• Tidak ada hasil yang ditemukan

t psn 1007069 chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t psn 1007069 chapter3"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek penelitian siswa autis tingkat Sekolah Dasar Luar Biasa (SD LB)

kelas IV. Subjek penelitian terdapat tiga siswa autis yang memiliki karakter

tingkat autis rendah dan autis tingkat sedang. Siswa I masuk ke dalam

karakteristik tingkat autis ringan. Siswa II masuk ke dalam karakteristik tingkat

autis sedang. Siswa III masuk ke dalam karakteristik tingkat autis sedang.

Penelitian dilakukan di SLB Negeri Metro Jalan Raya Gatot Kaca

sumbersari Metro Selatan Kota Metro Lampung. SLB Negeri Metro merupakan

sekolah luar biasa yang terdapat tingkat sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar

Luar Biasa (SD LB) sampai tingkat Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMA

LB). Lokasi sekolah dari tingkat SD LB sampai SMA LB terdapat dalam satu

lokasi bangunan. SLB Negeri Metro terdapat asrama yang digunakan untuk siswa

yang sekolah di SLB Negeri Metro dan setiap asrama terdapat pengasuh yang

membinmbing siswa. SLB Negeri Metro terdapat lapangan olahraga yaitu

lapangan basket dan lapangan untuk bulu tangkis. SLB Negeri Metro berlokasi di

tengah pemukiman penduduk. Pemelihan SLB Negeri Metro sebagai lokasi

penelitian karena SLB Negeri Metro sering mewakili Propinsi Lampung dalam

(2)

B. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi atau pengamatan langsung dalam pengertian psikologi meliputi

kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakn seluruh

alat indera. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,

pendengaran, peraba dan pengecap. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara,

yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi yaitu: (1) observasi

non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan

instrumen penelitian; (2) observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat

dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Pedoman

observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan

diamati (Arikunto, 2010: 200).

Observasi yang dilakukan termasuk ke dalam observasi sistematis.

Observasi ini dilakukan pada bulan Januari yang merupakan observasi awal

bertujuan untuk mengetahui kondisi awal di lingkungan sekolah, kategori

siswaautis dan proses pembelajaran yang ada di dalam kelas. Pada awal observasi,

peneliti menenemui kepala sekolah untuk meminta izin secara langsung, sambil

mengamati lokasi penelitian SLB Negeri Metro. Setelah mendapatkan izin dari

kepala sekolah peneliti menemui guru seni untuk meminta izin melakukan

penelitian pada siswa autis. Setelah mendapat izin dari guru seni, kemudian guru

seni mengantarkan peneliti menemui guru kelas IV yang mengajar siswa autis.

Supaya penelitian ini mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan peneliti

(3)

Data pertama diperoleh SLB Negeri Metro adalah SLB yang

menyelenggarakan pendidikan untuk semua jenis ketunaan dan autis dari tingkat

Sekolah Dasar (SD LB) hingga SMA (SMA LB). SD LB hingga SMA LB ada

dalam satu lokasi bangunan dan mailiki asrama yang dihuni oleh peserta didik,

setiap asrama memiliki guru pembimbing atau oranngtua asuh yang sudah

ditetapkan oleh sekolah. Orangtua asuh adalah guru yang mengajar di SLB

tersebut. SLB Negeri Metro terletak jauh dari jalan raya tetapi berada

dopertengahan pemukiman penduduk dan jalan untuk menuju kesekolah tersebut

sudah baik keadaannya.

Pembelajaran seni tari belum diberikan untuk siswa autis, pembelajaran

seni tari masih diberikan untuk siswa tunagrahita dan tunarungu. Pembelajaran

seni tari belum diberikan karena pada saat itu guru seni masih harus kuliah di

Bandung untuk melanjutkan kuliah untuk jurusan pedidikan berkebutuhan khusus,

sehingga ada keterbatasan waktu yang dimiliki oleh guru. Guru yang mengajar

seni bukan lulusan dari jurusan pendidikan seni melainkan Sarjana Agama, tetapi

saat ini guru sudah melanjutkan kuliah di jurusan pendidikan berkebutuhan

khusus. Walaupun guru yang mengajar tari bukan dari lulusan jurusan seni tetapi

SLB Negeri Metro sering mendapatkan juara dalam bidang seni di tingkat

propinsi maupun tingkat nasional. Siswa autis SD LB kelas IV termasuk dalam

kategori siswa autis ringan dan autis sedang.

Pada saat peneliti masuk ke dalam kelas dari tiga siswa yang ada di dalam

kelas ketiga siswa itu memeberikan respon masing-masing. Siswa I mau menyapa

(4)

benda yang dipegangnya. Siswa II menyapa dan menceritakan hal yang baru

dilakukan dengan kata yang diulang-ulang. Siswa III hanya diam dan asyik

melakukan aktivitas mencoret-coret kerta yang ada di atas meja.

Metode pembelajaran yang digunakan pada saat peneliti masuk ke dalam

kelas adalah metode ceramah pada saat itu guru memberikan materi pembelajaran

pengembangan diri. pada saat itu guru memberikan botol kepada siswa sebagai

media yang digunakan dalam pembelajaran tersebut. Guru meminta siswa untuk

memainkan botol tersebut. Siswa memainkan dengan memukul botol dengan

botol, mengisi botol dengan batu yang kemudian dikocok-kocok ada juga yang

melakukan dengan meremas-remas botol.

Interaksi siswa dengan guru termasuk baik, siswa sudah mau bertanya dan

melakukan yang diintruksikan oleh guru. Siswa dalam bertanya walaupun belum

mau menatap mata guru. Interaksi dengan teman, siswa asyik duduk ditempatnya

masing-masing. Interaksi dengan orang lain seperti yang sudah dikemukakan di

atas. Kemampuan gerak yang teramati pada saat observasi masih sebatas

kemampuan siswa berjalan dan gerak pada saat memainkan botol plastik. Siswa

mampu melakukan dengan baik.

2. Wawancara

Wawancara atau interviu adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara

(interviewer). Wawancara dilakukan peneliti untuk menilai keadaan seseorang.

Secara fisik wawancara dapat dibedakan atas wawancara terstruktur dan

(5)

Untuk mengumpulkan data penelitian selain observasi peneliti

menggunakan wawancara berupa pertanyaan yang ditujukan kepada Kepala

Sekolah, guru seni tari, guru kelas.

a. Kepala Sekolah, untuk mengetahui latar belakang sekolah, jenis ABK

yang ada di SLB Negeri Metro tersebut, dukungan kepala sekolah

terhadap pembelajaran seni yang ada di SLB Negeri Metro.

b. Guru seni, untuk mendapatkan informasi model, metode, media serta

tari yang diajarkan di SLB Negeri Metro

c. Guru kelas, untuk mendapatkan informasi model, metode, media yang

digunakan dalam pembelajaran untuk siswa autis, interaksi sosial

siswa autis, serta kemampuan gerak siswa autis.

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang

tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen,

catatan harian (Arikunto, 2010: 201).

Penelitain ini menggunakan dokumentasi untuk memberikan kejelasan

mengenai hasil dari penelitian yang berkaitan dengan proses pembelajaran dalam

bentuk video dan foto, serta data-data yang ada disekolah yang berkaitan dengan

siswa autis SD LB kelas IV untuk medukung hasil pengamatan peneliti.

4. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan alat bantu yang digunakan oleh pengamat

(6)

berlangsung. Observer yang ditunjuk dalam penelitian ini adalah guru kelas selain

menggunakan observer peneliti juga menggunakan rekaman video dan

dokumentasi berupa foto. Hal-hal yang diamati oleh observer selama proses

pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut:

1. Tatapan mata saat berbicara dengan teman dan guru

2. Interaksi dengan teman saat pembelajaran berlangsung

3. Interaksi siswa dengan guru pada saat pembelajaran berlangsung

4. Koordinasi gerak antara bagian-bagian tubuh kepala, tangan, dan badan

5. Kesesuaian gerak yang dilakukan oleh siswa dengan intruksi guru

6. Metode, media dan materi yang diberikan oleh guru

7. Stimulus yang digunakan.

Hasil dari catatan observer akan dipaparkan pada BAB IV dan lembar observasi

akan ada pada lampiran.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

penelitian kaji tindak atau action research. Kaji tindak dalam penelitian ini adalah

mengkaji model pembelajaran yang selama ini digunakan dalam pembelajaran tari

di Sekolah Luar Biasa. Selanjutnya tindakannya adalah menerapkan model

pembelajaran sinektik dalam pembelajaran tari di Sekolah Luar Biasa untuk siswa

autis.

Sukmadinata mengatakan perkembangan penelitian tindakan diawali oleh

karya Kurt Lewin pada awal tahun 1940an. Lewin menyimpulkan bahwa

(7)

pengembangan kekuatan berpikir reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan

tindakan oleh orang-orang biasa, berpartisipasi dalam penelitian kolektif dalam

mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam kegiatannya.

Pengembangan lebih lanjut dilakukan di Amerika Serikat dalam penerapan

konsep pendidikan oleh John Dewey ( Sukmadinata, 2007: 142).

Alwasilah (2010: 63) menjelaskan kaji tindak atau action research artinya

ada kajian dan ada tindakan. Kata action sengaja dipilih, bukan behavior, karena

bagi peneliti kualitatif, yang diteliti adalah tindakan sosial bukan perilaku manusia

yang lazim diteliti oleh peneliti psikologi tingkah laku. Dalam penelitian

kualitatif, action diasumsikan memiliki sifat-sifat purposif, intensional, dan

berorientasi tujuan. Action research selanjutnya diadaptasi oleh berbagai bidang,

terutama pendidikan.

Menurut Arikunto (2010: 129) penelitian tindakan adalah penelitian

tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran dan hasilnya

langsung dapat dikenakan dalam masyarakat yang bersangkutan. Ciri atau

karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan

kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian tindakan

adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang “dicoba sambil jalan” dalam

mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya, pihak-pihak yang

terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.

Arikunto (2010: 129-130) menjelaskan penelitian tindakan yang dilakukan

(8)

1. Permaslahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteris, yaitu benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.

2. Kegiatan peneliti, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak

boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.

3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efesien, artinya terpilih

dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dan, dan tenaga.

4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci dan terbuka, setiap langkah dan

tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang berminat terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya.

5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang

berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan

terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu.

Model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin menurut Arikunto (2010)

didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat

komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu:

1. Perencanaan atau planning

2. Tindakan atau acting

3. Pengamatan atau observing

4. Refleksi atau reflecting

Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berulang. “Siklus” inilah yang sebetulnya menjadi salah satu ciri utama

dari penelitian tindakan, yaitu bahwa penelitian tindakan harus dilaksanakan

dalam bentuk siklus, bukan hanya satu kali intervensi saja.

Madya (2009) gagasan sentral penelitian partisipan ini adalah bahwa orang

yang akan melakukan tindakan harus juga terlibat dalam proses penelitian dari

awal. Dengan demikian, mereka itu tidak hanya menyadari perlunya

melaksanakan program tindakan tertentu, tetapi secara jiwa raga akan terlibat

(9)

rekomendasi tindakan untuk mengubah situasi cenderung mendorong tibulnya

ketidakamanan, agresi dan rasionalisasi daripada kecenderungan untuk

mendorong adanya perubahan yang diharapkan.

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan yang termasuk

dalam penelitian tindakan kolaborasi atau partisipan karena dalam penelitian,

peneliti tidak melakukan proses penelitian tidak sendiri dan peneliti terlibat dalam

penelitian tersebut, akan tetapi peniliti bersama dengan guru kelas pada saat

proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas. Selama penelitian, peneliti

menjadi praktikan atau guru yang memberikan pembelajaran secara langsung

kepada peserta didik, sedangkan guru kelas menjadi pengamat atau observer yang

membantu mencacat selama proses pembelajaran dan rekan diskusi pada saat

melakukan refleksi.

Siklus yang diberikan dalam proses pembelajaran tari yang menggunakan

(10)

Gambar 1. 1 Mekanisme Kerja Penelitian Tindakan/ Action Research

Siklus Pertama (Arikunto, 2010)

a. Siklus Pertama

1. Tahap 1: Perencanaan/ Planning .

Pada tahap perencanaan peneliti membuat sebuah rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang di dalamnya terdapat tujuan pembelajaran, materi yang

diberikan, metode pembelajaran yang digunakan dan tahap-tahap pelaksanaan

pembelajaran serta sistem evaluasi yang digunakan, penjabaran yang lebih rinci

dipaparkan pada bab IV. Siswa autis yang ada di dalam kelas memiliki tingkat

keuatisan yang berbeda dan memiliki karakter yang berbeda antara siswa yang

satu dengan siswa yang lain. Siklus pertama rencana pelaksanaan pembelajaran

yang dibuat masih umum untuk semua siswa autis yang ada di dalam kelas

(11)

Rencana peleksanaan pembelajaran dibikin oleh peneliti dalam siklus

pertama peneliti membuat tiga rancangan rencana pelaksaan pembelajaran, dalam

satu rencana pelaksaan pembelajaran 40 menit. pelaksanaan pembelajaran

dilakukan di dalam kelas.

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertama

Rencana pelaksanaan pembelajaran yang pertama tujuan pembelajarannya

adalah siswa mampu membuat dan memperagakan lintasan, materi yang diberikan

adalah unsur tari yaitu unsur ruang dengan memberikan materi lintasan yang

menerapkan langkah kaki dari hasil stimulus melihat vidoe lebah. Metode

pembelajaran yang digunakan adalah ceramah dan coxtectual teaching learning

(CTL). Langkah-langkah pembelajarannya dibagi menjadi tiga tahapan yaitu:

tahap awal, tahap inti, dan tahap penutup.

Sistem evaluasi yang digunakan adalah pengamatan selama proses

pembelajaran yang melihat interaksi sosial siswa, kemempuan gerak, analogi,

deskripsi dan empati. Selama proses pembelajaran di dalam kelas yang terjadi

pada siswa dilihat dan dicacat secara teliti.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kedua

Rencana pelaksanaan pembelajaran yang kedua tujuan pembelajaran

adalah siswa mampu membuat dan memperagakan lintasan dengan langkah kaki

dan ditambah dengan gerak kepala. Materi yang diberikan adalah lintasan dengan

langkah kaki dan gerak kepala, siswa menggerakkan kepala dari hasil stimulus

melihat video lebah. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, CTL

(12)

yaitu: tahap awal, tahap inti dan tahap penutup. Sistem evaluasi yang digunakan

adalah pengamatan yang melihat interaksi sosial, kemampuan gerak, analogi,

deskripsi dan empati.

Sistem evaluasi yang digunakan adalah pengamatan selama proses

pembelajaran yang melihat interaksi sosial peserta didik, kemempuan gerak,

analogi, deskripsi dan empati. Selama proses pembelajaran di dalam kelas yang

terjadi pada siswa dilihat dan dicacat secara teliti.

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ketiga

Rencana pelaksanaan pembelajaran yang ketiga tujuan pembelajaran siswa

mampu membuat dan memperagakan unsur flowing dalam unsur tenaga. Materi

yang diberikan adalah flowing berupa gerak tangan dari stimulus melihat video

lebah. Metode pembelajaran yang digunakan metode kreatif, metode ceramah,

metode CTL dan metode kooperatif. Langkah-langkah pembelajaran terdiri dari

tiga tahap yaitu: tahap awal, tahap inti dan tahap penutup.

Sistem evaluasi yang digunakan adalah pengamatan interaksi sosial,

kemampuan gerak, kooperatif, deskripsi, analogi, empati dan kreasi menyusun

gerak.

2. Tahap 2: Perlakuan/ Acting.

a. Renacana Pelaksanaan Pembelajaran Pertama

Pada tahap perlakuan adalah melaksanakan perencaan yang telah disusun.

Pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang pertama diberikan dalam waktu 40

menit. Pelaksanaan dilakukan di dalam kelas. Pada tahap awal peneliti membuka

(13)

tari sudah diberikan di dalam kelas dan apakah siswa pernah belajar tari diluar

pembelajaran di dalam kelas. Siswa I menjawab belum pernah belajar tari di

dalam kelas tetapi siswa mengatakan bisa menari. Siswa II menjawab belajar tari

belajar tari. Siswa III hanya diam dan menunduk. Peneliti kemudian

mengkondisikan kelas dengan cara melakukan pemanasan dengan melakukan

gerak secara bersama-sama. Selanjutnya peneliti bertanya kepada siswa tentang

binatang yang kehidupannya berkelompok pada tahap ini guru menggunakan

metode ceramah dan CTL. Guru menjelaskan pembelajaran yang akan dilakukan

pada pertemuan pertama pada tahap ini guru menggunakan metode ceramah.

Tahap inti peneliti menjelaskan pembelajaran yang akan dilakukan secara

bersama-sama yaitu pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran video

binatang lebah yang kemudian siswa diminta untuk beranalogi dengan

menggunakan hasil melihat video lebah. Setelah melihat video lebah siswa

diminta untuk mengungkapkan bagaimana arah binatang lebah terbang. Siswa

diminta untuk beranalogi menjadi binatang lebah kemudian siswa diberikan waktu

untuk bereksplorasi membuat gerak langkah kaki membuat lintasan dari arah

binatang lebah yang ada dalam video lebah yang telah disaksikan. Siswa

bereksplorasi membuat lintasan dengan langkah kaki, siswa melakukan eksplorasi

secara individu dan kemudian diminta untuk melakukan secara bersama-sama.

Tahap penutup siswa diminta untuk berlatih gerak dari hasil eksplorasi

yang telah dilakukan. Siswa setelah berlatih peneliti meminta kepada siswa untuk

menjelaskan lintasan yang telah dibuat oleh siswa secara lisan. Siswa mencoba

(14)

menjelaskan siswa diminta untuk memperlihatkan lintasan yang telah dibuat

secara bersama-sama.

Sistem evaluasi yang digunakan adalah pengamatan selama proses

pembelajaran yang melihat interaksi sosial siswa, kemempuan gerak, analogi,

deskripsi dan empati. Selama proses pembelajaran di dalam kelas yang terjadi

pada siswa dilihat dan dicacat secara teliti.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kedua

Rencana pelaksanaan pembelajaran yang kedua dilaksnakan selama 40

menit pelaksanaan dilakukan di dalam kelas. Pada tahap awal peneliti membuka

pembelajaran dengan salam, kemudian peneliti mengajak siswa untuk melakukan

pemanasan yaitu dengan melakukan gerak secara bersama-sama. Setelah

melakukan pemanasan siswa diminta untuk mengulang kembali gerak hasil

eksplorasi pada pertemuan pertama. Siswa melakukan gerak yang telah dilakukan

pada tahap eksplorasi pada petemuan pertama.

Tahap inti siswa diminta untuk beranalogi menjadi binatang lebah dari

hasil menyaksikan video lebah yang telah diputar pada pertemuan pertama. Siswa

diminta untuk beranalogi personal menjadi binatang lebah. Siswa melakukan

analogi. Setelah beranalogi siswa diminta untuk bereksplorasi membuat gerak

kepala dari hasil beranalogi menjadi binatang lebah. Siswa diberi kesempatan

untuk bereksplorasi membuat gerak kepala dari hasil beranalogi. Setelah

beresplorasi siswa diminta untuk memperlihatkan hasil eksplorasi membuat gerak.

siswa memperlihatkan hasil eksplorasi gerak kepala yang telah dibuat oleh siswa.

(15)

menggabungkan hasil eksplorasi yang dilakukan pada tahap kedua. Tahap ini

dinamakan kreasi yaitu menyusun hasil gerak pada pertemuan pertama dan

perteuan kedua. Siswa diberi kesempatan untuk melakukan kreasi dengan

bimbingan peneliti. Tahap kreasi dilakukan secara bersama-sama atau kelompok

kecil.

Tahap penutup siswa diminta untuk berlatih hasil kreasi yang dibuat oleh

siswa dengan bimbingan peneliti. Siswa berlatih secara bersama-sama dengan

bimbingan peneliti. Selanjutnya peneliti memberikan suatu penjelasan tentang

unsur-unsur tari yang telah dipelajari pada proses pembelajaran.

Sistem evaluasi yang digunakan adalah pengamatan selama proses

pembelajaran yang melihat interaksi sosial siswa, kemempuan gerak, analogi,

deskripsi dan empati. Selama proses pembelajaran di dalam kelas yang terjadi

pada siswa dilihat dan dicatat secara teliti.

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ketiga

Rencana pelaksanaan pembelajaran ketiga dilakuakan selama 40 menit

dilakukan di dalam kelas. Tahap awal peneliti membuka pembelajaran dengan

salam, kemudian melakukan pemanasan secara bersama-sama. Siswa diminta

untuk mengulang gerak yang telah dibuat oleh siswa pada pertemuan kedua.

Peneliti menjelaskan pembelajaran yang akan dilakukan pada proses pembelajaran

yang akan dilakukan secara bersama-sama.

Tahap inti siswa diminta untuk beranalogi langsung, analogi langsung

yang dilakukan oleh siswa adalah membandingkan bintang lebah dengan binatang

(16)

hasil analogi yang dilakukan oleh siswa. Siswa melakukan eksplorasi membuat

gerak terbang dengan mengepakkan kedua tangan. Siswa setelah bereksplorasi

dengan membuat gerak terbang siswa diminta untuk berkreasi yaitu

menggabungkan gerak pada pertemuan pertama, kedua dan pertemuan ketiga.

Proses kreasi dibimbing oleh peneliti. Siswa diberi kesempatan untuk melakukan

proses kreasi secara individu dan bersama-sama dengan bantuan peneliti.

Tahap penutup, pada tahap penutup siswa diberi kesempatan untuk

melakukan latihan gerak hasil kreasi yang dibuat oleh siswa. Siswa

mempresentasikan hasil kreasi walaupun presentasi masih harus dengan

bimbingan oleh peneliti.

Sistem evaluasi yang digunakan adalah pengamatan interaksi sosial,

kemampuan gerak, kooperatif, deskripsi, analogi, empati dan kreasi menyusun

gerak.

3. Tahap 3: Pengamatan,

Tahap pengamatan, pelaksanaan pengamatan oleh guru kelas. Pada saat

pengamatan pengamat mencacat apa yang sedang terjadi. Pengamatan dalam

penelitian ini dilakukan oleh pengamat yaitu guru kelas, serta menggunakan

bantuan rekaman video dan foto yang berfungsi untuk melihat kembali proses

pembelajaran dan hal-hal yang tercacat oleh pengamat. Pengamatan dilakukan

secara pengamatan siswa secara individu dan pengamatan siswa secara kelompok.

Dalam melakukan pengamatan pengamat memcacat hal-hal yang terjadi dalam

proses pembelajaran dalam lembar observasi. Hal-hal yang diamati dalam proses

(17)

a. Tatapan mata saat berbicara dengan teman dan peneliti

Pada saat berbicara siswa I sudah menunjukkan adanya tatapan mata

dengan lawan bicara. Siswa II belum menunjukkan tatapan mata pada saat

berbicara dengan teman atau dengan peneliti. Siswa II ketika diajak bicara

menjawab namun kadang masih asyik dengan benda yang sedang dimainkan.

Tetapi pada saat proses pembelajaran dengan melakukan pendekatan ketika diajak

berbicara siswa II mulai mau menatap mata dan tidak lagi asyik bermain dengan

benda yang sedang dipegang. Siswa III ketika bicara masih menunduk dan

mengikuti apa yang dikatakan oleh lawan bicaranya, akan tetapi apabila

diingatkan siswa III mau mengangkat kepala dan mencoba untuk mengangkat

kepala pada saat berbicara.

b. Interaksi dengan teman saat pembelajaran berlangsung

Pada saat pembelajaran di dalam kelas siswa bersama dengan teman

menyaksikan video lebah yang diputar. Pada saat melakukan pemanasan siswa

melakukan pemanasan secara bersama-sama antara siswa dan peneliti. Siswa I

kadang mengingatkan teman dengan cara menyuruh teman untuk melakukan

eksplorasi yang diintruksikan oleh peneliti. Siswa II dan siswa III ketika

diingatkan oleh siswa I mereka melakukan eksplorasi yang diintruksikan oleh

peneliti. Siswa melakukan eksplorasi secara bersama-sama.

c. Interaksi siswa dengan peneliti pada saat pembelajaran berlangsung

Ketika siswa diminta oleh siswa melakukan intruksi yang diberikan oleh

peneliti siswa melakukan intruksi yang diberikan. Siswa kadang bertanya kepada

(18)

melakukan penolakan ketika peneliti mencoba mendekati siswa untuk

membimbing pada saat proses pembelajaran. Siswa I ketika berbicara dengan

peneliti dengan manatap mata, siswa II pada saat berbicara atau ketika ditanya dan

menjawab pertanyaan belum mau menatap mata peneliti, siswa III ketika diajak

bicara atau ditanya ketika menjawab masih menunduh dan kadang menirukan

perkataan peneliti tetapi apabila diingatkan siswa III mau mengangkat kepala dan

mencoba menatap mata peneliti.

d. Koordinasi gerak antara bagian-bagian tubuh kepala, tangan, dan kaki

Pada saat melakukan pemanasan bersama, siswa I mampu menggerakkan

kepala, tangan, dan kaki ketika ketiganya digerakkan secara bersama siswa I

mampu melakukannya. Siswa II mampu menggerakkan kepala, tangan, dan kaki.

Pada saat ketiganya digerakkan secara bersama siswa II mengalami kesulitan

dalam hal keseimbangan badan namun ketika proses pembelajaran dengan latihan

dan bimbingan siswa mulai mampu belajar keseimbangan dari gerak koordinasi

ketiga bagian tubuh. Siswa III mamapu melakukan gerak kepala, tangan, dan kaki,

dalam melakukan gerak siswa III harus dalam bimbingan peneliti secara

berlahan-lahan. Pada saat ketiga digerakkan secara bersama siswa III mengalami kesulitan

dalam hal koordinasi tubuh.

e. Stimulus yang digunakan.

Pada proses pembelajrn stimulus yang digunakan dengan menggunakan

video yang menanyangkan tentang lebah. Penggunaan stimulus tersebut bertujuan

untuk memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan analogi dan

(19)

f. Analogi yang dilakukan oleh siswa

Siswa melakukan analogi secara personal dan analogi langsung yang

dilakukan pada saat proses pembelajaran di dalam kelas. Analogi yang dilakukan

untuk membantu siswa untuk melakukan eksplorasi mencari gerak yaitu gerak

kaki, kepala dan tangan. Siswa I mampu melakukan analogi pesersonal dan

analogi langsung. Siswa II mampu melakukan analogi dengan bimbingan dan

arahan dari peneliti. Siswa III dalam malakukan analogi harus dibimbing dan

dibantu oleh peneliti.

g. Deskripsi yang dikemukan oleh siswa

Siswa I mengungkapkan deskripsi tentang binatang yang kehidupannya

berkelompok adalah burung. Siswa I mengungkapan lebah binatang yang

berkelompok dan kadang ada dirumah, lebah binatang yang bisa terbang dan

menghasilkan madu. Siswa II dibantu dengan peneliti mencoba mengungkapkan

binatang yang hidupnya berkelompok burung. Lebah adalah binatang yang bisa

terbang dan kelompok. Siswa III mengalami kesulitan pada saat mendeskripsikan

tentang binatang yang kehidupannya berkelompok dan tentang lebah, namun

ketika peneliti membing dan mengarahkan secara berlahan-lahan siswa mulai

mengungkapkan binatang yang berkelompok adalah burung dan lebah binatang

yang terbang.

h. Kreasi atau menyusunan gerak yang dilakukan oleh siswa

Siswa menyusun gerak dari hasil eksplorasi yang dilakukan secara

(20)

kaki, dan gerak tangan. Dalam menyusun gerak siswa bersama dengan

teman-teman dan dengan bimbingan peneliti.

4. Tahap 4: Refleksi,

Tahap refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah terjadi. Pada tahap refleksi ini peneliti mendiskusikan apa yang sudat terjadi

dalam proses pembelajaran dengan pengamat. Diskusi dilakukan setelah proses

pembelajaran selesai proses refleksi dilakukan di dalam kelas. Pengamat

memberikan masukan kepada peneliti. Pengamat memberikan masukan pada

peneliti untuk melakukan pendekatan kepada siswa secara individu pada saat

pembelajaran berlangsung. Pendekatan individu yaitu mendekati siswa yang

mengalami kesulitan pada saat proses pembelajaran di dalam kelas. Pada saat

pembelajaran siklus pertama selesai guru kelas berdasarkan hasil diskusi dan

pengamatan guru kelas selama proses pembelajaran. Pengamat memberikan

masukan yaitu menggunakan media boneka atau media gambar bercerita. Pada

dasarnya siswa menyukai suatu bentuk yang nyata yaitu boneka dan suatu gambar

sehingga dalam beranalogi siswa akan lebih mudah dan pada saat

mendeskripsikan siswa akan lebih terbantu.

Siklus yang diberikan dalam proses pembelajaran tari yang menggunakan

(21)

Gambar 1. 2 Mekanisme Kerja Penelitian Tindakan/ Action Research

Siklus Kedua (Arikunto, 2010)

b. Siklus Kedua

1. Tahap I Perencanaan / Planning

Pada tahap perencanaan peneliti membuat sebuah rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang di dalamnya terdapat tujuan pembelajaran, materi yang

diberikan, metode pembelajaran yang digunakan dan tahap-tahap pelaksanaan

pembelajaran serta sistem evaluasi yang digunakan, penjabaran yang lebih jelas

dipaparkan pada bab IV. Siswa autis yang ada di dalam kelas memiliki tingkat

autis yang berbeda dan memiliki karakter yang berbeda antara siswa yang satu

dengan siswa yang lain. Siklus kedua rencana pelaksanaan pembelajaran yang

dibuat masih umum untuk semua siswa autis yang ada di dalam kelas tersebut.

(22)

satu rencana pelaksaan pembelajaran 40 menit. pelaksanaan pembelajaran

dilakukan di dalam kelas.

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertama

Rencana pelaksanaan pembelajaran yang pertama tujuan pembelajarannya

adalah siswa mampu membuat dan memperagakan lintasan, materi yang diberikan

adalah unsur tari yaitu unsur ruang dengan memberikan materi lintasan yang

menerapkan langkah kaki dari hasil dengan menggunakan media boneka. Dengan

menggunakan boneka siswa diminta untuk beranalogi personal dan analogi

langsung. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah coxtectual

teaching learning (CTL) dan metode kreatif. Langkah-langkah pembelajarannya

dibagi menjadi tiga tahapan yaitu: tahap awal, tahap inti, dan tahap penutup.

Sistem evaluasi yang digunakan adalah pengamatan selama proses pembelajaran

yang melihat interaksi sosial siswa, kemempuan gerak, analogi, deskripsi dan

empati.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kedua

Rencana pelaksanaan pembelajarn yang kedua tujuan pembelajarannya

adalah siswa mampu membuat dan memperagakan unsur tenaga yaitu flowing

yang menerapakan gerak kepala dan gerak tangan menggunakan media gambar

bercerita tentang binatang lebah. Setelah dieksplorasi siswa berkreasi untuk

dipresentasikan. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah,

contextual teaching learming (CTL). Metode cooperative learning dan metode

(23)

pembelajaran yang melihat interaksi sosial siswa, kemempuan gerak, analogi,

deskripsi dan empati.

2. Tahap II Perlakuan /Acting

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertama

Pada tahap perlakuan adalah melaksanakan perencaan yang telah disusun.

Pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang pertama diberikan dalam waktu 40

menit. Pelaksanaan dilakukan di dalam kelas. Pada tahap awal peneliti membuka

pembelajaran dengan salam, kemudian melakukan pemanasan dengan melakukan

gerak secara bersama-sama dengan peserta didik. Setelah melakukan pemanasan

peneliti menjelaskan kepada siswa pembelajaran yang akan dilakukan secara

bersama-sama.

Tahap inti, peneliti meinta kepada siswa untuk melakukan analogi

langsung yaitu mejadi boneka yang berukuran besar dan boneka yang berukuran

kecil. Peneliti meminta kepada siswa bagaimana ketika menjadi boneka yang

besar dan bagaimana ketika menjadi boneka yang berukuran lebih kecil. Peneliti

bertanya kepada siswa bagaimana kalo menjadi boneka kecil, siswa menjawab

akalo boneka kecil geraknya kecil-kecil tapi cepat. Sedangkan apabila boneka

besar geraknya lebar dan lambat. Setelah siswa melakukan analogi langsung,

peneliti meminta kepada siswa untuk melakukan eksplorasi, melalui analogi yang

telah dilakukan oleh siswa. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk

melakukan eksplorasi. Siswa melakukan eksplorasi gerak kaki yaitu dengan jalan

kaki ditempat. siswa melakukan langkah kaki berdua dengan siswa yang lain

(24)

mencoba menunjukkan gerak kepada peneliti, kaki ditempat yang diikuti dengan

gerak tangan yang melambai dengan memegang boneka.

Tahap penutup, pada tahap penutup siswa melakukan latihan gerak

bersama dengan teman di dalam kelas. Siswa melakukan gerak di depan peneliti.

Sistem evaluasi yang digunakan adalah pengamatan selama proses pembelajaran

yang melihat interaksi sosial sosial, kemempuan gerak, analogi, deskripsi dan

empati.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kedua

Renacan pelaksaan pembelajaran yang kedua dilakukan selama 40 menit

di dalam kelas. Tahap awal, peneliti membuka pembelajaran dengan salam. Siswa

meminta kepada peneliti untuk menggambar binatang lebah, sambil menggambar

peneliti bertanya kepada siswa tentang binatang yang kehidupannya berkelompok.

Siswa menjawab binatang yang hidupnya berkelompok adalah burung, dan ular.

Tahap inti, peneliti membagikan buku yang bergambarkan binatang lebah,

setelah siswa melihat gambar lebah peneliti membacakan cerita tentang binatang

lebah. Siswa mendengarkan cerita yang sedang dibicarakan oleh peneliti, siswa

mendengarkan sambil duduk ditempat duduk masing-masing. Setelah

mendengarkan cerita siswa diminta untuk beranalogi personal. Siswa diminta

untuk beranalogi menjadi binatang lebah yang dilihat di dalam gambar dan dari

cerita yang disampaikan oleh peneliti. Siswa menunjukkan gerak yang dibuat oleh

siswa dari hasil melihat gambar dan mendengarkan cerita. Siswa I mengajak

teman-temannya untuk melakukan gerak, siswa II dan siswa III melakukan gerak

(25)

ditempat tetapi dilakukan dengan siswa jonggkok dan melopat-lompat. Gerakan

tersebut dilakukan secara bersma-sama.

Tahap penutup siswa melakukan presentasi di dalam kelas secara

bersama-sama. Siswa melakukan gerak langkah kaki, gerak kepala dan gerak tangan.

Sistem evaluasi yang digunakan adalah pengamatan selama proses pembelajaran

yang melihat interaksi sosial siswa, kemempuan gerak, analogi, deskripsi dan

empati.

3. Tahap 3: Pengamatan,

Tahap pengamatan, pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. Pada saat

pengamatan pengamat mencacat apa yang sedang terjadi. Pengamatan dalam

penelitian ini dilakukan oleh pengamat yaitu guru kelas, serta menggunakan

bantuan rekaman video dan foto yang berfungsi untuk melihat kembali proses

pembelajaran dan hal-hal yang tercacat oleh pengamat. Pengamatan dilakukan

secara pengamatan siswa secara individu dan pengamatan siswa secara kelompok.

Dalam melakukan pengamatan pengamat memcacat hal-hal yang terjadi dalam

proses pembelajaran dalam lembar observasi. Hal-hal yang diamati dalam proses

pembelajaran adalah

a. Tatapan mata saat berbicara dengan teman dan guru

Siswa I ketika berbicara sudah menunjukkan tatapan mata dengan lawan

bicaranya. Siswa II sudah mulai menunjukkan tatapan mata pada saat berbicara

walaupun hanya dalam waktu yang sebentar. Siswa III ketika diingatkan sudah

mulai mau mengangkat kepala dan mulai mau melihat mata lawan bicara

(26)

b. Interaksi dengan teman saat pembelajaran berlangsung

Siswa pada saat proses eksplorasi dilakukan bersama dengan

teman-temannya. Siswa I sudah mau mengajak teman untuk melakukan gerak bersama

dengan teman, cara menganjaknya yaitu dengan kata-kata dan menyentuh

temannya untuk mengajak melakukan gerak bersama. Siswa I dan siswa II

melakukan gerak bersama secara berhadapan. Siswa II ketika diajak oleh siswa I

untuk melakukan gerak bersama siswa II mau, yaitu siswa II dan siswa I

melakukan gerak bersama dengan arah berhadapan. Siswa III ketika diminta untuk

melakukan gerak bersama siswa mau melakukan bersama walaupun masih sering

dengan kepala menunduk.

c. Interaksi siswa dengan peneliti pada saat pembelajaran berlangsung

Siswa ketika dalam proses pembelajaran sudah mulai mau bertanya

kepada peneliti. Siswa I selalu bertanya apabila ada hal-hal yang baru yang

dibawa oleh peneliti, siswa mau melakukan tatapan mata pada saat berbicara dan

mau menjawab apabila diberi pertanyaan. Siswa II sudah mau apabila diminta

untuk melakukan gerak dengan teman, ketika ditanya siswa mencoba untuk

menjawab walaupun masih dalam bimbingan peneliti dan sudah mulai mau

menatap mata peneliti walaupun hanya sebentar, dan kebiasaan mengamuk

tiba-tiba sudah tidak dilakukan lagi oleh peserta didik. Siswa III untuk mengangkat

kepala dan manatap mata pada saat berbicara masih harus diingatkan, tetapi siswa

III sudah mau menjawab apabila ditanya dan kadang siswa III mulai bertanya

(27)

d. Koordinasi gerak antara bagian-bagian tubuh kepala, tangan, dan kaki

Siswa I mampu melakukan gerak kepala, tangan dan kaki dan mampu

melakukan gerak tersebut secara bersamaam atau secara koordinasi gerak siswa I

mampu melakukannya. Siswa II mampu melakukan gerak kepala, tangan dan

kaki. Siswa II sudah mulai mampu melakukan ketiga gerak tersebut secara

bersamaan, walaupun dalam melakukan gerak masih dalam bimbingan peneliti.

Siswa III sudah mampu melakukan gerak kepala, tangan, dan kaki, siswa

walaupun masih dalam bimbingan peneliti sudah mulai mampu melakukan gerak

tersebut secara bersamaan.

e. Stimulus yang digunakan.

Stimulus yang digunakan adalah dengan menggunakan boneka yang

berukuran besar dan berukuran kecil dan menggunakan gambar yang bercerita

tentang binatang lebah.

f. Analogi yang dilakukan oleh siswa

Analogi yang digunakan adalah analogi langsung dan analogi personal.

Analogi langsung yaitu menggunakan boneka yang berukuran bersar dan

berukuran kecil. Analogi personal menggunakan gambar yang bercerita.

g. Deskripsi yang dikemukan oleh peserta didik

Siswa I mendeskripkan gerak apabila boneka yang digunakan boneka kecil

gerak tangannya kecil dan apabila boneka yang digunakan besar geraknya lebar.

Pada saat menggunakan gambar bercerita siswa mengungkapkan lebah yang

sedang membuat madu. Siswa II ketika diminta untuk mendeskripsikan siswa II

(28)

II belajar untuk mengungkapakan, dan dari gambar bercerita siswa II dengan

bantuan peneliti siswa II belajar untuk mendeskripsikan. Siswa III dalam

mengungkapkan pendapat harus selalu dibimbing oleh peneliti, tetapi siswa III

mencoba untuk mengungkapakan pendapatnya.

h. Kreasi atau menyusunan gerak yang dilakukan oleh siswa

Siswa dalam menyusun gerak secara bersama-sama dan dalam bimbingan

peneliti. Siswa membuat gerak jalan kaki ditempat dan mengepakkan kedua

tangan. Siswa I menyususn gerak jalan ditemapat dan mengepakkan kedua tangan.

Siswa II menyusun gerak bersama dengan siswa I yaitu berjalan ditemapat dan

mengepakkan tangan. Siswa III dalam menyusun gerak mengikuti siswa I dan

siswa II.

4. Tahap 4: Refleksi,

Tahap refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah terjadi. Pada tahap refleksi ini peneliti mendiskusikan apa yang sudat terjadi

dalam proses pembelajaran dengan pengamat. Pengamat memberikan masukan

pada peneiti setelah proses pembelajaran sudah selesai pengamat memberikan

masukan untuk melakukan proses pembelajaran yang menggunakan model

sinektik tidak hanya untuk kepentingan penelitian akan tetapi model pembelajaran

Gambar

Gambar 1. 1 Mekanisme Kerja Penelitian Tindakan/ Action Research
Gambar 1. 2 Mekanisme Kerja Penelitian Tindakan/ Action Research

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat muatan norma dan nilai yuridis yang dikandung di dalam pembukaan UUD 1945 tersebut maka (a) pembukaan UUD 1945 mengandung nilai- nilai fundamental sebagai asas

Hal ini berarti hipotesis diterima, perilaku seksual pada mahasiswa laki-laki yang tinggal di kos dan tidak tinggal di kos memiliki perbedaan jika ditinjau dari interaksi dengan

Ekstrak Etanol Kulit Buah Semangka Merah Berbiji ( Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum & Nakai) terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus

© www.arithmetic4kids.com Sign up at: www.kizmath.com.

menghasilkan penetrasi yang dalam dari lasan dikarenakan elektron bergerak dari elektroda dan menumbuk logam induk dengan kecepatan tinggi sehingga 2/3 panas yang

Murkoff, Eisenberg, dan Hathawa (2006) menemukan bahwa ibu hamil trimester III sering merasakan keluhan pada sistem muskuloskeletal seperti kejang pada tungkai kaki, sakit

[r]

Gambar 5.8 Diagram Bar Proporsi Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Batita berdasarkan Jarak Tempat Tinggal Responden ke Tempat Pelayanan Imunisasi di Desa