• Tidak ada hasil yang ditemukan

T PSN 1201062 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T PSN 1201062 Chapter3"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

yang terletak di Jalan Trikora II Kelurahan Keban Agung Tanjung Enim

Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan yang merupakan salah satu institusi

yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk satuan kurikulum SD.

b. Waktu Penelitian

Pelaksanaan eksperimen dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014 sampai

dengan April 2014. Pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel: 3.1

Jadwal pelaksanaan penelitian

No. Hari, Tanggal Kegiatan Kelompok Sub pokok bahasan

1. Sabtu, 22 Maret

2014

Pretest Eksperimen Pembelajaran terpadu

2. Senin, 24 Maret

2014

Treatment Eksperimen Pembelajaran terpadu

3. Selasa, 25 Maret

2014

Treatment Eksperimen Pembelajaran terpadu

2. Populasi dan Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 130) populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian. Nurul Zuriah (2007, hlm. 116) mengemukakan bahwa populasi

merupakan seluruh data yang menjadi perhatian peneliti. Jadi, populasi penelitian

(2)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari data yang dipermasalahkan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas

IV SD Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan yang berjumlah 50 siswa dan

dibagi dalam dua kelas yaitu IV A dan IV B. Mengingat hal ini maka peneliti

menggunakan kedua kelas tersebut sebagai subjek penelitian dimana kelas IV A

dengan jumlah siswa 24 anak terpilih menjadi kelompok eksperimen, dan kelas IV

B dengan jumlah siswa 24 anak akan dipilih menjadi kelompok kontrol.

Selanjutnya peneliti akan mempelajari karakteristik dari kedua kelompok tersebut

dan kemudian akan ditarik kesimpulannya.

A. Desain Penelitian

Skema desain penelitian digambarkan dengan diagram dan tahapan kegiatan

(3)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Menurut Sugiyono (2007, hlm. 13) data penelitian pada pendekatan

kuantitatif berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Alasan

peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena peneliti bermaksud untuk

menghilangkan subjektifitas dalam penelitian. Selain itu, penelitian ini

menggunakan sampel untuk memberikan penjelasan yang lebih tepat terhadap

fakta yang dihadapi serta meneliti dan memahami perilaku pserta didik dimana

penelitian berlangsung.

B.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen

one-shot case study. One-shot case study adalah penelitian dimana terdapat suatu

kelompok yang diberikan suatu perlakuan dan selanjutnya dilakukan observasi

untuk mendapatkan hasil. (Sugiyono, 2012, hlm. 74). Desain ini juga dilakukan

dengan cara memberikan perlakuan yang kemudian di observasi untuk dilihat

dampak atau pengaruhnya.

Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan

seperti berikut:

Keterangan:

X = treatment yang diberikan (variabel independen)

O = Observasi (variabel independen)

Paradigma diatas dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok

diberi treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. (Treatment

adalah sebagai variabel independen, dan hasil adalah sebagai variabel dependen).

(4)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.1

Rancangan Penelitian One-shot Case Study

Adapun langkah-langkah penelitian tampak dalam gambar berikut.

Bagan 3.2

Bagan: 3.2

langkah-langkah penelitian

a. Tahapan Pertama, Pre Experiment Measurenment

Sebelum melaksanakan tindakan, siswa kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol diberikan pretest, yaitu mengungkapkan pengenalan

mereka terhadap alat musik angklung dengan menyebutkan atau

menggambarkan hal-hal yang mereka ketahui tentang angklung. Pretest ini

perlu dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa tersebut

dipengaruhi karena kemampuan awal siswa yang berbeda-beda.

b. Tahap Kedua, Treatment

Setelah kelompok tersebut diberikan pretest dan telah dianggap sepadan,

maka tahap selanjutnya yaitu melakukan treatment. Treatment dikelas

Perlakuan untuk kelompok belajar dengan model pembelajaran terpadu

Posttest Pretest

Menentukan subjek penelitian

Memberikan perlakuan

(5)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksperimen menggunakan media angklung yang sebenarnya. Dalam

penelitian ini, perlakuan dilakukan sebanyak 4 kali yaitu 2 kali pada

kelompok eksperimen dan 2 kali pada kelompok kontrol. Masing-masing

perlakuan dilaksanakan dalam waktu 90 menit.

c. Tahap Ketiga, Post Experiment Measurenment

Langkah ketiga sekaligus langkah terakhir yaitu memberikan soal posttest

pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Hasilnya berupa

data kemampuan akhir siswa yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

yang ditimbulkan akibat dari pemberian perlakuan.

C.Definisi Operasional

Model pembelajaran ialah suatu desain yang menggambarkan proses rincian

dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan peserta didik/mahasiswa

berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada peserta didik.

Reigeluth dan Carr-Chellman (2009) dalam Yaumi(2013) menjelaskan bahwa

istilah pembelajaran dapat dipahami melalui dua kata, yakni pembelajaran yang

merujuk pada instruction dan yang berlandaskan construction. Instruction

berimplikasi pada pembelajaran yang dilakukan untuk peserta didik (pasif),

sedangkan construction berimplikasi pada pembelajaran yang dilakukan oleh

peserta didik (aktif). Dalam pandangan kaum konstruktivis, bahwa orang hanya

dapat belajar dengan mengkonstruksi pengetahuan, di mana belajar membutuhkan

manipulasi aktif tentang materi yang dipelajari, bukan secara pasif. Perhatian

pendidik adalah bagaimana membantu dan memfasilitasi peserta didik dalam

belajar, yang berarti mengidentifikasi cara-cara efektif untuk membantu peserta

didik mengkonstruksi pengetahuan mereka.

Berkenaan dengan pembelajaran musik secara psikologis, Seashore (1967,

hlm.150) menyebutkanbahwa pembelajaran merupakan sebuah tindakan yang

seharusnya dilakukan oleh peserta didik, sebagaimana tertulis pada kutipan berikut bahwa

(6)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

to assist in creating favorable conditions by motivation, supply of materials, and general guidance.

Pandangan Seashore (1967) diatas menegaskan bahwa pembelajaran tidak

dapat dilakukan oleh guru untuk peserta didik. Peranan guru dalam hal ini adalah

untuk membantu dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang baik dan

menyenangkan dengan memberikan motivasi, menyediakan materi dan bahan

ajar, dan bimbingan umum. Berpijak pada pendapat tersebut, maka pembelajaran

seni musik yang baik adalah pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik, di

lakukan secara aktif oleh peserta didik, dan dengan maksud untuk meraih

kompetensi musikal peserta didik.

a. Pembelajaran Tematik Terpadu

Konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari pemikiran

dua orang tokoh pendidikan yakni Jacob tahun 1997 dengan konsep pembelajaran

interdisipliner dan Fogarty pada tahun 1991 dengan konsep pembelajaran

terpadu. Pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu pendekatan dalam

pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam

intramata pelajaran maupun antar-mata pelajaran (Majid, 2014, hlm. 85). Dengan

adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan

keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi bermakna bagi peserta didik.

2. Angklung Sebagai Media Pembelajaran

Angklung adalah sebuah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu,

yaitu dua ruas bambu atau lebih dengan ukuran yang berbeda disusun pada bambu

yang lain sebagai penyangga. Angklung merupakan alat musik yang berasal dari

Jawa Barat. Penulis memilih angklung sebagai media kreasi untuk pengait mata

pelajaran sekolah dasar dalam pengajaran tematik terpadu. Pengajaran ini tidak

hanya berpacu dengan kurikulum atau petunjuk yang sudah ada di sekolah.

Penulis juga bisa melihat respon atau pandangan siswa terhadap angklung yang

merupakan alat musik yang berasal dari daerah diluar sumatera.

(7)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan,

sebab data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian diperoleh

melalui instrumen penelitian.

Pernyataan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sudjana dan

Ibrahim (2007: 96) bahwa instrument adalah alat pengumpul data yang harus

betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data

empiris sebagaimana adanya. Hal ini senada juga diungkapkan oleh Arifin (2011,

hlm. 225) bahwa instrumen penelitian merupakan komponen kunci dalam suatu

penelitian. Mutu instrument akan menentukan mutu data yang digunakan dalam

penelitian, sedangkan data merupakan dasar kebenaran empirik dari penemuan

atau kesimpulan penelitian.

Adapun instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yang

berfungsi sebagai alat pengumpul data adalah angket dan studi dokumentasi.

1. Angket (Kuisioner)

Angket yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan

sperangkat daftar pertanyaan yang telah disusun dan kemudian disebarkan kepada

responden untuk memperoleh data yang diperlukan. Kuisioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,

2006, hlm.151). Sudjana dan Ibrahim (2007, hlm. 102), menjelaskan bahwa:

Wawancara dan kuisioner sebagai alat pengumpul data digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan, kmeyakinan, dan lain-lain dari individu/responden. Caranya, melalui pertanyaan-pertanyaan yang sengaja diajukan kepada individu dan jawaban yang diberikan dilakukan secara lisan, maka cara ini disebut wawancara. Bila pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan secara tertulis, disebut kuisioner. Baik wawancara maupun kuisioner sama-sama perlu dipersiapkan sejumlah pertanyaan yang dibuat peneliti.

Arikunto dalam Ramanda (2010, hlm. 63) menyebutkan beberapa

keuntungan teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket, antara lain:

(8)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Dapat dibagikan secera serentak kepada banyak responden

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan

menurut waktu senggang responden

d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu

menjawab

e. Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan

yang benarbenar sama

f. Waktu yang diperlukan relatif singkat dalam menghimpun data

g. Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi biaya, tenaga, dan

memudahkan dalam pengelolaannya.

2. Studi Dokumentasi

Menurut Sukmadinata (2007, hlm. 221), studi dokumenter (documentary

study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan

menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun

elektronik.

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan studi dokumenter

untuk menghimpun data-data yang berhubungan dengan variabel penelitian.

Dalam hal ini, studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi beberapa data yang

dirasakan perlu oleh peneliti dan tidak dapat didapatkan oleh instrumen penelitian

yang sebelumnya telah dipilih.

3. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan pihak yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban

atas pertanyaan tersebut ( Moleong, 2002, hlm. 135).

Wawancara harus dilakukan dengan efektif, artinya dalam waktu yang

(9)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jelas, terarah, suasana harus tetap rileks agar data yang diperoleh data yang

obyektif dan dapat dipercaya (Arikunto, 1998, hlm. 129). Wawancara yang

digunakan dalam penelitian ini adalah interview bebas terpimpin yaitu

pewawancara membawa pedoman yang merupakan garis besar tentang hal yang

akan diteliti. Wawancara dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

mengungkapkan bagaimana pembelajaran di SDN 25 Tanjung Enim sebelumnya

tanpa menggunakan kurikulum 2013.

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam teknik wawancara adalah :

a. Menentukan lokasi.

b. Menentukan informan yang akan dijadikan sebagai sumber informasi.

c. Menentukan waktu upacara

d. Membuat daftar pertanyaan wawancara, yang memuat hal-hal yang perlu

ditanyakan kepada sumber/informan.

4. Studi Literatur

Studi ini dilakukan untuk mempelajari dari berbagai sumber kepustakaan

yang ada, buku-buku maupun media bacaan lainnya yang berguna dan membantu

dalam mencari sumber informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

objek yang diteliti.

Sumber-sumber yang dijadikan sebagai literatur pada penelitian yang

penulis lakukan, adalah sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan yang

akan dibahas dalam tujuan penelitian.

E.Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas Instumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 219) validitas adalah keadaan

yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur

apa yang akan diukur. Sedangkan menurut Sugiyono (2007, hlm. 173) valid

(10)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diukur. Pada uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas

konstrak (construct validity) sebagai pengukur tingkat validitasnya. Menurut

Sugiyono (2007, hlm. 177), mengemukakan bahwa untuk menguji validitas

konstrak, dapat menggunakan pendapat dari ahli.

2. Uji Reabilitas Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 178) reliabilitas menunjuk pada

satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen

yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data-data yang

dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan

kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, hasilnya tetap akan sama.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik reliabilitas internal yaitu

dengan rumus Alpha. Menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 196),

mengemukakan bahwa rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas

instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal dalam bentuk

uraian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Sebelum peneliti membuat instrumen penelitian, terlebih dahulu yang perlu

disusun kisi-kisi umum yaitu sebuah label yang menunjukkan kaitan antara

variabel yang diteliti dengan sumber data yang akan diambil, metode, dan

instrumen yang akan digunakan (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 151).

Tabel: 3.2.

Kisi-kisi Hubungan Variabel, Sumber Data, Metode, dan Instrumen Penelitian

No. Variabel Penelitian Sumber Data Metode Instrumen

(11)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan angkung siswa

2. Hasil belajar Daftar nilai Tes Soal tes

Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai metode dan instrumen

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Observasi

Berdasarkan instrumen pengamatan yang digunakan, maka peneliti

melakukan observasi langsung dengan menggunakan observasi tidak tersruktur,

(Sugiyono, 2007: 205) yakni observasi yang tidak menggunakan instrumen yang

telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Adapun rambu-rambu

pengamatan dalam pelaksanaan observasi dapat dilihat dalam tabel yang berisi

kisi-kisi pedoman observasi.

No. Indikator Skor Keterangan

1. Perhatian 1,2,3,4 4 : sangat baik

3 : baik

2 : cukup baik

1 : kurang baik 2. Kesenangan

3. Interaksi dengan guru

4. Keaktifan

Tabel: 3.3

kisi-kisi pedoman observasi siswa

2. Tes

Menurut Sukardi (2007: 138) tes merupakan prosedur sistematik dimana

individual yang di tes direpresentasikan dengan suatu set stimuli jawaban mereka

yang dapat menunjukkan ke dalam angka. Dalam tes telah direncanakan sesuai

dengan pilihan hati dan pikiran subjek guna menggambarkan respon yang

(12)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang menggambarkan tingkah laku dari subjek tersebut. Tes merupakan

pengumpul informasiberupa serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelas. Adapun instrumen yang digunakan oleh

peneliti adalah tes memainkan angklung. Tugas ini diberikan saat pre-test dan

post test yang bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan awal dan kemampuan

akhir siswa setelah diberi perlakuan. Berikut adalah penilaian apresiasi

memainkan angklung siswa kelas IV SDN 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan.

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Teknik Memegang Angklung 25

2. Ketepatan ritme 25

3. Kekompakan bermain 25

4. Ekspresi 25

Jumlah skor 100

Tabel: 3.4

Kisi-kisi pedoman penilaian memainkan angklung

G.Teknik Analisis Data

Seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono (2007 : 207) bahwa, analisis data

adalah kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,

mentabulasi data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap

variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan. Data dalam penelitian ini diperoleh data dari mulai observasi langsung

pada obyek penelitian untuk mengungkapkan sejauh mana peningkatan

pemahaman siswa. Observasi langsung dilaksanakan pada kondisi awal

pembelajaran di dalam kelas dan pada saat diberikan perlakuan.

Tujuan analisis dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data

kepastian apakah terjadi pengaruh Penggunaan pengunaan angklung pada

Pembelajaran Tematik Terpadu untuk kelas IV SD Negeri 25 Tanjung Enim.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif

(13)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dicapai oleh peserta didik. Seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono (2007 : 207),

bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi.

Dalam penelitian ini, setelah data dari nilai tes awal (pre-test) dari kelas

eksperimen dan kelas kontrol telah terkumpul, maka langkah awal adalah data

hasil belajar kedua kelas ditabulasikan pada tabel. Kemudian langkah selanjutnya

adalah membandingkan nilai rata-rata (mean) yang dimiliki oleh kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Menurut Tulus Winarsunu (2006 : 29) mean adalah angka yang

diperoleh dengan membagi jumlah nilai (X) dengan jumlah individu atau jumlah

responden (N). Sedangkan menurut Sugiyono (2007:42) mean merupakan teknik

Referensi

Dokumen terkait

oleh CFRP dapat bertambah kekuatan tekannya terhadap beban yang harus Gambar 1.3 Tegangan-Regangan Beton Oleh CFRP.. Dengan demikian dapat diketahui seberapa besar

Sugiyono (2011:162) mengemukakan kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

Effektifitas Implementasi Kebijakan Akselerasi Penuntasan Wajar 9 tahun Bagi Anak Keluarga Miskin ( Studi Evaluasi Kinerja Kebijakan di Kabupaten Cianjur ), Bandung, UPI

Selanjutnya, dalam pandangan bahwa hubungan antarumat beragama dan konflik yang ditimbulkannya itu merupakan tanda dalam sastra, maka unsur dimensi sosial

tercermin di dalam karya sastra baik sastra tertulis maupun tradisi lisan dan dalam upacara tradisi; juga dalam bahasa, dan pada sikap hidup sebagian

“Antena Kupu-Kupu sebagai Sensor Ultra High Frequency (UHF) untuk Mendeteksi Partial Discharge pada Gas Insulation Substation ”.. Jurnal Nasional

makanan cepat saji juga menjadi bagian dari gaya hidup. Menurut data dari PT Fast Food Indonesia Tbk sebagai pemegang hak. waralaba tunggal untuk salah satu merek restauran

OMC pada Nokia mempunyai suatu sistem manajemen jaringan yang disebut NMS/2000, yang terdiri dari kumpulan-kumpulan âtoolsâ untuk pengoperasian dan pemeliharaan jaringan GSM.