Fensy Sella, 2014
Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan
yang terletak di Jalan Trikora II Kelurahan Keban Agung Tanjung Enim
Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan yang merupakan salah satu institusi
yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk satuan kurikulum SD.
b. Waktu Penelitian
Pelaksanaan eksperimen dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014 sampai
dengan April 2014. Pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel: 3.1
Jadwal pelaksanaan penelitian
No. Hari, Tanggal Kegiatan Kelompok Sub pokok bahasan
1. Sabtu, 22 Maret
2014
Pretest Eksperimen Pembelajaran terpadu
2. Senin, 24 Maret
2014
Treatment Eksperimen Pembelajaran terpadu
3. Selasa, 25 Maret
2014
Treatment Eksperimen Pembelajaran terpadu
2. Populasi dan Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 130) populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Nurul Zuriah (2007, hlm. 116) mengemukakan bahwa populasi
merupakan seluruh data yang menjadi perhatian peneliti. Jadi, populasi penelitian
Fensy Sella, 2014
Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari data yang dipermasalahkan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas
IV SD Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan yang berjumlah 50 siswa dan
dibagi dalam dua kelas yaitu IV A dan IV B. Mengingat hal ini maka peneliti
menggunakan kedua kelas tersebut sebagai subjek penelitian dimana kelas IV A
dengan jumlah siswa 24 anak terpilih menjadi kelompok eksperimen, dan kelas IV
B dengan jumlah siswa 24 anak akan dipilih menjadi kelompok kontrol.
Selanjutnya peneliti akan mempelajari karakteristik dari kedua kelompok tersebut
dan kemudian akan ditarik kesimpulannya.
A. Desain Penelitian
Skema desain penelitian digambarkan dengan diagram dan tahapan kegiatan
Fensy Sella, 2014
Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2007, hlm. 13) data penelitian pada pendekatan
kuantitatif berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Alasan
peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena peneliti bermaksud untuk
menghilangkan subjektifitas dalam penelitian. Selain itu, penelitian ini
menggunakan sampel untuk memberikan penjelasan yang lebih tepat terhadap
fakta yang dihadapi serta meneliti dan memahami perilaku pserta didik dimana
penelitian berlangsung.
B.Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen
one-shot case study. One-shot case study adalah penelitian dimana terdapat suatu
kelompok yang diberikan suatu perlakuan dan selanjutnya dilakukan observasi
untuk mendapatkan hasil. (Sugiyono, 2012, hlm. 74). Desain ini juga dilakukan
dengan cara memberikan perlakuan yang kemudian di observasi untuk dilihat
dampak atau pengaruhnya.
Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan
seperti berikut:
Keterangan:
X = treatment yang diberikan (variabel independen)
O = Observasi (variabel independen)
Paradigma diatas dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok
diberi treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. (Treatment
adalah sebagai variabel independen, dan hasil adalah sebagai variabel dependen).
Fensy Sella, 2014
Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagan 3.1
Rancangan Penelitian One-shot Case Study
Adapun langkah-langkah penelitian tampak dalam gambar berikut.
Bagan 3.2
Bagan: 3.2
langkah-langkah penelitian
a. Tahapan Pertama, Pre Experiment Measurenment
Sebelum melaksanakan tindakan, siswa kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol diberikan pretest, yaitu mengungkapkan pengenalan
mereka terhadap alat musik angklung dengan menyebutkan atau
menggambarkan hal-hal yang mereka ketahui tentang angklung. Pretest ini
perlu dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa tersebut
dipengaruhi karena kemampuan awal siswa yang berbeda-beda.
b. Tahap Kedua, Treatment
Setelah kelompok tersebut diberikan pretest dan telah dianggap sepadan,
maka tahap selanjutnya yaitu melakukan treatment. Treatment dikelas
Perlakuan untuk kelompok belajar dengan model pembelajaran terpadu
Posttest Pretest
Menentukan subjek penelitian
Memberikan perlakuan
Fensy Sella, 2014
Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
eksperimen menggunakan media angklung yang sebenarnya. Dalam
penelitian ini, perlakuan dilakukan sebanyak 4 kali yaitu 2 kali pada
kelompok eksperimen dan 2 kali pada kelompok kontrol. Masing-masing
perlakuan dilaksanakan dalam waktu 90 menit.
c. Tahap Ketiga, Post Experiment Measurenment
Langkah ketiga sekaligus langkah terakhir yaitu memberikan soal posttest
pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Hasilnya berupa
data kemampuan akhir siswa yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
yang ditimbulkan akibat dari pemberian perlakuan.
C.Definisi Operasional
Model pembelajaran ialah suatu desain yang menggambarkan proses rincian
dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan peserta didik/mahasiswa
berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada peserta didik.
Reigeluth dan Carr-Chellman (2009) dalam Yaumi(2013) menjelaskan bahwa
istilah pembelajaran dapat dipahami melalui dua kata, yakni pembelajaran yang
merujuk pada instruction dan yang berlandaskan construction. Instruction
berimplikasi pada pembelajaran yang dilakukan untuk peserta didik (pasif),
sedangkan construction berimplikasi pada pembelajaran yang dilakukan oleh
peserta didik (aktif). Dalam pandangan kaum konstruktivis, bahwa orang hanya
dapat belajar dengan mengkonstruksi pengetahuan, di mana belajar membutuhkan
manipulasi aktif tentang materi yang dipelajari, bukan secara pasif. Perhatian
pendidik adalah bagaimana membantu dan memfasilitasi peserta didik dalam
belajar, yang berarti mengidentifikasi cara-cara efektif untuk membantu peserta
didik mengkonstruksi pengetahuan mereka.
Berkenaan dengan pembelajaran musik secara psikologis, Seashore (1967,
hlm.150) menyebutkanbahwa pembelajaran merupakan sebuah tindakan yang
seharusnya dilakukan oleh peserta didik, sebagaimana tertulis pada kutipan berikut bahwa
Fensy Sella, 2014
Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
to assist in creating favorable conditions by motivation, supply of materials, and general guidance.
Pandangan Seashore (1967) diatas menegaskan bahwa pembelajaran tidak
dapat dilakukan oleh guru untuk peserta didik. Peranan guru dalam hal ini adalah
untuk membantu dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang baik dan
menyenangkan dengan memberikan motivasi, menyediakan materi dan bahan
ajar, dan bimbingan umum. Berpijak pada pendapat tersebut, maka pembelajaran
seni musik yang baik adalah pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik, di
lakukan secara aktif oleh peserta didik, dan dengan maksud untuk meraih
kompetensi musikal peserta didik.
a. Pembelajaran Tematik Terpadu
Konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari pemikiran
dua orang tokoh pendidikan yakni Jacob tahun 1997 dengan konsep pembelajaran
interdisipliner dan Fogarty pada tahun 1991 dengan konsep pembelajaran
terpadu. Pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam
intramata pelajaran maupun antar-mata pelajaran (Majid, 2014, hlm. 85). Dengan
adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi bermakna bagi peserta didik.
2. Angklung Sebagai Media Pembelajaran
Angklung adalah sebuah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu,
yaitu dua ruas bambu atau lebih dengan ukuran yang berbeda disusun pada bambu
yang lain sebagai penyangga. Angklung merupakan alat musik yang berasal dari
Jawa Barat. Penulis memilih angklung sebagai media kreasi untuk pengait mata
pelajaran sekolah dasar dalam pengajaran tematik terpadu. Pengajaran ini tidak
hanya berpacu dengan kurikulum atau petunjuk yang sudah ada di sekolah.
Penulis juga bisa melihat respon atau pandangan siswa terhadap angklung yang
merupakan alat musik yang berasal dari daerah diluar sumatera.
Fensy Sella, 2014
Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan,
sebab data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian diperoleh
melalui instrumen penelitian.
Pernyataan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sudjana dan
Ibrahim (2007: 96) bahwa instrument adalah alat pengumpul data yang harus
betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data
empiris sebagaimana adanya. Hal ini senada juga diungkapkan oleh Arifin (2011,
hlm. 225) bahwa instrumen penelitian merupakan komponen kunci dalam suatu
penelitian. Mutu instrument akan menentukan mutu data yang digunakan dalam
penelitian, sedangkan data merupakan dasar kebenaran empirik dari penemuan
atau kesimpulan penelitian.
Adapun instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yang
berfungsi sebagai alat pengumpul data adalah angket dan studi dokumentasi.
1. Angket (Kuisioner)
Angket yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan
sperangkat daftar pertanyaan yang telah disusun dan kemudian disebarkan kepada
responden untuk memperoleh data yang diperlukan. Kuisioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,
2006, hlm.151). Sudjana dan Ibrahim (2007, hlm. 102), menjelaskan bahwa:
Wawancara dan kuisioner sebagai alat pengumpul data digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan, kmeyakinan, dan lain-lain dari individu/responden. Caranya, melalui pertanyaan-pertanyaan yang sengaja diajukan kepada individu dan jawaban yang diberikan dilakukan secara lisan, maka cara ini disebut wawancara. Bila pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan secara tertulis, disebut kuisioner. Baik wawancara maupun kuisioner sama-sama perlu dipersiapkan sejumlah pertanyaan yang dibuat peneliti.
Arikunto dalam Ramanda (2010, hlm. 63) menyebutkan beberapa
keuntungan teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket, antara lain:
Fensy Sella, 2014
Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Dapat dibagikan secera serentak kepada banyak responden
c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan
menurut waktu senggang responden
d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu
menjawab
e. Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan
yang benarbenar sama
f. Waktu yang diperlukan relatif singkat dalam menghimpun data
g. Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi biaya, tenaga, dan
memudahkan dalam pengelolaannya.
2. Studi Dokumentasi
Menurut Sukmadinata (2007, hlm. 221), studi dokumenter (documentary
study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik.
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan studi dokumenter
untuk menghimpun data-data yang berhubungan dengan variabel penelitian.
Dalam hal ini, studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi beberapa data yang
dirasakan perlu oleh peneliti dan tidak dapat didapatkan oleh instrumen penelitian
yang sebelumnya telah dipilih.
3. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan pihak yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban
atas pertanyaan tersebut ( Moleong, 2002, hlm. 135).
Wawancara harus dilakukan dengan efektif, artinya dalam waktu yang
Fensy Sella, 2014
Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jelas, terarah, suasana harus tetap rileks agar data yang diperoleh data yang
obyektif dan dapat dipercaya (Arikunto, 1998, hlm. 129). Wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah interview bebas terpimpin yaitu
pewawancara membawa pedoman yang merupakan garis besar tentang hal yang
akan diteliti. Wawancara dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
mengungkapkan bagaimana pembelajaran di SDN 25 Tanjung Enim sebelumnya
tanpa menggunakan kurikulum 2013.
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam teknik wawancara adalah :
a. Menentukan lokasi.
b. Menentukan informan yang akan dijadikan sebagai sumber informasi.
c. Menentukan waktu upacara
d. Membuat daftar pertanyaan wawancara, yang memuat hal-hal yang perlu
ditanyakan kepada sumber/informan.
4. Studi Literatur
Studi ini dilakukan untuk mempelajari dari berbagai sumber kepustakaan
yang ada, buku-buku maupun media bacaan lainnya yang berguna dan membantu
dalam mencari sumber informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
objek yang diteliti.
Sumber-sumber yang dijadikan sebagai literatur pada penelitian yang
penulis lakukan, adalah sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan yang
akan dibahas dalam tujuan penelitian.
E.Pengembangan Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas Instumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 219) validitas adalah keadaan
yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur
apa yang akan diukur. Sedangkan menurut Sugiyono (2007, hlm. 173) valid
Fensy Sella, 2014
Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diukur. Pada uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas
konstrak (construct validity) sebagai pengukur tingkat validitasnya. Menurut
Sugiyono (2007, hlm. 177), mengemukakan bahwa untuk menguji validitas
konstrak, dapat menggunakan pendapat dari ahli.
2. Uji Reabilitas Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 178) reliabilitas menunjuk pada
satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen
yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data-data yang
dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan
kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, hasilnya tetap akan sama.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik reliabilitas internal yaitu
dengan rumus Alpha. Menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 196),
mengemukakan bahwa rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas
instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal dalam bentuk
uraian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Sebelum peneliti membuat instrumen penelitian, terlebih dahulu yang perlu
disusun kisi-kisi umum yaitu sebuah label yang menunjukkan kaitan antara
variabel yang diteliti dengan sumber data yang akan diambil, metode, dan
instrumen yang akan digunakan (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 151).
Tabel: 3.2.
Kisi-kisi Hubungan Variabel, Sumber Data, Metode, dan Instrumen Penelitian
No. Variabel Penelitian Sumber Data Metode Instrumen
Fensy Sella, 2014
Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan angkung siswa
2. Hasil belajar Daftar nilai Tes Soal tes
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai metode dan instrumen
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Observasi
Berdasarkan instrumen pengamatan yang digunakan, maka peneliti
melakukan observasi langsung dengan menggunakan observasi tidak tersruktur,
(Sugiyono, 2007: 205) yakni observasi yang tidak menggunakan instrumen yang
telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Adapun rambu-rambu
pengamatan dalam pelaksanaan observasi dapat dilihat dalam tabel yang berisi
kisi-kisi pedoman observasi.
No. Indikator Skor Keterangan
1. Perhatian 1,2,3,4 4 : sangat baik
3 : baik
2 : cukup baik
1 : kurang baik 2. Kesenangan
3. Interaksi dengan guru
4. Keaktifan
Tabel: 3.3
kisi-kisi pedoman observasi siswa
2. Tes
Menurut Sukardi (2007: 138) tes merupakan prosedur sistematik dimana
individual yang di tes direpresentasikan dengan suatu set stimuli jawaban mereka
yang dapat menunjukkan ke dalam angka. Dalam tes telah direncanakan sesuai
dengan pilihan hati dan pikiran subjek guna menggambarkan respon yang
Fensy Sella, 2014
Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang menggambarkan tingkah laku dari subjek tersebut. Tes merupakan
pengumpul informasiberupa serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelas. Adapun instrumen yang digunakan oleh
peneliti adalah tes memainkan angklung. Tugas ini diberikan saat pre-test dan
post test yang bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan awal dan kemampuan
akhir siswa setelah diberi perlakuan. Berikut adalah penilaian apresiasi
memainkan angklung siswa kelas IV SDN 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan.
No Aspek yang Dinilai Skor
1. Teknik Memegang Angklung 25
2. Ketepatan ritme 25
3. Kekompakan bermain 25
4. Ekspresi 25
Jumlah skor 100
Tabel: 3.4
Kisi-kisi pedoman penilaian memainkan angklung
G.Teknik Analisis Data
Seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono (2007 : 207) bahwa, analisis data
adalah kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan. Data dalam penelitian ini diperoleh data dari mulai observasi langsung
pada obyek penelitian untuk mengungkapkan sejauh mana peningkatan
pemahaman siswa. Observasi langsung dilaksanakan pada kondisi awal
pembelajaran di dalam kelas dan pada saat diberikan perlakuan.
Tujuan analisis dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data
kepastian apakah terjadi pengaruh Penggunaan pengunaan angklung pada
Pembelajaran Tematik Terpadu untuk kelas IV SD Negeri 25 Tanjung Enim.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
Fensy Sella, 2014
Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dicapai oleh peserta didik. Seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono (2007 : 207),
bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi.
Dalam penelitian ini, setelah data dari nilai tes awal (pre-test) dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol telah terkumpul, maka langkah awal adalah data
hasil belajar kedua kelas ditabulasikan pada tabel. Kemudian langkah selanjutnya
adalah membandingkan nilai rata-rata (mean) yang dimiliki oleh kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Menurut Tulus Winarsunu (2006 : 29) mean adalah angka yang
diperoleh dengan membagi jumlah nilai (X) dengan jumlah individu atau jumlah
responden (N). Sedangkan menurut Sugiyono (2007:42) mean merupakan teknik