• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. dapat terselesaikan. Penyusunan Prosiding ini bertujuan untuk menyebar luaskan hasil-hasil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. dapat terselesaikan. Penyusunan Prosiding ini bertujuan untuk menyebar luaskan hasil-hasil"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i Prosiding Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 26

Puji Syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena dengan rahmat dan karunia Nya maka Prosiding Seminar Nasional Pelestarian Lingkungan dan Mitigasi Bencana dapat terselesaikan. Penyusunan Prosiding ini bertujuan untuk menyebar luaskan hasil-hasil penelitian dan kajian di bidang Pelestarian Lingkungan dalam Mitigasi Bencana serta menanamkan kesadaran pentingnya menjaga lingkungan, dan diharapkan dengan prosiding ini dapat menggalang komunikasi dan kerjasama antara peneliti, para pakar lingkungan hidup dalam rangka mewujudkan kualitas dan kuantitas SDM bidang lingkungan hidup secara profesional dan kreatif.

Prosiding ini diharapkan dapat menambah khasanah dalam meningkatkan Pelestarian Lingkungan dan pengelolaan sumberdaya alam sehingga bermanfaat dan membantu penyediaan referensi ilmiah bagi pendidik, peneliti, birokrat maupun seluruh pihak yang peduli terhadap keberlanjutan terjaga Kelestarian Lingkungan.

Kepada semua pihak yang telah berpatisipasi membantu kelancaran dalam penerbitan Prosiding Seminar Nasional Pelestarian Lingkungan dan Mitigasi Bencana ini kami mengucapkan terima kasih.

Pekanbaru, Mei 2016 Tim Penyunting

(3)

ii Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii LAPORAN KETUA PANITIA ... ix R1. PENGENDALIAN PENCEMARAN, EKOTOKSIKOLOGI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PENGARUH ABU VULKANIK GUNUNG SINABUNG SEBAGAI BAHAN PENGGANTI FILLER AC-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

(Ari Pratama, Sugeng Wiyono dan Harmiyati) ... 1

PENGGUNAAN LEMPUNG BENTONIT SEBAGAI KATALIS HETEROGEN YANG RAMAH LINGKUNGAN DIBANDINGKAN KATALIS HOMOGEN UNTUK PRODUKSI BIODIESEL DARI MINYAK SAWIT BEKAS PENGGORENGAN (Prasetya, Yuhelson, M. Ridha Fauzi dan Puri Triasih) ... 11

UPAYA MINIMALISASI DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN DARI LIMBAH PADAT PENGOLAHAN FILLET IKAN PATIN DI DESA KOTO MESJID KABUPATEN KAMPAR (Syahrul dan Dewita) ... 17

ANALISA ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI KAMPAR KIRI DI DAERAH TARATAK BULUH (Virgo Trisep Haris, Muthia Anggraini, dan Widya Apriani) ... 26

KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI DAN PENGENDALIANNYA DI DAERAH ALIRAN SUNGAI SIAK BAGIAN HULU (Mitri Irianti, Besri Nasrul dan Brilliant Asmit) ... 31

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH MELINJO (GNETUM GNEMON L )

SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT PB (TIMBAL) (Dewi Yudiana Shinta) ... 37

SUMBER POLUSI TITIK DAN SEBARAN (POINT ADN NONPOINT SOURCE

POLLUTION) TERHADAP PENCEMARAN AIR BAWAH PERMUKAAN

(Syahril) ... 43

POTENSI ENERGI TEORITIS DAN TEKNIS DARI LIMBAH BIOMASSA DI PEKANBARU (Yelmira Zalfiatri dan Kunaifi) ... 50

PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN : PENGARUH MEMBRAN SELULOSA ASETAT TERHADAP KUALITAS AIR OLAHAN SUNGAI SIAK (Jhon Armedi Pinem, Syaiful Bahri, Edy Saputra dan Sofia Anita) ... 61

EKSTRAKSI DAN FRAKSINASI LIMBAH PENGOLAHAN IKAN JAMBAL SIAM (PANGASIUS HYPOPHTALMUS) (Mirna Ilza) ... 68

MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR MINYAK BUMI DI DUMAI

(4)

iii Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016

PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS SAGU SEBAGAI DODOL (Masykur HZ., R. Marwita Sari Putri dan Roberta Zulfhi Surya) ... 82

PENGENDALIAN JAMUR BIRU (BLUE STAIN) BATANG KELAPA SAWIT LIMBAH REPLANTING MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET BIOCIDE

(Fakhri, Elianora dan Eko Riyawan) ... 90

ANALISIS PENCEMARAN PERAIRAN SELAT AIR HITAM KEPULAUAN MERANTI, RIAU (Yusni Ikhwan Siregar) ... 97

STUDI KUALITAS AIR PADA WILAYAH PERTANIAN KOTA DI KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU (Agussalim Simanjuntak, Tengku Nurhidayah dan Nofrizal) ... 105

PAVING BLOK GEOPOLIMER DARI FLY ASH LIMBAH PABRIK (Aman, Amir Awaluddin, Adrianto Ahmad dan Monita Olivia) ... 113

DAMPAK AKTIVITAS PENAMBANGAN EMAS TANPA IZIN (PETI) TERHADAP PENCEMARAN AIR SUNGAI, SOSIAL EKONOMI, DAN SOLUSINYA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI (Nopriadi) ... 119

HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REJOSARI KOTA PEKANBARU (Oktavia Dewi dan Puteri Hidayati) ... 145

ANALISIS PROTEKSI RISIKO KEBAKARAN PADA PROSES PEMBONGKARAN AVTUR DI PT. X PEKANBARU (Endang Purnawati Rahayu dan Masribut) ... 152

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI DAMPAK TAMBANG GALIAN C DI KELURAHAN PASIR SIALANG KECAMATAN BANGKINANG (Budi Azwar) ... 158

KOMPARASI PENGGUNAAN BIOFILTER MEDIA PLASTIK BEKAS DAN SAND-FITO FILTER DAN GABUNGANNYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS AIR LIMBAH PABRIK KARET (M. Hasbi dan Budijono) ... 164

R2. MANAJEMEN LINGKUNGAN,VALUASI EKONOMI, MITIGASI, DAN KEARIFAN LOKAL

PROGRAMS OF COMMUNITY EMPOWERMENT, VILLAGE GOVERNMENT AND ECOLOGICAL FOOTPRINT IN INDONESIAN (Muhammad Abduh, Dedik Budianta, Arinafril dan Lili Erina)... 172

POTENSI MITIGASI PADA SISTEM PENGGUNAAN LAHAN MASYARAKAT BERBASIS AGROFORESTRI DI PULAU NUMFOR, PAPUA (Aditya Rahmadaniarti) ... 181

PELATIHAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PRAKTIKUM IPA BERBASIS ALAM SEKITAR UNTUK GURU-GURU SD SE- KECAMATAN PINGGIR KABUPATEN BENGKALIS RIAU (Zulhelmi, Betty Holiwarni dan Arnentis) ... 188

AMDAL SEBAGAI ALAT PENGENDALI PERUBAHAN PEMBANGUNAN

(5)

iv Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016

ECOCULTURE DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN (Husni Thamrin) ... 203

MONITORING LONGSOR DAN MITIGASI BENCANA MENGGUNAKAN SENSOR OPTIK BERSTRUKTUR SINGLEMODE-MULTIMODE-SINGLEMODE (Agus Rino, Helendra dan Farida) ... 219

ANALISIS TINGKAT KEPARAHAN KEKERINGAN DAN UPAYA MITIGASI BENCANA HIDROLOGIS DI SUB DAS KRUENG JREUE ACEH BESAR (Helmi, Hairul Basri, Sufardi dan Helmi) ... 226

INVENTARISIR PROGRAM CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY (CSR) BIDANG PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (Kasmaruddin, Said Ali, dan Roberta Zulfhi Surya) ... 234

VALUASI EKONOMI KAYU MANGROVE PADA EKOSISTEM MANGROVE SUNGAI LIUNG KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU (Miswadi dan Zulkarnaini) ... 240

REBOISASI TERPADU TINDAKAN URGEN PEMULIHAN LAHAN KRITIS AKIBAT KEBAKARAN HUTAN (Zainuri) ... 248

TEKNIK-TEKNIK MITIGASI KONFLIK GAJAH MANUSIA DI PROVINSI RIAU (Defri Yoza) ... 255

INDIGENOUS KNOWLEDGE RIMBO KEPUNGAN SIALANG PADA MASYARAKAT PETALANGAN DALAM PELESTARIAN TAMAN NASIONAL TESSO NILO PELALAWAN (Muhammad Syafi.i, dan Yennita) ... 262

KEARIFAN LOKAL DALAM PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE SECARA BERKELANJUTAN (Farid Aulia) ... 275

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DALAM MENGELOLA HUTAN DI NAGARI KOTO MALINTANG KECAMATAN TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM (Refniza Yanti) ... 281

MODEL PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN SUKU LAUT PASCA REHABILITASI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI BERBASIS KEARIFAN LOKAL (Rusli) ... 288

KEARIFAN LOKAL ADAT MINANGKABAU DALAM MELESTARIKAN HUTAN TROPIS BASAH DI KECAMATAN HARAU, KABUPATEN LIMAPULUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT (Pasca Zenitho Nuari) ... 296

POLA MANAJEMEN SAMPAH DI KOTA PEKANBARU (Ernawati) ... 306

PERUBAHAN SOSIAL DI KAWASAN RIMBO LARANGAN : KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT SENTAJO MEMELIHARA HUTAN (Dhina Yuliana) ... 313

MODEL PEMBERDAYAAN REMAJABERBASIS GENERASI BERENCANA (GENRE)DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA BONO KABUPATEN PELALAWAN (Achmad Hidir, Nur Laila Meilani dan Susi Hendriani) ... 316

(6)

v Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016

ANALISIS KINERJA TENAGA MEDIS TERHADAP PELAYANAN PUBLIK DI PUSKESMAS RUMBIO JAYA KABUPATEN KAMPAR (Sofia Achnes, Syafri Harto, dan Zulkarnain) ... 326

KETERLIBATAN WARGA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI SEKOLAH ADIWIYATA TINGKAT PROPINSI (Wan Roswita) ... 334

PEMBELAJARAN SOSIAL (SOCIAL LEARNING) UNTUK MENGATASI MASALAH PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE

DEVELOPMENT) DI PROVINSI RIAU (Roilan) ... 343

PENGGUNAAN KOSMETIK RAMAH LINGKUNGAN DALAM MEWUJUDKAN PERILAKU KESADARAN LINGKUNGAN (Ingrid Weddy. V. F) . 349

INVENTARISIR PROGRAM CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY (CSR) BIDANG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN INDRAGIRI

HILIR (Supardi, Akbar Alfa dan Roberta Zulfhi Surya)……… 354

FUNGSI DAN TATA KELOLA TAMAN HUTAN RAYA SULTAN SYARIF HASYIM PEKANBARU – PROVINSI RIAU (Nurliah) ... 360

PENGEMBANGAN MODEL ECOTOURISM DALAM RANGKA PERTUMBUHAN HIJAU (GREEN GROWTH) DALAM MEWUJUDKAN PARIWISATA BERBASIS ALAM DI KABUPATEN SIAK (Salmiah Safitri) ... 364

COMMUNITY LOCAL WISDOM IN MITIGATION EARTHQUAKE AND TSUNAMI CITY OF PADANG (Herix Sonata MS) ... 375

STRATEGI PENGEMBANGAN SEKOLAH BERWAWASAN LINGKUNGAN PADA SISWA SMA KHARISMA BANGSA BILINGUAL BOARDING SCHOOL

TANGERANG (Hasan Yilmaz, Zulfan Saam, Auzar dan Amir Awaluddin) ... 382

PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA PEKANBARU (Nurhafni) ... 396

PASOKAN DAN DISTRIBUSI IKAN DARI PASAR TERATAK BULUH SERTA HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS DI SEKITAR LINGKUNGAN PERAIRAN(Hendrik) ... 405

REKAYASA SOSIAL PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA PEKANBARU

(Sumiyanti) ... 411

SUSTAINABILITY AND VULNERABILITY OF LOCAL WISDOM BASED LIVELIHOOD: LEARNING FROM COASTAL VILLAGE LIVELIHOOD BASE ON

(7)

vi Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016

R3. KEBIJAKAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP, KONSERVASI SDA LINGKUNGAN DAN PERAIRAN USAHA PANGLONG ARANG MANGROVE DI KEPULAUAN BENGKALIS (M. Genta Soerianto) ... 428

SURVEY RESISTIVITAS GEOLISTRIK UNTUK PENILAIAN KESTABILAN LERENG PERBUKITAN (Nur Islami) ... 432

MODEL IMPLENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN MANGROVE DALAM ASPEK KAMANAN WILAYAH PESISIR PANTAI KEPULAUAN BATAM DAN BINTAN (Faisyal Rani) ... 438

APLIKASI METODE GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN RESAPAN AIR BAWAH TANAH DI KECAMATAN BUKIT RAYA KOTA PEKANBARU

(Juandi) ... 443

PERUBAHAN SIFAT FISIKA TANAH AKIBAT KONVERSI LAHAN DI EKOSISTEM HUTAN RAWA GAMBUT TRIPA PROVINSI ACEH (INDONESIA)

(Sufardi, Hairul Basri, 3Syamaun A. Ali, dan 4Khairullah) ... 449

PERTUMBUHAN JENIS TANAMAN ENDEMIK DAN EKSOTIK UNTUK REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DI KABUPATEN MANOKWARI

(Nunang Lamaek May) ... 458

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN DI PULAU MERBAU (Joleha) ... 463

PENGARUH TINGGI MUKA AIR TANAH DAN MULSA ORGANIK TERHADAP SIFAT TANAH, PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT DAN EMISI CO2 DI LAHAN GAMBUT (Alhaq dan Wawan) ... 469

ANALISIS POTENSI AIR TANAH DAN STRATEGI PENGELOLAAN YANG BERKELANJUTAN DI KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

(Gendraya Rohaini) ... 481

UJI FITOTOKSISITAS ABU TERBANG BATUBARA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI (Hafiz Fauzana, F.X. Wagiman dan Edhi Martono) ... 489

KEANEKARAGAMAN DAN ESTIMASI CADANGAN KARBON DI HUTAN DAN TAMAN KOTA PEKANBARU (Sri Wulandari) ... 496

KAJIAN METODE PENCUCIAN DENGAN FREKUENSI BERBEDA PADA KOLAM BUDIDAYA IKAN NILA DI RAWA PASANG SURUT (Shelvi De Vella Suwanda, Marsi, Mirna Fitrani dan Robiyanto H Susanto) ... 503

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAERAH TANGKAPAN AIR (DTA) WADUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) KOTO PANJANG (Nurdin, Syaiful, B., Sukendi dan Zulkarnai) ... 513

(8)

vii Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016

PENGOLAHAN AIR GAMBUT MENJADI AIR LAYAK KONSUMSI DENGAN KOAGULAN ALAMI EKSTRAK BUAH (AVERRHOA BILIMBI) (Ardiansyah, Syaiful Bahri, Saryono dan Wawan) ... 521

DOSIS KAPUR DAN TAWAS DALAM PAKET KEMASAN OSMOFILTER UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS AIR GAMBUT (Budijono, M. Hasbidan E.S.N. Asih) ... 533

STRATEGI DAN POLA ADAPTASI MASYARAKAT RAWA TRIPA TERHADAP PERUBAHAN LINGKUNGAN (Monalisa, Fikarwin Zuska, Zulkifli Nasution danDelvian) ... 542

BELAJAR DARI ADAPTASI PETANI LADANG BERPINDAH DI NAGARI SILAYANG KECAMATAN MAPATTUNGGUL SELATAN KABUPATEN PASAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT (Juli Yusran) ... 548

MANFAAT PENGENDALIAN GULMA PAKIS-PAKISAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT YANG BELUM MENGHASILKAN BAGI LINGKUNGAN DAN MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN DI PROVINSI RIAU (Yunel Venita) ... 558

ISOLASI BAKTERI INDEGEN MINYAK BUMI DARI GAS BOOT DI PETAPAHAN RIAU (Irda sayuti, Yusni Ikhwan Siregar, Bintal Amin dan Anthoni Agustien) ... 563

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS DELIGNIFIKASI BIOMASSA LIGNOSELULOSA DENGAN METODE FERMENTASI FASA PADAT DAN METODE NON-BIOLOGIS (Hilman Taufiq, Wiwit Ridhani dan V. Sri Harjati Suhardi) ... 571

ANALISIS USAHA PERIKANAN TANGKAP BERWAWASAN LINGKUNGAN DALAM MENDUKUNG KABUPATEN KARIMUN SEBAGAI KAWASAN FREE

TRADE ZONE (Hazmi Yuliansyah, Filiatra, Sukendi dan Zulkarnaini) ... 578

STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN KAMPUS HIJAU BINAWIDYA UNIVERSITAS RIAU BERBASIS KONSERVASI (Suwondo) ... 590

IDENTIFIKASI BAKTERI PATOGEN DI PERAIRAN WADUK KOTO PANJANG KABUPATEN KAMPAR RIAU (Henni Syawal*, Syafrudin Nasution, dan Risman Ferdiansyah) ... 598

PERSEPSI MASYARAKAT PESISIR TERHADAP KONSERVASI HUTAN MANGROVE SEBAGAI PENYIMPAN KARBON (Mariana, Felitra Felix, Sukendi dan Syafruddin Nasution) ... 606

POTENSI PENGELOLAAN LAHAN TERBIAR DI SEKITAR KAWASAN HUTAN MANGROVE SUNGAI LIUNG PULAU BENGKALIS (Miswadi dan Romi Jhonnerie) ... 612

ANALISIS SUHU PERMUKAAN LAUT SELAT MALAKA (Mubarak) ... 619

PENGARUH PENYUNTIKAN OVAPRIM TERHADAP VOLUME SEMEN DAN KUALITAS SPERMATOZOA IKAN PAWAS (Osteochilus hasselti CV) UNTUK

(9)

viii Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016

PRODUKSI BENIH DALAM KONSERVASI (Sukendi Thamrin dan Ridwan Manda Putra) ... 627

PENELITIAN VARIABILITAS OZON, CO, CH4 DAN UAP AIR DI PROVINSI

RIAU BERBASIS DATA SATELIT AQUA-AIRS (Ninong Komala) ... 637

ANALISA DOKUMEN LINGKUNGAN DALAM UPAYA PELESTARIAN SUMBER ENERGI DAN LINGKUNGAN HIDUP (Masnur Putra Halilintar)………... ………. 651

(10)

ix Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016

LAPORAN KETUA PANITIA

SEMINAR NASIONAL PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN MITIGASI BENCANA Assalamu’alaikum Wr.Wb.

1. Yth. Bapak Rektor UR

2. Yth. Bapak Direktur Program Pascasarjana UR

3. Yth. Bapak Ketua Program Studi Doktor dan Magister Ilmu Lingkungan PPS UR

4. Yth. Bapak/Ibu Perwakilan Badan/Dinas/Instansi Provinsi Riau Maupun dari Kabupaten /Kota

5. Yth. Peserta Seminar/Pemakalah dari Dinas/Instansi maupun akademisi dan segenap Panitia Pelaksana Seminar Nasional Konservasi dan Proteksi Lingkungan.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, pertama-tama Puji Syukur kita sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena dengan rahmat dan karunia Nya sehingga sampai saat ini kita dapat berkumpul bersama di ruangan ini, dalam rangka pelaksanaan Seminar Nasional Pelestarian Lingkungan dan Mitigasi Bencana.

Dalam rangka pelaksanaan Seminar Pelestarian Lingkungan dan Mitigasi Bencana, perkenankanlah kami melaporkan hal-hal sebagai berikut :

I. Tema

Tema utama Seminar Nasional kali ini adalah “Pelestarian Lingkungan Dan Mitigasi Bencana”

II. Tujuan

1. Berbagi (sharing) informasi mengenai Pelestarian Lingkungan, proteksi dan dampak perubahan lingkungan serta bentuk Mitigasi Bencana.

2. mewujudkan kualitas dan kuantitas SDM bidang lingkungan hidup secara profesional dan kreatif. 3. Menyamakan persepsi tentang pengelolaan lingkungan hidup yang bertanggungjawab di

lingkungan masyarakat.

4. Meningkatkan partisipasi berbagai pihak dalam pembangunan berkelanjutan

5. Berbagi informasi mengenai kecenderungan kebijakan yang dibuat dilaksanakan dalam pengelolaan sumberdaya hayati yang berwawasan kearifan lokal masyarakat

III. WAKTU DAN TEMPAT

Tanggal : 28 Mei 2016 Pukul : 08.00 – 17.00 WIB Tempat : Hotel Grand Jatra Pekanbaru.

IV. TOPIK SEMINAR

1. Manajemen Lingkungan dan Kearifan Lokal dalam Mitigasi Bencana 2. Konservasi SDA, Lingkungan dan Perairan

3. Sanitasi Kesehatan Lingkungan

4. Kebijakan Pengendalian Lingkungan Hidup 5. Valuasi Ekonomi dan Hukum Lingkungan

V. KEYNOTE SPEAKER

1. Prof. Tokeshi Mutsunori (Guru Besar Kyushu Universitity) 2. Prof, Dr. Ir. Purwanto, DEA ( Guru Besar Universitas UNDIP) 3. Prof. Dr. Ir. Aras Mulyadi, DEA (Guru Besar Universitas Riau) 4. Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng (BMKG Pusat)

(11)

x Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016

VI. PERSENTASI MAKALAH

Sebanyak 79 Orang berasal dari

1. Dinas/Instansi , Badan riset, dan Balai Pengkajian yang ada di Indonesia

2. Akademisi, antara lain : UNSYIAH, UNIPA Papua, UNSRI, ITB, IPB, UNAND, UNP, AL AZHR Medan, Stikes Perintis, STKIP Sumbar, Muhammadiah Sumbar, YLPTK Padang, Tunawisma Palembang, UR, UIR, UNILAK, UMRI, UIN, HANG TUAH, UNISI, dll.

Demikian yang dapat kami laporkan dan selanjutnya mohon perkenan Yth. Bpk Rektor Universitas Riau untuk memberikan pengarahan sekaligus membuka secara resmi pelaksanaan Seminar Nasional pada kesempatan ini.

Sekian Terima kasih Wassalamu’alaikum Wr. Wb

(12)

306 Prosiding Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016

POLA MANAJEMEN SAMPAH DI KOTA PEKANBARU Ernawati1,2

1

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau

2

Mahasiswa Doktor Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Riau Email: ernawaty190359@gmail.com

ABSTRAK

Keberadaan sampah dalam kehidupan dapat bermanfaat jika dikelola dengan baik, sebaliknya jika dibiarkan dapat merugikan. Penelitian ini dilakukan di Kota Pekanbaru. Pengambilan data dilakukan dengan Survey, Observasi Lapangan, Wawancara, dan Study Literature. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Analisis Diskriptif meliputi Lokasi Pembuangan Sampah, Struktur Organisasi Pengelolaan Sampah, Teknik Pengumpulan Sampah (Sarana dan Prasarana), dan Pemasaran Sampah yang sudah diolah. Dari hasil penelitian ternyata manajemen sampah di Kota Pekanbaru belum dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat diketahui dari jawaban responden bahwa sampah yang terkumpul jadwalnya tidak menentu, sehingga dampaknya sampah menumpuk setiap harinya. Oleh karena itu sampah perlu dikelola dengan baik, mulai dari perencanaan tempat pembuangan sampah, struktur organisasi pengelolaan sampah, teknik pengumpulan sampah, sarana dan prasarana yang tersedia, dan pemasaran sampah yang sudah di kelola menjadi barang yang bermanfaat.

Kata kunci: Perencanaan tempat sampah, Struktur Organisasi, Teknik Pengumpulan Sampah, Manajemen Pemasaran

PENDAHULUAN

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman pengelolaan sampah dijelaskan mengenai acuan bagi Pemerintah Daerah untuk pengelolaan sampah di tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota. Dengan adanya PERMENDAGRI nomor 33 tahun 2010, maka masing-masing daerah membuat kebijakan dalam pengelolaan sampah. Walaupun tiap-tiap daerah membuat kebijakan untuk pengelolaan sampah, namun pengelolaan terhadap sampah masih saja menimbulkan permasalahan dalam pelaksanaannya. hal ini ditambah lagi semakin bertambahnya jumlah penduduk maka semakin banyak volume sampah yang dihasilkan.

Sampah dalam kehidupan sehari-hari memiliki manfaat dan kerugian, sampah bermanfaat jika digunakan dengan baik dan sampah merugikan jika dibiarkan tanpa adanya pengelolaan yang baik, sampah juga dapat merusak lingkungan, udara, air dan timbulnya berbagai penyakit. Ada berbagai faktor besarnya timbunan sampah yaitu, volume sampah yang sangat besar sehingga melebihi kapasitas daya tampung tempat pembuangan sampah akhir atau TPA, lahan TPA semakin sempit, teknologi pengelolaan sampah tidak optimal, manajemen pengelolaan sampah tidak efektif, kurangnya dukungan dari pemerintah, kurangnya kesadaran masyarakat mengenai arti pentingnya pengelolaan sampah.

Untuk mengeatasi permasalahan sampah ini perlu adanya suatu model manajemen pengelolaan sampah, sehingga sampah dapat bermanfaat. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dikaji mengenai pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru dengan membuat suatu model manajemen pengelolaan sampah. Penelitian ini mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah untuk menganalisis model manajemen pengelolaan sampah yang

(13)

307 Prosiding Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016

dapat diterapkan di Kota Pekanbaru. Tujuan khususnya adalah menerapkan model manajemen pengelolaan sampah secara berkelanjutan di Kota Pekanbaru.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Sampah di Kota Pekanbaru.

Sampah di Kota Pekanbaru belum dikelola dengan baik, hanya sebagian saja sampah dapat diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Hal ini dapat diperoleh dari hasil penelitian bahwa jumlah hasil produksi sampah setiap harinya meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Hal ini dapat diketahui pada tabel 1.1 sebagai berikut.

Tabel 1.1 Jumlah Produksi Sampah Kota Pekanbaru.

Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah Produksi Sampah

2012 897,767 53.485.550 Kg

2013 930,215 78.773.280 Kg

2014 964,558 79.579.470 Kg

2015 999,031 133.500.260 Kg

Sumber data: Dinas kebersihan pertanian dan pertamanan Kota pekanbaru, tahun 2015. Dari tabel diatas dapat diketahuai jumlah produksi sampah di Kota Pekanbaru meningkat setiap tahunnya seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Hal ini juga terbatasnya jumlah tempat pembuangan akhir sampah, kurangnya sarana dan rasarana untuk pengangkutan sampah, dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam membuang sampah, terbatasnya kemampuan Pemerintah Daerah dalam mengelola sampah tersebut. Tingkat kompleksitas masalah pengelolaan sampah ini tidak terlepas dari hal-hal sebagai berikut:

1) Pesatnya pertumbuhan kota.

2) Cepatnya pertambahan penduduk di kota, memiliki dampak tingginya timbunan sampah. 3) Kurangnya sarana dan prasarana pengangkutan sampah

4) Keterbatasan kemampuan pemerintah, kurangnya koordinasi dengan pihak suasta 5) Rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam membuang sampah.

Sebagai studi banding keberhasilan pengelolaan sampah adalah di Negara Jepang, Jepang pengelolaan sampahnya dilakukan dengan menggunakan keonsep 3R, yaitu:

1) Reduce (mereduksi sampah kembali)

2) Reuce (memanfaatkan kembali sampah yang ada) 3) Recycle (mengubah sampah menjadi barang baru)

Secara prinsip di Jepang sampah dibagi dalam empat jenis yaitu:

1) Mooru Goni (sampah yang dapat dibakar), misalnya : kertas, kertas pembungkus makanan, tisue, plastik, sisa makanan, sampah dapur.

2) Moehai Gomi (sampah yang tidak dapat dibakar), misalnya: sendok, garpu dari logam, periuk, kaca, kaleng dan botol.

3) Sodai Gomi (sampah besar) misalnya: perabot rumah tangga, barang elektronik rumah tangga, sepeda yang sudah rusak.

4) Shigen Goni (sampah yang bisa didaur ulang) misalnya: kaleng bekas, botol bekas, koran bekas.

Disetiap rumah di Jepang sampah harus dicuci bersih dan mulai dipisahkan menurut 8 jenis, yaitu:

1) Sampah dapur yang bisa dijadkan pupuk

(14)

308 Prosiding Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016 3) Besi, alumunium 4) Plastik 5) Baterai 6) Kaca

7) Minyak goreng dimasukkan kedalam botol

8) Kain baju, bantal, sprai (htp/www.academia,edu/7535780/belajar disiplin dari cara orang jepang mengolah sampah).

Sampah di atas dibungkus dengan rapi dengan menggunakan kantong plastik transparan dengan warna berbeda beda, setiap kantong ditulis nama daerahnya. Jika sampah dibuang di daerah lain maka petugas tidak akan mengangkut sampahnya. Jadwal pengangkutan sampah ditentukan oleh Pemerintah Daerah masing-masing. Jadwal tersebut berbeda-beda pengangkutannya agar tidak terjadi tabrakan dalam pengangkutan sampah. Jika warga tidak mengikuti jadwal maka sampah tidak akan diangkut.

Jepang juga membuat poster, kalender dan buku petunjuk mengenai pengeolaan sampah, mulai dari pemisahan sampah sampai kepada jadwal pembuangan sampah. Kenyataannya masyarakat dengan penuh kesadaran berpartisipasi dan bekerja sama dengan Pemerintah dalam pengelolaan sampah sehingga menjadikan Kota Jepang bersih dan terhindar dari pencemaran lingkungan.

Pengelolaan sampah di Jerman dilakukan dengan cara pemisahan sampah sebagai berikut:

1) Sampah organik (samah basah) seperti: samoah sayuran, sisa makanan yang diolah menjadi kompos.

2) Sampah anorganik (samoah kering) seperti: plastik, gelas dan botol.

Ada empat kategori tempat/tong pembuangan sampah di Jerman, yaitu:

1) Tong sampah berwarna bitu, tong ini khusus untuk sampah kertas, buku-buku, majalah, koran, dan kardus.

2) Tong sampah berwarna hitam, khusus untuk sampah prabot rumah tangga, mainan yang rusak.

3) Tong sampah berwarna coklat, untuk sampah sisa sayuran, kulit buah dan dedaunan 4) Tong sampah berwarna kuning untuk sampah kaleng susu, minuman kaleng, botol-botol

(htp/m.c.hand whuhdyt, blog spot.co.id/2010/0/pengelolaan sampah di Jerman oleh: Putri h.t.m.l.

Sampah organik langsung dijadikan kompos, dan anorganik diolah menjadi sumber energi. Pengelolaan sampah di Jerman ini dilakukan oleh perusahaan dan masyarakat diminta berpertisipasi serta bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkannya, dengan cara memilah-milah sampah kering dan sampah basah. Ternyata masyarakat di Jerman cukup disiplin dalam membuang sampah dan sudah terbiasa memilah-milah sampah tersebut, serta sangat mematuhi himbauan pemerintah untuk selalu bersih. Pemerintah Jetman terus melakukan sosialisai/kampanye kepada masyarakat tentang manfaat sampah jika dikelola dengan tepat. Bahkan pemerintah menggandeng para Ilmuan Lingkungan Hidup bekerja sama dengan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) yang berada di Kota Bonn.

Pengelolaan sampah di Inggris dilakukan melalui dana atau uang pembayaran pajak warga yang dibayar setiap bulan, yang digunakan untuk pengadaan tempat sampah pada umumnya memiliki roda agar mudah didorong kemana-mana dan meringankan pekerjaan pengangkutan sampah. Kotak sampah ini diberikan kepada warga di setiap rumah, kantor, pertokoan, restoran dan supermarket, perlokasi diberikan 3 kotak sampah, yaitu:

(15)

309 Prosiding Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016

1) Kotak samapah berwarna coklat untuk diisi sampah: kebun, sampah daun, akar dan ranting kayu, sampah sayuran dan kulit buah.

2) Kotak sampah berwarna biru tua, untuk sampah botol, plastik, majalah bekas, koran bekas, brosur bekas, kertas.

3) Kotak sampah berwarna hijau untuk sampah dari kamar mandi, meja rias dan sampah non organik.

Masing-masing kotak sampah memiliki tutup yang rapi, ditulis apa yang harus dimasukkan kedalam masing-masing kotak tersebut, kotak diberi kunci gembok agar sampah yang dibuang tidak bisa diambil kembali. Hasil penjualan sampah diberikan kepada Badan Amal yang sudah memperoleh izin pendiriannya oleh Pemerintah setempat, uangnya dugunakan untuk kegiatan amal.

Inggris juga menyediakan TPA (tempat pembuangan akhir sampah) yang berukuran besar, tidak bisa diangkut oleh mobil pengangkut sampah biasa, yaitu berupa kotak-kotak besi raksasa yang masing-masing kotak diberi label untuk diisi jenis-jenis sampah tertentu, seperti: sampah tebangan pohon, mesin cuci rusak, sepeda bekas, kulkas rusak. Inggris tidak memperbolehkan masyarakatnya membuang sampah dan menimbunnya didalam tanah atau dibakar. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pencemaran tanah, air tanah, dan pencemaran udara (htp://Fazrul Mandar 25cppk.blog spot.co.id/2015/06/pengelolaan sampah di Inggris.h.t.m.l).

Dari berbagai contoh pengelolaan sampah diatas, dapat menjadi studi banding dalam menciptakan model manajemen evaluasi pengelolaan sampah bagi daerah-daerah lain termasuk di Indonesia. Hal ini jauh berbeda dengan yang terjadi di Indonesia, dimana di Kota-kota besar di Indonesia masih banyak terlihat tumpukan-tumpukan sampah yang tidak terkelola dengan baik, begitu juga halnya di Kota Pekanbaru termasuk di berbagai daerah kecamatan.

2. Konsep model manajemen pengelolaan sampah di kota Pekanbaru.

Model manajemen pengelolaan sampah yang akan diterapkan di Kota pekanbaru adalah dimulai dari:

a. Perencanaan lokasi.

- Menambah jumlah lokasi TPA, dan ditempatkan jauh dari pemukiman penduduk, ditengah hutan.

- Jalan untuk mencapai lokasi ditempuh tanpa melalui pemukiman penduduk untuk menghindari bau samapah kerumah penduduk.

- Jalan menuju TPA dibuat jalur sendiri.

- Jarak 1 km mendekati lokasi TPA dijadikan tempat pemukiman pemulung, untuk meningkatkan tarap hidup pemulung.

- TPA mendekati aliran sungai untuk menetralisir polutan sampah. b. Manajemen organisasi.

- Manajemen personil yaitu menjelaskan struktur organisasi pengelolaan sampah sampai kepada jumlah petugas oprasional di lapangan.

- Manajemen keuangan dan retribusi yaitu menetapkan besarnya retribusi sampah sesuai dengan kemampuan masyarakat.

- Menjelaskan biaya pembelian bahan bakar pengangkutan sampah. - Upah tenaga oprasional dilapangan.

- Biaya pemeliharaan.

(16)

310 Prosiding Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016

- Penetapan jumlah sarana/armada angkutan sampah sampai ke TPA.

- Jumlah petugas oprasional yang dibutuhkan dan alat pengamanan bagi petugas oprasional sampah.

d. Manajemen pengolahan sampah. - Penyediaan teknologi yang tepat.

- Menghasilkan produk yang dapat dijual.

- Memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan ekonomi masyarakat. e. Tehnik pengumpulan sampah.

- Pemisahan sampah organik dan non organik.

- Menyediakan kantong-kantong khusus untuk jenis sampah yang akan diangkut. - Menetapkan jadual pengangkutan sampah di setiap kecamatan dan kelurahan. - Memberikan karcis retribusi kepada masyarakat atau jumlah yang akan dibayar

setiap bulannya.

f. Manajemen pemasaran kompos.

- Kerjasama Pemerintah Daerah, pihak swasta dan masyarakat.

- Menyediakan sarana dan prasarana untuk pemasaran sampah yang sudah diolah (toko hasil daur ulang sampah).

- Mengadakan pameran.

- Membuat brosur atau iklan di media cetak maupun elektronik.

Dari konsep model manajemen pengelolaan sampah yang diterapkan di Kota Pekanbaru, maka hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan lokasi.

Untuk mengatasi timbunan sampah yang semakin meningkat maka diperlukan penambahan lokasi TPA di setiap kecamat, disekitar lokasi TPA dibuat tempat pemukiman pemulung dan TPA yang dibuat mendekati aliran sungai untuk menetralisir polutan sampah.

b. Manajemen organisasi.

Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru yang diberi wewenang untuk pengelolaan sampah, hendaklah bekerjasama dengan pihak swasta, masyarakat, dan Sekolah-sekolah sampai Perguruan Tinggi. Jumlah petugas oprasional disesuaikan dengan jumlah sampah yang akan diangkut, termasuk alat pengaman petugas oprasional. Pemerintah Daerah menetapkan besarnya retribusi sampah sesuai dengan kemampuan masyarakat dan memberikan karcis tanda bukti pembayaran dan mencantumkan harga retribusi yang akan dibayar, menetapkan upah petugas oprasional sesuai dengan jarak yang ditempuh.

c. Manajemen kendaraan dan angkutan sampah.

Menetapkan jumlah sarana atau armada angkutan sampah disetiap Kecamatan sesuai dengan jumlah sampah yang diangkut, menetapkan jadwal pengangkutan sampah, menghitung biaya pembelian bahan bakar dan biaya pemeliharaan sarana angkutan sampah.

d. Manajemen pengolahan sampah.

Menyediakan teknologi yang tepat untuk pengolahan sampah, sampah yang di daur ulang dapat menghasilkan produk yang dapat dijual, serta memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan ekonomi masyarakat.

e. Tehnik pengukuran sampah.

Melakukan pemisahan sampah organik dan non organik, menyediakan kantong-kantong khusus dengan berbagai macam warna untuk sampah yang akan diangkut. Pengangkutan sampah disosialisasikan kepada masyarkat mengenai hari apa sampah akan

(17)

311 Prosiding Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016

diangkut, serta memberikan karcis retribusi kepada masyarakat yang memuat jumlah besarnya retribusi yang akan dibayar.

f. Manajemen pemasaran.

Memasarkan hasil daur ulang sampah ke toko-toko, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, Dinas Perkebunan dan Dinas Pariwisata. Mengadakan pameran-pameran, membuat brosur atau iklan di media cetak maupun di media elektronik. Disini diharapkan kerjasama dari Pemerintah Daerah setempat maupun pihak swasta untuk memasarkan hasil produk sampah yang sudah didaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat bagi masyarakat.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Model manajemen pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru perlu diterapkan mulai dari: menetapkan perencanaan lokasi pembuangan akhir sampah (TPA), menjelaskan struktur organisasi pengelolaan sampah, menyediakan sarana dan prasarana angkutan sampah, manajemen pengolahan sampah, tehnik pengumpulan sampah samapai kepada manajemen pemasaran sampah yang sudah didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat bagi masyarakat.

2. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Kota Pekanbaru, maka semakin besar pula tingkast timbunan sampah. Untuk itu perlu adanya penerapan model manajemen pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Kota Pekanbaru.

Saran

1. Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang arti pentingnya pengelolaan sampah, untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat yang dapat menambah penghasilan keluarga.

2. Perlu adanya kerjasama masyarakat, Pemerintah Daerah dan pihak swasta dalam menrapkan model manajemen pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru.

DAFTAR PUSTAKA Basriyanta, 2012. Manajemen Sampah di Yogyakarta.

Handoko. T. Hani, 2010. Manajemen, edisi kedua, Yogyakarta. Hasibuan Melayu, 2010, Manajemen, Jakarta.

Isbandi Rubminto, 2010, Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta.

Kasim Iskandar, 2009, Manajemen Perubahan, Bandung.

Lubis Ibrahim, 2005, Pengendalian dan Pengawasan Proyek Dalam Manajemen, Jakarta. Muhammadi. E. Amirullah dan B. Soesilo, 2009, Analisis sistem Dinamis Lingkungan Hidup

Sosial, Ekonomi, Manajemen. Jakarta. Marnis, 2012, Pengantar Manajemen, Pekanbaru. Nugroho, Riant, 2010, Publik Policy

Pitoyo. C, 2012, Studi Komposisi Sampah Perkotaan Pada Tingkat Rumah Tangga, Jakarta. Pramudya, 2010, Permodelan Sistem Pada Perencanaan Mekanisasi Dalam Kegiatan

Pemanenan Tebu Untuk Industri Gula,Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Pamudji, 2012, Pembinaan Perkotaan di Indonesia, Jakarta.

Prabu Anwar Mangku Negara, 2010, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Bandung. Parson, Wayne, 2010, Pengantar Teori dan Praktek Analisis Kebijakan, Jogjakarta Sudradjat, 2010, Mengelola samapah kota.

Syafi’e, Inu Kencana, 2009, Ilmu Administrasi Publik, Jakarta. Soesanto, 2010, Lingkungan Sehat, Jakarta.

Setiadi. T. Abrar. Barlianti, 2010, Pembentukan Plastic Biodec Radabel (PHA) oleh Bakteri Fotosintetik (IPO), Surabaya.

(18)

312 Prosiding Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016

Subarsono, 2010, Analisis Kebijakan Publik Teori dan Praktek. Jogjakarta. Tangkilisan, Hesel. Nogi. S, 2010, Evaliasi Kebijakan Publik, Jogjakarta. Winardi, 2010, Pengambilan Keputusan Dalam Bidang Manajemen, Bandung. Winardi, 2012, Pengantar Teori Sistem dan Analisis Sistem, Bandung.

___________ JURNAL

1. Evaluasi Ekonomi Alternatif Teknologi Pengelolaan Sampah Perkotaan. Oleh: Haikal Rahman, Fakultas Tehnik Universitas Negri Medan.

2. Volume dan Komposisi Sampah Rumah Tangga dan Pasar Kota Palembang tahun 2008 Oleh: Febrian Hadinata, Jurusan Teknik Sipil Universitas Sriwijaya.

3. Masalah Manajemen Limbah di Wilayah Utara Malaysia. Oleh: Siti Hafizan, Universitas Teknologi MARA Pulau Pinang Malaysia.

4. Pengelolaan Limbah Padat di Negara India dan Tantangan Masa Depan. Oleh: Rajenra Umar Kausal, Departemen Teknik Sipil.

5. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Korea dan Prilaku Daur Ulang Sampah. Oleh: Seunghae LEE, University Republik Korea.

6. Daur Ulang Sampah Rumah Tangga dan Sikap Terhadap Pengelolaan Sampah. Oleh: Wichitra Shingnirun Nusorn (Fakultas Lingkungan, Studi Manajemen Sumber Daya). 7. Pengelolaan Sampah di Kota Belgia. Oleh: Imanuel C. Gentil. Copen Hagen. Institut

Sumber Daya.

8. htp/www.academia,edu/7535780/belajar disiplin dari cara orang jepang mengolah sampah.

9. htp://Fazrul Mandar 25cppk.blog spot.co.id/2015/06/pengelolaan sampah di Inggris.htm.1.

10. htp//m.c.hand whuhdyt,blog spot.co.id/2010/0/pengelolaan sampah di Jerman oleh: Putri h.t.m.l.

__________

Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Peraturan Mentri Dalam Negri nomor 33 tahun 2010 Tentang Pengelolaan Sampah Undang-undang nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.

Referensi

Dokumen terkait

Metode quantum memang pernah digunakan dalam penelitian pembelajaran membaca, yaitu dalam skripsi Rohayati (2009) dengan judul “Penerapan Strategi Quantum dalam

penga%ar yang sementara studi S2 dan atau S8 di dalam dan luar negeri sebanyak C #rang$ yang dalam waktu singkat dapat menyelesaikan studinya dan selan%utnya akan

Dari table diatas terlihat bahwa hanya satu faktor yang terbentuk, karena dengan satu faktor, angka eigenvalues memiliki nilai di atas 1. Sedangkan untuk 2 faktor, angka

Akan tetapi apabila jumlah stasiun hujan yang telah ada ternyata lebih besar dibandingkan dengan jumlah stasiun yang dituntut berdasarkan cara Kagan, maka stasiun-

5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Stigma terhadap ODHA pada Pelajar SMA di Surabaya Selatan Tahun 2015. 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pelajar

Metode yang digunakan adalah merancang sistem pendingin dengan isolasi dan pengaturan temperatur dalam kotak pendinginmenggunakan modul termoelektrik, styrofoam sebagai

Hubungan ini penting karena sperma yang tidak mendapatkan kromosom X yang mengandung gen untuk produk-produk seluler yang penting untuk perkembangan sperma (kromosom X yang

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan mind map dan kooperatif tipe TGT terhadap pemahaman konsep