TINJAUAN PUSATAKA
Botani Tanaman Cengkeh
Cengkeh (Syzigium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan tahun bahkan sampai ratusan tahun, tinggi mencapai 20-30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah. Sistematika tanaman cengkeh sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta Sub division : Angiospermae Klas : Dicotyledoneae Ordo : Myrtales Family : Myrtaceae Genus : Eugenia
Spesies : Syzgium aromaticum ( Hapsoh, 2011).
Tanaman ini bisa tumbuh dan berkembang dengan baik pada ketinggian 0-800 meter di atas permukaan laut dengan suhu 22°-30°C, tetapi pertumbuhan paling optimal pada ketinggian 300-600 meterdi atas permukaan laut. Pada ketinggian diatas 900 meterdi atas permukaan laut tanaman ini masih bisa tumbuh dengan baik, tetapi produksinya sangat rendah(Najiyati dan Danarti, 2003).
Tanaman cengkeh memiliki kandungan minyak atsiri dengan jumlah cukup besar, baik dalam bunga (10-20%), tangkai (5-10%) maupun daun (1-4%). Dari ketiga bagian tersebut yang paling ekonomis adalah ekstrak bagian daunnya. Oleh karena itu jenis minyak cengkeh yang umum diperjual belikan adalah minyak daun cengkeh ( clove leaf oil ). Kandungan utama minyak atsiri bunga cengkeh adalah eugenol (70-80%). Eugenol adalah komponen utama minyak cengkeh berupa cairan tidak berwarna, beraroma khas, dan mempunyai rasa pedas yang banyak dimanfaatkan dalam industri fragrance dan flavor karena memiliki aroma yang khas dan industri farmasi karena bersifat antiseptic ( Hidayat, 1997). Jenis- jenis Cengkeh
Cengkeh di Indonesia dapat digolongkam menjadi empat jenis yaitu: Si putih, Si kotok, Zanzibar, dan Ambon.
1. Cengkeh si putih
2. Cengkeh si kotok
Daun cengkeh si kotok mulanya berwarna hijau muda kekuningan kemudian berubah menjadi hijau tua dengan permukaan atas licin dan mengkilap.
3. Cengkeh zanzibar
Tipe ini merupakan tipe cengkeh terbaik, sangat dianjurkan karna daya adaptasi yang luas, produksi tinggi, dan berkualitas terbaik. Daun mulanya berwarna ros/merah muda, kemudian berubah menjadi hijau tua mengkilap pada permukaan atas, dan hijau pucat memudar pada permukaan bawah. 4. Cengkeh tipe ambon
Tipe cengkeh ini tidak dianjurkan untuk ditanam, karna produksi dan daya adaptasinya rendah, serta kualitas hasil yang kurang baik. Daun yang muda berwarna ros muda atau hijau muda (lebih muda dari pada zanzibar) (Najiyati dan Danarti, 2003).
Pemanenan
penanaman dilakukan pemanenan, sebaiknya tanaman diberi pupuk Urea (Ruhnayat, 1993).
Hasil tanaman cengkeh yang banyak dimanfaatkan di Indonesia adalah bunganya, yang digunakan sebagai bahan tambahan di pabrik rokok. Gagang dan bunga cengkeh di areal perkebunan cengkeh masih banyak yang belum dimanfaatkan padahal gagang cengkeh dapat diambil minyaknya dengan cara penyulingan. Minyak cengkeh yang dihasilkan kira-kira adalah 2,5 % dari berat cengkeh kering. Potensi minyak cengkeh di Indonesia sangat besar tetapi dibiarkan membusuk tanpa dimanfaatkan Komposisi utama minyakcengkeh adalaheugenol, eugenol asetat dan caryofilen. Komposisi minyak yang dapat diperoleh dari penyulingan cengkeh adalah : eugenol 36- 85%, eugenol asetat 11-21% dan caryofilen 5- 13% (Sukarsono,dkk, 2005).
Pasca panen
Penyulingan
Penyulingan adalah salah satu cara untuk mendapatkan minyak atsiri, dengan cara mendidihkan bahan baku yang dimasukkan ke dalam ketel hingga terdapat uap yang diperlukan. Cara lain adalah mengalirkan uap jenuh (saturated
or superheated) dari ketel pendidih air ke dalam ketel penyulingan. Dengan
penyulingan ini akan dipisahkan zat-zat bertitik didih tinggi dari zat-zat yang tidak dapat menguap. Dengan kata lain penyulingan adalah proses pemisahan komponen-komponen campuran dari dua atau lebih cairan berdasarkan perbedaan tekanan uap masing-masing komponen tersebut (Santoso, 1997).
Minyak cengkeh yang dihasilkan dari bunga cengkeh yang mengalami penjemuran mempunyai bilangan ester yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mengalami penjemuran. Pengeringan langsung di bawah sinar matahari juga menyebabkan sebagian minyak cengkeh akan turut menguap (Kardinan dan Agus 2005).
Jenis-jenis penyulingan
Ada tiga jenis penyulingan yang dapat digunakan untuk memperoleh minyak nilam, yaitu:
- Penyulingan dengan uap air
Prinsip penyulingan ini adalah dengan menggunakan tekanan uap rendah. Pada saat penyulingan bahan yang disuling tidak berhubungan langsung dengan air, bahan diletakkan diatas piringan. Setelah air mendidih, uap air keluar melalui lubang-lubang piringan dan terus mengalir melalui sela-sela bahan.
- Penyulingan dengan uap langsung
Pada dasarnya penyulingan ini hanyalah dengan mengalirkan uap yang bertekanan tinggi. Pada cara ini, ketel perebusan air dipisahkan dari ketel penyuling yaitu ketel yang berisi bahan. Uap air yang dihasilkan pada ketel perebus air, dialirkan pada sebuah pipa ke dalam ketel penyuling. Bahan yang disuling diletakkan pada piringan yang berlubang-lubang di dalam ketel. Piringan boleh lebih dari satu dan disusun secara bertingkat. Setelah mengalami kondensasi, campuran minyak dan air dicampur pada bak pemisah cairan. Dengan adanya perbedaan masa jenis maka air dapat dipisahkan dari minyak. Penyulingan dengan cara ini akan mengahasilkan minyak yang bermutu tinggi (Sudaryani dan Sugiharti, 1999).
Penyulingan uap
Minyak cengkeh
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang berasal dari tanaman cengkeh (Syzigiumaromaticum), yang termasuk dalam famili Myrtaceae, yang banyak ditanam di Indonesia,India dan Madagaskar. Minyak cengkeh telah banyak dimanfaatkan sebagai agen perasadan pemberi aroma pada berbagai makanan dan campuran dalam rokok kretek karena aromadan rasanya yang kuat dan pedas, selain itu minyak cengkeh memiliki aktivitas biologiskarena mengandung eugenol dengan kadar tinggi, yaitu sebagai antiseptik dan analgesik padapengobatan gigi dan mulut, antifungal, antibakteri, antioksidan, antikarsinogen dan anti radikal bebas(Nurjannah, 2013).
Manfaat minyak cengkeh
Adapun manfaat dari minyak cengkeh yaitu sebagai antibiotik dan anti radang karena dapat menghambat pertumbuhan jamur dan mikroba. Minyak cengkeh merupakan minyak eksotik yang dapat meningkatkan gairah dan semangat serta mempunyai sifat meningkatkan sensualitas. Minyak cengekeh dapat memberikan efek menenangkan dan membuat tidur lebih nyenyak sehingga minyakcengkehdapat digunakan untuk aroma terapi karena mempunyai efek sedatif (Suhirman, 2012).
minyak cengkeh juga digunakan untuk mengobati jerawat, kulit pecah-pecah, ekseem, infeksi cendawan, perawatan rambut, penolak serangga, dan mengobati luka (Lawless, 2002).
Minyak cengkeh antara lain digunakan sebagai bahan baku, bahan pencampur dan fiksatif (pengikat wangi-wangian) dalam industri parfum, farmasi dan kosmetik serta makanan dan minuman juga sebagai pewangi selendang, karpet dan barang-barang tenunan. Dalam industri parfum minyak cengkeh merupakan bahan baku utama yang fungsinya tidak dapat digantikan oleh minyak yang lain(Rusli et al., 1985).
Minyak cengkeh dapat bercampur dengan minyak eteris yang lain, mudah larut dalam alkohol dan sukar menguap, karena sifatnya itulah minyak cengkeh digunakan sebagai fiksatif atau pengikat bahan-bahan pewangi lain. Peranan minyak cengkeh sangat penting dalam dunia perfumery (Sulaswaty, 2001).
Menurut (Lutony dan Rahmayati, 2002). Selain pemanfaatan minyak cengkeh, tanaman cengkeh juga dapat digunakan untuk keperluan tertentu. Misalnya, daun cengkeh berguna untuk bahan pelembap kulit, menghilangkan bau badan, dan gatal-gatal pada kulit, dan sebagai pewangi.
Faktor yang mempengaruhi mutu minyak cengkeh
minyak cengkeh, antara lain, genetik (jenis), budidaya, lingkungan, panen dan pasca panen(Amalia dan Nursalam 2008).
Faktor yang menentukan mutu minyak adalah sifat kimia minyak dan membandingkannya dengan standar mutu perdagangan yang ada. Bila nilainya tidak memenuhi berarti minyak telah terkontaminasi, adanya pemalsuan atau minyak atsiri tersebut dikatakan bermutu rendah. Salah satu faktor penentu mutu minyak cengkeh adalah kadar senyawa esternya. Semakin tinggi kadar ester, maka mutu minyak semakin tinggi, karena baunya semakin harum. Salah satu faktor penentu kadar ester adalah faktor penyulingan dan penanganan bahan (Hernani dan Marwati, 2006).
Komposisi kimia sangat dipengaruhi oleh faktor alam maupun pengolahan. Oleh karena itu kualitas minyak atsiri sangat sensitif terhadap perubahan, baik yang disebabkan faktor lingkungan, perbedaan cuaca, kekurangan unsur hara tanaman ataupun proses pengolahan. Komposisi kimia tersebut membentuk karakteristik yang berbeda pada setiap minyak (Rusli, 2007).
Rendemen
Rendemen adalah perbandingan antara minyak yang dihasilkan dengan bahan tumbuhan yang diolah.Besarnya rendemen yang dihasilkan antara jenis bahan yang satu berbeda dengan yang lainnya.Misalnya2,95% untuk jenis Cengkeh Ambon (Lutony dan Rahmayati, 2002).
Faktor yang mempengarui rendemen
penanganan bahan baku (perajangan, pelayuan dan pengeringan), cara penyulingan, lama penyulingan, dan penggunaan alat penyuling