• Tidak ada hasil yang ditemukan

S MRL 1202901 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S MRL 1202901 Chapter3"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Gambar 3.1 Denah Lokasi Floating Market Lembang Sumber : Diolah peneliti

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di Floating Market

Lembang. Floating Market merupakan salah satu destinasi wisata yang

terletak di Desa Lembang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat,

Provinsi Jawa Barat tepatnya di Jalan Grand Hotel No. 33 E Lembang.

Floating merupakan salah satu objek destinasi wisata favorit di kawasan

Bandung Utara. Dengan memanfaatkan danau kecil yang dulu bernama Situ

Umar pihak pengelola mengemas semua itu menjadi suatu atraksi wisata

yang menarik dan mampu menjadi magnet bagi wisatawan .

Aksesibilitas menuju Floating Market Lembang terbilang cukup

mudah. Jarak antara Floating Market Lembang dengan pusat kota Bandung

sekitar 15 km dapat ditempuh sekitar 45 menit menggunakan kendaraan

beroda 4, dan sekitar 30 menit dengan menggunakan kendaraan beroda dua.

(2)

menggunakan sarana transportasi umum seperti angkutan kota (angkot) atau

ojeg untuk menjangkau lokasi ini. Berikut merupakan daftar harga tiket dan

parkir serta jam buka Floating Market :

Tabel 3.1 Harga Tiket Masuk dan Parkir Floating Market Lembang

Sumber : Pengelola Floating Market Lembang, 2016

3.2 Populasi

Menurut Sugiyono (2015, hlm. 80) populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut penuturan dari utari cikal

rivayanti salah seorang penjaga tiket di Floating Market Lembang jumlah

kunjungan wisatawan yang datang cukup tinggi pada weekend bisa

mencapai 10.000 orang, apabila dikalkulasikan dalam sebulan bisa

mencapai 40.000 orang. Berdasarkan hal tersebut maka populasi dalam

penelitian ini adalah semua wisatawan yang datang ke Floating Market

Lembang.

3.3 Sampel dan Tehnik Sampling

Sampel menurut Sugiyono (2015, hlm. 81) adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar,

dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,

No Hari dan Parkir Harga Tiket Keterangan

1 Senin – Kamis Rp 20.000 Jam buka : 09.00-17.00

2 Sabtu – Jumat Rp 20.000 Jam buka : 09.00-20.00

3 Minggu Rp 20.000 Jam buka : 08.00-20.00

3 Parkir Mobil Rp 10.000 -

4 Parkir Bus Rp 20.000

(3)

misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari

dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.

Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif

(mewakili).

Menurut Donald Ary yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto (2005, hlm. 248) “ sampel 50 sampai 100 subyek penelitian sudah dianggap cukup:. Sedangkan menurut dasar pengukuran Maholtra (1999, hlm. 46)

dalam Joko Susilo (2009, hlm. 3) menjelaskan bahwa sampel meliputi

sebagian atau mewakili populasi yang diobservasi. Dinamakan penelitian

sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Jika sampel = n merupakan bagian dari populasi = N, maka n ≤ N (nilai n lebih kecil dan bias juga sama dengan N, tetapi pada umumnya

selalu lebih kecil) kalau jumlah populasi = 1000, maka sampel bisa terdiri

dari 100, 200, dan atau 500, yaitu suatu jumlah elemen yang lebih kecil dari

1000 atau besarnya sampel minimal lima kali jumlah variable yang diteliti.

Soeratno dan Lincoln Arsyad (1995, hlm. 121) menyatakan bahwa

penentuan besarnya sampel tergantung pada tujuan penelitian, pengetahuan

tentang populasi, besarnya dana yang tersedia, besarnya populasi dan

kesediaanya untuk menjadi sampel, fasilitas yang tersedia, dan lain

sebagainya. Dengan pertimbangan diatas, maka jumlah sampel yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100.

Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Samplling.

Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini , misalnya orang tersebut

dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia

sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi

obyek/situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2012, hlm. 299). Maka

penentuan sampel yang dipilih berdasarkan latar belakang usia minimal 17

tahun keatas agar para responden mengerti dan dapat menjawab pertanyaan

(4)

3.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012) yang

dimaksud dengan metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik bertujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan data sekunder

merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, misalnya melewati orang lain atau lewat dokumen

(Sugiyono : 2012). Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data dari hasil jawaban kuisioner yang disebar oleh penulis mengenai

kepuasan wisatawan terhadap atraksi wisata di Floating Market Lembang.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari beberapa sumber data

dan literature yang dapat mendukung serta memenuhi informasi yang

diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder yang

digunakan diantaranya artikel, buku, data dari beberapa intansi terkait dan

juga sumber lain yang dapat mendukung data dalam penelitian ini.

3.6 Operasional Variabel

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Sub

Variabel Indikator Skala

(5)

Item

Produk wisata menurut

Menurut Oka A. Yoeti

Ketersediaan Tarin Water Ordinal 7

Ketersediaan Sepeda Air Ordinal 8

Ketersediaan Sampan Ordinal 9

Ketersediaan Kano Ordinal 10

Ketersediaan Paddle Boat Ordinal 11

Kenyamanan area

Keindahan kawasan Ordinal 18

Fasilitas Kesesuaian harga tiket Ordinal 13

Ketersediaan restaurant Ordinal 16

Ketersediaan information center

Ordinal 19

Ketersediaan toilet Ordinal 20

(6)

Ketersediaan tempat

Ketersediaan mushola Ordinal 24

Kenyamanan mushola Ordinal 25

Ketersediaan papan

Aksesibilitas Kemudahan akses jalan menuju lokasi

Ordinal 28

Ketersediaan papan petunjuk jalan

Ordinal 29

Sumber : Diolah peneliti, 2016

3.7 Teknik Pengumpulan Data a. Studi Kepustakaan

Teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan

menganalisis materi dari berbagai literature yang relevan untuk

memecahkan permasalahan penelitian. Penulis juga berusaha untuk

membandingkan antara literature yang satu dengan yang lainnya supaya

mendapatkan data yang akurat.

b. Kuesioner

Teknik pengumpulan data melalui formulir yang berisi

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan

orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang

diperlukan oleh peneliti.

c. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk

(7)

selama pengisian kuisioner sehingga wawancara ini hanya memperkuat

data dari kuesioner yang diberikan.

d. Pengamatan (Observation)

Melakukan pengamatan secara langsung ke tempat penelitian untuk

melihat potensi dan menganalisisnya.

e. Studi Dokumentasi

Studi ini ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat

penelitian, meliputi kegiatan, foto-foto, dan data yang relevan.

3.8 Instrumen Penelitian dan Skala Pengukuran

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan dalam

pengumpulan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian

(Sugiyono, 2012). Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner atau

angket yaitu merupakan daftar pertanyaan atau pernyataan yang dapat

mewakili pendapat responden. Skala pengukuran melalui pendekatan

sebagai berikut :

a. Pendekatan Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam

penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh

peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono,

2012).

Tabel 3.3 Pengukuran Skala Likert

SKALA SKOR SKALA

Sangat Penting 5 Sangat Baik

Penting 4 Baik

Cukup Penting 3 Cukup

(8)

Sangat Tidak

Penting

1 Sangat Tidak Baik

Sumber : diolah peneliti

3.9 Uji Validitas dan Reabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Validitas Instrument yakni pengujian terhadap instrument

tersebut agar layak sebagai alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data yang valid. Instrument yang valid tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,

2012). Dalam penelitian ini, penulis menentukan nilai r table untuk n = 30 dengan tingkat signifikansi sebesar 5 % (α = 0,05) adalah sebesar 0,361. Berikut merupakan rumus untuk menentukan validitas

instrument dengan teknik product moment :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ (∑ )

Keterangan :

r xy = koefisien korelasi suatu butir atau item

N = jumlah subyek

X = skor suatu butir/item

Y = skor total

Penghitungan validitas instrumen/kuesioner dilakukan dengan

bantuan program SPSS Statistics 160 dan Microsoft Excel terhadap 30

responden dimana syarat validitas yaitu minimal 30 responden.

Berikut merupakan hasil uji validitas terhadap variabel produk wisata

berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja.

(9)

Hasil Uji Validitas Tingkat Kepentingan

No Pernyataan r hitung r table Ket.

1. Ketersediaan Taman Miniatur Kereta Api

0,494 0,361 Valid

2. Ketersediaan Lokomotif Mini 0,591 0,361 Valid

Tabel Lanjutan 3.4

No Pernyataan r hitung r table Ket.

3. Ketersediaan Taman Kelinci 0,437 0,361 Valid

4. Ketersediaan becak dan mobil mini 0,677 0,361 Valid

5. Ketersediaan Outbound Anak 0,693 0,361 Valid

6. Ketersediaan Mancing Magnet 0,531 0,361 Valid

7. Ketersediaan Tarin Water 0,636 0,361 Valid

8. Ketersediaan Sepeda Air 0,491 0,361 Valid

9. Ketersediaan Sampan 0,520 0,361 Valid

10. Ketersediaan Kano 0,437 0,361 Valid

11. Ketersediaan Paddle Boat 0,565 0,361 Valid

12. Kenyamanan area lingkungan kawasan 0,474

0,361

Valid

13. Kesesuaian harga tiket 0,797 0,361 Valid

14. Kenyamanan pasar terapung 0,655 0,361 valid

15.

Variasi jenis makanan tradisional di

pasar terapung 0,632

0,361

valid

16. Kebersihan area lingkungan kawasan 0,543 0,361 valid

(10)

18. Keindahan kawasan 0,606 0,361 valid

19. Ketersediaan information center 0,639 0,361 valid

20. Ketersediaan toilet 0,663 0,361 valid

21. Kenyamanan toilet 0,724 0,361 valid

22. Ketersediaan tempat parkir 0,612 0,361 valid

23. Kenyamanan tempat parkir 0,568 0,361 valid

24. Ketersediaan mushola 0,762 0,361 valid

25. Kenyamanan mushola 0,716 0,361 valid

26. Ketersediaan papan informasi 0,555 0,361 Valid

27. Ketersediaan penginapan disekitar

lokasi 0,605

0,361

valid

28. Kemudahan akses jalan menuju

lokasi 0,579

0,361

valid

29. Ketersediaan papan petunjuk jalan 0,607 0,361 valid

Sumber : Diolah peneliti, 2016

Berdasarkan pada tabel 3.4 dapat dilihat setelah dilakukan uji

validitas dengan menggunakan bantuan SPSS Statistics 16 dan

Microsoft Excel terhadap 30 responden dengan r table sebesar 0,361,

keseluruhan pernyataan terkait dengan tingkat kepentingan memiliki r

hitung lebih dari 0,361 yang berarti dinyatakan valid.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Tingkat Kinerja

No Pernyataan r hitung r table Ket.

1. Ketersediaan Taman Miniatur Kereta Api

0,735 0,361 valid

(11)

3. Ketersediaan Taman Kelinci 0,761 0,361 valid

4. Ketersediaan becak dan mobil mini 0,795 0,361 valid

5. Ketersediaan Outbound Anak 0,792 0,361 valid

6. Ketersediaan Mancing Magnet 0,769 0,361 valid

Tabel Lanjutan 3.5

No Pernyataan r hitung r table Ket.

7. Ketersediaan Tarin Water 0,722 0,361 valid

8. Ketersediaan Sepeda Air 0,759 0,361 valid

9. Ketersediaan Sampan 0,762 0,361 valid

10. Ketersediaan Kano 0,733 0,361 valid

11. Ketersediaan Paddle Boat 0,749 0,361 valid

12.

Kenyamanan area lingkungan

kawasan 0,667

0,361

valid

13. Kesesuaian harga tiket 0,524 0,361 valid

14. Kenyamanan pasar terapung 0,736 0,361 valid

15.

Variasi jenis makanan tradisional di

pasar terapung 0,695

0,361

valid

16. Kebersihan area lingkungan kawasan 0,648 0,361 valid

17. Ketersediaan restaurant 0,580 0,361 valid

18. Keindahan kawasan 0,682 0,361 valid

19. Ketersediaan information center 0,757 0,361 valid

20. Ketersediaan toilet 0,656 0,361 valid

(12)

22. Ketersediaan tempat parkir 0,576 0,361 valid

23. Kenyamanan tempat parkir 0,599 0,361 valid

24. Ketersediaan mushola 0,671 0,361 valid

25. Kenyamanan mushola 0,737 0,361 valid

Tabel Lanjutan 3.5

No Pernyataan r hitung r table Ket.

26. Ketersediaan papan informasi 0,649 0,361 valid

27. Ketersediaan penginapan disekitar

lokasi 0,770

0,361

valid

28.

Kemudahan akses jalan menuju

lokasi 0,588

0,361

valid

29. Ketersediaan papan petunjuk jalan 0,630 0,361 valid

Sumber : Diolah peneliti, 2016

Berdasarkan pada tabel 3.5 dapat dilihat setelah dilakukan uji

validitas dengan menggunakan bantuan SPSS Statistics 16 dan

Microsoft Excel terhadap 30 responden dengan r table sebesar 0,361,

keseluruhan pernyataan terkait dengan tingkat kinerja memiliki r

hitung lebih dari 0,361 yang berarti dinyatakan valid.

3.9.2 Uji Reabilitas

Menurut Sugiono (2012) Instrument yang reliable berarti

instrument yang bila digunakan berkali-kali untuk mengukur data

yang sama akan menghasilkan data yang sama juga. Berikut

merupakan rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas dengan

rumus Spearman Brown :

(13)

ri = Reabilitas internal seluruh instrument

rb = Korelasi product moment antara belahan pertama dan

kedua

Dengan kata lain, penggunaan instrument yang valid dan

reliable dalam pengumpulan data akan menghasilkan penelitian yang

valid dan reliable pula. Jadi instrument yang valid dan reliable

merupakan suatu syarat agar hasil penelitian terbukti keabsahannya.

Untuk menyatakan hubungan bisa digunakan kriteria Guilforf

dalam Kudus (2013), yaitu :

a. < 0,20 : hubungan yang sangat kecil dan bisa

diabaikan

b. 0,20 -< 0,40 : hubungan yang kecil (tidak erat)

c. 0,40 -< 0,70 : hubungan yang cukup erat

d. 0,70 -< 0,90 : hubungan yang erat (reliable)

e. 0,90 -< 1,00 : hubungan yang sangat erat (sangat reliable)

Untuk mengukur reliabilitas indikator-indikator dalam kuesioner yang

digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program SPSS

Statistics 16. Berikut merupakan hasil uji reliabilitas variabel Produk

Wisata:

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kepentingan

No Variabel r hitung r tabel Keterangan

1. Produk Wisata 0,751 0,70 Reliabel

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items .751 30

(14)

Berdasarkan pada tabel 3.6 dapat dilihat setelah dilakukan uji

reliabilitas dengan menggunakan bantuan SPSS Statistics 16 dimana

variable yang diujikan untuk tingkat kepentingan memiliki r hitung sebesar

0,751 berada pada rentan 0,70 -< 0,90 yang berarti reliable.

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kinerja

No Variabel r hitung r tabel Keterangan

1. Produk Wisata 0,757 0,70 Reliabel

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items .757 30

Gambar 3.3 Uji Reliabilitas Tingkat Kinerja SPSS 16.0 Sumber : Diolah peneliti, 2016

Berdasarkan pada tabel 3.7 dapat dilihat setelah dilakukan uji

reliabilitas dengan menggunakan bantuan SPSS Statistics 16 dimana

variable yang diujikan untuk tingkat kinerja memiliki r hitung sebesar 0,757

berada pada rentan 0,70 -< 0,90 yang berarti reliable.

3.10 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2012), analisis data merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul dengan cara

mengelompokkan data berdasarkan variable dan jenis responden,

menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji

(15)

3.10.1 Garis Kontinium

Teknik garis kontinium digunakan untuk menjawab rumusan

masalah nomor 1 dan 2 dari penelitian ini. Garis kontinium yang

digunakan untuk menjawab pertanyaan nomor 1 diperoleh

berdasarkan tingkat kepentingan (importance) berdasarkan persepsi

pengguna dan untuk menjawab pertanyaan nomor 2 diperoleh

berdasarkan tingkat kinerja (performance) berdasarkan persepsi

pengguna. Teknik ini juga digunakan untuk menentukan interval dari

jawaban yang sangat baik, baik, cukup baik, tidak baik, sangat tidak

baik, atau sangat penting, penting, cukup penting, tidak penting dan

sangat tidak penting dari suatu variable. Adapun langkah-langkah

perhitungan dalam teknik garis kontinium ini, yakni sebagai berikut

(Sugiyono, 2012) :

1. Mencari nilai indeks maksimum

Nilai indeks maksimum = skor tertinggi x jumlah pernyataan x

jumlah responden

2. Mencari nilai indeks minimum

Nilai indeks minimum = skor terendah x jumlah pernyataan x

jumlah responden

3. Mencari panjang kelas interval

Panjang kelas interval = nilai indeks maks : banyaknya

kelas-kelas interval

Sehingga garis kontinium akan terbentuk seperti gambar dibawah ini :

Sangat Tidak Tidak Cukup Penting Sangat

Penting Penting Penting

Penting

Gambar 3.4 Garis Kontinium

Sumber : Diolah Peneliti i

Jika digambarkan jumlah pernyataan suatu variabel adalah lima

(16)

terendah adalah 1 dengan responden sebanyak 100 orang, maka

perhitungan garis kontinum adalah sebagai berikut:

Jumlah kriteria pernyataan : 5

tertinggi secara keseluruhan : (5 x 5 x 100) = 2500

Nilai terendah : (5 x 1 x 100) = 500

Selanjutnya dapat diketahui interval untuk mengklasifikasikan

penilaian adalah:

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai jenjang interval

sebesar 400, maka klasifikasi penilaian yang tertuang dalam garis

kontinum adalah :

Sangat Tidak Tidak Cukup Penting Sangat

Penting Penting Penting

Penting

500 900 1300 1700 2100 2500

Gambar 3.5 Garis kontinum Sumber: Diolah oleh peneliti, 2016

Dalam penelitian ini memerlukan analisis data sebagai alat

untuk mendapatkan jawaban terhadap permasalahan yang sedang

diteliti. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis matriks IPA

(Importance Performance Analysis) sebagai berikut:

3.10.2 Importance Performance Analysis (IPA)

Metode Importance Performance Analysis (IPA) pertama kali

diciptakan oleh Martilla & James. Menurutnya Importance

Performance Analysis (IPA) adalah suatu teknik analisis yang

digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kinerja penting apa

yang harus ditunjukan oleh suatu organisasi dalam memenuhi

(17)

SERVQUAL, Intinya tingkat kepentingan pengguna (customer

expectation) diukur dalam kaitannya dengan apa yang seharusnya

dikerjakan oleh perusahaan agar menghasilkan produk atau jasa

berkualitas tinggi.

Setelah diketahui tingkat kepentingan dan kinerja setiap peubah

(atribut) untuk seluruh responden, maka langkah selanjutnya adalah

memetakan hasil perhitungan yang telah didapat ke dalam Diagram

Kartesius. Menurut Kotler dan Tjiptono (2007) tingkap kepuasan

pengunjung dapat dihitung berdasarkan rumus berikut :

Keterangan :

CS : Kepuasan Pelanggan

I : Tingkat Kepentingan (Importance)

Pp : Tingkat Kinerja (Perceived Performance)

Dimana apabila :

CS < 0 : pengunjung merasa sangat puas CS = 0 : pengunjung merasa puas

CS > 0 : pengunjung merasa tidak puas

Langkah selanjutnya adalah untuk menjawab pertanyaan nomer

tiga mengenai bagaimana tingkat kepuasan wisatawan di Floating

Market Lembang yang datanya diambil berdasarkan evaluasi

kepuasan terhadap daya dukung lingkungannya. Data tersebut

dihitung lalu ditampilkan menjadi diagram kartesius yang nantinya

akan menghasilkan beberapa focus untuk peningkatan kepuasan

wisatawan di Floating Market Lembang. Diagram Kartesius adalah

sebuah matriks Importance-Performance yang menampilkan empat

kuadran yang setiap kuadran memiliki tingkat kepentingan yang

berbeda-beda yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan

(18)

Keterangan :

X = nilai rata-rata kinerja dari semua pernyataan

Y = nilai rata-rata kepentingan dari semua pernyataan

k = total atribut (pertanyaan)

Diagram kartesius (dalam Supranto, 2011) terdiri dari empat

kuadran yang masing-masing menjelaskan keadaan yang berbeda.

Keadaan-keadaan tersebut yaitu :

1. Kuadran A (Prioritas Utama)

Menunjukan factor atau atribut yang dianggap mempengaruhi

kepuasan pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap

sangat penting, namun manajemen belum melaksanakannya

sesuai keinginan pelanggan. Sehingga mengecewakan/tidak puas.

2. Kuadran B (Pertahankan Prestasi)

Menunjukan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan

perusahaan, untuk itu wajib dipertahankan. Dianggap sangat

penting dan sangat memuaskan.

3. Kuadran C (Prioritas rendah)

Menunjukan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya

bagi pelanggan, pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja.

Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan.

4. Kuadran D (Berlebihan)

Menunjukan faktor yang mempengaruhi pelanggan kurang

penting, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang

(19)

II. Pertahankan Prestasi

A. Prioritas Utama

D. Berlebihan C. Prioritas Rendah

B. Pertahankan Prestasi

Diagram kartesius dalam IPA ditunjukan pada diagram di bawah ini :

Tingkat Kepentingan Tinggi

Kinerja Rendah Kinerja Tinggi

Tingkat Kepentingan Rendah

Gambar

Gambar 3.1 Denah Lokasi Floating Market Lembang
Tabel 3.1 Harga Tiket Masuk dan Parkir Floating Market Lembang
Tabel 3.3 Pengukuran Skala Likert
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk ekstraksi fitur tekstur akan didapatkan nilai dari histogram fitur yang dihasilkan dan akan dilakukan pengujian dengan kuantisasi panjang histogram, sedangkan

Pembangunan ekonomi di Kawasan Istana Basa Pagaruyung sudah menunjukkan pengembangan dari ekonomi berbasis kearifan lokal. Dari ketiga indikator pembangunan ekonomi, faktanya

Kesepakatan bersama yang dibuat antara PT Pelindo II Cabang Cirebon dengan perusahaan Bongkar Muat batu Bara atau pelaku usaha lainnya akan penulis dalami dari

Analisa Sistem Informasi Inventory Hardware bertujuan untuk membantu department IT dalam mengatasi permasalahan hardware pada PT.TITAN Petrokimia Nusantara secara cepat, baik

Semua yang dikemukakan responden mengenai green product promotion yang dirasakannya ini tidak cukup mampu mendorong responden untuk merasa yakin dalam

tidak bisa masyarakat kita menanam padi, oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan ekomomi keluarganya masyarkat di Nagari Koto VIII Palangai mengalihkan

Terdapat hubungan yang bermakna antara pemakaian anti nyamuk bakar dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada anak balita di Puskesmas Panyabungan Jae

4&lt; ◆ ◆ Kagcbkbtj ugtuh Kagcbkbtj ugtuh kagcjlagtjejhbsj lbg kagcjlagtjejhbsj lbg karukushbg kbsbibo karukushbg kbsbibo tagtbgc fdyah 0 ljkagsj tagtbgc fdyah 0 ljkagsj ◆