• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kepuasan Orangtua Terhadap Pelayanan Bimbingan Belajar Sakamoto dengan Analisis Jalur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kepuasan Orangtua Terhadap Pelayanan Bimbingan Belajar Sakamoto dengan Analisis Jalur"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1Pengertian Analisis Jalur

Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Terdapat beberapa defenisi mengenai analisis jalur, diantaranya: “Analisis jalur suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung”. Sementara itu, defenisi lain mengatakan,”Analisis jalur merupakan perkembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel”.

Jadi, model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan maupun antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Model path analysis yang dibicarakan adalah pola hubungan sebab akibat atau “a set of hypothesized causal asymmetric relation among the variables”. Oleh sebab itu, rumusan masalah penelitian dalam kerangka path

analysis berkisar pada: (1) Apakah variabel eksogen (1 ,�2, …, �) berpengaruh dominan terhadap variabel endogen �? dan (2) Berapa besar pengaruh kausal langsung, kausal tidak langsung, kausal total maupun simultan seperangkat variabel eksogen (�1 ,�2, …, ��) terhadap variabel endogen �?

2.1.1 Manfaat Analisi Jalur

Manfaat lain model analisis jalur adalah untuk:

a. Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti;

(2)

c. Faktor diterminan yaitu penentuan variabel bebas (�)mana yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (�), juga dapat digunakan untukmenelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas (�); d. Pengujian model, menggunakan theory trimming, baik untuk uji

reliabilitas (uji keajegan) konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru.

2.1.2 Asumsi – asumsi Analisis Jalur

Asumsi yang mendasari analisi jalur sebagai berikut :

a. Pada model analisi jalur, hubungan antara variabel adalah bersifat linier, adaptif dan bersifat normal;

b. Hanya system aliran kausal kesatu arah artinya tidak ada arah kusalitas yang berbalik;

c. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan ratio; d. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan

sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel;

e. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrument pengukuran valid dan reliable) artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung;

f. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan yang artinya model teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasakan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti.

2.1.3 Diagram Jalur Dan Persamaan Struktural

Pada saat akan melakukan analisi jalur, disarankan untuk terlebih dahulu menggambarkan secara diagramatik struktur hubungan kausa antar variabel penyebab dengan variabel akibat. Diagram ini disebut diagram jalur atau (Path Diagram), bentuknya ditentukan oleh proposal teoritik yang berasal dari kerangka

(3)

�1�2

Gambar 2.1 Diagram Jalur Yang Menyatakkan Hubungan Kausal Dari

�� Sebagai Penyebab Ke �� Sebagai Akibat

keterangan :

�1 adalah variabel eksogen (exogenous variable) sebagai variabel penyebab. �2

adalah variabel edogen (exogenous variable) sebagai akibat dan � adalah variabel residu(residual variable), yang merupakan gabungan dari:

(1) Variable lain, di luar �1, yang mungkin mempengaruhi �2 dan telah teridentifikasi oleh teori, tetapi tidak dimasukkan dalam model.

(2) Variabel lain, di luar �1, yang mungkin mempengaruhi �2 tetapi belum terindentifikasi oleh teori.

(3) Kekeliruan pengukuran (error of measurement), dan

(4) Komponen yang sifatnya tidak menentu (random component).

Gambar 2.1 merupakan diagram jalur yang paling sederhana. Gambar menyatakan bahwa�2 dipengaruhi secara langsung oleh �1, tetapi diluar �1, masih banyak penyebab lain yang dalam penelitian yang sedang dilakukan tidak diukur. Penyebab lain dinyatakan oleh �. Persamaan struktural yang dimiliki oleh gambar adalah �2 =�121+ �. Selanjutnya tanda anak panah satu arah

(4)

�1

�2 �4

�3

Gambar 2.2 Diagram Jalur yang Menyatakan Hubungan Kausal dari , ,

�� ke �� keterangan:

Gambar 2.2 menunjukkan bahwa diagram jalur tersebut terdapat tiga buah variabel eksogen, yaitu �1, �2, dan �3 sebuah variabel endogen (�4) serta sebuah variabel residu �. Pada diagram di atas juga mengisyaratkan bahwa hubungan antara �1 dengan �4, �2 dengan �4 dan�3 dengan �4 adalah hubungan kausal, sedangkan hubungan antara �3 dengan �2, �2 dengan �3 dan �1 dengan �3 dengan masing-masing adalah hubungan korelasional. Perhatikan panah dua arah, panah tersebut menyatakan hubungan korelasional. Bentuk persamaan strukturalnya adalah: �4 = �411 +�422 + �433+ �

�1

�3�4

�2�1�2

Gambar 2.3 Diagram Jalur yang Menyatakan Hubungan Kausal dari , , ke , dan dari ke

keterangan :

(5)

Pada sub-struktur pertama �1 dan �2 merupakan variabel eksogen, �3 sebagai variabel endogen dan �1 sebagai variabel residu. Pada sub-struktur kedua,

�3 merupakan variabel eksogen, � sebagai variabel endogen dan �2 sebagai

variabel residu.

Berdasarkan contoh-contoh diagram jalur diatas, maka dapat memberikan kesimpulan bahwa makin kompleks sebuah hubungan struktural, makin kompleks diagram jalurnya, dan makin banyak pula sub-struktur yang membangun diagram jalur tersebut.

2.1.4 Koefisien Jalur

Besarnya pengaruh langsung dari suatu variabel eksogen terhadap variabel endogen tertentu, dinyatakan oleh besarnya nilai numerik koefisien jalur (path coefficient) dari eksogen ke endogen.

Hubungan antara �1 dan �2adalah hubungan korelasional. Intensitas keeratan hubungan tersebut dinyatakan oleh besarnya koefisien-koefisien korelasi

��1�2. Hubungan �1 dan �2 ke �3 adalah hubungan kausal. Besarnya pengaruh

langsung dari � ke �3, dan dari �2 ke �3, masing-masing dinyatakan oleh besarnya

nilai numerik koefisien jalur �31 dan �32. Koefisien jalur �3

menggambarkan besarnya pengaruh langsung residu atau (implicit exogenous variable) terhadap 3.

Langkah kerja yang dilakukan untuk menghitung koefisien jalur adalah :

(6)

2. Menghitung matriks korelasi antar variabel.

Formula untuk menghitung koefisien korelasi yang dicari adalah menggunakan Product Moment Coefficient dari Karl Pearson. Alasan penggunaan teknik koefisien dari Karl Pearson ini adalah karena variable-variabel yang hendak dicari korelasinya memiliki skala penguruan interval. Formulanya :

����� =

3. Identifikasikan sub-strukturnya dan persamaan yang akan dihitung koefieien jalurnya. Misalkan dalam sub-strukturnya yang telah identifikasi terhadap k buah variabel eksogen, dan sebuah (selalu hanya sebuah) variabel endogen � yang dinyatakan oleh persamaan:

�� = ����1�1+����2�2 + …+�������+�

(7)

4. Menghitung matriks invers korelasi variabel eksogen, dengan rumus :

2.1.5 Menghitung Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R2

digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Dapat digunakan dengan rumus :

Keterangan:

��2�(�1,�2,�3,…,��)= koefisien determinasi

����� = koefisien jalur

����� = korelasi antar variabel bebas u dan variabel terikat ke-k

2.1.6 Menguji Koefisien Jalur Secara Simultan

(8)

pengaruh masing-masing variabel eksogen terhadap variabel endogen, dapat dilakukan lengkah kerja berikut :

a. Nyatakan hipotesis statistic ( hipotesis operasional ) yang akan diuji. Ho

H

:�≠ 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogen (�)

terhadap variabel endogen (�)

1

b. Menentukan taraf signifikan

:�= 0, artinya terdapat pengaruh variabel eksogen (�) terhadap

variabel endogen (� )

Taraf signifikan α = 0,05

Dengan derajat kebebasan ( dk ) V1 = k dan V2 c. Kriteria Pengujian

= (n – k – 1)

Ho: Diterima jika Fhitung ≤ F H

tabel

1: Diterima jika Fhitung > F d. Uji Statistik

tabel

F =�

n – k – 1�(�

�� ��1 ,�2 ,�3 ,…,���

2 )

�(1−�

�� ��1 ,�2 ,�3 ,…,���

2 )

Keterangan: i = 1,2, …,k

k = jumlah variabel eksogen (variabel bebas) dalam sub-struktur yang sedang diuji

n = jumlah sampel

F = Mengikut i tabel distribusi F dengan derajat bebas

2.1.7

Pengaruh yang diterima oleh sebuah variabel endogen dari dua atau lebih variabel eksogen, dapat secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Pengaruh secara sendiri-sendiri (parsial), bisa berupa pengaruh langsung, bisa juga berupa pengaruh tidak langsung, yaitu melalui variabel eksogen yang lainnya.

(9)

Menghitung besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung serta pengaruh total variabel eksogen terhadap variabel endogen secara parsial, dapat dilakukan dengan rumus:

a. Besarnya pengaruh langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen = � × �

b. Besarnya pengaruh tidak langusng variabel eksogen terhadap variabel endogen

= ���� ×�12 × ���

c. Besarnya pengaruh total variabel eksogen terhadap variabel endogen adalah penjumlahan besanya pengaruh langsung dengan besarnya pengaruh tidak langsung = [ ���× ���] + [ ��� ×�12 × ���]

2.2Uji Validitas

Suatu instrument dikatakan valid jika instrument dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Pengujian dilakukan pada setiap butir pernyataan atau (kuesioner). Uji validitas dapat dicari dengan rumus :

����� =

� ∑��=1���� – ∑��=1��∑��=1��

��� ∑ �2− �∑

� � �=1 �

2

�=1 � �� ∑��=1��2− �∑��=1��� 2

Keterangan:

����� = koefisien korelasi variabel �Rj

� = 1,2, …,n

dan variabel �

n = jumlah sampel

2.3 Uji Reliabilitas

(10)

dipercaya. Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas adalah koefisien alfa dari Cronbach (1951), yaitu:

�11 =�

� −1� �1−

∑��=1��2

��2 � Keterangan:

��2=

∑ ��2−�∑ ��

�=1 �

2

� �

�=1

�11= reliabilitas instrument/koefisien alfa

2.4Pengertian Jasa

Jasa semakin berperan dalam kehidupan manusia, bahkan ada kecenderungan bahwa semakin tinggi tingkat kesejahteraan manusia maka semakin meningkat pula kebutuhannya akan jasa. Pengertian jasaadalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik. Jasa merupakan aktivitas ekonomi yang mempunyai sejumlah elemen (nilai atau manfaat) intangible yang berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Perubahan dalam kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu jasa bisa memiliki atau bisa juga tidak mempunyai kaitan dengan produk fisik.

2.5Kualitas Pelayanan

(11)

inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan (perceived servis) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk.

2.6 Dimensi Kualitas Layanan

Dimensi kualitas pelayanan dibagi menjadi 5 dimensi yaitu: a. Tangibles (bukti fisik)

Yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Yang meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, dan lain sebagainya), perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya.

b. Reliability (kehandalan)

Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik dan dengan akurasi yang tinggi.

c. Responsiveness (ketanggapan)

Yaitu kemampuan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.

d. Assurance (jaminan dan kepastian)

(12)

e. Emphaty (empati)

Yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu untuk pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

2.7 Kepuasan Konsumen

Persaingan yang semakin ketat, di mana semakin banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Hal ini tercermin dari semakin banyaknya perusahaan yang menyertakan komitmennya terhadap kepuasan pelanggan dalam pernyataan misinya, iklan, maupun public relations release. Kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa yang berkualitas dengan harga bersaing.

Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Since this study describes politeness strategies the customer service representatives use, the method of the study is descriptive research, specifically a case study, in which

Hasil penelitian menunjukkan bahwa defisit anggaran sebesar 1.544.616.152.000,- rupiah yang dialami BPJS Kesehatan selaku pelaksana program Jaminan Kesehatan Nasional

Pada penelitian masalah dibatasi pada dua faktor internal yaitu kecerdasan emosional dan perilaku belajar serta pengaruhnya terhadap prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas

Menambah pengetahuan pihak manajemen perusahaan tentang seberapa besar peranan manajemen modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan sehingga diharapkan dapat membantu

Tugas Panitia meliputi kegiatan berikut. 1) Menyeleksi peserta pemilihan Kepala SMA/MA berprestasi tingkat sekolah didasarkan pada kriteria yang telah ditentukan.

Orang Sumeria adalah penduduk pertama yang tinggal di wilayah Mesopotamia, yang kini menjadi Irak modern.. Wilayah ini dikenal sebagai tempat lahirnya

Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui bahwa lingkungan kerja di Mall Lippo Cikarang kurang nyaman dan terdapat Job Insecurity pada perusahaan sehingga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan petani jeruk di kawasan pengembangan jeruk di Kelurahan Rimbo Pengadang tentang teknologi pengelolaan