk kekerasan di Maluku Utara (Januari - Desember 2012)

8 14 5 7 9 2 5

85 4

Grafik 5.4 Jumlah insiden berdasarkan Kab/ Kota di Maluku Utara (Januari - Desember 2012)

(12)

9

Kotak 5.5. Sejumlah insiden dan dampak bentrokan antarkampung/ desa di Maluku Utara (Januari - Desember 2012)

Kecamatan Sanana,

Kepulauan Sula

6/5/2012. Bentrokan terjadi antara Desa Waibau dan Desa Kampung Pisang. Pemicunya terkait dengan keributan kecil dalam acara pesta muda-mudi di Desa Kampung Pisang. Dalam bentrokan ini tercatat 2 orang cedera dan 5 bangunan rusak. 19/8/2012 Terjadi bentrok antardesa yakni warga Desa Waibau yang terjadi 3 bulan lalu. Warga Desa Waibau menuding kebakaran disebabkan oleh Warga Desa Desa Kampung Pisang dengan Desa Waibau. Insiden dipicu kebakaran rumah salah satu

Kampung PIsang. Akibat bentrok kali ini, 1 orang tewas dan 9 orang cedera.

Kecamatan Ternate Selatan, Kota

Ternate

13/5/2012 Terjadi bentrokan antarkampung dari dua kelurahan yakni Toboko dan Mangga Dua. Pemicunya bermula dari pertandingan sepak bola antar dua kelurahan tersebut. Bentrokan berakhir setelah intervensi dari aparat kepolisian. Dalam bentrokan ini 6 orang cedera.

14/5/2012. Bentrokan kembali terulang antara warga/ pemuda Kel. Mangga Dua dan Kel. Tobokokelanjutan dari bentrokan sebelumnya terkait pertandingan sepak bola. Inisiden ini mengakibatkan 7 orang cedera. . Insiden bentrokan ini merupakan 16/6/2012 Warga dari Kel. Jati terlibat bentrok dengan warga Lingkungan Jerbus. Inisden ini dipicu oleh saling ejek antarwarga/ pemuda yang dipengaruhi minuman keras serta dendam lama. Bentrokan dapat dilerai dengan adanya intervensi dari

satuan Brimob Polda Malut. Akibat bentrokan ini 2 rumah rusak.

19/6/2012 Bentrokan kembali terulang anatara warga Kel. Jati dengan warga Lingkungan Jerbus di depan Bela International Hotel. Insiden ini terkait dengan dendam lama dan ketersinggungan. Seorang anggota polisi yang bermaksud melerai bentrokan menjadi korban pemukulan.

21/6/2012

Di depan Hotel Amara terjadi bentrokan antarwarga Kel. Jati dan Lingkungan Jerbus. Bentrokan ini adalah kali ketiga dalam sepekan yang melibatkan dua kelompok wargatersebut. Bentrokan berawal dari saling ejek dan dendam lama. Insiden ini dapat dilerai oleh satuan polisi yang sedang berpatroli dan tidak ada korban jiwa dan bangunan dalam bentrok tersebut.

23/6/2012 Dua kelompok warga/pemuda dari dua kelurahan yakni diawali oleh saling ejek dan pengaruh minuman keras. Polisi berhasil membubarkan bentrokan tersebut namun tidak Kel. Kayu Merah dan Kel. Kalumata saling serang. Bentrokan ini menangkap pelaku bentrokan.

25/6/2012 Bentrok susulan terjadi kembali antara warga/ pemuda dari Kel. Kayu Merah dengan Kel. Kalumata di kawasan Tugu Makugawene yang dipicu oleh insiden bentrok sebelumnya. Polisi berhasil mengatasi bentrokan tersebut. Seorang cedera dalam bentrokan ini.

16/7/2012 Terjadi bentrok antara warga/pemuda Kel. Jati dengan Lingkungan Jerbus di depan Bela International Hotel. Insiden ini disebabkan karena ketersinggungan antarwarga/ pemuda. Polisi yang tiba di lokasi langsung membubarkan kedua kelompok. Tidak ada korban dalam insiden ini.

19/7/2012

Bentrok susulan kembali terjadi antara warga/ pemuda Kel. Jati dengan Lingkungan Jerbus di depan Bela Internasional Hotel. Seperti bentrok sebelumnya, kedua kelompok saling ejek dan berujung bentrok. Polisi yang kalah jumlah tidak mampu meredam pertikaian. Bentrokan berakhir ketika anggota Brimob Polda Malut datang dan menembakan gas air mata. Tidak ada korban dan bangunan rusak dalam insiden ini.

20/7/2012 Warga/ pemuda Kel. Jati bentrok dengan Lingkungan Jerbus kembali terlibat bentrokan dipicu masalah ketersinggungan dan dendam lama. Bentrokan tidak berlangsung lama karena polisi cepat datang ke lokasi dan membubarkan kelompok yang bertikai. Tidak ada korban jiwa dan harta benda.

18/8/2012 Terjadi bentrok antarwarga/ pemuda dari Kel. Mangga Dua dengan Kel. Toboko. Bentrok dua kubu yang saling bertetangga itu dipicu pengaruh minuman keras dan kesalahpahaman. 19/8/2012 Warga/ pemuda Kel. Mangga Dua dengan Kel. Tobokoterlibat bentrokan yang dipicu dendam atas bentrokan sehari sebelumnhya. Bentrokan mengakibatkan 18 orang cedera. 20/8/2012 Bentrok susulan kembali terjadi antarwarga/ pemuda dari Kel. Mangga Dua dengan Kel. Toboko. Tidak tercatat adanya korban jiwa dan harta benda. 21/8/2012 Terjadi bentrokan antara warga/ pemuda Kel. Mangga Dua dengan Kel. Bastiong, dipicu oleh pengaruh minuman keras dan saling ejek. 17/9/2012 Terjadi bentrokan antarwarga/ pemuda dari Kel. Jati Perumnas dan Kel. Bastiong Talangame. Tidak diketahui pemicu bentrokan tersebut. 27/10/2012 Terjadi bentrokan antara warga/pemuda Kel. Jati dan Kel. Mangga Dua. Bentrokan dipicu saling ejek dan dendam lama. Bentrokan baru selesai setelah aparat kepolisian dan TNI turun membubarkan paksa kedua kelompok tersebut. Tidak ada

korban jiwa dan harta benda dalam insiden ini.

23/12/2012 Terjadi bentrok antara warga/pemuda Kel. Jati Perumnas dengan Kel. Mangga Dua. Bentrokan dipicu karena saling ejek. Dalam insiden ini seorang wartawan Malut Post dianiaya saat sedang meliput bentrokan. 26/12/2012 Dua kelompok pemuda dari kelurahan yang sama yakni Kelurahan Jati terlibat bentrok. Insiden ini dipicu saling ejek dan pengaruh minuman keras.. Bentrokan berakhiri setelah petugas Patmor Brimob Polda Malut menuju lokasi kejadian. Tidak

ada korban jiwa dalam bentrok ini.

Kecamatan Ternate Tengah, Kota

Ternate

18/8/2012 Terjadi bentrok antarwarga/ pemuda Kel. Ngidi dengan Kel. Soa. Bentrok dua kubu yang saling bertetangga itu dipicu pengaruh minuman keras yang berbuntut saling ejek dan berujung bentrokan. Sebelumnya diketahui kedua desa sudah sering bertikai dan betrok dipicu hal-hal kecil.

6/12/2012 Di saling ejek. Bentrokan ini merusak 1 fasilitas umum. Tidak ada korban luka dalam bentrokan kali ini. Kel. Kampung Makasar, dua kelompok warga/pemuda terlibat bentrok yang dipicu masalah ketersinggungan karena 8/12/2012

Bentrokan terulang kembali antar dua kelompok warga/ pemuda dalam satu kelurahan yakni Kel. Kampung Makasar. Bentrokan dipicu oleh masalah ketersinggungan dan dendam lama. Aparat polisi yang akan melerai bentrokan datang terlambat karena warga setempat sudah berhasil membubarkan bentrokan tersebut. Tidak ada korban jiwa dan harta benda dalam insiden ini.

(13)

Di Nusa Tenggara Timur (NTT) data SNPK mencatat total 9 insiden konflik kekerasan, mengakibatkan 1 tewas, 12 cedera, dan 1 bangunan rusak (lihat Grafik 6.1– 6.4). Pada bulan ini, kekerasan terkait masalah sengketa lahan atau tanah masih terjadi. Perseteruan masalah lahan ini tak jarang melibatkan antardesa atau antarklan/ keluarga. Dalam bulan ini terdapat 2 insiden kekerasan terkait masalah lahan mengakibatkan 1 tewas, 3 cedera, dan 1 bangunan rusak. Pada tanggal 17/12/2012 di Desa Ninikhniti, Kec. Fautmolo, dua keluarga saling serang memperebutkan klaim atas lahan pertanian. Insiden kekerasan ini berawal dari perang mulut antar dua keluarga tersebut, ketika satu keluarga yang sedang menanam jagung didatangi oleh keluarga lain yang melarang dan mengklaim lahan tersebut sebagai miliknya. Satu orang tewas dan tiga orang cedera.

Sedang insiden lainnya terjadi pada tanggal 12/12/2012 di Desa Pukdale, Kec. Kupang Timur, Kab. Kupang. Sekitar 100 warga desa memprotes lokasi pembangunan Rumah Khusus Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) oleh pemerintah setempat. Mereka menganggap pembangunan perumahan di lokasi tersebut karena tidak dikoordinasikan dengan warga sebagai pemilik tanah. Dalam insiden itu warga merusak gudang penyimpanan material bangunan.

Kekerasan terkait sengketa lahan memang marak terjadi di NTT. Data SNPK mencatat, sepanjang Januari-Desember 2012 telah terjadi 30 insiden yang mengakibatkan 9 tewas, 47 cedera, dan 26 bangunan rusak (lihat Kotak 6.5).

Kotak 6.5. Jumlah insiden dan dampak konflik lahan di NTT (Januari - Desember 2012) KABUPATEN Insiden Tewas Cedera Bangunan Rusak

KAB KUPANG 2 0 4 1

TIMOR TENGAH SELATAN 2 1 4 0

TIMOR TENGAH UTARA 1 0 0 0

BELU 1 0 2 0 ALOR 1 0 0 0 LEMBATA 1 2 0 0 FLORES TIMUR 8 2 29 23 SIKKA 2 0 3 0 ENDE 1 0 0 1 MANGGARAI 1 0 1 0 ROTE NDAO 2 2 0 0 MANGGARAI BARAT 1 0 0 1

SUMBA BARAT DAYA 1 1 0 0

NAGEKEO 2 1 0 0

MANGGARAI TIMUR 2 0 2 0

KOTA KUPANG 2 0 2 0

Total 30 9 47 26

NTT

Laporan Bulanan: Desember 2012

NTT

Di Nusa Tenggara Timur (NTT) data SNPK mencatat total 9 insiden kon�lik kekerasan, mengakibatkan 1 tewas, 12 cedera, dan 1 bangunan rusak (lihat Gra�ik 6.1– 6.4). Pada bulan ini, kekerasan terkait masalah sengketa lahan atau tanah masih terjadi. Perseteruan masalah lahan ini tak jarang melibatkan antardesa atau antarklan/ keluarga. Dalam bulan ini terdapat 2 insiden kekerasan terkait masalah lahan mengakibatkan 1 tewas, 3 cedera, dan 1 bangunan rusak.

Pada tanggal 17/12/2012 di Desa Ninikhniti, Kec. Fautmolo, dua keluarga saling serang memperebutkan klaim atas lahan pertanian. Insiden kekerasan ini berawal dari perang mulut antar dua keluarga tersebut, ketika satu keluarga yang sedang menanam jagung didatangi oleh keluarga lain yang melarang dan mengklaim lahan tersebut sebagai miliknya. Satu orang tewas dan tiga orang cedera.

Sedang inisden lainnya terjadi pada tanggal 12/12/2012 di Desa Pukdale, Kec. Kupang Timur, Kab. Kupang. Sekitar 100 warga desa memprotes lokasi pembangunan Rumah Khusus Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) oleh pemerintah setempat. Mereka menganggap pembangunan perumahan di lokasi tersebut karena tidak dikoordinasikan dengan warga sebagai pemilik tanah. Dalam insiden itu warga merusak gudang penyimpanan material bangunan.

Kekerasan terkait sengketa lahan memang marak terjadi di NTT. Data SNPK mencatat, sepanjang Januari-Desember 2012 telah terjadi 28 insiden, 9 tewas, 47 cedera, dan 24 bangunan rusak (lihat Kotak 6.5).

Kotak 6.5. Jumlah insiden dan dampak konflik lahan di NTT (Januari - Desember 2012)

KABUPATEN Insiden Tewas Cedera Bangunan Rusak

KAB KUPANG 2 0 4 1

TIMOR TENGAH SELATAN 2 1 4 0

TIMOR TENGAH UTARA 1 0 0 0

BELU 1 0 2 0 ALOR 1 0 0 0 LEMBATA 1 2 0 0 FLORES TIMUR 8 2 29 23 SIKKA 2 0 3 0 ENDE 1 0 0 1 MANGGARAI 1 0 1 0 ROTE NDAO 2 2 0 0 MANGGARAI BARAT 1 0 0 1

SUMBA BARAT DAYA 1 1 0 0

NAGEKEO 2 1 0 0

MANGGARAI TIMUR 2 0 2 0

KOTA KUPANG 2 0 2 0

Total 30 9 47 26

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des

Kejadian 14 10 17 6 14 6 3 9 14 15 17 9

Tewas 0 1 1 0 1 4 1 1 2 2 3 1

Cedera 15 18 23 4 20 6 2 9 10 20 53 12

Bangunan Rusak 4 5 0 0 0 0 0 1 1 20 6 1

Grafik 6.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di NTT (Januari - Desember 2012) Konflik Lainnya (2) Konflik Sumber Daya (10) Konflik Tata Kelola Pemerintah (1) Konflik Main Hakim Sendiri (4)

Grafik 6.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di NTT (Januari - Desember 2012) Bentrokan (2) Pengeroyokan (8) Penganiayaan (7)

Grafik 6.3 Jumlah tewas berdasarkan bentuk kekerasan di NTT (Januari - Desember 2012) 1 2 1 3 2 1 3 1 1 1 1

Grafik 6.4 Jumlah tewas berdasarkan Kab/Kota di NTT (Januari - Desember 2012)

(14)

11

Laporan Bulanan: Desember 2012

Papua

Pada Desember 2012, Papua mengalami 18 insiden kon�lik kekerasan yang berdampak pada 2 tewas, 18 cedera, dan 6 bangunan rusak (lihat Gra�ik 7.1– 7.4).

Di Papua insiden kekerasan terkait separatisme masih terjadi. Data SNPK mencatat selama bulan ini tercatat 4 insiden separatisme yang mengakibatkan 2 tewas, 1 cedera, dan 2 bangunan rusak.

Insiden-insiden separatisme tersebut adalah sebagai berikut. Pada tanggal 1/12/2012 di Kawasan Depan Expo Waena, Kel. Waena, Kec. Heram, Kota Jayapura, terjadi demonstrasi oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) untuk memperingati HUT (Hari Ulang Tahun) Organisasi Papua Merdeka (OPM). Demontrasi ini berujung bentrok antara demonstran dengan dengan polisi, hingga polisi mengamankan Ketua KNPB dan dua anggotanya. Pada tanggal 3/12/2012 di Kec. Tiom, Kab. Lanny Jaya, terjadi kontak senjata antara kelompok bersenjata dengan aparat gabungan TNI/Polri. Tak hanya itu, kelompok tersebut juga merusak jembatan utama penghubung ke Kab. Lanny Jaya. Dalam insiden ini seorang warga tewas

tertembak oleh kelompok bersenjata.

Insiden lainnya terjadi pada tanggal 16/12/2012 di Kec. Kurulu, Kab. Jayawijaya di mana terjadi penembakan oleh anggota Densus 88 terhadap Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah Baliem yaitu Hubertus Mabel. Korban merupakan target daftar pencarian orang (DPO) dari Polda Papua karena keterlibatannya dalam penyerangan dan pembakaran kantor Polsek Pirime di Kab. Lanny Jaya. Sementara itu, pada waktu yang bersamaan terjadi insiden pembakaran Pos Polisi Wouma dan beberapa rumah di Kel. Wouma, Kec. Wouma, Kab. Jayawijaya. Motif pembakaran diduga balas dendam para pelaku atas terbunuhnya Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang tewas ditembak oleh polisi.

Lebih jauh, pemantauan yang dilakukan program data SNPK mencatat sejumlah kasus separatisme di Papua sepanjang Januari-Desember 2012 terdapat total 46 insiden yang mengakibatkan 23 tewas, 58 cedera, dan 18 bangunan rusak. Jika dibandingkan pada empat tahun terakhir, pada tahun 2012 jumlah insiden separatisme di Papua mengalami peningkatan yang tertinggi. Sedangkan jumlah tewas yang tertinggi terjadi di tahun 2011. Dari 13 kabupaten/kota yang mengalami insiden separatisme, tiga di antaranya memiliki kasus separatismenya cukup tinggi yakni, Kabupaten Puncak Jaya, Kota Jayapura, dan Kabupaten Mimika (lihat Kotak 7.5).

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des

Kejadian 24 20 26 24 39 31 35 26 48 23 22 18

Tewas 9 18 3 3 5 12 6 4 6 3 3 2

Cedera 49 112 28 13 70 224 194 24 85 58 54 18

Bangunan Rusak 3 139 14 10 10 44 8 7 8 3 3 6

Grafik 7.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Papua (Januari - Desember 2012)

Konflik Lainnya (1)

Konflik Sumber

Daya (5) KonKelola flik Tata Pemerintah (1) Konflik Pemilihan dan Jabatan (19) Konflik Identitas (13) Konflik Main Hakim Sendiri (12) Konflik Separatisme (23)

Grafik 7.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di Papua

(Januari - Desember 2012) Kerusuhan (14) Bentrokan (17) Perkelahian (2) Pengeroyokan (15) Penganiayaan (26)

Grafik 7.3 Jumlah tewas berdasarkan bentuk kekerasan di Papua (Januari - Desember 2012) 5 4 2 9 17 1 13 1 6 5 2 9

Grafik 7.4 Jumlah tewas berdasarkan Kab/Kota di Papua (Januari - Desember 2012)

Pada Desember 2012, Papua mengalami 18 insiden konflik kekerasan yang berdampak pada 2 tewas, 18 cedera, dan 6 bangunan rusak (lihat Grafik 7.1– 7.4).

Di Papua insiden kekerasan terkait separatisme masih terjadi. Data SNPK mencatat selama bulan ini tercatat 4 insiden separatisme yang mengakibatkan 2 tewas, 1 cedera, dan 2 bangunan rusak.

Insiden-insiden separatisme tersebut adalah sebagai berikut. Pada tanggal 1/12/2012 di Kawasan Depan Expo Waena, Kel. Waena, Kec. Heram, Kota Jayapura, terjadi demonstrasi oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) untuk memperingati HUT (Hari Ulang Tahun) Organisasi Papua Merdeka (OPM). Demontrasi ini berujung bentrok antara demonstran dengan polisi, hingga polisi mengamankan Ketua KNPB dan dua anggotanya.

Pada tanggal 3/12/2012 di Kec. Tiom, Kab. Lanny Jaya, terjadi kontak senjata antara kelompok bersenjata dengan aparat gabungan TNI/Polri. Tak hanya itu, kelompok tersebut juga merusak jembatan utama penghubung ke Kab. Lanny Jaya. Dalam insiden ini seorang warga tewas tertembak oleh kelompok bersenjata.

Insiden lainnya terjadi pada tanggal 16/12/2012 di Kec. Kurulu, Kab. Jayawijaya di mana terjadi penembakan oleh anggota Densus 88 terhadap Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah Baliem yaitu Hubertus Mabel. Korban merupakan target daftar pencarian orang (DPO) dari Polda Papua karena keterlibatannya dalam penyerangan dan pembakaran kantor Polsek Pirime di Kab. Lanny Jaya.

Sementara itu, pada waktu yang bersamaan terjadi insiden pembakaran Pos Polisi Wouma dan beberapa rumah di Kel. Wouma, Kec. Wouma, Kab. Jayawijaya. Motif pembakaran diduga balas dendam para pelaku atas terbunuhnya Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang tewas ditembak oleh polisi.

Lebih jauh, pemantauan yang dilakukan program data SNPK mencatat sejumlah kasus separatisme di Papua sepanjang Januari-Desember 2012 terdapat total 46 insiden yang mengakibatkan 23 tewas, 58 cedera, dan 18 bangunan rusak. Jika dibandingkan pada empat tahun terakhir, pada tahun 2012 jumlah insiden separatisme di Papua mengalami peningkatan yang tertinggi. Sedangkan jumlah tewas yang tertinggi terjadi di tahun 2011. Dari 13 kabupaten/kota yang mengalami insiden separatisme, tiga di antaranya memiliki kasus separatismenya cukup tinggi yakni, Kabupaten Puncak

Jaya, Kota Jayapura, dan Kabupaten Mimika (lihat Kotak

7.5).

(15)

Kotak 7.5 Perbandingan insiden dan dampak terkait kasus separatisme di Papua (2008 – 2012) Periode 2008 2009 2010 2011 2012 Kabupaten Dampak Insiden Te w as Ceder a Bangunan Rusak Insiden Tew as Ceder a Bangunan Rusak Insiden Tew as Ceder a Bangunan Rusak Insiden Tew as Ceder a Bangunan Rusak Insiden Tew as Ceder a Bangunan Rusak MERAUKE 1 2 1 0 JAYAWIJAYA 1 1 0 0 2 0 0 2 1 0 2 0 1 0 12 0 4 1 0 2 KAB JAYAPURA 1 0 1 0 1 1 1 0 NABIRE 1 0 6 0 KEPULAUAN YAPEN 5 1 3 0 1 0 0 1 1 0 1 0 PANIAI 9 15 7 2 4 2 3 1 PUNCAK JAYA 18 7 18 2 19 11 10 1 18 8 14 2 13 7 13 2 MIMIKA 5 0 0 3 3 1 6 0 2 1 2 0 1 0 4 0 3 0 18 0 TOLIKARA 1 1 0 0 KEEROM 2 1 3 0 SUPIORI 1 0 0 0 MAMBERAMO RAYA 4 3 7 0 LANNY JAYA 3 4 0 1 PUNCAK 1 0 1 0 DEIYAI 1 2 2 0 KOTA JAYAPURA 3 0 2 0 3 2 4 0 5 10 13 0 14 5 18 12 Total 6 1 0 3 38 12 43 4 25 14 18 1 38 36 53 5 46 23 58 18

(16)

13

Di Papua Barat sepanjang Desember 2012 tercatat total 3 insiden konflik kekerasan yang berdampak pada 6 bangunan rusak (lihat Grafik 8.1– 8.4).

Dalam bulan ini terdapat satu insiden kerusuhan yang dipicu atas ketidakpuasan masyarakat terhadap upaya penegakan hukum oleh aparat kepolisian.

Kerusuhan yang terjadi di Kota Manokwari, Ibukota Provinsi Papua Barat ini, bermula ketika pada tanggal 4/12/2012 terjadi penembakan yang dilakukan polisi terhadap seorang residivis yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) atas sejumlah kasus kriminal.

Berdasarkan catatan polisi, yang bersangkutan melakukan sejumlah tindak pidana sepanjang tahun 2012. Pertama, dua kali kasus pencurian dengan kekerasan dan divonis 9 tahun dan 6 tahun. Kedua, tindak pidana pemerkosaan dan divonis 3 tahun. Dan ketiga, 7 laporan kepolisian terkait kasus pencurian, penganiayaan, dan pengeroyokan.

Kematian buronan tersebut menyulut protes warga. Pada tanggal 5/12/2012 sekitar pukul 10.30 WIT massa yang protes mengarak peti mati korban ke Mapolres Manokwari. Massa dihadang dan dibubarkan secara paksa oleh pasukan Dalmas dibantu oleh TNI dan Brimob sehingga massa anarkis dan kerusuhan pun pecah. Terjadi konsentrasi massa yang bertindak anarkis di berbagai sudut kota, terutama di jalan-jalan utama Kota Manokwari, mengakibatkan aktivitas masyarakat dan pemerintahan lumpuh total.

Disinyalir kerusuhan tersebut disusupi dan diprovokasi oleh

West Papua National Authority (WNPA). Namun, tuduhan

tersebut langsung ditampik oleh Gubernur Jenderal WNPA

Markus Yenu. Yenu menegaskan, organisasinya tidak terlibat dalam kerusuhan tersebut meski dirinya pada saat itu berada di tengah-tengah massa.

Dampak yang ditimbulkan dari kerusuhan ini tercatat enam bangunan rusak termasuk diantaranya adalah Pos Polisi Sanggeng, Pos Polisi Lantas Manokwari, Kantor KP3 Laut Pelabuhan Manokwari, dan Kantor Gubernur Papua Barat.

Papua Barat

Laporan Bulanan: Desember 2012

Papua Barat

Di Papua Barat sepanjang Desember 2012 tercatat total 3 insiden kon�lik kekerasan yang berdampak pada 6 bangunan rusak (lihat Gra�ik 8.1– 8.4).

Dalam bulan ini terdapat satu insiden kerusuhan yang dipicu atas ketidakpuasan masyarakat terhadap upaya penegakan hukum oleh aparat kepolisian.

Kerusuhan yang terjadi di Kota Manokwari, Ibukota Provinsi Papua Barat ini, bermula ketika pada tanggal 4/12/2012 terjadi penembakan yang dilakukan polisi terhadap seorang residivis yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) atas sejumlah kasus kriminal.

Berdasarkan catatan polisi, yang bersangkutan melakukan sejumlah tindak pidana sepanjang tahun 2012. Pertama, dua kali kasus pencurian dengan kekerasan dan divonis 9 tahun dan 6 tahun. Kedua, tindak pidana pemerkosaan dan divonis 3 tahun. Dan ketiga, 7 laporan kepolisian terkait kasus pencurian, penganiayaan, dan pengeroyokan.

Kematian buronan tersebut menyulut protes warga. Pada tanggal 5/12/2012 sekitar pukul 10.30 WIT massa yang protes mengarak peti mati korban ke Mapolres Manokwari. Massa dihadang dan dibubarkan secara paksa oleh pasukan Dalmas dibantu oleh TNI dan Brimob sehingga massa anarkis dan kerusuhan pun pecah. Terjadi konsentrasi massa yang bertindak anarkis di berbagai sudut kota, terutama di jalan-jalan utama Kota Manokwari,

mengakibatkan aktivitas masyarakat dan pemerintahan lumpuh total.

Disinyalir kerusuhan tersebut disusupi dan diprovokasi oleh West Papua National Authority (WNPA). Namun, tuduhan tersebut langsung ditampik oleh Gubernur Jenderal WNPA Markus Yenu. Yenu menegaskan, organisasinya tidak terlibat dalam kerusuhan tersebut meski dirinya pada saat itu berada di tengah-tengah massa.

Dampak yang ditimbulkan dari kerusuhan ini tercatat enam bangunan rusak termasuk diantaranya adalah Pos Polisi Sanggeng, Pos Polisi Lantas Manokwari, Kantor KP3 Laut Pelabuhan Manokwari, dan Kantor Gubernur Papua Barat.

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des

Kejadian 9 13 13 6 17 10 7 7 7 15 6 3

Tewas 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0

Cedera 7 9 8 3 12 8 7 4 5 35 4 0

Bangunan Rusak 0 7 4 5 2 1 1 2 0 22 1 6

Grafik 8.1 Insiden dan dampak konflik kekersan di Papua Barat (Januari - Desember 2012) Konflik Lainnya (14) Konflik Sumber Daya (8) Konflik Tata Kelola Pemerintah (18) Konflik Pemilihan dan Jabatan (5) Konflik Identitas (8) Konflik Main Hakim Sendiri (57) Konflik Separatisme (3)

Grafik 8.2 Jumlah insiden berdasarkan pemicu konflik di Papua Barat (Januari - Desember 2012) Demonstrasi (6) Blokade (3) Kerusuhan (1) Bentrokan (14) Perkelahian (3) Pengeroyokan (59) Serangan terror (1) Pengrusakan (12) Penganiayaan (13) Sweeping (1)

Grafik 8.3 Jumlah insiden berdasarkan bentuk kekerasan di Papua Barat

(Januari - Desember 2012)

5 4 1 29 3 1 3

67

Grafik 8.4 Jumlah insiden berdasarkan Kab/Kota di Papua Barat (Januari - Desember 2012)

(17)

Selama Desember 2012 di Sulawesi Tengah, data SNPK mencatat total 17 insiden konflik kekerasan yang menewaskan 4 orang, 14 orang cedera, dan 5 bangunan rusak (lihat Grafik 9.1– 9.4).

Di bulan ini insiden kekerasan yang menonjol di Sulawesi Tengah yakni masalah terorisme dan bentrok antardesa. Berdasarkan data SNPK kasus terorisme pada bulan ini tercatat 6 insiden yang menewaskan 4 orang dan 5 orang cedera. Insiden di bulan ini terjadi secara beruntun pada akhir Desember 2012. Menjelang Natal aktivitas terorisme semakin meningkat meskipun intensitas pengamanan diperketat (lihat Kotak 9.5).

Sepanjang periode Januari-Desember 2012 kasus terorisme tercatat 20 insiden yang mengakibatkan 9 tewas, 12 cedera, dan 5 bangunan rusak. Dari 20 insiden tersebut, sebanyak 17 insiden terjadi di Kab. Poso dan masing-masing 1 insiden di Kab. Banggai, Kab. Morowali, dan Kota Palu.

Di Sulawesi Tengah bentrokan antardesa berulang kembali. Data SNPK mencatat di bulan ini terdapat 2 insiden bentrokan antardesa yang mengakibatkan 4 cedera dan 1 bangunan rusak.

Pada tanggal 18/12/2012 Dua kelompok warga desa bertetangga di Kec. Marawola, Kab. Sigi, terlibat bentrok. Dalam bentrokan kedua kelompok membawa berbagai macam senjata api rakitan, busur, dan ketapel. Polisi yang datang berhasil mengamankan situasi. Bentrokan ini tidak menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan. Sebanyak 25 warga yang terlibat bentrokan ditahan aparat kepolisian. Pasca-bentrokan, aparat kepolisian mengelar razia senjata tajam ke rumah-rumah warga. Sementara itu, masalah antardesa/kampung memicu bentrokan antara Desa Soulove dan Desa Tulo di Kec. Dolo, Kab. Sigi. Insiden yang terjadi pada tanggal 30/12/2012 ini mengakibatkan 2 warga dan 1 orang anggota polisi cedera serta 1 rumah terbakar. Setelah mendapatkan tambahan personil, Polisi dan TNI akhirnya berhasil melerai dan menghentikan bentrokan.

Lebih jauh, sepanjang periode Januari-Desember 2012 tercatat 23 bentrokan antardesa terkait permasalahan antardesa/kampung yang terjadi di Sulawesi Tengah, sepanjang periode Januari – Desember 2012 yang mengakibatkan 5 tewas, 80 cedera, dan 46 bangunan rusak.

Sulawesi Tengah

Laporan Bulanan: Desember 2012

Sulawesi Tengah

Selama Desember 2012 di Sulawesi Tengah, data SNPK mencatat total 17 insiden kon�lik kekerasan yang menewaskan 4 orang, 14 cedera, dan 5 bangunan rusak

(lihat Gra�ik 9.1– 9.4).

Di bulan ini insiden kekerasan yang menonjol di Sulawesi Tengah yakni masalah terorisme dan bentrok antardesa. Berdasarkan data SNPK kasus terorisme pada bulan ini tercatat 6 insiden yang menewaskan 4 orang dan 5 cedera. Insiden di bulan ini terjadi secara beruntun pada akhir Desember 2012. Menjelang Natal aktivitas terorisme semakin meningkat meskipun intensitas pengamanan diperketat (lihat Kotak 9.5).

Sepanjang periode Januari-Desember 2012 kasus terorisme tercatat 20 insiden yang mengakibatkan 9 tewas, 12 cedera, dan 5 bangunan rusak. Dari 20 insiden tersebut, sebanyak 17 insiden terjadi di Kab. Poso dan masing-masing 1 insiden di Kab. Banggai, Kab. Morowali, dan Kota Palu.

Di Sulawesi Tengah bentrokan antardesa berulang kembali. Data SNPK mencatat di bulan ini terdapat 2 insiden

bentrokan antardesa yang mengakibatkan 4 cedera dan 1 bangunan rusak.

Pada tanggal 18/12/2012 Dua kelompok warga desa bertetangga di Kec. Marawola, Kab. Sigi, terlibat bentrok. Dalam bentrokan kedua kelompok membawa berbagai macam senjata api rakitan, busur, dan ketapel. Polisi yang datang berhasil mengamankan situasi. Bentrokan ini tidak menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan. Sebanyak 25 warga yang terlibat bentrokan ditahan aparat kepolisian. Pasca-bentrokan, aparat kepolisian mengelar razia senjata tajam ke rumah-rumah warga.

Sementara itu, masalah batas desa memicu bentrokan antara Desa Soulove dan Desa Tulo di Kec. Dolo, Kab. Sigi. Insiden yang terjadi pada tanggal 30/12/2012 ini mengakibatkan 2 warga dan 1 orang anggota polisi cedera dan 1 rumah terbakar. Setelah mendapatkan tambahan personil, Polisi dan TNI akhirnya berhasil melerai dan menghentikan bentrokan.

Lebih jauh, sepanjang periode Januari-Desember 2012 tercatat 23 bentrokan antardesa terkait masalah batas desa yang terjadi di Sulawesi Tengah, sepanjang periode Januari – Desember 2012 yang mengakibatkan 5 tewas, 80 cedera, dan 46 bangunan rusak.

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Kejadian 12 8 13 12 11 10 8 15 13 30 16 17 Tewas 3 1 2 1 0 0 1 2 0 3 3 4 Cedera 18 9 56 16 11 11 18 15 14 36 25 14 Bangunan Rusak 10 3 2 23 5 1 22 9 4 10 18 5

Grafik 9.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Sulawesi Tengah (Januari - Desember 2012) Konflik Sumber Daya (2) Konflik Tata Kelola Pemerintah (1)

Konflik Identitas (12) Konflik Main

Hakim Sendiri (5)

Grafik 9.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di Sulawesi Tengah (Januari - Desember 2012) Bentrokan (7) Perkelahian (1) Pengeroyokan (2) Penganiayaan (8) Penculikan (2)

Grafik 9.3 Jumlah tewas berdasarkan bentuk kekerasan di Sulawesi Tengah (Januari - Desember 2012)

Banggai Poso Donggala Parigi

Moutong Sigi Palu

1

9

1 1

4 4

Grafik 9.4 Jumlah Tewas berdasarkan Kab/ Kota di Sulawesi Tengah (Januari - Desember 2012)

(18)

15

Kotak 9.5. Sejumlah insiden dan dampak terkait kasus terorisme di Sulawesi Tengah (Desember 2012)

12 Des Di Pegunungan Koronjobu, Desa Tambarana, Kec. Poso Pesisir Utara, Kab. Poso, terjadi kontak senjata antara kelompok bersenjata dengan satuan tim Brimob Polda dan Resmob Polda Sulteng. Dalam insiden tersebut tidak ada korban jiwa. Insiden terjadi saat satuan tim Brimob Polda dan Resmob Polda menggerebek lokasi yang diduga tempat pelatihan teror.

20 Des Di Perbatasan antara Desa Kalora dan Desa Tambarana, Kec. Poso Pesisir Utara, Kab. Poso, terjadi kontak senjata antara kelompok sipil bersenjata dengan anggota Brimob yang sedang melakukan patroli. Insiden ini mengakibatkan 4 anggota Brimob tewas dan 1 orang kelompok sipil bersenjata ditangkap.

21 Des Desa Kalora, Kec. Poso Pesisir Utara, Kab. Poso, terjadi penangkapan dan penganiayaan yang dilakukan oleh polisi terhadap 5 orang warga. Akibatnya 5 korban yang diduga merupakan kelompok sipil bersenjata terluka. Insiden ini terkait dengan perburuan terhadap kelompok sipil bersenjata yang menembak anggota Brimob sehari sebelumnya.

25 Des Di Pospam (Pos Pengamanan) Natal, Pasar Sentral, Jl. Pulau Sumatera, Kec. Poso Kota, Kab. Poso, terjadi teror bom yang dilakukan oleh teroris. Bom berhasil dijinakkan oleh Tim Gegana Brimob Polda Sulawesi Tengah. 29 Des Di Desa Labuan, Kec. Lage, Kab. Poso, seorang petani kakao dianiaya hingga luka oleh anggota Densus 88 Polri. Insiden terjadi pada saat korban hendak ditangkap. Polisi menduga korban merupakan salah satu anggota teroris yang selama ini banyak beraksi di kawasan Poso. 30 Des Di Pelabuhan Rakyat, Kec. Luwuk, Kab. Banggai, Anggota Polisi melakukan penyergapan dan penangkapan terduga terorisme. Satu orang terduga teroris tertangkap.

(19)

Bidang Koordinasi Lingkungan Hidup dan Kerawanan Sosial

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat

Jl. Merdeka Barat No. 3

Tel (021) 345 9444

Fax (021) 345 3289

Email : deputi1@menkokesra.go.id

Gambar

Tabel 1. Insiden dan dampak kekerasan berdasarkan jenis kekerasan di sembilan wilayah (Desember 2012)

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan biologi dengan filsafat ilmu pengetahuan adalah dengan adanya filsafat ilmu pengetahuan yang mengkritisisasi dan memikirkan efek-efek ilmu biologi dan

Menurut Sri Harto, 2000; 35, data hujan yang akan digunakan dalam analisis Menurut Sri Harto, 2000; 35, data hujan yang akan digunakan dalam analisis hidrologi harus merupakan data

Pada waktu itu, raksasa Purusada yang bernazar akan mempersembahkan seratus manusia untuk menjadi santapan Batara Kala, bilamana luka di kakinya dapat disembuhkan.. Ketika itu,

Bolniku smo za preprečevanje oziroma za zmanjšanje izpuščaja, ko se ta pojavi, svetovali:  kratko tuširanje z mlačno vodo,  uporabo blagih, nevtralnih gelov ali olj

Penurunan kadar hormon testosteron yang lebih tinggi pada kelompok perlakuan fraksi metanol menunjukkan bahwa aktivitas dari abrin dalam biji saga

Untuk pembuatan first strand cDNA, cetakan yang digunakan adalah RNA total yang diisolasi dari jaringan hasil kultur embriogenesis pada umur 0 sampai 5 minggu..

Skripsi yang disusun Donny Purwahyudi (004001162) “Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Norma Perlindungan Tentang Waktu Kerja dan Istirahat bagi Tenaga Kerja” dari

Bagi Saudara/i yang hendak melangsungkan pernikahan bulan Mei - Desember 2015 , diralat menjadi bulan Mei 2015 - Maret 2016 , maka Bimbingan Pra-Pernikahan untuk Pemberkatan