DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pedoman Wawancara
Lampiran 2 : Transkrip Wawancara
Lampiran 1 : Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN LITERASI MEDIA OLEH REMOTIVI
Pertanyaan umum:
1. Siapa nama anda?
2. Apa jabatan anda di Remotivi?
3. Berapa lama anda bekerja di Remotivi?
4. Apa tugas dan tanggung jawabanda di Remotivi?
Pertanyaan mendalam:
1. Bagaimana mekanisme dan alur kerja Remotivi?
2. Apa saja program literasi media yang dilakukan Remotivi?
3. Bagaimana mekanisme penentuan program literasi media Remotivi?
4. Program apa yang paling diunggulkan oleh Remotivi?
5. Siapa khalayak sasaran Remotivi dan alasan apa yang mendasari memilih
khalayak sasaran tersebut?
6. Apakah masing-masing program memiliki segmentasi khusus?
7. Sejauh manakah khalayak sasaran memahami literasi?
8. Seberapa besar pengaruh literasi media bagi khalayak sasaran?
9. Metode apa yang dilakukan Remotivi dalam upaya literasi media?
10.Model literasi media seperti apa yang diterapkan Remotivi?
11.Apa yang membedakan program literasi media yang dilakukan Remotivi
dengan lembaga lainnya?
12.Apakah Remotivi bekerja sama dengan instansi lain dalam melakukan
literasi media?
13.Bagaimana dukungan instansi atau pihak lain terhadap program literasi
media Remotivi?
14.Apa yang membedakan program literasi media yang dilakukan Remotivi
dengan lembaga lainnya?
15.Apa kelebihan dan kekurangan Remotivi?
17.Bagaimana evaluasi program-program literasi media yang dilakukan
Remotivi?
18.Apa saja yang sudah dicapai Remotivi sejauh ini melalui
program-program tersebut?
19.Bagaimana keberlanjutan program-program literasi media yang dilakukan
Remotivi?
Lampiran 2: Wawancara
Hari/ Tanggal : Senin, 27 Maret 2017
Lokasi : Kantin Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
Waktu : 14.00-17.00 WIB
Topik : Wawancara
Narasumber : Muhammad Heychael (Direktur Remotivi)
Narasumber bernama Muhamad Heychael, atau yang akrab disapa
Heychael. Saat ini menjabat sebagai Direktur Remotivi periode 2015-2018
menggantikan Roy Thaniago yang sudah menjadi direktur sejak 2010. Sebagai
direktur, Heychael bertanggung jawab mengkoordinir dan mengelola Remotivi.
Selain sebagai direktur, secara fungsional ia juga turut terlibat aktif dalam setiap
perencanaan program, produksi konten, riset, advokasi dan aktivitas Remotivi
lainnya. Saat ini ia juga menjadi staf pengajar di Universitas Multimedia
Nusantara.
1. Peneliti : Bagaimana mekanisme dan alur kerja Remotivi?
Heychael : Aku jelasin struktur dulu. Remotivi ada 3 divisi. Pertama, divisi
sekretariat dan arsip, ini kita nyebutnya supporting system, divisi
program itu ada dua divisi ―advokasi dan kampanye‖dan―riset dan media‖. Divisi advokasi itu yang menghasilkan Rapotivi.Riset dan media itu yang menghasilkan website, channel youtube,risetsosial
media dan sebagainya. Advokasi dan kampanye itu bukan hanya
Rapotivi saja, tetapi juga kita menginisiasi sekarang sekitar 80
akademisi yang tergabung dalam koalisi nasional reformasi
penyiaran (KNRP). Itu tujuannya untuk nge goal-in reformasi
undang-undang penyiaran yang sehat. Soal produksi konten dan
riset, itu menjadi tanggung jawab divisi riset dan media.
Remotivi punya Renstra (Rencana Strategis) selama 3 tahun, itu
Dari situ diturunkan jadi program tiap-tiap divisi. Misalnya, salah
satu fungsi kita itu adalah melakukan demasifikasi media. Bahwa
selama ini konten di media itu di produksi dan dalam prosesnya itu
selalu ada error. Tiap bulan ada rapat redaksi untuk website dan
rapat mingguan.
Untuk konten video, pertama,desainnya: misalnya ―yang tidak media katakan‖, filosofinya itu kita ingin menampilkan video yang
memberikan pesan tentang apa yang tidak tampak di layar, itu
semangatnya. tiap bulan tim video mengusulkan ide, kemudian di
bahas di rapat bulanan, nanti dikritik dan diberi masukan, kalau
sudah di acc direktur baru kemudian bisa proses. Tapi, sebelum di
bawa ke rapat pleno, dibawa dulu ke rapat redaksi. (rapat redaksi
mingguan, rapat pleno bulanan). Dalam tahap proses nanti ada
penentuan televisi mana yang akan di pantau, literatur, dan hal
yang membantu kita melihat masalah terus terakhir masuk ke tahap
editing.
2. Peneliti : Berapa lama proses produksi satu konten?
Heychael : tiap konten tayang selama dua minggu sekali, jadi prosesnya
selama dua minggu.
3. Peneliti : Siapa khalayak sasaran Remotivi dan alasan apa yang Mendasari memilih khalayak sasaran tersebut?
Heychael : Target kita untuk website itu sebenarnya umum. Kita menyasar
masyarakat dengan tingkat literasi informasi yang sudah baik
namun belum melek media. Orang-orang dengan tingkat
pendidikan menengah ke atas seperti mahasiswa, akademisi dan
lain sebagainya. Kalau untuk yang modelnya sosialisasi Rapotivi
ke kampus-kampus kita segmentasinya mahasiswa.
Heychael : Awalnya kita ingin menyasar masyarakat yang langsung yang
menjadi ―korban‖ tayangan televisi. Seperti misalnya , ibu-ibu rumah tangga, anak-anak. Kita melakukan itu pada 2014, kita tur
keliling SMA untuk mengedukasi mengenai konsumerisme dan
iklan. Misalnya, kalau ada iklan bisa bikin putih dalam tujuh hari
itu jangan percaya. Jangan tertipu dengan bahasa iklan. Poinnya
itulah.
Lama-lama kita mikir dengan sdm yang cuma enam orang, energi
habis datang ke semua SMA ngurus izin, materi dan sebagainya.
Tidak mungkin, seperti itu terus. Akhirnya kita berpikir untuk
menjadi provider konten saja, kita bikin video,tulisan dengan
harapan nanti akan ada yang meneruskan apa yang kita
sampaikan di website. Nah, pertanyaannya siapa yang potensial
untuk meneruskan? Yang meneruskan nanti adalah mahasiswa.
Dalam penerapannya, konten-konten tersebut akan terjadi dalam
dua tahap, pertama dari kita sebagai produsen kepada mahasiswa
dan tahap kedua harapannya akan diteruskan oleh mahasiswa
kepada khalayak yang lebih luas.
5. Peneliti : Sejauh manakah khalayak sasaran memahami literasi?
Heychael : Saya ambil contoh hasil riset kita beberapa tahun yang lalu
2011, di 10 kampus swasta, yang kita tahu mahasiswa itu cukup
terdidik. Ketika ditanya, tahu nggak frekuensi milik siapa? Lebih
dari 50% itu nggak tahu, dan menyebut itu punya perusahaan.
Dari itu saja, itu indikasi ya bahwa kita ga literate, itu di tingkat
masyarakat yang terdidik. Bagaimana dengan masyarakat yang
tidak. Ketika Remotivi kampanye itu, seringkali menjawab kalau
lo nggak suka lo matiin aja, dan itu bentuk dari ―wah ternyata masyarakat kita nggak literate.‖ Ya, lo bisa matiin, tapi yang lain masih bisa menonton. Orang menonton kemudian kena dampak
dari itu. Itu kan juga akan balik ke lo yang matiin karena
berita dari blog yang isinya headspeech dan sebagainya, itu juga
problem.
6. Peneliti : Seberapa besar pengaruh literasi media bagi khalayak sasaran?
Heychael : Kita sadar literasi ini sangat penting, ada banyak persoalan di
televisi kita, konglomerasi media, sistem stasiun jaringan yang
tidak jalan-jalan, tayangan dengan konten kekerasan, sexism,
bias informasi dan masih banyak lagi.Kami meyakini, bahwa
urusan televisi bukan sekedar urusan bisnis, namun lebih kepada
faktor yang membentuk karakter masyarakat, karakter bangsa.
Hal ini yang luput dari peran negara sehingga urusan masyarakat
dalam mengonsumsi tayangan televisi, tidak cukup seksi untuk
diperhatikan.
7. Peneliti : Metode apa yang dilakukan Remotivi dalam upaya literasi media?
Heychael : Kita sekarang fokus pada pengetahuan, seperti tulisan-tulisan dan
video yang ada di website. Kita jadi provider konten saja, kita
bikin video,tulisan dengan harapan nanti akan ada yang
meneruskan apa yang kita sampaikan di website Yang sifatnya
literasi secara langsung semuanya diserahkan ke Rapotivi. Kita
datang ke kampus, bawa aplikasi Rapotivi, ajak orang mengadu,
kita teruskan aduan mereka ke KPI. menjelaskan mana media
yang sehat, mana media yang tidak, bagaimana membedakan
media yang professional dengan yang abal-abal. Lalu bagaimana
bila dirugikan oleh sebuah pemberitaan. Bagaimana melakukan
penuntutan, pengaduan dan sebagainya. Kami keliling setiap
tahun dan selalu ada kebutuhan terus menerus. Dulu kita keliling
ke kampus-kampus ngasih pelatihan, kalau untuk pelatihan
sekarang kita sudah tinggalkan.
melakukan literasi media?
Heychael : Sejak awal kita sudah bekerja sama dengan AMAN (Aliansi
Masyarakat Adat Nusantara). Kita terpicu oleh sebuah tayangan di
televisi namanya Primitive Runaway sekarang berganti Ethnic
Runaway. Itu adalah advokasi pertama remotivi. Waktu itu kita
masih komunitas, kita mengadvokasi supaya tayangan ini tidak
ada lagikarena kita melihatdari judul saja tayangan itu sudah
merendahkan masyarakat adat. Dari situ kita mulai serius dan
melihat ini penting.dulu kita melakukan advokasi secaara
sporadis. Misalnya kita menemukan reportase investigasi
melakukan kesalahan karena menampilkan secara detil kejahatan
dan memungkinkan ditiru oleh orang lain. Kita bikin surat ke KPI,
minta KPI melakukan tindakan dan mempertemukan kita dengan
pihak terkait. Akhirnya setelah berdebat tayangan tersebut di
sanksi KPI. Awalnya Rapotivi kita ajukan ke KPI tapi KPI
menolak dengan banyak alasan. Ada banyak lainnya. kita
kemudian ingin lebih sistemik. Akhirnya kita buat Rapotivi, aduan
yang masuk kita teruskan ke KPI, terus kita menggandeng KNRP
untuk mengawal revisi UU Penyiaran. Kita juga pernah kerjasama
dengan lembaga pemantau media lainnya melalui diskusi dan
konsolidasi advokasi/pernyataan sikap. Seperti dengan
Masyarakat Peduli Media (Yogyakarta) melakukan diskusi publik
dan bedah buku. Kemudian Yayasan Pengembangan Media Anak
(YPMA) melakukan advokasi tayangan anak dan tayangan iklan
rokok. Heychael pun menjelaskan bahwa Remotivi juga tergabung
dengan koalisi yang mengadvokasi UU Penyiaran, yaitu Koalisi
Indepeden Untuk Demokratisasi Penyiaran (KIDP) .
9. Peneliti : Apa target yang ingin dicapai dari program literasi media Remotivi?
Heychael : Kalau target secara umum pertama kita ingin public ―terliterate‖
tayangan yang sehat. Kalau untuk target program kita punya
dokumen target-target tiap produk, misalnya video minimal 500
sekian views dari tiap view. Selanjutnya evaluasi kualitatif dari
komentar masyarakat. Target Rapotivi tahun ini harus mencapai
5400 aduan. Target relawan 50, kalau tidak mencapai target akan
di evaluasi.
10. Peneliti :Bagaimana evaluasi program-program literasi media yang dilakukan Remotivi?
Heychael : Setiap bulan ada evaluasi bulanan menyeluruh ke semua divisi
Misalnya Konten, evaluasi pertama itu viewers, tercapai tidak
target yangditetapkan. Kita punya dokumen target-target tiap
produk, misalnya video minimal 500 sekian views dari tiap view.
Selanjutnya evaluasi kualitatif dari komentar masyarakat.
Evaluasi itu mencakup hal-hal misalnya, komunikatif tidak
videonya, penting gak isunya, terus fair gak analisisnya. Kita
sering melakukan oto kritik apabila konten kita anggap tidak fair
dalam menganalisis media.
11. Peneliti :Apakah pernah melakukan evaluasi ke masyarakat,misalnya bagaimana tanggapan mereka terhadap program Remotivi?
Heychael : kalau masyarakat agak sulit, karena kita belum pernah melakukan
evaluasi ke masyarakat tentang opini public mereka terhadap
remotivi. Tiap program ada evaluasi. Misalnya advokasi uu
penyiaran. Evaluasinya itu ada berapa media yang meliput isu
penyiaran. Semakin banyak media yang meliput isu pro
kepentingan publik dalam konteks penyiaran, itu berarti
keberhasilan kita semakin tinggi. Tapi apakah hal tersebut
berdampak terhadap DPR? Sejauh ini belum.
12. Peneliti : Apa harapan anda terhadap media dan kondisi literasi media diIndonesia?
ada banyak orang yang sadar dan lebih peduli terhadap kondisi
media di Indonesia. Selain itu kita juga berharap public lebih
“terliterate”. Dari segi regulasi juga, revisi undang-undang penyiaran juga harus transparan dan berpihak kepada publik.
Sebenarnya kita punya perangkat yang cukup kuat untuk mengatasi
persoalan media. Tapi tinggal pelaksananya berani atau tidak. Kita
juga berharap kedepan lebih mandiri soal dana. kita ingin
melibatkan publik seperti dalam hal donasi. Kita tidak ingin terus
Lampiran 3: Observasi
Hari/Tanggal : Sabtu, 25 Maret 2017
Lokasi : Hall Mawaddah, Hotel Grand Darussalam, Medan
Waktu : 09.50-16.30 WIB
Topik : Observasi
Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pada kegiatan Seminar yang
bertajuk“Right Media For Millenial Era” dilaksanakan di hotel Grand
Darussalam, Hall Mawaddah, Medan pada tanggal 25 Maret 2017. Kegiatan
tersebut dalam rangka launching lembaga IMMEDIA. Seminar tersebut dihadiri
oleh perwakilan mahasiswa dari beberapa kampus di kota Medan antara lain;
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan (STIK-P), Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara (UIN SU), Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
(UMSU), Universitas Sumatera Utara (USU), dan beberapa komunitas mahasiswa
di Medan diantaranya; Pers Mahasiswa Pijar, Pers Mahasiswa Dinamika UIN SU,
dan lainnya. Kegiatan diskusi tersebut difasilitasi oleh IMMEDIA (Indonesia
Melek Media), sebuah lembaga literasi media yang baru terbentuk di Medan.
Peneliti hadir di lokasi kegiatan pada pukul 09.50 WIB. Seperti acara lain
pada umumnya beberapa panitia penyelenggara sedang mempersiapkan keperluan
untuk acara tersebut. Karena acara tersebut berlangsung di sebuah aula hotel,
petugas hotel ikut membantu mempersiapkan segala kebutuhan acara seperti meja
registrasi, backdrop, kursi untuk peserta dan pembicara, konsumsi, sound system
dan lainnya. Pukul 10.00 WIB, narasumber sudah hadir di tempat kegiatan.
Muhammad Heychael hadir didampingi oleh salah satu staf Remotivi. Berselang
15 menit kemudian registrasi peserta sudah dibuka. Setengah jam kemudian
peserta satu persatu berdatangan dan melakukan registrasi lalu kemudian
diarahkan ke tempat yang telah disediakan.
Acara yang sudah dijadwalkan pukul 10.00 WIB akan dimulai ternyata
baru dimulai pada pukul 13.00 WIB. Peserta yang hadir berjumlah sekitar 80
orang dari berbagai kampus yang ada di Medan.
Mekanisme pelaksanaan kegiatan tersebut hampir sama seperti kegiatan
seminar lain pada umumnya. Direktur Remotivi, Muhamad Heychael dan Dra.
Mazdalifah, M.si, Ph.D, dosen Ilmu Komunikasi USU sekaligus pembina
IMMEDIA hadir sebagai pembicara utama. Kegiatan tersebut diawali dengan
pembukaan oleh moderator. Bertindak sebagai moderator adalah Farida Hanim, Is
membuka acara kemudian memperkenalkan satu persatu pembicara yang hadir.
Kemudian karena mengingat ‗waktu‘, moderator langsung mempersilakan
pembicara pertama untuk memaparkan materi. Heychael memulai dengan
memperkenalkan diri dan tujuan ia hadir dalam seminar tersebut. Kemudian
dilanjutkan dengan pemaparan tentang profil Remotivi. Setelah mengenalkan
Remotivi kepada peserta, pembicara kemudian melanjutkan dengan paparan
materi.
Heychael dalam sesi pertama memaparkan kondisi yang terjadi di media
massa saat ini. Sebelum memaparkan lebih lanjut, pembicara menampilkan
beberapa video berkaitan dengan konteks bahasan yang sedang dibicarakan
Seperti video dengan judul ―Tentang Engeline dan Kasus Kekerasan Anak‖,yang
membahas bagaimana media menayangkan kasus pembunuhan Engeline dan
―Masih Percaya Media‖ yang membahas bagaimana kinerja pemberitaan televisi pada Pilpres 2014 silam. Ada dua hal yang menjadi fokus Heychael dalam
pemaparannya yaitu program non faktual dan program faktual (berita).
Pertama, Program non faktual yaitu menyangkut konten tayangan televisi
selain berita. Pria berkacamata tersebut menyoroti beberapa hal dalam konten
tayangan televisi diantaranya kekerasan yang terdapat dalam sinetron ―Anak Jalanan‖. Menurut Heychael, tayangan tersebut memuat intensitas kekerasan fisik
yang cukup tinggi. Selain intesitas kekerasan fisik yang tinggi dalam tayangan
sinetron remaja ini, justifikasi kekerasan sebagai solusi dalam menyelesaikan
masalah juga perlu untuk diwaspadai. Dalam tayangan ini, setiap masalah yang
ancaman, pengeroyokan, tanpa disertai dengan konsekuensi atas tindak kekerasan
tersebut.
―Menurut pantauan kami dalam episode 300-306, terdapat 11 adegan perkelahian fisik yang rata-rata berdurasi 1-3 menit. Di dalamnya, terdapat 1 adegan pemukulan dengan benda tumpul yang dipertontonkan secara eksplisit. Adegan ini terdapat dalam episode 300-301, yang tayang pada 1 April 2016, di menit 44 hingga menit 49 serta menit ke 101.Dalam adegan tersebut, ditampilkan perkelahian antar geng yang berujung pada adegan dipukulnya kepala salah satu anggota geng dengan tongkat‖, Papar Heychael.
Tayangan ini dianggap gagal menunjukkan bahwa ada solusi yang lebih
baik dalam memecahkan masalah ketimbang kekerasan, dan bahwa kekerasan itu
sendiri merupakan hal yang keliru.
Selanjutnya soal privasi dan perlindungan anak remaja. Dalam hal ini
Heychael menyoroti koleksi sanksi berbagai acara yang dibawakan oleh selebriti
Uya Kuya. Selanjutnya soal tayangan mistik, eksploitasi tubuh perempuan dan
tayangan gosip di televisi. Masing-masing masalah tersebut turut di dukung oleh
data dan fakta yang di tampilkan lewat video kajian Remotivi seperti video
―Gentayangan di Televisi‖, dan ―Perempuan Tanpa Kata‖ yang sudah pernah
dimuat di website Remotivi.
Kemudian terakhir pada program non faktual ia juga membahas soal
propaganda politik, iklan politik, hingga iklan rokok di televisi. Masing-masing
didukung oleh data dan fakta dalam bentuk infografis.
Kedua, Heychael membahas masalah tayangan program faktual atau berita
di televisi diantaranya; propaganda politik dalam berita, kekerasan terhadap anak,
jurnalisme teror dan sentralisasi informasi. Semua permasalahan tersebut menurut
Heychael, media telah melanggar prinsip utama yaitu melayani publik. Hal ini di
dasari oleh argumentasi bahwa media adalah instrumen demokrasi dimana ia
harus mengelola kepercayaan publik dan dibebankan tanggung jawab untuk
melayani publik sebab medium yang dipakai oleh media untuk bersiaran
―Karena itu, kalau ada tayangan televisi buruk, jangan matiin TV, kalian
harus marah‖, Ujarnya.
Heychael juga menyoroti tentang kinerja KPI sebagai lembaga yang
dibebani tanggung jawab oleh negara untuk mengawasi industri televisi. Ia
mengungkapkan bahwa kinerja KPI tidak mendapat respon yang baik dari
Di sela-sela pemaparan materi Haychael juga menayangkan beberapa
video yang sudah pernah dimuat secara daring di remotivi.or.id diantaranya:
―Melipat Indonesia dalam Televisi‖ yang membahas tentang sistem stasiun jaringan yang hanya tersentralisasi di Jakarta, video literasi ―Framing-Cara
Memanipulasi Informasi‖, dan ―Pagar Api‖
Sesi selanjutnya Heychael memaparkan tentang aplikasi Rapotivi yang
digagas Remotivi sebagai upaya agar publik lebih berdaya terhadap industri
televisi. Sesi tersebut juga menayangkan beberapa video tentang profil Rapotivi
dan bagaimana kinerjanya.
―Rapotivi itu kita buat tujuannya untuk mengenalkan KPI dan
menjembatani warga dengan KPI. Ibarat lagi ada bencana, Rapotivi itu posko bantuan, selain itu mengajak masyarakat mengenali haknya dan
budaya menuntut hak‖ Jelas Heychael
Sesi terakhir adalah sosialisasi aplikasi Rapotivi, dan mengajak peserta
untuk mendownload Rapotivi. Dalam sesi tersebut Remotivi memberikan kuis dan
membagikan merchandise bagi peserta yang hadir serta mengadakan rekruitmen
relawan Rapotivi.
Setelah sesi pertama berakhir, dilanjutkan dengan memberi kesempatan
pembicara kedua untuk memaparkan materi terkait konteks literasi media. Sesi
mendownload Rapotivi dan membuka pendaftaran bagi mahasiswa yang ingin
menjadi relawan Rapotivi. Dalam sesi tersebut Remotivi juga memberikan kuis
dan membagikan merchandise bagi peserta yang hadir.
Setelah sesi tersebut berakhir, acara dihentikan sejenak untuk istirahat,
sholat dan makan siang bagi peserta. Para pembicara meninggalkan ruangan
Acara kemudian di ambil alih penyelenggara dan dilanjutkan dengan Forum
Group Discussion (FGD). Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok kemudian
di bagikan topik bahasan untuk didiskusikan lalu akan di presentasikan di hadapan
umum. Acara baru selesai pada pukul 16.30 WIB. Peneliti mengikuti seluruh
RIWAYAT HIDUP
Nama : Alfi Rahmat Faisal
NIM : 130904071
Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 15 April 1996
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Anak ke : 1 dari 3 bersaudara
Alamat : Jl. Classic II, Perumahan Classic II Setiabudi
No. 39, Medan
No. Hp : 087738405145
Email : alfir.faisal@gmail.com
Nama Orang tua
Ayah : Amir Faisal, SE
Ibu : Dra. Rosmaniar
Pekerjaan Orang tua
Ayah : Wira Swasta
Ibu : PNS
Alamat Orang tua : Desa Alue Sungai Pinang, Kecamatan
Jeumpa, Aceh Barat Daya, Aceh
RiwayatPendidikan
SD : MIN Blangpidie
SMP : MTsS Al-Munjiya Islamic Boarding School
LEMBARAN BIMBINGAN SKRIPSI
NAMA : Alfi Rahmat Faisal
NIM : 130904071
PEMBIMBING : Dra. Mazdalifah, M.si, Ph.D
NO TGL. PERTEMUAN PEMBAHASAN
1. 13 Maret 2017 Bimbingan Bab I-III
2. 16 Maret 2017 Penyerahan Revisi Bab I-III
3. 20 Maret 2017 Bimbingan Bab IV-V
4. 27 April 2017 Penyerahan Revisi Bab IV-V
5. 7 Agustus 2017 Penyerahan Bab I-V
6. 10 Agustus 2017 Penyerahan Revisi Bab I-V
7. 14 Agustus 2017 Penyerahan Revisi I-V
Dosen
Pembimbing