• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Fungsi dan Makna Afiks Ber dala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Fungsi dan Makna Afiks Ber dala"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Fungsi dan Makna Afiks Ber- dalam Bahasa

Indonesia

Kelompok 4

Oleh

Kartina :

13/347954/SA/16952

Raden Dwi Gita Apriliyani

: 13/347782/SA/16928

Sastra Indonesia

Fakultas Ilmu Budaya

(2)

Analisis Fungsi dan Makna Afiks Ber- dalam Bahasa Indonesia

Oleh

Kartina : 13/347954/SA/16952

Raden Dwi Gita Apriliyani : 13/347782/SA/16928

1. Latar Belakang

Dalam kehidupan bermasyarakat, berkomunikasi merupakan aktivitas manusia untuk mengadakan kontak dengan lingkungan sekitar, baik terhadap alam maupun terhadap sesamanya. Bahasa menjadi sarana utama untuk berkomunikasi dengan sesama manusia. Berkomunikasi merupakan kegiatan berbagi informasi, menyampaikan ide, gagasan, dan pemikiran kepada orang lain. Maka dari itu, seseorang harus

menggunakan bahasa yang baik dan jelas ketika berkomunikasi agar pesan yang ingin disampaikan dapat sampai ketujuan. Ada banyak cara yang dapat digunakan agar bahasa yang dipakai dalam berkomunikasi bersifat baik dan jelas atau efektif. Salah satunya yaitu dengan proses morfologis. Proses morfologis merupakan cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfen yang satu dan morfem yang lainnya. Ada beberapa jenis proses morfologis yaitu afiksasi, reduplikasi dan

pengulangan.

Penggunaan afiks sangat penting untuk memperjelas pesan yang akan disampaikan. Dari itu, sebuah bentuk dasar perlu diberi imbuhan untuk dapat digunakan dalam berkomunikasi. Maka dari itu, dalam makalah ini, penulis membahas salah satu afiks dan kegunaannya dalam

berkomunikasi. Afiks yang dibahas penulis yaitu afiks ber-. Penggunaan afiks ber- dapat mengubah makna, jenis, dan fungsi bentuk dasar menjadi kata lain. Selain itu, penggunaan afiks ber- yang akan digunakan

tergantung pada keperluan penggunaannya dalam berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, afiks ber- dapat diklasifikasikan ke dalam

(3)

2. Rumusan Masalah

Dalam penggunaan afiks ber-, ada beberapa masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu;

2.1 Bagaimanakah terjadinya proses morfologis afiks? 2.2 Apakah fungsi afiks?

2.3 Apakah makna gramatikal afiks?

3. Tujuan

Ada beberapa tujuan yang akan dicapai penulis dalam pembahasan makalah pengunaan afiks ber-, yaitu;

3.1 Untuk mengetahui terjadinya proses morfologis afiks yang baik dan tepat

3.2 Untuk mengetahui fungsi afiks dalam kata atau kalimat 3.3 Untuk mengetahui makna gramatikal yang dimunculkan

akibat proses morfologis afiks

4. Proses Morfologis afiks

ber-Proses morfologis merupakan proses pembentukan kata dengan cara mengubah bentuk dasar untuk mendapatkan kata baru yang bermakna gramatikal dan sifatnya terikat. Pada proses morfologis ber-, ada beberapa hal yang terlibat sampai menimbulkan kata baru. Hal yang pertama yaitu satuan yang mendasar. Satuan yang mendasar atau yang lebih dikenal dengan bentuk dasar merupakan bentuk yang digunakan untuk menyusun kata yang lebih besar. Satuan yang

mendasar ini bermakna leksikal. Contohnya yaitu –temu, dan –jalan. Hal yang kedua yaitu proses yang dilalui atau proses morfologis afiks. Pada proses ini bentuk dasar atau leksem mendapatkan tambahan afiks yang beraneka ragam dan afiks yang dibahas dalam makalah ini yaitu afiks ber- . Penambahahan afiks ber- pada bentuk dasar dapat menghasilkan kata baru yang bermakna gramatikal. Hasil kata baru ini merupakan hal yang ketiga dalam proses morfologis.

(4)

Contoh proses morfologis afiks ber- yaitu;

1. Bentuk dasar kandang dengan afiks ber- menghasilkan kata baru

berkandang pada kalimat “Kuda poni ini berkandang jauh di ujung taman rumah Pak Harto”.

2. Bentuk dasar nama dengan afiks ber- menghasilkan kata baru bernama pada kalimat “Salah satu pasar di Solo bernama pasar Klewer dan tidak begitu terkenal.

5. Fungsi Afiks

ber-Setelah mengalami proses morfologis, kata baru yang dihasilkan dapat berubah fungsinya dari bentuk dasar maupun tidak. Dalam hal ini, penulis mengenal dua proses dalam pembentukan kata. Dua proses tersebut adalah Infleksional dan Derivasional. Infleksional merupakan kategori leksikal pembentukan kata baru hasil proses morfologis yang fungsi kata barunya sama dengan bentuk dasarnya.

Contohnya dalam afiks ber- yaitu; bentuk dasar kandang “tempat istirahat hewan peliharaan” memiliki fungsi sebagai kata benda dan setelah mendapatkan tambahan afiks ber- menghasilkan kata baru

berkandang. Kata berkandang memiliki fungsi sebagai kata benda, pada kalimat “Kuda poni ini berkandang jauh di ujung taman rumah Pak Heru”. Dari contoh tersebut dapat simpulkan bahwa, kata baru yang mendapatkan afiks ber- dengan bentuk dasar yang berfungsi sebagai kata benda tidak mengalami perubahan fungsi.

Selanjutnya derivasional, derivasional merupakan kategori leksikal pembentukan kata baru hasil proses morfologis yang fungsi kata barunya berbeda dengan bentuk dasarnya. Contohnya yaitu; bentuk dasar sepeda “benda beroda dua dan tidak mempunyai mesin”

memiliki fungsi kata benda dan setelah mendapatkan tambahan afiks

ber- menghasilkan kata baru bersepeda. Kata bersepeda memiliki fungsi sebagai kata kerja, pada kalimat “Aalaa bersepeda dengan Gita setiap minggu di UGM”. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan

(5)

6. Makna Afiks

ber-Dalam proses morfologis, penggunaan afiks ber- dapat

menghasilkan kata baru yang bermakna gramatikal. Makna gramatikal yang dihasilkan juga bermacam-macam. Beberapa makna afiks

ber-yang dihasilkan yaitu;

6.1 Bermakna mempunyai dan memiliki Beberapa contoh kalimatnya yaitu;

1. Pria berkacamata hitam itu pergi ke sunmor untuk membeli kacamata

- Kata berkacamata memiliki bentuk dasar kacamata. Bentuk dasar Kacamata berfungsi sebagai kata benda.

- Setelah diberi imbuhan ber-, kacamata menghasilkan bentuk baru yaitu berkacamata yang berfungsi sebagai kata benda. Dalam hal ini, kata tersebut tidak mengalami perubahan arti atau bersifat infleksional tetapi memiliki makna mempunyai kacamata dalam konteks kalimat tersebut.

2. Model cantik itu berkaki jenjang dan berkulit putih

- Kata berkaki memiliki bentuk dasar kaki. Bentuk dasar kaki berfungsi sebagai kata benda.

- Setelah diberi imbuhan ber-, kaki menghasilkan kata baru yaitu berkaki yang berfungsi sebagai kata benda. Dalam hal ini, kata tersebut tidak mengalami perubahan arti atau bersifat infleksional tetapi memiliki makna mempunyai dan memiliki kaki dalam konteks kalimat tersebut.

3. Ranti telah berkeluarga sejak dua tahun lalu dan mempunyai satu anak

- Kata berkeluarga memiliki bentuk dasar keluarga. Bentuk dasar keluarga berfungsi sebagai kata benda.

- Seteleh diberi imbuhan ber-, keluarga menghasilkan kata baru yaitu berkeluarga yang berfungsi sebagai kata benda. Dalam hal ini, kata tersebut tidak mengalami perubahan arti atau bersifat infleksional tetapi memiliki makna

(6)

4

6.2 Bermakna sedang melakukan kegiatan Beberapa contoh kalimatnya yaitu;

1. Aalaa bersepeda dengan Gita setiap hari minggu di UGM - Kata bersepeda memiliki bentuk dasar sepeda. Bentuk

dasar sepeda berfungsi sebagai kata benda.

- Setelah mendapat imbuhan ber-, bentuk dasar sepeda menghasilkan kata baru yaitu bersepeda yang berfungsi sebagai kata kerja. Dalam hal ini, kata bersepeda

mengalami perubahan fungsi atau bersifat derivasional dan bermakna sedang melakukan kegiatan menaiki sepeda dalam konteks kalimat tersebut.

2. Dzawin ingin bertamu ke rumah Gita dan meminangnya - Kata bertamu memiliki bentuk dasar tamu. Bentuk dasar

tamu berfungsi sebagai kata benda.

- Setelah mendapat imbuhan ber-, bentuk dasar tamu menghasilkan kata baru yaitu bertamu yang berfungsi sebagai kata benda. Dalam hal ini, kata bersepeda tidak mengalami perubahan fungsi atau infleksional tetapi memiliki makna sedang melakukan kegiatan mendatangi rumah Gita dalam konteks kalimat tersebut.

6.3 Bermakna mempergunakan atau memakai sesuatu Beberapa contoh kalimatnya yaitu;

1. Rumah Ratu Atut berpaku emas di sudut pintu depannya. - Kata berpaku memiliki bentuk dasar paku. Bentuk dasar

paku berfungsi sebagai kata benda.

(7)

2. Hari ini, Ibu Gita memasak sayur asam dan ikan asin yang bersambal terasi.

- Kata bersambal memiliki bentuk dasar sambal. Bentuk dasar sambal berfungsi sebagai kata benda.

- Setelah mendapat imbuhan ber-, bentuk dasar sambal menghasilkan kata baru yaitu bersambal yang berfungsi sebagai kata benda. Dalam hal ini, kata bersambal tidak mengalami perubahan arti atau infleksional tetapi

mempunyai makna menggunakan sambal terasi dalam konteks kalimat tersebut.

6.4 Bermakna mempunyai sifat atau bersifat seperti

Beberapa contoh kalimatnya yaitu;

1. Tanah tandus berkapur di Gunung Kidul telah menyebabkan daerah ini

kekurangan air.

- Kata berkapur memiliki bentuk dasar kapur. Bentuk dasar kapur berfungsi sebagai kata benda.

- Setelah mendapatkan imbuhan ber-, bentuk dasar kapur menghasilkan kata baru yaitu berkapur yang berfungsi sebagai kata sifat. Dalam hal ini, kata berkapur mengalami perubahan fungsi atau derivasional. Selain itu, kata

berkapur juga bermakna mempunyai sifat berkapur yang melekat pada tanah di daerah Gunung Kidul dalam konteks kalimat tersebut.

(8)

- Kata berminyak memiliki bentuk dasar minyak. Bentuk dasar minyak berfungsi sebagai kata benda.

- Setelah mendapatkan imbuhan ber-, bentuk dasar minyak menghasilkan kata baru yaitu berminyak yang berfungsi sebagai kata sifat. Dalam hal ini, kata berminyak

mengalami perubahan fungsi atau derivasional. Selain itu, kata berminyak juga bermakna mempunyai sifat

berminyak yang melekat pada gorengan dalam konteks kalimat tersebut.

6 7. Kesimpulan

Afiks merupakan morfem bermakna gramatikal yang memiliki sifat terikat. Identitasnya baru dapat dikenali jika morfem diucapkan atau ditambahkan pada bentuk dasar. Proses penambahan afiks pada bentuk dasar dengan cara memadukan afiks pada bentuk dasarnya sehingga menjadi satuan yang baru, baik dari segi bentuk maupun makna merupakan afiksasi. Dalam berkomunikasi, afiks ber- dapat diklasifikasikan dalam beberapa makna, yaitu;

1. Afiks ber- bermakna mempunyai atau memiliki 2. Afiks ber- bermakna sedang melakukan kegiatan 3. Afiks ber- bermakna memakai atau menggunakan

4. Afiks ber- bermakna memiliki sifat atau bersifat seperti.

Penggunaan afiks dalam berkomunikasi sangat bermanfaat untuk memperlancar komunikasi dan memperjelas makna.

8. Daftar Pustaka

Kridalaksana, Harimurti. 1988, Prinsip-prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia, Yogyakarta: Kanisius, Cetakan ke-1

(9)

%20II.pdf

http://ellispudjawaty.wordpress.com/2013/11/01/prefiks-infiks-sufiks-konfiks/

http://prodibahasa.wordpress.com/2011/11/25/prefiks-ber%E2%80%91/

9. Lampiran Data

1. Pria berkacamata hitam itu pergi ke Sunmor untuk beli kacamata.

2. Kuda poni itu berkandang jauh di ujung taman rumah pak Heru.

3. Model cantik itu berkaki jenjang dan berkulit putih.

4. Tanah tandus berkapur di Gunung Kidul telah menyebabkan daerah ini

kekurangan air.

5. Dia tidak bisa berkata apapun setelah melihat kejadian itu.

6. Telah lama, ulat itu berkawan dengan kawanan burung besar di pinggir hutan.

7

7. Ranti telah berkeluarga sejak dua tahun yang lalu dan mempunyai satu anak.

8. Siluman ular berkepala lima itu telah menelan banyak korban jiwa terutama bayi.

9. Pak Ariyanto berkomentar sangat kritis pada pengajian Rabu lalu di Musala Al-Adab.

10. Baju yang dipakai Sasha berkotak lebar dan berwarna cerah kemerahan.

11. Wanita Bali berkulit cokelat sawo matang sehingga terlihat eksotik.

(10)

13. Dirmawa bermasalah dengan jurusan sastra Indonesia sehingga tahun ini

jurusan sastra Indonesia tidak mendapat dukungan dana.

14. Sebagai makhluk sosial, kita harus bermasyarakat dengan baik terutama di lingkungan tempat tinggal.

15. Gorengan yang dijual di kantin sangat berminyak tetapi pembelinya banyak.

16. Salah satu pasar di Solo bernama pasar Klewer dan tidak begitu terkenal.

17. Kakek harus berobat secepatnya sebelum ia mati.

18. Anak itu berotak udang seperti Ibu tirinya sehingga ia tidak naik kelas.

19. Rumah Ratu Atut berpaku emas di sudut pintu depannya.

20. Orang yang berperkara di pengadilan belum tentu mengerti tentang cara membuat

surat gugatan.

21. Sebelum meninggal, Ayah berpesan padaku untuk menjaga keluarga.

22. Halaman rumah pak Presiden berpohon rindang sehingga terasa begitu sejuk.

23. Desain baju yang dirancang Ivan Gunawan berpola tidak menarik.

24. Perempuan yang disukai Rio berambut panjang dan terurai indah seperti di iklan

sampo.

25. Kawasan hutan berotan di Damai telah rusak karena tidak dipelihara.

(11)

28. Sejak kecil, Nata bersahabat dengan Niki.

29. Hari ini, Ibu Gita memasak sayur asam dan ikan asin yang bersambal terasi.

30. Agung ingin bersekolah di SMK Taman Siswa jurusan Multimedia.

31. Aalaa bersepeda dengan Gita setiap hari Minggu di UGM.

32. Buku itu bersimbol iluminati di ujung sebelah kiri.

33. Gita bersaudara tiga tetapi tidak satupun memiliki wajah yang serupa.

8

34. Gita bersuami dengan Dzawin.

35. Sejak kecil, Gita bersuara emas sehingga dia jarang berbicara.

36. Rumah pak Suhandano bertaman luas sehingga sering digunakan untuk acara

pesta.

37. Dzawin ingin bertamu ke rumah Gita untuk bersilaturahmi.

38. Via bertanda lahir goresan hitamdi pergelangan tangan sebelah kiri.

39. Raksasa buta cakil itu bertangan besar dan berwajah seram.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil wawancara tersebut, untuk mengatasi kendala tersebut dengan cara menggali terlebih dahulu kebutuhan dari konsumen tersebt jika sudah baru kita tawarkan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah : untuk mengetahui adanya korelasi antara berat badan dan kekuatan otot

Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Kuningan setiap rencana kegiatannya ditetapkan dalam rapat anggota yang dilaksanakan oleh.. Himpunan Mahasiswa, dipimpin

Dari hasil penelitian yang dilakukan selama dua siklus dapat dsimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pengenalan huruf hija’iyah pada kelompok A di Taman kanak-kanak

Kota Manado adalah Ibu Kota dari Provinsi Sulawesi Utara. Manado merupakan Ibukota provinsi Sulawesi Utara tak heran dikota Manado saat ini memiliki banyak fasilitas yang

Apabila kandungan air tersebut dihilangkan maka pertumbuhan mikroorganisme dan terjadi reaksi pencokelatan (browning). Hidrolisa atau oksidasi lemak dapat dikurangi. Jika air

Untuk kronologis menurut pendapat kami, peneliti sudah menjelaskan secara terperinci, hal tersebut dapat dilihat dari: Penjabaran peristiwa dilematis antara

Ibn Hajar al- „Asqalani juga salah seorang ulama dari mazhab al-Shafi„iy ketika mentafsirkan hadis- hadis yang diriwayatkan oleh imam al-Bukhariy dalam kitab beliau Fath