• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATI. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATI. pdf"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF BERBASIS AKTIVITAS JASMANI PADA PEMBELAJARAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK

Uray Gustian

Program studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura Email: uray.gustian@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat efektifitas dari penggunaan model pembelajaran integratif berbasis aktivitas jasmani yang diterapkan pada pembelajaran anak taman kanak-kanak. Hasil penelitian dapat dijadikan salah satu model yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran anak taman kanak-kanak.

Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Sampel terdiri atas 39 orang anak taman kanak-kanak. Penelitian dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran integratif berbasis aktivitas jasmani pada anak taman kanak-kanak selanjutnya membandingkan pemerolehan hasil belajar pada treatment pertama dengan treatment kedua.

Hasil penelitian menunjukan model pembelajaran integratif berbasis aktivitas jasmani pada anak taman kanak-kanak yang terdiri atas enam aktivitas jasmani yaitu (1) aktivitas anak cicak bermain angka, (2) aktivitas tebak gambar, (3) aktivitas tebak nama, (4) aktivitas kangguru berhitung, (5) aktivitas ular tangga, dan (6) aktivitas pertualangan angka dapat meningkatkan pengetahuan (kognitif), keterampilan (motorik) dan sikap (afektif) pada anak taman kanak-kanak dengan rerata nilai treatment kedua (88) lebih besar dari rerata nilai pertemuan pertama (78). Hasil uji efektifitas nilai t-hitung (2.699) lebih besar dari nilai t-tabel (2,024). Model pembelajaran integratif berbasis aktivitas jasmani efektif untuk diterapkan pada pembelajaran anak taman kanak-kanak.

Kata Kunci: Model Pembelajaran, efektifitas, anak taman kanak-kanak

ABSTRACT

This study aims to test the effectiveness of the use of integrative learning model-based physical activity were applied to the kinderganden. The results of the study can be used as one of the models that can be used by the teacher in the kinderganden learning. The study design was used experimental. The sample consisted of 39 children of kindergarten. The study was conducted by applying an integrative learning model-based physical activity in kinderganden then compare the acquisition of learning outcomes in the first treatment with a second treatment.

The result showed integrative learning model based on physical activity for kinderganden were consisting of six physical activity, namely (1) lizard playing numbers activity, (2) guessing image activity, (3) guessing name activity, (4) counting kangaroos activity, (5) snakes and ladders activity, and (6) figures adventure activity can increase knowledge (cognitive), skills (motor) and attitude (affective) in the kinderganden with a mean value of treatment a second (88) is greater than the average the value of the first meeting (78). The result of the effectiveness of t-count value (2.699) is greater than t-table (2.024). the integrative learning model-based physical activity are effective to applied in the kinderganden learning.

(2)

PENDAHULUAN

Taman kanak-kanak merupakan salah satu lembaga formal yang menyelenggarakan pendidikan untuk anak usia dini. Pendidikan pada taman kanak-kanak dilakukan melalui pemberian rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak baik secara jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Taman kanak-kanak juga memiliki fungsi yaitu “membina, menumbuhkan, mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya” (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2011).

Adapun point penting dalam pendidikan anak adalah pengembangan perilaku dan pengembangan kemampuan dasar. Pengembangan perilaku meliputi pengembangan nilai agama dan moral, pengembangan sosial emosional, dan kemandirian. Perkembangan nilai agama merupakan perkembangan untuk mengenal agama yang dianut dan membiasakan diri untuk beribadah. Perkembangan nilai moral merupakan perkembangan untuk memahami perilaku mulia, dan membedakan perilaku baik dan buruk. Pada pengembangan perilaku siswa diberikan pembiasaan dalam menerapkan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan pembelajaran yang disiapkan untuk meningkatkan kemampuan dan kreatifitas siswa yang meliputi perkembangan fisik dan motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional. Perkembangan kognitif merupakan perkembangan untuk memiliki pengetahuan umum dan sains dan pengetahuan akan bentuk pola, warna, ukuran, dan pola serta pengetahuan akan bilangan, lambang bilangan dan huruf. Perkembangan sosioemosional merupakan perkembangan untuk mengenai cara yang benar dalam bergaul dengan orang lain. Perkembangan fisik dan motorik merupakan perkembangan untuk memiliki keterampilan motorik kasar dan halus serta dapat tumbuh dengan optimal. Adanya taman kanak-kanak diharapkan dapat membantu mengoptimalkan perkembangan berbagai potensi siswa seperti perkembangan nilai agama, moral, koginitif, sosioemosional, fisik dan motorik pada diri siswa.

Perkembangan yang terjadi pada anak mencakup perkembangan perilaku dan perkembangan kemampuan dasar. Perkembangan perilaku meliputi perkembangan nilai agama dan moral, perkembangan sosial emosional, dan kemandirian. Perkembangan nilai agama merupakan perkembangan untuk mengenal agama yang dianut dan membiasakan diri untuk beribadah. Perkembangan nilai moral merupakan perkembangan untuk memahami perilaku mulia, dan membedakan perilaku baik dan buruk. Pada perkembangan perilaku anak diberikan pembiasaan dalam menerapkan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Perkembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan pembelajaran yang disiapkan untuk meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak yang meliputi perkembangan fisik dan motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional. Perkembangan kognitif merupakan perkembangan untuk memiliki pengetahuan umum dan sains dan pengetahuan akan bentuk pola, warna, ukuran, dan pola serta pengetahuan akan bilangan, lambang bilangan dan huruf. Perkembangan sosioemosional merupakan perkembangan untuk mengenai cara yang benar dalam bergaul dengan orang lain. Perkembangan fisik dan motorik merupakan perkembangan untuk memiliki keterampilan motorik kasar dan halus serta dapat tumbuh dengan optimal. Adanya taman kanak-kanak diharapkan dapat membantu mengoptimalkan perkembangan berbagai potensi anak tersebut.

Pembelajaran pada taman kanak-kanak dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan tematik terintegratif. Model pembelajaran tematik integratif merupakan suatu model pembelajaran yang meningtegrasikan keseluruhan cakupan perkembangan yang terdapat pada anak taman kanak-kanak dalam satu kesatuan dengan menggunakan suatu tema yang sesuai. Artinya dalam pelaksanaan pembelajaran untuk taman kanak-kanak tidak ada pemisahan antara tiap cakupan pengembangan dan dalam pelaksanaannya menggunakan tema yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat mengintegrasikan cakupan perkembangan anak dengan mengkaitkan melalui tema tertentu. Model pembelajaran seperti ini menuntut guru harus mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dapat mendorong pencapaian perkembangan anak secara maksimal dan tidak hanya berfokus pada satu cakupan perkembangan saja. Hal ini menuntut guru harus mampu menyusun kegiatan pembelajaran yang dapat mengintegrasikan beberapa cakupan perkembangan anak.

(3)

Pelaksanaan pembelajaran dengan melakukan aktivitas jasmani merupakan model pembelajaran yang menggunakan pendekatan aktivitas gerak dalam pembelajaran anak taman kanak-kanak. Hal ini mengingat anak taman kanak-kanak merupakan masa yang sangat aktif dalam melakukan aktivitas jasmani. Adanya sifat anak untuk aktif dalam bergerak menjadi dasar bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Perencanaan kegiatan aktivitas jasmani yang baik sangat membantu anak untuk mengoptimalkan kemampuan geraknya terutama kemampuan gerak kasar dan gerak lokomotor (Aryamanesh & Sayyah, 2014).

Selain itu juga dengan melakukan aktivitas jasmani anak dapat belajar dari pengalamannya dengan melakukan aktivitas jasmani. Ketika melakukan aktivitas jasmani anak dapat mengeksplorasi lingkungannya sehingga dapat menstimulus perkembangan kognitif anak (Payne & Isaacs, 2012). Aktivitas jasmani memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan kognitif dan peningkatan pencapaian akademik anak (Fedewa & Ahn, 2011). Selain itu juga, aktivitas jasmani juga dapat meningkatkan kemampuan sosial anak taman kanak-kanak (Liu, Karp, & Davis, 2010) Selanjutnya Strong, W.B., (2005) mengemukakan aktivitas jasmani juga sangat bermanfaat untuk kesehatan anak baik secara fisik, sosial maupun emosional. Hal ini menunjukan anak yang aktif melakukan aktivitas jasmani bermanfaat terhadap perkembangan anak baik secara kognitif, psikomotorik, dan sosial serta anak memperoleh peningkatan kesehatan dengan melakukan aktivitas jasmani.

Pelaksanaan pembelajaran untuk anak taman kanak-kanak dilakukan dengan pendekatan belajar sambil bermain dan bermain seraya belajar. Hal ini bertujuan untuk menimbulkan kesan yang menyenangkan bagi anak dalam belajar. Bermain juga bermanfaat bagi anak untuk belajar bergerak dan belajar mengenai tubuhnya. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Gallahue & Ozmun (2006) anak-anak melakukan aktivitas bermain akan belajar mengenai tubuh dan kemampuan gerak. Adapun manfaat dari penggunaan model pembelajaran dengan pendekatan bermain yaitu dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan membentuk pembiasaan perilaku yang baik, memberikan kesempatan kepada anak untuk lebih bebas dalam melakukan aktivitas jasmani dan aktif dalam belajar, memberikan pengalaman langsung dalam belajar, mendorong anak bergerak untuk bereksplorasi. bergerak secara sukarela, senang hati dan bergembira serta tidak terpaksa dan mendorong anak dalam bergerak untuk pemecahan masalah. Hal ini menjadi dasar dilakukannya penelitian & pengembangan terhadap model pembelajaran dengan pendekatan aktivitas jasmani pada anak taman kanak-kanak.

Salah satu upaya untuk memenuhi tuntutan mengenai model pembelajaran untuk taman kanak-kanak yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak maka dilakukan pengembangan yaitu model pembelajaran integratif berbasis aktivitas jasmani untuk anak taman kanak-kanak (Gustian, 2015). Model pembelajaran integratif berbasis aktivitas jasmani merupakan model pembelajaran yang berbasis aktivitas jasmani dengan pendekatan permainan untuk digunakan dalam pembelajaran anak taman kanak-kanak. Hal ini dikarenakan pengenalan pembelajaran gerak pada anak dapat menstimlus perkembangan anak dalam bentuk menumbuhkan, mengembangkan seluruh potensinya secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangan anak (Gustian, 2015)

.

Hasil penelitian pengembangan model pembelajaran berupa 6 aktivitas jasmani, yaitu: (1) aktivitas anak cicak bermain angka, (2) aktivitas tebak gambar, (3) aktivitas tebak nama, (4) aktivitas kangguru berhitung, (5) aktivitas ular tangga, dan (6) aktivitas pertualangan angka yang layak untuk digunakan pada anak taman kanak-kanak. Dalam pelaksanaannya penggunaan model pembelajaran integratif berbasis aktivitas jasmani ini dapat digunakan oleh guru dengan menyesuaikan dengan tema yang akan digunakan. Capaian dari model integratif berbasis aktivitas jasmani adanya peningkatan kemampuan anak dalam hal aspek kognitif (mengenal huruf, konsep dan lambang bilangan), aspek motorik (berjalan di atas garis, berlari di lintasan, melompat di atas bentuk geometri dan merangkak melewati gawang), dan aspek afektif (keaktifan dan kesenangan dalam melakukan). Akan tetapi untuk membuktikan bahwa model pembelajaran integratif berbasis aktivitas jasmani bisa meningkatkan perkembangan anak taman kanak-kanak dibutuhkan suatu uji efektifitas dari model tersebut. Hal ini menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai efektifitas dari model pembelajaran integratif berbasis aktivitas jasmani.

(4)

METODE

Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan dengan melakukan ujicoba dengan cara mengimplementasikan model pembelajaran yang dikembangkan dalam pembelajaran sesungguhnya. Guru akan diberikan buku panduan dan diberikan penjelasan mengenai model pembelajaran yang dikembangkan untuk dilaksanakan dalam pembelajaran sesungguhnya. Tujuan dari treatment adalah untuk mengetahui tingkat efektifitas dari model pembelajaran yang telah dikembangan. Efektifitas dilihat dari tingkat pencapaian hasil belajar anak dalam mengikuti pembelajaran pada treatment pertama dengan treatment kedua.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian terdiri atas dua kelas yang masing-masing terdiri dari 21 dan 18 orang anak kelompok B di taman kanak-kanak Pertiwi 56 Tamantirto.

Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen untuk mengukur pencapai hasil belajar siswa mengunakan rubrik penilaian. Rubrik penilaian disusun berdasarkan setiap aktivitas pembelajaran yang terdapat dalam model pembelajaran integratif berbasis aktivitas jasmani untuk mengembangkan pengetahuan anak taman kanak-kanak. Penilaian yang terdapat pada rubrik penilaian mencakup aspek kognitif (pengetahuan), motorik (keterampilan) dan afektif (sikap). Adapun pedoman pengisian rubrik penilaian sebagai berikut

Tabel 1

Teknik analisis data dengan menggunakan Analisis kuantitatif (statistik) menggunakan analisis statistik uji beda. Dalam melakukan analisis data peneliti menggunakan bantuan Ms. Excel 2013.

HASIL PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk melakukan uji efektifitas terhadap model 6 aktivitas jasmani, yaitu: (1) aktivitas anak cicak bermain angka, (2) aktivitas tebak gambar, (3) aktivitas tebak nama, (4) aktivitas kangguru berhitung, (5) aktivitas ular tangga, dan (6) aktivitas pertualangan angka. Uji efektifitas berdasarkan pada data perolehan hasil belajar pada percobaan penggunaan model pembelajaran integratf berbasis aktivitas jasmani untuk siswa taman kanak-kanak mencakup perolehan nilai dari keenam aktivitas jasmani yang terdapat pada model pembelajaran integratif berbasis aktivitas jasmani. Adapun hasilnya sebagai berikut:

Tabel 2

Data perolehan hasil belajar pada Aktivitas Cicak Bermain Angka

(5)

Tabel 3

Data Hasil Uji Keefektifan Aktivitas Cicak Bermain Angka

treatment 1 treatment 2

Berdasarkan hasil uji efektifitas pada aktivitas cicak bermain angka menunjukan bahwa Aktivitas cicak bermain angka efektif untuk meningkatkan pengetahuan (menyebutkan macam-macam huruf dan menempelkan huruf sesuai urutan), keterampilan (berjalan diatas garis lurus dan berlari di dalam lintasan) dan sikap (keaktifan dalam melakukan dan kesenangan dalam melakukan). Hal ini dilihat dari nilai t-hitung lebih besar (5,71) dibanding dengan t-tabel (2.024).

Tabel 4

Data perolehan hasil belajar pada Aktivitas Tebak Gambar

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4 terhadap perolehan hasil belajar pada aktivitas tebak gambar rerata treatment kedua lebih tinggi dibandingkan dengan treatment pertama, Hal ini menunjukan adanya peningkatan dalam pemerolehan hasil belajar yang mencakup pengetahuan (Menyebutkan nama benda), keterampilan (berjalan diatas garis lurus, melompat di atas gambar geometri, dan menempelkan gambar) dan sikap (keaktifan dalam melakukan dan kesenangan dalam melakukan).

Berdasarkan hasil uji efektifitas pada aktivitas cicak bermain angka menunjukan bahwa aktivitas tebak gambar angka efektif untuk meningkatkan pengetahuan (Menyebutkan nama benda), keterampilan (berjalan diatas garis lurus, melompat di atas gambar geometri, dan menempelkan gambar) dan sikap (keaktifan dalam melakukan dan kesenangan dalam melakukan). Hal ini dilihat dari nilai t-hitung lebih besar (2,121) dibanding dengan t-tabel (2.024).

Tabel 6

Data perolehan hasil belajar dari Aktivitas Tebak Nama

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 6 terhadap perolehan hasil belajar pada aktivitas tebak nama angka rerata treatment kedua lebih tinggi dibandingkan dengan treatment pertama, hal ini menunjukan adanya peningkatan dalam pemerolehan hasil belajar yang mencakup pengetahuan

(6)

(menyebutkan nama benda yang terdapat pada gambar dan membentuk nama sesuai dengan gambar), keterampilan (merangkak melewati gawang dan melompat di atas gambar geometri) dan sikap (keaktifan dalam melakukan dan kesenangan dalam melakukan).

Tabel 7

Data hasil uji efektifitas pada aktiivtas tebak nama

treatment 1 treatment 2

Berdasarkan hasil uji efektifitas pada aktivitas cicak bermain angka menunjukan bahwa Aktivitas tebak nama efektif untuk meningkatkan pengetahuan (menyebutkan nama benda yang terdapat pada gambar dan membentuk nama sesuai dengan gambar), keterampilan (merangkak melewati gawang dan melompat di atas gambar geometri) dan sikap (keaktifan dalam melakukan dan kesenangan dalam melakukan). Hal ini dilihat dari nilai t-hitung lebih besar (9,611) dibanding dengan t-tabel (2.024).

Tabel 8

Data perolehan hasil belajar pada aktivitas kangguru berhitung

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 8 terhadap perolehan hasil belajar pada aktivitas kangguru berhitung rerata treatment kedua lebih tinggi dibandingkan dengan treatment pertama, Hal ini menunjukan adanya peningkatan dalam pemerolehan hasil belajar yang mencakup pengetahuan (Menghitung lompatan sesuai dengan bilangan yang disebutkan guru), keterampilan (Melompat sesuai dengan bilangan yang disebutkan) dan sikap (keaktifan dalam melakukan dan kesenangan dalam melakukan).

Tabel 9

Data hasil uji efektifitas pada aktivitas kangguru berhitung

treatment 1 treatment 2

Berdasarkan hasil uji efektifitas pada aktivitas cicak bermain angka menunjukan bahwa Aktivitas cicak bermain angka efektif untuk meningkatkan pengetahuan (Menghitung lompatan sesuai dengan bilangan yang disebutkan guru), keterampilan (Melompat sesuai dengan bilangan yang disebutkan) dan sikap (keaktifan dalam melakukan dan kesenangan dalam melakukan). Hal ini dilihat dari nilai t-hitung lebih besar (2,131) dibanding dengan t-tabel (2.024).

Tabel 10

Data perolehan hasil belajar pada Aktivitas Ular Tangga

(7)

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 10 terhadap perolehan hasil belajar pada aktivitas ular tangga rerata treatment kedua lebih tinggi dibandingkan dengan treatment pertama, hal ini menunjukan adanya peningkatan dalam pemerolehan hasil belajar yang mencakup pengetahuan (menyebutkan bilangan yang dilewati dan menunjukan bilangan yang disebutkan oleh guru), keterampilan (melangkah arah bilangan secara berurutan dan melangkah ke arah bilangan yang disebutkan) dan sikap (keaktifan dalam melakukan dan kesenangan dalam melakukan).

Tabel 11

Data hasil uji efektifitas pada aktivitas ular tangga

treatment 1 treatment 2

Berdasarkan hasil uji efektifitas pada aktivitas ular tangga menunjukan bahwa aktivitas ular tangga efektif untuk meningkatkan pengetahuan (menyebutkan bilangan yang dilewati dan menunjukan bilangan yang disebutkan oleh guru), keterampilan (melangkah arah bilangan secara berurutan dan melangkah ke arah bilangan yang disebutkan) dan sikap (keaktifan dalam melakukan dan kesenangan dalam melakukan). Hal ini dilihat dari nilai t-hitung lebih besar (6,751) dibanding dengan t-tabel (2.024).

Tabel 12

Data perolehan hasil belajar pada Aktivitas Pertualangan Angka

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 12 terhadap perolehan hasil belajar pada aktivitas pertualangan angka rerata treatment kedua lebih tinggi dibandingkan dengan treatment pertama, Hal ini menunjukan adanya peningkatan dalam pemerolehan hasil belajar yang mencakup pengetahuan (menyebutkan lambang bilangan dan menghitung kelereng sesuai dengan lambang bilangan), keterampilan (berlari di dalam lintasan dan merangkak melewati gawang) dan sikap (keaktifan dalam melakukan dan kesenangan dalam melakukan).

Tabel 13

Data hasil uji efektifitas pada Aktivitas Pertualangan Angka

treatment 1 treatment 2

Berdasarkan hasil uji efektifitas pada aktivitas pertualangan angka menunjukan bahwa aktivitas pertualangan angka efektif untuk meningkatkan pengetahuan (menyebutkan lambang bilangan dan menghitung kelereng sesuai dengan lambang bilangan), keterampilan (berlari di dalam lintasan dan merangkak melewati gawang) dan sikap (keaktifan dalam melakukan dan kesenangan dalam melakukan). Hal ini dilihat dari nilai t-hitung lebih besar (4,171) dibanding dengan t-tabel (2.024).

Tabel 14

Rekapitulasi perolehan hasil belajar anak secara keseluruhan

(8)

Berdasarkan hasil rekaptulasi perolehan hasil belajar anak dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran integratif berbasis aktivitas jasmani menunjukan adanya peningkatan rerata yang dicapai keseluruhan anak dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua.

Tabel 15

Data hasil uji keefektifan secara keseluruhan

treatment 1 treatment 2

Mean 78,07692308 88

Variance 89,5465587 75,52631579

Observations 39 39

P(T<=t) two-tail 2,69954E-13

t Critical two-tail 2,024394164

Berdasarkan hasil uji efektifitas terhadap pemerolehan hasil belajar pada keseluruhan aktivitas jasmani yang terdapat dalam model pembelajaran aktivitas jasmani berbasis aktivitas jasmani menunjukan model pembelajaran aktivitas jasmani berbasis aktivitas jasmani efektif untuk meningkatkan meningkatkan aspek kognitif (mengenal huruf, konsep dan lambang bilangan), aspek motorik (berjalan di atas garis, berlari di lintasan, melompat di atas bentuk geometri dan merangkak melewati gawang), dan aspek afektif (keaktifan dan kesenangan dalam melakukan) pada siswa taman kanak-kanak. Hal ini dibuktikan dengan t-hitung (2,699) lebih besar dibandingkan dengan t-tabel (2,024). Hasil ini menunjukan bahwa model pembelajaran berbasis aktivitas jasmani untuk anak taman kanak-kanak bisa untuk digunakan oleh guru dalam upaya meningkatkan pengetahuan (kognitif), keterampilan (motorik) dan sikap (afektif) pada siswa taman kanak-kanak.

PEMBAHASAN

Model pembelajaran berbasis aktivitas jasmani merupakan model pembelajaran yang lebih menekankan pembelajaran dengan melalukan aktivitas jasmani pada anak taman kanak-kanak. Model pembelajaran berbasis aktivitas jasmani juga dirancang untuk bisa digunakan pada setiap tema yang terdapat dapat kurikulum pembelajaran untuk taman kanak-kanak. Selain itu juga, capai dari model pembelajaran berbasis aktivitas jasmani tidak memfokuskan pada salah satu ranah pencapaian saja melainkan mencakup keseluruhan ranah pencapaian. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran pada anak taman kanak-kanak tidak dikenal pemisahan ranah pencapaian pada setiap tema melainkan secara keseluruhan (terintegrasi).

Penggunaan model pembelajaran integratif berbasis aktivitas jasmani untuk anak taman kanak-kanak menunjukan adanya peningkatan pemerolehan hasil belajar antara treatment pertama dengan treatment kedua. model pembelajaran aktivitas jasmani berbasis aktivitas jasmani efektif untuk meningkatkan meningkatkan pengetahuan (kognitif), keterampilan (motorik) dan sikap (afektif) pada siswa taman kanak-kanak. Hal ini dikarenakan anak taman kanak-kanak belajar melakukan aktivitas jasmani yang baru maka akan terjadi proses kognisi (mengenal) pada diri anak sehingga anak akan memperoleh pengalaman dan belajar dari aktivitas jasmani yang anak lakukan. Ketika aktivitas jasmani tersebut dilakukan kembali maka akan ada proses recall dan asosiasi dari pengalaman yang dimiliki oleh anak (Schmidt & Lee, 2005). Oleh karenanya, anak akan lebih baik dalam melakukan aktivitas jasmani ketika aktivitas jasmani tersebut dilakukan secara berulang-ulang oleh anak.

KESIMPULAN

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Aryamanesh, S. & Sayyah, M. 2014. Effect of Some selected Games on the Development of Locomotor Skills in 4-6 Year-Old Preschool Boys. International Journal of Sport Studies. Vol., 4 (6), 648-652, 2014. Laman web: http: www.ijssjournal.com. Diakses pada tanggal 21 November 2014.

Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini. 2011. Petunjuk teknis penyelenggaraan taman kanak-kanak. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Formal dan Non-Formal, Kementerian Pendidikan Nasional.

Fadewa, A.L. & Ahn, S. 2011. The effects of physical activity and physical fitness on children's achievement and cognitive outcomes: A meta-analysis. Research quarterly for exercise and

sport 82.3 (Sep 2011): 521-35. Laman web:

http://search.proquest.com/docview/895938318/141DEA1D537371F3FF0/10?accountid=31324 #center. Diakses pada tanggal 21 November 2013.

Gallahue, D.G. & Ozmun, J. H. 2006. Understanding motor development: Infant, children, adolescent, adult. (6th eds). New York: McGraw-Hill.

Gustian, Uray. 2015. Model pembelajaran integratif berbasis aktivitas jasmani untuk siswa taman kanak-kanak. Jurnal ilmu keolahragaan. Volume 3 September 2015. 241-251.

Gustian, Uray. 2015. Urgensi pengenalan pembelajaran gerak untuk mengoptimalisasi perkembangan anak usia dini. Jurnal locomotor. Volume 2, nomor 2 September 2015. 41-47.

Jackson, D.M., et.al. (2003). Objectively measured physical activity in a representative sample of 3- to 4-year-old children. Obesity research Vol. 11 No. 3 March 2003. Lama web: http://search.proquest.com/docview/1030778236?pq-origsite=gscholar#. Diakses pada tanggal 30 Juni 2014,

Liu, M.H.C., Karp, G.G., & Davis, D. 2010. Teaching learning-related social skills in kindergarten physical education. Journal of physical education, recreation & dance, 81(6), 38-44. Lama web: http://search.proquest.com/docview/746779375?accountid=31 324. Diakses pada tanggal 31 November 2013.

Payne, V.G. & Isaacs, L.D. 2012. Human motor development: A lifespan approach, (8th ed.). New York: McGraw-Hill.

Schmidt, R. A. & Lee, T. D. 2005. Motor control & learning: A behavior emphasis. Champaign II: Human Kinetics.

Strong, W.B., et.al. (2005). Evidence based physical activity for school-age youth. J. Pediatr.

146:732–737, 2005. Laman web:

http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0022347605001009. Diakses pada tanggal 30 Juni 2014.

(10)

Artikel ini telah di sampaikan pada:

(11)

Gambar

Tabel 1 Pendoman pengisian rubrik penilaian
Tabel 3
Tabel 8 Data perolehan hasil belajar pada aktivitas kangguru berhitung
Tabel 11 Data hasil uji efektifitas pada aktivitas ular tangga
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menyatakan bahwa (1) Pada jenis kesalahan membaca siswa melakukan kesalahan yang disebabkan ketika siswa tidak bisa membaca soal secara benar

​ Ibu Tien Soeharto yang bertitik tolak dari moral dan tidak bermoralnya ajang ini. Di samping ajang kecantikan dewasa ini dianggap sebagai medium promosi pariwisata,

Dalam rangka melaksanakan pemerintahan tersebut, maka Pemerintah Daerah mengalokasikan dana perimbangan untuk pemberian Alokasi Dana Desa (ADD) yang merupakan wujud

Menjelaskan berbagai macam teori dari berbagai sumber yang berhubungan dengan penelitian seperti, pengertian dan konsep DAS (daerah aliran sungai), konsep dan sistem kerja

Pejabat Pengadaan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, telah melaksanakan Proses Evaluasi Kualifikasi

Pada saat pembelajaran di dalam kelas siswa bersama dengan teman. menyaksikan video lebah yang

Permasalahan yang timbul dalam sistem pemasaran hortikultura antara lain, kegiatan pemasaran yang belum berjalan efisien (Mubyarto, 1989), dalam artian belum mampu

Pelaksanaan Program Pembinaan Narapidana Pada Lembaga Pemasyarakatan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia (Studi Pada Lembaga Kelas I.A Lowokwaru Kota Malang) Jurnal