102
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Obyek dan Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Budaya Mutu (X2), Kinerja Mengajar Guru (Y). berdasarkan ketiga objek penelitian ini, maka dapat dianalisis sebagai berikut: Pertama, Kontribusi Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru pada SMK Negeri di Kota Tasikmalaya; Kedua, Konstribusi Budaya Mutu terhadap kinerja mengajar guru pada SMK di Kota Tasikmalaya; Ketiga, Kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya mutu terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Kota Tasikmalaya.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Sugiyono (2008:8) mengatakan metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
103
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan mampu mengungkapkan fenomena yang dikaji secara sistematis untuk mendapatkan kebenaran dari permasalahan yang diteliti. Demikian pula penelitian ini dimaksudkan untuk dapat menggambarkan realita dan fakta-fakta dari permasalahan yang diteliti secara mendalam dengan mencari data yang factual dari variable-variabel yang diteliti, sehingga hubungan antar variable dapat dianalisis dengan kuantitatif melalui uji statistik yang relevan dengan data yang diperoleh, sehingga hasil dari penelitian ini dapat dipergunakan sekaligus dipertangungjawabkan baik secara praktis maupun secara keilmuan. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya mutu berpengaruh signifikan terhadap kinerja mengajar guru pada SMK Negeri di Kota Tasikmalaya
C. Desain Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat mendeteksi sejauh mana korelasi dari suatu faktor berkaitan dengan satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Angket (kuisioner) sebagai alat pengumpul data dari responden, dan langkah-langkah menguji dilakukan melalui uji hipotesis dengan menggunakan statistik. Model penelitian yang dilakukan bersifat kausalitas, yakni menerangkan suatu kontribusi dari satu variable terhadap variable lainnya.
104 D. Operaional Variabel
Operasional variable dalam penelitian dimaksud untuk memudahkan atau mengarahkan dalam menyusun alat ukur data yang diperlukan berdasarkan kerangka konseptual penelitian yang telah dikemukakan batasan operasional dari masing-masing variable penelitian penelitian. Adapun operasional variable yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR
Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
1.Initiang Struktur a. Tuntutan Tugas
1. Bersikap tegas dalam
tindakannya
2. Menilai tugas-tugas guru 3. Rencana kerja dilaksanakan 4. Tindakannya diberitahu 5. Tindakannya dirundingkan
/dimusyawarahkan
6. Tindakannya mendukung guru 7. Kemauan untuk berinovasi 8. Menginginkan untuk mentaati
peraturan yang berlaku 9. Mendelegasikan
wewenangnya
10. Mengkoordinasikan tugas-tugas guru
11. Menjaga tim untuk bekerja sama
b. Tuntutan Peranan 1. Menegur guru yang bertindak salah
2. Membuat catatan Kemajuan/prestasi/DP-3 3. Menjawab sesuai pertanyaan 4. Ucapannya meyakinkan dan
mudah dimengerti 5. Tepat dalam mengambil
tindakan c. Struktur Organisasi Tata Kerja 1. Komunikasinya mudah dimengerti 2. Mengutamakan kesejahteraan bawahan 3. Sebagai komunikator (pembicara) guru
4. Mendapatkan apa yang
105
(Kepala Dinas)
5. Berbicara atas nama sekolah 2.Konsiderasi
a. Kepemimpinan
1. Mencoba gagasan baru/inovasi 2. Bersikap leader (pemimpin)
terhadap bawahannya
3. Menjaga sikap atau erbuatannya 4. Menetapkan waktu pertemuan
rapat
5. Menganjurkan menggunakan seragam
6. Memberitahu guru tentang kebijakannya
7. Memberi saran 8. Mensejahterakan guru 9. Mendapat persetujuan guru
dalam bertindak. b. Tuntutan
Interpersonal
1. Berperilaku baik terhadap guru 2. Bersikap menyenangkan 3. Mendengarkan aspirasi guru 4. Menganggap sederajat dengan
guru
5. Baik dan bersedia meluangkan waktu
6. Bila diajak bicara menyenangkan Budaya Mutu (X2) 1. Quality Of Work
(Kualitas Kerja)
1. Memiliki inovasi dan daya kreasi yang tinggi
2. Disiplin terhadap amanat pekerjaan yang diembannya 3. Memiliki kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru
4. Memiliki keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu hal yang baru
5. Memiliki keyakinan terhadap kemampuan diri
6. Melakukan upaya peningkatan
kemampuan diri melalui
pelatihan
2. Promptness (Tepat waktu
1. Mampu menggunakan dan
memanfaatkan waktu secara baik
2. Selalu berorientasi pada proses
3. Mampu memanfaatkan materi pekerjaan secara baik
4. Mampu meminimalkan
masalah yang menghambat pembelajaran.
5. Mampumenghasilkan output yang berkualitas sesuai target.
106
6.
3. Initiative (Inisiatif)
1. Kemampuan untuk melakukan inisiatif
2. Kemampuan bertindak cepat dalam situasi kritis.
3. Kemampuan menciptakan
kerjasama yang efektif 4. Kemampuan berfikir rasional 5. Cakap dalam berbagai macam
konsepsi.
4. Capability (Kemampuan)
1. Mengikuti elatihan dan
sejenisnya untuk
meningkatkan kualitas SDM Personal
2. Memiliki kemampuan
menyelesaikan masalah secara bijaksana
3. Menguasai landasan
kependidikan secara baik.
5. Communication (Komunikasi)
1. Kemampuan dalam
berkomunikasi secara baik
2. Menjalin hubungan
interpersonal secara baik 3. Menjalin hubungan antar
personal secara utuh. Y Kinerja Mengajar Guru 1. Merencanakan Kegiatan Program Pengajaran
1. Mempelajari dan memahami silabus.
2. Membuat program pembelajaran
3. Menyampaikan materi yang akan dibahas
4. Menyiapkan buku sumber
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Pelaksanaan Kegiatan Program Pengajaran
1. Melaksanakan pre tes. 2. Menggunakan alat peraga
(media pembelajaran)
3. Menggunakan berbagai
metode pembelajaran secara bervariasi.
4. Mengadakan appersepsi 5. berusaha untuk mengadakan
korelasi
6. Memberikan materi pelajaran
sesuai dengan pokok
bahasan/tema/konsep yang tercantum dalam silabus. 7. Berusaha untuk memotivasi
107
8. berusaha untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif
9. mengharuskan siswa
membaca buku teks/wajib/ atau buku penunjang lainnya. 10. berusaha untuk mengadakan penilaian proses sebagai
bahan umpan balik
(feedback) 3. Pelaksanakan
Penilaian/ Kegiatan Evaluasi
1. mengadakan evaluasi 2. membuat alat penilaian 3. menggunakan analisis hasil
belajar siswa
4. berusaha untuk menyususn
program perbaikan dan
pengayaan (remedial
teaching/enrichment
teaching), terutama siswa yang belum mencapai KKM. 5. mengadakan
pengelompokkan terhadap siswa dalam satu kelas (kelompok atas, sedang dan bawah).
6. mengadakan perbaikan dan pengayaan
7. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa, baik secara individual maupun klasikal.
8. Mengadakan pengembangan program pembelajaran
9. Mengadakan kunjungan
rumah (home Visit) ke siswa
yang belum mencapai
ketuntasan belajar
(pencapaian daya serap siswa kurang dari 65%).
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana, 2004:6).
108
Sugiyono (2008:80), mengungkapkan bahwa : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian datarik kesimpulannya”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan karakteristik/ciri yang menjadi objek penelitian.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, populasi dalam penelitian ini adalah guru SMK Negeri di Kota Tasikmalya.
Tabel 3.2
Jumlah Populasi Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Tasikmalaya
NO NAMA SEKOLAH
JENIS
KELAMIN PENDIDIKAN Jumlah
Lk Pr D3 S1 S2 1 SMK Negeri 1 Kota Tasikmalaya 49 41 5 78 7 90 2 SMK Negeri 2 Kota Tasikmalaya 129 42 23 129 19 171 3 SMK Negeri 3 Kota Tasikmalaya 46 42 4 79 5 88 Jumlah 349 2. Sampel
Pengertian sampel menurut Ridwan (2007:56) mengatakan bahwa : “Sampel adalah bagian dari populasi.” Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.
Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel, Arikunto (2005:120) mengemukakan bahwa: Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
109
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.
Memperhatikan pernyataan diatas karena jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka penarikan sampel penelitian ini menggunakan sampel secara acak (random sampling). Sedang teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin (dalam Riduwan, 2005:65) sebagai berikut :
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = jumlah populasi = 349 Responden
d² = presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :
=. + 1 =341. 0,1349 + 1 = 4,49 = 77,72349
Dibulatkan ke atas maka jumlah sampel 78 orang. Tabel 3.3
Jumlah Sampel Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Tasikmalaya
NO NAMA SEKOLAH
JENIS
KELAMIN PENDIDIKAN Jumlah
Lk Pr D3 S1 S2 1 SMK Negeri 1 Kota Tasikmalaya 11 9 1 17 2 20 2 SMK Negeri 2 Kota Tasikmalaya 29 9 5 29 4 38 3 SMK Negeri 3 Kota Tasikmalaya 10 10 1 18 1 20 Jumlah 78 =. ²+ 1
110 F. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah mengamati variable yang akan diteliti dengan metode interview, tes, observasi, kuisioner, dan sebagainya (Arikunto 2006 :32). Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data digunakan metode angket (kuisioner). Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono :142). Angket/kuisioner juga merupakan alat pengumpulan data yang efisien.
Pengumpulan data penelitian kuantitatif dilakukan dengan angket yang disebarkan kepada sampel atau populasi penelitian.Insrumen penelitian disini yaitu angket yang merupakan kunci utama dalam menggali informasi di lapangan. Sebelum instrumen disebar ke lapangan terlebih dahulu dilakukan validasi secara internal melalui analisis pakar, maupun secara empirik melalui uji coba di lapangan pada obyek yang terbatas kemudian menghitung validitas dan reliabilitasnya. Pada item instrumen angket yang tidak valid atau reliabel akan dikoreksi atau diganti sesuai dengan kadar validitas dan reliabilitasnya.
1. Pengujian Validitas
Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang diukur (Umar 2000 : 176). Pengujian validitas ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing item pertanyaan dengan skor total.
111
a. Menghitung item pertanyaan dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment. Adapun rumus seperti yang dikemukakan oleh Akdon dan Sahlan (2005:145) sebagai berikut :
=
∑ ∑ .∑.∑ – ∑ ..∑ – ∑
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi tiap item
Σ Xi = Jumlah Skor item
Σ Yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden
b. Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :
t
hitung = ! √√#!Keterangan: t = Nilai t hitung
r = Koefisien korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden
c. Distribusi untuk (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2)
d. Membuat dengan kaidah keputusan : Jika t hitung > t tabel berarti valid
t hitung < t tabel berarti tidak valid
Penggunaan rumus uji validitas diatas dibantu dengan menggunakan aplikasi microsoft excel dan SPSS untuk memudahkan
112
perhitungan data. Dari hasil perhitungan diperoleh hasi uji validasi instrumen penelitian yang penulis lakukan untuk variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X1), dari 36 item pernyataan terdapat 8 item yang tidak valid karena perolehan angkanya kurang dari 0,30. Item yang tidak valid tersebut adalah otem nomor 4, 7, 15, 16, 18, 25. 26 dan 36. Sedangkan untuk variabel budaya mutu (X2) dari 23 item terdapat 2 item yang tidak valid, yaitu nomor item 2 dan 23. Begitu pula dengan variabel kinerja mengajar guru (Y), dari 24 item terdapat 4 item yang tidak valid yaitu nomor 7, 12, 16,19.
Berdasarkan hal tersebut, dalam penyebaran angket sesungguhnya, untuk variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah tidak menyertakan item-item yang tidak valid, sedangkan untuk variabel budaya mutu item yang tidak valid diperbaiki kalimatnya. Demikian pula variabel kinerja mengajar guru item-item yang tidak valid tidak disertakan. Dengan demikian item yang digunakan pada variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X1) sebanyak 28 item, pada variabel budaya mutu (X2) sebanyak 23 item dan pada variabel kinerja mengajar guru sebanyak 20 item.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi duakali atau lebih. (Umar 2000: 176). Methode pengukuran reliabilitas
113
yang digunakan adalah dengan menggunakan Cronb ach Al pha, rumus sebagai berikut (Umar, 2000: 2007):
Penggunaan rumus uji validitas diatas dibantu dengan menggunakan aplikasi microsoft excel dan SPSS untuk memudahkan perhitungan data.
G. Teknik Pengolahan Data
Data yang dilakukan oleh peneliti menggunakan data kuantitatif yaitu data yang berwujud angka-angka. Sehingga agar data yang diolah dapat bermakna, maka perlu adanya suatu pengolahan data yang sesuai dengan pendekatan statistik yang digunakan oleh peneliti. Mengolah data adalah salah satu langkah yang penting dalam kegiatan penelitian. Langkah ini dilakukan agar data yang telah terkumpul mempunyai arti dan dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai suatu jawaban dari permasalahan yang diteliti.
Langkah-langkah pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
114
Dalam langkah seleksi angket ini, penulis memeriksa dan menyeleksi terhadap seluruh data yang terkumpul dari responden agar dapat diolah lebih lanjut dengan memeriksa keutuhan angket. Sedangkan klasifikasi data dimaksudkan untuk memudahkan pengolahan dan selanjutnya karena data telah dikelompokkan sesuai dengan variabel-variabel yang bersangkutan. Adapun tahapannya adalah:
a.) Pemerikasaan jumlah angket yang terkumpul dipastikan mendekati jumlah angket yang tersebar
b.) Memeriksa keutuhan jumlah lembaran angket, dipastikan tidak terdapat kekurangan jumlah lembar dalam tiap angket
c.) Memeriksa angket yang bisa diolah
d.) Mengelompokkan angket-angket tersebut berdasarkan variabel yang bersangkutan, kemudian memberikan skor pada tiap alternatif jawaban. 2. Perhitungan Kecendrungan Variabel X dan Variabel Y
Teknik perhitungan ini digunakan untuk mencari gambaran kecendrungan variabel X dan variabel Y sekaligus untuk menentukan kedudukan setiap item atau indikator maka digunakan uji statistik yang sesuai dengan peneltian ini, yaitu dengan menggunakan rumus Weight Mean Scored (WMS).
Adapun rumus WMS adalah sebagai berikut: X = $
Dimana :
115
x = Jumlah skor gabungan(frekuensi jawaban dikali bobot nilai untuk setiap alternatif / kategori)
n = Jumlah responden / sampel
Adapun langkah-langkah dalam pengolahan WMS adalah : a.) Memberi bobot untuk setiap alternatif jawaban yang dipilih.
b.) Menghitung jumlah responden dari setiap item dan kategori jawaban.
c.) Menunjukkan jawaban responden setiap item dan langsung dikembalikan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.
d.) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom.
e.) Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban
Tabel: 3.4
Konsultasi Hasil Perhitungan WMS Rentang
Nilai Kriteria
Penafsiran
Variabel X1 Variabel X2 Variabel Y
4,01 – 5,00 Sangat Baik Selalu Selalu Selalu
3,01 – 4,00 Baik Sering Sering Sering
2,01 – 3,00 Cukup Baik Jarang Jarang Jarang
116
3. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku
Mengubah skor mentah menjadi skor baku untuk setiap variabel penelitian yang dikemukakan oleh Akdon dan Sahlan (2005 :86), menggunakan rumus sebagai berikut :
a. Menentukan rentang skor ( R ) yaitu : R = skor tertinggi – skor terendah
b. Menentukan banyak kelas interval (BK) dengan menggunakan rumus Sturgess, yaitu :
BK = 1 + 3,3 Log n
c. Mencari panjang kelas interval (P), yaitu :
P =BKR
d. Menyusun tabel distribusi frekuensi untuk memperoleh harga-harga yang diperlukan dalam menghitung Mean ( X ) dan Simpangan Baku (Sd)
e. Mencari rata-rata dengan rumus : X = ∑ )$ Dimana : X = nilai rata-rata Σ fx = jumlah frekuensi x n = jumlah responden
117
f. Mencari simpangan baku dengan rumus :
* = .∑ )$+²∑ )$+²#
Dimana :
Sd = simpangan baku
n = jumlah sampel
Σ fxi² = jumlah f dikalikan x²
(Σ fxi)² = jumlah f dikalikan x dikuadratkan g. Mengubah skor mentah menjadi skor baku
Ti = 50 + 10 +
-Dimana : Ti = skor baku
Xi = data skor dari masing-masing responden 4. Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik apa yang digunakan pada pengolahan data selanjutnya. Apabila penyebaran datanya normal maka akan digunakan statistik parametrik, namun apabila penyebaran data tidak normal maka akan digunakan teknik statistik non parametrik. Untuk mengetahui teknik yang akan digunakan dalam pengolahan data, perlu dilakukan uji normalitas distribusi data yaitu menggunakan rumus chi kuadrat (x2)
118
sebagaimana rumus yang dikemukakan oleh Akdon dan Sahlan Hadi (2005: 182) sebagai berikut:
X2 = ∑ 0+1# ).)/)/ Keterangan:
2
X
= Nilai Chi kuadratfo = Frekuensi yang observasi (frekuensi empiris) fe = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan (fe) dilakukan dengan langkah-langkah berikut :
a. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangin 0,5 dan kemudian skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.
b. Mencari nilai Z- score untuk batas kelas interval dengan rumus : Z = 23435 67835 − :*
c. Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas.
d. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0 – Z.
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan interval dengan jumlah responden.
f. Mencari chi –kuadrat hitung (X2 hitung) X2 =
∑
).)/)/ 0
119
g. Menentukan keberartian X2 dengan cara membandingkan X2 hitung dengan X2 tabel dengan kriteria : distribusi data dikatakan normal apabila X2 hitung < X2 tabel dan distribusi data dikatakan tidak normal apabila X2 hitung > X2.
5. Analisis Komparasi
Analisis komparasi digunakan untuk menguji hipotesis mengenai ada tidaknya perbedaan antara variabel X₁ (Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah) dan X₂ (Budaya Mutu).
Dalam analisis komparasi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah uji normalitas distribusi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah statistik yang digunakan statistik parametris atau non parametris. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006: 134) bahwa :
Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif tergantung pada jenis datanya. Teknik statistik t-test merupakan teknik statistik parametris yang digunkan untuk menguji komparasi data ratio atau interval, sedangkan statistik non parametris yang dapat digunakan adalah Median test, Mann Whitney, Kolmogrov-Smirnov, Fisher Exact, Chi Kuadrat, Test Run Wald-Wolfowitz. Statistik non parametris digunakan untuk menguji hipotesis bila datanya nominal dan ordinal.
Untuk menentukan langkah selanjutnya Subana et al (2000: 170) mengemukakan bahwa:
1. Jika ternyata kedua variabel berdistribusi normal maka langkah selanjutnya menggunakan statistik parametris, yang dilanjutkan dengan pengetesan tentang homogenitas varians.
2. Jika ternyata kedua varians homogen dilanjutkan dengan t-test 3. Jika ternyata salah satu atau dua distribusi tersebut tidak
normal, langkah selanjutnya menggunakan statistik non parametris dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik Mann Whitney U-test.
120
Menurut Subana et al (2000: 170) seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa : “Jika ternyata salah satu atau dua distribusi tersebut tidak normal, langkah selanjutnya menggunakan statistik non parametris, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik Mann Whitney U-test”. Sugiyono (2007: 275), mengemukakan bahwa :
U-Test digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparasi dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal. Test ini merupakan test terbaik untuk mengujii hipotesis komparasi dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal. Bila dalam suatu pengamatan data berbentuk interval, maka perlu diubah dulu ke dalam data ordinal. Bila data masih berbentuk interval, sebenarnya dapat menggunakan T-Test untuk pengujiannya. Tetapi bila asumsi T-Test tidak dipenuhi (misalnya harus normal) maka data ini tidak dapat digunakan.
6. Menguji Hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara yang harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis yang dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan hipotesis statistik, dimana dalam mengemukakan penelitian ini menggunakan prinsip statistik untuk menguji kebenarannya secara empiris.
Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui kesimpulan berakhir pada penerimaan atau penolakan suatu penelitian serta apakah terdapat pengaruh antara kompetensi profesional guru terhadap efektivitas pembelajaran.
Adapun langkah-langkah dalam menguji hipotesis ini dengan menggunakan analisis korelasi, uji signifikansi, dan uji koefisien determinasi dan analisis regresi.
121 a. Analisis Regresi
Dalam menganalisis data, digunakan teknik korelasi dan regresi. Analisis regresi sederhana ditunjukan untuk menguji pengaruh dan kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat tanpa dikontrol variabel bebas lainnya, sedangkan regresi ganda untuk menguji pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat yang dikontrol variabel bebas lainnya.
1.) Regresi Sederhana
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat tanpa dikontrol variabel bebas lainnya, digunakan rumus analisis regresi sederhana sebagai berikut :
Ŷ = a + b x (akdon, 2005:197) Keterangan :
Ŷ = Nilai taksir Y (variabel terikat) dari Persamaan regresi. a = Nilai Konstanta
b = Nilai Koefsien regresi X = Variabel bebas
2.) Regresi Ganda Dua Variabel Bebas
Analisisi regresi ganda adalah pengembangan dari analisis regresi sederhana. Digunakan untuk mengetahui pengaruh antara varlabel bebas terhadap varlabel terikat yang dikontrol oleh variabel bebas lainnya, atau secara bersama-sama digunakan rumus analisis regresi ganda sebagai berikut:
122
Ŷ = a + b1x1 + b2x2 (akdon, 2005:205) Keterangan :
Ŷ = Nilai taksir Y (variabel terikat) dari Persamaan regresi.
a = Nilai Konstanta
b1 = Nilai Koefsien regresi x1
b2 = Nilai Koefsien regresi x2
X1 = Variabel bebas x1
X2 = Nilai Koefsien regresi x2
b. Analisis korelasi
Analisis Korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan Y.
1.) Untuk pengukuran Tunggal
Menggunakan Rumus analisis korelasi Pearson Product Moment dalam (Akdon dan Sahlan Hadi, 2005: 188) sebagai berikut:
$=
=
∑ ∑ .∑.∑ – ∑ ..∑ – ∑
Keterangan :
n : Jumlah responden
∑ XY : Jumlah Perkalian X dan Y ∑ X : Jumlah Skor tiap butir ∑ Y : Jumlah Skor Total
∑ X2 : Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan ∑ y2 : Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
123
2.) Untuk Pengukuran Ganda
Yang berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh antara dua variabel bebas (X) atau simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y). Adapun rumus yang digunakan dalam (Akdon, 2005: 191) adalah sebagai berikut:
R X1. X2.r =
Di mana :
Ryx1x2 : korelasi antara X1 dan X2 bersama-sama dengan Y ryx1 : korelasi product moment Y dengan X1
ryx2 : korelasi product moment Y dengan X2 rx1x2 : korelasi product meoment X1 dengan X2
c. Koefisien Determinan
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, digunakan rumus koefisien determinan R dengan jalan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi r2 yang telah dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
KP = r2 x 100% Dimana:
KP = Nilai Koefisien Diterminan r = Nilai Koefisien Korelasi
2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2
1
2
x x x x yx yx yx yxr
r
r
r
r
r
−
−
+
124
d. Uji Signifikansi Nilai R (Korelasi Ganda)
Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (Bersama-sama) dengan variabel terikat (Y). Adapun rumus yang digunakan dalam (Akdon, 2007: 191) adalah sebagai berikut:
Fh =
Di mana :
R : koefisien korelasi ganda k : banyaknya variabel independen n : banyaknya anggota sampel Fh : Nilai F yang di hitung
Konsultasikan dengan tabel F; dengan dk pembilang = k dan dk penyebut = n – k -1.
Jika Fh ≥ F tabel, maka Ho artinya signifikan dan hipotesis alternatif diterima.
Jika Fh ≤ F tabel, maka Ho artinya tidak signifikan dan hipotesis alternatif tidak diterima.
) 1 /( ) 1 ( / 2 2 − − −R n k k R