HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Deskriptif Permasalahan
Secara umum, transportasi artinya perpindahan barang dari satu atau beberapa sumber ke satu atau beberapa tujuan sesuai kebutuhan. Misalnya, karena pasokan barang disuatu tempat berlebih, maka perlu didistribusikan ke tempat lain yang kekurangan. Sumber bisa saja merupakan daerah pertanian, kawasan industri, maupun produsen lainnya. Proses transportasi tidak hanya melibatkan produsen dengan konsumen, namun bisa saja terjadi didalam proses produksi si produsen itu sendiri, baik dengan alat transportasi milik sendiri maupun menyewa, yang keduanya memerlukan biaya pengiriman. Besarnya biaya pengiriman dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu jumlah barang yang akan diangkut dan biaya angkut per unit. Tentunya, perlu dilakukan minimasi biaya pada setiap pengiriman. Model transportasi pada intinya untuk mencari dan menentukan perencanaan pengiriman barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan total biaya transportasi minimal. Dalam model transportasi termuat 2 variabel, yaitu:
1. Jumlah barang yang tersedia di tempat asal (sumber), yaitu kapasitas pengiriman
2. Biaya transportasi per unit barang yang dikirimkan
3.2. Penerapan Metode Transportasi 3.2 .1 Pengumpulan Data
3.2.1.1 Data Persediaan Raskin
Dalam kegiatan pendistribusian beras raskin pada Perum Bulog Sub Divre Medan mempunyai gudang penyimpanan beras untuk memenuhi permintaan konsumen. Data lokasi gudang di Medan dan kapasitas persediaan beras di masing-masing gudang tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut
Tabel 3.1 Kapasitas Persediaan Raskin Tahun 2016
Sumber: Perum Bulog Sub Divre Medan 2016
3.2.1.2 Data Permintaan Raskin
Data permintaan yang dimaksud adalah data beras yang didistribusikan oleh perusahaan Bulog Sub Divre Medan. Adapun data permintaan yang diambil adalah data permintaan Raskin pada tahun 2016 .
Data Permintaan Raskin dari masing-masing gudang ke masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Penyaluran Raskin Tahun 2016
No Gudang Kabupaten/kota Permintaan (Kg)
1 Mabar Kota Binjai 82125
Kab. Langkat 446805
2 Jemadi Kab. Langkat 311190
No Gudang Lokasi Total Persediaan (Kg)
1 Mabar Medan 528.930
2 Jemadi Medan 734.610
3 Mustafa Medan 879.840
4 Labuhan Deli Medan 1.344.915
5 Paya Pasir Tebing Tinggi 588.420
Sumber: Perum Bulog Sub Divre Medan 2016
3.2.1.3 Data Biaya Transportasi dari Gudang ke Kabupaten/Kota
Biaya transportasi terdiri dari semua ongkos yang berhubungan dengan biaya pengangkutan produk Raskin dari gudang ke Kabupaten/Kota. Dalam mendistribusikan raskin, Perusahaan menggunakan jasa angkutan darat yaitu truk. Biaya transportasi yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah biaya pengiriman tiap satu kilogram Raskin dari beberapa gudang yang dimiliki oleh perusahaan ke beberapa Kabupaten/Kota.
Adapun biaya transportasi dari masing-masing gudang ke masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Tabel 3.3
Tabel 3.3 Tarif Angkut Raskin dari Gudang Ke titik Distribusi di Kabupaten/Kota
No Gudang Kabupaten/Kota Biaya Transportasi (Rp/Kg)
1 Mabar
Kabupaten Deli Serdang 139 Kabupaten Serdang Bedagai 151 Kabupaten Langkat 137
Kota Binjai 120
Kota Medan 131
No Gudang Kabupaten/kota Permintaan (Kg) Kab. Deli Serdang 423420
3 Mustafa Kota Medan 407055
Kab. Langkat 472785
4 Labuhan Deli
Kota Binjai 84315 Kota Medan 689595 kab. Serdang bedagai 571005
5 Paya Pasir Kota. Tebing Tinggi 111525 kab. Serdang bedagai 476895
Sumber: Perum Bulog Divre Medan 2016
3.3 Analisis Data
Data yang diperoleh dari perusahaan dilakukan analisis dan perhitungan terhadap data tersebut. Analisa adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca. Langkah-langkah untuk menganalisis adalah sebagai berikut :
1. Menentukan solusi fisibele awal dengan metode North West Corner. 2. Setelah memperoleh tabel penyelesaian feasible awal dengan sembarang
metode, selanjutnya periksa apakah variabel basis (sel yang terisi) dari tabel awal sudah memenuhi + −1 buah variabel basis, jika berisi kurang No Gudang Kabupaten/Kota Biaya Transportasi
(Rp/Kg) Kota Tebing Tinggi 159
2 Jemadi
Kabupaten Deli Serdang 134 Kabupaten Serdang Bedagai 148 Kabupaten Langkat 140
Kota Binjai 117
Kota Medan 127
Kota Tebing Tinggi 155
3 Mustafa
Kabupaten Deli Serdang 134 Kabupaten Serdang Bedagai 144 Kabupaten Langkat 139
Kota Binjai 115
Kota Medan 149
Kota Tebing Tinggi 158
4 Labuhan Deli
Kabupaten Deli Serdang 135 Kabupaten Serdang Bedagai 163 Kabupaten Langkat 138
Kota Binjai 149
Kota Medan 130
Kota Tebing Tinggi 157
5 Paya Pasir
Kabupaten Deli Serdang 146 Kabupaten Serdang Bedagai 126 Kabupaten Langkat 162
Kota Binjai 158
Kota Medan 163
dari + −1 buah variabel basis maka harus ditambahkan variabel dummy agar proses pengujian keoptimalan dan iterasi dapat dilakukan.
3. Mencari solusi akhir dengan menggunakan metode Stepping Stone dan metode potensial.
3.4 Pengolahan Data
Pengolahan data untuk pemecahan masalah pada penulisan ini dilakukan melalui beberapa tahap. Data-data yang telah diperoleh dari Perum Bulog Sub Divre Medan dibuat menjadi tabel transportasi, yang mana tujuan pembuatannya adalah untuk meringkas dan menyajikan dengan jelas data-data tersebut.
Tabel 3.4 berikut adalah pengolahan data biaya Pengiriman atau biaya dstribusi per kilogram Raskin dari lokasi sumber ke lokasi tujuan yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Tabel 3.4 Biaya Pengiriman atau Biaya Distribusi Per Unit Dari Lokasi Sumber Ke Lokasi Tujuan
Biaya angkut (Rp/kg) Deli
Serdang
Serdang
Bedagai Langkat Binjai Medan
Tebing
Tinggi Supply
Mabar 139 151 137 120 131 159 528.930
Jemadi 134 148 140 117 127 155 734.610
Mustafa 134 144 139 115 149 158 879.840 Labuhan
Deli 135 163 138 149 130 157
1.344.915
Paya Pasir 146 126 162 158 162 112 588.420 Demand 994.425 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
Minimumkan:
= �
=1 =1
= 139�11+ 151�12+ 137�13+ 120�14+ 131�15+ 159�16 + 134�21+
148�22+ 140�23 + 117�24+ 127�25+155�26+ 134�31 + 144�32+ 139�33+ 115�34+ 149�35+ 158�36+ 135�41+ 163�42+ 138�43+
149�44+ 130�45+ 157�46 + 146�51+ 126�52+ 162�53+ 158�54+
162�55+ 112�56
Dengan kendala:
� =
139�11+ 151�12+ 137�13+ 120�14 + 131�15 + 159�16 =528.930
134�21+ 148�22+ 140�23 + 117�24+ 127�25+ 155�26 =734.610
134�31+ 144�32+ 139�33 + 115�34+ 149�35+ 158�36=879.840
135�41+ 163�42+ 138�43 + 149�44+ 130�45+ 157�46=1.344.915
146�51+ 126�52+ 162�53 + 158�54+ 162�55+ 112�56=588.420
� =
139�11+ 134�21+ 134�31+ 135�41+ 146�51= 994.425
151�12+ 148�22+ 144�32+ 163�42+ 126�52= 476.895
137�13+ 140�23+ 139�33+ 138�43+ 162�53= 1.230.780
120�14+ 117�24+ 115�34+ 149�44+ 158�54= 166.440
131�15+ 127�25+ 149�35+ 130�45 + 162�55=1.096.650
159�16+ 155�26+ 158�36+ 157�46+ 112�56= 111.525 Untuk semua � ≥0
Dengan:
=jumlah supply barang dari tempat asal sebanyak
= jumlah permintaan barang dari berbagai tujuan sebanyak � =satuan barang yang akan dikirim dari sumber ke tujuan
3.5 Perhitungan Solusi Optimum
Selanjutnya dari data yang telah diperoleh akan dicari solusi fisibel awalnya terlebih dahulu dengan menggunakan metode sudut barat laut ( North West Corner).
3.5.1 Metode Sudut Barat Laut ( North West Corner)
Solusi awal dengan menggunakan metode sudut barat laut ditentukan dengan mengisi sel kosong yang masih dapat diisi dan terletak paling kiri atas (sudut barat laut). Langkah pertama adalah dengan mengalokasikan sebanyak mungkin pada kotak �11 = 528.930. hal ini menghabiskan persesediaan sumber 1, Selanjutnya yang mendapat alokasi adalah kotak yang terdekat dengan �11 yakni kotak �21 = 465.495, kemudian yang mendapat alokasi selanjutnya adalah kotak �22 = 269.115. Hal ini menghabiskan persediaan pada sumber 2, selanjutnya yang mendapatkan alokasi adalah yang terdekat dengan kotak �22 yakni kotak �32 demikian seterusnya hingga semua penawaran telah dihabiskan dan keperluan permintaan telah terpenuhi.
Tabel 3.5 Alokasi Persediaan dan Permintaan dengan Metode North West Corner
Deli Serdang
Serdang
Bedagai Langkat Binjai Medan Paya Pasir Supply
Mabar
558.720 166.440 619.755
1.344.915
Paya Pasir
476.895 111.525
588.420
3.5.2 Metode Stepping Stone
Dengan menggunakan tabel pemecahan awal dilakukan pengujian optimalitas menggunakan metode Stepping Stone untuk meminimumkan biaya transportasi. Sebelum dilakukan pengujian, harus dipastikan bahwa jumlah sel yang terisi harus ada + −1 ( = banyak sumber dan = banyak tujuan) buah sel basis. Pada Tabel 3.25 terlihat bahwa sel yang terisi sudah ada 10 buah sel basis, sehingga pada kasus ini tidak terjadi degenerasi karena syarat + −1 sudah terpenuhi.
Tahap 1
Tabel 3.6 Pemecahan persoalan dengan Metode North West Corner
�1 �2 �3 �4 �5 �6
558.720 166.440 619.755
1.344.915
5
476.895 111.525
588.420
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
Dengan: �1 = Permintaan kabupaten/kota 1 (Deli Serdang) �2 = Permintaan kabupaten/kota 2 (Serdang Bedagai) �3 = Permintaan kabupaten/kota 1 (Langkat)
�4 = Permintaan kabupaten/kota 1 (Binjai) �5 = Permintaan kabupaten/kota 1 (Medan)
�6 = Permintaan kabupaten/kota 1 (Tebing Tinggi)
2 = Gudang 2 (Jemadi) 3 = Gudang 3 (Mustafa) 4 = Gudang 4 (Labuhan Deli) 5 = Gudang 5 (Paya Pasir)
= Kapasitas permintaan pada konsumen = Kapasitas permintaan pada konsumen
Tahap 2
Dari Tabel 3.6 pilih sel-sel yang masih kosong untuk mencari nilai indeks perbaikannya. Nilai indeks perbaikan dicari dengan melakukan loncatan searah jarum jam dengan pijakannya berupa sel basis (sel basis adalah sel yang terisi barang) sehingga terbentuk sebuah loop terdekat yang memungkinkan untuk kembali ke sel semula dengan memuat tanda (+) dan (−) secara bergantian pada setiap sudut sel dari loop tersebut, dimulai dengan tanda (+) pada sel kosong terpilih.
Indeks perbaikannya didapat dengan menjumlahkan tiap-tiap biaya sel pada loop yang terbentuk. Setelah semua sel-sel bukan basis (kosong) dievaluasi dan didapat nilai indeks perbaikannya selanjunya dilihat apakah masih ada nilai yang < 0. Jika tidak ada, maka pemecahan awal sudah optimal akan tetapi bila masih ada nilai yang negatif pilih sel yang mempunyai nilai negatif terbesar (artinya penurunan biaya terbesar) untuk dilakukan perbaikan jalur.
Tabel 3.7 Indeks Perbaikan untuk Sel Kosong 1 Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Dari Tabel 3.7 sel �52 memiliki niali indeks perbaikan dengan nilai negatif terbesar. Maka dilakukan perubahan alokasi ke sel �52
Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Tabel 3.8 Perubahan Alokasi Persediaan dan Permintaan 1 (iterasi 1)
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
Tahap 3
Sekarang kembali evaluasi sel kosong pada tabel 3.8 untuk melihat apakah hasil perbaikan tahap 2 sudah memberikan biaya transportasi yang optimal.
Tabel 3.9 Indeks Perbaikan untuk Sel Kosong 2 Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Jumlah
Dari Tabel 3.9 sel �14 memiliki niali indeks perbaikan dengan nilai negatif terbesar. Maka dilakukan perubahan alokasi ke sel �14
Tabel 3.10 Perubahan Alokasi Persediaan dan Permintaan 2 (Iterasi 2)
�1 �2 �3 �4 �5 �6
Sekarang kembali evaluasi sel kosong pada tabel 3.10 untuk melihat apakah hasil perbaikan tahap 3 sudah memberikan biaya transportasi yang optimal.
Tabel 3.11 Indeks Perbaikan untuk Sel Kosong 3 Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Jumlah
Dari Tabel 3.11 sel �25 memiliki niali indeks perbaikan dengan nilai negatif terbesar. Maka dilakukan perubahan alokasi ke sel �25
Tabel 3.12 Perubahan Alokasi Persediaan dan Permintaan 3 (iterasi 3)
�1 �2 �3 �4 �5 �6
Sekarang kembali evaluasi sel kosong pada tabel 3.12 untuk melihat apakah hasil perbaikan tahap 4 sudah memberikan biaya transportasi yang optimal.
Tabel 3.13 Indeks Perbaikan untuk Sel Kosong 4 Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Jumlah
Tabel 3.14 Perubahan Alokasi Persediaan dan Permintaan 4 (iterasi 4)
Sekarang kembali evaluasi sel kosong pada tabel 3.14 untuk melihat apakah hasil perbaikan tahap 5 sudah memberikan biaya transportasi yang optimal.
Tabel 3.15 Indeks Perbaikan untuk Sel Kosong 5 Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Jumlah
Dari Tabel 3.15 sel �31 memiliki niali indeks perbaikan dengan nilai negatif terbesar. Maka dilakukan perubahan alokasi ke sel �31
Tabel 3.16 Perubahan Alokasi Persediaan dan Permintaan 5 (Iterasi 5)
�1 �2 �3 �4 �5 �6
Sekarang kembali evaluasi sel kosong pada tabel 3.16 untuk melihat apakah hasil perbaikan tahap 6 sudah memberikan biaya transportasi yang optimal
Tabel 3.17 Indeks Perbaikan untuk Sel Kosong 6 Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Jumlah
Biaya
�42 �42− �52+�52−�31+ �33+�43
163-126+146-135+127-130 50
�23 �23− �25+�45−�43 140-127+130-138 5
�24 �24− �14+�11-�21 117-120+139-135 1
�34 �34− �14+�11− �21 115-120+139-135 -1
�44 �44− �14+�11−�31+ �33−�43
149-120+139-134+139-138 35
�54 �54− �14+�11−�51 158-120+139-146 31
�15 �15− �11+�31-�33 +�43− �45
149-120+139-134+139-138 -5
�35 �35− �33+�43−�45 149-139+138-130 18
�16 �16− �11+�51−�56 159-139+146-112 54
�26 �26− �22+�51−�56 155-135+146-112 54
�46
�46− �45+�43−�33+�31−�51 +�56
157-138+139-134+146-112 58
Dari Tabel 3.17 sel �13 memiliki niali indeks perbaikan dengan nilai negatif terbesar. Maka dilakukan perubahan alokasi ke sel �13.
Tabel 3.18 Perubahan Alokasi Persediaan dan Permintaan 6 (Iterasi 6)
�1 �2 �3 �4 �5 �6
1 114.585 247.905 166.440 528.930
2 734.610 734.610
3 879.840 879.840
4 982.875 362.040 1.344.915
5 0 476.895 111.525 588.420
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
Tahap 8
Tabel 3.19 Indeks Perbaikan untuk Sel Kosong 7 Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Jumlah
Biaya
� � − �
+� −� +� −� 135-127+130-138+137-139 -2
�12 �12− �11+�51− �52 151-139+146-126 32
�32 �32− �31+�51− �52 144-134+146-126 30
�23 �23− �25+�45−�43 140-127+130-138 5
�33 �33− �13+�11−�31 139-137+139-134 7
�53 �53− �13+�11−�51 162-137+139-146 18
�34 �34− �14+�11− �21 115-120+139-135 -1
�54 �54− �14+�11−�51 158-120+139-146 31
�15 �15− �13+�43− �45 149-120+139-138 31
�35 �35− �33+�43−�45 149-139+138-130 18
�16 �16− �11+�51−�56 159-139+146-112 54
�36 �36− �31+�51− �56 158-134+146-112 58
Dari Tabel 3.19 sel �13 memiliki niali indeks perbaikan dengan nilai negatif terbesar. Maka dilakukan perubahan alokasi ke sel �13
Tabel 3.20 Perubahan Alokasi Persediaan dan Permintaan 7 (iterasi 7)
�1 �2 �3 �4 �5 �6
1 362.490 166.440 528.930
2 114.585 620.025 734.610
3 879.840 879.840
4 868.290 476.625 1.344.915
5 0 476.895 111.525 588.420
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
Tahap 9
Tabel 3.21 Indeks Perbaikan Untuk Sel Kosong 8 Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Jumlah
Biaya
�11 �11− �13+�43−�45+�25−�21 139-135+127-130+138-13 2
� � − � +� −� 136-130+127-135 -2
�22 �22− �21+�51− �52 148-135+146-126 33
�32 �32− �31+�51− �52 144-134+146-126 30
�23 �23− �25+�45−�43 140-127+130-138 5
�15 �15− �13+�43− �45 149-120+139-138 2
�35 �35− �33+�43−�45 149-139+138-130 18
�26 �26− �21+�51−�56 159-139+146-112 54
�36 �36− �31+�51− �56 158-134+146-112 58
Dari Tabel 3.21 sel �41 memiliki niali indeks perbaikan dengan nilai negatif terbesar. Maka dilakukan perubahan alokasi ke sel �41.
Tabel 3.22 Perubahan Alokasi Persediaan dan Permintaan 8 (iterasi 8)
�1 �2 �3 �4 �5 �6
1 362.490 166.440 528.930
2 734.610 734.610
3 879.840 879.840
4 114.585 868.290 362.040 1.344.915
5 0 476.895 111.525 588.420
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
Tahap 10
Tabel 3.23 Indeks Perbaikan Untuk Sel Kosong 9 Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Jumlah
Biaya
�11 �11− �13 +�43−�41 139-137+138-136 4
�21 �11 − �25+�45−�41 135-127+130-136 2
� � − � +� − � + �
− � 117-127+130-138+137-120 -1
�32 �32− �31+�51− �52 144-134+146-126 30
�42 �42− �41+�51− �52 163-136+146-126 47
�23 �23− �25+�45− �43 140-127+130-138 5
�33 �33− �31+�41− �43 139-134+136-138 3
�53 �53− �43+�41−�51 162-138+136-146 14
�26 �26− �21+�51−�56 159-139+146-112 54
�36 �36− �31+�51− �56 158-134+146-112 58
Dari Tabel 3.23 sel �24 memiliki niali indeks perbaikan dengan nilai negatif terbesar. Maka dilakukan perubahan alokasi ke sel �24.
Tabel 3.24 Perubahan Alokasi Persediaan dan Permintaan 9 (iterasi 9)
�1 �2 �3 �4 �5 �6
1 528.930 528.930
2 166.440 568.170 734.610
3 879.840 879.840
4 114.585 701.850 528.480 1.344.915
5 0 476.895 111.525 588.420
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
Tahap 11
Sekarang kembali evaluasi sel kosong pada tabel 3.24 untuk melihat apakah hasil perbaikan tahap 10 sudah memberikan biaya transportasi yang optimal.
Tabel 3.25 Indeks Perbaikan Untuk Sel Kosong 10 Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Jumlah
Dari Tabel 3.25 sel �34 memiliki niali indeks perbaikan dengan nilai negatif terbesar. Maka dilakukan perubahan alokasi ke sel �34.
Tabel 3.26 Perubahan Alokasi Persediaan dan Permintaan 10 (iterasi 10)
�1 �2 �3 �4 �5 �6
Tabel 3.27 Indeks Perbaikan Untuk Sel Kosong 11 Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Jumlah pada tabel 3.25, maka iterasi telah selesai dan solusi optimal telah ditemukan.
Nilai optimaumnya adalah
= 713.400 × 134 + 281.025 × 136 + 0 × 146 + 476.895 ×
26 + 528.930 × 137 + 804.525 × 138 + 166.440 ×
115 + 734.610 × 127 + 259.363 × 130 + (111.525 × 112)
3.5.2 Metode Potensial
Solusi dengan menggunakan metode potensial adalah merupakan suatu variasi dari metode Stepping Stone yang didasarkan pada rumusan dual. Dalam mencari solusi optimal metode potensial (metode U-V) ini melakukan evaluasi dari suatu lokasi transportasi secara matriks. Dalam proses mencari harga-harga sel evaluasi matriks, metode potensial ini terlebih dahulu harus menyusun satu matriks perantara. Matriks asli dari transportasi dinyatakan dengan , matriks antara
yang akan dijelaskan dinyatakan dengan , sedangkan matriks evaluasi
dinyatakan dengan .
Untuk menentukan solusi optimal dengan menggunakan metode potensial, maka solusi awal dengan menggunakan metode North West Corner ditulis kembali pada Tabel 3.28.
Tabel 3.28 Pemecahan Persoalan dengan Metode North West Corner
�1 �2 �3 �4 �5 �6
558.720 166.440 619.755
1.344.915
5
476.895 111.525
588.420
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
Tabel 3.29 Biaya Awal (� )
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715 Dengan : = Biaya per kg pada pengiriman Raskin
Matriks biaya awal ( ) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.30 Alokasi Awal
Selanjutnya dari Tabel 3.30 dapat diperoleh tabel Matriks perantara awal pada Tabel 3.31 seperti berikut.
Tabel 3.31. Matriks perantara( � )
1 2 3 4 5 6
1=1
Berdasarkan tabel perubahan biaya 1 diperoleh matriks perubahan biaya adalah sebagai berikut:
Selanjutnya dihitung matriks evaluasi dengan,
Tabel 3.33. Perubahan Alokasi Persediaan dan Permintaan 1 (Iterasi 1) diperoleh perubahan biaya kedua pada Tabel 3.34.
Tabel 3.34. Perubahan Biaya 2 (� )
Berdasarkan tabel perubahan biaya 2 diperoleh matriks perubahan biaya adalah sebagai berikut:
= pada sel �14 mengalami perubahan alokasi.
Tabel 3.35. Perubahan Alokasi Persediaan dan Permintaan 2 (iterasi2)
menggunakan rumus + = dengan memisalkan 1 = 0, sehingga
diperoleh perubahan biaya ketiga pada Tabel 3.34.
Tabel 3. 36. Perubahan Biaya 3 (� )
Berdasarkan tabel perubahan biaya 3 diperoleh matriks perubahan biaya adalah sebagai berikut:
Selanjutnya dihitung matriks evaluasi dengan
pada sel �13 mengalami perubahan alokasi.
Tabel 3.37. Perubahan Alokasi Persediaan dan Permintaan 3 (Iterasi 3)
�1 �2 �3 �4 �5 �6
diperoleh perubahan biaya keempat pada Tabel 3.38.
1=1
Berdasarkan tabel perubahan biaya 4 diperoleh matriks perubahan biaya adalah sebagai berikut:
Selanjutnya dihitung matriks evaluasi dengan
Karena pada matriks terdapat nilai � < 0, maka dipilih nilai � dengan nilai
negatif terbesar yaitu pada sel �51 = −26, sehingga terjadi perubahan alokasi pada sel �51 mengalami perubahan alokasi.
Tabel 3.39. Perubahan Alokasi Persediaan dan Permintaan 4 (Iterasi 4)
�1 �2 �3 �4 �5 �6
diperoleh perubahan biaya kelima pada Tabel 3.40.
Tabel 3.40. Perubahan Biaya 5 (� )
=
Selanjutnya dihitung matriks evaluasi dengan
= sehingga terjadi perubahan alokasi pada sel �31 mengalami perubahan alokasi.
Tabel 3.41. Perubahan Alokasi Persediaan dan Permintaan 5 (Iterasi 5)
Kemudian dari Tabel 3.41 dicari kembali harga-harga untuk setiap baris dan harga untuk setiap kolom. Menghitung variabel basis terlebih dahulu
menggunakan rumus + = dengan memisalkan 1 = 0, sehingga
diperoleh perubahan biaya keenam pada Tabel 3.42.
Tabel 3.42. Perubahan Biaya 6 (� )
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
Berdasarkan tabel perubahan biaya 6 diperoleh matriks perubahan biaya adalah sebagai berikut:
Selanjutnya dihitung matriks evaluasi dengan
= terjadi perubahan alokasi pada sel �34 mengalami perubahan alokasi.
Tabel 3.43. Perubahan Alokasi Persediaan dan Permintaan 6 (Iterasi 6)
�1 �2 �3 �4 �5 �6
Tabel 3.44. Perubahan Biaya 7 (� )
Berdasarkan tabel perubahan biaya 7 diperoleh matriks perubahan biaya adalah sebagai berikut:
Selanjutnya dihitung matriks evaluasi dengan
=
negatif terbesar yaitu pada sel �25 =−5 , pilih salah satu maka sehingga terjadi perubahan alokasi pada sel �25 mengalami perubahan alokasi.
Tabel 3.45. Perubahan Alokasi Persediaan dan Permintaan 7 (iterasi 7)
�1 �2 �3 �4 �5 �6 diperoleh perubahan biaya ketujuh pada Tabel 3.46.
Berdasarkan tabel perubahan biaya 8 diperoleh matriks perubahan biaya adalah
Selanjutnya dihitung matriks evaluasi dengan
Tabel 3.47. Perubahan Alokasi Persediaan dan Permintaan 8 (iterasi 8)
Kemudian dari Tabel 3.47 dapat dicari harga-harga untuk setiap baris dan harga untuk setiap kolom dengan menggunakan rumus + = untuk semua
variabel basis dengan terlebih dahulu memilih 1 = 0, sehingga diperoleh matriks pada Tabel 3.48
Berdasarkan tabel perubahan biaya 8 diperoleh matriks perubahan biaya adalah sebagai berikut:
=
Karena tidak terdapat lagi nilai yang negatif pada matriks evaluasi , yakni ≥0
maka iterasi telah selesai dan solusi optimal telah ditemukan.
= 713.400 × 134 + 281.025 × 136 + 0 × 146 + 476.895 ×
26 + 528.930 × 137 + 804.525 × 138 + 166.440 ×
115 + 734.610 × 127 + 259.363 × 130 + (111.525 × 112)
= 536.035.950
3.6 Uji Optimum Distribusi Raskin Perusahaan
tanda negatif pada proses eksekusi menggunakan metode-metode tersebut. Berikut adalah tabel transportasi pendistribusian raskin oleh Perusahaan:
Tabel 3.49 Alokasi Distribusi Raskin Perusahaan Deli
Serdang
Serdang
Bedagai Langkat Binjai Medan
Tebing
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
3.6.1 Uji Optimum Distribusi Perusahaan dengan Metode Stepping Stone
Tahap 1
Tabel 3.50 Indeks Perbaikan untuk Sel Kosong 1
Berdasarkan evaluasi sel kosong masih terdapat nilai indeks perbaikan yang lebih kecil dari nol atau bernilai negatif (-), maka pedistribusian Raskin oleh perusahaan belum optimum. Sel �34 =−53 memiliki indeks perbaikan yang paling negatif, maka dilakukan alokasi pada sel �34.
Tabel 3.51 Hasil Alokasi 1
�1 �2 �3 �4 �5 �6
1 446.805 82.125 528.930
2 423.420 311.190 734.610
3 472.785 84.315 322.740 879.840
4 571.005 773.910 1.344.915
5 476.895 111.525 588.420
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
Kembali evalusi sel kosong pada Tabel 3.52 untuk melihat apakah perbaikan pada tahap 1 sudah optimal.
Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Jumlah
Biaya
�31 �31− �21+�23− �33 134-135+140-139 0
�11 �11− �13+�23− �21 139-137+140-135 7
�51 �51− �23+�13− �14+�44− �41
116-135+140-137+120-149+136 91
�43 �43− �33+�35−45 138-139+149-130 18
�24 �24 − �14+�13− �23 117-120+137-140 -6
� � − � +� − � 115-149+130-149 -53
�15 �15− �13+�33− �35 131-137+139-149 -16
Tahap 2
Tabel 3.52 Indeks Perbaikan untuk Sel Kosong 2
Berdasarkan evaluasi sel kosong masih terdapat nilai indeks perbaikan yang lebih kecil dari nol atau bernilai negatif (-), maka pedistribusian Raskin oleh perusahaan belum optimum. Sel �25 =−23 memiliki indeks perbaikan yang paling negatif, maka dilakukan alokasi pada sel �25.
Tabel 3.53 Hasil Alokasi 2
�1 �2 �3 �4 �5 �6
1 446.805 82.125 528.930
2 423.420 311.190 734.610
3 783.975 84.315 11.550 879.840
4 571.005 773.910 1.344.915
5 476.895 111.525 588.420
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
Kembali evalusi sel kosong pada Tabel 3.53 untuk melihat apakah perbaikan pada tahap 2 sudah optimal.
Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Jumlah
Biaya
�31 �31− �21+�23− �33 134-135+140-139 0
�11 �11− �13+�23− �21 139-137+140-135 7
�51 �51− �23+�13− �14+�44− �41
116-135+140-137+120-149+136 91
�43 �43− �33+�35−45 138-139+149-130 18
�24 �24 − �14+�13− �23 117-120+137-140 -6
�44 �44− �34+�35− �45 149-115+149-130 53
�15 �15− �13+�33− �35 131-137+139-149 -16
Tahap 3
Tabel 3.54 Indeks Perbaikan untuk Sel Kosong 3
Berdasarkan evaluasi sel kosong masih terdapat nilai indeks perbaikan yang lebih kecil dari nol atau bernilai negatif (-), maka pedistribusian Raskin oleh perusahaan belum optimum. Sel �15 = −23 memiliki indeks perbaikan yang paling negatif, maka dilakukan alokasi pada sel �15.
Tabel 3.55 Hasil Alokasi 3
�1 �2 �3 �4 �5 �6
1 435.255 82.125 11.550 528.930
2 423.420 311.190 734.610
3 795.525 84.315 879.840
4 571.005 773.910 1.344.915
5 476.895 111.525 588.420
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
Kembali evalusi sel kosong pada Tabel 3.55 untuk melihat apakah perbaikan pada tahap 3 sudah optimal.
Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Jumlah
Biaya
�31 �31− �35+�25− �21 134-135+127-149 -23
�11 �11− �15+�45− �41 139-131+130-136 2
�23 �23− �25+�35− �33 140-127+149-139 23
�43 �43− �33+�35− �45 138-139+149-130 18
�44 �44− �34+�35− �45 149-115+149-130 53
Tahap 3
Tabel 3.56 Indeks Perbaikan untuk Sel Kosong 4
Berdasarkan evaluasi sel kosong masih terdapat nilai indeks perbaikan yang lebih kecil dari nol atau bernilai negatif (-), maka pedistribusian Raskin oleh perusahaan belum optimum. Sel �43 =−5 memiliki indeks perbaikan yang paling negatif, maka dilakukan alokasi pada sel �43.
Tabel 3.57 Hasil Alokasi 4
�1 �2 �3 �4 �5 �6
1 435.255 93.675 528.930
2 423.420 311.190 734.610
3 713.400 166.440 879.840
4 571.005 82.125 773.910 1.344.915
5 476.895 111.525 588.420
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
Kembali evalusi sel kosong pada Tabel 3.59 untuk melihat apakah perbaikan pada tahap 4 sudah optimal.
Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Jumlah
Biaya
�31 �31− �41+�45− �15− �13+�33 31-41-45-15-13-33 -5
�11 �11− �15+�45− �41 139-131+130-136 2
�23 �23− �13+�15− �25 140-137+131-127 7
� � − � +� − � + − � 138-139+115-120+131-130 -5
�44 �44 − �14+�15− �45 149-120+131-130 30
Tahap 4
Tabel 3.58 Indeks Perbaikan untuk Sel Kosong 5
Berdasarkan evaluasi sel kosong masih terdapat nilai indeks perbaikan yang lebih kecil dari nol atau bernilai negatif (-), maka pedistribusian Raskin oleh perusahaan belum optimum. Sel �31 =−5 memiliki indeks perbaikan yang paling negatif, maka dilakukan alokasi pada sel �31.
Tabel 3.59 Hasil Alokasi 5
�1 �2 �3 �4 �5 �6
1 435.255 528.930
2 423.420 311.190 734.610
3 93.675 619.725 166.440 879.840
4 477.330 82.125 785.460 1.344.915
5 476.895 111.525 588.420
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
Kembali evalusi sel kosong pada Tabel 3.59 untuk melihat apakah perbaikan pada tahap 4 sudah optimal.
Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Jumlah
Biaya
� � − � +� − � − � +� 31-41-45-15-13-33 -5
�11 �11− �15+�45− �41 139-131+130-136 2
�23 �23− �13+�15− �25 140-137+131-127 7
�14 �14− �13+�33− �34 120-137+139-115 7
�44 �44 − �14+�15− �45 149-120+131-130 30
Tahap 5
Tabel 3.60 Indeks Perbaikan untuk Sel Kosong 6
Karena tidak terdapat lagi nilai yang negatif pada evaluasi sel kosong pada tabel 3.63, maka iterasi telah selesai dan solusi telah optimal
Nilai optimumnya adalah
= 423.420 × 135 + 93.675 × 134 + 477.330 × 136 +
476.895 × 126 + 528.930 × 137 + 619.725 × 139 +
82.125 × 138 + 166.440 × 115 + 311.190 × 127 +
785.460 × 30 + (111.525 × 112)
= 537.920.565
3.6.2 Uji Optimum Distribusi Perusahaan dengan Metode Potensial
Uji optimum distribusi menggunakan metode potensial yaitu mencari harga-harga sel evaluasi secara matriks, terleboih dahulu harus mencari matriks perantara. Matriks asli dari transportasi dinyatakan dengan , matriks antara yang akan dijelaskan dinyatakan dengan , sedangkan matriks evaluasi
dinyatakan dengan . apabila diperoleh nilai matriks < 0, maka penditribusian belum optimum.
Berdasarkan tabel 3.4 diperoleh evaluasi sel-sel kosong pendistribusian oleh perusahaan sebagai berikut:
Sel
Kosong Jalur Tertutup Biaya
Jumlah
Biaya
�11 �11− �15+�45− �41 139-131+130-136 2
�23 �23− �13+�15− �25 140-137+131-127 7
�14 �14− �13+�33− �34 120-137+139-115 7
Tabel 3.61 Biaya Awal (� ) Deli
Serdang
Serdang
Bedagai Langkat Binjai Medan
Tebing
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
Dengan: = Biaya per kg pada pengiriman Raskin = Kapasitas permintaan pada konsumen
= Kapasitas permintaan pada konsumen
Maka matriks biaya awal adalah Sebagai berikut:
=
Hasil perolehan pendistribusian oleh perusahaan dapat dilihat pada tabel alokasi Distribusi Perusahaan seperti pada tabel 3.61
Tabel 3.62 Alokasi Distribusi Perusahaan Deli
Serdang
Serdang
Bedagai Langkat Binjai Medan
Tebing Tinggi
Mabar 446.805 82.125 528.930
Jemadi 423.420 311.190 734.610
Mustafa 472.785 407.005 879.840
Labuhan
Deli 571.005 84.315 689.595 1.344.915
Tebing
Tinggi 476.895 111.525 588.420
Selanjutnya dari tabel 3.62 diperoleh tabel Matriks biaya pada tabel 3.63 sebagai berikut:
Tabel 3.63 Matriks Biaya Deli
Serdang
Serdang
Bedagai Langkat Binjai Medan
Tebing
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
Kemudian dari Tabel 3.66 dapat dicari harga-harga untuk setiap baris dan harga untuk setiap kolom. Menggunakan rumus + = untuk semua variabel
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
=
Selanjutnya dihitung matriks evaluasi dengan
= pada sel �25 mengalami perubahan alokasi.
Tabel 3.65 Perubahan Alokasi 1 (Iterasi 1)
Kemudian dari Tabel 3.69 dicari kembali harga-harga untuk setiap baris dan harga untuk setiap kolom. Menghitung variabel basis terlebih dahulu
menggunakan rumus + = dengan memisalkan 1 = 0, sehingga
diperoleh perubahan biaya keempat pada Tabel 3.66
Tabel 3.66 Perubahan Biaya 2 (� )
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
Berdasarkan tabel perubahan biaya diperoleh matriks perubahan biaya adalah sebagai berikut:
Selanjutnya dihitung matriks evaluasi dengan
= pada sel �31 mengalami perubahan alokasi.
Tabel 3.67 Perubahan Alokasi 2 (Iterasi 2)
�1 �2 �3 �4 �5 �6
Tabel 3.68 Perubahan Biaya 3 (� )
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
Berdasarkan tabel perubahan biaya diperoleh matriks perubahan biaya adalah sebagai berikut:
Selanjutnya dihitung matriks evaluasi dengan
=
negatif terbesar yaitu pada sel �34 = −7, sehingga terjadi perubahan alokasi pada sel �34 mengalami perubahan alokasi.
Tabel 3.69 Perubahan Alokasi 3 (Iterasi 3)
�1 �2 �3 �4 �5 �6
diperoleh perubahan biaya keempat pada Tabel 3.75
Tabel 3.70 Perubahan Biaya 4 (� )
Berdasarkan tabel perubahan biaya diperoleh matriks perubahan biaya adalah
Selanjutnya dihitung matriks evaluasi dengan
=
Tabel 3.71 Perubahan Alokasi 3 (Iterasi 3) diperoleh perubahan biaya keempat pada Tabel 3.77
Tabel 3.72 Perubahan Biaya 5 (� )
994.424 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
Berdasarkan tabel perubahan biaya diperoleh matriks perubahan biaya adalah sebagai berikut:
= ≥0 maka iterasi telah selesai dan solusi optimal telah ditemukan
Nilai optimumnya adalah
3.7 Penyelesaian Model Optimasi dengan Microsoft Excel
Berikut ini diberikan penyelesaian program linier dengan menggunakan Microsoft Excel:
Tabel 3.73 Tabel Awal Metode Transportasi Biaya angkut (Rp/kg) Deli
Serdang
Serdang
Bedagai Langkat Binjai Medan
Tebing
Tinggi Supply
Mabar 139 151 137 120 131 159 528.930
Jemadi 134 148 140 117 127 155 734.610
Mustafa 134 144 139 115 149 158 879.840
Labuhan
Deli 135 163 138 149 130 157
1.344.915
Tebing
Tinggi 146 126 162 158 162 112
588.420
Demand 994.425 476.895 1.230.780 166.440 1.096.650 111.525 4.076.715
Dari tabel ini, kita buat pada lembar kerja (Worksheet) Excel, selanjutnya kita memulai dengan memberi nilai awal 0 untuk semua paket yangakan dibuat. Selain tabel ini, kita buat pula tabel kebutuhan bahan yang akan digunakan untuk membuat paket. Tampilan Excel adalah sebagai berikut:
1. Membuat tabel transportasi awal pada excel
2. Memasukkan data
Keterangan pengisian tabel:
a. Data yang disalurkan yaitu dengan menjumlahkan persediaan pada gudang atau dengan rumus =SUM(C12:H12).
b. Data yang dipenuhi yaitu dengan menjumlahkan permintaan tiap kota atau dengan rumus =SUM(C12:C16).
c. Tabel pendistribusian yaitu dengan rumus =SUMPRODUCT(C12:H16)
3. Menjalankan Solver melalui menu data
4. Setting Solver
a. Pada Set Target Cell diisi dengan pendapatan, yaitu dengan mengklik sel B20, maka pada Set Target Cell akan terisi $B$20.
Gambar 3.2 Tabel Transportasi Setelah Terisi Data dan Formula
b. Equal To isi fungsi tujuan meminimumkan, jadi dipilih Min.
c. By Changing Cells diisi dengan variabel yang dicari, yaitu jumlah barang yang akan didistribusikan. jadi di isi sel C12 sampai H16.
d. Subject to the Constraint di isi dengan pembatas fungsional dari model. Hal ini dapat dilihat pada matriks transportasi yaitu jumlah Supply sama dengan jumlah yang disalurkan, demikian juga dengan jumlah Demand harus sama dengan jumlah yang dipenuhi.
e. Kemudian pilih option sehingga muncul menu berikut Gambar 3.4 Tampilan Subject to the Constraint
Pilih Assume Linier dan Assume non Negatif, kemudian dipilih OK. Maka akan kembali ke menu solver, selanjutnya pilih Solve, maka diperoleh hasil
Terlihat dari jawaban menggunakan Slove diperoleh biaya pendistribusian sebesar Rp. 538.400.520,- dan semua nilai slack adalah 0.Nilai Slack memberikan gambaran apakah kendala yang ada merupakan faktor pembatas atau tidak. Besarnya nilai slack pada tabel tersebut menggambarkan penggunaan sumberdaya yang dimiliki. Apabila slack bernilai nol, maka dapat dikatakan bahwa sumber daya tersebut habis terpakai.
Pada kasus distribusi Raskin pada Bulog Sub Divre Medan semua kendala baik kendala pesediaan dan kendala permintaan bernilai nol, artinya 1 sampai dengan 11 tidak satu kendalapun yang memiliki sisa, dengan kata lain sumberdaya tersebut habis terpakai. Hal ini mennjukkan bahwa sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing kendala merupakan faktor pembatas atau sering disebut binding.
3.7 Analisis dan Pembahasan
Proses Pendistribusian rakin di Perum Bulog Sub Divre Medan mengacu pada pembagian per wilayah atau kota. Berikut alokasi Raskin dari gudang Bulog ke tujuan dan alokasi dari kedua metode
Setelah dilakukan uji optimalitas dengan metode Stepping Stone dan metode Potensial, maka terlihat bahwa alokasi ke kabupaten/kota dan biaya ditribusi dengan kedua metode sama.
Berikut adalah tabel perbandingan alokasi yang sudah digunakan oleh perusahaan Bulog dengan alokasi yang sudah diperbaiki dengan metode.
Tabel 3.79 Perbandingan Metode untuk penghematan Setelah perbaikan pada perusahaan Bulog
Penghematan total biaya
Perbandingan metode Total Biaya Alokasi (Rp) Metode Stepping Stone 537.920.565
Metode Potensial 537.913.995
Penghematan 6.570
Perusahaan Bulog 551.395.140 Metode Potensial 537.913.995
Penghematan 14.000.000
Uji optimalitas menggunakan metode Stepping Stone dan metode Potensial pada alokasi arskin perusahaan menghasilkan seisih biaya distribusi yang sangat sedikit. Metode potensial adalah modifikasi dari metode Stepping Stone agar evalusi sel kosong lebih mudah dan efisien.
Tabel 3.80 Perbandingan alokasi perusahaan Bulog dengan alokasi setelah perbaikan
Penghematan total biaya
Perbandingan metode Total Biaya Alokasi (Rp) Metode Stepping Stone 536.035.950
Metode Potensial 536.035.950
Penghematan total biaya
Perbandingan metode Total Biaya Alokasi (Rp) Perusahaan Bulog 551.395.140
Metode Potensial 536.035.950
Penghematan 15.878.045
Pada tabel 3.80 terlihat bahwa metode Stepping Stone dan metode potensial dapat menghasilkan biaya biaya distribusi yang lebih minimum dengan biaya distribusi yang diperoleh perusahaan.
Tabel 3.81 Perbandingan uji optimalitas alokasi perusahaan Bulog Penghematan Total Biaya
Perbandingan metode Total Biaya Alokasi (Rp) Perusahaan Bulog
Metode Stepping Stone 537.920.565 Metode Potensial 537.913.995
Penghematan 6.570
Metode Transportasi
Metode Stepping Stone 536.035.950 Metode Potensial 536.035.950
Penghematan 0
Perusahaan Bulog 537.913.995 Metode Transportasi 536.035.950
Penghematan 1.878.045
Metode Stepping Stone dan Metode Potensial menghasilkan kan biaya distribusi yang sama, akan tetapi dilihat dari jumlah iterasi, metode Potensial menghasikan iterasi yang lebih sedikit yakni 8 iterasi dari pada metode Potensial sebanyak 8 iterasi. Artinya dalam permasalah ini metode Potensial relatif lebih efisien dalam masalah ini. Dalam mencari indeks perbaikan sel kosong metode Potensial lebih efisien, karena metode Stepping Stone untuk memperoleh indeks perbaiakan tiap-tiap sel kosong harus mencari loop-loop untuk tiap-tiap sel kososng tersebut. Ini justru akan memperkama proses pengerjaan dan membosankan, sedangkan dengan metode Potensial hanya membutuhkan satu loop terpendek dari indeks perbaikan yang memiliki indeks perbaikan terbesar (yang paling negatif). Penggunakan metode Potensial terasa lebih mudah dan efisien dibandingkan penggunaan metode Stepping Stone untuk mencari solusi optimum.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data pada Perum Bulog Sub Divre Medan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil perhitungan yang diperoleh dengan metode Stepping Stone dan metode Potensial menghasilkan biaya transportasi sebesar Rp 536.035.950,00 2. Dalam permasalahan ini metode Potensial ternyata relatif lebih efisien
dibandingkan metode Stepping Stone akan tetapi pembahasan tentang metode ini tidak dapat digeneralisir karena sangat bergantung pada masalah yang dihadapi.
3. Biaya total transportasi perusahaan sebesar Rp. 551.395.140,00 maka perusahaan dapat menghemat biaya distribusi Raskin dengan sebesar Rp. 15.359.190,00 sehingga terlihat bahwa perhitungan menggunakan metode Potensial lebih efisien dalam masalah ini.
4.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan bahwa untuk menanggulangi timbulnya biaya yang lebih besar dalam rangka efisiensi biaya dalam proses distribusi, maka perlu dilakukan beberapa hal:
1. Menggunakan model transportasi dengan metode potensial dalam mendistribusikan Raskin untuk menghemat biaya distribusi dan meningkatkan laba perusahaan.