• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SOSIAL BUDAYA DAN AGAMA TERHADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH SOSIAL BUDAYA DAN AGAMA TERHADA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SOSIAL, BUDAYA, DAN AGAMA TERHADAP

RENTETAN SEJARAH PERADABAN DAN PERKEMBANGAN

URBAN ASIA TENGGARA

Cut Elisa Farahdilla

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Iskandar Muda, Banda Aceh Email : cutelisafarahdilla@gmail.com

ABSTRACT

Social, culture and religion are important things that influence the quality of urban development. The contributions are not only in the form of physical things but also non physical things which also advocated the civilization. This article focuses on Southeast Asia region that forces the significant development of urban and its historical dynamism. Southeast Asia is a regional known for its migration which comes from Asia and Europe continents. Social, cultural, and religious assimilations are varied while most influences in this territory come from trade and colonisation from western and eastern countries. The intention of the study is to return the identity of Southeast Asia region that tends to lose its character nowadays. The purpose of the study are to analyze the factors of social, cultural, and religious towards the urban development and its achievements from early period of civilization until period of 2000 B.C. The study uses relevant literatures from secondary sources such as journals, conference proceedings, etc.

Keywords : Civilization, Social, Culture, Religion, Southeast Asia

PENDAHULUAN

Peradaban dalam bahasa inggris yang berarti civilization berasal dari akar kata civitas dari bahasa latin yang berarti urban atau peradaban. Menurut antropolog pertama di Indonesia, Koentjaraningrat (1948) istilah peradaban dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks. Sedangkan menurut Huntington (1996) dalam bukunya yang fenomenal ‘The Clash of Civilization’, peradaban adalah the highest social grouping of people and the broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from other species yang bermakna sekelompok orang atau masyarakat dan tingkatan luas dari identitas kebudayaan dimana hal ini yang membedakan manusia dari spesies yang lain. Sosiolog muslim Ibnu

Khaldun (1332-1406M)

mendefinisikan peradaban (umran)

sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan dan proses tamaddun (urbanisasi) melalui ashabiyah. Maka, apabila disimpulkan dari ketiga ilmuwan diatas maka peradaban sangat erat hubungannya dengan sosial, budaya, dan agama.

Banyaknya pengaruh internal dan eksternal membuat peradaban terus mengalami perkembangan yang bervariasi. Pengaruh internal dan eksternal selain banyak berdatangan melalui proses migrasi juga melalui jalur perdagangan dan penjajahan. Pengaruh dari bangsa Asia dan Eropa

cukup kuat mengendalikan

pemerintahan Asia Tenggara sehingga membawa perkembangan dan perubahan urbannya.

METODOLOGI DAN TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengangkat kembali identitas kawasan Asia Tenggara yang cenderung kehilangan karaketrnya akibat tergerus

(2)

pembaruan. Pada penelitian ini akan menggali informasi dari beberapa literatur yang berkenaan dengan topik. Untuk menunjang kekuatan artikel, maka terdapat beberapa rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang akan dibahas pada artikel ini, yaitu: (1) Apa sajakah pengaruh sosial, agama, dan budaya yang membuat perubahan dalam perkembangan peradaban di Asia Tenggara? (2) Apa sajakah pencapaian peradaban dari masa prasejarah hingga periode 2000 S.M.?. Adapun ruang lingkup pembahasan dalam artikel ini meliputi periode pra sejarah hingga ke periode 2000 S.M.

TINJAUAN LITERATUR a) Studi Asia Tenggara

Asia Tenggara adalah sebuah kawasan yang membentang dari Indochina hingga ke peninsular Malaya. Saat ini Asia Tenggara terdiri dari 11 negara yang terbagi atas dua zona yaitu daratan dan kepulauan. Zona daratan (mainland) terdiri atas Myanmar, Thailand, Laos, Cambodia, dan Vietnem yang juga merupakan perpanjangan dari benua Asia. Sedangkan untuk wilayah kepulauan atau maritim terdiri atas Malaysia, Singapura, Indonesia, Filipina, Brunei Darussalam, dan Timor Leste.

Keanekaragaman budaya merupakan penanda dari kawasan Asia Tenggara terutama kebudayaan asli yang telah melekat selama beberapa abad yang berfungsi sebagai kontak, perdagangan, migrasi, dan pertukaran kebudayaan (Hirschman and Edwards, 2007). Beberapa peneliti telah membagi beberapa periode atau masa dari peradban tersebut yang berasimilasi di Asia Tenggara.

Asia Tenggara merupakan rumah dari beberapa peradaban besar seperti kebudayaan Dongson yang muncul

dari Vietnam. Asia Tenggara juga merupakan rumah bagi kebudayaan asing yang termasuk didalamnya terdapat kebudayaan Greco-Roman dan juga seni arsitektur kolonial dan vernakular. Kawasan ini juga dikenal sebagai the most religiously diverse region in the world yang merangkul sejumlah besar penganut agama, kepercayaan dan segala bentuk paham spiritual namun populasi muslim masih berada di tingkat teratas dan diperkirakan jumlahnya melebihi populasi muslim di negara-negara Timur Tengah (Sofjan, 2016).

b) Pengaruh Sosial, Budaya, dan Agama di Asia Tenggara

Sosial berasal dari bahasa latin yaitu socius yang berarti segala sesuatu yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam kehidupan bersama (Salim, 2002). Cakupan sosial terbagi dua yaitu interaksi sosial dan hubungan sosial dimana interaksi sosial didefinisikan sebagai interaksi lembaga sosial, individu, dalam tatat hubungan yang dikendalikan oleh kepentingan tertentu (Sudarno dalam Salim (2002); Salim, 2002).

Sedangkan kebudayaan adalah landasan identitas dari suatu wilayah atau kawasan (Hirschman, 1998). Kebudayaan juga merupakan keseluruhan gagasan, karya serta hasil karya manusia yang dicapai melalui ‘belajar’ dan merupakan hasil adaptasi manusia terhadap lingkungannya dan akan terus mengikuti perkembangan jaman dan adanya percampuran dari berbagai kebudayaan (Lokal, Hindu, Islam, Cina, Eropa) mewarnai kebudayaan Indonesia sampai saat ini membuat unsur dan nilai berkembang sangat cepat (Sardjono et al., 2011).

Pengaruh sosial dan budaya berkembang dan menciptakan

(3)

peradaban seiring dengan perkembangan zaman. Pengaruh ini memiliki faktor-faktornya yang dalam hal ini berkaitan dengan karakteristik dan demografik yang membuat peradaban itu terus berkembang. Dengan populasi yang mencapai 8 persen dari total populasi dunia dan diperkirakan total penduduknya melebihi total penduduk Eropa maka karakteristik yang tercipta pun beragam.

Hampir di setiap negara di Asia Tenggara mempunyai satu ciri dari tiga perbedaan pokok demografi yaitu penduduk dataran rendah dengan penduduk yang tinggal di bukit biasanya disebut orang gunung, penduduk yang tinggal di permukiman tetap biasanya tinggal di hutan dan bertahan hidup dari hasil buruan, populasi kecil di beberapa negara. Jika ditinjau dari aspek karakteristik, kawasan Asia Tenggara merupakan daerah yang tidak terlepas dari pertemuan serta pengaruh budaya-budaya bangsa lain. Adapun bangsa yang telah lama menduduki kawasan ini adalah bangsa Cina dan India. Oleh karenanya masyarakat Asia Tenggara merupakan bagian dari bangsa yang termasuk ke dalam ras Malayan Mongoloid yang tersebar di Indonesia, Malaysia, Filipina dan Asiatic Mongoloid yang tersebar di kawasan Indochina yaitu Laos, Vietnam, Kamboja. Namun, adapula ras negroid tetapi tidak dalam jumlah yang besar.

Cinanisasi dan Indianisasi

Narasi sejarah Asia Tenggara dimulai sejak kedatangan bangsa India dibuktikan dengan (a) Adanya proses perubahan budaya secara bertahap dari

periode prasejarah hingga ke abad 2000-an, (b) Aktivitas ekonomi yang menghubungkan Asia Tenggara dengan Samudera Hindia dan artefak kebudayaan Dong Son yang merupakan bukti konsolidasi kekuasaan Cina-Vietnam pada masanya (Moedjanto, 1988).

Cinanisasi dan Indianisasi adalah terminologi untuk mengartikan bahwa kedua bangsa ini memberi pengaruh besar di bidang sosial dan agama di Asia Tenggara. Selain itu, kuatnya pengaruh peradaban India dan China karena berbatasan langsung dengan negara-negara Asia Tenggara serta kedua bangsa ini merupakan penentu sejarah kawasan ini (Djailani, 2013). Untuk kehidupan sosial, cakupannya adalah penataan kelompok dalam masyarakat. Sifat, struktur dan luas desa-desa di Asia Tenggara bervariasi dan tidak memiliki struktur atas desa yang bersifat otonom dan tidak tunduk pada kekuasaan seorang penguasa luar (Moedjanto, 1988).

Austronesia dan Austroasia

Keberadaan rumpun Austronesia berasal dari pesisir tenggara Cina yang bergerak ke Taiwan sedangkan Austroasia tampil menjadi kelompok dominan dan mengadopsi budaya dan bahasa setempat (Moedjanto, 1988). Dyen (1965) mengelompokkan rumpun Austronesia dan memilahnya menjadi dua kelompok yaitu kelompok utama Melayu-Polinesia dan Irian Timur-Melanesia. Sedangkan beberapa ilmuwan ikut mengelompokkan pembagian rumpun Austroasia yang memperkaya peradaban Asia Tenggara bila ditinjau dari aspek sosialnya.

(4)

Adapun penjelasan wilayah rumpun Austronesia dan Austroasia secara lebih lengkap dapat dilihat pada bagan dibawah ini :

Figur 1. Wliayah Austronesia

(Adaptasi dari Dyen, 1965)

Figur 2.

Wilayah

Rumpun Austroasia (Adaptasi dari Wapedia, 2009) Penyebaran Hindu-Buddha, Islam,

dan Kristen

Berdasarkan sejarahnya, pengaruh tertinggi datang dari agama dan kepercayaan yang berkembang di kawasan Asia Tenggara. Hampir di semua wilayah mendapatkan pengaruh agama Hindu dan Buddha yang cukup penting namun beberapa wilayah juga mendapat pengaruh agama islam dan kristen yang dibawa dari Eropa melalui jalur imperialisme. Populasi Hindu

terbesar berada di Bali, Indonesia dan etnis India di Malaysia dan Singapura. Sedangkan penganut Buddha banyak terdapat di wilayah Indochina.

Jika ditinjau dari perspektif agama, populasi mayoritas dimiliki oleh Islam di Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 240 juta jiwa memenuhi 70 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Selanjutnya yang terbanyak ada di Malaysia dan Brunei Darussalam dan Islam menjadi

Proto-Austronesia

Melayu-Polinesia

Irian Timur-Melanesia

Heonesi a Maluku

Halmahera selatan-Irian

Barat Ambon

Timur Sula Bacan

Hesperonesi a Filipina

Madagaskar

Indonesia Barat Formosa

Bahasa-bahasa Austris

Bahasa-bahasa Austro Asia

Bahasa-bahasa Austronesia Bahasa-bahasa

Tibet Cina

Bahasa-bahasa Nusantara

Bahasa-bahasa Polinesia

Bahasa-bahasa Mikronesia

(5)

minoritas di Singapura, Thailand Selatan, dan Filipina Selatan. Islam dan pengaruhnya menyebar melalui perkawinan dan perdagangan yang dibawa oleh muslim India dan Arab. Sebagian ilmuwan mengungkapkan bahwa ternyata muslim China juga ikut menyebarkan islam melalui jalur perdagangan. Sedangkan untuk penganut Kristen terbanyak ada di Filipina dan juga tersebar di beberapa negara Asia Tenggara.

Figur 3. Peta penyebaran agama di Asia Tenggara (Nelson, 2015)

Adapun tempat-tempat ritual keagamaan atau rumah ibadah menjadi penanda kebudayaan pula. Candi atau

wihara yang digunakan sebagai tempat beribadah yang dikonstruksikan dari pahatan batu banyak ditemukan sebagai bagian dari peradaban. Pahatan yang banyak ditemukan mengandung simbol, ikon dan makna untuk agama buddha. Sedangkan untuk candi atau pura tempat pemujaan agama hindu juga banyak menggunakan ornamen dan warna yang mencolok yang memiliki arti khusus bagi agama tersebut. Pengaruh itu banyak datang dari negara India sebagai negara dengan populasi umat Hindu paling besar didunia.

Arsitektur islam di Asia Tenggara mengambil dua bentuk konsep yaitu : sekuler (benteng dan istana) dan keagamaan (masjid dan makam). Didalam langgam arsitektur islam paling banyak ditemukan perpaduan sastra dan arsitektur seperti seni kaligrafi yang menduduki tempat terhormat dan menjadi bagian dari arsitektur masjid.

Selanjutnya di Arsitektur Hindu-Buddha terdapat tokoh-tokoh pewayangan yang menjadi relief pada candi-candi.

Agama buddha mengembangkan seni dan arsitektur sebagai bantuan visual dalam menyebarkan ide-ide untuk kepentingan ini dan telah memberikan dampak yang sangat besar pada kehidupan agama dan sekulerisme pada lebih dari dua millenium dan juga telah memepengaruhi perkembangan seni saat ini (Shanker Singh, 2016).

Dari penjeasan diatas dapat dilihat bahwa kombinasi pengaruh agama terhadap perkembangan seni bangunan sehingga membentuk peradaban hanya dalam batasan tradisi dan motivasi

(Madjid, 2005). Kesinambungan antara tradisi dan motivasi agama dengan seni mampu menciptakan hal-hal yang inovatif.

c) Pencapaian Peradaban Asia Tenggara

Pencapaian peradaban secara umum di Asia Tenggara dapat dilihat pada tabel 1 hingga tabel 5 berikut ini yang diadopsi dan diadaptasi dari penelitian seorang arkeolog, Michael D. Gunther selama beberapa tahun di Asia Tenggara.

(6)

Kebudayaan pertanian (dari 2300 BC). Kapak batu ’Stone axes’

Megalitik

Perkuburan batu ‘cist graves’ Gundukan pemakaman bertingkat

Penggunaan ornamen dari perunggu (dari 1500 BC).

Kebudayaan Dong-Son (Vietnam). Drum perunggu.

’Moon of Bali’ (Indonesia). Batu Polos ‘Plain of Jars’ (Laos).

Tabel 1. Periode Pra Sejarah

150 - 550 Setelah

masehi 550 - 800 masehi Setelah Abad ke-9 masehi Setelah Abad ke-10 masehi Setelah

Indonesia Pengaruh penganut Buddha dan Hindu melalui jalur perdagangan

Kerajaan Sriwijaya (Sumatra)

 775-864: Dinasti Shailendra (Jawa Tengah).

 800: Candi Borobudur, Candi Mendut

 900: Lara Jonggrang (Jawa Tengah)

Myanmar/

Burma Kerajaan Pyu

 832: Thailand menaklukkan ibukota Pyu  850-1120: Awal

Periode (Pagan)

Myanmar/Burma migrasi dari China selatan k eke Myanmar bagian utara

Thailand Kerajaan Dvaravati

Mon Kerajaan Dvaravati Mon Thailand migrasi dari China selatan menuju ke Thailand utara

Cambodia Periode akhir Zaman Besi ‘chiefdoms’. "Funan" (Mekong delta). Angkor Borei, Oc Eo. Hubungan perdagangan dengan Roma, Peradaban Timur Dekat Kuno ‘Ancient Near East’, India, China

Periode awal kerajaan "Chenla". Sambor Prei Kuk

(Ishanapura). Hindu, patung-patung Buddha.

 802-835: Jayavarman II menemukan kekaisaran Khmer.  877-889:

Indravarman I (Bakong).  889-900:

Yasovarman I menemukan Angkor (Baray Timur)

 928-941: Jayavarman IV, Koh Ker.  944-968:

Rajendravarman  968: Banteay Srei

Laos Kota Tua di

Lingaparvata (Wat Phu)

Vietnam  China  Champa

Biara Dong Duong  939 : Vietnam mengeluarkan China

Tabel 2. Periode 1000 Sebelum Masehi

Abad ke-11 Abad ke-12 Abad ke-13 Abad ke-14 Myanmar/

Burma

 1044-1077: Raja Anawrahta dari Pagan merebut ibukota Mon dan menyatukan

 1120-1170: Pertengahan Periode (Pagan)  1170-1300: Akhir

Periode (Pagan)

 1287: Kublai Khan merebut Pagan

(7)

Burma. Agama Buddha Theravada menjadi agama resmi setempat. Zaman

Emas ‘Drum Karen’

Thailand  1250-1438:

Sukhothai  1275-1317: Raja

Rama Kamheng. Penemuan huruf

alphabet bangsa Thai

 1296-1556: Kerajaan Lan-Na di Chiang Mai.  1350-1767:

Ayutthaya

Cambodia  1002-1049: Suryavarman I (Istana Royal, Baray Barat)  1050-1066:

Udityavarman II (Baphuon).  1080-1107:

Jayavarman VI (Phimai)

 1113-1150: Suryavarman II (Angkor Wat)

 1181-1215: Jayavarman VII ; Kekaisaran Khmer pada masa kejayaannya.

Angkor Thom, Bayon.

Awal Khmer Post-Classic. Pali menggantikan Sanskrit.

Laos Wat Phu Wat Phu  1350-1707: Lan

Sang ditemukan oleh pangeran Khmer;

ibukotanya Luang Prabang

Vietnam  1009-1224: Dinasti Dai Viet (Later Ly)  1069: Chams

pindah ibukota ke Vijaya (Binh Dinh)

 Dai Viet  Champa

 1225-1400: Dinasti Tran  1257: Vietnam

memukul mundur penyerbuan Mongol

 Tran  Champa

Tabel 3. Periode 1000 Sebelum Masehi – 1400 Sebelum Masehi

Abad ke-15 Abad ke-16 Abad ke-17 Abad ke-18

Burma  1498-1613:

Pedagang asal Portugis dan para petualang; Myanmar/Burma memecat Ayutthaya

Ibukota berada di

Ava (Ratnapura)  1752-1823: Dinasti Konbaung menyatukan utara dan selatan. Inggris, Perancis, Belanda memberi pengaruh,  1782-1819: Raja

Badawpaya menaklukkan Arakan, membangun Mingun. Candi Mahamuni Thailand 1434: Emerald

Buddha ditemukan di Utara

1461: Lan-na

1551: Emerald Buddha dikuasai Laos

1558:

 1767-1932: Periode Bangkok.  1767:

(8)

menangkap

Sukhothai Myanmar/Burma merebut Chiang Mai 1569:

Myanmar/Burma menduduki Ayutthaya

menduduki Ayutthaya kembali, tetapi diusir di tahun 1777.

 1778: Emerald Buddha diambil kembali Thailand  1782: Thailand

memindahkan ibukotanya ke Bangkok (Wat Phra Kaeo), diawal fase.

Cambodia 1431: Thailand memberhentikan Angkor,

tmengambil rampasan di Ayutthaya. Ibukota Khmer pindah ke bagian selatan di seputaran daerah Phnom Penh.

1528: Ang Chan I berpindah ibukota ke Lovek

1600: Pembunuhan besar-besaran dari ‘Spanish Garrison’

Vietnam

menaklukkan sungai Mekong ‘Mekong delta’.

Laos Lan Sang Lan Sang  1690: Lan Sang

terpecah karena persaingan internal di ibukota Vientiane

 1778-1827: Vientiane menjadi Negara bawahan Thailand

Vietnam 1407: China menduduki daerah Utara tetapi dikeluarkan dari Le Dynasty 1428-1539: Le

Dynasty (Utara) 1471: Vietnam

mengambil alih keseluruhan Champa

1539-1787: Dinasti Trinh

1558-1778: Dinasti Nguyen

 Trinh  Nguyen

 1771: Revolusi Tray Son

Tabel 4. Periode 1000 Sebelum Masehi – 1400 Sebelum Masehi

Abad ke-19 (babak pertama)

Abad ke-19 (babak kedua)

Abad ke-20 (babak pertama)

Abad ke-20 (babak kedua)

Myanmar/ Burma

1853: Ibukota Mandalay

1886-1935: British memerintah di Myanmar dan menggabungkannya dengan India

1947: Kemerdekaan diikuti dengan Perang Dunia II

1958-sekarang: Pemerintahan militer

Thailand Thailand dan Vietnam

memperjuangkan Cambodia. 1832: Wat Pho 1851-1868: Raja

1868-1910: Raja Chulalongkorn diajari oleh Anna

1946-sekarang: Raja

(9)

Mongut (Rama IV), raja dari "Anna and I" (Wat Phra Kaeo)

Cambodia 1834-1841: Vietnam menggabungkan diri dengan Cambodia. 1848-1860: Raja

Ang Duong mereformasi lembaga

Laos 1828: Thailand menduduki Vientiane dan menghancurkan Kerajaan bagian selatan. Luang Prabang, kerajaan bagian utara tetap independen.

1893: Perancis memaksa Thailand dan tidak mengakui klaim teritori atas Laos.

1947: Kemerdekaan dengan

ibukotanyaVientian e

1975: Komunis merebut kekuasaan diikuti oleh perang Vietnam

Vietnam 1802-1945: Dinasti Nguyen mendirikan dan menyatukan Vietnam. 1830-1860:

Vietnam

mengeksekusi lebih dari 30,000 bangsa Vietnam, Katolik, yang dipicu oleh intervensi Perancis

1867: Selatan Vietnam berada dibawah koloni Perancis.

 1954: Perancis dikalahkan di Dien Bien Phu. Vietnam terbagi atas wilayah komunis bagian utara dan komunis bagian selatan.

 1961-1973: Perang Vietnam. U.S. campur tangan dibagian selatan.

 1975: Vietnam utara menduduki bagian Selatan

Tabel 5. Periode 1800 Sebelum Masehi – 2000 Sebelum Masehi.

KESIMPULAN

Artikel ini membahas tentang pengaruh sosial,

budaya, dan agama yang telah membuat perubahan peradaban dan perkembangan seni dan arsitektur yang ada di negara-negara Asia Tenggara dan juga pencapaian peradaban Asia Tenggara. Cinanisasi dan Indianisasi

merupakan narasi sejarah

perkembangan peradaban Asia Tenggara. Keberadaan Austronesia dan Austroasia juga tampil mendominasi wilayah sosial dan budaya. Namun

berdasarkan sejarahnya, agama dan kepercayaan memiliki pengaruh tertinggi dan memiliki peran yang sangat penting. Pada akhirnya, pencapaian peran peradaban datang melalui peleburan atau akulturasi yang melibatkan sosial, budaya, dan agama baik yang datang dari internal maupun eksternal.

Daftar Pustaka

[1] Koentjaraningrat (1948). Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta. Penerbit PT. Gramedia. [2] _________. Mukaddimah, (terj.

Masturi Irham, dkk), cet. 1, Jakarta: Pustaka Al- Kautsar, 2011. [3] Huntington, Samuel P., (1996). The

(10)

the Remaking of World Order, (Simon & Schuster). [4] Toynbee, Arnold J. (1965). A

Study of History. Vol. 1: Abridgement of Volumes I-VI.

[5] Hirschman, Charles and Edwards, Jennifer (2007). Social Change in Southeast Asia. In George Ritzer, ed. The Blackwell Encyclopedia of Sociology. Vol. 9:4374-4380. Oxford: Blackwell Publishing.

[5] Sofjan, Dicky (2016). Religion, Public Policy and Social Transformation in Southeast Asia. Managing Religious Diversity Vol. 1.

[6] Salim, A. 2002, Perubahan Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana [7] Sardjono, Agung Budi; Budihardjo,

Eko; Pangarsa, Galih Widjil; Prianto, Eddy (2011). Arsitektur Dalam Perubahan Kebudayaan. ( http://arsip-s3arskotundip.blogspot.co.id /2011/05/arsitektur-dalam-

perubahan-kebudayaan-2.html). DIakses 25

Desember 2016.

[8] Djailani, Faaqih Irfan (2013). Asia Tenggara : Gambaran Umum.

[9] Moedjanto, Kanisius (1988). Indonesia abad ke 20.

[10] Shanker Singh, Anand (2016). A Historical and Cultural Study of Buddhist Art in Early Southeast Asia.

[11] Yunus, Pangeran P., Soedarsono, Gustami S.P. (2012). Unsur Estetika Islam Pada Seni

Hias Istana Raja Bugis. Jurnal Al Ulum. Vol. 12, No. 1, pp 35-52.

[12] Madjid, Nurcholish (2005). Islam Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis tentang

Masalah Keimanan,

Kemanusiaan, dan

Kemodrenan. Paramadina, Cetakan ke-5.

[13]Guntur, Michael D.

(http://www.art-and-archaeology.com/). Diakses pada 25 Desember 2016. [14] Dyen, Isidore (1965). A Sketch of

Trukese Grammar. American Oriental Essay 4. New Haven, Conn. American Oriental Society.

[15] Nasr, Seyyed Hossein (2010). Islam in the Modern World : Challenged by the West,

Threatened by

Fundamentalism, Keeping Faith with Tradition.

[16]Prayogi, Arditya (2016). Dinamika Identitas Budaya Melayu Dalam Tinjauan Arkeo-Antropologis. Jurnal Sastra dan Kebudayaan Islam, Vol 16, No 1.

[17] Stark, Miriam T. (2014). Southeast Asian Urbanism : From Early City to Classical State.

(11)
(12)

Gambar

Tabel 1. Periode Pra Sejarah
Tabel 3. Periode 1000 Sebelum Masehi – 1400 Sebelum Masehi
Tabel 4. Periode 1000 Sebelum Masehi – 1400 Sebelum Masehi
Tabel 5. Periode 1800 Sebelum Masehi – 2000

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Cash Value Added terhadap Harga Saham Perusahaan Whole Sale and Retail Trade di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2008”

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perlakuan pupuk kompos berpengaruh nyata terhadap berat satu buah dan berat buah per tanaman; berpengaruh sangat nyata

Perhitungan hujan wilayah untuk data hujan lengkap dari ketiga stasiun digunakan cara Poligon Thiesen, jika hanya ada dua data hujan digunakan cara rerata aljabar, dan apabila

Bentuk kegiatan evaluasi pencegahan bencana kebakaran lahan dan hutan serta kebundi Kabupaten katingan tahun 2016 diantaranya seperti penyediaan sarana dan

Kinerja pegawai pada Dinas Bina Marga, Cipta Karya, Tata Ruang, Pertanahan, dan Perumahan Rakyat Kabupaten Sidenreng Rappang, meliputu tujuh indikator yakni, ketetapan

Keputusan kajian menunjukkan kategori masalah pekerja tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan persepsi terhadap perkhidmatan kaunseling sama ada di kalangan

Pada keterampilan kognitif siswa setelah pembelajaran, kemampuan penguasaan konsep siswa pada materi sifat-sifat koloid mengalami peningkatan, dengan meningkatnya kemampuan

D-IV SMA/ MA (IPA) sederajat, SMK Formasi Pola Pelayaran Kapal Niaga Jurusan Pembibitan Teknika Kapal Niaga, SMK Jurusan Kemenhub : 48 Teknik Mesin, Teknik