• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan media komik sejarah bermuatan pendidikan karakter dalam materi respon Bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme untuk siswa SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan media komik sejarah bermuatan pendidikan karakter dalam materi respon Bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme untuk siswa SMA"

Copied!
313
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK SEJARAH BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATERI RESPON BANGSA INDONESIA TERHADAP IMPERIALISME DAN KOLONIALISME UNTUK SISWA SMA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah. Oleh : IRINE DEWI PUTI ANGGINI NIM : 131314009. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Skripsi ini saya persembahkan kepada : 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa melindungi, dan memberkati saya. 2. Kedua orang tua yang amat saya cintai; Bapak Yohanes Sentot Wijoyo dan Ibu Catharina Ismaningsih, serta adik saya; Adik Elisabeth Marcelina Anggraini yang senantiasa memberikan dukungan, doa, semangat, dan kekuatan selama ini. 3. Sahabat-sahabat yang sangat saya sayangi yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan bantuan.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. “Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya” (Mazmur 139:14). Ubahlah dirimu sendiri terlebih dahulu, maka dengan teladan, kamu bisa mempengaruhi orang lain dan dunia. (Uskup Anglikan). Kegagalan di masa lalu adalah pelajaran, dan keberhasilan adalah motivasi. Jangan pernah takut akan gagal, tapi jadilah takut karena tidak mencoba. (Irine Dewi Puti Anggini). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skrispsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmu. Yogyakarta, 31 Juli 2017 Penulis. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:. Nama. : Irine Dewi Puti Anggini. Nomor Mahasiswa. : 131314009. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : “PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK SEJARAH BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATERI RESPON BANGSA INDONESIA TERHADAP IMPERIALISME DAN KOLONIALISME UNTUK SISWA SMA” Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam. bentuk. perangkat. data,. mendistribusikan. secara. terbatas,. dan. mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademisi tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 31 Juli 2017 Yang menyatakan. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK SEJARAH BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATERI RESPON BANGSA INDONESIA TERHADAP IMPERIALISME DAN KOLONIALISME UNTUK SISWA SMA. Irine Dewi Puti Anggini Universitas Sanata Dharma 2017. Penelitian ini bertujuan mengembangkan media komik sejarah bermuatan pendidikan karakter yang layak digunakan untuk siswa SMA pada materi respon bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Pengembangan media komik menggunakan langkah-langkah dan desain program pembelajaran menurut Dick & Carey: (1) analisis kebutuhan dan tujuan, (2) analisis pembelajaran, (3) analisis pembelajar dan konteks, (4) merumuskan tujuan performansi, (5) mengembangkan instrument, (6) mengembangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, (8) merancang dan melakukan evaluasi formatif, (9) melakukan revisi, dan (10) diperoleh hasil produk akhir. Validasi dilakukan oleh ahli materi, ahli media, ahli pendidikan karakter, dan guru sejarah. Subjek uji coba siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Uji coba yang dilakukan yaitu uji coba perorangan, dan kelompok. Pengumpulan data dilakukan dengan cara kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif analitis. Hasil validasi dan uji coba menunjukkan bahwa produk komik sejarah yang dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran. Hal ini ditunjukkan oleh: (1) hasil validasi dari ahli materi dalam kategori “sangat baik”, (2) hasil validasi dari ahli media dalam kategori “sangat baik”, (3) hasil validasi dari ahli pendidikan karakter dalam kategori “sangat baik”, (4) hasil validasi dari guru I dan guru II dalam kategori “baik”, (5) hasil dari uji coba perorangan dalam kategori “sangat baik”, dan (6) hasil dari uji coba kelompok termasuk dalam kategori “sangat baik” juga. Kata Kunci. : Pendidikan Karakter, dan Media Komik Sejarah.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABTRACT THE DEVELOPMENT OF HISTORY COMIC MEDIA USING CHARACTER EDUCATION ON THE MATERIAL RESPONSE OF INDONESIA ABOUT IMPERIALISM AND COLONIALISM FOR SENIOR HIGH SCHOOL STUDENT. Irine Dewi Puti Anggini Sanata Dharma University 2017. This research aims to develop a history comic media using educational character which is suitable and interesting learning media for Senior High School students related to the material, i.e. response of the Indonesian people foward imperialism and colonialism. The research method of this thesis is research and development (R&D). To the comic media the steps of instructional design model by Dick & Carey were used that involve: (1) analyzing instructional needs and goals, (2) conducting instructional analysis. (3) conducting instructional and contexting analysis, (4) writing performance objectives, (5) developing instrument, (6) developing instructional strategy, (7) developing and selecting instructional materials, (8) designing and conducting formative evaluation of instruction, (9) revising instruction, and (10) presenting final product. Product validation was performed by a material expert, a media expert, a character education expert, and two history teachers. The subjects of the trials were the eleventh grade student of the Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta. Trials done were individual and group trial. Data collection was done by questioner and interview. Analyzing technic was done with descriptive analytical method. Validation and trials result show that developing history comic media product using characteristic education was suitable to use as educational media. This is shown by: (1) scoring result from material expert was under “very good” category, (2) scoring result from media expert was under “very good” category, (3) scoring result from character education expert was under “very good”, (4) scoring result from teacher one and teacher two was under “good” category, (5) scoring result from individual trial was under “very good” category, and (6) scoring result from group trial was also under “very good” category. Key Words. : Character Education, and History Comic Media.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat dan kasih-Nya, skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Komik Sejarah Bermuatan Pendidikan Karakter dalam Materi Respon Bangsa Indonesia Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme untuk Siswa SMA” dapat dielesaikan oleh penulis. Selama menyelesaikan skripsi, banyak hambatan yang penulis alami. Namun motivasi, bantuan serta bimbingan banyak pihak, penulis mampu mengatasi hambatan yang terjadi selama mengerjakan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada pihak-pihak yang turut membantu, antara lain: 1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah membimbing penulis selama proses penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II yang turut serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Drs. S. Adisusilo J. R., M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing peneliti . 6. Para dosen Program Studi Pendidikan Sejarah yang sudah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan nilai – nilai kehidupan untuk penulis. 7. Ibu Brigida Intan Printina, M.Pd dan Ibu Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi. yang telah membantu dalam memvalidasi produk.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 8. Bapak Agus, selaku staff sekretariatan Program Studi Pendidikan Sejarah yang selalu sabar dan telaten dalam memberikan pelayanan administrasi seperti surat izin penelitian kepada penulis. 9. Kedua orang tua tercinta, yaitu Bapak Yohanes Sentot Wijoyo dan Ibu Catharina Ismaningsih yang telah memberikan doa, semangat, dan dukungan. 10. Adik tersayang yang selalu menghibur dan mendukung yaitu Elisabeth Marcelina Anggraini. 11. Sahabat-sahabat penulis yang tidak bisa penulis sebutkan semua yang selalu mendukung dan membantu. Terspesial yaitu Bernadetha Mega Purnama Putri, Dyayu Christa, Maria Sekar Palupi, Anggun Mahdalena, Arum Setyarini, Cicilia Kumara, dan Angela Flora Puspita. 12. Teman – teman dari Pendidikan Sejarah USD angkatan 2013, yang selalu memberikan semangat kepada penulis. 13. Kakak yang selalu menyemangati, mendukung, dan membantu yaitu Mbak Panti. 14. Siswa-siswa yang terkasih dari SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. 15. Semua pihak yang memberikan dukungan, bimbingan, bantuan, serta motivasi kepada penulis.. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi banyak orang.. Yogyakarta, 31 Juli 2017. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................................ i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ............................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii. BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5 C. Batasan Masalah.......................................................................................... 6 D. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6 E. Spesifik Produk yang Diharapkan ............................................................... 6 F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7. BAB II. HASIL KAJIAN PUSTAKA ................................................................. 9 A. Kajian Teori. 9. 1. Pembelajaran Sejarah .............................................................................. 9 2. Media Pembelajaran .............................................................................. 12 3. Komik sebagai Pembelajaran ................................................................ 19 xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Pendidikan Karakter .............................................................................. 25 5. Sinopsis Buku Komik ........................................................................... 34 B. Hasil Penelitian Relevan............................................................................. 37. BAB III. METODE PENGEMBANGAN ................................................... 40 A. Model Pengembangan ................................................................................ 40 B. Prosedur Pengembangan ............................................................................ 44 C. Uji Coba Produk ......................................................................................... 48 D. Jenis Data ................................................................................................... 51 E. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 52 F. Teknis Analisis Data ................................................................................... 53. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ..................... 55 A. Deskripsi Produk Awal .............................................................................. 55 B. Data Validasi dan Revisi Produk................................................................ 73 1. Data Validasi Ahli Materi ..................................................................... 73 2. Data Validasi Ahli Media...................................................................... 82 3. Data Validasi Ahli Pendidikan Karakter ............................................... 94 4. Data Validasi Guru .............................................................................. 106 C. Data Uji Coba dan Revisi Produk ............................................................ 128 1. Data Uji Coba Perorangan .................................................................. 128 2. Data Uji Coba Kelompok .................................................................... 139 D. Analisis Data ............................................................................................ 146 1. Analisis Data Ahli Materi ................................................................... 146 2. Analisis Data Ahli Media .................................................................... 149 3. Analisis Data Ahli Pendidikan Karakter ............................................. 153 4. Analisis Data Guru .............................................................................. 155 5. Analisis Data Uji Coba Perorangan .................................................... 163 6. Analisis Data Uji Coba Kelompok ...................................................... 171 E. Kajian Produk Akhir ................................................................................. 179 1. Kekurangan Produk Komik Sejarah.................................................... 182 xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Kelebihan Produk Komik Sejarah ....................................................... 182 3. Wawancara Guru Sejarah .................................................................... 183 4. Wawancara Siswa SMA ...................................................................... 185. BAB V. KESIMPULAN ............................................................................. 187 A. Kesimpulan .............................................................................................. 187 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 188 C. Saran ......................................................................................................... 189. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 191. LAMPIRAN ................................................................................................. 194. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 1: Nilai-nilai Pendidikan Karakter .............................................................. 27 Tabel 2: Jadwal Uji Coba Produk ......................................................................... 51 Tabel 3: Penilaian Acuan Pokok ........................................................................... 54 Tabel 4: Validasi Aspek Pembelajaran Ahli Materi ............................................. 73 Tabel 5: Validasi Aspek Isi Ahli Materi ............................................................... 75 Tabel 6: Rekapitulasi Validasi Ahli Materi .......................................................... 76 Tabel 7: Saran Perbaikan Ahli Materi ................................................................... 77 Tabel 8: Validasi Aspek Tampilan Ahli Media .................................................... 82 Tabel 9: Validasi Aspek Penyajian Ahli Media .................................................... 83 Tabel 10: Validasi Aspek Kebahasaan Ahli Media .............................................. 84 Tabel 11: Rekapitulasi Validasi Ahli Media ......................................................... 84 Tabel 12: Saran Perbaikan Ahli Media ................................................................. 85 Tabel 13: Validasi Aspek Pendidikan Karakter Ahli Pendidikan Karakter .......... 95 Tabel 14: Validasi Aspek Tampilan Guru I ........................................................ 107 Tabel 15: Validasi Aspek Penyajian Guru I ........................................................ 108 Tabel 16: Validasi Aspek Kebahasaan Guru I .................................................... 108 Tabel 17: Validasi Aspek Pembelajaran Guru I .................................................. 109 Tabel 18: Validasi Aspek Isi Guru I ................................................................... 111 Tabel 19: Validasi Aspek Pendidikan Karakter Guru I ...................................... 111 Tabel 20: Rekapitulasi Validasi Guru I............................................................... 113 Tabel 21: Validasi Aspek Tampilan Guru II ....................................................... 114 Tabel 22: Validasi Aspek Penyajian Guru II ...................................................... 115 Tabel 23: Validasi Aspek Kebahasaan Guru II ................................................... 115 Tabel 24: Validasi Aspek Pembelajaran Guru II ................................................ 116 Tabel 25: Validasi Aspek Isi Guru II .................................................................. 118 Tabel 26: Validasi Aspek Pendidikan Sejarah Guru II ....................................... 119 Tabel 27: Rekapitulasi Validasi Guru II ............................................................. 120 Tabel 28: Rekapitulasi Hasil Validasi oleh Guru I dan Guru II .......................... 121 Tabel 29: Aspek Tampilan Uji Coba Perorangan ............................................... 129 xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 30: Aspek Penyajian Uji Coba Perorangan ............................................... 130 Tabel 31: Aspek Kebahasaan Uji Coba Perorangan ........................................... 130 Tabel 32: Aspek Pembelajaran Uji Coba Perorangan ......................................... 131 Tabel 33: Aspek Isi Uji Coba Perorangan .......................................................... 131 Tabel 34: Aspek Pendidikan Karakter Uji Coba Perorangan ............................. 132 Tabel 35: Rekapitulasi Hasil Uji Coba Perorangan ............................................ 134 Tabel 36: Aspek Tampilan Uji Coba Kelompok................................................. 139 Tabel 37: Aspek Penyajian Uji Coba Kelompok ................................................ 140 Tabel 38: Aspek Kebahasaan Uji Coba Kelompok............................................. 140 Tabel 39: Aspek Pembelajaran Uji Coba Kelompok .......................................... 141 Tabel 40: Aspek Isi Uji Coba Kelompok ............................................................ 142 Tabel 41: Aspek Pendidikan Karakter Uji Coba Kelompok ............................... 142 Tabel 42: Rekapitulasi Hasil Uji Coba Kelompok .............................................. 144 Tabel 43: Analisis Data Aspek Pembelajaran Ahli Materi ................................. 147 Tabel 44: Analisis Data Aspek Isi Ahli Materi ................................................... 148 Tabel 45: Analisis Data Aspek Tampilan Ahli Media ........................................ 150 Tabel 46: Analisis Data Aspek Penyajian Ahli Media ....................................... 151 Tabel 47: Analisis Data Aspek Kebahasaan Ahli Media .................................... 152 Tabel 48: Analisis Data Aspek Pendidikan Karakter Ahli Pendidikan Karakter 154 Tabel 49: Analisis Data Aspek Tampilan Guru I dan Guru II ............................ 155 Tabel 50: Analisis Data Aspek Penyajian Guru I dan Guru II ............................ 157 Tabel 51: Analisis Data Aspek Kebahasaan Guru I dan Guru II ........................ 158 Tabel 52: Analisis Data Aspek Pembelajaran Guru I dan Guru II ...................... 159 Tabel 53: Analisis Data Aspek Isi Guru I dan Guru II ....................................... 161 Tabel 54: Analisis Data Aspek Pendidikan Karakter Guru I dan Guru II .......... 162 Tabel 55: Analisis Data Aspek Tampilan Uji Perorangan .................................. 163 Tabel 56: Analisis Data Aspek Penyajian Uji Perorangan.................................. 165 Tabel 57: Analisis Data Aspek Kebahasaan Uji Perorangan .............................. 166 Tabel 58: Analisis Data Aspek Pembelajaran Uji Perorangan............................ 167 Tabel 59: Analisis Data Aspek Isi Uji Perorangan ............................................. 169 Tabel 60: Analisis Data Aspek Pendidikan Karakter Uji Perorangan ................ 170 xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 61: Analisis Data Aspek Tampilan Uji Kelompok ................................... 171 Tabel 62: Analisis Data Aspek Penyajian Uji Kelompok ................................... 173 Tabel 63: Analisis Data Aspek Kebahasaan Uji Kelompok ............................... 174 Tabel 64: Analisis Data Aspek Pembelajaran Uji Kelompok ............................. 175 Tabel 65: Analisis Data Aspek Isi Uji Kelompok ............................................... 177 Tabel 66: Analisis Data Aspek Pendidikan Karakter Uji Kelompok .................. 178. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. GAMBAR I: Bagan Prosedur Pengembangan ...................................................... 48 GAMBAR II: Tampilan Sampul Luar Produk Awal ............................................ 57 GAMBAR III: Tampilan Sampul Dalam Produk Awal ........................................ 58 GAMBAR IV: Tampilan Kata Pengantar Produk Awal ....................................... 59 GAMBAR V: Tampilan Informasi dan Petunjuk Komik Produk Awal ............... 60 GAMBAR VI: Tampilan KI, KD, dan Indikator Produk Awal ........................... 61 GAMBAR VII: Tampilan Tujuan Produk Awal ................................................... 62 GAMBAR VIII: Tampilan Daftar Isi Produk Awal ............................................. 63 GAMBAR IX: Tampilan Pengenalan Tokoh Produk Awal (1) ............................ 64 GAMBAR X: Tampilan Pengenalan Tokoh Produk Awal (2) ............................. 65 GAMBAR XI: Tampilan Bagian Pertama Isi Komik Produk Awal ..................... 66 GAMBAR XII: Tampilan Bagian Kedua Isi Komik Produk Awal ...................... 67 GAMBAR XIII: Tampilan Refleksi Bagian Pertama Komik Produk Awal ......... 68 GAMBAR XIV: Tampilan Refleksi Bagian Kedua Komik Produk Awal ........... 69 GAMBAR XV: Tampilan Soal Bagian Pertama Isi Komik Produk Awal ........... 70 GAMBAR XVI: Tampilan Soal Bagian Kedua Isi Komik Produk Awal ............ 71 GAMBAR XVII: Tampilan Daftar Pustaka Produk Awal ................................... 72 GAMBAR XVIII: Tampilan bagian dialog Kaum Padri sebelum revisi .............. 78 GAMBAR XIX: Tampilan gambar dialog Kaum Padri setelah revisi ................. 78 GAMBAR XX: Tampilan bagian dialog Kaum Padri sebelum revisi .................. 79 GAMBAR XXI: Tampilan gambar dialog Kaum Padri setelah revisi ................. 79 GAMBAR XXII: Tampilan bagian dialog Kaum Padri sebelum revisi ............... 80 GAMBAR XXIII: Tampilan gambar dialog Kaum Padri setelah revisi ............... 80 GAMBAR XXIV: Tampilan gambar kesalahan mengetik sebelum revisi ........... 81 GAMBAR XXV: Tampilan gambar kesalahan mengetik setelah revisi .............. 81 GAMBAR XXVI: Tampilan gambar kesalahan mengetik sebelum revisi ........... 86 GAMBAR XXVII: Tampilan gambar kesalahan mengetik setelah revisi ............ 87 GAMBAR XXVIII: Tampilan gambar penambahan keterangan sebelum revisi 87 GAMBAR XXIX: Tampilan gambar penambahan keterangan setelah revisi ...... 88 xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. GAMBAR XXX: Tampilan gambar kalimat dialog sebelum revisi .................... 88 GAMBAR XXXI: Tampilan gambar kalimat dialog setelah revisi ..................... 89 GAMBAR XXXII: Tampilan gambar kalimat dialog sebelum revisi ................. 89 GAMBAR XXXIII: Tampilan gambar kalimat dialog setelah revisi .................. 90 GAMBAR XXXIV: Tampilan gambar balon dialog tentara sebelum revisi ........ 90 GAMBAR XXXV: Tampilan gambar balon dialog tentara setelah revisi ........... 91 GAMBAR XXXVI: Tampilan gambar sebelum revisi ......................................... 92 GAMBAR XXXVII: Tampilan gambar setelah revisi.......................................... 92 GAMBAR XXXVIII: Tampilan gambar sebelum revisi ...................................... 93 GAMBAR XXXIX: Tampilan gambar setelah revisi ........................................... 93 GAMBAR XL: Tampilan gambar sebelum revisi ............................................... 94 GAMBAR XLI: Tampilan gambar setelah revisi ................................................. 94 GAMBAR XLII: Tampilan gambar penutup bagian pertama setelah revisi ........ 98 GAMBAR XLIII: Tampilan gambar penutup bagian pertama setelah revisi ....... 99 GAMBAR XLIV: Tampilan gambar komik raut wajah sebelum revisi ............. 100 GAMBAR XLV: Tampilan gambar komik raut wajah setelah revisi................. 100 GAMBAR XLVI: Tampilan gambar sebelum revisi .......................................... 101 GAMBAR XLVII: Tampilan gambar setelah revisi ........................................... 101 GAMBAR XLVIII: Tampilan gambar sebelum revisi ....................................... 102 GAMBAR XLIX: Tampilan gambar setelah revisi ............................................ 102 GAMBAR L: Tampilan gambar sebelum revisi ................................................. 103 GAMBAR LI: Tampilan gambar setelah revisi .................................................. 103 GAMBAR LII: Tampilan gambar sebelum revisi .............................................. 104 GAMBAR LIII: Tampilan gambar setelah revisi ............................................... 104 GAMBAR LIV: Tampilan gambar sebelum revisi ............................................. 105 GAMBAR LV: Tampilan gambar setelah revisi ................................................ 105 GAMBAR LVI: Tampilan gambar cover sebelum revisi ................................... 123 GAMBAR LVII: Tampilan gambar cover setelah revisi .................................... 124 GAMBAR LVIII: Tampilan bakcground sebelum revisi ................................... 125 GAMBAR LIX: Tampilan bakcground setelah revisi ........................................ 126 GAMBAR LX: Tampilan gambar sebelum revisi .............................................. 136 xix.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. GAMBAR LXI: Tampilan gambar setelah revisi ............................................... 137 GAMBAR LXII: Diagram Analisis Data Aspek Pembelajaran Ahli Materi ..... 146 GAMBAR LXIII: Diagram Analisis Data Aspek Isi Ahli Materi ...................... 148 GAMBAR LXIV: Diagram Analisis Data Aspek Tampilan Ahli Media ........... 149 GAMBAR LXV: Diagram Analisis Data Aspek Penyajian Ahli Media ............ 150 GAMBAR LXVI: Diagram Analisis Data Aspek Kebahasaan Ahli Media ....... 152 GAMBAR LXVII: Diagram Analisis Data Aspek Pend. Karakter .................... 153 GAMBAR LXVIII: Diagram Analisis Data Aspek Tampilan Guru .................. 155 GAMBAR LXIX: Diagram Analisis Data Aspek Penyajian Guru ..................... 156 GAMBAR LXX: Diagram Analisis Data Aspek Kebahasaan Guru .................. 158 GAMBAR LXXI: Diagram Analisis Data Aspek Pembelajaran Guru ............... 159 GAMBAR LXXII: Diagram Analisis Data Aspek Isi Guru ............................... 160 GAMBAR LXXIII: Diagram Analisis Data Aspek Pend. Karakter Guru .......... 162 GAMBAR LXXIV: Diagram Analisis Data Aspek Tampilan Perorangan ........ 163 GAMBAR LXXV: Diagram Analisis Data Aspek Penyajian Perorangan ......... 164 GAMBAR LXXVI: Diagram Analisis Data Aspek Kebahasaan Perorangan .... 166 GAMBAR LXXVII: Diagram Analisis Data Aspek Pembelajaran Perorangan 167 GAMBAR LXXVIII: Diagram Analisis Data Aspek Isi Perorangan ................. 168 GAMBAR LXXIX: Diagram Analisis Data Pend. Karakter Perorangan ........... 170 GAMBAR LXXX: Diagram Analisis Data Aspek Tampilan Kelompok ........... 171 GAMBAR LXXXI: Diagram Analisis Data Aspek Penyajian Kelompok ......... 172 GAMBAR LXXXII: Diagram Analisis Data Aspek Kebahasaan Kelompok .... 174 GAMBAR LXXXIII: Diagram Analisis Data Aspek Pembelajaran Kelompok 175 GAMBAR LXXXIV: Diagram Analisis Data Aspek Isi Kelompok .................. 176 GAMBAR LXXXV: Diagram Analisis Data Pend. Karakter Kelompok........... 178. xx.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1a: Kuesioner Ahli Materi .................................................................. 194 Lampiran 1b: Kuesioner Ahli Media .................................................................. 199 Lampiran 1c: Kuesioner Ahli Pendidikan Karakter ............................................ 204 Lampiran 1d: Kuesioner Guru ............................................................................ 208 Lampiran 1e: Kuesioner Siswa ........................................................................... 216 Lampiran 2a: Validasi Ahli Materi ..................................................................... 223 Lampiran 2b: Validasi Ahli Media ..................................................................... 228 Lampiran 2c: Validasi Ahli Pendidikan Karakter ............................................... 233 Lampiran 2d: Validasi Guru I ............................................................................. 237 Lampiran 2e: Validasi Guru II ............................................................................ 244 Lampiran 2f: Uji Coba Perorangan ..................................................................... 251 Lampiran 2g: Uji Coba Kelompok ...................................................................... 258 Lampiran 3: Data Siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ................................ 265 Lampiran 4a: Data Rekapitulasi Uji Perorangan ................................................ 266 Lampiran 4b: Data Rekapitulasi Uji Kelompok.................................................. 269 Lampiran 5: Silabus ............................................................................................ 272 Lampiran 6: RPP ................................................................................................. 276 Lampiran 7: Dokumentasi Uji Coba Siswa......................................................... 287 Lampiran 8a: Surat Izin Validasi Ahli Pendidikan Karakter .............................. 289 Lampiran 8b: Surat Izin Penelitian ..................................................................... 290 Lampiran 9: Rumus Penilaian Acuan Patokan .................................................. 291. xxi.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kepribadian nasional adalah kepribadian yang bersumber pada pengalaman bersama suatu bangsa atau sejarahnya. Sejarah merupakan cerita tentang pengalaman bersama suatu komunitas atau bangsa di masa lampau yang mampu membentuk sebuah identitas nasional. Dalam hal ini, sejarah nasional memiliki fungsi yang sangat pokok yaitu untuk menciptakan kesadaran nasional yang memperkuat solidaritas. Sehubungan dengan itu, pelajaran sejarah nasional amat strategis fungsinya bagi pendidikan nasional, dikarenakan pelajaran sejarah memiliki fungsi sosio-kultural, yaitu membangkitkan kesadaran historis. Kesadaran historis merupakan awal dari dibentuknya kesadaran nasional,1 hal inilah yang membangkitkan inspirasi dan aspirasi kepada generasi muda bagi pengabdian kepada negara penuh dan kesediaan untuk berkorban. Oleh karena itu, dapat terlihat jelas bahwa pelajaran sejarah tidak semata-mata memberi pengetahuan, fakta, dan kronologi, melainkan mampu menjadi dasar untuk membentuk sebuah jati diri suatu bangsa. Kesadaran akan sejarah merupakan hal yang sangat mendasar dalam pembentukan kepribadian nasional. Kesadaran sejarah sangatlah penting karena semangat nasionalisme tidak dapat ditumbuhkan tanpa adanya kesadaran sejarah. Upaya dalam membangun kepribadian nasional, sejarah dan pendidikan. 1. Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta, Ombak, 2011, hlm. 30. 1.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. merupakan dua hal yang memiliki hubungan erat dalam proses pembentukan kesadaran sejarah.2 Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau. Pengetahuan masa lampau tersebut mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan utuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik . Sejarah dalam pembelajaran diharapkan mampu mencegah dan mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada masa kini, terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan tantangan masa depan yang terkait erat dengan perubahan sosial yang semakin cepat yaitu berupa tantangan yang menyangkut pergeseran nilainilai dalam masyarakat, yang kadang-kadang juga membawa krisis nilai. Oleh karena itu, pendidikan nilai merupakan hal utama bagian integral kegiatan pendidikan, sebab pendidikan pada dasarnya melibatkan pembentukan sikap, watak dan kepribadian peserta didik. Pendidikan tidak hanya bertujuan menghasilkan pribadi yang cerdas dan terampil, tetapi juga pribadi yang berbudi pekerti luhur, tanpa disertai dengan integritas pribadi, kecerdasan dan keterampilan cenderung disalah gunakan. 3 Pembelajaran sejarah yang merupakan bagian dasar penting untuk membentuk sebuah kepribadian nasional suatu bangsa, pada umumnya memiliki prosedur pembelajaran yang sangat kering. Prosedur pembelajaran yang kering itu tampak pada setiap pembelajaran sejarah yang biasanya hanya memfokuskan pada peningkatan aspek kognitif, sehingga materi yang disampaikan oleh guru sebatas 2. Ibid, hlm. 32 Alpiyanto dkk, Aplikasi Pendidikan Karakter & Metode Pembelajaran yang Mencerdaskan Berbasis Hati Nurani, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2013, hlm. 30 3.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. teori saja yang membuat siswa belajar dengan cara hafalan bukan pemahaman. Penyebab masalah itu yakni kekeliruan guru dalam memilih metode dan media pembelajaran. Kesalahan memilih metode akan membuat siswa menjadi sulit untuk memahami suatu pembelajaran bahkan bisa menjadi bosan. Apabila guru tidak cermat dalam memilih strategi mengajarnya, maka akan berakibat fatal bagi pola kegiatan belajar mengajarnya. Selanjutnya, pencapaian tujuan pengajaran akan terganggu bahkan bisa gagal. Pembelajaran sejarah sulit menampilkan peristiwa-peristiwa sejarah di dalam kelas untuk diamati dan diperiksa langsung oleh siswa. Dengan kata lain, kita tidak mungkin mengamati peristiwa sejarah secara langsung sehingga mengharuskan guru untuk memanfaatkan berbagai alat bantu mengajar yang mungkin memvisualisasikan peristiwa sejarah sedemikian rupa sehingga lebih memudahkan siswa untuk menangkap serta menghayati gambar peristiwa tersebut. Kenyataan inilah kiranya peranan dari media pengajaran mutlak diperlukan dalam pengajaran sejarah.4 Media pembelajaran hendaknya bervariasi dan menarik agar peserta didik mampu sungguh-sungguh memperhatikan materi dalam pembelajaran sehingga tidak mudah merasa jenuh. Contoh dari media pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran yaitu power point, alat-alat untuk games, video, gambar, komik dan lain-lain. Keaktifan siswa sangat penting diperhatikan dalam membantu memahami materi sejarah beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya demi mewujudkan 4. I Gde Widja, Dasar-Dasar Pengembangan Strategi serta Metode Pengajaran Sejarah, Jakarta, Depdikbud, 1989, hlm. 60.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. suatu identitas nasional. Materi sejarah akan mudah dipahami apabila siswa aktif dan mandiri dalam mengembangkan pengetahuannya. Oleh sebab itu, pemilihan metode sangat penting diperhatikan agar terwujudnya pembelajaran yang mandiri. Kosasih Djahari dan Fatimah Ma‟mun dalam I Gde Widja menjelaskan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang bisa digunakan sebagai alat bantu dalam rangka mendukung usaha-usaha pelaksanaan strategi serta metode mengajar yang menjurus kepada pencapaian tujuan pengajaran.5 Guru hendaknya sudah menguasai berbagai macam prinsip penggunaan media pengajaran pada umumnya, agar media pembelajaran benar-benar menunjang semaksimal mungkin pencapaian tujuan pembelajaran sejarah. Media-media menarik yang dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah yaitu berupa peninggalan-peninggalan sejarah misalnya alat-alat dapur kuno, tombak, bekas-bekas peluru, dan lain-lain, kemudian media berupa model-model misalnya replika candi, replika senjata pada zaman kerajaan kuno, dan lain-lain. Media yang lain yaitu berupa peta dan media modern seperti proyektor. Oleh sebab itu, sebagai pendidik, nilai-nilai nasional hendaknya diterapkan ke dalam pembelajaran dengan kemasan media yang menarik dan tidak membosankan. Media tersebut contohnya adalah buku komik. Beberapa hasil survei mengenai respon masyarakat umum tentang komik, menujukkan bahwa rata-rata hampir semua kalangan umur suka membaca komik6. Oleh sebab itu, sangat baik apabila komik dimanfaatkan untuk mengelola program pendidikan, sebab komik dapat memberikan porsi alternatif kreatif kepada anak 5. Idem. Andre Rinanto, Peranan Media Audiovisual Dalam Pendidikan, Yogyakarta, Yayasan Kanisius, 1982, hlm. 41 6.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. didik secara menyeluruh. Komik mampu membuat peserta didik tidak akan pasif melainkan akan menjadi aktif dan dengan hal ini mampu memungkinkan bahwa pelajaran tidak hanya dihafal melulu oleh anak didik, tetapi akan lebih dipahami7. Peserta didik tidak hanya dimudahkan dalam pemahaman materi pembelajaran tetapi juga dituntun untuk memiliki kepribadian yang baik, cinta tanah air dan rela berkorban. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Pengembangan Media Komik Sejarah Bermuatan Pendidikan Karakter Pada Materi Respon Bangsa Indonesia Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme Untuk Siswa SMA”. Harapan dari hasil penelitian ini adalah agar mampu mengembangkan media komik sejarah bermuatan pendidikan karakter yang layak digunakan sebagai alat pembelajaran sejarah yang menarik.. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: Seperti apakah Media Komik Sejarah Bermuatan Pendidikan Karakter pada Materi Respon Bangsa Indonesia Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme yang layak digunakan untuk Siswa SMA?. 7. Ibid, hlm. 43.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada kompetensi dasar yang membahas tentang strategi perlawanan daerah terhadap Bangsa Barat. Peneliti juga akan menyertakan nilai karakter berupa nasionalisme dan patriotisme dalam komik yang bercerita tentang kisah perlawanan Pattimura dan Imam Bonjol.. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media komik sejarah bermuatan pendidikan karakter dalam materi respon bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme yang layak digunakan untuk siswa SMA.. E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini digunakan sebagai media penunjang proses belajar. Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut: 1. Media komik disajikan dalam bentuk buku yang memuat gambar-gambar dan alur cerita sejarah yang menarik sehingga mampu meningkatkan minat belajar peserta didik. 2. Media komik disajikan dalam bentuk buku yang memiki unsur-unsur pendidikan karakter bagi siswa..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. 3. Media komik memuat alur cerita yang membantu siswa dalam memahami materi respon Bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme. 4. Media komik memuat nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme yang membantu siswa dalam mengembangkan kepribadian kebangsaan. 5. Media komik dapat digunakan sebagai penunjang belajar peserta didik SMA maupun peserta didik SMK. 6. Media komik memuat soal-soal dan evaluasi untuk melihat grafik kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. 7. Materi yang disajikan ke dalam bentuk komik sejarah yaitu mengacu pada Kurikulum 2013 revisi 2016.. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagi Sekolah Penelitian media komik ini diharapkan dapat membantu sekolah dalam melengkapi sumber belajar sekaligus menyediakan media menarik untuk peserta didik.. 2. Bagi Guru Dengan adanya media komik maka diharapkan dapat membantu guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik sehingga pembelajaran akan terasa lebih menyenangkan dan tujuan pembelajaran mampu diwujudkan secara lebih optimal..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. 3. Bagi Siswa Pengembangan media komik ini maka diharapkan akan membantu dan mempermudah siswa untuk memahami materi sejarah. Siswa tidak merasa bosan karena memiliki pengalaman belajar yang menarik dan menyenangkan. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini akan memberikan sebuah pengalaman yang baru bagi peneliti dalam membuat suatu produk berupa media pembelajaran yang mampu menarik hati peserta didik..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Sejarah a. Pengertian Pembelajaran Sejarah Sejarah merupakan suatu proses perjuangan manusia dalam mencapai gambaran tentang segala aktivitasnya yang disusun secara ilmiah dengan memperhatikan urutan waktu, diberi tafsiran dan analisa kritis, sehingga mudah dimengerti dan dipahami8. Sejarah dapat memberikan gambaran dan tindakan maupun perbuatan manusia dengan segala perubahannya. Dalam penjelasan mengenai sejarah, Sartono Kartodirdjo menyebutkan bahwa berbagai perubahan dan keberlanjutan yang disajikan dalam penjelasan sejarah akan memberikan gambaran tentang kehidupan dan menunjukkan nilai-nilai penting yang selayaknya menjadi ukuran dalam bertindak. Sejalan dengan hal tersebut sejarah bukan hanya dipahami sebagai sebuah mata pelajaran, akan tetapi lebih jauh dari itu. Sejarah adalah jalan untuk menuju pemahaman yang realistis terhadap keadaan masa sekarang, sebagai hasil memperlajari masa lalu yang akan menjadikan manusia menjadi lebih bijak dalam membuat keputusan-keputusan hidup. Dengan demikian pemahaman sejarah merupakan pemahaman tentang perubahan kehidupan manusia di masa lalu. 8. Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu, Gagasan dan Strategi Pembelajaran), Aswaja Pressindo, Banjarmasin, 2014, hlm. 54. 9.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. melalui gagasan-gagasannya yang mempunyai akibat terhadap kehidupan kita di masa sekarang dan akan datang. Pembelajaran. sejarah. menurut. Aman. adalah. pembelajaran. yang. mengandung tugas menanamkan semangat berbangsa dan bertanah air. Tugas pokok pembelajaran sejarah adalah dalam rangka character building peserta didik. Pembelajaran sejarah akan membangkitkan kesadaran empati di kalangan peserta didik, yakni sikap empati dan toleransi terhadap orang lain yang disertai dengan kemampuan mental dan sosial untuk mengembangkan imajinasi dan sikap kreatif, inovatif serta partisipatif. 9 Sejarah bukan saja berkisah tentang peristiwa tetapi juga mengulas persepsi dan pandangan masyarakat10. Pemahaman sejarah perlu dimiliki setiap orang sejak dini agar mengetahui dan memahami makna dari peristiwa masa lampau sehingga dapat digunakan sebagai landasan sikap dalam menghadapi kenyataan pada masa sekarang serta menentukan masa yang akan datang. Artinya sejarah perlu dipelajari sejak dini oleh setiap individu dengan masyarakat atau bangsanya demi terbentuknya kesadaran pentingnya sejarah terhadap persoalan kehidupan bersama seperti: nasionalisme, persatuan, solidaritas dan integritas nasional. Terwujudnya cita-cita suatu masyarakat atau bangsa sangat ditentukan oleh generasi penerus yang mampu memahami sejarah masyarakat atau bangsanya. Dalam konteks ini, sejarah adalah cara dalam menanamkan konsep-konsep; nasionalisme, persatuan, solidaritas dan integritas sosial tersebut. Konsep tersebut 9. Aman, op.cit., hlm. 2 Asvi Warman Adam, Menggugat Historiografi Indonesia, Yogyakarta, Ombak, 2005, hlm. xii. 10.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. dapat ditemukan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme dan imperialisme bangsa lain.. b. Tujuan Pembelajaran Sejarah Pembelajaran sejarah bertujuan menciptakan wawasan historis atau perspektif sejarah11. Selain itu pembelajaran sejarah juga bertujuan untuk membangkitkan kesadaran historis. Berdasarkan kesadaran historis dibentuk kesadaran nasional. Hal ini membangkitkan inspirasi dan aspirasi kepada generasi muda bagi pengabdian kepada Negara dengan penuh dedikasi dan kesediaan berkorban, membantu manusia dalam membentuk identitas kebangsaan dan karakter yang sesuai dengan bangsanya. Sejarah membantu seseorang dalam menanamkan konsep-konsep berupa nasionalisme, persatuan, solidaritas dan integritas sosial. Dengan konsep-konsep tersebut masyarakat atau bangsa mampu mewujudkan cita-citanya karena mampu memahami sejarah masyarakat atau bangsanya. Tujuan lain pembelajaran sejarah yaitu melatih daya kritis siswa untuk memahami sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan, sehingga siswa mampu menjadi peka bersikap kritis dalam setiap hal yang terjadi pada bangsanya. Belajar sejarah mampu menumbuhkan pemahaman siswa terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang, hal ini akan menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air.. 11. Aman, op.cit., hlm. 31.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. 2. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang artinya „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟12. Sadiman mengemukakan, bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.13 Media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut14. Materi yang diterima adalah pesan instruksional, sedangkan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses belajar. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan sempurna. Media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Mengingat banyaknya bentuk-bentuk media tersebut, maka guru harus dapat memilihnya dengan cermat, sehingga dapat digunakan dengan tepat. Hamalik dalam Cecep Kustandi mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.15 Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu. 12. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2014, hlm. 3 Sadiman, Arief S., dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta, Rajawali Pers, 2009 14 Rahardjo, Media Pembelajaran, Jakarta, Rajawali, 1986, hlm. 25 15 Cecep Kustandi dkk, Media Pembelajaran; Manual dan Digital Edisi Kedua, Bogor, Ghalia Indonesia, 2013, hlm. 19 13.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan atau isi pelajaran pada saat itu. Selain itu, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, memadatkan informasi, serta membangkitkan motivasi dan minat siswa dalam belajar.. b. Ciri-ciri Media Pembelajaran Ciri-ciri umum dari media pembelajaran yang disampaikan oleh Sanaky16 yaitu: 1) Media pembelajaran digunakan dalam rangka hubungan proses pembelajaran antara pengajar dan pembelajar. 2) Media pembelajaran merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas Gerlach dan Ely menyebutkan ciri-ciri yang merupakan petunjuk alasan media digunakan dan hal-halyang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya. 17 1) Ciri Fiksatif (Fixative Property) Ciri ini merupakan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi, suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media, seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, compact disk dan film. 2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property) Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-laps recording. Misalnya, bagaimana 16. Hujair Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, Yogyakarta, Kaukaa Dipantara, 2013, hlm. 43 17 Cecep Kustandi dkk, op.cit., hlm. 12-13.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. proses larva menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Selain dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. 3) Ciri Distributif (Distributive Property) Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada suatu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu, misalnya video, file komputer dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja. Dengan ciri-ciri tersebut dapat dikatakan bahwa dalam ciri fiksatif, sebuah media pembelajaran akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah karena peristiwa yang direkam mampu diputar kembali sehingga pemahaman pada sebuah materi akan lebih cepat. Ciri manipulatif dari media pembelajaran menunjukkan bahwa guru akan lebih mudah dalam menjelaskan, sehingga waktu dalam sebuah kejadian yang memakan waktu berhati-hari dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan dengan teknik rekaman fotografi.. c. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran Tujuan dari media pembelajaran sebagai alat bantu pelajaran menurut Sanaky yaitu sebagai berikut: 18 1) 2) 3) 4). Mempermudah proses pembelajaran di dalam kelas. Meningkatkan efisiensi dalam proses pembelajaran. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar. Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran. Manfaat media pembelajaran menurut Sudjana dan Ahmad yaitu sebagai. berikut: 19. 18. Hujair Sanaky, op.cit., hlm. 5.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. 1) Pembelajaran menjadi menarik perhatian dan minat siswa sehingga mampu menumbuhkan motivasi belajar. 2) Bahan dalam pembelajaran menjadi lebih jelas maknanya sehingga mampu dipahami siswa dan memudahkan siswa menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. 3) Metode mengajar menjadi lebih bervariasi, tidak hanya menggunakan komunikasi verbal dengan penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak akan bosan dan guru tidak akan mudah lelah. 4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain. Tujuan media pembelajaran yang dikemukakan oleh Sanaky menunjukkan bahwa suatu media mampu meningkatkan minat siswa, dan mendukung proses belajar sehingga kualitas pembelajaran sesuai dengan harapan dan tujuan belajar yang telah ditetapkan. Sudjana dan Ahmad memaparkan bahwa media pembelajaran bermanfaat dalam membuat sebuah proses belajar menjadi lebih seru dan menarik, serta membantu siswa menjadi lebih aktif dan tidak mudah jenuh.. d. Fungsi Media Pembelajaran Terdapat empat fungsi media pembelajaran menurut Levie dan Lentz dalam buku Cecep Kustandi20 khususnya pada media visual yaitu sebagai berikut: 1) Fungsi Atensi Fungsi atensi dalam media visual yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa agar mampu berkonsentrasi pada materi pembelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. 2) Fungsi Afektif Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. 3) Fungsi Kognitif 19. Nana Sudjana dkk, Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya), Sinar Baru Offset, Bandung, 1990 hlm. 2 20 Ibid., hlm. 19-20.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar mempermudah dalam mencapai tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. 4) Fungsi Kompensatoris Fungsi kompensatoris yaitu untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima serta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal. Sedangkan fungsi umum yang dikemukakan oleh Sanaky, media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan: 21 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7). Menghadirkan objek sebenarnya dan objek yang langkah. Membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya. Membuat konsep abstrak ke konsep kongkret. Memberi kesamaan persepsi. Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah dan jarak. Menyajikan ulang informasi secara konsisten. Memberi suasana belajar yang menyenangkan, tidak tertekan, santai, dan menarik, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi yang telah dikemukakan oleh Levie Lentz dan Sanaky, dapat. disimpulkan bahwa fungsi dari media pembelajaran adalah membantu suatu pembelajaran baik dalam menghadirkan objek, mengatasi hambatan waktu, hingga perbedaan kesulitan dari setiap siswa dalam memahami isi pelajaran yang disajikan menjadi lebih mudah, sehingga proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan membantu siswa dalam berkonsentrasi pada materi pembelajaran.. 21. Hujair Sanaky, op.cit., hlm. 7.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. e. Klasifikasi Media Pembelajaran Media pembelajaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 22 1) Bahan-bahan yang mengutamakan kegiatan membaca atau dengan menggunakan simbol-simbol kata dan visual berupa bahan-bahan cetakan dan bacaan. 2) Alat-alat audio-visual, alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini, yaitu: a) Media proyeksi, seperti: overhead projector, slide, film, dan LCD. b) Media non-proyeksi, seperti: papan tulis, poster, papan temple, kartun, papan planel, komik, bagan diagram, gambar, grafik dll. c) Benda tiga dimensi antara lain benda tiruan diorama, boneka, topeng, lembaran baik, peta, globe, pameran, dan museum sekolah. 3) Media yang menggunakan teknik atau masinal, yaitu slide, film strip, film rekaman, radio, televisi video, VCD, laboratorium elektronik, perkakas, ruang kelas otomatis, sistem interkomunikasi, komputer, internet. 4) Kumpulan benda-benda yaitu berupa peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-bahan yang memiliki nilai sejarah, jenis kehidupan, mata pencaharian, industri, perbankan, perdagangan, pemerintahan, agama, kebudayaan, politik, dan lain-lain. 5) Contoh kelakuan, perilaku pengajar. Pengajar memberi contoh perilaku atau suatu perbuatan. Misalnya, mencontohkan suatu perbuatan dengan gerakan tangan dan kaki, gerakan badan, mimik dan lain-lain. Media pembelajaran dalam bentuk ini, sangat tergantung pada inisitif, rekayasa, dan kreasi pengajar itu sendiri. Jenis media ini, hanya dapat dilihat dan ditirukan oleh pembelajar. Klasifikasi. media. pembelajaran. yang. telah. disebutkan. di. atas. menunjukkan bahwa media pembelajaran memiliki jenis yang beragam. Keragaman media dapat dimanfaatkan guru untuk menciptakan suasan belajar yang bervariasi setiap pertemuan, sehingga siswa tidak akan mudah jenuh, dan guru akan semakin terampil dalam menggunakan setiap media pembelajaran.. 22. Sanaky, op.cit., hlm. 44.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. f. Media Pembelajaran Sejarah Peristiwa sejarah tidaklah mungkin untuk diamati secara langsung sebagai pendukung proses pembelajaran sejarah. Hal itu dikarenakan peristiwa sejarah adalah peristiwa yang telah terjadi dan masa lampau hanya terjadi satu kali saja. Selain itu peristiwa sejarah merupakan peristiwa yang menyangkut tindakan manusia, yang bisa dibagi menjadi bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar itu berupa tingkah laku manusia yang kelihatan dan bisa disaksikan secara langsung, sedangkan bagian dalam itu berupa motif, keinginan, rencana serta tujuan yang diekspresikan ke luar dalam bentuk tingkah laku tertentu.23 Oleh sebab itu, hanya sebagian kecil saja peristiwa sejarah bisa dicapai melalui pengamatan biasa. Beberapa bagian dalam sejarah termasuk bagian dalam peristiwa hanya mungkin mampu dicapai melalui daya imajinasi yang tinggi. Sedangkan di sisi lain keadaan ini mengharuskan seorang guru untuk memanfaatkan berbagai alat bantu mengajar yang memungkinkan guru memvisualisasikan peristiwa sejarah sedemikian rupa sehingga lebih memudahkan siswa untuk menangkap serta menghayati gambaran peristiwa sejarah tersebut. Faktor inilah kiranya peranan dari media pengajaran mutlak diperlukan dalam pengajaran sejarah. Media pembelajaran dalam pengajaran sejarah, bukan saja berupa bendabenda atau dokumen peninggalan sejarah ataupun orang-orang sebagai pelaku sejarah yang merupakan jejak atau sumber langsung serta konkrit dari suatu peristiwa sejarah, tetapi juga hal-hal lain yang bisa membantu dan memudahkan murid untuk memvisualisasikan suatu peristiwa. Contohnya yaitu gambar-gambar,. 23. I Gde Widja, op.cit. hlm. 60.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. model ataupun diorama yang bisa dibuat sendiri oleh murid dengan bantuan guru ataupun sudah disusun oleh badan-badan pembuat media sekolah.24. 3. Komik sebagai Pembelajaran a. Definisi Komik Komik yaitu suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca.25 Apabila kartun sangat bergantung kepada dampak penglihatan tunggal, maka komik terdiri dari atas berbagai situasi cerita bersambung. Beberapa perwatakan lain dari komik harus dikenal agar kekuatan media ini bisa dihayati. Komik memusatkan perhatian di sekitar rakyat. Cerita-ceritanya mengenai diri pribadi sehingga pembaca dapat segera mengidentifikasikan dirinya melalui perasaan serta tindakan dari perwatakan-perwatakan tokoh utamanya. Cerita-ceritanya ringkas dan menarik perhatian, dilengkapi dengan aksi, bahkan dalam lembaran surat kabar dan buku-buku, komik dibuat lebih hidup, serta diolah dengan pemakaian warna-warna utama secara bebas. b. Jenis-Jenis Komik Berikut ini merupakan jenis-jenis komik dengan pengertiannya menurut Bonneff (1998:9)26: 1) Komik Strip (Comic Strips) Komik strip merupakan komik yang terdiri dari beberapa panel saja. Komik jenis ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu komik strip 24. Idem. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, op.cit., hlm. 64 26 Indiria Maharsi, Komik: Dunia Kreatif Tanpa Batas, Yogyakarta, Kata Butu, 2011, hlm. 15-20 25.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. bersambung yang berisikan sedikitnya 3 panel yang memiliki kisah yang bersambung. Jenis komik strip yang kedua yaitu kartun komik yang hanya terdiri dari tiga atau empat panel yang merupakan alat protes dalam bentuk banyolan. 2) Buku Komik (Comic Book) Buku komik merupakan komik yang disajikan dalam bentuk buku yang tidak merupakan bagian dari media cetak lainnya. 3) Novel Grafis (Graphic Novel) Novel grafis merupakan novel yang memiliki tema yang lebih serius dengan cerita yang panjang. 4) Komik Kompilasi Komik kompilasi merupakan kumpulan dari beberapa judul komik dari beberapa komikus yang berbeda. 5) Komik Online (Web Online) Komik ini menggunakan media internet dan publikasinya. Dengan memakai situ web maka komik jenis ini hanya menghabiskan biaya yang relatif lebih murah dibanding media cetak dan jangkauannya sangat luas tak terbatas. Komik ini muncul seiring dengan munculnya cyberspace di dunia teknologi komunikasi. Jenis komik yang dikemukakan oleh Bonneff menunjukkan bahwa komik memiliki banyak jenis dan bentuk cerita. Komik strip biasanya muncul pada majalah atau koran, contoh komik ini yaitu Benny dan Mice yang sering dipublikasikan pada koran kompas. Buku komik merupakan jenis komik yang sangat sering dijumpai di toko buku, karena komik jenis ini lebih banyak diproduksi dan lebih banyak digemari oleh para pembaca. Novel grafis berbeda dengan buku komik, karena yang diceritakan pada novel grafis merupakan cerita yang tidak dibaca untuk anak-anak. Komik kompilasi merupakan komik dalam bentuk buku, hanya saja di dalam buku itu terdapat kumpulan-kumpulan judul komik, contoh dari komik ini adalah komik Nakayoshi. Jenis komik yang terakhir yaitu komik online, contoh dari komik ini yaitu webtoon, dengan adanya perkembangan teknologi, jenis komik seperti ini lebih mudah didapatkan, dan lebih praktis serta murah..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. c. Komik Sebagai Media Pembelajaran Popularitas komik telah mendorong banyak guru untuk berksperimen dengan medium ini sebagai pengajaran27. Pemakaiannya yang luas dengan ilustrasi yang berwarna, alur cerita yang ringkas, dengan perwatakan orangnya yang realistis menarik semua siswa dari berbagai tingkat usia. Buku-buku komik dapat dipergunakan secara efektif oleh guru-guru dalam usaha membangkitkan minat, mengembangkan perbendaharaan kata-kata dan keterampilan membaca, serta untuk memperluas minat baca. Selain yang dipaparkan oleh Sudjana dan Ahmad, komik sebagai media pembelajaran juga mempermudah peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Komik biasanya menggambarkan tokoh-tokoh unik yang hidup dalam suasana yang unik pula, sehingga dari sifat yang dibawa oleh si tokoh mampu dirasakan pembaca sebagai kebutuhan dalam mengembangkan diri sendiri. Pembaca komik secara sadar maupun tidak sadar akan cepat terlibat dalam tokoh ataupun situasi yang diungkapkan dalam komik.28 Siswa mampu seolah-olah diajak ikut serta ambil bagian dari komik tersebut sehingga mampu memaknai nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah komik yang digunakan sebagai media pembelajaran. Sebagai salah satu media visual, media komik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri jika dimanfaatkan dalam kegiatan belajar-mengajar.. 27 28. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, op.cit., hlm. 65-69 Andre Rinanto, op.cit., hlm. 42.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. Kelebihan media komik dalam kegiatan belajar-mengajar menurut Trimo dinyatakan:29 1) Komik menambah perbendaharaan kata-kata pembacanya. 2) Mempermudah siswa menangkap hal-hal atau rumusan yang abstrak. 3) Dapat mengembangkan minat baca anak dan mengembangkan satu bidang studi yang lain. 4) Seluruh jalan cerita komik menuju pada satu hal yakni kebaikan atau studi yang lain. Sedangkan kelemahan media komik yaitu sebagai berikut:30 1) Kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca sehingga menyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku yang tidak bergambar. 2) Ditinjau dari segi bahasa komik hanya menggunakan kata-kata yang kurang sopan. 3) Banyak beberapa komik menampilkan aksi yang menonjolkan kekerasan. 4) Beberapa komik juga terdapat adegan percintaan yang belum layak diperlihatkan kepada pembaca yang belum mencukupi umur. Komik jika digunakan sebagai media pembelajaran memang cukup menarik, karena gambar-gambar yang ada di dalam komik memudahkan siswa dalam membayangkan suatu peristiwa. Namun bukan berarti komik tidak memiliki kelemahan. Beberapa komik yang tersebar luas di toko buku banyak menampilkan adegan yang banyak mengandung kekerasan dan SARA, hal ini yang membuat komik menjadi terbatas untuk dibaca.. d. Buku Komik Sejarah Pengertian komik menurut McCloud dalam Indira Maharsi yaitu gambargambar dan lambang-lambang lain yang yang bersebelahan dalam urutan tertentu yang bertujuan untuk memberikan informasi atau untuk mencapai tanggapan. 29 30. Trimo, Media Pendidikan, Jakarta, Depdikbud, 1997, hlm. 22 Ibid, hlm. 21.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. estetis dari para pembaca.31 Sedangkan pengertian sejarah menurut Sartono Kartodirdjo adalah cerita tentang pengalaman kolektif suatu komunitas atau bangsa di masa lampau yang akan membentuk kepribadian nasional dan sekaligus menentukan identitas nasional bangsa tersebut.32 Dari pengertian tersebut, maka definisi dari buku komik sejarah adalah sebuah buku yang berisi tentang cerita suatu peristiwa yang terjadi di masa lampau dengan bentuk kartun yang menyajikan gambar-gambar dan lambang-lambang yang berurutan sehingga memudahkan pembaca untuk memahami alur cerita dari sebuah peristiwa sejarah. Buku komik sejarah akan lebih memudahkan siswa untuk menangkap serta mengahayati gambaran suatu peristiwa sejarah. Alur cerita dari peristiwa sejarah akan lebih jelas dan lebih mudah dimengerti karena disertai dengan gambar sehingga membantu pembaca dalam membayangkan peristiwa yang sudah lama terjadi. Siswa akan semakin mudah memahami materi dalam pembelajaran sejarah, tidak mudah bosan dan mampu merasakan seolah-olah masuk terlibat ke dalam peristiwa sejarah itu sendiri. Buku komik sejarah selain membahas mengenai peristiwa masa lampau, hal-hal bijak yang terkandung dalam setiap peristiwa sejarah juga dapat menjadi sebuah pembelajaran yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Peristiwa sejarah. mengandung. nilai-nilai. yang. dapat. digunakan. dalam. usaha. mengembangkan karakter, khususnya dalam mengembangkan sikap nasionalisme dan patriotisme yang selalu ditekankan pada pembelajaran sejarah. Pembaca tidak hanya dihibur dengan cerita bergambar yang menarik dan dimudahkan dalam 31 32. Indira Maharsi, op.cit., hlm. 4 Aman, op.cit., hlm. 22.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. memahami suatu peristiwa tetapi juga dibantu dalam membangun dan mengembangkan sikap nasionalisme dan patriotisme yang merupakan jembatan emas dalam mewujudkan cita-cita sebuah bangsa. e. Evaluasi Media Komik Evaluasi media pembelajaran dilakukan dengan melalui tahapan yang ditentukan. Evaluasi dilakukan dengan langkah mengumpulkan data awal, dianalisis, dan disimpulkan hasil penilaiannya. Evaluasi media pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengevaluasi media komik yang sedang dikembangkan adalah evaluasi formatif. Evaluasi formatif adalah suatu proses untuk mengumpulkan data tentang kelayakan dari media komik sejarah yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Mula-mula komik ditinjau ulang secara pribadi, apabila terdapat revisi, maka komik direvisi terlebih dahulu sebelum komik divalidasi oleh ahli. Setelah itu, komik kemudian divalidasi oleh beberapa ahli dan guru guna mengetahui hal-hal apa yang kurang dan yang perlu direvisi. Pada bagian ini, peneliti bisa memilah hal-hal yang kiranya bisa direvisi. Setelah itu, komik diuji ke dalam siswa secara perorangan, dan selanjutnya bila tidak terdapat revisi dari uji perorangan, maka dilanjutkan kepada uji kelompok. Setelah melewati evaluasi formatif, komik kemudian masuk ke tahap evaluasi sumatif, untuk memutuskan layak atau tidaknya komik digunakan sebagai media pembelajaran di kelas..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. 4. Pendidikan Karakter a. Definisi Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter adalah sebagai upaya penanaman kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengalaman dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, antar sesama, dan lingkungannya.33 Raharjo memaknai pendidikan karakter sebagai suatu proses pendidikan secara holistik yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik sebagai fondasi bagi terbentuknya generasi yang berkualitas yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.34 Creasy dalam Zubaedi mengartikan pendidikan karakter sebagai upaya mendorong peserta didik tumbuh dan berkembang dengan kompetensi berpikir dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dalam hidupnya serta mempunyai keberanian melakukan yang „benar‟ meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan.35 Oleh sebab itu, penekanan pendidikan karakter tidak terbatas pada transfer pengetahuan mengenai nilai-nilai yang baik, tetapi lebih dari itu menjangkau pada bagaimana menjadikan nilai-nilai tersebut tertanam dan menyatu dalam totalitas pikiran dan tindakan.. 33. Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2011, hlm.17 34 Idem. 35 Idem..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. b. Dimensi Pendidikan Karakter Pendidikan karakter mengemban misi untuk mengembangkan watak-watak dasar yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik. Beberapa nilai moral pokok digunakan sebagai dasar dari pendidikan karakter. Berikut merupakan karakter dasar yang menjadi tujuan pendidikan karakter di Indonesia yang bersumber dari nilai agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional:36 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9). Cinta kepada Allah dan semesta beserta isinya. Tanggung jawab, disiplin, dan mandiri. Jujur. Hormat dan santun. Kasih sayang, peduli dan kerja sama. Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah. Keadilan dan kepemimpinan. Baik dan rendah hati. Toleransi, cinta damai dan persatuan. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di Indonesia. diidentifikasi berasal dari empat sumber.37 Pertama yaitu agama, setiap kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Dalam kehidupan kenegaraanpun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama, maka dalam nilai-nilai pendidikan karakter harus didasarkan pada nilai-nilai kaidah yang berasal dari agama. Kedua Pancasila, prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan Indonesia yaitu Pancasila, di mana nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa memiliki tujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang lebih baik yaitu warga 36 37. Ibid., hlm. 72 Zubaedi, op.cit., hlm. 73-74.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. Negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga Negara. Ketiga, budaya, nilai budaya disajikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat tersebut. Posisi budaya sangat penting sebagai sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa. Keempat, tujuan pendidikan nasional, undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merupakan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam upaya mengembangkan pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Berdasarkan keempat sumber nilai tersebut, teridentifikasi sejumlah nilai untuk pendidikan karakter seperti dalam tabel berikut berikut:38 Tabel 1: Nilai-nilai Pendidikan Karakter No 1. Nilai Religus. Deskripsi Suatu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agamanya, menghargai kegiatan agama lain dan hidup rukun dengan pemeluk agama. 38. Ibid, hlm. 74-76.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. lain.. 2. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya serta berkata, dan bertindak apa adanya.. 3. Toleransi. Sikap dan tindakan yang menghargai adanya perbedaan antara agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya sehingga mewujudkan situasi damai.. 4. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.. 5. Kerja Keras. Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.. 6. Kreatif. Berpikir melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.. 7. Mandiri. Sikap dan perilaku yang selalu mengandalkan diri sendiri tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.. 8. Demokratis. Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.. 9. Rasa Ingin Tahu. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.. 10. Semangat Kebangsaan. Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya..

Gambar

Gambar XV: Tampilan Soal Uji Pengetahuan dan Uji Keterampilan   Bagian Pertama Isi Komik Produk Awal
Gambar XVI: Tampilan Soal Uji Pengetahuan dan Uji Keterampilan   Bagian Kedua Isi Komik Produk Awal
Tabel 5: Hasil Validasi Produk Komik Sejarah Pada Aspek Isi oleh Ahli      Materi
Gambar XXIV: Tampilan gambar kesalahan ketik   dan rumusan kalimat sebelum revisi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai persoalan menyangkut hitungan, pasti selalu ada didalam kehidupan manusia, pada dasarnya tentu memerlukan logika informatika, karena hampir setiap orang

Suatu relasi disebut sebagai DKNF jika setiap batasan dapat disimpulkan secara sederhana dengan mengetahui sekumpulan nama atribut dan domainnya selama menggunakan

Meski secara astronomis, kriteria visibilitas hilal memiliki porsi dan wilayah tersendiri dalam pembahasannya, akan tetapi dalam sistem penanggalan Islam (kalender

Hartnan dalam penelitian Rinda (2014) juga mempertegas bahwa seseorang yang memiliki workplace spirituality (Spiritualitas di Tempat Kerja) yang tinggi akan menghasilkan

[r]

Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka

(1) Dalam hal masyarakat yang meninggal dunia sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (1) tidak memiliki ahli waris, santunan kematian diserahkan kepada Ketua

Namun demikian pemberlakuan CDS oleh CCSBT, dapat merupakan suatu pelanggaran terhadap ketetapan Quantitive Restriction sebagaimana diatur dalam Pasal XI:1 GATT yang