• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemertahanan Leksikon Kelautan Dalam Bahasa Pesisir Sibolga Desa Pondok Batu Kecamatan Sarudik Kajian Ekolinguistik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemertahanan Leksikon Kelautan Dalam Bahasa Pesisir Sibolga Desa Pondok Batu Kecamatan Sarudik Kajian Ekolinguistik"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hubungan timbal balik antara manusia dengan manusia, hubungan antara

anggota guyub tutur (Speech Community) yang aneka bahasa dan juga hubungan

timbal balik antara manusia dengan alam merupakan bagian kajian dari

ekolinguistik. Ekolinguistik adalah suatu disiplin ilmu yang mengkaji lingkungan

dan bahasa. Ekolinguistik merupakan ilmu bahasa interdisipliner , menyanding

ekologi dan linguistik (Mbete , 2009:2).Sejalan dengan perubahan alat-alat

tangkap dan biota-biota laut yang berada pada suatu ekosistem menyebabkan

lahirnya kata-kata/istilah baru yang menggantikan, bahkan posisi kata-kata/istilah

baru yang menggantikan, bahkan tidak bertahan kata-kata/istilah lama sehingga

keberlangsungan secara terus-menerus akan mengakibatkan kepunahan leksikon,

khususnya leksikon kelautan dalam bahasa Pesisir Sibolga. Misalnya, jenis ikan

yang dulunya hidup pada suatu ekosistem sulit ditemukan karena sudah berpindah

ke ekosistem lain, bahkan menjadi punah, alat tangkap dan umpan yang

digunakan juga tidak akan digunakan oleh generasi sekarang. Hal ini akan

menyebabkan hilangnya beberapa ikon leksikal (Adisaputra, 2010:11).

Dalam perspektif ekolinguistik, bahasa dan komunitas penuturnya

dipandang sebagai organisme yang hidup secara bersistem dalam suatu kehidupan

bersama organisme –organisme lainnya (Mbete 2009:2). Selanjutnya,

Rahardjo(2004:159) mengatakan bahwa waktu dan usaha manusialah yang

menentukan kelestarian suatu bahasa daerah. Dewasa ini, perkembangan zaman

dan teknologi memiliki pengaruh terhadap bahasa Pesisir Sibolga, banyak

kosakata yang sudah tidak diketahui oleh penuturnya sendiri. Terutama bagi

penutur muda, banyak yang sudah tidak mengenal lagi sejumlah kosakata bahasa

Pesisir Sibolga pada lingkungan tertentu, seperti lingkungan kelautan. Misalnya

(2)

dikenal oleh masyarakat Pesisir Sibolga sekarang, karena jarang dipergunakan

ketika berkomunikasi sehari-hari.

Manusia dan alam memiliki hubungan yang sangat erat. Alam

memberikan apa yang dibutuhkan oleh manusia, sebaliknya sebagai pemakai

sumber daya alam manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga

keseimbangan dan keberlangsungan lingkungan alam. Selain itu, ekosistem

(lingkungan hidup) berperan dalam membentuk ciri kebudayaan manusia.

Manusia menciptakan kebudayaan berdasarkan kondisi lingkungan atau matra

ruang yang ditempatinya. Wilayah yang berbeda dengan kondisi lingkungsn yang

berbeda akan menciptakan kebudayaan yang berbeda. Di lingkungan itu pula,

segala benda dan aktivitas yang ada bersama dengan manusia, sebagian besar

dikenal dan terekam secara kognitif oleh komunitas tuturnya. Tersimpan dalam

leksikon, teks verbal, dan wacana atau dikursus sosial mereka (Mbete , 2013:18).

Masyarakat yang berada di lingkungan pesisir jelas memiliki khazanah

leksikon kelautan. Sejalan dengan Mbete (2013:24), adanya interaksi, interelasi,

dan interpedensi masyarakat dengan laut telah menghasilkan seperangkat nomina

yang hdikodekan dalam satuan lingual leksikon kelautan. Leksikon-leksikon

tersebut dapat merujuk pada biota (baik flora maupun fauna)serta aktivitas yang

berhubungan dengan lingkungan kelautan dalam bahasa tertentu. Misalnya, dalam

masyarakat Pesisir Sibolga mengenal istilah mangayi ‘ menangkap ikan dengan

kail, mamukek ‘ menangkap ikan dengan pukat’, dan manjala ‘menangkap ikan

dengan menggunakan jala’. Namun jika relasi itu menjadi tidak serasi atau tidak

harmonis lagi, tanpa sadar menyebabkan biota dan aktivitas yang dahulu pernah

ada menjadi tidak berkelanjutan lagi. Alhasil, khazanah leksikon masyakat mulai

tergerus oleh perubahan lingkungan. Dengan demikian, faktor lingkungan turut

menentukan kebertahanan leksikal.

Salah satu permasalahan yang dapat dilihat di wilayah pesisir termasuk di

Desa Pondok Batu Kecamatan Sarudik ialah banyaknya permukiman kumuh

(faktor sosial-ekonomi). Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga

kebersihan di area sekitar pantai, memperburuk ekosistem pesisir. Hal ini

(3)

itu, seperti eksploitasi besar terhadap biota-biota tertentu juga menyebabkan kian

sulit menjumpai biota-biota laut tersebut. Ke depan, hal ini disinyalir mampu

menyebabkan hilangnya sejumlah kosakata yang merujuk pada objek atau

bendanya.

Kajian linguistik mengenai lingkungan masih kurang memadai, padahal

bahasa lingkungan itu luas. Lingkungan bahasa adalah dimensi lingkungan yakni

segi ragawi, fisik, lingkungan bahasa adalah dimensi lingkungan yakni segi

ragawi, fisik, lingkungan geografi yang menjadi tempat hidup semua bahasa dan

penuturnya. Jika suatu bahasa dipakai oleh banyak penutur banyak ranah , bahasa

itu akan berkembang. Sebaliknya , jika suatu bahasa yang sedikit dipakai oleh

penutur dengan ranah yang sempit, bahasa tersebut akan terdesak oleh bahasa

yang dominan.

Bahasa Pesisir merupakan salah satu suku yang secara administratif berada di

wilayah Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah. Di kota Sibolga, suku ini

mendiami sebagian besar daerah pinggiran pantai dan sebagian kecil daerah

pegunungan. Bahasa Pesisir dikenal dengan istilah Ughang Pasisia adalah bahasa

yang dipergunakan oleh penduduk di Pesisir Sibolga. Bahasa Sibolga merupakan

salah satu bahasa yang masih bertahan hingga sekarang. Bahasa Sibolga sangat

dijunjung tinggi oleh masyarakat Sibolga.

Masyarakat yang tinggal dan menetap di Pesisir Sibolga sebagian besar

bermatapencarian nelayan dalam bentuk kelautan. Sistem pengolahan dan

peralatan dalam kelautan masih menggunakan alat-alat tradisional dan masih

sederhana. Desa Pondok Batu Kecamatan Sarudik merupakan salah satu daerah di

Kota Sibolga yang sebagian besar penduduknya bermata pencarihan nelayan.

tersebut akan. Desa Pondok Batu Kecamatan Sarudik menjadi fokus pada

penelitian ini memiliki tempat-tempat nelayan untuk menangkap ikan yang cukup

luas. Penduduk yang menetap dan tinggal di sana menggunakan bahasa daerah

Pesisir ketika bekerja dan berkomunikasi dengan orang lain. Kajian Ekolinguistik

yang membahas leksikon kelautan dalam kelautan tersebut yang mulai dilupakan

oleh masyarakat muda sekarang. Penelitian tentang kelautan dalam bahasa Pesisir

(4)

1.1Batasan Penelitian

Pada penelitian ini, Penelitian membatasi masalah yang akan dibahas yaitu

pemertahanan leksikon dalam Bahasa Pesisir Sibolga pada lingkungan kelautan.

1.2Rumusan Masalah

1. Apa saja leksikon lingkungan kelautan dalam bahasa Pesisir Sibolga?

2. Leksikon lingkungan kelautan apa saja yang masih bertahan dalam bahasa

Pesisir Sibolga pada usia remaja,kelompok usia dewasa, kelompok tua?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah diperuntukkan :

1. Mendeskripsikan konsep lingkungan kelautan dalam bahasa Pesisir

Sibolga?

2. Mendeskripsikan leksikon kelautan yang masih bertahan dalam bahasa

Pesisir Sibolga pada usia remaja,kelompok usia dewasa, kelompok tua?

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini ada dua macam, yaitu manfaat

teoritis maupun manfaat praktis. Kedua manfaat diuraikan sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Secara teoritis, temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan bagi khazanah pengetahuan ilmu bahasa, khususnya dalam

kajian ekolinguistik.

2. Temuan- temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

mengembangkan dan memperkaya ilmu pengetahuan bahasa dalam kajian

leksikon kelautan Pesisir Sibolga.

3. Menjadi sumber masukan atau referensi bagi penelitian lain dalam

(5)

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Secara raktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk

mendeskripsikan, mengidentifikasikan leksikon-leksikon kelautan dalam

bahasa Pesisir Sibolga.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada

masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan yang merupakan

kekayaan alam dalam leksikon kelautan bahasa Pesisir Sibolga.

3. Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi peneliti lain ataupun

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengukuran kinerja supply chain dengan model SCOR berdasarkan atribut yang ada di PT ALX Logistics adalah nilai kinerja yang dicapai pada indikator perfect order

Dari hasil wawancara dengan beberapa konselor SMK di Kota Batu, diperoleh informasi bahwa (1) belum pernah dilakukannya pelatihan tentang pengembangan karir

Pada hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut; Dominasi penggunaan kategori headline pada iklan produk sabun mandi di majalah Femina periode Januari 2014 –

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah tanāzu’ (frase koordinatif) dan mengenal posisi amil dalam tanāzu’ yang terdapat pada surah Al-Baqarah dan Ali-'Imr ā

Penelitian yang akan datang juga dapat menganalisis pengaruh gambaran maskulinitas pada iklan produk perawatan laki-laki pada keseharian laki- laki sebenarnya dan

Artinya ilmu linguistik itu tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, seperti bahasa Jawa atau bahasa Arab, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umunya, bahasa yang menjadi

Perusahaan mengkomunikasikan aspek-aspek yang membangun bran d kepada karyawannya, dengan tujuan terbentuknya perilaku yang sesuai dengan misi brand tersebut di

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan uji korelasi yang bertujuan untuk mendeteksi variasi pada suatu faktor berkaitan