• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE AND REVIEW) DALAM PEMBELAJARAN COMPREHENSION ECRITE IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE AND REVIEW) DALAM PEMBELAJARAN COMPREHENSION ECRITE IV"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE AND REVIEW) DALAM PEMBELAJARAN COMPREHENSION ECRITE IV

Iis Sopiawati

Departemen Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI Jalan Dr. Setiabudhi No.229 Bandung 40154

E-mail: sopiawati503@gmail.com

Abstrak: Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh seorang pembelajar bahasa, termasuk pembelajar bahasa Perancis. Penelitian ini bertujuan untuk mengujicobakan strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite and Review) dalam pembelajaran membaca pemahaman teks pada mata kuliah Compréhension Ecrite IV di Departemen Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI, yang merujuk pada pencapaian kompetensi dari Kerangka Acuan Umum Bahasa-bahasa Eropa atau yang dikenal dengan nama Cadre européen commun de référence pour les langues (CECRL) level A2 DELF. Dalam pelaksanaannya, metode penelitian yang digunakan, yaitu experimen semu dengan desain the one groupe pre-test post-test dan teknik pengumpulan data berupa tes dan studi pustaka. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 20 orang mahasiswa semester IV Departemen Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI Tahun Akademik 2013/2014. Dari hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata prates sebesar 9,15/20 dan nilai rata-rata pascates sebesar 13,18/20. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan hasil yang cukup signifikan sebelum dan sesudah penggunakan strategi PQ4R dalam pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Perancis. Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan statistik, dengan menggunakan taraf signifikansi 1% (-1) dan derajat kebebasan d.b = 19, maka diperolah t-tabel sebesar 2,861 dan t-hitung sebesar 16,829, sehingga t-hitung lebih besar dari t-tabel. Oleh karena itu, peneliti dapat menyimpulkan bahwa hipotesis kerja diterima. Jadi, penggunaan strategi PQ4R terbukti efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Perancis mahasiswa semester IV Departemen Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI tahun akademik 2013/2014 setara dengan level A2 DELF du CECRL.

Kata-kata kunci: PQ4R, compréhension écrite, DELF level A2, CECRL

Abstract: Reading is one of language skills which must be mastered by a learner of languages, including french learners. This study aims to analyze strategies PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite and Review) in learning of reading comprehension text on the subject Comprehension Ecrite IV in the Department of French Language Education FPBS UPI, which refers to the achievement of the competence of the General Terms of Reference for European languages (CECRL) DELF level A2. In practice, the research method used was quasi-experimental design with the one groupe pre-test and post-test data collection techniques in the form of tests and literature studies. The sample in this study were 20 students of fourth semester of Departement of French FPBS UPI for academic year 2013/2014. Analysis of the data obtained pre-test average value of 9.15 / 20 and the average post-test score of 13.18 / 20. It indicates a significant difference in the results before and after the use of strategies PQ4R in learning the french text reading comprehension. Based on the results of statistical calculation, using a significance level of 1% (-1) and degrees of freedom db = 19,

(2)

then obtained table of 2.861 and count of 16.829, so the test bigger than t-table. Therefore, researchers can conclude that the working hypothesis is accepted. Thus, the use of strategy PQ4R proved effective to improve reading comprehension texts.

Keywords: PQ4R, compréhension écrite, DELF level A2, CECRL PENDAHULUAN

Pada prinsipnya, dalam pembelajaran bahasa, pembelajar diwajibkan untuk dapat menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis, juga kompetensi budaya. Keterampilan membaca memegang peran yang sama pentingnya dibandingkan dengan ketiga keterampilan berbahasa lainnya. Dengan penguasaan keterampilan membaca yang baik, pembelajar akan dapat memperoleh berbagai informasi sesuai dengan yang mereka butuhkan, sehingga pengetahuan mereka semakin bertambah dan cara berpikir pun semakin berkembang. Di samping itu, membaca pada hakikatnya merupakan sebuah proses interaktif yang melibatkan tidak hanya bahasa, tetapi juga ingatan, pemahaman, imaginasi dan pengamatan yang membangun hubungan secara menyeluruh antara pembelajar sebagai individu dan informasi, yang lebih sering berhubungan dengan aspek visual dari pemerolehan pengetahuan. Membaca juga dianggap sebagai kemampuan pembelajar untuk menguraikan dan memahami makna kata-kata secara tertulis dalam hubungannya secara kontekstual dalam rangka mencapai tujuan-tujuan membaca yang telah ditetapkan.

Mengingat pentingnya penguasaan keterampilan membaca tersebut, para mahasiswa di Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI diwajibkan untuk mengikuti mata kuliah Membaca I-IV (Compréhension écrite I-IV), sejak semester pertama sampai dengan semester keempat, dan mata kuliah Pemahaman Teks I dan II (Etude de textes I dan II), pada semester kelima dan keenam. Berdasarkan silabus, pemberian mata-mata kuliah tersebut bertujuan untuk membantu para mahasiswa agar mampu membaca

dengan baik dan benar dalam bahasa Perancis, menemukan serta memahami berbagai informasi yang terdapat dalam teks-teks tertulis, seperti dalam dokumen otentik atau hasil olahan. Selain itu, mata kuliah membaca itu bertujuan pula untuk

melatih para mahasiswa dalam

mengungkapkan ide-ide atau gagasan-gagasan mereka, serta melatih mereka membuat ringkasan, baik secara lisan maupun tulisan.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti sebagai pengajar selama proses belajar mengajar membaca, pada kenyataannya, tidaklah mudah bagi para mahasiswa tingkat pemula, bahkan tingkat lanjutan untuk memahami isi sebuah teks dalam bahasa Perancis, karena bahasa tersebut memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lain di dunia. Hal ini menuntut adanya perhatian yang lebih sehingga mahasiswa seringkali bertanya pada diri mereka sendiri bagaimana caranya membaca dalam bahasa yang bukan bahasanya mereka sendiri, alias bahasa asing, karena membaca dalam bahasa asing ternyata tidaklah sama dengan membaca dalam bahasa ibu mereka, sehingga mereka seringkali kehilangan arah tujuan untuk menangkap makna pada saat membaca dalam bahasa Perancis.

Bertitiktolak pada hasil temuan di atas dan fakta di lapangan yang terjadi di Departemen Pendidikan Bahasa Prancis FPBS UPI, sebagian mahasiswa semester IV Tahun Ajaran 2013/2014 masih belum menguasai materi pembelajaran,

khususnya pada Mata Kuliah

Compréhension Ecrite IV (Membaca Pemahaman) dan terkesan pasif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya hasil data awal yang menunjukkan sebanyak 65%

(3)

dari 25 mahasiswa, tingkat penguasaan mereka terhadap materi perkuliahan dinilai oleh pengajar yang bersangkutan berada di bawah penguasaan minimal. Di samping itu, berdasarkan hasil tes kemampuan bahasa Perancis mahasiswa pada tingkat A2 DELF pada tahun 2014, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Perancis dua kali dalam setahun, nilai terendah dari empat keterampilan berbahasa yang diujikan, yaitu hasil tes menyimak dan membaca.

Adapun identifikasi masalah yang muncul dari mahasiswa selama proses pembelajaran membaca pemahaman, di antaranya: (1) kurangnya penguasaan kosakata dan struktur kalimat, (2) belum terbiasanya kegiatan membaca, dan (3) penggunaan strategi membaca yang tidak tepat. Di samping dari pihak mahasiswa, identifikasi masalah pun muncul dari pengajar, misalnya: (1) perhatian pengajar pada waktu pembelajaran kurang menyeluruh, (2) strategi pembelajaran yang digunakan kurang menunjang pada pemahaman membaca mahasiswa, (3) penjelasan pengajar terlalu cepat, dan (4) pengajar kurang menumbuhkan keberanian kepada mahasiswa untuk bertanya.

Berdasarkan analisis masalah tersebut di atas, maka sebagai pengajar diharuskan berpikir lebih keras lagi untuk

mencari, menerapkan dan

mengembangkan strategi pembelajaran membaca alternatif yang lebih sesuai sehingga memungkinkan mahasiswa untuk memahami isi teks dalam bahasa Perancis dengan cara yang lebih mudah dan efektif. Maka, salah satu strategi membaca yang dapat diterapkan adalah strategi Preview, Question, Read, Reflect, Recite and Review, yang disingkat menjadi PQ4R.

Menurut Arends dalam Trianto (2007: 147), PQ4R merupakan salah satu strategi membaca yang dikembangkan dari dua strategi membaca sebelumnya, yaitu SQ3R (Survey, Question, Read, Recite and Review), yang diciptakan oleh Francis Robinson pada tahun 1941 dan strategi

PQRST (Preview, Question, Read, State and Test) oleh Thomas F. Staton. Strategi PQ4R ini didasarkan pada teori kognitif dan proses informasi. Adapun tujuan utama dari penggunaan strategi PQ4R ialah membantu pembelajar untuk memahami dan mengingat materi yang dibacanya dalam memori jangka panjang. Pada prakteknya, PQ4R dapat diterapkan melalui langkah-langkah sebagai berikut: (1) Preview (membaca selintas dengan cepat); (2) Question (mengajukan pertanyaan); (3) Read (membaca dengan seksama); (4) Reflect (merefleksi); (5) Recite (tanya jawab); dan (6) Review (mengulang).

Pada prinsipnya, membaca pemahaman merupakan jenis kegiatan membaca untuk memahami isi bacaan secara mendalam. Dalam hal ini, pembaca dituntut untuk mengetahui dan mengingat hal-hal pokok, serta perincian-perincian penting. Membaca pemahaman menuntut ingatan agar dapat memahami isi bacaan

tersebut secara mendalam dan

menggunakannya dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Suhendar dan Supinah (1992: 2) yang mengemukakan bahwa “membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca yang sesungguhnya, yang ditujukan kepada kemampuan memahami bacaan secara tepat dan cepat”. Oleh karena itu, dalam membaca pemahaman diperlukan kemampuan untuk mengerti dan memahami keseluruhan isi bacaan tersebut untuk dianalisis atau dibuat kesimpulannya.

Selain itu, dalam situs www.iidris.fr diungkapkan bahwa “Compréhension écrite est l’aptitude à comprendre à interpréter un code écrit qui transmet des idées, des concepts ou des émotions”. (“Membaca merupakan sikap

untuk memahami dan

menginterprestasikan sebuah lambang tulisan yang mengungkapkan ide-ide, konsep-konsep atau perasaan-perasaan”). Jadi, dalam membaca pemahaman, pembaca tidak hanya dituntut untuk sekedar mengerti dan memahami isi

(4)

bacaan, tetapi juga harus mampu menganalisis, mengevaluasi dan mengaitkan dengan pengetahuan yang dimilikinya. Sebagaimana dijelaskan oleh Tarigan (1989 : 43) bahwa, “membaca pemahaman pada hakikatnya adalah kegiatan membaca untuk memahami isi bacaan, baik yang tersirat maupun tersurat, sehingga sasaran utamanya adalah menghasilkan para pembaca yang efektif”.

Dari berbagai pengertian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca untuk memahami keseluruhan bahan bacaan, untuk menganalisis, dan mengevaluasi makna yang terdapat dalam teks tersebut.

Selanjutnya, kegiatan membaca tidak akan lepas dari tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini, Tarigan (1994: 37) menguraikan tujuan membaca pemahaman sebagai berikut:

1. Menemukan ide-ide pokok kalimat, paragraf, atau wacana;

2. Memilih butir-butir penting; 3. Menentukan organisasi bacaan; 4. Mengikuti petunjuk-petunjuk;

5. Menentukan citra visual dan citra lainnya dari bacaan;

6. Menarik kesimpulan;

7. Menduga makna dan meramalkan dampak-dampak kesimpulan;

8. Merangkum apa yang telah dibaca; dan 9. Membedakan fakta dan pendapat.

Dalam situs http://www.ib.refer.org diungkapkan bahwa “L’objectif de la compréhension écrite est donc d’amener notre apprenant progressivement vers le sens d’un écrit, à comprendre et à lire différents types de texte”. Maksudnya tujuan membaca pemahaman adalah mengarahkan anak didik kita untuk memahami makna sebuah tulisan dan untuk membaca jenis-jenis teks yang berbeda.

Selain itu, Tagliante (1994: 126) mengemukakan empat tujuan membaca, yaitu:

1. La lecture répérage : rechercher des informations précises et ponctuelles.

(Mencari informasi yang jelas dan akurat dari teks).

2. La lecture écrémage : aller à l’essentiel, trouver les mots clés significatifs de ce qui est important, intéressant et ou nouveau. (Menemukan informasi penting dengan cara menemukan kata kunci yang penting, menarik dan atau baru).

3. La lecture approfondissement : réfléchir, analyser en détail, mémoriser. (Berpikir, menganalisis secara rinci suatu teks, dan mengingatnya).

4. La lecture de loisir et détente : pour se faire plaisir. (Membaca untuk kesenangan). Di samping tujuan membaca, Moirand (1979: 22) menuturkan adanya tiga faktor yang mempengaruhi pemahaman seseorang dalam membaca, yaitu:

1. Une compétence linguistique qui révélerait des models syntatics semantiques de la langue ;

2. Une compétence sur la connaissance des types d’écrits (leur organisation rhétorique) et leurs dimension pragmatiques (les situations d’écrits) ; et 3. Une connaissance des référence

extralinguistiques du texte de l’expérience vécue, les savoirs-faire. La baggage socioculturel et la perception (cultivée).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi membaca

pemahaman seseorang, yaitu: 1) kemampuan linguistik yang berhubungan dangan bentuk-bentuk sintaksis bahasa; 2) kemampuan diskursif atau penalaran yang dibangun di atas pengetahuan mengenai jenis-jenis teks dan dimensi pragmatik; dan 3) pengetahuan tentang referensi ekstralinguistik dari sebuah teks

berdasarkan pengalaman nyata,

pengetahuan sosial budaya dan persepsi yang dimilikinya.

Untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa terhadap teks yang dibacanya, maka dilaksanakan ujian, dalam bentuk tes membaca pemahaman teks dalam bahasa Perancis. Dalam hal ini, bahasa Perancis sebagai bahasa asing yang lebih dikenal dengan istilah Français Langue Etrangère atau disingkat FLE

(5)

memiliki tujuan agar supaya pembelajar dapat berkomunikasi dalam bahasa Perancis, baik lisan maupun tulisan, sebagai salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, selain bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Jepang, bahasa Jerman dan bahasa Mandarin, pada jenjang sekolah menengah atas, juga universitas.

Pada prakteknya, pembelajaran (apprendre), pengajaran (enseigner) dan evaluasi (evaluer) bahasa Perancis mengacu kepada CECRL (Cadre européen commun de référence pour les langues), sebagai Kerangka Acuan Umum Bahasa-bahasa Eropa, yang disyahkan oleh Dewan Eropa (Conseil de l’Europe) sejak tahun 2001. Hal ini dijelaskan oleh Tagliante (2005: 33) sebagai berikut:

Le cadre européen commun a été crée afin de pouvoir établir, pour toutes les langues des étapes de l’apprentissage. Il permet ainsi à chacun de définir précisément ses objectifs d’apprentissage, de savoir quel niveau de compétence il souhaite maîtriser, et cela dans chacune des compétences langagières.

Le CECRL (Kerangka Acuan Umum Bahasa-bahasa Eropa) dirancang dalam rangka penyetaraan bahasa-bahasa Eropa pada setiap tahapan pembelajarannya, sehingga dapat menentukkan secara akurat tujuan-tujuan pembelajaran dan mengetahui tingkatan kemampuan berbahasa apa yang hendak dicapai.

Mengacu kepada Le CECRL, terdapat enam tingkatan ujian kemampuan berbahasa Perancis, yang kemudian dikategorikan ke dalam dua tingkatan besar, yaitu:

1) Le DELF (Diplôme d’Etudes de la Langue Française), terdiri atas empat tingkatan (niveau):

a. A1 (niveau introductif ou de découverte);

b. A2 (niveau intermédiaire ou usuel);

c. B1 (niveau seuil); dan

d. B2 (niveau avancé ou indépendant) 2) Le DALF (Diplôme d’approfondi de la

Langue Française), terdiri atas dua tingkatan (niveau):

a. C1 (niveau autonome) b. C2 (niveau maîtrise)

Dengan demikian, Le DELF dan le DALF merupakan suatu bentuk evaluasi pembelajaran bahasa Perancis yang berstandar internasional yang diakui oleh seluruh negara di dunia. Evaluasi ini bertujuan untuk menguji tingkat kemampuan berbahasa Perancis dan pengetahuan budaya Perancis. Evaluasi le DELF dan le DALF meliputi empat kompetensi berbahasa, yaitu menyimak (la compréhension orale), berbicara (la production orale), membaca (la compréhension écrite), dan menulis (la production écrite), serta dilengkapi dengan kompetensi budaya.

Membaca (la compréhension

écrite) merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang diujikan pada ujian le DELF dan le DALF, termasuk pada tingkat (niveau) A2 (tingkat pemula lanjutan). Menurut Chauvet (2008: 47), pada tingkat A2 ini, kriteria penilaian membaca meliputi:

1) Comprendre une lettre personnelle (memahami isi surat pribadi);

2) Reconnaître différents types de lettres : demande d’informations, commandes, confirmations (mengenal perbedaan tentang jenis-jenis surat, seperti meminta informasi, memberi perintah, dan mengkonfirmasi); 3) Comprendre les signes et les

panneaux courants (memahami tanda-tanda lalu lintas atau plang-plang); 4) Comprendre l’information d’une

lettre, de brochures publicitaires (memahami informasi yang terdapat di dalam sebuah surat, brosur iklan); 5) Comprendre les faits décrits dans des

articles informatifs simples (memahami fakta-fakta kejadian yang

(6)

terdapat dalam artikel-artikel informatif sederhana);

6) Suivre un mode d’emploi (mengikuti petunjuk penggunaan); dan

7) Comprendre un règlement rédigé simplement (memahami aturan yang disusun secara sederhana).

Untuk dapat mencapai tujuan membaca yang dikehendaki, maka diperlukan strategi yang tepat sasaran. Dalam pembelajaran bahasa asing, Desmons (2005) mengungkapkan bahwa para ahli teori pendekatan komunikatif dan pengikut aliran kognitif saling mempertanyakan perihal cara yang dimiliki pembaca dalam membentuk makna suatu wacana. Selanjutnya Desmons (ibid) menjelaskan bahwa para ahli tersebut menentukan tiga aspek penentu kegiatan membaca pemahaman tersebut, yaitu: 1) persepsi teks (la perception du texte); 2) interpretasi teks (l’interprétation du texte), dan; 3) strategi membaca (la stratégie de lecture).

Aspek persepsi teks dapat dilakukan dengan cara melakukan kontak mata terhadap teks untuk memperoleh citra visual dari gambar atau teks yang dilihat. Tahap selanjutnya yaitu dengan melakukan pemilihan kata untuk korpus informasi data. Korpus data tersebut disimpan dalam ingatan untuk dipahami maknanya. Setelah makna diperoleh selanjutnya ditransfer menuju daya ingat untuk jangka waktu lama. Kalau tidak diingat secara terus menerus, makna tersebut akan terhapus atau hilang dalam ingatan. Pada akhir teks, unsur-unsur terpilih itulah yang akan selalu teringat bukan isi teks secara menyeluruh.

Aspek interpretasi teks merujuk pada pemahaman makna nonlinguistik (nonkebahasaan). Pemahaman dimaksud adalah pemahaman terhadap unsur-unsur sosial budaya yang terkandung di dalam teks. Dalam pembelajaran bahasa Perancis, ketidakpahaman terhadap konteks budaya, sosial, politik dan sejarah akan

menimbulkan kepincangan dalam

pemerolehan informasi dalam teks yang dianalisis.

Aspek strategi membaca bersifat personal, tergantung tingkat kebiasaan budaya individu. Menurut Cuq (2003: 50), dilihat dari proses kognitif, terdapat tiga strategi atau cara dalam membaca, yaitu (1) strategi dari bawah menuju ke atas yang disebut dengan proses semasiologi, (2) strategi dari atas ke bawah atau disebut dengan onomasiologi, dan (3) strategi interaktif yang merupakan gabungan dari kedua strategi lainnya.

Selanjutnya, untuk memberikan pemahaman terhadap sebuah teks dalam bahasa asing, Desmons (2005: 50-53) menyarankan kepada pengajar untuk: 1) Donner un objectif de lecture

(menjelaskan tujuan membaca yang hendak capai);

2) Choisir les textes (memilih teks);

3) Déterminer le niveau des textes (menentukan teks sesuai dengan tingkat kemampuan pembelajar);

4) Établir une progression (memberikan teks mulai dari yang mudah sampai dengan teks yang sulit) ;

5) Privilégier les textes authentiques (menekankan pada penggunaan teks-teks otentik);

6) Prévoir une phase de pré-lecture (melakukan fase kegiatan sebelum membaca);

7) Lire et analyser le texte (membaca dan menganalisis teks); dan

8) Évaluer la comprehension (mengevaluasi tingkat pemahaman pembelajar).

Strategi PQ4R merupakan singkatan dari Preview, Question, Read, Reflect, Recite and Review. Menurut Richard Arends in Trianto (2007: 147), PQ4R merupakan salah satu strategi membaca yang dikembangkan dari dua strategi membaca sebelumnya, yaitu SQ3R (Survey, Question, Read, Recite and Review), oleh Francis Robinson pada tahun 1941 di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat, dan strategi PQRST (Preview, Question, Read, State and Test) oleh Thomas F. Staton. Strategi PQ4R ini didasarkan pada teori kognitif dan proses informasi serta merupakan bagian dari

(7)

strategi elaborasi. Adapun tujuan utama dari penggunaan strategi PQ4R ialah membantu pembelajar untuk memahami dan mengingat materi yang dibacanya dalam memori jangka panjang. Seperti yang dituturkan oleh Iskandarwassid dan Sunendar (2008: 12) sebagai berikut:

Strategi PQ4R adalah bagian dari strategi elaborasi, merupakan proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih berwarna. Strategi elaborasi ini membantu pemindahan informasi baru dari memori pendek ke jangka panjang dengan menciptakan hubungan dan gabungan antara informasi baru dengan yang pernah ada.

Pada praktek pembelajaran membaca pemahaman, strategi PQ4R dapat diterapkan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) Preview (membaca selintas dengan cepat) Langkah pertama ini dimaksudkan agar mahasiwa membaca selintas dengan cepat sebelum membaca materi yang dijadikan bahasan secara mendalam. Sesuai dengan pernyataan Slavin dalam situs http://userwww.sfs.edu/~foreman/itec800/fi nalprojets/danabayer/studyskills/pq4r.htm yang menyatakan kegiatan yang dilakukan mahasiswa pada tahap ini adalah “survey the material to get an idea of the general organization, major topics. Look at heading and pictures to try to identity what you will be reading about”. Jadi, pada langkah pertama ini perhatian mahasiswa tertuju pada judul bacaan, subjudul, topik utama, kalimat awal dan akhir suatu paragraf, atau ringkasan pada akhir suatu teks atau bab. Apabila hal itu tidak ada, mahasiswa dapat memeriksa setiap halaman dengan cepat dan membaca satu atau dua kalimat di salah satu paragraf yang ada sehingga memperoleh sedikit gambaran mengenai apa yang akan dibahas. Perhatikan ide pokok yang menjadi inti pembahasan dalam bahan bacaan. Dengan ide pokok ini akan memudahkan dalam penyampaian keseluruhan ide yang ada.

2) Question (mengajukan pertanyaan)

Langkah kedua adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang telah dibaca. Hal ini sesuai dengan pernyataan Slavin dalam situs http://userwww.sfs.edu/~foreman/itec800/fi nalprojets/danabayer/studyskills/pq4r.htm, yaitu, “ask question about the material as you read it. Use heading to ask question (who, what, why, where).” Dalam hal ini, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat dimulai dengan mengguakan kata, seperti “siapa, apa, mengapa, di mana, dan seterusnya”. Apabila pada akhir bacaan telah terdapat pertanyaan, bacalah pertanyaan tersebut terlebih dahulu. Sebuah pengalaman menunjukkan bahwa, apabila seseorang membaca untuk menjawab sebuah pertanyaan, maka pembaca akan berhati-hati dalam membaca.

3) Read (membaca dengan seksama)

Pada langkah ketiga ini, mahasiswa diminta kembali untuk membaca teks secara aktif, cermat, dan teliti untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan. Hal ini sesuai pula dengan pernyataan

Slavin dalam situs

http://userwww.sfs.edu/~foreman/itec800/fi nalprojets/danabayer/studyskills/pq4r.htm, yaitu, “read the material. Try to answer your own question while reading”. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan membuat catatan kecil tentang teks yang dibacanya. 4) Reflect (merefleksi)

Reflect bukanlah langkah terpisah dengan langkah ketiga (read), melainkan merupakan suatu komponen esensial dari langkah ketiga tersebut. Seperti dipaparkan kembali oleh Slavin dalam situs http://userwww.sfs.edu/~foreman/itec800/fi nalprojets/danabayer/studyskills/pq4r.htm sebagai berikut: “Think about the material that you just read and try to make it meaningful by (1) relating it to things that you already know about, (2) relating the subtopics to primary topics, (3) trying to resolve contradictions, (4) trying to use the material to solve simulated problems.”

Maksudnya, selama membaca, mahasiswa tidak cukup hanya mengingat atau menghafal saja, tetapi cobalah untuk memahami informasi yang dipersentasikan dengan cara: (1) menghubungkan informasi yang terdapat di dalam teks dengan hal-hal yang telah diketahui; (2) mengaitkan

(8)

subtopik-subtopik di dalam teks dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip utama yang disajikan; (3) memecahkan kontradiksi yang terdapat dalam teks, dan (4) menggunakan materi yang terdapat di dalam teks untuk memecahkan masalah (menjawab pertanyaan-pertanyaan) yang disimulasikan dan diajukan dari materi yang dibahas tersebut.

5) Recite (tanya jawab sendiri)

Pada langkah kelima ini, mahasiswa diminta untuk merenungkan (mengingat) kembali informasi yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting dengan suara yang nyaring dan dengan cara menanyakan dan menjawab pertanyan-pertanyan tanpa melihat bahan bacaan. Seperti yang diungkapkan oleh Slavin

dalam situs

http://userwww.sfs.edu/~foreman/itec800/fi nalprojets/danabayer/studyskills/pq4r.htm sebagai berikut: “practice remembering the information by stating points aloud and asking as answering question. Use heading highlighed words and notes on major ideas”. Jadi, mahasiswa dapat melihat kembali catatan yang telah dibuat dan menggunakan kata-kata yang ditonjolkan dalam bacaan. Dari catatan yang telah dibuat pada langkah terdahulu dan berlandaskan ide-ide yang ada pada mahasiswa, maka mereka diminta membuat intisari dari materi bacaan. Usahakan intisari ini merupakan inti dari pembahasan materi yang dibahas.

6) Review (mengulang secara keseluruhan) Pada langkah terakhir ini, Slavin dalam situs

http://userwww.sfs.edu/~foreman/itec800/fi nalprojets/danabayer/studyskills/pq4r.htm mengungkapkan, “actively review the material, focusing on asking yourself question and rereading the material only when you are not sure of the answer.” Maksudnya, mahasiswa diminta secara aktif untuk meninjau kembali catatan singkat (intisari) yang telah dibuatnya, dengan terfokus pada pertanyaan-pertanyaan yang telah dijawabnya dan membaca kembali isi bacaan apabila tidak yakin akan jawabannya.

Sejalan dengan Slavin in Trianto, Abidin (2010: 159) membagi pelaksanaan strategi PQ4R ini ke dalam tiga tahap, yaitu:

1) Tahap Prabaca Tahap ini terdiri atas:

a) Mempersiapkan bahan bacaan Pengajar (dosen) mempersiapkan teks untuk dibaca oleh mahasiswa. Selanjutnya, pengajar (dosen) menjelaskan secara garis besar tujuan yang akan dicapai. Kemudian, pengajar (dosen) juga memperkenalkan strategi membaca yang akan digunakan, dalam hal ini, strategi PQ4R kepada semua mahasiswa.

b) Mahasiswa membaca teks yang diberikan oleh pengajar (dosen) c) Mahasiswa menyusun pertanyaan

berdasarkan hasil bacaan yang dilakukan sekilas dan dijawab setelah melalui proses membaca secara mendalam.

2) Tahap membaca

a) Membaca di dalam hati

Membaca dalam hati dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya. Kegiatan membaca ini sebaiknya dilakukan dengan membaca cepat. Jika mahasiswa menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukannya, mahasiswa dapat membaca dengan lambat sambil menulis jawabannya.

b) Merefleksi

Pada tahap ini, mahasiswa membandingkan informasi yang telah diperoleh dengan informasi yang baru didapat dari wacana yang diberikan dosen. Proses berfikir kreatif dibutuhkan pada tahap ini, maksudnya mahasiswa harus bisa mengembangkan informasi yang baru diperoleh di atas informasi lama yang telah dimilikinya.

c) Menceritakan kembali

Pada tahap ini, mahasiswa menyusun jawaban pertanyaan yang merupakan hasil perpaduan antara pengetahuan lama yang telah dimiliki dengan informasi baru. Selanjutnya, mahasiswa menceritakan kembali intisari dari wacana tersebut tanpa melihatnya. 3) Tahap Pascabaca

(9)

O

1

X O

2

Pada tahap ini, hanya terdapat satu kegiatan, yaitu meninjau ulang. Mahasiswa menceritakan kembali pemahaman mereka tentang isi teks yang telah dibacanya dan untuk meyakinkan mahasiswa dapat membaca kembali teks yang diberikan oleh pengajar secara sekilas, dapat pula melihat kembali catatan yang telah dibuat untuk menjawab pertanyaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “Penerapan Strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite and Review) dalam Pembelajaran Compréhension Ecrite IV. Agar pembahasan permasalahan lebih jelas dan tidak meluas, penelitian ini dibatasi pada penerapan strategi PQ4R dalam pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Perancis tingkat dasar lanjutan (DELF Niveau A2 du CECRL).

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: (1) menguji tingkat efektivitas penerapan strategi PQ4R dalam pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Perancis; (2) memperoleh gambaran tentang hasil belajar mahasiswa sebelum dan sesudah penerapan strategi PQ4R dalam pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Perancis; dan (3) memperoleh informasi tentang kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran PQ4R dalam membaca pemahaman teks bahasa Perancis.

METODE

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen semu. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah The One groupe pre-test and post-test. Dalam hal ini, Arikunto (2006: 85) menggambarkan desain penelitian tersebut sebagai berikut:

Keterangan:

O1 : Prates (pre-test), guna mengetahui

tingkat kemampuan membaca pemahaman teks

bahasa Perancis mahasiswa sebelum menggunakan strategi PQ4R.

X : Perlakuan (treatment), berupa pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Perancis dengan menggunakan strategi PQ4R.

O2 : Pascates (post-test), untuk mengetahui

tingkat kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Perancis mahasiswa setelah

menggunakan strategi PQ4R.

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI dengan mengambil sampel karakteristik kemampuan membaca pemahaman mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI

yang mengontrak mata kuliah

Compréhension Ecrite IV tahun akademik 2013/2014. Kemampuan para mahasiswa semester IV ini dianggap setara dengan tingkat dasar lanjutan (DELF Niveau A2 du CECRL).

Sekaitan dengan instrumen penelitian, sebelum peneliti memberikan

tes membaca pemahaman kepada

mahasiswa. Peneliti terlebih dahulu memilih enam jenis teks dalam bahasa Perancis dengan tema yang berbeda, namun memiliki tingkat kesulitan yang sama dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan mahasiswa semester IV, serta menyusun kriteria penilaian yang akan dijadikan acuan dalam menilai hasil prates dan pascates mahasiswa. Hal ini didasarkan pada pendapat Tagliante (2005: 74) bahwa:

Puisque la compréhension des écrits est différente de la production orale et écrite, on ne peut pas proposer de grille standard pour l’évaluation de la compréhension des écrits car les critères sont totalement liés aux documents écrits proposés et à l’activité qui est élaborée. Maksudnya, oleh karena membaca pemahaman berbeda dengan berbicara dan menulis, tidak ada kriteria penilaian

(10)

standar (baku) untuk evaluasi membaca pemahaman karena kriteria penilaiannya benar-benar didasarkan pada teks yang dikaji dan jenis aktivitas belajar yang dilakukan. Dengan demikian, peneliti menyusun kriteria penilaian didasarkan kepada jenis teks yang dikaji dan strategi membaca yang diterapkan, yaitu PQ4R

dengan berpedoman kepada evaluasi tes keterampilan membaca pemahaman teks bahasa Perancis tingkat dasar menengah (niveau A2 DELF) yang terdapat dalam Kerangka Acuan Umum Bahasa-bahasa Eropa (CECRL). Adapun kriteria penilaian ini dapat dilihat pada tabel1 berikut ini:

Tabel 1.Kriteria penilaian tes membaca pemahaman bahasa Perancis level A2 DELF du CECRL

No. Critères (Kriteria) Prosentase

(Pourcentage)

(%) 1. Reconnaître/distinguer les différents types de documents.

(Mengenal atau membedakan jenis dokumen yang dikaji)

10 % 2. Identifier le thème d’un texte.

(Menentukan tema dari teks yang dikaji)

15 % 3. Chercher les informations principales d’un document.

(Menemukan informasi-informasi penting dari teks yang dikaji)

15 %

4. Trouver des informations détaillées dans un texte.

(Menemukan informasi-informasi detil dari teks yang dikaji)

15 % 5. Donner des opinions personnelles sur le sujet traité.

(Memberikan pendapat pribadi tentang isi teks yang dikaji)

20 % 6. Poser des questions sur le sujet traité en utilisant ses propres

mots.

(Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang isi teks yang dikaji dengan menggunakan kalimat sendiri)

25 %

Total 100 %

Setelah memilih enam teks sebagai instrumen dalam penelitian ini dan menyusun kriteria penilaian tes membaca pemahaman, untuk mengetahui kelayakan isi instrumen yang akan peneliti gunakan, maka peneliti melakukan uji validitas kepada dosen penimbang ahli, dalam hal

ini, Dosen Pembina dan Dosen Penutur Asli bahasa Perancis, melalui kegiatan expert jugement. Untuk memperoleh kesimpulan, perolehan nilai prates dan pascates mahasiswa dikelompokkan ke dalam rentang nilai pada tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2. Rentang Nilai Rentang Nilai Keterangan

15,6 – 20 A

12 – 15,5 B

8 – 11,9 C

0 – 7,9 D

Setelah mendapatkan hasil dari setiap sampel, maka langkah selanjutnya adalah mencari hasil keseluruhan untuk

menguji hipotesis yang telah peneliti ajukan melalui kegiatan analisis dan pengolahan data dengan menggunakan

(11)

statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Mencari nilai rata-rata (mean) prates

=∑ Keterangan :

: rata-rata (mean) X ∑ : jumlah seluruh nilai

: banyaknya subjek b. Mencari nilai rata-rata (mean) pascates

=∑ Keterangan :

: rata-rata (mean) Y ∑ : jumlah seluruh nilai

: banyaknya subjek

c. Mencari selisih (gain) antara variabel x dan y d = y – x

Keterangan:

d : selisih variabel x dan y y : nilai posttest

x : nilai pretest

d. Mencari rata-rata (mean) dari selisih nilai prates dan pascates =∑

Keterangan :

: rata-rata (mean) dari selisih pretest dan posttest Σd : jumlah selisih variabel y dan x

N : banyaknya subjek e. Deviasi masing-masing subjek

Xd = d – Md

Keterangan:

Xd : deviasi masing-masing subjek d : selisih variabel y dan x

Md : rata-rata (mean) dari perbedaan pretest dan possttest

f. Mencari jumlah deviasi kuadrat masing-masing subjek (Σ )

g. Menguji signifikansi t-hitung dengan cara membandingkan besarnya t-hitung dengan t-tabel: =

( )

Keterangan: d : Y – X

Md : rata-rata (mean) dari perbedaan pretest dan possttest

ΣX2d : jumlah kuadrat deviasi (Arikunto, 2006: 86) h. Melakukan uji hipotesis dengan prosedur kerja sebagai berikut:

Jika t hitung< t tabel maka hipotesis (H0) diterima atau hipotesis kerja (Hk) ditolak

Jika t hitung> t tabel maka hipotesis (H0) diterima atau hipotesis kerja (Hk) diterima

(12)

Selanjutnya, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) tes, dalam hal ini tes keterampilan membaca pemahaman teks bahasa Perancis level A2 DELF du CECRL. Bentuk tes yang dipilih adalah tes uraian, karena disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai melalui penggunaan strategi PQ4R yang diterapkan dalam pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Perancis pada semester 4, yaitu mahasiswa mampu membuat dan atau menjawab pertanyaan dalam bentuk uraian, dengan jawaban singkat ataupun panjang, dan diungkapkan dengan menggunakan kata-kata sendiri atau mengambil kutipan dari teks yang dibacanya (justification). Sedangkan pada

saat pelaksanaan perlakuan, selain tes uraian, digunakan pula tes pilihan ganda; 2) studi pustaka yang penunjang pada penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam pelaksanaannya, pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu melalui kegiatan: (1) prates, (2) perlakuan (treatment) dengan menggunakan strategi PQ4R dalam pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Perancis, sebanyak empat kali pertemuan; dan (3) pascates.

Setelah dilaksanakan prates dan pascates, maka kedua hasil tes tersebut dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Distribusi nilai prates dan pascates keterampilan membaca pemahaman teks bahasa Perancis mahasiswa level A2 DELF

No. Responden (N) Prates (X) Pascates (Y) 001 10 15 002 8,5 13 003 6 10,5 004 7,5 12 005 6 11 006 7 11 007 12 13,5 008 7 12 009 9 13 010 10 14,5 011 10 14 012 12 14,5 013 11,5 15,5 014 10 13,5 015 9,5 12 016 9 14 017 10,5 13 018 10 15 019 11,5 15 020 6 11,5 ∑ = 20 ∑X=183 ∑Y=263,5

Berdasarkan hasil prates pada tabel 3 di atas, maka diperoleh informasi bahwa 6 orang responden memperoleh nilai pada rentang 0–7,9, 12 orang responden memperoleh nilai pada rentang 8,5–11,9, 2

orang responden memperoleh nilai pada rentang 12 – 15,5, dan tidak ada seorang responden pun yang memperoleh nilai pada rentang lebih 15,6 – 20. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

(13)

10 % responden berada pada rentang nilai 12 – 15,5, yang artinya kemampuan responden berada pada kategori B (Baik). 60% responden berada pada rentang nilai 8 – 11,9, yang artinya kemampuan responden berada pada kategori C (Cukup). Sisanya sebanyak 30 % responden berada pada rentang nilai 0 – 7,9, yang artinya kemampuan responden berada pada kategori D (Gagal).

Sedangkan merujuk pada hasil pascates pada tabel 3 di atas, diperoleh informasi bahwa 4 orang responden memperoleh nilai pada rentang 8,5–11,9, 16 orang responden memperoleh nilai pada rentang 12 – 15,5, tidak ada seorang responden pun yang memperoleh nilai

pada rentang 15,6 – 20 dan rentang 0 – 7,9. Maka kesimpulannya adalah 80 % responden berada pada rentang nilai 12 – 15,5, yang artinya kemampuan responden berada pada kategori B (Baik). 20 % responden berada pada rentang nilai 8 – 11,9, yang artinya kemampuan responden berada pada kategori C (Cukup).

Setelah memperoleh hasil nilai prates dan pascates pada tabel 3 di atas, selanjutnya peneliti melakukan analisis perhitungan data statistik untuk menguji tingkat efektivitas penggunaan strategi PQ4R dalam pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Perancis level A2 DELF dengan mengikuti urutan tahapan sebagai berikut.

a. Mencari nilai rata-rata (mean) prates dengan menggunakan rumus:

=∑ = = 9,15

b. Mencari nilai rata-rata (mean) pascates dengan menggunakan rumus: =∑ = , = 13,18

Berdasarkan hasil perhitungan a dan b di atas, diperoleh nilai rata-rata prates mahasiswa sebesar 9,15. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman mahasiswa terhadap teks bahasa Perancis yang dibacanya sebesar 45,75 %. Sedangkan nilai rata-rata pascates mahasiswa sebesar 13,18. Dengan kata lain, tingkat pemahaman mahasiswa terhadap teks bahasa Perancis yang dibacanya sebesar 65,9 %. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan

nilai rata-rata mahasiswa yang cukup signifikan sebelum dan sesudah penggunaan strategi PQ4R dalam pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Perancis (Compréhension écrite IV) sebesar 20,15 %.

f. Mencari selisih (gain) antara variabel x dan y dengan menggunakan rumus: d = y – x

Maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 4 berikut.

Tabel 4. Selisih antara variabel x dan y No. Responden (N) Prates (X) Pascates (Y) d = Y-X 001 10 15 5 002 8,5 13 4,5 003 6 10,5 4,5 004 7,5 12 4,5 005 6 11 5 006 7 11 4 007 12 13,5 1,5 008 7 12 5

(14)

009 9 13 4 010 10 14,5 4,5 011 10 14 4 012 12 14,5 2,5 013 11,5 15,5 4 014 10 13,5 3,5 015 9,5 12 2,5 016 9 14 5 017 10,5 13 2,5 018 10 15 5 019 11,5 15 3,5 020 6 11,5 5,5 ∑ = 20 ∑X=183 ∑Y=263,5 ∑Xd=80,5 g. Mencari rata-rata (mean) dari selisih

nilai prates dan pascates dengan menggunakan rumus:

=∑ =80,5

20 = 4,025

e. Deviasi masing-masing subjek dengan menggunakan rumus:

Xd = d – Md

Maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. Deviasi masing-masing subjek No. Responden (N) Prates (X) Pascates (Y) d = Y-X Xd (d – Md) 001 10 15 5 0,975 002 8,5 13 4,5 0,475 003 6 10,5 4,5 0,475 004 7,5 12 4,5 0,475 005 6 11 5 0,975 006 7 11 4 -0,025 007 12 13,5 1,5 -2,525 008 7 12 5 0,975 009 9 13 4 -0,025 010 10 14,5 4,5 0,475 011 10 14 4 -0,025 012 12 14,5 2,5 -1,525 013 11,5 15,5 4 -0,025 014 10 13,5 3,5 -0,525 015 9,5 12 2,5 -1,525 016 9 14 5 0,975 017 10,5 13 2,5 -1,525 018 10 15 5 0,975 019 11,5 15 3,5 -0,525 020 6 11,5 5,5 1,475 ∑ = 20 ∑X=183 ∑Y=263,5 ∑Xd=80,5

f. Mencari jumlah deviasi kuadrat masing-masing subjek (Σ )

Tabel 6 di bawah ini merupakan hasil dari perhitungan jumlah deviasi kuadrat masing-masing subjek:

(15)

Tabel 6. Jumlah deviasi kuadrat masing-masing subjek No. Responden (N) Prates (X) Pascates (Y) d = Y-X Xd (d – Md) X2d 001 10 15 5 -0,2 0,04 002 8,5 13 4,5 -0,7 0,49 003 6 10,5 4,5 -0,7 0,49 004 7,5 12 4,5 -0,7 0,49 005 6 11 5 -0,2 0,04 006 7 11 4 -1,2 1,44 007 12 13,5 1,5 -3,7 13,69 008 7 12 5 -0,2 0,04 009 9 13 4 -1,2 1,44 010 10 14,5 4,5 -0,7 0,49 011 10 14 4 -1,2 1,44 012 12 14,5 2,5 -2,7 7,29 013 11,5 15,5 4 -1,2 1,44 014 10 13,5 3,5 -1,7 2,89 015 9,5 12 2,5 -2,7 7,29 016 9 14 5 -0,2 0,04 017 10,5 13 2,5 -2,7 7,29 018 10 15 5 -0,2 0,04 019 11,5 15 3,5 -1,7 2,89 020 6 11,5 5,5 0,3 0,09 ∑ = 20 ∑X=183 ∑Y=263,5 ∑Xd=80,5 X2d =49,35

g. Menguji signifikansi t-hitung dengan cara membandingkan besarnya t-hitung

dengan t-tabel, melalui rumus berikut ini. = ∑ ( ) t = 4,025 , × t =4,025 0,239 t = 16,829

Dengan demikian, berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai t (t-hitung) sebesar 16,829.

Setelah melakukan analisis data nilai prates juga pascates serta diperolehnya nilai t (t-hitung), maka

peneliti melakukan uji hipotesis kerja dengan rumus sebagai berikut.

(16)

Jika t hitung< t tabel maka hipotesis (H0) diterima atau hipotesis kerja (Hk) ditolak

Jika t hitung> t tabel maka hipotesis (H0) diterima atau hipotesis kerja (Hk) diterima

(Arikunto, 2006:305) Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan taraf signifikansi 1% (-1) dengan derajat kebebasan d.b = (N-1) = 20-1 = 19, maka diperolah t-tabel sebesar 2,861. Hal ini menunjukkan bahwa t-hitung 16,829 lebih besar dari t-tabel. Oleh karena itu, peneliti dapat menyimpulkan bahwa hipotesis kerja diterima. Jadi, penggunaan strategi PQ4R dianggap efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Perancis mahasiswa semester IV Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI tahun akademik 2013/2014 setara dengan level A2 DELF du CECRL.

Selain prates dan pascates, mahasiswa diberi perlakuan (treatment) melalui penerapan strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite and Review) dalam pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Perancis tingkat A2 DELF du CECRL. Tujuannya agar dapat membantu

mahasiswa dalam mempelajari dan memahami isi teks yang dikaji sehingga kemampuan membaca pemahaman mereka dapat meningkat. Berikut ini uraian dari keempat kegiatan perlakuan tersebut.

Pada perlakuan pertama, sebelum mahasiswa diberikan teks, dalam hal ini teks yang sama dengan prates berjudul, peneliti menjelaskan terlebih dahulu secara garis besar tujuan yang akan dicapai. Kemudian, peneliti memperkenalkan strategi membaca yang akan digunakan, yaitu strategi PQ4R beserta

langkah-langkah penggunaannya dalam

pembelajaran membaca pemahaman. Selanjutnya, para mahasiswa berlatih untuk menganalisis teks yang telah dibagikan dibawah bimbingan peneliti dengan menerapkan langkah-langkah dari strategi PQ4R sesuai urutan seperti pada tabel 4 berikut ini.

Tabel 7. Langkah-langkah pembelajaran membaca pemahaman melalui penerapan strategi PQ4R

Langkah-langkah

Aktivitas Peneliti Aktivitas Mahasiswa Langkah ke-1

Preview

a. Memberikan bahan bacaan kepada mahasiswa untuk dibaca. b. Menginformasikan kepada

mahasiswa bagaimana caranya menemukan ide pokok yang terdapat di dalam teks.

Membaca selintas dengan cepat untuk menemukan judul, subjudul, ide pokok, kalimat awal dan akhir suatu paragraf, atau ringkasan pada akhir suatu teks.

Langkah ke-2 Question

a. Menginformasikan kepada mahasiswa agar memperhatikan makna dari bacaan.

b. Memberikan tugas kepada mahasiswa untuk membuat pernyataan dari ide pokok yang ditemukan dengan menggunakan kata tanya “Siapa?, Apa? Mengapa?, Di mana? dst”.

a. Memperhatikan penjelasan pengajar.

b. Membuat pertanyaan tentang isi teks yang telah dibaca sekilas.

Langkah ke-3 Read

Memberikan tugas kepada mahasiswa untuk membaca dengan seksama dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun

Mahasiswa membaca dengan aktif dan seksama sambil mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dan

(17)

sebelumnya. membuat catatan kecil tentang isi bacaan.

Langkah ke-4 Reflect

Menginformasikan kembali materi yang ada pada bahan bacaan.

Mahasiswa mencoba untuk menanggapi dan memecahkan masalah dari informasi yang diberikan dosen dengan pengetahuan yang telah mereka ketahui melalui bahan bacaan. Langkah ke-5

Recite

Meminta mahasiswa untuk membuat intisari dari seluruh pembahasan materi yang terdapat di dalam teks.

a. Menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan.

b. Melihat catatan singkat yang dibuat sebelumnya.

c. Membuat intisari dari materi yang terdapat di dalam teks. Langkah ke-6

Review

a. Menugaskan mahasiswa untuk membaca intisari yang dibuatnya dengan rincian ide pokok yang ada dalam pikirannya.

b. Meminta mahasiswa untuk membaca kembali jika masih belum yakin dengan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan.

a. Membaca intisari yang telah dibuat

b. Membaca kembali bacaan untuk meyakinkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan.

(Trianto, 2007: 150) Setelah menggunakan strategi

PQ4R pada tahap perlakuan pertama ini, peneliti menyimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa (85%) belum mampu: (1) menentukan tema. Mahasiswa cenderung menyamakan antara judul dengan tema yang terdapat dalam teks.; (2) menentukkan jenis dokumen yang disajikan. Mahasiswa cenderung menyamakan jenis-jenis dokumen dengan jenis-jenis karangan; dan (3) membuat pertanyaan dengan struktur kalimat bahasa Perancis yang baik dan benar.

Pada perlakuan kedua, peneliti mengamati para mahasiswa mulai memahami cara menggunakan strategi PQ4R dalam membaca pemahaman, namun masih mengalami kesulitan dalam: (1) menentukan tema seperti pada tahap perlakuan pertama; (2) membuat pertanyaan dalam bahasa Perancis dengan struktur kalimat yang baik dan benar, sehingga peneliti harus memberikan contoh-contoh pertanyaan yang lebih banyak dan mudah untuk dipahami oleh mahasiswa; dan (3) menjawab pertanyaan dengan jawaban secara rinci.

Pada perlakuan ketiga, peneliti menyatakan bahwa para mahasiswa telah memahami dengan baik penggunaan strategi PQ4R dan isi teks yang dikaji secara mendalam. Hal ini terbukti dari sebagian besar mahasiswa (85%) telah menjawab dengan benar atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Namun,

kurangnya penguasaan kosakata

mahasiswa masih menjadi kendala utama dalam penentukan ide pokok dari teks yang dibaca. Untuk mengatasi hal itu, peneliti telah mencoba memberikan sinonim atau antonim dari kata kunci yang ada dalam teks, bahkan illustrasi cerita pada saat usaha pertama tidak berhasil, sehingga mahasiswa memiliki gambaran yang lebih akurat tentang ide pokok yang dimaksud dalam teks. Selanjutnya, mahasiswa mulai mampu membuat pertanyaan-pertanyaan dengan struktur kalimat yang baik dan benar dalam bahasa Perancis, sekaligus menemukan jawaban atas pertanyaan yang dibuatnya.

Pada perlakuan keempat, peneliti menyimpulkan mahasiswa telah mampu (1) menerapkan dengan baik langkah-langkah dari strategi PQ4R dalam

(18)

membaca pemahaman; (2) menemukan ide pokok dari teks yang dikaji walaupun kalimat yang disusun belum sempurna, namun dari segi makna lebih berterima; dan (3) mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang teks yang dibahas dengan susunan kalimat bahasa Perancis yang baik dan benar serta menemukan jawaban atas pertanyaan yang dibuatnya.

SIMPULAN

Mengacu kepada tujuan penelitian yang telah dipaparkan pada Bab I sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa: (1) Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata prates mahasiswa sebesar 9,15. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman mahasiswa terhadap teks bahasa Perancis yang dibacanya sebesar 45,75 %. Sedangkan nilai rata-rata pascates mahasiswa sebesar 13,18. Dengan kata lain, tingkat pemahaman mahasiswa terhadap teks bahasa Perancis yang dibacanya sebesar 65,9 %. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan nilai rata-rata mahasiswa yang cukup signifikan sebelum dan sesudah penggunaan strategi PQ4R dalam pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Perancis (Compréhension écrite IV); (2) Berdasarkan hasil perhitungan statistik, dengan menggunakan taraf signifikansi 1% (-1) dan derajat kebebasan d.b = (N-1) = 20-1 = 19, maka diperolah t-tabel sebesar 2,861 dan t-hitung sebesar 16,829, sehingga t-hitung lebih besar dari t-tabel. Oleh karena itu, peneliti dapat menyimpulkan bahwa hipotesis kerja diterima. Jadi, penggunaan strategi PQ4R dianggap efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Perancis mahasiswa semester IV Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI tahun akademik 2013/2014 setara dengan level A2 DELF du CECRL, serta memberikan pengalaman belajar yang sangat berharga kepada mahasiswa; (3) Kelebihan-kelebihan dari strategi PQ4R ini, yaitu:

(a) memungkinkan mahasiswa untuk mengingat materi yang telah dipelajarinya dalam jangka waktu yang lama;

(b) dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk bertanya dan menjawab dalam bahasa Perancis dengan rinci;

(c) dapat digunakan dalam

pembelajaran deklaratif, seperti konsep, definisi, dan pengetahuan yang dapat diterapkan sehari-hari, dan

(d) membantu mahasiswa berpikir secara kritis.

Sedangkan kekurangan dari strategi ini adalah:

(a) sulit diterapkan pada kelas dengan jumlah mahasiswa yang banyak, karena dosen tidak dapat membimbing mahasiswa secara intensif, terutama dalam membuat pertanyaan; dan

(b) strategi PQ4R ini tidak cocok digunakan pada mahasiswa tingkat pemula karena menuntut adanya pengetahuan dasar mengenai bahasa asing yang digunakan di dalam teks yang dipelajarinya, dalam hal ini pengetahuan dasar bahasa Perancis tingkat A1 DELF du CECRL.

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu

disampaikan. Pertama, untuk

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Perancis, mahasiswa disarankan untuk tidak bergantung pada salah satu strategi yang diterapkan oleh dosen, namun harus disesuaikan dengan tujuan membaca yang hendak dicapai, serta meningkatkan frekuensi kegiatan membaca aneka jenis bacaan dalam bahasa Perancis. Kedua, Strategi PQ4R dapat dijadikan sebagai salah satu strategi membaca alternatif yang dapat diterapkan oleh pengajar dalam pengajaran membaca pemahaman teks bahasa Perancis, terutama pada mata kuliah Compréhension Ecrite IV di

(19)

Departemen Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2010). Strategi membaca, teori dan pembelajarannya. Bandung: Rizqi Press.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Chauvet, A. (2008). Référentiel pour le

Cadre Européen Commun. Paris: CLE International.

Cuq, J. (2003). Dictionnaire de didactique du français langue étrangère et seconde. Paris : CLE International.

Desmons, F. (2005). Enseigner le FLE; Pratiques de classe. Paris: Belin. Iskandarwassid & Sunendar, D. (2008).

Strategi pembelajaran bahasa. Bandung: Rineka Cipta.

Moirand, S. (1979). Situastion d’écrit, compréhension, production en langue étrangère. Paris: CLE International.

Slavin. (2008). Strategy PQ4R. Diunduh tanggal 3 Februari 2011, dari: http://userwww.sfs.edu/~foreman/itec 800/finalprojets/danabayer/studyskills/ pq4r.htm

Sudjana, N. (2010). Penilaian proses belajar mengajar. Bandung: Rosdakarya. Suhendar dan Supinah, P. (1992).

Pengajaran dan ujian keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Jakarta: Pionir Jaya.

Tagliante, C. (1994). La classe de langue. Paris: CLE International.

__________.(2005). L’évaluation et le Cadre européen commun: Technique et Pratiques de Classe. Paris: CLE International.

Tarigan, H.G. (1989). Metodologi pengajaran bahasa. Jakarta: Depdikbud.

__________. (1994). Kemampuan membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Trianto. (2007). Model-model

pembelajaran inovatif berorintasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

http://www.iidris.fr http://www.ib.refer.org

http://userwww.sfs.edu/~foreman/itec800/fina projets/danabayer/studyskills/pq4r.htm

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak Universitas Pendidikan Indonesia dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UPI yang telah memfasilitasi, memonitor, dan mengevaluasi terhadap penelitian ini, juga kepada dosen pengampu mata kuliah Compréhension Ecrite IV dan para mahasiswa peserta mata kuliah tersebut yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menerapkan strategi PQ4R ini.

Gambar

Tabel 1.Kriteria penilaian tes membaca pemahaman bahasa Perancis   level A2 DELF du CECRL
Tabel 3. Distribusi nilai prates dan pascates keterampilan membaca pemahaman   teks bahasa Perancis mahasiswa level A2 DELF
Tabel 4. Selisih antara variabel x dan y  No.  Responden (N) Prates(X) Pascates(Y) d = Y-X 001 10 15 5 002 8,5 13 4,5 003 6 10,5 4,5 004 7,5 12 4,5 005 6 11 5 006 7 11 4 007 12 13,5 1,5 008 7 12 5
Tabel  6  di  bawah  ini  merupakan  hasil  dari perhitungan jumlah deviasi kuadrat  masing-masing subjek:
+3

Referensi

Dokumen terkait

Orang yang tingkat kreativitasnya tinggi umumnya tingkat produktifitasnyapun tinggi, dengan kata lain orang kreatif juga produktif (Yennita et al, 2009). Kreativitas dan

Hal ini menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas tes termasuk dalam kategori (0,600- 0,800), maka instrumen dinyatakan memiliki reliabilitas yang sedang. Dengan demikian

 Seksi Pengelolaan data, Kemitraan jasa titipan &amp; Interoperabilitas.  Seksi Tata kelola e-Gov (Topologi

Berikut Jadwal Final French Open 2017.. kami mungkin bodoh tapi punya hati. kami memilih dengan hati yang tulus. para kontestan pemilu dan calon pemimpin atau/dan pemimpin sering

Dengan demikian pelelangan ini dinyatakan &#34;gagal&#34; dengan mengacu kepada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang perubahan kedua atas Peraturan

konsep. ♦ Mahasiswa dapat menganalisa hasil perancangan data

 Teknologi informasi dan komunikasi adalah sarana dan prasarana (hardware, software, dan useware) sistem dan metode untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan,

Proses Tahapan Pelaporan Aktor Kebutuhan Fungsional Sistem Penyusunan rekapitulasi RPS dan kehadiran dosen Dosen, akademik prodi, admin prodi Menyusun rekapitulasi RPS