• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penambahan HCl Dan pH Pada Proses Pemutihan Pulp Di Tower D0 UnitBleaching Fiber Line PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penambahan HCl Dan pH Pada Proses Pemutihan Pulp Di Tower D0 UnitBleaching Fiber Line PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Proses pemutihan (bleaching) merupakan lanjutan dari proses pembutan

pulpyang bertujuan untuk memperbaiki derajat putih pada pulp. Hal ini dilakukan

dengan cara menghilangkan kandungan lignin pada pulp. Lignin yang tersisa

adalah suatu zat yang paling dominan untuk menghasilkan warna pulp, oleh

karena itu ini harus dihilangkan. Pengurangan kandungan lignin didalam pulp

merupakan faktor yang paling penting dalam proses pemutihan. Warna pulp yang

belum diputihkan disababkan karena adanya kandungan lignin yang masih tersisa.

Penghilangan lignin lebih banyak terjadi pada proses pemasakan, tetapi akan

sangat mengurangi hasil yang banyak sekali dan merusak serat sehingga

menghasilkan pulp yang berkualitas rendah. Pemasakan merupakan wadah yang

berguna untuk memasak chips dan hasil pemasakan akan menghasilkan bubur

pulp.

Untuk itu, proses penghilangan lignin dengan menggunakan bahan kimia,

umumnya memiliki dampak terhadap dekomposisi dari lignin. Pada normalnya

prosespenghilangan lignin adalah melarutkan pulp kedalam bentuk yang larut

dengan air. Penghilangan lignin merupakan kehilangan sebagian dari proses

pemutihan, yang mana ini adalah antara 5% sampai dengan 10% (dhitung dari

mulai pulp yang telah selesai dimasak), tergantung kepada metoda pemasakan dan

sasaran dari brightness dari pulp. Lignin ini sangat reaktif yang berarti bahwa ini

(2)

mudah dipengaruhi oleh bahan kimia seperti klorin, hipoklorit dan hidrogen

peroksida.Kemudian molekul lignin terurai menjadi partikel-partikel yang kecil,

yang dapat larut didalam air dan dan dapat dihilangkan dari pulp.

Variabel-variabel dasar pada proses pemutihan adalah bahan kimia, waktu, temperatur dan

pH.

Tahap pemutihan pada bleaching merupakan proses lanjutan yang

bertujuan untuk mengubah pulp yang berwarna cokelat menjadi pulp yang

berwarna putih dengan menggunakan bahan kimia tertentu untuk menaikan

derajat putih dan kemurnian pulp. Bahan kimia yang digunakan pada proses

pengelantangan atau pemutihan ini adalah Klorin dioksida, Natrium Hidroksida,

Hidrogen Peroksida, dan oksigen. Bahan kimia inilah yang digunakan untuk

menghilangkan kandungan lignin yang terdapat didalam bubur pulp yang

merupakan penyebab pulp berwarna cokelat dan bahan pemutih tersebut dapat

mempengaruhi kekuatan serat pulp. Proses bleaching dibagi atas empat tahap,

yaitu: tahap klorinasi (D0), tahap ekstrasi oksidasi (Eop), tahap klorin dioksida

(D1) dan tahap klorin dioksida (D2).

Duglas (2006) menyatakan, kayu lunak pada pulp kraft yang diputihkan

dengan klorin dioksida dengan berbagai nilai pH , Pembentukan klorit , klorat ,

dan klorida diukur untuk mengukur jumlah klorindioksida yang terbuang sebagai

fungsi dari pH. selama (pre-bleaching) tahap D0pembentukan klorat meningkat

dengan penurunan nilai pH akhir. Sebaliknya, sisa klorit meningkat dengan

peningkatan pH akhir Setelah 120 menit dari pemutihan total klorit residu dari

klorat dan menunjukkan bahwa tidak ada yang substansial. peningkatan sisa

(3)

ligninterjadi ketika pemutihan berakhir pada pH di bawah 3,4.(Douglas R at al,

Inorganic Reactions in Chlorine Dioxide Bleaching of Softwood Kraft Pulp, 2006)

Tahap Klorinasi atau D0 merupakan proses pencampuran antara pulppH

10 yang berasal dari High Density tower dengan larutan HCl dan ClO2. Dimana

HCl dan ClO2 ini dialirkan melalui pipa pada bagian bawah tangki Do tower

kemudian dimixer dan dialirkan menuju tower D0. Penambahan larutan HCl ini

sangat mempengaruhi kerja ClO2,

Derajat putih pada tahap klorinasi (D0), dimana semakin rendah pH maka

klorin dioksida akan semakin bekerja secara optimal dan % tingkat keputihan

akan semakin tinggi. Batas optimum pH 1-2, Jika melebihi batas optimum maka

kerja klorin akan semakin rendah dan warna pulp yang dihasilkan tidak akan

mencapai target yang ditentukan.

karena klorin dapat bekerja secara optimal pada

pH rendah antara pH 1-2. Penambahan atau pengurangan jumlah penggunaan

larutan HCl juga akan sangat mempengaruhi derajat putihpulp yang dihasilkan.

Untuk mencapai derajat putih yang tinggi pada pulp, penggunaan larutan

HCl merupakan faktor yang perlu diperhatikan. HCl merupakan zat yang

mengatur kestabilan pH pada tower D0, karena pH pada D0 tower sangat

mempengaruhi keoptimalan kerja klorindioksida yang mana akan mempengaruhi

derajat putih padapulpagar pulp yang di hasilkanmemenuhi standarbrightness

70% sesuai standar ISO. Berdasarkan uraian diatas penulis ingin mengetahui

Pengaruh Penambahan HCl Dan pH Pada Proses Pemutihan Pulp Di Tower D0

Unit Bleaching Fiber Line PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea.

(4)

1.2 Permasalahan

Beberapa permasalahan yang didapat selama praktek kerja lapangan antara lain :

1. Bagaimana pengaruh penambahan larutan HCl dan pH agar klorin

dioksida dapat bekerja secara opimal sehingga diperoleh derajat putih

pulp yang tinggi.

2. Bagaimana pengaruh penambahan HCl terhadap kestabilan pH pada tower

D0dalam menaikan derajat putih pulp.

1.3

Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh penambahanlarutan HCl dan pH dalam

meningkatkan brightnesspulp pada tahap klorinasi.

2. Untuk mengetahui apakah brightness pulp yang dihasilkan sesuai dengan

standar industri.

1.4 Manfaat

Untuk dapat mengetahui pengaruh pH dan Jumlah penggunaan larutan

HCl dalam meningkatkan derajat keputihan pulp pada tahap klorinasi, serta dapat

mengetahui standart kualitas pulp yang dihasilkan dalam industri.

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum standar pulp setelah pemasakan dapat ditentukan dari banyaknya jumlah kandungan lignin yang masih terdapat di dalam pulp yang disebut sebagai bilangan kappa,

Khlorin bereaksi dengan lignin secara Oksidasi dan substitusi. Reaksi-reaksi ini mengeluarkan lignin dan oleh karena itu, beberapa akan terlarut dalam tahap Khlorinasi. Khlorin

Dari hasil perhitungan yang dilakukan, diperoleh hasil penggunaan larutan NaOH yang optimal adalah 16,79 kg/ton pulp untuk mencapai tingkat keputihan 85 %sesuai dengan

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, ada pun judul dari tugas

Dari hasil perhitungan yang dilakukan, diperoleh hasil penggunaan larutan NaOH yang optimal adalah 16,79 kg/ton pulp untuk mencapai tingkat keputihan 85 %sesuai dengan

Anonim,2003.Buku Manual Training Digester.Porsea.PT.Toba Pulp Lestari,Tbk.. Dumanauw,

Telah dilakukan pengujian terhadap viskositas yang bertujuan untuk menentukan kekentalan yang dimiliki oleh pulp setelah dilakukan proses pemutihan (bleaching).. Pengujian

Setelah itu, mengamati proses pembuatan pulp dan membuat daftar proses permesinan pada pulp tersebut kemudian membuat daftar rotating equipment yang merupakan Salah satu