PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN
PREVIEW, QUESTION,
READ, REFLECT, RECITE, REVIEW
TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP DI KELAS VIII
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NUSANTARA INDAH
SINTANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Lukmi Abdah dan Florentina Rahayu Esti WahyuniSTKIP Persada Khatulistiwa Sintang e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini mengetahui penerapan strategi pembelajaran PQ4R terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Subjek penelitian ini siswa kelas VIII SMP Nusantara Indah Sintang, objek penelitian yaitu kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Alat pengumpulan data berupa soal tes. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh nilai rata-rata pretest kelas eksperimen 48,84 sedangkan posttes 82,48 dan kelas kontrol pretest 39,40 sedangkan posttes 49,13. Indeks Gain kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen diperoleh nilai 0,65 dan pada kelas kontrol diperoleh nilai 0,16. Hasil uji hipotesis berpikir kritis siswa untuk nilai pretest
thitung>ttabelyaitu 3,49 > 2,015 maka Ha diterima artinya terdapat perbedaan signifikan
kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Untuk hasil berpikir kritis siswa nilai posttes thitung<ttabelyaitu 1,27 < 2,015 maka Ho diterima artinya tidak
terdapat perbedaan signifikan kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Kata kunci: PQ4R, Berpikir Kritis.
PENDAHULUAN
Menghadapi tantangan di era globalisasi dan persaingan dalam pengetahuan, diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan berpikir dan intelektual tinggi, yaitu mencakup penalaran logis, berpikir sistematis, kritis, cermat, dan kreatif, serta mampu mengkomunikasikan gagasan terutama dalam memecahkan masalah. Kemampuan-kemampuan tersebut seyogyanya dikembangkan melalui proses pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan secara sengaja agar tercipta pengetahuan pada diri siswa.
Sejauh ini situasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia selalu mengalami perubahan dan perkembangan secara terus-menerus sebagai akumulasi respon terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi selama ini karena pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni budaya, kegiatan ini mengakibatkan timbulnya persaingan yang ketat dan meningkat agar setiap manusia mampu bersaing dalam segala bidang yang menuntut intelektual dan emosional yang tinggi. Hal ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum.
Undang-undang Sisdiknas No.2 Tahun 1998 Pasal 5 Bab 2 (Hernawan, 2007: 1.5) tentang sistem pendidikan nasional, “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar”. Rencana atau pengaturan tersebut dituangkan dalam kurikulum tertulis yang disebut Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP). GBPP tersebut memuat komponen-komponen minimal yang mecakup tujuan yang ingin dicapai, konten atau materi yang akan disampaikan strategi pembelajaran yang akan dilakukan, dan evaluasi, bahkan tercakup pula distribusi materi dalam setiap semester/caturwulan, media pembelajaran, dan sumber-sumber rujukannya. Bila semua komponen tersebut terpenuhi dengan baik, maka tujuan pendidikan di Indonesia akan tercapai.
Menurut Ihsan (2011: 6), “Pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai, yaitu individu yang kemampuan-kemampuan dirinya berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya sebagai seorang individu, warga negara atau warga masyarakat”. Unsur pendidikan yang demikian dapat tercipta melalui suatu bentuk sistem pembelajaran yang aktif.
Hamalik (Sanjaya, 2011: 6) menyatakan bahwa, “Sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan”. Unsur manusiawi dalam sistem pembelajaran terdiri atas siswa, guru/pengajar, serta orang-orang yang mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran, termasuk pustakawan, laboran, tenaga administrasi bahkan mungkin penjaga kantin sekolah. Material adalah berbagai bahan pelajaran yang dapat disajikan sebagai sumber belajar, misalnya buku-buku, film, slide suara, foto, CD, dan lain sebagainya. Selanjutnya fasilitas dan perlengkapan adalah segala sesuatu yang dapat mendukung terhadap jalannya proses pembelajaran, misalnya ruang kelas, penerangan, perlengkapan komputer, audio-visual dan lain sebagainya. Kemudian prosedur adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran misalnya, strategi dan metode pembelajaran, jadwal pembelajaran, pelaksanaan evalusi, dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil observasi di tingkat sekolah menengah pertama, ditemukan masih banyak guru yang mengajar dengan cara yang kurang menarik dan membosankan bagi siswa, kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan. Hal ini membuat siswa terkesan malas dan tidak termotivasi untuk belajar lebih giat. Kegiatan pembelajaran masih terpusat pada guru sehingga proses belajar menjadi kaku, kurang mendukung pengembangan, sikap dan keterampilan siswa. Hal ini dapat berpengaruh pada kemampuan berpikir kritis siswa.
Proses pembelajaran di SMP Nusantara Indah Sintang, sementara ini siswa masih bersikap pasif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa terkesan malas dalam mengerjakan tugas dari guru. Oleh sebab itu, untuk menciptakan proses pembelajaran yang aktif maka, diperlukan adanya pendekatan dan metode pembelajaran yang sesuai. Agar dapat memberi daya tarik pada siswa dalam belajar dan memahami informasi yang telah disampaikan.
Menurut Johnson (Kusrini, 2015: 2), “Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisa asumsi dan melakukan penelitian ilmiah”. Berpikir kritis ini diterapkan supaya siswa dapat belajar memecahkan masalah secara sistematis dalam menghadapi tantangan, secara inovatif dan mendesain solusi yang mendasar. Agar tingkat keberhasilan berpikir kritis siswa dapat tercapai guru harus mempunyai daya kepekaan dalam mengidentifikasi serta mengevaluasi faktor-faktor pembelajaran yang dapat meningkatkan daya berpikir kritis siswa. Guru juga harus bisa memilih strategi dan model yang sesuai dalam proses pembelajaran, serta interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, serta terjadi interaksi positif antara guru, siswa dan model pembelajaran.
Proses mengajarkan kecakapan berpikir kritis di SMP Nusantara Indah Sintang khususnya dalam mata pelajaran IPA sangat perlu di cari model maupun strategi
pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran yang berbasis pada filsafat kontruktivisme dengan stategi elaborasi tampaknya dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA untuk mencapai tujuan belajar IPA dan siswa termotivasi untuk belajar serta melatih kecakapan berpikir kritis siswa, serta dapat memotivasi siswa dalam belajar.
Menurut Sapriya (Mayasari, 2011: 19), “Metode PQ4R digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca dan membantu proses belajar mengajar di kelas dengan kegiatan membaca buku, metode ini dicetuskan oleh Thomas dan Robinson pada tahun 1972”. Strategi PQ4R merupakan strategi yang paling banyak dikenal untuk membantu siswa memahami materi yang mereka baca.
Strategi pembelajaran PQ4R merupakan strategi pembelajaran yang berbasis pada filsafat kontruktivisme dan jenis pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi cara berpikir kritis siswa dan memberi motivasi siswa. Strategi pembelajaran PQ4R menghendaki siswa untuk lebih banyak belajar sendiri dengan cara membaca dan berusaha mengembangkan kreativitas dalam pengembangan masalah yang dihadapi.
Strategi pembelajaran PQ4R merupakan strategi pembelajaran yang berbasis pada filsafat yang mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna jika ia diberi kesempatan untuk bekerja, menemukan, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru. Dengan bantuan media peta konsep siswa akan lebih memahami dan suasana pembelajaran terkesan tidak membosankan.
Strategi PQ4R memiliki ciri siswa mencari masalah dan memecahkan masalah dengan cara membaca kemudian mengungkapkannya di depan kelas, dengan ini siswa akan termotivasi secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan berpeluang untuk berdialog dalam mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk lebih menekankan pada penerapan strategi pembelajaran PQ4R dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) Terhadap Motivasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Nusantara Indah Sintang”.
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Bentuk penelitian quasi experimental, menggunakan Nonequivalent Control Group Design,sebagaimana termuat dalam Tabel 1.
Tabel 1
Nonequivalent Control Group Design
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Nusantara Indah Sintang yang berjumlah 69 siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik probability sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII A berjumlah 22 siswa dan VIII B berjumlah 25 siswa. Variabel terikat berupa kemampuan berpikir kritis yang mencakup konsep, pertanyaan terhadap masalah, informasi, interprestasi, dan menarik kesimpulan serta implikasi dan sebab akibat. Data diolah menggunakan statistik deskriptif.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
O1 X O2
Kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen sesudah dan sebelum menggunakan strategi pembelajaran PQ4R dan siswa kelas kontrol sesudah dan sebelum pembelajaran konvensional dapat dilihat dalam Gambar 1.
Gambar 1
Hasil Pretest dan Posttest
Tabel 2
Hasil Uji Hipotesis dengan Uji t-dua Sampel untuk Pretest Kelas N Rerata Pretest thitung ttabel (α = 5%) db = 55 Keterangan Eksperimen 25 48,84 3,49 2,015 Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis antara siswa kelas
eksperimen dan siswa kelas kontrol Kontrol 22 39,40
Tabel 3
Hasil Uji Hipotesis dengan Uji t-dua Sampel untuk Posttes Kelas N Rerata Pretest thitung ttabel (α = 5%) db = 55 Keterangan Eksperimen 25 82,48 1,27 2,015 Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan
berpikir kritis antara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol Kontrol 22 49,13 48.84 82.48 39.4 49.13 100 0 20 40 60 80 100 120 Pretest Posttes
Chart Title
Kelas Eksperimen Kelas KontrolAnalisis uji hipotesis menggunakan Uji t-dua sampel. Nilai rata-rata untuk kelas eksperimen 48,84 dan kelas kontrol 39,40, setelah dilakukan uji hipotesis parametrik dengan menggunakan uji t-dua sampel diperoleh thitung 1,34 sedangkan nilai ttabel pada α = 5% dengan
db (N+N-2 = 45) adalah 2,054 hal ini berarti nilai thitung<ttabel yaitu 1,34 < 2,054 maka H0
diterima. Sedangkan uji t-dua sampel untuk data posttes diketahui nilai rata-rata untuk kelas eksperimen 82,48 dan kelas kontrol 49,13 setelah dilakukan uji hipotesis parametrik dengan menggunakan uji t- dua sampel diperoleh thitung 2,49 sedangkan nilai ttabel pada α = 5%
dengan db (N+N-2 = 45) adalah 2,01. Hal ini berarti nilai thitung>ttabelyaitu 2,49 > 2,01 maka
Ha diterima. Hal ini dikarenakan strategi pembelajaran ini menyajikan kepada siswa suatu permasalahan nyata yang dapat meransang siswa secara aktif untuk bekerjasama mengidentifikasi dan berdiskusi untuk memecahkan masalah. Proses pemecahan masalah menuntut siswa untuk bepikir kritis. Adanya masalah yang telah dipecahkan akan membuat siswa memiliki pemahaman terhadap materi yang sedang dipelajari. Hal ini sejalan dengan penelitian Utami (2014), yang berjudul “Efektivitas Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pokok Bahasan Ekosistem” dengan hasil hipotesisnya Zhitung > Ztabel yaitu 22,46 > 1,96, dapat disimpulkan kemampuan
berpikir kritis siswa kelas eksperimen pada pretest dan posttest mengalami peningkatan. KESIMPULAN
Berpikir kritis siswa pada materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup sebelum penerapan pembelajaran konvensionaldi kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata 39,40 untuk kemampuan berpikir kritis siswa dengan kategori “Kurang”. Diperoleh nilai rata-rata 49,13 untuk kemampuan berpikir kritis siswa dengan kategori “Kurang”. Berpikir kritis siswa pada materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup sebelum penerapan strategi pembelajaran PQ4R di kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata 48,84 dengan kategori “Kurang”. Diperoleh nilai rata-rata 82,48 untuk kemampuan berpikir kritis siswa setelah penerapan strategi PQ4R dengan kategori “Sangat Baik”. Data pretest menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis antara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol sebelum pembelajaran. Sedangkan data posttest
menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis antara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol setelah pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Hernawan, dkk. (2007). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Ihsan, F. (2011). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Kusrini. (2015). Efektivitas Model Cooperative Learning Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI MIA pada Pokok Bahasan Sel. Skripsi pada Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang: tidak diterbitkan.
Mayasari, D. (2012). Penerapan Metode Pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian
Tindakan Kelas di SMPN 3 Tangerang Selatan). (Online). Tersedia:
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/298/1/101942-DINA%20MA. (2 Februari 2015).
Utami, N. (2014). Efektivitas Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pokok Bahasan Ekosistem. Skripsi pada
Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang: tidak diterbitkan.